Anda di halaman 1dari 23

PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK

KP B
MENENTUKAN KADAR KARBONAT (CO32-) dan BIKARBONAT (HCO3-
) DALAM SAMPEL

83,75

Gelombang 2
Rabu, 23 Februari 2022
Kelompok 6

Agnes Laurensia Latumeten (160221014)


Richky Andreas Lusman (160221035)

Dosen Pembimbing :
Prof. Restu Kartiko Widi, S.Si., M.Si., Ph.D.

Asisten :
Yehezkiel Warren Wijaya
Natasya Oktaviani Oeilex

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SURABAYA
2022
I. Tujuan Percobaan
1. Memahami konsep titrasi asam-basa pada sistem asam biprotik.
2. Mempelajari metode titrasi ion karbonat dan bikarbonat.
3. Menentukan kadar karbonat dan bikarbonat dalam sampel dengan metode
titrimetri (volumetri).
II. Dasar Teori
Dalam menganalisis sebuah senyawa kimia dapat dilakukan dengan
2 metode yaitu analisis secara kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis
kuantitatif adalah metode analisis yang terstruktur yang berhubungan
dengan data kuantitatif berupa angka, grafik, dll yang dilakukan selama
praktikum dilakukan (R. A. Day Jr, A. L. Underwood, 1989:2-6). Salah satu
contoh metode analisis kuantitatif adalah titrimetri. Titrimetri merupakan
metode yang digunakan untuk mengetahui konsentrasi suatu larutan dengan
cara mengukur volume suatu larutan yang diperlukan untuk bereaksi
sempurna (mencapai titik ekuivalen) dengan larutan lainnya yang sudah
diketahui konsentrasi dan volumenya (Y. Yusuf, 2019: 101-102).
Untuk menggunakan metode volumetri, reaksi-reaksi kimia harus
sesuai dengan beberapa persyaratan berikut:
1. Reaksi berlangsung cepat
2. Reaksi harus stoikiometri
3. Terdapat zat Indikator yang digunakan untuk mengetahui titik
akhir titrasi.

Pada praktikum ini digunakan metode titrasi asam-basa untuk


menentukan kadar karbonat dan bikarbonat dalam sampel. Dimana HCl
(asam kuat) berperan sebagai titran sedangkan sampel yang mengandung
karbonat dan bikarbonat sebagai titrat. Dalam melakukan titrasi asam basa
ini digunakan 2 indikator yang berfungsi untuk mengetahui titik akhir titrasi
(titik ekuivalen) yaitu indikator BPB (Bromophenol Blue) dan PP
(Phenolphtalein). Indikator PP akan mengalami perubahan warna menjadi
warna merah muda (pink) pada trayek pH 8,0-9,6 (suasana basa), sedangkan
indikator BPB akan mengalami perubahan warna menjadi kuning kehijauan
pada trayek pH 3,0-4,6 (suasana asam). Ketika mencapai titik ekuivalen
maka titrasi akan dihentikan kemudian dapat menghitung nilai konsentrasi
dari suatu senyawa yg dititrasi tersebut dengan persamaan berikut:

Masam . Vasam . nasam = Mbasa . Vbasa . nbasa

Senyawa asam yang dapat menghasilkan 1 ion hidrogen (H +) per


molekul disebut sebagai asam monoprotik contohnya HCL, HBr, dan
CH3COOH. Sedangkan senyawa yang dapat menghasilkan 2 ion hidrogen
(H+) per molekul disebut asam diprotik contohnya H2CO3, H2SO4, dan H2S
, serta senyawa yang dapat menghasilkan 3 atom hidrogen per molekul
disebut asam triprotik contohnya H3PO4 (R. Chang, 2005:110).

Asam karbonat tergolong ke dalam asam diprotik yang mengalami


2 kali persamaan kesetimbangan sehingga terdapat dua konstanta
kesetimbangan asamnya (Ka) dengan persamaan sebagai berikut:

Setelah melakukan titrasi, praktikan dapat membuat kurva titrasi


asam-basanya seperti contoh kurva titrasi Na 2CO3 100 mL 0,1 M dengan
HCl 0,1 M dapat dilihat sebagai berikut:
Pada gambar kurva titrasi tersebut terlihat bahwa terdapat 2 titik
ekuivalen. Dimana:

1. Titik ekuivalen pertama terjadi pada saat pH sekitar 8,0-9,6 yang


ditandai dengan perubahan warna indikator PP yang mula-mula
berwarna ungu berubah menjadi warna merah muda (pink).
2. Titik ekuivalen kedua terjadi saat pH sekitar 3,0-4,6 yang ditandai
dengan perubahan warna indikator BPB yang awalnya berwarna biru
berubah menjadi kuning kehijauan.

Contoh perhitungan :
A. Menstandarisasi larutan HCl
NHCl . VHCl = NBoraks . VBoraks
Mr Boraks (Na2B4O7) = 201,22 g/mol
B. Menentukan Kadar Karbonat dan Bikarbonat
- Karbonat
NHCl . VHCl = NKarbonat . VKarbonat
𝑀𝐻𝐶𝑙 . 𝑉𝐻𝐶𝑙 . 𝑀𝑟𝐾𝑎𝑟𝑏𝑜𝑛𝑎𝑡
Massa karbonat = 𝑉𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖 𝐾𝑎𝑟𝑏𝑜𝑛𝑎𝑡
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑘𝑎𝑟𝑏𝑜𝑛𝑎𝑡
% (b/b) = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
× 100%
Keterangan :
N = Normalitas (N)
V = Volume (L)
% (b/b) = Persen massa karbonat dalam sampel (%)
Mr karbonat = 60 g/mol
Mr Na2CO3 = 105,99 g/mol
- Bikarbonat
NHCl . VHCl = NBikarbonat . VBikarbonat
𝑀𝐻𝐶𝑙 . 𝑉𝐻𝐶𝑙 . 𝑀𝑟𝐵𝑖𝑘𝑎𝑟𝑏𝑜𝑛𝑎𝑡
Massa bikarbonat =
𝑉𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖 𝐵𝑖𝑘𝑎𝑟𝑏𝑜𝑛𝑎𝑡
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑏𝑖𝑘𝑎𝑟𝑏𝑜𝑛𝑎𝑡
% (b/b) = × 100%
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

Keterangan :
N = Normalitas (N)
V = Volume (L)
% (b/b) = Persen massa bikarbonat dalam sampel (%)
Mr bikarbonat = 61 g/mol
Mr NaHCO3 = 84,01 g/mol
III. Alat dan Bahan
A. Alat :
1. Gelas ukur 100 ml, 3 buah
2. Labu erlenmeyer 250 ml, 3 buah
3. Gelas beker 500 ml, 2 buah
4. Buret 25 ml, 2 buah
5. Hot plate dan magnetik bar, 1 set
6. Corong gelas dan pengaduk gelas
B. Bahan :
1. Larutan HCl 0,1 N
2. Indikator pp (phenolphtalein) dan bpb (brom phenol blue)
3. Sampel karbonat dan bikarbonat

IV. Cara Kerja


A. Menstandarisasi larutan HCl 0,1 N
1. Memasukkan 10 ml larutan Borax 0,1 N ke dalam erlenmeyer
2. Menambahkan 25 ml akuades
3. Menambahkan 3 tetes indikator bpb
4. Menitrasi menggunakan larutan HCl yang akan distandarisasi
hingga warna larutan berubah menjadi kuning kehijauan
5. Mencatat volume larutan HCl yang digunakan
6. Menghitung konsentrasi larutan HCl standar

B. Menentukan Kadar Karbonat dan Bikarbonat


1. Menimbang 0,2 g sampel mengandung karbonat dan bikarbonat
2. Menambahkan 50 ml akuades dan aduk hingga sampel larut
homogen
3. Menambahkan 3 tetes indikator pp, larutan akan berwarna ungu
4. Menitrasi dengan larutan HCl yang telah distandarisasi
5. Menghentikan titrasi saat warna larutan berubah menjadi pink
6. Mencatat volume HCl yang digunakan pada titrasi pertama ini
7. Menambahkan indikator BPB, larutan akan berwarna biru
8. Melanjutkan titrasi larutan sampel dengan larutan HCl standar
9. Menghentikan titrasi saat larutan berwarna kuning kehijauan
10. Mencatat volume larutan HCl yang digunakan
11. Mengulangi langkah 1- 10 sebanyak 3 kali
12. Menghitung volume HCl rerata
13. Menghitung kadar karbonat dan bikarbonat dalam sampel % (b/b)
tersebut
V. Skema Kerja
A. Menstandarisasi larutan HCl 0,1 N

5. Mencatat volume larutan 6. Menghitung konsentrasi


HCl yang digunakan larutan HCl standar
B. Menentukan Kadar Karbonat dan Bikarbonat
VI. Material Safety Data Sheet (MSDS)

Keterangan HCl Indikator PP


Sifat fisis dan kimia - Dapat larut dalam air - Bentuknya padat
pada 20℃ berwarna putih.
- pH 1,2 pada 20℃ - Tidak berbau.
- Cair - Titik lebur 263,7℃
- Tidak berbau - Titik didih > 450 °C
- Tidak berwarna - Tekanan uap <
- Mr = 36,5 g/mol 0,00001 Pa pada 50
- Massa jenisnya 1,00 °C
g/cm3 - Kelarutan dalam air
3,36 mg/l pada 20 °C
Identifikasi Bahaya - Menyebabkan - Dapat menyebabkan
gangguan mata berat. kanker.
- Menyebabkan iritasi - Diduga
pada kulit dan kulit menyebabkan
terbakar. kerusakan genetik.
- Dapat menyebabkan - Diduga dapat
iritasi pernapasan. merusak kesuburan.
Pertolongan - Bila terhirup: hirup - Bila terhirup: hirup
Pertama udara segar, beri udara segar, beri
oksigen atau napas oksigen atau napas
buatan. buatan.
- Bila terkena kulit: ganti - Bila terkena kulit:
baju dan membilas kulit ganti baju dan
dengan air/shower. membilas kulit
- Bila terkena mata: dengan air/shower.
melepas lensa kontak, - Bila terkena mata:
membilas mata dengan melepas lensa kontak,
eye wash shower membilas mata
dengan eye wash
dengan kelopak mata shower dengan
terbuka. kelopak mata terbuka.
- Bila tertelan: segera
minum air putih
paling banyak dua
gelas.
Penanganan dan - Menaati label tindakan - Kenakan pakaian
penyimpanan pencegahan. pelindung.
- Segera ganti pakaian - Jangan menghirup
yang terkontaminasi. zat/campuran.
- Menggunakan krim - Segera ganti pakaian
pelindung kulit yang yang terkontaminasi.
dianjurkan. - Menaati label
- Mencuci tangan dan tindakan pencegahan.
muka setelah bekerja. - Mencuci tangan dan
- Simpan dibawah suhu muka setelah bekerja.
30℃ dan kering. - Simpan di tempat
- Simpan di tempat yang yang tertutup sangat
berventilasi baik dan rapat dan kering.
jauhkan dari sinar - Simpan di tempat
matahari secara yang berventilasi
langsung. baik.
- Simpan di wadah yang - Simpan dalam tempat
tidak terbuat dari terkunci atau di
logam. tempat yang hanya
bisa dimasuki oleh
orang-orang yang
mempunyai
kualifikasi atau
berwenang.
Keterangan Indikator BPB Aquades
Sifat fisis dan kimia - Bubuk padatan - Cair
- Jingga, biru, merah - Tidak berwarna
muda, ungu - Tidak berbau
- Titik didih 279°C - Titik didih 100°C
- Berat molekul = - pH = 7
669.97 g/mol - Tekanan uap 23 hPa
pada 20 °C
- Densitas 1,00 g/cm3
Identifikasi Bahaya - Menyebabkan iritasi - Tidak diklasifikasikan
mata, kulit, dan sebagai bahan
saluran pernapasan. berbahaya
- Dapat menyebabkan
mual dan muntah jika
tertelan
Pertolongan - Bila terhirup: hirup - Tidak diperlukan
Pertama udara segar, beri Tindakan pertolongan
oksigen atau napas pertama yang khusus
buatan. karena tidak
- Bila terkena kulit: berbahaya.
ganti baju dan
membilas kulit dengan
air/shower dan sabun.
- Bila terkena mata:
melepas lensa kontak,
membilas mata dengan
eye wash shower
dengan kelopak mata
terbuka setidaknya
selama 15 menit dan
menggunakan air
hangat.
- Bila tertelan: jangan
memaksakan untuk
muntah kecuali
diarahkan oleh tenaga
medis dan jangan
memberikan
makan/minum ke
orang yang tidak
sadarkan diri.
Penanganan dan - Jauhkan dari panas - Penanganan : Aman
penyimpanan - Jauhkan dari sumber - Tertutup sangat rapat.
api - Suhu penyimpanan
- Jauhkan dari agen yang
pengoksidasi. direkomendasikan,
- Simpan di tempat yang Simpan pada +5°C
tertutup sangat rapat, hingga +30°C
kering, sejuk, dan
berventilasi baik.

Keterangan Boraks Na2CO3


(Natrium Karbonat)
Sifat fisis dan kimia - Berbentuk kristal - Berbentuk serbuk
- Berwarna putih - Berwarna putih
- Tidak berbau - pH 11,6 pada 4 g/l
- pH 9,2 pada 47 g/l 25°C
20°C - Tidak berbau
- Titik lebur 75°C - Titik lebur 854°C
- Tekanan uap 0,213 - Titik didih 300°C
hPa pada 20°C pada 1.013 hPa
- Kelarutan dalam air - Densitas 2,53 g/cm3
49,74 g/l pada 20°C pada 20°C
- Kelarutan dalam air
212,5 g/l pada 20°C
Identifikasi Bahaya - Dapat merusak - Menyebabkan iritasi
kesuburan mata yang serius
- Dapat merusak janin
- Menyebabkan iritasi
mata yang serius
Pertolongan - Bila terhirup: cari - Bila terhirup: cari
Pertama udara segar udara segar
- Bila terkena kulit: - Bila terkena kulit:
ganti baju dan membilas kulit dengan
membilas kulit dengan air sebanyak
air/shower. mungkin/shower.
- Bila terkena mata: - Bila terkena mata:
melepas lensa kontak, melepas lensa kontak,
membilas mata dengan membilas mata dengan
eye wash shower eye wash shower
dengan kelopak mata dengan kelopak mata
terbuka setidaknya terbuka setidaknya
selama 15 menit dan selama 15 menit
menggunakan air - Bila tertelan: segera
hangat. minum air putih/susu
- Bila tertelan: segera paling banyak 2 gelas.
minum air putih paling
banyak 2 gelas dan
jangan memberikan
makan/minum ke
orang yang tidak
sadarkan diri.
Penanganan dan - Memakai pakaian - Menaati label
penyimpanan pelindung Tindakan pencegahan
- Jangan menghirup - Menggunakan krim
zat/campuran. pelindung kulit.
- Menaati label - Cuci tangan dan muka
Tindakan pencegahan setelah bekerja.
- Menggunakan krim - Simpan di tempat
pelindung kulit. yang tertutup sangat
- Cuci tangan dan muka rapat dan berventilasi
setelah bekerja. baik.
- Simpan di tempat - Simpan di dalam
yang tertutup sangat tempat yang terkunci
rapat dan berventilasi atau di tempat yang
baik. hanya bisa dimasuki
- Simpan di dalam oleh orang yang
tempat yang terkunci berwenang.
atau di tempat yang
hanya bisa dimasuki
oleh orang yang
berwenang.

Keterangan NaHCO3
(Natrium Bikarbonat)
Sifat fisis dan kimia - Berbentuk serbuk
- Berwarna putih
- Tidak berbau
- pH 8,6 pada 50 g/l 20°C
- Titik lebur 270°C
- Densitas 2,22 g/cm3 pada 20°C
- Kelarutan dalam air 96 g/l pada 20°C
- Berat molekul 84.01 g/mol
Identifikasi Bahaya - Bahan ini tidak diklasifikasikan
sebagai berbahaya menurut undang-
undang Uni Eropa. Tapi dapat
menyebabkan mual, muntah, dan
iritasi ringan.
Pertolongan Pertama - Bila terhirup: cari dan hirup udara segar
- Bila terkena kulit: ganti baju, membilas
kulit dengan air sebanyak
mungkin/shower.
- Bila terkena mata: melepas lensa
kontak, membilas mata dengan eye
wash shower.
- Bila tertelan: segera minum air putih
paling banyak 2 gelas.
Penanganan dan penyimpanan - Menaati label Tindakan pencegahan.
- Mengganti pakaian jika terkena bahan
tersebut.
- Cuci tangan setelah bekerja.
- Simpan di tempat yang tertutup sangat
rapat dan kering.

VII. Data Hasil Percobaan dan Pengolahan Data


Data Hasil Percobaan
Volume borax yang dibuat = 100 mL
Massa borax yang tertimbang = 1,004 gram
A. Standarisasi HCl

Volume Borax (mL) Volume Akuades Volume HCl (mL)


(mL)

10 25 10,4

10 25 10,3

10 25 9,6
Volume Rata-Rata HCl 10,1
B. Penentuan Kadar Karbonat dan Bikarbonat

Volume Sampel Volume HCl (1) Volume HCl (2)


(mL) (mL) (mL)

10 7,1 14

10 6,9 14,6

10 7,5 13,8

Volume rata-rata HCl 7,167 14,133

Pengolahan Data
A. Standarisasi HCl
10,4+10,3+9,6
Volume HCl rata-rata =
3
= 10,1 mL

Na2B4O7.10H2O(aq) + 2HCl(aq) → 4H3BO3(aq) + 2NaCl(aq) + 5H2O(l)


Valensi boraks = 2
Mr = 201,22 g/mol
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑏𝑜𝑟𝑎𝑥 1000
N boraks = 𝑀𝑟 𝑏𝑜𝑟𝑎𝑥
× 𝑣 (𝑚𝐿) × 𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖
1,004 1000
N boraks = 201,22 × 100
× 2 = 0,09979 N

NHCl . VHCl rata-rata = NBoraks . VBoraks


NHCl . 10,1 = 0,09979 . 10
0,9979 . 10
NHCl = = 0,0988 N
10,1

B. Penentuan Kadar Karbonat dan Bikarbonat


Titrasi pertama
7,1+6,9+7,5
Volume HCl rata-rata = = 7,167 mL
3

Valensi karbonat = 1
NHCl . VHCl (1) = NKarbonat . VKarbonat
MHCl . VHCl (1) . Valensi = MKarbonat . VKarbonat . Valensi
0,0988 . 7,167.10−3
MKarbonat = = 0,0708 M
1 . 0,01
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐾𝑎𝑟𝑏𝑜𝑛𝑎𝑡 1
MKarbonat = × 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚 𝑘𝑎𝑟𝑏𝑜𝑛𝑎𝑡
𝑀𝑟 𝐾𝑎𝑟𝑏𝑜𝑛𝑎𝑡

𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐾𝑎𝑟𝑏𝑜𝑛𝑎𝑡 1
0,0708 = 60
× 0,01

Massa Karbonat = 0,04248 gram

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑘𝑎𝑟𝑏𝑜𝑛𝑎𝑡
Kadar karbonat % (b/b) = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
× 100%
0,04248
Kadar karbonat % (b/b) = × 100%
0,2

Kadar karbonat % (b/b) = 21,24 %

𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐾𝑎𝑟𝑏𝑜𝑛𝑎𝑡
Kadar karbonat (% b/v) = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
× 100 %

0,04248
Kadar karbonat (% b/v) = × 100 %
10

Kadar karbonat (% b/v) = 0,4248 %

Titrasi kedua
14+14,6+13,8
Volume HCl rata-rata = 3
= 14,133 mL

Volume HCl rata-rata 2 – 1 = 14,133 – 7,167 =6,966 mL


Valensi bikarbonat = 1
NHCl . VHCl rata-rata (2-1) = NBikarbonat . VBikarbonat
MHCl . VHCl rata-rata(2-1) . Valensi = MBikarbonat . VBikarbonat . Valensi
0,0988 . 6,966.10−3
MBikarbonat = = 0,0691 M
1 . 0,01

𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐵𝑖𝑘𝑎𝑟𝑏𝑜𝑛𝑎𝑡 1
MBikarbonat = × 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚 𝑏𝑖𝑘𝑎𝑟𝑏𝑜𝑛𝑎𝑡
𝑀𝑟 𝐵𝑖𝑘𝑎𝑟𝑏𝑜𝑛𝑎𝑡

𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐵𝑖𝑘𝑎𝑟𝑏𝑜𝑛𝑎𝑡 1
0,0691 = × 0,01
61

Massa Bikarbonat = 0,04215 gram

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑏𝑖𝑘𝑎𝑟𝑏𝑜𝑛𝑎𝑡
Kadar bikarbonat % (b/b) = × 100%
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

0.04215
Kadar bikarbonat % (b/b) = 0,2
× 100%

Kadar bikarbonat % (b/b) = 21,075 %


𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐵𝑖𝑘𝑎𝑟𝑏𝑜𝑛𝑎𝑡
Kadar bikarbonat (% b/v) = × 100 %
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

0,04215
Kadar bikarbonat (% b/v) = × 100 %
10

Kadar bikarbonat (% b/v) = 0,4215 %

VIII. Pembahasan

Dalam praktikum kali ini dilakukan praktikum untuk menentukan


kadar karbonat dan bikarbonat yang ada dalam sampel dengan
menggunakan titrasi asam-basa. Yang pertama dilakukan dalam praktikum
ini adalah menstandarisasi larutan HCl 0,1 N dengan larutan Borax (larutan
baku primer) [NaB4O7.10H2O] 0,1 N. Hal ini perlu dilakukan karena larutan
HCl merupakan larutan baku sekunder yang sifatnya mudah menguap dan
bereaksi dengan karbon dioksida (CO2) di udara sehingga perlu ditentukan
konsentrasinya pada saat praktikum terlebih dahulu. Larutan Borax dipilih
sebagai larutan baku primer karena memiliki berat molekul yang besar, tidak
higroskopis, ekonomis, dapat dimurnikan dengan kristalisasi, dan mudah
ditemukan. Standarisasi HCl ini dilakukan dengan memipet 10 mL larutan
borax ke dalam Erlenmeyer. Kemudian menambahkan 25 mL aquades dan
3 tetes indikator BPB yang memiliki rentang pH 3-4,6 dan pada saat pH 3,0
berubah menjadi warna kuning dan pada saat pH 4,6 berubah warna menjadi
biru.

Larutan borax bersifat basa lemah sedangkan larutan HCl bersifat


asam kuat. Penambahan aquades kedalam larutan borax membuat borax
terdisosiasi menjadi ion natrium (Na+), ion tetraborat (B4O72-), dan
penambahan aquades juga bertujuan untuk mempermudah mengamati
perubahan warna sebagai titik akhir titrasi.

Volume borax yang dibuat sebanyak 100 mL dan massa borax yang
tertimbang sebanyak 1,004 gram. Standarisasi ini dilakukan dengan
memipet 10 mL larutan borax ke dalam Erlenmeyer setelah itu
menambahkan 25 mL aquades dan 3 tetes indikator BPB. Larutan boraks
yang bersifat basa lemah ini dititrasi dengan HCl yang merupakan basa kuat,
sehingga saat mencapai titik akhir titrasi maka warna larutan berubah
menjadi kuning kehijauan karena terbentuk ion hidronium dan larutan
menjadi larutan asam (pH < 4,6). Reaksi yang terjadi saat standarisasi HCl
adalah :

Na2B4O7.10H2O(aq) + 2HCl(aq) → 4H3BO3(aq) + 2NaCl(aq) + 5H2O(l)

Kurva titrasi antara borax (basa lemah) dengan larutan asam klorida
(asam kuat) dengan menggunakan indikator BPB sebagai berikut:

Standarisasi larutan HCl dengan larutan borax dilakukan sebanyak


3 kali untuk memberikan hasil yang lebih akurat dengan menggunakan
titrasi asam basa yang melihat perubahan warna untuk menandai titik akhir
titrasi, setelah itu didapatkan 3 data volume larutan HCl yang digunakan
yaitu 10,4 mL, 10,3 mL, dan 9,6 m. Dari data tersebut didapatkan volem
rata-rata HCl yang digunakan yaitu 10,1 mL dan diperoleh konsentrasi
larutan HCl berdasarkan pengolahan data sebesar 0,0988 N.

Kemudian, praktikum dilanjutkan untuk menentukan kadar karbonat


dan bikarbonat dalam larutan sampel. Dengan menggunakan larutan HCl
0,0988 N dapat menentukan kadar karbonat dan bikarbonat dalam sampel
larutan Natrium Karbonat (Na2CO3). Untuk menentukan kadar karbonat dan
bikarbonat menggunakan 2 indikator berbeda yaitu indikator PP dan BPB.
Indikator PP memiliki rentang pH 8,0-9,6 jika didalam larutan asam atau
netral (pH<8,0) tidak berwarna dan akan berubah menjadi merah muda jika
dalam larutan basa (pH >8,0), sedangkan indikator BPB memiliki rentang
pH 3-4,6 dan pada saat pH 3,0 berubah menjadi warna kuning dan pada saat
pH 4,6 berubah warna menjadi biru. Penggunaan dua indikator ini bertujuan
untuk menandakan dua titik akhir titrasi.

Penentuan kadar karbonat dan bikarbonat diawali dengan


menimbang 0,2 gram sampel yang mengandung karbonat dan bikarbonat
kemudian menambahkan akuades sebanyak 10 mL lalu diaduk hingga
homogen. Akuades ini digunakan untuk melarutkan sampel dan
memperjelas penglihatan saat titik akhir titrasi tercapai yang ditandai
dengan perubahan warna. Kemudian menambahkan 3 tetes indikator PP,
mula-mula larutan sampel tidak berwarna namun pada saat mendekati titik
akhir titrasi larutan akan mulai berubah warna sampai pada titik akhir titrasi
yang ditandai dengan adanya perubahan warna menjadi merah muda (pink)
pada rentang pH 8,0-9,6 (basa lemah) . Reaksi yang terjadi antara Na2CO3
dan HCl adalah : CO32- (aq) + HCl (aq) → HCO3- (aq) + Cl- (aq). Volume larutan
HCl yang digunakan dari awal titrasi hingga mencapai titik akhir titrasi
pertama dengan menggunakan indikator PP adalah sebanyak 7,1 mL, 6,9
mL, 7,5 mL dengan rata-rata volume HCl yang digunakan adalah 7,167 mL.
Setelah itu, didapatkan kadar karbonat dalam sampel sebanyak 21,24 % b/b
dan 0,4248 % b/v.

Kemudian menambahkan indikator BPB untuk menentukan kadar


bikarbonat dalam sampel. Saat ditambahkan indikator BPB, larutan berubah
warna menjadi laru. Rentang pH indikator BPB adalah 3,0-4,6 dan pada saat
pH 3,0 berubah menjadi warna kuning dan pada saat pH 4,6 berubah warna
menjadi biru. Setelah itu, melanjutkan titrasi dengan larutan HCl dan
dihentikan saat larutan berubah menjadi warna kuning kehijauan atau pada
saat pH rendah (asam). Volume larutan HCl yang dibutuhkan sebanyak 14
mL, 14,6 mL, dan 13,8 mL dengan rata-rata volume HCl yang digunakan
adalah 14,133 mL. Kemudian untuk menentukan kadar bikarbonat volume
HCl kedua harus dikurangi dengan volume HCl pertama sehingga
didapatkan volumenya 6,966 mL hal ini bertujuan untuk mengeliminasi
volume rata-rata HCl yang dibutuhkan untuk menentukan kadar karbonat.
Setelah itu, didapatkan kadar bikarbonat dalam sampel adalah 21,075 % b/b
dan 0,4215 % b/v. Reaksi yang terjadi adalah : HCO3- (aq) + HCl (aq) → H2CO3
(aq) + Cl- (aq) . Berikut merupakan kurva titrasi penentuan kadar karbonat dan
bikarbonat dengan menggunakan 2 indikator berbeda yaitu indikator PP dan
indikator BPB yang menghasilkan 2 titik ekuivalen yang berbeda juga
sebagai berikut :

IX. Kesimpulan
Titrasi asam basa atau titrasi asidi-alkalimetri adalah metode analisis
kuantitatif untuk menentukan konsentrasi suatu larutan asam atau basa
dengan menggunakan titrasi larutan standar basa atau asam yang telah
diketahui konsentrasinya. Titrasi asam-basa termasuk kedalam titrasi
titrimetri atau volumetri.
Dalam menentukan kadar ion karbonat dan bikarbonat dilakukan
titrasi sebanyak dua kali dan menggunakan dua indikator berbeda yaitu
indikator PP dan indikator BPB karena memiliki valensi 2. Titrasi ini
dilakukan dengan terlebih dahulu menstandarisasi larutan HCl. Dalam
menentukan kadar karbonat pada sampel, digunakan indikator PP kemudian
pada akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula tidak
berwarna menjadi pink atau merah muda, sedangkan dalam menentukan
kadar bikarbonat dalam sampel digunakan indikator BPB dan pada akhir
titrasi terjadi perubahan warna menjadi kuning kehijauan.
Pada praktikum ini, didapatkan kadar karbonat dalam sampel yaitu
sebanyak 21,24 % b/b dan 0,4248 % b/v , sedangkan kadar bikarbonat
didapatkan sebanyak 21,075 % b/b dan 0,4215 % b/v
X. Tugas
1. A) Karbonat : CO32- (aq) + HCl (aq) → HCO3- (aq) + Cl- (aq)
B) Bikarbonat : HCO3- (aq) + HCl (aq) → H2CO3 (aq) + Cl- (aq)
2. A) Persamaan untuk menentukan kadar karbonat :
NHCl . VHCl = NKarbonat . VKarbonat
𝑀𝐻𝐶𝑙 . 𝑉𝐻𝐶𝑙 . 𝑀𝑟𝐾𝑎𝑟𝑏𝑜𝑛𝑎𝑡
Massa karbonat =
𝑉𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖 𝐾𝑎𝑟𝑏𝑜𝑛𝑎𝑡
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑘𝑎𝑟𝑏𝑜𝑛𝑎𝑡
% (b/b) = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
× 100%
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑘𝑎𝑟𝑏𝑜𝑛𝑎𝑡
% (b/v) = × 100%
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

B) Persamaan untuk menentukan kadar bikarbonat :


NHCl . VHCl = NBikarbonat . VBikarbonat
𝑀𝐻𝐶𝑙 . 𝑉𝐻𝐶𝑙 . 𝑀𝑟𝐵𝑖𝑘𝑎𝑟𝑏𝑜𝑛𝑎𝑡
Massa bikarbonat = 𝑉𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖 𝐵𝑖𝑘𝑎𝑟𝑏𝑜𝑛𝑎𝑡
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑏𝑖𝑘𝑎𝑟𝑏𝑜𝑛𝑎𝑡
% (b/b) = × 100%
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑏𝑖𝑘𝑎𝑟𝑏𝑜𝑛𝑎𝑡
% (b/v) = × 100%
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

3. Faktor yang mempengaruhi ketepatan titrasi karbonat dan bikarbonat


A) Perubahan warna indikator yang tidak jauh berbeda dari warna
larutan mula-mula sehingga pengamatan titik akhir salah.
B) Perubahan warna indikator yang digunakan terlalu cepat sehingga
berpengaruh terhadap ketepatan penutupan buret ketika mendekati
titik ekivalen.
C) Penimbangan bahan higroskopis tidak dilakukan secara tepat yang
menyebabkan perubahan nilai konsentrasi pada larutan.
XI. Daftar Pustaka

R. A. Day, A. L. Underwood. (2002). Analsis Kimia Kuantitatif Edisi


Keenam. Jakarta: Erlangga.

R. Chang. (2005). Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti Jilid 2 Edisi Ketiga.


Jakarta: Erlangga.

R. K. Widi, A. Budhyantoro. (2017). Modul Praktikum Kimia Analitik.


Surabaya: Departemen MIPA Universitas Surabaya.

Y. Yusuf. (2019). Belajar Mudah Kimia Analisis. Jakarta: EduCenter


Indonesia.

http://smartlab.co.id/assets/pdf/MSDS_AQUADEST_(INDO).pdf diakses
tanggal 14 Februari 2022.

http://smartlab.co.id/assets/pdf/MSDS_DISODIUM_TETRABORATE_D
ECAHYDRATE_(INDO).pdfhttp://smartlab.co.id/assets/pdf/MSDS
_DISODIUM_TETRABORATE_DECAHYDRATE_(INDO).pdf
diakses tanggal 14 Februari 2022.

http://smartlab.co.id/assets/pdf/MSDS_HYDROCHLORIC_ACID_0.5_N
_in_Demin_(INDO)_.pdfhttp://smartlab.co.id/assets/pdf/MSDS_HY
DROCHLORIC_ACID_0.5_N_in_Demin_(INDO)_.pdf diakses
tanggal 13 Februari 2022.

http://smartlab.co.id/assets/pdf/MSDS_PHENOLPHTHALEIN_INDICAT
OR_(INDO).pdf diakses tanggal 13 Februari 2022.

http://smartlab.co.id/assets/pdf/MSDS_SODIUM_BICARBONATE_(IND
O).pdfhttp://smartlab.co.id/assets/pdf/MSDS_SODIUM_BICARBO
NATE_(INDO).pdf diakses tanggal 12 Februari 2022.

http://smartlab.co.id/assets/pdf/MSDS_SODIUM_CARBONATE_(INDO)
.pdf diakses tanggal 12 Februari 2022.

https://www.oxfordlabchem.com/msds/Bromophenol_Blue.pdf diakses
tanggal 13 Februari 2022.

Anda mungkin juga menyukai