Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR I

JUDUL PERCOBAAN

REAKSI ASAM BASA : ASAM POLIBASIS

Disusun oleh :

Nama : Dwi Ambarwati

NIM : 24040120140129

Kelompok : VI

Hari : Rabu

Tanggal : 3 Maret 2021

Asisten : FAZA ILYA SURURIM MASFUFAH

DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2020
PERCOBAAN VI
REAKSI ASAM BASA: ASAM POLIBASIS

I. Tujuan Percobaan

1.1 Mengenal komponen ion polibalisis karbonat dan bikarbonat dalam


larutan.

1.2 Mampu menentukan komponen ion polibasis karbonat dan bikarbonat


dalam latuta.

II. Tinjauan Pustaka

2.1. Teori asam basa

2.1.1 Teori asam basa Arrhenius

Pada tahun 1883 Arhenius mengemukakan teori dalam diseratsinya yaitu


senyawa ionik didalam larutan akan terdissosiasi menjasi ion-ion
penyusunnya.Arhenius berpendapat bahwa asam merupakan zat senyawa yang
menghasilkan H+ dalam air, basa merupakan zat atau senyawa yang
menghasilkan OH- dalam air. Sedangkan reaksi netralisasi adalah reaksi antara
asam dengan basa yang menghasilkan senyawa netral atau biasa disebut dengan
garam (M Panjoto Utomo,2008).

2.1.2 Teori asam basa Bownsted Lowry


Berdasarkan konsep yang dikemukakan oleh Brownsted Lowry, asam adalah zat
yang dapat memberikan ion hidrogen yang bermuatan positif atau biasa disebut proton
(H+) Contohnya HNO3 dan HCl. sedangkan basa(OH-) merupakan suatu zat yang dapat
menerima proton , contohnya NH3 (Fessenden,1986).

2.1.3 Teori asam basa Lewis


Telah dikembangkan konsep Lewis yang lebih umum mengenai asam basa,hal
ini dikarenakan,meskipun banyak reaksi asam basa mencakup perpindahan proton dari
asam ke basa, namun beberapa reaksi asam tidak mencangkup perpindahan proton.
Asam lewis mwrupakan zat yang dapat menerima sepasang elektron, sedangkan basa
lewis merupakan zat yang dapat memberikan sepasang elektron (Fessenden,1986).
2.2 Asam Poliprotik

Asam poliprotik yaitu asam yang menghasilkan ion hidrogen lebih dari satu
tiap molekulnya ketika dilarutkan dalam air. Asam-asam lemah poliprotik akan terurai
atau terionisasi secara bertahap ketika dilarutkan kedalam air,sehingga akan membentuk
beberapa tahapan reaksi kesetimbangan yang memiliki lebih dari satu harga tetapan
kesetimbangan (Chang,2010).

2.3 Indikator PP
Indikator PP merupaka Zat warna yang digunakan sebagai indikator asam-basa,
pada pH dibawah 8,00 dan berwarna merah di atas pH 9,6. senyawa ini digunakan dalam
titrasi yang melibatkan asam lemah dan basa kuat (Basri,1996).

2.4 Indikator Metilen

Indikator metien berwarna orange kemerahan, dalam larutan asam dengan pH kurang
dari 3,1. dalam larutan basa dengan pH di atas 4,4 zat tersebut akan berwarna kuning
(Basri,1996).

2.5 Titrasi

Titrasi merupakan suatu proses penentuan banyaknya suatu larutan dengan


konsentrasi yang diperlukan untuk bereaksi secara lengkap dengan contoh-contoh
tertentu yang akan dianalisis.Zat yang akan ditentukan kadarnya disebut titrant, dan zat
yang telah diketahui kadarnya disebut titer (Ellyna,2017).

2.6. Ion Karbonat

Ion karbonat merupakan ion yang berbentuk planar,berisi kation yang berkaitan
dalam tiga atom oksigen pada sudut segitiga sama sisi. Kelarutan semua karbonat
bersifat netral, kecuali dari logam alkali dan juga amoniumdikarenakan tidak dapat larut
dalam air (vogel,1985).

2.7 Ion Bikarbonat

Ion bikarbonat dapat dibentuk dengan cara mereaksikan ion karbonat bikarbonat
dengan kalsium, maka akan terbentuk ion bikarbonat dikarenakan reaksi dari asam
karbonat yang berlebihan terhadap karbonat normal (Vogel,1985).
III. Metodologi Percobaan

3.1 Alat

 Rak tabung reaksi  Buret

 Tabung reaksi  Coroong

 Erlenmeyer  Pipet tetes

 Gelas beker  Statis klem

3.2 Bahan

 Kertas saring  Indikator fenolftalein (pp)

 Natrium karbonat  Indikator Metil Orange

 Kalsium klorida  HCl 0,1 N

 Amonia (NH3)

3.3 Skema Kerja

3.3.1 Mengenali adanya ion karbonat dan bikarbonat dalam larutan.

10 ml cuplikan
Gelas beker
Penambahan CaCl2
Endapan kalsium
bikarbonat

Endapan Filtrat

Penambahan NH3
Endapan putih
3.3.1 Menghitung banyaknya ion karbonat dan karbonat dan bikarbonat dalam
cairan.

10Erlenmeyer
ml cuplikan

- Penambahan 3 tetes indikator PP.


- Titrasi dengan larutan standar HCl 0,1 N.
- Pencatatan volume HCl yang diperlukan.

10 ml cuplikan
Erlenmeyer

- Penambahan 3 tetes indikator metil oranye.


- Titrasi dengan larutan standar HCl 0,1 N.
- Pencatatan volume HCl yang diperlukan.

Kadar ion karbonat dan


bikarbonat

IV. DATA PERCOBAAN DAN PERHITUNGAN


4.1 Data percobaan

DATA HASIL PERCOBAAN


Volume HCl (ml)
Percobaan Volume Cuplikan
Larutan I Larutan II
Cuplikan I 10 ml 2,6 ml 2,9 ml
Cuplikan II 10 ml 2,3 ml 2,9 ml
Cuplikan III 10 ml 2,9 ml 2,4 ml

4.2 Perhitungan
�1+�2+�3 2,6+2,3+2,9
� V HCL lart1 = = = 2,6 ��
� 3
�1+�2+�3 2,9+2,9+2,4
� V HCL lart 2 = �
= 3
= 2,7 ��
� ��� ���� 1� � ��� � 60000 2,6 � 0,1 � 60000 ��
Kadar karbonat= � �������� ��2��3
= 10
= 1.560 �
(� ��� ���� 2 − � ��� ���� 1)� � ��� � 61000 (2,7−2,6) � 0,1 � 61000
Kadar bikarbonat = � �������� ��2��3
= 10
��
= 61 �
V. Pembahasan

Telah dilakukukan percobaan dengan judul Reaksi Asam Basa : Asam


Polibasis. Pada percobaan 1 bertujuan untuk mengenali adanya ion karbonat dan
bikarbonat dalam suatu cuplikan. Cuplikan yang digunakan dalam percobaan ini
yaitu Na2CO3. Prinsip dari percobaan ini adalah hasil kali kelarutan, dan
menggunakan metode reaksi pengendapan.

Reaksi =

Na2CO3(aq) + CaCl2 (aq) → CaCO3 ↓ (S) + 2NaCl (aq)

CaCO3 (s) + CO2 (g) + H2O (l) → 2HCO3- (aq) + Ca+

Pada percobaan 2 bertujuan untuk menghitung ion karbonat dan bikarbonat dalam
suatu larutan. Prinsip pada percobaan ini adalah reaksi asam basa dan reaksi
netralisasi. Metode yang digunakan yaitu titrasi. Dalam ptoses titrasi antara HCl
0,1 N dan NaCO3 yang berperan sebagai titran adalah HCl yaitu larutan yang
sudah diketahui konsentrasinya, sedangkan NaCO3 berperan sebaga titrat,yaitu
larutan yang belum diketahui konsentrasinya.Dengan menggunakan indikator PP
maka akan dihasilkan larutan berwarna merah muda ketika larutan dalam keadaan
basa, sedangkan untuk l’arutan dalam keadaan asam larutan tersebut berwarna
bening. Kemudian ditambahkan dengan indikator metil orange kemudian warna
berubah menjadi kunung yang berarti bahwa larutan bersifat asam. Penitrasian
dengan HCl dihentikan ketika warna kuning berubah menjadi orange yang berarti
bahwa ion bikarbonat telah habis dan membentuk asam bikarbonat.

Reaksi =

Na2CO3 + 2 HCl → 2 NaCl + H2O + CO3


VI. Kesimpulan

Pada percobaan 1 reaksi antara cuplikan Na2CO3 dengan CaCl2


menghasilkan endapan CaCO3 yang mengandung ion karbonat dan
bikarbonat.Terbentuknya ion karbonat dan bikarbonat tersebut ketika
penambahan NH3 kemudian membentuk endapan putih yang menunjukkan
adanya ion bikarbonat.

Pada percobaan 2 dapat diketahui bahwa hasil menunjukkan adanya ion

karbonat pada Na2CO3 yaitu sebesar 1.560


mg , sedangkan ion bikarbonatnya
L

sebesar 61
mg .
L
DAFTAR PUSTAKA

E Brady, James.1999. Kimia Universitas.Jakarta:Binarupa Aksara.


Fessenden R. 1986. Organic Chemistry 2nd edition.USA:Willard Grant Press Publisher .
Vogel.1985.Buku Teks Analisis Organik Kualitatif Makro dan Semimikro edisi ke-
lima.Jakarta: P.T. Kalman Media Pustaka.
Basri, S.1996. Kamus Kimia,Jakarta:Rineka Cipta.
Chang, Raymond.2010.Chemistry.New York:McGraw-Hill.
Utomo, M Pranjoto.2008.Teori Asam Basa.Makalah Pengabdian Masyarakat Teori
Asam Basa.1
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai