KIMIA DASAR
Acara : 10
Disusun oleh :
Mengetahui,
Asisten Praktikan
A. Judul
Penentuan Kadar Karbonat dan Bikarbonat
B. Tujuan
1. Mengetahui ada tidaknya ion karbonat, bikarbonat dan ion hidroksida
dalam larutan sampel A,B dan C.
2. Menentukan kadar karbonat, bikarbonat dan hidroksida dalam larutan
secara asidimetri dengan menggunakan indikator ganda.
II. HASIL DAN PEMBAHASAN
FAKULTAS TEKNOBIOLOGI
Cara kerja penentuan kadar karbonat dan bikarbonat adalah sampel A,B,
dan C dimasukan kedalam Erlenmeyer sebanyak 25mL. Masing masing
ditambahkan indikator PP sebanyak 3 tetes, larutan digojok, perubahan warna
diamati, jika larutan berwarna pink titrasi pertama dilakukan dengan HCl 0,1N.
Volume dicatat setelah larutan berwarna bening. Indikator MO ditambahkan
sebanyak 3 tetes pada masing masing sampel, titrasi kedua dilakukan dengan HCl
0.1N. Volume dicatat sebagai V2, kadar kabornat, bikarbonat dan hidroksida
dihitung dengan rumus
Karbonat = V terbesar x N HCl x Mr CO3-2 (mg/CO3-2 /mL)
Volume larutan
Keterangan :
V terbesar = volume V1 atau V2 yang paling besar
N HCl = Konsentrasi HCl
V1 = volume titrasi yang pertama
V2 = volume titrasi yang kedua
Volume larutan = volume yang digunakan diawal
Mr = massa molekul relatif (dicari dengan menggunakan Ar)
Ar C = 12
Ar O = 16
Ar H = 1
Dasar perhitungan jika V1 sama dengan V2 maka cuplikan hanya
mengandung ion karbonat saja. Jika V1 lebih kecil dari V2 maka cuplikan
mengandung ion karbonat dan bikarbonat. Jika V1 lebih besar dari V2 maka
cuplikan mengandung ion karbonat dan hidroksida. Berdasarkan praktikum yang
telah dilakukan, diperoleh hasil seperti pada Tabel 1.
LABORATORIUM TEKNOBIO-PANGAN
FAKULTAS TEKNOBIOLOGI
Menurut Tabel 1. Maka yang dihasilkan pada sampel satu dengan V1 1mL
dan V2 nya 2,3mL adalah karbonatnya 0,55mg/mL bikarbonatnya 0,31mg/mL
dan tidak terdapat hidroksida. Pada sampel 2 dengan V1 2,32mL dan V2 2,1mL
didapatkan bahwa karbonatnya 0,56mg/mL, tidak terdapat bikarbonat dan
hidroksidanya 0,01mg/mL. Pada sampel 3 dengan V1 0mL dan V2 0,64mL
didapatkan bahwa karbonatnya 0,15mg/mL bikabornatnya 0,15mg/mL dan tidak
terdapat hidroksidanya. Berdasarkan praktikum dinamakan titrasi indikator ganda
karena titrasi dilakukan dengan dua indikator berbeda, teori ini sama berdasarkan
teori yang disampaikan oleh Rohman dan Gandjar (2007) bahwa indikator ganda
itu sendiri adalah penggunaan lebih dari satu indikator. Indikator yang digunakan
adalah indikator fenolftalein (PP) dan indikator jingga metil. Prinsip yang
digunaka sesuai dengan teori yang disampaikan oleh Chan dan Tan (2016) bahwa
Prinsip yang menentukan kadar karbonat dan bikarbonat adalah dengan
menambahkan HCl dan mengikat ion H+, mengubah CO32- menjadi HCO3- dan
kemudian HCO3- menjadi CO2.
Indikator fenolftalein bekerja pada suasana basa oleh karena itu ketika
larutan ditambah indikator fenolftalein, larutan yang berwarna merah muda
menandakan bahwa larutan tersebut bersifat basa, teori ini sesuai dengan yang
disampaikan oleh Apriani dkk (2016) yang menyatakan bahwa
Indikator fenolftalein (pp) merupakan indikator pembanding dalam proses titrasi
basa kuat-asam kuat, hasil yang diperoleh menunjukkan rentang pH yaitu 9,83-
4,20 dengan hasil warna merah muda menjadi tidak berwarna.
Titrasi pertama hanya dilakukan pada larutan berwarna merah muda hingga
larutan menjadi bening yang menandakan bahwa ion karbonat (CO32-) dalam
LABORATORIUM TEKNOBIO-PANGAN
FAKULTAS TEKNOBIOLOGI
larutan telah diubah menjadi ion bikarbonat (HCO3-). Titrasi kedua dilakukan
dengan methyl orange hingga larutan menjadi orange kemerahan untuk
mengetahui banyaknya seberapa banyak asam yang ada di dalam sampel.. Titrasi
kedua ini mengubah ion bikarbonat menjadi asam karbonat, pernyataan ini sesuai
dengan teori yang disampaikan oleh Suirta (2010) bahwa metil jingga mempunyai
trayek pH 3,1 – 4,4 dan pKa 3,46 , berwarna merah dalam keadaan asam dan
berwarna kuning dalam keadaan basa.
Titrasi dilakukan dengan titran asam kuat yaitu HCl. Larutan HCl
ditambahkan ke sampel yang mengandung ion karbonat (CO32-) dan bikarbonat
(HCO3-) dapat mengubah ion tersebut menjadi asam karbonat (H2CO3).
Pengukuran kadar karbonat dan bikarbonat dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor
seperti penentuan titik akhir titrasi yang kurang tepat dengan keberadaan
kontaminan pada alat yang digunakan.
Sampel A mengandung karbonat sebanyak 0,55mg/mL dan bikarbonat
sebanyak 0,31mg/mL. Sampel B mengandung karbonat sebanyak 0,56mg/mL dan
hidroksida 0,01mg/mL. Sampel C mengandung karbonat sebanyak 0,15mg/mL
dan bikabornat sebanyak 0,15mg/mL.
LABORATORIUM TEKNOBIO-PANGAN
FAKULTAS TEKNOBIOLOGI
III. KESIMPULAN
Apriani, F., Idiawati, N. dan Destiarti, L. 2016. Ekstrak Metanol Buah Lakum
(Cayratia trifolia (L.) Domin) Sebagai Indikator Alami Pada Titrasi Basa
Kuat Asam Kuat. JKK, 5 (4): 74-78.
Ningsih, R.D., Natasyah, E., Ananta, S., Fitra, P., Rahmi, N. dan Novianty R.
2019. Pembelajaran konsep asidimetri dan stoikiometri menggunakan
chemcollective’s virtual chemistry laboratory. Seminar Nasional
Pemberdayaan Masyarakat.
FAKULTAS TEKNOBIOLOGI
LAMPIRAN
LABORATORIUM TEKNOBIO-PANGAN
FAKULTAS TEKNOBIOLOGI
FAKULTAS TEKNOBIOLOGI