Anda di halaman 1dari 5

TUJUAN

1. Mahasiswa mampu melakukan percobaan dan menentukan kadar karbonat dan bikarbonat
dalam suatu sampel.
2. Mahasiswa mampu melakukan percobaan dan menentukan kadar Natrium karbonat
(Na2CO3) dalam soda pencuci
DASAR TEORI
Titrimetri atau dapat disebut juga dengan volumetri adalah analisa melalui
pengukuran volume suatu zat dimana zat yang akan dianalisis dibiarkan bereaksi dengan
zat lain yang konsentrasinya diketahui dan dialirkan dari buret dalam bentuk larutan.
Konsentrasi larutan yang tidak diketahui (analit) kemudian dihitung. Syaratnya adalah
reaksi harus berlangsung secara cepat,reaksi berlangsung kuantitatif dan tidak ada reaksi
samping. Selain itu jika reagen penitrasi yang diberikan berlebih,maka harus dapat
diketahui dengan suatu indikator (S.M.Khopkar,2010).
Volume pada jumlah reagen yang ditambahkan tepat sama dengan yang diperlukan
untuk bereaksi sempurna oleh zat yang dianalisis disebut sebagai titik ekuivalen.
Sedangkan volume dimana perubahan warna indikator tampak oleh pengamat merupakan
titik akhir. Titik ekuivalen dengan titik akhir tidaklah sama. Perbedaan antara titik akhir
dan titik ekuivalen disebut sebagai kesalahan titik akhir. Kesalahan titik akhir adalah
kesalahan acak yang berbeda untuk setiap sistem. Kesalahan nilainya dapat dihitung.
Dengan menggunakan metode potensiometri dan konduktometri kesalahan titik akhir
ditekan sampai nol. Metode titrimetric atau volumemetri secara garis besar dapat
diklasifikasikan dalam empat kategori yaitu titrasi asam-basa, titrasi redoks, titrasi
pengendapan dan titrasi kompleksometri (S.M.Khopkar,2010).
Indikator adalah suatu zat yang warnanya berbeda-beda sesuai dengan konsentrasi
ion-hidrogen. Indikator mumnya merupakan suatu asam atau basa organik lemah yang
dipakai dalam larutan yang sangat encer. Asam atau basa yang tak terdisosiasi mempunyai
warna yang berbeda dengan hasil disosiasinya. Perubahan warna terjadi dalam daerah
jangka pH yang sempit tapi tertentu (Svehla,1990).
Ion bikarbonat biasanya dititrasi sebagai basa dengan titran kuat yang ditunjukkan
dengan reaksi
CO32- + H3O+ --> HCO3- + H2O

I-1
HCO3- + H3O+ --> H2CO3 + H2O
Fenolftalein dengan skala pH dari 8 hingga 9,6 adalah indikator yang cocok untuk titik
akhir pertama, karena pH sebuah larutan N4HCO3 adalah ½ (pKa1 + pKa2) atau 8,35.
Metil orange dengan skala pH 3,1 hingga 4,4 cocok untuk titik akhir yang kedua. Sebuah
larutan CO2 jenuh mempunyai pH sekitar 3,9. Tidak satupun titik akhir terlihat tajam
namun yang kedua dapat secara luas ditingkatkan dengan menghilangkan CO 2. Biasanya
sampel-sampel yang hanya mengandung sodium karbonat dinetralisasi sampati titik metil
orange. Dan asam yang berlebih tersebut dititrasi denga basa standar (Underwood, 2002).
Ftenolftalein diubah menjadi merah jambu oleh karbonat yang larut dan dijadikan tak
berwana oleh bikarbonat yang larut. Maka jika karbon dioksida yang dibebaskan oleh
asam encer dari karbonat dibuat berkontak dengan suatu larutan fenolftalein yang telah
diwarnai merah jambu oleh natrium karbonat karbon dioksida ini bisa diidentifikasi dari
hilangnya warna itu
CO2 + CO32- + H2O --> 2HCO3-
Konsentrasi larutan kabonat harus sedemikian sehingga warna itu tak dapat dihilangkan
oleh karbon dioksida dalam atmosfer (Svehla, 1990)
ALAT DAN BAHAN
ALAT BAHAN
1. Labu takar 100 mL. 2 buah 9. Heater 1 buah
2. Pipet volume 10 mL. 1 buah 10. Termometer 1 buah
3. Erlenmeyer 250 mL. 2 buah 11. Larutan tugas.
4. Botol pencuci. 1 buah 12. Larutan HCI 0,1 N
5. Buret. 1 buah 13. Indikator PP
6. Pipet tetes. 3 buah 14. Indikator MO
7. Statif 1 buah 15. Larutan BaCl2
8. Klem holder 1 buah 16. Aquades.
PROSEDUR
Penentuan kadar karbonat dan bikarbonat dengan 2 indikator
penentuan kadar karbonat dan bikarbonat dengan 1 indikator
A
Mulai
Mulai

Tambahkan 2-3 tetes MO hingga warna menjadi kuning


Larutan
Larutan tugas,
tugas, aquades,
aquades, indikator
indikator PP,
PP, HCl
HCl 0,1N,
0,1N, indikator MO
Tidak
I-2
Mengencerkan larutan tugas hingga 100mL di dalam labu takar Larutan berwarna kuning
Mengencerkan larutan tugas hingga 100mL di dalam labu takar
ke dalam
ambil erlenmeyer
larutan 250mL
tugas 5mL kemudian
dengan encerkan
pipet dan dengan
masukkan aquades 15mL
ke erlenmeyer dan encerkan dengan air mendidih 15mL
5 mL larutan tugas dengan pipet dan memasukkannya ke dalam Lakukan
erlenmeyer 250mL
titrasi dengan larutan HCl 0,1N

-3 tetes indikator PP
PEMBAHASAN Tidak
Menambahkan 15mL
 Panaskan larutan aquades
hingga 70oC dan menambahkan 5mL BaCl2
Tujuan dari dilakukannya percobaan asidi-alkalimetri adalah untuk menentukan kadar
Tidak
karbinat dan bikarbonat dalam larutan dengan menggunakan Larutan berwarna merah
arna merah muda Tidak dua indikator dan satu indikator.
Serta menambahkan
membandingkan 2-3hasil
tetespercobaan
PP
Timbul endapandengan teoritis. Pada percobaan
Ya dengan menggunakan
Ya dua indikator, digunakan indikator PP (fenolftalein) dan indikator MO (metyl orange). Untuk
Tidak
percobaan dengan menggunakan satu indikator, digunakan Mencatat volume
indikator HCl larutan pertama
PP pada
larutan HCl 0,1N  Larutan berwana merah
Titrasi muda
dengan larutan HCl 0,1N 
dan larutan BaCL2 yang menghasilkan endapan BaCO3 sebagai indikator pada larutan kedua.
Ya
Pada percobaan pertama dengan dua indikator Tidakdilakukan langkah pertama yaitu
Tidak
Titrasi dengan larutan HCl 0,1N 
rwarna bening mengencerkan larutan tugas Endapan pada labuhilang
takar Menghitung
hingga 100mL.
massapenggunaan
karbon dan labu takar dipilih
bikarbonat
karena labu takar berfungsi untuk membuat Ya larutan dengan volume eksak (Underwood, 2002).
Ya
Setelahberwarna
Larutan itu, memipet
beninhglarutan dengan pipet volume sebanyak 20mL dan memasukkannya
olume HCl Catat volume HCl
ke dalam erlenmeyer 250mL lalu ditutup dengan alumunium foildan
massa karbon agar tidak terkontaminasi
bikarbonat
dengan unsur-unsur di udara. Tujuan pengenceran adalah agar konsentrasi yang digunakan tidak
Hitung massa karbonat dan bikarbonat
CatatSehingga
volume HCl
terlalu besar. proses titrasi lebih cepat dan menghemat titran. Aquades digunakan
pengenceran karena sifatnya netral (Underwood,2002) selesai
Massa karbonat dan bikarbonat
A telah diencerkan diberi dua tetes PP sebagai indikator karena pH natrium
Larutan yang
karbonat adalah 8,35 dengan skala pH PP 8,0 sampai 9,6 yang dapat merubah warna larutan
menjadi merah
selesaimuda. Kemudian larutan tugas dititrasi dengan HCl 0,1N yang dapat merubah
warna larutan menjadi bening. Setelah itu, ditambahkan dua tetes MO karena pH natrium
bikarbonat yang dihasilkan dari reaksi natrium karbonat dengan HCl adalah 3,9. Hal itu sesuai
dengan trayek pH MO yaitu 3,3 sampai 4,4 sehingga larutan berwarna kuning. Kemudian larutan
tugas dititrasi lagi dengan HCl 0,1N yang dapat mengubah warna menjadi kuning kemerahan
saat titik akhir titrasi tercapai (Underwood,2002).
Pada percobaan dengan satu indikator, larutan tugas dibagi menjadi dua larutan. Larutan
tugas yang telah diencerkan diambil menggunakan pipet sebanyak 20mL dan memasukkannya
ke dalam erlenmeyer 250mL. lalu ditambahka indikator PP sehingga larutan menjadi merah
muda. Larutan tersebut dititrasi dengan HCl 0,1N sampai larutan berwana bening. Ion karbonat
dititrasi sebagai basa dengan titran asam kuat mengacu pada reaksi
CO32- + H2O HCO3- + H2O...........................................(1)
HCO3- + H3O+ H2CO3 + H2O.........................................(2)
(Underwood,2002)

I-3
Sedangkan pada larutan kedua ditambahkan BaCl2 sebanyak5mL agar terbentuk endapan
yang akan hilang ketika dititrasi dengan HCl dan membuat larutan jernih kembali. Hal tersebut
untuk meminimalkan galat karbonat seperti penggunaan barium hidroksida sebagai titran. CO 2
diserap oleh larutan basa (ion karbonat). Terlihat endapan barium karbonat
Ba2+ + 2OH-+ CO2 BaCO3 + H2O...........................................(3)
(Underwood,2002)
Pada percobaan asidi alkalimetri yang telah dilakukan dpat diperoleh data yang disajikan
pada tabel berikut.
Tabel 1 Percobaan dengan 2 Indikator
No Larutan Tugas Indikator Vol Analit Vol Titran
1. Na2CO3 + NaHCO3 100mL PP 20mL 2,4mL
2. Na2CO3 + NaHCO3 100mL MO 22,4mL 3,6mL

Tabel 2 Percobaan dengan 1 Indikator


No Larutan Tugas Indikator Vol Analit Vol Titran
1. Na2CO3 + NaHCO3 100mL PP 20mL 2,7mL
2. Na2CO3 + NaHCO3 100mL BaCl2 25mL 5mL

Melalui data yang telah didapatkan maka dapat dilakukan perhitungan untuk memperoleh
massa karbonat dan bikarbonat dari larutan tugas. Percobaan dengan 2 indikator massa
karbonatnya yaitu 127,2mg dengan galat -20%. Sedangkan untuk massa bikarbonatnya adalah
50,4mg dengan galat -70%. Untuk percobaan dengan 1 indikator massa karbonatnya yaitu
111,3mg dengan galat -30% dan massa bikarbonatnya adalah 33,6mg dengan galat -80%.
Melalui hasil perhitungan galat didapatkan massa sebenarnya dari karbonat adalah 159mg dan
bikarbonat adalah 168mg.
Timbulnya galat pada percobaan ini karena beberapa hal. Galat pasti disebabkan
instrumen yang tidak dikalibrasi secara benar seperti buret yang meneteskan titran terus-
menerus. Galat tidak pasti tidak dapat ditentukan apa penyebab pastinya dan tidak dapat
dihindarkan jika pengukuran dilakukan oleh manusia. Pada percobaan asidi alkalimetri yang
telah dilakukan galat negatif terjadi karena larutan HCl yang diberikan masih kurang atau
penambahan aquades terlalu banyak. Hal tersebut juga dapat dikarenakan kurang telitinya
praktikan dalam menggunakan skala ukur untuk menghitung volume (Underwood,2002).

I-4
Kesalahan lain bisa saja terjadi karena praktikan disuruh berhenti menitrasi saat
percobaan dengan menggunakan 1 indikator disuruh berhenti ketika 5mL namun, larutan tugas
masih berbentuk suspensi. Faktor kesalahan yang lain adalah alat yang digunakan tidak bersih
sehingga zat pada larutan tercampur zat lain dan kesalahan praktikan dalam membaca meniskus
bawah buret (Yurida,2013).
KESIMPULAN
Simpulan dari praktikum asidi-alkalimetri adalah
1. Massa Na2CO3 yang diperoleh dalam percobaan menggunakan 2 indikator adalah
127,2mg dengan galat -20% dan massa sebenarnya 159mg.
2. Massa Na2CO3 yang diperoleh dalam percobaan menggunakan 1 indikator adalah
111,3mg dengan galat -30% dan massa sebenarnya 159mg.
3. Massa NaHCO3 yang diperoleh dalam percobaan menggunakan 2 indikator adalah 50,4
mg dengan galat -20% dan massa sebenarnya 168mg.
4. Massa NaHCO3 yang diperoleh dalam percobaan menggunakan indikator adalah 33,6mg
dengan galat -20% dan massa sebenarnya 168mg.
DAFTAR PUSTAKA
Day,R.A dan A.L. Underwood. 2002. “Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam”. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Khopkar S.M. 2010. “Konsep Dasar Kimia Analitik”. Jakarta: UI-Press.
Svehla G. 1990. “Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro”. Jakarta: PT. Kalman
Media Pusaka.
Yurida, dkk. 2013. “Asidi Alakalimetri”. Vol.19. hh. 1-8.

I-5

Anda mungkin juga menyukai