Anda di halaman 1dari 24

MODUL V

TITRASI POTENSIOMETRI

KELOMPOK I/Kamis
Alfredo Junianto Tarigan
NRP : 02211940000094
Muhamad Majid Alifan
NRP : 02211940000090

ASISTEN
Mabrur Zanata
NRP : 02211640000013

Tanggal Percobaan : 16 April 2020


Tanggal Pengumpulan Laporan : 23 April 2020
TUJUAN
1. Menentukan titik akhir reaksi netralisasi secara potensiometri dan dengan indikator.
DASAR TEORI
Titrasi Potensiometri adalah suatu metode analisis volumetri dengan pengukuran
potensial sel (dengan sebuah elektrode indikator dan sebuah elektroda pembanding). Pada
metode titrasi potensiometri titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan potensial yang
mencolok. Sistem ini memperoleh ketelitian yang lebih baik daripada titik ekivalen yang
ditandai dengan warna maupun endapan. [ CITATION Suy04 \l 1033 ]
Elektrode indikator mendapat potensial yang bergantung pada pH larutan dan dalam
praktik elektrode kaca dipakai sebagai elektrode indikator. Sedangkan elektrode pembanding
harus mempunyai potensial yang tetap, tak bergantung pada pH larutan, potensial elektrode
indikator dapat dibandingkan dalam berbagai larutan. Dalam hal ini, elektrode kalomel
(jenuh) digunakan sebagai elektrode pembanding. [ CITATION GSv90 \l 1033 ]
Selanjutnya pH elektroda harus dikalibrasi dengan dua (atau lebih) buffer standar
dipilih supaya pH yang tidak diketahui (pH larutan yang akan diukur) berada dalam kisaran
standar. Untuk mengkalibrasi elektroda, celupkan ke dalam buffer standar yang pH-nya
mendekati 7 dan biarkan elektroda seimbang dengan pengadukan selama setidaknya satu
menit. Kemudian mengatur pembacaan pH meter untuk menunjukkan pH buffer standar.
Kemudian cuci elektroda dengan air, keringkan, dan rendam dalam standar kedua yang pH-
nya lebih jauh dari 7 daripada pH standar pertama. Masukkan buffer kedua pada meteran.
Terakhir, celupkan elektroda ke yang tidak diketahui, aduk cairan, biarkan pembacaan stabil,
dan baca pH [ CITATION Dan06 \l 1033 ]
ALAT DAN BAHAN
Alat Bahan
1. pH Meter 1. Larutan H3PO4 0,2 F
2. Mikro buret. 2. Larutan Na3PO4 0,2 F
3. Erlenmeyer 250 ml 3. Larutan NaOH 0,5 F dan HCI 0,5 F
4. Beaker glass 300 ml 4. Larutan indikator MM dan PP
5. Pipet volume 10 ml 5. Aquadest
6. Pengaduk magnit.
7. Kertas tisue

V-1
PROSEDUR
A. Menentukan titik akhir H3PO4 dan A
A
Na3PO4 dengan potensiometri

Mulai Mencatat Ph, E, Mencatat Ph, E,


V NaOH V HCl
Menghidupkan PH meter

Titik
Ekivalen
Larutan H3PO4 Larutan Na3PO4
0,2 F 0,2 F
Selesai
Memipet 10 Memipet 10 mL
mL ke beaker ke beaker glass 3 B. Menentukan titik akhir H3PO4
glass 1 dan 2 dan 4
dengan indikator

Menambahkan Menambahkan
aquades hingga Mulai
aquades hingga
1 1
volume volume beaker
2 2
beaker glass Larutan H3PO4 0,2 F
glass dan diaduk
dan diaduk
Memipet H3PO4 10 mL ke
Memasukkan erlenmeyer 1 dan 2
Memasukkan
kedua electrode
kedua electrode
ke dalam
ke dalam larutan Mengencerkan larutan dengan
larutan
aquades 50 mL

Menentukan Menentukan pH Menambahkan 2 tetes MM hingga


pH dan E dan E warna merah

Menitrasi Menitrasi dengan NaOH 0,5 F


Menitrasi
dengan NaOH
dengan HCl 0,5
0,5 F dan
menambah F dan Tidak
1mL menambah 1mL
Larutan
warna
Tidak Tidak kuning

pH=11 pH=2,6
Ya
E=300mv E=2,25mv
Mencatat Volume NaOH

Ya Ya
B
A A

V-2
B
Mencatat volume NaOH
C

Titik ekivalen H3PO4 Menitrasi dengan HCl 0,5 F


Memipet H3PO4 10 mLke
erlenmeyer 3 dan 4 Tidak
Larutan
Mengencerkan larutan dengan warna merah
aquades 50 mL
Ya
Menambahkan 2 tetes dan tidak
mempengaruhi warna Mencatat volume HCl

Menitrasi dengan NaOH 0,5 F Titik ekivalen


Na3PO4

Tidak Memipet V 10 mL ke
Larutan erlenmeyer 3 dan 4
warna merah

Mengencerkan larutan dengan


Ya aquades 50 mL

Titik ekivalen Menambahkan 2 tetes PP


H3PO4 hingga larutan berwarna merah
Menitrasikeunguan
dengan HCl 0,5 F

Selesai
Tidak
C. Menentukan titik akhir Na3PO4 dengan Larutan
bening
indikator
Selesai Ya
Mencatat volume HCl
Larutan Na3PO4 0,2 F Titik ekivalen
Na3PO4
Memipet Na3PO4 10 mL ke
erlenmeyer 1 dan 2
Selesai
Mengencerkan larutan dengan
aquades 50 mL

Menambahkan 2 tetes MM hingga


warna larutan menjadi kuning

V-3
PEMBAHASAN
Tujuan dari percobaan titirasi potensiometri ini adalah menentukan titik akhir reaksi
netralisasi dengan cara potemsiometri dan dengan indikator. Percobaan pertama adalah titrasi
dengan indikator menggunakan analit larutan H3PO4 0,2 F dan titran NaOH 0,5 N serta analit
0,2 F Na3PO4 dengan titran 0,5 N HCl . Langkah pertama yang dilakukan adalah
mempersiapkan empat buah erlenmeyer sebagai wadah analit. Dua wadah pertama diisi
dengan larutan H3PO4 0,2 F sedangkan 2 wadah lainnya diisi larutan Na3PO4 0,2 F dengan
volume masing-masing adalah 10 mL. Pengisian dilakukan dengan cara memipet masing-
masing larutan menggunakan pipet volume 10 mL. Tujuan penggunaan erlenmeyer adalah
untuk memudahkan proses titrasi karena diameter bagian leher erlenmeyer tersebut tidak
terlalu besar sehingga mudah untuk dipegang dan larutan juga tidak mudah tumpah.
Kemudian tujuan penggunaan pipet volume 10 mL adalah agar pengukuran menjadi lebih
akurat. Diameter pipet volume yang kecil disertai dengan garis batas pipet volume yang hanya
berjumlah satu membuat pengamatan menjadi lebih mudah.
Langkah selanjutnya adalah mengencerkan semua larutan dengan aquades 50 mL.
Tujuan pengenceran sendiri adalah untuk memperkecil konsentrasi larutan sehingga
meghemat penggunaan titran. Selain itu, pengenceran juga bertujuan agar reaksi berlangsung
cepat sesuai dengan salah satu syarat titrasi. [ CITATION Ada08 \l 1033 ]
Setelah itu salah satu erlenmeyer yang berisi larutan H 3PO4 diisi dengan dua tetes
indikator MM dan erlenmeyer lain yang juga berisi larutan H 3PO4 diisi dengan dua tetes
indikator PP. Larutan H3PO4 yang ditetesi dengan MM akan berwarna merah, sedangkan yang
ditetesi dengan PP akan berwarna bening. [ CITATION Dan06 \l 1033 ]
Demikian juga halnya dengan erlenmeyer yang berisi larutan Na3PO4. Salah
satu erlenmeyernya diisi dengan dua tetes indikator MM dan erlenmeyer lainnya diisi
dengan dua tetes indikator PP. Penambahan indikator bertujuan untuk mengetahui titik
akhir titrasi (dimana kita akan mengakhiri titrasi). Dimana nantinya akan terjadi
perubahan warna pada larutan pada titik akhir titrasi.[ CITATION Dan06 \l 1033 ]
Larutan H3PO4 yang ditetesi MM akan berubah menjadi warna merah dan
ketika dititrasi dengan NaOH larutan akan berubah menjadi warna kuning pada titik
akhir titrasi. Perubahan warna ini terjadi karena indikator MM berada pada rentang pH
4,8-6 dengan perubahan warna dari merah menjadi kuning. Sedangkan larutan H3PO4
yang ditetesi PP tidak akan berubah warna dan ketika dititrasi dengan NaOH akan
berubah warna menjadi merah pada titik akhir titrasi. Hal ini terjadi karena indikator
PP berada pada rentang pH 8-9,6 dengan perubahan warna dari bening menjadi merah.
Pada larutan Na3PO4 yang ditetesi dengan MM akan berwarna kuning dan ketika

V-4
dititrasi dengan HCl berubah warna menjadi merah pada titik akhir titrasi. Hal ini
kebalikan dari H3PO4 yang ditetesi MM yang berubah dari merah ke kuning
dikarenakan Na3PO4 yang memiliki pH tinggi (basa) akan berubah menjadi rendah
(asam). Sementara itu, larutan Na3PO4 berubah warna menjadi merah keunguan ketika
ditetesi dengan PP dan akan berubah warna menjadi bening ketika dititrasi dengan
HCl pada titik akhir titrasi. Perubahan ini juga kebalikan dari H 3PO4 yang ditetesi PP
dikarenakan Na3PO4 berubah dari pH tinggi ke pH rendah. [ CITATION Dan06 \l 1033 ]
Reaksi yang terjadi pada titik akhir titrasi analit H 3PO4 dengan titran NaOH
menggunakan indikator MM adalah sebagai berikut :
H3PO4(aq) + NaOH(aq) NaH2PO4(aq) + H2O(l) ……………(1)
Reaksi yang terjadi pada titik akhir titrasi analit H 3PO4 dengan titran NaOH
menggunakan indikator PP adalah sebagai berikut :
H3PO4(aq) + NaOH(aq) NaH2PO4(aq) + H2O(l) …………....(2)
Na2HPO4(aq) + NaOH(aq) Na3PO4(aq) + H2O(l) .…………..(3)
Sedangkan reaksi yang terjadi pada titik akhir titrasi analit Na 3PO4 dengan
titran HCl menggunakan indikator PP adalah sebagai berikut :
Na3PO4(aq) + HCl(aq) Na2HPO4(aq) + NaCl(aq) …………..(4)
Na2HPO4(aq) + HCl(aq) NaH2PO4(aq) + NaCl(aq) …………..(5)
Reaksi yang terjadi pada titik akhir titrasi analit Na 3PO4 dengan titran HCl
menggunakan indikator MM adalah sebagai berikut :
NaHPO4(aq) + HCl(aq) H3PO4(aq) + NaCl(aq) ………….(6)
Setelah titrasi dihentikan maka catat volume titran dari masing-masing analit.
Erlenmeyer yang berisi H3PO4 dan ditetesi dengan MM karena titrannya adalah NaOH
maka dicatat volume NaOH yang dibutuhkan pada titik akhir titrasi. Begitu juga
dengan H3PO4 yang ditetsi dengan PP dicatat volume NaOH yang dibutuhkan pada
akhir titrasi. Sedangkan untuk larutan Na3PO4 dikarenakan titrannya adalah HCl maka
catat volume HCl pada Na3PO4 yang ditetesi dengan MM dan PP.
Data titrasi dengan indikator disajikan dalam bentuk tabel.
Tabel 1. Titrasi dengan analit H3PO4 dan titran NaOH
Sampel Titrasi 1 Volume Titrasi 2 Volume Indikator
NaOH (ml) NaOH (ml)
H3PO4 5,00 5,10 MO
H3PO4 15,90 16,00 PP
Dari data tabel di atas maka titrasi dengan analit H 3PO4 dan titran NaOH
dengan indikator MO diperoleh volume NaOH pada titik akhir titrasi adalah 5 mL dan
5,1 mL. Sedangkan volume NaOH yang digunakan untuk menitrasi H3PO4 dengan
indikator PP pada titik akhir titrasi adalah 15,90 mL dan 16 mL.
V-5
Kemudian dilakukan titrasi dengan cara potensiometri. Langkah awal yang
dilakukan adalah menghidupkan pH meter dan membiarkannya selama kurang lebih
15 menit agar pH meter mencapai kesetimbangan termal dan elektris. Setelah itu,
dilakukan kalibrasi dengan cara mencelupkan elektrode pada larutan buffer. Sesuaikan
pH yang ditunjukkan pH meter dengan pH buffer. Lalu masukkan ke dalam aquades
baru kemudian digunakan untuk mengukur pH larutan uji. Pengkalibrasian dilakukan
untuk menjaga keakuratan pengukuran. [ CITATION GSv90 \l 1033 ]
Percobaan dilakukan dengan memipet 10 mL larutan H 3PO4 dan dimasukkan
beaker glass 300 mL. Penggunaan beaker glass bertujuan untuk mempermudah
elektrode masuk ke dalam larutan. Langkah berikutnya adalah menambahkan aquades
hingga 100 mL agar elektroda indikator tercelup sepenuhnya. Alasan elektroda harus
tercelup semuanya adalah agar elektroda dapat membaca dengan baik pH larutan yang
sedang diukur. Langkah selanjutnya adalah ditambahkan volume titran secara bertahap
mulai dari 1 mL kemudian diukur pHnya begitu seterusnya hingga pH=11 dan E=300
mV. Hal yang sama juga dilakukan terhadap larutan Na3PO4. Larutan Na3PO4 dipipet
10 mL dan dimasukkan ke dalam beaker glass. Lalu tambahkan aquades 100 mL agar
elektroda terendam sepenuhnya. Setelah itu, volume titran ditambahkan secara
bertahap mulai dari 1 mL dan diukur pHnya begitu seterusnya hingga pH=2,6 dan e=
2,25 mV
Kemudian setelah dilakukan pengukuran dan pengamatan grafik maka
didapatkan titik ekivalen yang pertama dari larutan H3PO4 adalah ketika volume titran
NaOH 7,65 mL. Sedangkan titik ekivalen yang kedua dari larutan H3PO4 adalah ketika
volume titran NaOH 16,03 mL.
Setelah mengetahui titik ekivalen melalui metode titrasi potensiometri ini
langkah selanjutnya yang dilakukan adalah menghitung persentase kesalahan dari
indikator MM dan PP yang didefinisikan sebagai:
V TE−V TA indikator
Kesalahan indikator ( % )= x 100 %
V TE
Sehingga didapatkan persentase kesalahan pada titrasi H3PO4 dengan NaOH dengan
indikator MO adalah 33,985 %. Sedangkan persentase kealahan pada titrasi H3PO4 dengan
NaOH dengan indikator PP adalah 0,4985 %
SIMPULAN
1. Titik akhir titrasi dengan indikator MO larutan H3PO4 dengan titran NaOH pada percobaan
pertama dan kedua terjadi ketika volume titran NaOH 5,1 mL dan 5 mL.
2. Titik akhir titrasi dengan indikator PP larutan H3PO4 dengan titran NaOH pada percobaan
pertama dan kedua terjadi ketika volume titran NaOH 15,9 mL dan 16 mL.
V-6
3. Titik ekivalen titrasi potensiometri larutan H3PO4 dengan titran NaOH menggunakan pH
meter terjadi ketika volume titran NaOH 7,65 mL dan 16,03 mL.
4. Persentase kesalahan titrasi larutan H3PO4 menggunakan titran NaOH dengan indikator MO
adalah 33,985% . Sedangkan persentase kesalahan larutan H3PO4 dengan titran NaOH
menggunakan indikator PP adalah 0,4985%
DAFTAR PUSTAKA
Adam Wiryawan, d. (2008). Kimia Analitik. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan .
Harris, D. C. (2006). Quantitative Chemical Analysis. USA: W.H Freeman and Company.
Suyanta, d. (2004). Penggunaam ESI La Untuk Penentuan Ion Lantanum. Jurnal Praktikum,
4.
Svehla, G. (1990). Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta:
PT. Kalman Media Pusaka.

V-7
APPENDIKS
 Apa perbedaan titik akhir dan titik ekuivalen?
Titik akhir titrasi adalah keadaan dimana titrasi dihentikan oleh karena sudah terjadi
perubahan warna pada larutan sesuai dengan rentang warna indikator. Titik ekivalen
adalah titik dimana jumlah mol titran secara stoikiometri setara dengan jumlah mol
analit.[ CITATION Reg06 \l 1033 ]
 Pada alat potensiometer/ph meter perlu dilakukan kalibrasi, apakah itu kalibrasi? Dan
apa yang dikalibrasi pada alat tersebut? Menggunakan reagen apa untuk kalibrasi?
Pada pH meter perlu dilakukan kalibrasi. Kalibrasi bertujuan untuk mengetahui
ketepatan pembacaan pH meter. Kalibrasi adalah pengecekan dan pengaturan akurasi
dari alat ukur dengan cara membandingkannya dengan standar/tolak ukur. [ CITATION
NiL17 \l 1033 ] Bagian yang dikalibrasi adalah elektrode dari pH meter. Reagen yang
digunakan untuk kalibrasi ini adalah larutan buffer dengan pH 7, pH 4, dan pH 9,2
tetapi umumnya cukup menggunakan dua larutan buffer saja pH 7 dan pH 4.[ CITATION
Kul15 \l 1033 ]
 Buatlah grafik penentuan titik ekivalen berdasarkan data pH x ml NaOH yang
ditambahkan dan tentukan titik ekivalennya.
Berikut ini adalah tabel data dan grafik dari titrasi dengan potensiometri
ml NaOH pH ∆pH E (mV) ∆E
0 2,57 285 -3,5
1 2,63 0 281,5 -5,8
2 2,73 0,1 275,7 -5,8
3 2,83 0,1 269,9 -7,5
4 2,95 0,12 262,4 -10,1
5 3,12 0,17 252,3 -5,6
5,5 3,21 0,09 246,7 -7,1
6 3,33 0,12 239,6 -7,8
6,5 3,46 0,13 231,8 -12,4
7 3,67 0,21 219,4 -20,7
7,5 4,01 0,34 198,7 -73,8
8 5,25 1,24 124,9 -68,8
8,5 6,38 1,13 56,1 -34,4
9,5 6,96 0,58 21,7 -14,3
10,5 7,19 0,23 7,4 -13,9
11,5 7,43 0,24 -6,5 -12,8
12,5 7,64 0,21 -19,3 -14
13,5 7,87 0,23 -33,3 -17,8
14,5 8,17 0,3 -51,1 -12,9
15 8,38 0,21 -64 -27,8
15,5 8,84 0,46 -91,8 -85,8
16 10,27 1,43 -177,6 0

V-8
16,5 11,08 0,81 -177,6 -48,7
17,5 11,46 0,38 -226,3 -23,1
18,5 11,68 0,22 -249,4 -13
19,5 11,83 0,15 -262,4 -8,3
20,5 11,94 0,11 -270,7 -7,1
21,5 12,03 0,09 -277,8 -5,4
22,5 12,14 0,11 -283,2 -3,5

Dari grafik didapatkan volume titik ekivalen I adalah 7,65 mL dan volume titik ekivalen
II adalah 16,03 mL.
 Berapakah nilai kesalahan indikator MO dan PP pada praktikum ini?
Untuk menjawab pertanyaan ini maka akan disertakan pula tabel titrasi dengan indikator

Sampel Titrasi 1 (ml) Titrasi 2 (ml) Indikator


H3PO4 5,00 5,10 MO
V-9
H3PO4 15,90 16,00 PP
Kesalahan indikator dapat dirumuskan sebagai:

V TE−V TA indikator
Kesalahan indikator ( % )= x 100 %
V TE
Maka kesalahan indikator MO pada titrasi 1 adalah
7,65 mL−5 mL
Kesalahan indikator MO titrasi 1 ( % ) = x 100 %
7,65 mL
Kesalahan indikator MO titrasi 1 ( % ) =34,64 %

Kesalahan indikator MO pada titrasi 2 adalah :


7,65 mL−5,1 mL
Kesalahan indikator MO titrasi 2 ( % ) = x 100 %
7,65 mL
Kesalahan indikator MO titrasi 2 ( % ) =33,33 %
Sehingga rata-rata kesalahan indikator MO adalah :
34,64 % +33,33 %
Rata−rata kesalahanindikator MO=
2
Rata−rata kesalahanindikator MO=33,985%

Sedangkan Kesalahan indikator PP pada titrasi 1 adalah :


16,03 mL−15,90 mL
Kesalahan indikator PPtitrasi 1 ( % )= x 100 %
16,03 mL
Kesalahan indikator PP titrasi 1 ( % )=0,81 %
Kesalahan indikator PP pada titrasi 2 adalah
16,03 mL−16 mL
Kesalahan indikator PPtitrasi 2 ( % )= x 100 %
16,03 mL
Kesalahan indikator PPtitrasi 2 ( % )=0,187 %
Sehingga rata-rata kesalahan indikator PP adalah
0,81 %+0,187 %
Rata−rata kesalahanindikator PP=
2
Rata−rata kesalahanindikator PP=0,4985 %
 Indikator mana yang paling baik untuk praktikum penentuan kadar P dalam H3PO4?
Indikator yang paling baik untuk praktikum penentuan kadar P dalam H 3PO4 adalah
indikator PP karena rata-rata kesalahan indikator PP lebih kecil daripada indikator
MO.
 Tuliskan reaksi yang terjadi berdasarkan titik ekivalen dan titik akhir yang diperoleh?
Reaksi berdasarkan titik akhir titrasi dengan indikator MO dan titik ekivalen I titrasi
potensiometri
H3PO(aq) + NaOH(aq) NaH2PO4(aq) + H2O(l)
Reaksi berdasarkan titik akhir titrasi dengan indikator PP dan titik ekivalen II titrasi
potensiometri

V-10
H3PO(aq) + NaOH(aq) NaH2PO4(aq) + H2O(l)
NaH2PO4(aq) + NaOH(aq) Na2HPO4(aq) + H2O(l)

V-11
V-12
V-13
V-14
V-15
V-16
V-17
V-18
V-19
V-20
V-21
V-22

Anda mungkin juga menyukai