Anda di halaman 1dari 141

P A S IR B E S I D I I N D O N E S IA

G eol ogi , E k spl or asi dan P em anf aat anny a

TIM PENYUSUN

Prima Muharam Hilman


Sabtanto Joko Suprapto
Dwi Nugroho Sunuhadi
Armin Tampubolon
Rina Wahyuningsih
Denni Widhyatna
Bambang Pardiarto
Rudy Gunradi
Franklin
Koswara Yudawinata
Deddy T Sutisna
Dedeh Dinarsih
Sukaesih
Euis Tintin Yuningsih
Candra
Penny Oktaviani
Retno Rahmawati
Raden Maria Ulfa
Indra Sukmayana
Irfan Ostman

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


BADAN GEOLOGI
PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
2014

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a |1


P A S IR B E S I D I I N D O N E S IA
G eol ogi , E k spl or asi dan P em anf aat anny a

Penasihat
Kepala Badan Geologi

Pengarah
Kepala Pusat Sumber Daya Geologi

Penanggungjawab
Prima Muharam Hilman

Editor
Sabtanto JokoSuprapto
Dwi Nugroho Sunuhadi

Redaktur
Rina Wahyuningsih
Denni Widhiyatna

Desain Grafis
Candra
Rizki Novri Wibowo

Sekretariat
Ella Dewi Laraswati
Penny Oktaviani

Diterbitkan oleh:

Pusat Sumber Daya Geologi – Badan Geologi


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
Jalan Soekarno Hatta No. 444 Bandung 40254
Telp. (022) 5226270, 5205572, Fax. (022) 5206263
website : www.esdm.go.id, http://psdg.bgl.esdm.go.id
email : psdg@bgl.esdm.go.id
ISBN:9786022928060

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a |2


KATA PENGANTAR

Atlas Geokimia Daerah Kalimantan Bagian Timur Laut merupakan seri


kelima Atlas Gokimia Regional Sistematik Indonesia, setelah seri: Kesatu
(Sumatera Bagian Utara), Kedua (Sumatera Bagian Selatan), Ketiga (Sulawesi 2°
ke selatan) dan Keempat (Sulawesi 2° ke utara).
Penyelidikan geokimia sedimen sungai di daerah Kalimantan Bagian Timur
Laut merupakan Proyek CTA39, yaitu proyek kerjasama Pemerintah Republik
Indonesia (Direktorat Sumberdaya Mineral) dengan Pemerintah Republik Perancis
(BRGM - Bureau de Recherches Geologiques et Miniers), sebagai kelanjutan dari
program penyelidikan geotektonik dan potensi mineral di wilayah Kepulauan Sunda
Kecil (sebelah timur Bali).
Publikasi hasil penyelidikan ini untuk menyajikan data bagi berbagai pihak
yang berkepentingan. Potensi daerah penyelidikan yang secara keseluruhan
merupakan daerah terpencil dapat lebih terungkap. Sehingga dapat menjadi
pemicu berkembangnya pembangunan di daerah penyelidikan.
Dengan telah tersusunnya atlas ini, diucapkan terimakasih kepada berbagai
pihak yang telah membantu, terutama seluruh personil yang terlibat pada
pengambilan sampel geokimia dan penyelidikan lapangan.

Bandung, Agustus 2014

Penyusun

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a |3


DAFTAR ISI

Hal
KATA PENGANTAR Iii

DAFTAR ISI Iv

Bab 1 Pendahuluan 1

Bab 2 Geologi 2

Bab 3 Eksplorasi Pasir besi 5

Bab 4 Analisis Laboratorium Conto Pasir Besi 24

Bab 5 Penambangan Pasir besi 35

Bab 6 Pengolahan Pasir Besi 42

Bab 7 Konservasi Pasir besi 50

Bab 8 Kegunaan, Peluang, dan Kendala Pemanfaatan 53

Bab 9 Kegiatan Inventarisasi oleh Pusat Sumber Daya Geologi 61


Bab 10 Potensi Pasir Besi di Indonesia 63

Peristilahan 125
Daftar Pustaka 131

1. PENDAHULUAN

Pasir besi adalah endapan pasir yang mengandung partikel besi


(magnetit), yang terdapat di sepanjang pantai, terbentuk karena proses
penghancuran oleh cuaca, air permukaan dan gelombang terhadap batuan
asal yang mengandung mineral besi seperti magnetit, ilmenit, oksida besi,
kemudian terakumulasi serta tercuci oleh gelombang air laut. Pasir besi ini
biasanya berwarna abu-abu gelap atau kehitaman. Secara umum pasir
besi terdiri dari mineral opak yang bercampur dengan butiran-butiran

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a |4


mineral seperti kuarsa, kalsit, felspar, amfibol, piroksen, biotit, dan turmalin.
Pasir besi terdiri dari magnetit, titaniferous magnetit, ilmenit, limonit, dan
hematit. Pasir besi terutama berasal dari batuan basaltik dan andesitik
volkanik (www.tekmira.esdm.go.id). Pasir besi secara umum, banyak
dipakai dalam industri diantaranya sebagai bahan baku pabrik baja dan
bahan magnet dengan mengambil bijih besinya, pabrik keramik dan bahan
refractory dengan mengambil silikatnya (Austin, 1985).
Pasir besi umumnya merupakan pasir besi pantai yang banyak
tersebar antara lain di sepanjang pantai barat Sumatera, pantai selatan
Jawa dan Bali, pantai-pantai Sulawesi, Nusa Tenggara Timur, Maluku dan
pantai utara Papua. Beberapa lokasi telah dilakukan eksplorasi, bahkan
eksploitasi, namun sebagian besar lagi belum dilakukan eksplorasi atau
kalaupun sudah dieksploitasi tidak dilakukan melalui tahapan eksplorasi
yang benar.
Selandia Baru adalah salah satu negara di dunia yang membuat
baja dari pasir besi. Dibandingkan dengan bijih besi import, pasir
titanomagnetit Selandia Baru menyediakan bahan baku yang relatif
berkualitas tinggi, mengandung 58-60% besi dari konsentrasi beratnya.
Magnetit adalah oksida besi dengan komposisi Fe3O4. Titanomagnetit
Selandia Baru juga mengandung sedikit titanium, mangan, vanadium, dan
elemen lain. Begitu juga dengan Cina yang sudah sejak lama
menggunakan pasir besi sebagai bahan baku pembuatan besi baja.

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a |5


2. GEOLOGI

2.1 Genesa
Pasir Besi adalah partikel yang mengandung besi (magnetit),
terdapat di sepanjang pantai, terbentuk karena proses penghancuran
batuan asal oleh cuaca, dan air permukaan, yang kemudian tertransportasi
dan diendapkan di sepanjang pantai. Gelombang laut dengan energi
tertentu memilah dan mengakumulasi endapan tersebut menjadi pasir besi
yang memiliki nilai ekonomis.
Mineral ringan dan mineral berat yang mengandung besi diendapkan
dalam bentuk gumuk – gumuk pasir sepanjang dataran pantai, antara lain
di sepanjang pantai barat Sumatera, pantai selatan Jawa dan Bali, pantai-
pantai Sulawesi, Nusa Tenggara Timur, Maluku dan pantai utara Papua.
Endapan ini mengandung mineral utama, seperti magnetit
(Fe3O4/FeO.Fe2O3) hematit (Fe2O3) dan ilmenit (FeTiO3/FeO.TiO2) serta
mineral ikutan pirhotit (FenSn), pirit (FeS2), markasit (FeS2), kalkopirit
(CuFeS2), kromit (FeO,Cr2O3), almandit [Fe3Al2(SiO4)3], andradit
[Ca3Fe2(SiO4)3], SiO2 bebas, serta unsur jejak (trace element) lainnya,
antara lain : Mn, Mg, Zn, Na, K, Ni, Cu, Pb, As, Sb, W, Sn, V, (Wilfred W.,
1939).
Pembentukan endapan pasir besi ditentukan oleh beberapa faktor
antara lain batuan asal, proses perombakan, media transportasi, proses
serta tempat pengendapannya. Sumber mineral endapan pasir besi pantai
sebagian besar berasal dari batuan gunungapi bersifat andesit–basal.
Proses perombakan terjadi akibat dari pelapukan batuan karena proses
alam akibat panas dan hujan yang membuat butiran mineral terlepas dari
batuan.
Media transportasi endapan pasir besi pantai antara lain: aliran
sungai, gelombang, dan arus laut. Proses transportasi membawa material
lapukan dari batuan asal, menyebabkan mineral-mineral terangkut hingga
ke muara, kemudian gelombang dan arus laut mencuci dan memisahkan
mineral-mineral tersebut berdasarkan perbedaan berat jenisnya.
Di daerah pantai mineral-mineral diendapkan kembali oleh
gelombang air laut yang menghempas ke pantai, akibat hempasan tersebut
sebagian besar mineral yang mempunyai berat jenis yang besar akan
terendapkan di pantai, sedang mineral yang berat jenisnya lebih ringan
akan kembali terbawa oleh arus balik kembali ke laut, demikian terjadi

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a |6


secara terus menerus hingga terjadi endapan pasir besi di pantai (Gambar
2.1).
Tempat pengendapan pasir besi umumnya terjadi pada pantai yang
landai, sedangkan pada pantai yang curam sulit terjadi proses
pengendapan.

Gambar 2.1 Proses pembentukan pasir besi

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a |7


2.2 Sifat Fisik Pasir Besi
Pasir besi mengandung mineral besi utama yaitu titanomagnetit
dengan sedikit magnetit dan hematit yang disertai dengan mineral pengotor
seperti kuarsa, piroksen, biotit, dan lain-lain. Pengotor lainnya yang biasa
terdapat dalam pasir besi yaitu fosfor dan sulfur.
Pasir besi berwana abu-abu hingga kehitaman, berbutir sangat
halus dengan ukuran antara 75 – 150 mikron, densitas 2-5 gr/cm3, bobot isi
(Specific Gravity, SG) 2,99-4.23 g/cm3, dan derajat kemagnitan (MD) 6,40
- 27,16%.

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a |8


3. EKSPLORASI PASIR BESI

Eksplorasi pasir besi meliputi urutan kegiatan eksplorasi pasir besi


mulai dari kegiatan-kegiatan sebelum pekerjaan lapangan, saat pekerjaan
lapangan dan setelah pekerjaan lapangan yang dilakukan untuk
mengetahui potensi pasir besi.

3.1 Kegiatan Sebelum Pekerjaan Lapangan


Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai
potensi atau prospek endapan pasir besi serta keadaan geologinya, antara
lain meliputi studi: literatur, penginderaan jarak jauh dan geofisika.
Selain itu dalam kegiatan ini dilakukan juga persiapan dan
penyediaan peralatan lapangan.
3.1.1 Studi Literatur
Studi literatur yang dilakukan meliputi: pengumpulan dan
pengolahan data serta laporan kegiatan sebelumnya.
3.1.2 Studi Penginderaan Jarak Jauh
Jenis data yang dapat digunakan dalam studi ini meliputi : data Citra
Landsat MSS TM/ Tematic mapper, SLAR, Spot image dan foto udara.
Dengan data penginderaan jarak jauh ini dapat dilakukan interpretasi
gejala–gejala geologi yang berguna sebagai acuan dalam eksplorasi
pasir besi.
Metode penelitian yang dilakukan dalam penerapan penginderaan
jarak jauh ini dengan melakukan ekstraksi data penginderaan jarak jauh
yang meliputi :
 Analisis digital image processing: penafsiran data penginderaan
jarak jauh dilakukan dengan pengolahan digital menggunakan
perangkat komputer dan perangkat lunak tertentu untuk melakukan
pengolahan data digital.
 Penafsiran visual dengan menggunakan kriteria penafsiran pada foto
udara meliputi : rona dan warna; ciri morfologi; tekstur
topografi/relief; bentuk dan ukuran obyek; litologi aluvial pantai.

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a |9


3.1.3 Studi Geofisika
Data yang digunakan dalam studi ini merupakan data geofisika
berupa anomali kemagnetan.
3.1.4 Persiapan dan Penyediaan Peralatan Lapangan
Penyediaan peralatan untuk pekerjaan lapangan antara lain: peta
dasar topografi dan peta geologi, alat bor tangan, alat ukur topografi,
palu geologi, kompas geologi, loupe, alat tulis, magnetik pen,
susceptibility meter, Global Positioning System (GPS), kamera, alat gali,
pita ukur, alat preparasi conto, kantong conto dan peralatan
keselamatan kerja.

3.2 Kegiatan Pekerjaan Lapangan


Kegiatan pekerjaan lapangan yang dilakukan antara lain: pemetaan
geologi, pengukuran topografi, pemboran, pembuatan sumur uji,
preparasi conto dan survei geofisika.
3.2.1 Pemetaan Geologi
Pemetaan geologi dalam penyelidikan pasir besi meliputi pemetaan
batas pasir pantai dengan litologi lainnya, sehingga dapat diperoleh
gambaran sebaran endapan pasir besi.
3.2.2 Pengukuran Topografi
Pengukuran topografi dilakukan untuk menggambarkan morfologi
pantai dan perencanaan penempatan titik-titik lokasi pemboran dan
sumur uji serta lintasan geofisika.
Urutan kegiatan yang dilakukan dalam pengukuran topografi adalah
sebagai berikut:
 Penentuan koordinat titik awal pengukuran pada punggungan sand
dune.
 Pembuatan garis sumbu utama (base line) dan
 pengukuran siku-siku untuk garis lintang (cross line).
Garis sumbu utama diusahakan searah dengan garis pantai dan
garis-garis lintang yang merupakan tempat kedudukan titik bor, arahnya
dibuat tegak lurus terhadap sumbu utama dengan interval jarak tertentu.
3.2.3 Geofisika (Geomagnetik)
Metoda geofisika yang digunakan dalam studi ini adalah metoda
geomagnetik yang meliputi: aeromagnetic dan groundmagnetic, namun
jarang diterapkan. Tujuan dari penerapan metode ini adalah untuk
mencari sebaran anomali magnetik daerah pantai yang dieksplorasi.

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 10


Kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
 Penentuan daerah survei secara lateral baik searah pantai maupun
tegak lurus pantai
 Penentuan jalur lintasan terbang (aeromagnetic) dan lintasan
pengukuran (groundmagnetic)
 Pekerjaan perekaman data magnetik
 Pengolahan data
 Pembuatan citra magnetik
 Penentuan anomali yang menggambarkan respon magnetik dari
pasir besi.

Gambar 3.1 Peta sebaran Magnetit Degree (MD) Komposit Daerah Kotakarang, Lampung

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 11


Gambar 3.2 Peta sebaran Berat Jenis (BD) Komposit Daerah Tanjungjati

Gambar 3.3 Penampang endapan pasir besi tegak lurus pantai Blok Kotakarang

3.2.4 Pemboran
Pemboran ini dimaksudkan untuk mengambil conto-conto pasir
besi pantai baik yang ada diatas permukaan laut maupun yang berada
dibawahnya.
Pekerjaan pemboran pasir besi dilakukan dengan menggunakan
bor dangkal baik yang bersifat manual (Doormer) maupun bersifat semi
mekanis (Gambar 3.4).

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 12


Gambar 3.4 Sketsa Bor Tangan Doormer

Kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:


 Penentuan lokasi titik bor
 Setting alat bor
 Pembuatan lubang awal dilakukan dengan menggunakan mata bor
jenis Ivan sampai batas permukaan air tanah.
 Setelah menembus lapisan air tanah, pemboran dilakukan dengan
menggunakan casing yang didalamnya dipasang bailer.
 Pemboran dihentikan sampai batas batuan dasar.
Pengambilan conto pasir besi yang terletak di atas permukaan air
tanah diambil dengan sendok pasir (sand auger) jenis Ivan berdiameter
2,5 inchi, sedangkan conto pasir yang berada di bawah permukaan air
tanah dan bawah permukaan air laut diambil dengan bailer yang
dilengkapi ball valve.
Conto-conto diambil untuk setiap kedalaman 1,5 meter atau setiap
satu meter dan dibedakan antara conto dari horizon A, conto horizon B
dan conto dari horizon C.

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 13


Pola pemboran dan interval titik bor yang digunakan pada pekerjaan
ini disesuikan dengan tahapan survei, sebagai contoh pada tahapan
eksplorasi rinci digunakan pola pemboran dengan interval 100 m x 20 m
(Gambar 3.5).

20 cm

Gambar 3.5 Pola Pemboran dan Nomor Urut Titik Bor Tahap Eksplorasi Rinci

3.2.5 Pembuatan Sumur Uji


Pembuatan sumur uji pada umumnya dilakukan pada pasir besi
undak tua yang telah mengalami kompaksi. Kegiatan ini dimaksudkan
untuk mengambil conto-conto pasir besi pantai sampai pada kedalaman
tertentu sampai mencapai permukaan air dan untuk mengetahui
profil/penampang tegak perlapisan pasir besi.
Kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
 Penentuan lokasi sumur uji.
 Penggalian dengan luas bukaan sumur 1m x 1m atau 1,5m x 1,5m.
 Bila terjadi runtuhan maka dibuat penyangga.
 Pembuatan sumur dihentikan apabila telah mencapai permukaan air
atau telah mencapai batuan dasar.
Pengambilan conto pasir besi dari sumur uji diambil dengan interval
setiap satu meter menggunakan metoda channel sampling, dengan
ukuran 5 cm x 10 cm.

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 14


Gambar 3.6 Pengambilan conto bor pada zona sand dune pasir besi daerah
Tanjung Jati Kecamatan Pesisir Selatan

3.2.6 Preparasi Conto


Proses preparasi di lapangan untuk conto bor dan sumur uji dapat
dilakukan dengan dua metoda, yaitu: increment atau Riffle splitter.
Conto yang diambil harus homogen dari setiap interval kedalaman.
Dengan pengambilan yang cukup representatif akan menjamin ketelitian
dalam analisis kimia, perhitungan sumber daya atau cadangan dari
endapan pasir besi pantai. Pengambilan conto-conto tersebut didasari
oleh prosedur baku dalam eksplorasi endapan pasir besi pantai.
Kegiatan yang dilakukan dalam proses preparasi dengan metoda
increment mengacu pada Japan Industrial Standard (J.I.S ), yaitu :
 Conto pasir hasil pemboran atau sumur uji ditampung pada suatu
wadah dan diaduk hingga homogen
 Conto tersebut di atas dimasukkan dalam kotak increment, diratakan
dan dibagi dalam garis kotak- kotak (Gambar 3.7).
 Conto direduksi dengan menggunakan sendok increment dari kotak
increment, dari tiap-tiap kotak ditampung dalam kantong conto
(Gambar 3.8).
 Conto hasil reduksi kemudian dikeringkan (Gambar 3.9).

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 15


 Conto yang sudah dikeringkan dari tiap – tiap interval dibagi menjadi
3 bagian. Satu bagian untuk conto individu, satu bagian untuk conto
komposit dan satu bagian untuk duplikat.
 Satu bagian conto dari tiap interval digabungkan dengan interval
lainnya menjadi conto komposit.

Gambar 3.7 Sketsa Alat Reduksi Penyontoan dengan Metoda “Increment” (Standar J.I.S.)

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 16


Gambar 3.8 Teknik Penyontoan Pasir Besi Metoda Increment

Gambar 3.9 Pengambilan conto pasir besi dari increment box

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 17


Gambar 3.10 Conto hasil pemboran dikeringkan dengan panas matahari

Kegiatan yang dilakukan dalam proses preparasi dengan metoda


riffle splitter, yaitu :
 Conto pasir hasil pemboran atau sumur uji ditampung pada suatu
wadah dan diaduk hingga homogen, kemudian dikeringkan
 Conto yang telah kering direduksi dengan riffle splitter hingga
mendapatkan berat yang diinginkan (+ 3 kg).
 Conto yang sudah mengalami splitting dari tiap – tiap interval dibagi
menjadi 3 bagian. Satu bagian untuk conto individu, satu bagian
untuk conto komposit dan satu bagian untuk duplikat.
 Satu bagian conto dari tiap interval digabungkan dengan interval
lainnya menjadi conto komposit.
3.2.7. Penentuan Persentase Kemagnetan (MD)
Penentuan persentase kemagnetan diawali dengan pemisahan
mineral magnetik dengan non-magnetik, sebagai berikut:
 Hasil preparasi conto dilapangan sebanyak 1 kg, direduksi hingga +
100 gr menggunakan splitter (conto hasil reduksi).
 Conto hasil reduksi ditaburkan dalam suatu tempat secara merata.
 Pemisahan dilakukan dengan menggerakkan magnet batang 300
gauss berulang-ulang minimal 7 kali di atas selembar kaca setebal 2
mm yang dibawahnya tertabur conto pasir untuk mendapatkan conto
konsentrat yang cukup bersih. Jarak antara magnet batang dengan

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 18


lapisan pasir harus dibuat tetap untuk menghindari perbedaan kuat
medan magnet.
 Konsentrat yang diperoleh dari pemisahan magnet, ditimbang dalam
satuan gram. Dengan membandingkan berat konsentrat dan berat
conto hasil reduksi, maka didapat harga persentase magnetik
dengan rumus :
M.D = Berat Konsentrat X 100 %
Berat conto hasil reduksi

Gambar 3.11 Pemisahan mineral magnetik dengan non magnetit

3.2.8. Penentuan Berat Jenis


Penentuan berat jenis insitu dilakukan dengan cara sebagai berikut:
 Penghitungan volume conto dari bor berdasarkan perhitungan
volume bagian dalam dari casing dengan rumus:

V= π x r2 x t

V= Volume conto
π = Konstanta (3,14)
r = jari-jari bagian dalam casing;
t = ketinggian conto dalam casing.
 Penentuan berat dengan cara menimbang setiap interval conto

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 19


Gambar 3.12 Pengukuran persentase kemagnetan (Magnetic Degree)

3.3. Kegiatan Setelah Pekerjaan Lapangan


Kegiatan setelah pekerjaan lapangan yang dilakukan antara lain:
analisis laboratorium dan pengolahan data.
3.3.1. Analisis Laboratorium
Conto-conto setelah dikumpulkan dilakukan analisis laboratorium.
Pekerjaan analisis laboratorium meliputi analisis kimia dan fisika
(Gambar.3.11)

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 20


Gambar 3.13 Bagan Alir Penyiapan Conto Untuk Analisis Laboratorium

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 21


3.3.1.1. Analisis Kimia
Analisis kimia dilakukan terhadap conto individu untuk mengetahui
kandungan unsur dalam konsentrat, antara lain: Fetotal (FeO dan Fe2O3,
Fe3O4) dan Titan. Analisis kimia dapat dilakukan dengan beberapa
metoda, antara lain: AAS, volumetrik, XRF dan ICP.
3.3.1.2. Analisis Fisika
Analisis fisika yang dilakukan antara lain analisis mineral butir,
analisis ayak, analisis sifat magnetik dan berat jenis.
 Analisis Mineral Butir
Analisis mineral butir dilakukan untuk mengetahui jenis dan persen
berat mineral baik untuk fraksi magnetik maupun nonmagnetik.
Conto yang dianalisis mineral butir berasal dari conto komposit, yang
mewakili wilayah/ blok pemboran.
 Analisis Ayak
Analisis ayak dimaksudkan untuk mengetahui ukuran butiran pasir
besi yang dominan. Analisis ayak dilakukan terhadap conto pilihan
berasal dari bagian-bagian blok interval dalam bentuk conto
komposit berat 500 gram yang dibagi menjadi 6 fraksi, yakni :
1. butiran yang lebih besar + 2 mm atau + 10 mesh
2. butiran antara –2 + 1mm atau –10 + 18 mesh
3. butiran antara –1 + ½ mm atau –18 + 35 mesh;
4. butiran antara –1/2 + ¼ mm atau –35 + 72 mesh;
5. butiran antara –1/4 + 1/8 atau –72 + 150 mesh dan
6. butiran yang lebih kecil dari –1/8 mm.
Masing-masing fraksi jumlahnya dinyatakan dalam persen berat
yang dapat digambarkan dalam bentuk diagram balok sehingga
sebaran fraksi pasir besi yang dominan dapat diketahui (Gambar 3.15).

Analisis Ayak/ Besar Butir

mm -2 + -
+2 1 - 1 + 1/2 -1/2 + 1/4 1/4 + 1/8 1/8
Fraksi -10
+10 -18 + 35 35 + 72 72 + 150
mesh + 18
% Fraksi 0,25 0,35 0,5 13,5 79,5 5,90

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 22


Diagram Balok Sebaran Besar Butir

Komposisi Mineral

+2 -2 + 1 - 1 + 1/2 -1/2 + 1/4 1/4 + 1/8 - 1/8 Total


100 100 40 2 - - 1.05
- - - 3 55 59 45.17
- - - 1 5 5 4.35
- - 40 40 2 5 7.5
- - - 20 37 31 36.43
- - 20 34 1 Tr 5.5

Fe3 O4
Fe2 Ti
O3
Fe2O3
Ca, Mg, Fe, SiO2
Gambar 3.15 Conto Hasil Analisis Ayak

 Analisis Berat Jenis


Analisis berat jenis dimaksudkan untuk mengetahui berat jenis pasir
besi. Analisis dilakukan dengan cara conto asli (crude sand) seberat
100 gram dimasukkan ke dalam air yang diketahui volumenya di
dalam gelas ukur. Untuk memudahkan perhitungan ditetapkan volume
200 cc, apabila kenaikan air menjadi A cc, maka volume pasir yang
dimasukkan = A – 200 cc.
Jadi berat jenis = 100 / (A-200) gram /cc.

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 23


Gambar 3.14 Pengukuran berat jenis (BD) pasir besi

3.3.2 Pengolahan Data


Hasil pengamatan dan analisis laboratorium diolah dan ditafsirkan
secara seksama untuk memberikan gambaran tentang kondisi geologi
daerah penelitian yang berkembang dari aspek genetik, posisi,
hubungan serta distribusinya.
Data hasil analisis MD dan pemboran dibuat profil penyebaran
endapan pasir besi terhadap sumbu panjang (sejajar pantai) dan sumbu
pendek (tegak lurus pantai) dan isograde. Lokasi-lokasi pengambilan
conto diplot dalam peta topografi hasil pengukuran (Peta Lokasi
Pengambilan Conto dan Peta Isograde).
Peta-peta yang dihasilkan bertujuan untuk keperluan
penambangan, misalnya : peta isograde dan peta topografi serta
penampang tegak sebaran bijih besi ke arah kedalaman baik sejajar
garis pantai maupun yang memotong tegak lurus garis pantai. Bentuk–
bentuk gumuk pasir baik yang front maupun back dunes dipetakan
secara rinci.
Perhitungan sumber daya secara manual dilakukan dengan
beberapa metoda, antara lain:
 Metoda daerah pengaruh dengan rumus :
C = (L x t) X MD x SG
Dimana : C = Sumber daya dalam ton

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 24


L = Luas daerah pengaruh dalam m 2
t = Tebal rata-rata endapan pasir besi dalam meter
MD = prosentase kemagnetan dalam %
SG = Berat Jenis dalam ton/m3
 Metoda Geostatistik
Metoda ini digunakan untuk membantu dalam perhitungan estimasi
sumber daya/cadangan endapan bahan galian dimana nilai conto
merupakan realisasi fungsi acak (statistik spasial). Pada hipotesis ini,
nilai conto merupakan suatu fungsi dari posisi dalam cebakan, dan
posisi relatif conto dimasukkan dalam pertimbangan. Kesamaan nilai-
nilai conto yang merupakan fungsi jarak conto serta yang saling
berhubungan ini merupakan dasar teori statistik spasial. Metoda ini
jarang dilakukan dalam perhitungan estimasi sumber daya /cadangan
pasir besi.
Untuk mengetahui sejauh mana hubungan spasial antara titik–titik di
dalam cebakan, maka harus diketahui fungsi strukturalnya yang
dicerminkan oleh model semivariogramnya.
Menetapkan model semivariogram merupakan langkah awal dalam
perhitungan geostatistik, selanjutnya dengan perhitungan varian
estimasi, varian dispersi, varian kriging, dll.
Metoda geostatistik yang digunakan dalam eksplorasi pasir besi
adalah varian estimasi. Pada metoda ini estimasi suatu cadangan
dicirikan oleh suatu ekstensi/pengembangan satu atau beberapa harga
yang diketahui terhadap daerah sekitarnya yang tidak dikenal. Suatu
harga yang diketahui (diukur pada conto inti, atau pada suatu blok)
diekstensikan terhadap bagian-bagian yang diketahui pada satu
endapan bijih.
Ada beberapa cara estimasi yang sudah dikenal pada kegiatan
pertambangan antara lain :
a. Estimasi kadar rata-rata suatu cadangan bijih berdasarkan rata-rata
suatu kadar yang didapat dari analisis conto pemboran/sumur uji.
b. Estimasi endapan bijih pada suatu tambang atau blok-blok
penambangan dengan menggunakan sistem poligon sebagai daerah
pengaruh, yang antara lain didasari oleh titik-titik pengamatan
berikutnya, pembobotan secara proporsional yang berbanding
terbalik dengan jarak dan lain-lain.
Tujuan dari penggunaan metoda ini antara lain untuk memperoleh
gambaran tiga dimensi dari bentuk endapan pasir besi. Pada

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 25


penerapannya untuk perhitungan dalam geostatistik umumnya
memerlukan bantuan komputer. Geoplan merupakan perangkat lunak
yang diperlukan dalam paket perhitungan variogram. Selain itu juga
digunakan perangkat lunak program KRIG3D yang merupakan paket
program kriging, varian estimasi dan varian dispersi.

3.4. Tahapan Eksplorasi


Tahapan eksplorasi adalah urutan penyelidikan geologi yang
umumnya dilaksanakan melalui 4 tahap sebagai berikut : survei tinjau,
prospeksi, eksplorasi umum, dan eksplorasi rinci. Khususnya dalam
eksplorasi pasir besi lazim dilakukan dua tahap, yaitu : penyelidikan umum
dan eksplorasi. Pekerjaan yang dilakukan mengambil acuan kegiatan
eksplorasi yang telah dilakukan oleh Direktorat Sumber Daya Mineral.
Tujuan dari penyelidikan geologi ini adalah untuk mengidentifikasi
keterdapatan pasir besi pada suatu daerah yang meliputi aspek ukuran,
bentuk, sebaran, kuantitas dan kualitasnya sehingga dapat dilakukan
kajian untuk nilai ekonomisnya.
3.4.1. Penyelidikan Umum
Penyelidikan umum adalah tahapan eksplorasi untuk
mengidentifikasi daerah potensial keterdapatan pasir besi pada skala
regional terutama berdasarkan hasil studi geologi regional dan analisis
penginderaan jarak jauh. Pada tahapan ini juga dilakukan pekerjaan
pemboran sejajar pantai secara acak disertai pengambilan conto dan
pembuatan sumur – sumur uji apabila diperlukan.
Tujuan dari tahapan survei tinjau ini adalah untuk mengidentifikasi
daerah yang prospektif untuk diteliti lebih lanjut. Adapun pekerjaan yang
dilakukan pada tahapan ini adalah :
 Pemetaan geologi dan topografi skala 1 : 25.000 sampai skala 1 :
10.000
 Pemboran dengan jarak antara lubang bor 2 km x 0,08 km sampai
dengan 1 km x 0,08 km
 Pembuatan sumur uji
 Penentuan sumber daya endapan pasir besi hipotetik sampai tereka
3.4.2. Eksplorasi
Eksplorasi adalah tahapan lanjutan setelah penyelidikan umum.
Tujuannya adalah untuk mengetahui sumber daya endapan pasir besi
secara rinci.

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 26


Adapun pekerjaan yang dilakukan pada tahapan ini adalah :
 Pemetaan geologi dan topografi skala 1 : 5000 sampai 1 : 1000
 Pemboran dengan jarak antara lubang bor 0,4 km x 0,04 km sampai
0,1 km x 0,02 km (Gambar 4.14 )
 Penentuan sumber daya endapan pasir besi terunjuk dan terukur

Gambar 3.16 Daerah Pengaruh Pemboran Diambil ½ Jarak Lubang Bor

3.5. Pembuatan Laporan


Pembuatan laporan merupakan kegiatan terakhir seluruh pekerjaan
eksplorasi yang berisi uraian teknis dan non-teknis. Laporan terdiri dari
bab–bab yang berisi Pendahuluan, Kegiatan penyelidikan, Hasil
Penyelidikan dan Kesimpulan. Laporan dilengkapi dengan sari, daftar isi,
daftar gambar , daftar foto, daftar tabel dan lampiran, serta daftar pustaka.
Contoh format laporan mengacu pada SNI 13-6606-2001, tentang tata cara
umum penyusunan laporan eksplorasi bahan galian.

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 27


4. ANALISIS LABORATORIUM CONTO PASIR BESI

Analisis conto pasir besi dapat dilakukan dengan metode fisika dan
kimia yang secara umum dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Analisis Fisika (Derajat Kemagnetan, Densitas, Analisis Ayak dan
Mineral Butir)
2. Analisis kimia meliputi parameter Fe total, FeO,Fe2O3Al2O3, CaO,
MgO, Na2O, K2O, SiO2, TiO2, MnO2, Cr2O3, S total, P total, H2O,
HD/LOI atau partial Fe total, Fe2O3 , FeO, TiO2, H2O–.

Gambar 4.1 Bagan alir preparasi dan analisis fisika dan kimia terpadu

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 28


4.1 Prosedur Analisis Fisika
4.1.2 Analisis Mineralogi Butir

Gambar 4.2 Peralatan preparasi dan analisis mineral butir

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 29


Gambar 4.3 Peralatan preparasi dan analisis mineral butir

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 30


4.2 Prosedur Analisis Kimia Conto Pasir Besi
Analisis kimia pasir besi dapat dilakukan dengan beberapa metoda
diantaranya metoda konvensional dan metoda instument, metoda
konvensional menggunakan metoda Gravimetri dan Volumetri, sedangkan
metoda instrument menggunakan Spectrofotometer, Spectrofotmetri
Serapan Atom (SSA) dan metoda sinar X (X-Ray Fluoresence).

Gambar 4.4 Baganalir analisis pasir besi metoda konvensional dan instrument
(Spestrofotometer & SSA)

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 31


4.2.1 Preparasi Conto di Laboratorium Kimia ( SNI-13-3496-1994)
a. Prinsip
Conto dikeringkan, displiting (quartering), digerus halus sampai
lolos saringan 150 – 200 mesh.
b. Cara Preparasi
Conto pasir besi dikeringkan di udara terbuka atau di dalam oven
dengan suhu 50º – 60º C, kemudian displiting (quartering), selanjutnya
digerus dengan alat “Tema Mill” selama 3 menit, dituangkan ke dalam
plastik lembaran kemudian diaduk, setelah homogen dimasukkan ke
dalam kantung plastik/botol conto yang sudah diberi label nomor
analisis dan kode conto (gambar 4.5).

Gambar 4.5 Peralatan dan proses preparasi conto pasir besi

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 32


4.2.2 Preparasi Larutan Conto dengan asam Flurida dan asam sulfat
(ASTM E 507-1998, ASTM E 508-98)
a. Prinsip
Conto pasir besi dilarutkan dengan asam sulfat, asam fluorida dan
asam chlorida di dalam teflon, kemudian dipanaskan, disaring, filtrat
merupakan larutan induk conto untuk analisis Fe total, Al2O3, CaO,
MgO, Na2O, K2O, MnO, TiO2, Cr2O3,
b. Cara Pelarutan :
Conto dan standar pasir besi ditimbang,kemudian dimasukan ke
dalam teflon, dibasahi dengan aquadest. Larutan ditambah asam sulfat
dan asam fluorida kemudian dipanaskan di atas hot plate lalu
didinginkan. Setelah dingin ditambah asam chlorida kemudian
dipanaskan. Larutan ditambah aquadest kemudian dipanaskan sampai
hampir mendidih(±80 0C), setelah dingin disaring. Filtrat ditampung di
dalam labu ukur, kemudian diencerkan, dikocok sampai homogen (ini
adalah larutan induk conto untuk analisis total Fe, Al2O3, CaO, MgO,
Na2O, K2O, TiO2, MnO2, Cr2O3). Residu dalam kertas saring dicuci,
untuk blanko dilakukan tahapan yang sama seperti standar dan conto
pasir besi.

4.2.3 Analisis total Fe secara Volumetri-Bikhromatometri


4.2.3.1 Analisis Total Fe secara Bikromatometri dengan Pereduksi Ag
(Volumetri/ASTM E 1081-95a-1998)
a. Prinsip :
Larutan induk conto dipipet, diasamkan, kemudian direduksi dengan
perak granular kemudian dititrasi dengan kalium dikromat dan
digunakan indikator diphenilamin sulfonat untuk penentuan titik ahir
titrasi.
b. Cara Analisis
Larutan induk conto dan standar di pipet kemudian di masukkan ke
dalam gelas kimia ditambah asam khlorida kemudian direduksi dengan
perak granular (Ag) di dalam kolom Jones Reductor, dicuci dengan
asam chlorida.Filtrat ditampung di dalam erlenmeyer dan ditambah
indikator diphenilamin sulfonat kemudian dititrasi dengan larutan Kalium
Dikhromat sampai larutan tepat berubah menjadi violet. Hasilnya berupa
nilai konsentrasi Fe Total dalam persen.

4.2.3.2 Analisis Total Fe secara Bikromatometri dengan Pereduksi


SnCl2 /Volumetri
a. Prinsip :
Larutan induk conto dipipet, diasamkan, kemudian direduksi, dengan
Tin (II) chloride, kemudian dioksidasi dengan kalium dikromat dan

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 33


ditambahkan indikator diphenilamin sulfonat untuk penentuan titik akhir
titrasi
b. Cara Analisis
Larutan induk conto dan standar di pipet kemudian di masukkan ke
dalam erlenmeyer ditambah asam khlorida kemudian dipanaskan pada
suhu ± 70 0C, direduksi dengan larutan Tin(II) chlorida, ditambah
merkuri chlorida dan campuran asam khlorida, asam nitrat dan asam
sulfat serta ditambah indikator barium diphenil amin sulfonat. Larutan
dititrasi dengan dengan larutan kalium dikhromat sampai tepat berubah
menjadi violet. Hasilnya berupa nilai konsentrasi Fe Total dalam persen.

4.2.3.3 Analisis FeO secara Volumetri – Permanganimetri/ KF-III-32-22


IKNL
a. Prinsip
Conto pasir besi dilarutkan dengan asam fluorida dan asam sulfat,
kemudian dipanaskan dan direaksikan dengan kalium permanganat
dalam suasana asam borat jenuh.
b. Cara Analisis
Conto dan standar pasir besi ditimbang kemudian dimasukan ke
dalam cawan platina bertutup, ditambah asam florida dan asam sulfat
dipanaskan pada suhu 150 0 C, kemudian dimasukkan ke dalam larutan
asam borat jenuh dandititrasi dengan kalium permanganat sampai
larutan tepat berwarna merah muda (Gambar 4.6). Hasilnya berupa nilai
konsentrasi FeO dalam persen (%).

Gambar 4.6 Peralatan analisis FeO secara Volumetri

4.2.3.4 Analisis TiO2 secara Spektrofotometri*)/SNI-15.04449-1989


a. Prinsip
Larutan conto pasir besi dalam suasana asam direaksikan dengan
hidrogen peroksida dan asam fosfat, larutan kuning yang terbentuk
diukur dengan alat spektrofotometer pada panjang gelombang 400 nm.

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 34


Gambar 4.7 Peralatan analisis TiO2 dan P total secara Spektrofotometri

Cara Analisis
Larutan induk*) conto, larutan standar, blanko dipipet kemudian
dimasukkan ke dalam gelas kimia, ditambahkan asam sulfat. Larutan
tersebut dipanaskan hingga (±80oC), sampai keluar uap putih,
didinginkan, kemudian ditambahkan aquades. Larutan dituangkan ke
dalam labu ukur kemudian ditambah asam fosfat dan hidrogen
peroksida pekat, sehingga terbentuk larutan berwarna kuning (gambar
4.7). Larutan berwarna kuning yang terbentuk di bandingkan dengan
standar dan diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang
(λ) 400 nm. Hasilnya berupa nilai konsentrasi TiO2 dalam persen (%).

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 35


4.2.3.5 Analisis SiO2 (Dibuat sama dengan di atas)
a. Prinsip
Conto pasir besi dilarutkan dalam campuran asam khlorida, asam
nitrat dan asam sulfat dipanaskan kemudian disaring, residu diabukan,
ditimbang kemudian direaksikan dengan asam fluorida dan asam
sulfat, dikeringkan, dipijarkan dan ditimbang, berat yang hilang
merupakan kadar SiO2.
b. Cara Analisis
Conto pasir besi ditimbang kemudian dimasukan ke dalam gelas
kimia, dibasahi aquadest kemudian ditambah asam khlorida lalu
dipanaskan di atas “water bath” atau di atas hotplate pada suhu 100oC .
Larutan ditambahkan asam nitrat dan dipanaskan sampai kering di atas
“water bath atau diatas hotplate pada suhu 100oC, ditambahkan asam
sulfat, dipanaskan, kemudian diencerkan dengan aquades dan
dipanaskan sampai hampir mendidih (±80oC) kemudian disaring dan
endapan dicuci dengan asam khlorida. Endapan dan kertas saring
dimasukan ke dalam cawan platina kemudian dimasukkan ke dalam
furnace, dipanaskan bertahap pada suhu 100ºC, 200ºC, kemudian
suhu pembakaran dinaikan menjadi suhu 400oC kemudian diabukan
dengan menaikkan suhu dari mulai 600ºC, 800ºC dan akhirnya 1000ºC,
didinginkan kemudian ditimbang .
Endapan ditambah asam fluorida dan asam sulfat kemudian
dipanaskan dan dipijarkan diatas pembakar “Meker (Fisher)”, lalu
didinginkan dan masukkan ke dalam eksikator, kemudian timbang, berat
yang hilang merupakan kadar SiO2 dalam persen. Hasilnya berupa nilai
konsentrasi SiO2 dalam persen (%)

4.2.3.6 Analisis Al2O3, CaO, MgO, Na2O, K2O, MnO, Cr2O3 secara AAS
(Atomic Absorption Spectrophotometry)/ASTM E 507-1998, ASTM E
508-98; ASTM E 314-95
a. Prinsip :
Al2O3, CaO, MgO, Na2O, K2O, MnO, Cr2O3 dari larutan conto induk
merupakan bentuk ion–ion (Al3+, Ca2+, Mg2+, Na+, K+, Mn2+, Cr3+). ion
tersebut masuk melalui atomizer, terjadi pengabutan dalam nebulizer
dan diberi energi, terjadi atom-atom bebas (Alo, Cao, Mgo, Nao, Ko, Mno,
Cro). Atom tersebut menyerap sinar resonansi energi cahaya dengan
panjang gelombang tertentu dari lampu “hallow cathoda”. Intensitas
cahaya diinterpretasikan dengan detektor, jumlah cahaya yang diserap
akan sebanding dengan konsentrasinya

b. Cara Analisis

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 36


Alat AAS dikalibrasi dengan larutan standar masing-masing unsur.
Untuk mengkalibrasi AAS langkah pertama menyiapkan larutan standar
gabungan Al2O3, CaO, MgO, Na2O, K2O, MnO, Cr2O3. Langkah kedua
menyiapkan larutan conto yang akan diukur. Untuk pengukuran Al2O3
dilakukan secara langsung, menggunakan gas acetylene dan Nitrous
Oxyde/N2O sedangkan untuk pengukuran Cr2O3, CaO, MgO, Na2O,
K2O, dan MnO dipipet larutan induk conto, ditambah larutan lantan
khlorida, dikocok, kemudian diukur dengan AAS (Gambar 4.8).
Menggunakan gas acetylene masing–masing parameter diukur dengan
panjang gelombang (λ) (untuk Al = 309,3 nm; Ca = 422,7 nm; Mg =
202,5 nm; Na = 589,6 nm; Mn = 279,5 nm; K = 766,5 nm; Cr = 359,3
nm) pengukuran dimulai dari larutan standar dengan konsentrasi
rendah, kemudian baca nilai absorbansinya. Setelah diperoleh grafik
dengan linearitas cukup baik (koefisien regresi R > 0,99) maka dapat
dilakukan pengukuran larutan conto dengan langkah yang sama.
Konsentrasi larutan conto dibaca dari grafik hubungan antara
absorbansi dengan konsentrasinya. Hasilnya berupa nilai konsentrasi
Al2O3 Cr2O3, CaO, MgO, Na2O, K2O, MnO dalam persen (%)

Gambar 4.8 Peralatan analisis AAS

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 37


4.2.3.7 Analisis Posfat ( P total ) secara Spektrofotometri/
SNI 13-3496-1994
a. Prinsip
Conto pasir besi dilarutkan dalam asam nitrat, kemudian dikeringkan
dan direaksikan dengan larutan ammonium molibdo vanadat sehingga
terbentuk larutan berwarna kuning. Larutan tersebut kemudian diukur
dengan spektrofotometer pada panjang gelombang (λ) 420 nm.
b. Cara Analisis
Conto pasir besi ditimbang dan dimasukkan ke dalam gelas kimia,
kemudian tambahkan asam nitrat pekat dan panaskan sampai hampir
keringkemudian ditambah asam nitrat dan dipanaskan. Larutan
ditambahkan aquades, diaduk, dan dipanaskan kembali. Setelah larutan
tersebut panas kemudian didinginkan, disaring .Filtrat ditampung ke
dalam labu. kemudian ditambahkan asam sulfat dan larutan
molybdovanadat. diencerkan dengan aquades dan dikocok kemudian
dibiarkan selama 45 menit. Larutan kemudian diukur dengan
spektrofotometer pada panjang gelombang 420 nm dan dibaca nilai
absorbansinya. Hasilnya berupa nilai konsentrasi P Total/ P2O5 dalam
persen (%)
4.2.3.8 Analisis S total secara Gravimetri
a. Prinsip
Conto pasir besi dilarutkan dengan aquaregia,kemudian disaring.
Filtrat diendapkan dengan larutan barium klorida, endapan disaring dan
dibakar pada suhu 800ºC, kemudian ditimbang sebagai barium sulfat. S
total dihitung berdasarkan faktor kimia dari barium sulfat
b. Cara Analisis
Conto pasir besi ditimbang dan dimasukkan ke dalam gelas kimia,
kemudian ditambah asam klorida pekat dan asam nitrat pekat. Setelah
itu, dipanaskan di atas hot plate dan didinginkan. Setelah dingin,
ditambahkan asam klorida, diaduk dan dipanaskan di atas hot plate,
didinginkan, kemudian disaring. Filtrat dipanaskan sampai hampir
mendidih, ditambahkan barium klorida, diaduk, didegradasi selama ± 2
jam / dibiarkan semalam. Larutan disaring, residu yang didapat
kemudian dimasukkan ke dalam cawan porselin. Cawan yang berisi
residu kemudian dimasukkan ke dalam furnace, dikeringkan pada suhu
110ºC, suhu dinaikkan sampai 200ºC, dibakar pada suhu 400ºC, dan
dipijarkan pada suhu 800ºC. Setelah dipijarkan, didinginkan dan
ditimbang. Hasilnya berupa nilai konsentrasi S Total/SO 3 dalam persen
(%).

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 38


4.2.3.9 Analisis Air Kelembaban (H2O-) secara Gravimetri
SNI 1965.2008/SNI 7574-2010/ASTM C 25-2011
a. Prinsip
Conto pasir besi ditimbang, dipanaskan pada suhu 100 – 110ºC
selama 2 jam, kemudian didinginkan dan ditimbang kembali. Kehilangan
berat setelah pemanasan sama dengan % H2O-.

b. Cara Analisis
Conto pasir besi ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam botol
timbang. Setelah itu, botol timbang yang berisi conto dimasukkan ke
dalam oven dan dipanaskan pada suhu 100 – 110ºC selama 2 jam
(Gambra 4.9). Hasilnya berupa nilai konsentrasi H2O- dalam persen (%).

Gambar 4.9 Peralatan alnalisis Fe2O3

4.2.3.10 Analisis Hilang Dibakar (HD) atau Loss on Ignition (LOI)


secara Gravimetri/ SNI 1965.2008/ SNI 7574-2010/
ASTM C 25-2011
a. Prinsip
Conto pasir besi ditimbang, dibakar pada suhu 1000ºC, kemudian
didinginkan dan ditimbang kembali. Kehilangan berat setelah
pembakaran sama dengan % HD.

b. Cara Analisis
Conto pasir besi ditimbang dan dimasukkan ke dalam cawan
porselen, kemudian cawan porselen yang berisi conto dimasukkan ke
dalam furnace. Setelah itu furnace dipanaskan bertahap pada suhu

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 39


100ºC, 200ºC, 400ºC, 600ºC, 800ºC, dan akhirnya 1000ºC (Gambar
4.10). Setelah itu, suhu furnace diturunkan menjadi 200ºC, cawan
diangkat dan disimpan di atas asbes, kemudian dimasukkan ke dalam
eksikator dan dibiarkan dingin. Setelah dingin, cawan tersebut
ditimbang. Hasilnya berupa nilai konsentrasi HD/LOIdalam persen (%)

Gambar 4.10 Peralatan analisis hilang dibakar (HD)

4.2.3.11 Analisis Fe2O3 secara Stochiometri


Perhitungan mineral secara stochiometri ini dilakukan berdasarkan
perhitungan kimia.
a. Prinsip
Stochiometri (perhitungan kimia) mineral Fe2O3, dihitung dari hasil
analisis Fe total, FeO. Perhitungan dimulai dari kandungan FeO,
dan, Fe total .

b. Cara perhitungan
Fe2O3 dihitung dari faktor kimia Berat Molekul Fe2O3 dibagi Berat
Atom 2Fe dikurangi selisih % Fe total yang diperoleh dari hasil analisis
kimia dikurangi Fe yang dihitung dari FeO (Berat Atom Fe dibagi Berat
Molekul FeO dikalikan FeO yang diperoleh dari hasil analisis kimia),
kemudian dikurangi lagi dengan Fe2O3 yang dihitung dari Fe3O4 (Berat
Molekul Fe2O3 dibagi Berat Molekul Fe3O4 dikali persen Fe3O4 atau
Fe2O3 terpakai pada Fe3O4)

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 40


 BM Fe2O3  BA Fe 
 

Fe2O3   BA 2Fe

x %Fe total  x %FeO 


  BM FeO 

4.2.3.12 Analisis Fe2O3Al2O3, CaO, MgO, Na2O, K2O, SiO2, TiO2, MnO2,
Cr2O3, P2O5 dengan metoda X-RF ( K-III-20-IKNL)
4.2.3.12.1 Preparasi Conto untuk metoda X-RF
a. Prinsip
Conto dan conto standar/SRM (Standar Reference Material) /In-
House Standar PSDG dicampur microwax powder, dipress dalam Press
machine HERZOG hingga menghasilkan pelet dengan tekstur
permukaan yang rata, halus dan kompak (Gambar 4.11).

Gambar 4.11 Peralatan dan proses preparasi dengan alat XRF

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 41


b. Cara Preparasi X-RF
Conto dan conto standar/SRM (Standar Reference Material) /In-
House Standar PSDG ditimbang kemudian ditambah microwax powder,
diaduk sampai homogen kemudian dimasukan ke dalam aluminium cup
dan diratakan. Setelah rata dimasukkan ke dalam Press Machine
HERZOG kemudian di press dengan kekuatan 90 kN( kilo Newton) ±
15 detik. Label nomor sesuai nomor analisis/kode conto ditempelkan
dibelakang aluminium cup, press powder disimpan dalam tempatnya.

4.2.3.13 Analisis Fe2O3, Al2O3, CaO, MgO, Na2O, K2O, SiO2, TiO2,
MnO2, Cr2O3, P2O5 dengan metoda X-RF
a. Prinsip
Pasir besi ditembak dengan radiasi eksterna unsur tersebut
sehingga tereksitasi, selang waktu tertentu (orde mikrodetik), akan
kembali ke keadaan dasarnya (de-eksitasi) dengan memancarkan
radiasi sinar X- karakteristik, jumlah sinar radiasi yang dipancarkan
sebanding dengan jumlah unsur didalam conto pasir besi.
Pantulan Sinar X- karakteristik memiliki luas area/ λ (panjang
gelombang) tertentu sehingga jumlah atau intensitas radiasi kadar
masing- masing unsur dapat ditentukan.
b. Cara Analisis
Conto press powder pasir besi di masukkan ke dalam holder,
kemudian tekan start untuk memulai analisis, akurasi dan presisi dari
standar SRM, In-House Standar Pasir besi PSDG dicek. Apabila
memenuhi persyaratan bisa langsung dilakukan analisis conto. Evaluasi
hasil analisis dan lakukan analisis ulang bila perlu. Hasilnya berupa nilai
konsentrasi Fe2O3, Al2O3, CaO, MgO, Na2O, K2O, SiO2, TiO2, MnO2,
Cr2O3, P2O5 dalam persen (%)

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 42


Gambar 4.12 Bagan Alir Analisis Fe2O3, Al2O3, CaO, MgO, Na2O, K2O, SiO2,
TiO2, MnO2, Cr2O3, P2O5 dengan metoda XRF

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 43


5. PENAMBANGAN PASIR BESI

Penyebaran endapan pasir besi berada pada permukaan atau dekat


permukaan tanah, bersifat lepas, umumnya mempunyai kandungan besi
tidak homogen. Tahapan penambangan pasir besi meliputi penggalian,
pemindahan, pengangkutan, dan penimbunan.
Penambangan pasir besi dilakukan dengan tambang
terbuka/permukaan (surface mining). Pengertian tambang terbuka adalah
cara penambangan yang kegiatannya berhubungan langsung dengan alam
terbuka atau di atas permukaan (Hutamadi dan Agung, 2012).
Teknik penambangan sangat ditentukan oleh beberapa faktor antara
lain:
 Letak/posisi bahan galian
 Topografi permukaan
 Kondisi geologi
 Alat yang digunakan
 Nilai bahan galian
 Ketentuan perundang-undangan
Penambangan diawali dengan mengupas lapisan penutup
(overburden) dan memisahkan tanah pucuk (top soil). Pada saat reklamasi
tanah pucuk tersebut dikembalikan fungsinya untuk menjaga kesuburan
lahan (Mcdonald, 1983).
Berdasarkan cara penggaliannya, alluvial mining dapat dibedakan
menjadi tiga macam, yaitu :
1. Penambangan mekanik(mechanical mining), terdiri dari:
a. Metode kering (dry methods)
b. Metode basah (wet methods)
2. Dredging (kapal keruk).
3. Manual/ Hand mining.

5.1 Penambangan Mekanik


5.1.1 Metode Kering
Metode penambangan mekanik kering menggunakan proses
mekanik dilakukan tanpa menggunakan air. Salah satu di antaranya
yaitu menggunakan Bucket Wheel Excavator (Gambar 5.1).
Penambangan mekanik kering menggunakan truk, excavators,

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 44


scrapers, loaders dan bulldoser untuk memindahkan material ke unit
pengolahan. Penambangan secara mekanik metode kering digunakan
untuk pasir besi dengan sebaran dangkal atau di atas permukaan air
tanah.

Gambar 5.1 Contoh penambangan metode kering dengan menggunakan


Bucket Wheel Excavator penambangan pasir besi di New
Zealand dengan kapasitas 3500 ton/jam
(sumber: http://australiantailings.com/Announce_4.html)

5.1.2 Penambangan Mekanik Metode Basah


Penambangan metode ini menggunakan air untuk menggali dan
mengangkut pasir besi. Penggalian dilakukan dengan menggunakan
semprotan air bertekanan tinggi yang disebut monitor atau water jet.
Tekanan semprotan air dapat diatur disesuaikan dengan keadaan
material yang akan digali, biasanya tekanan bisa mencapai 10 atm
(Gambar 5.2).

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 45


Gambar 5.2 Penggunaan pompa monitor pada penambangan mekanik basah
(sumber://en.wikipedia.org/wiki/Hydraulic-mining)

Monitor dibantu dengan alat mekanis seperti back hoe atau bulldoser
terutama untuk mengupas lapisan penutup. Hasil semprotan berupa
lumpur mengandung pasir besi dan pengotor dengan menggunakan
pompa hisap dialirkan ke instalasi pengolahan. Untuk meningkatkan
kapasitas produksi penambangan dapat dengan menggunakan lebih
dari satu monitor, yaitu penggunaan beberapa monitor pada beberapa
permukaan kerja (front penambangan) atau penggunaan beberapa
monitor pada satu permukaan kerja (Gambar 5.3).

Gambar 5.3 Penggunaan beberapa pompa monitor pada satu front penambangan
(sumber://www.museumca.org/goldrush/fever19-hy.html)

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 46


5.2 Penambangan dengan Kapal Keruk (Dredging)
Metode ini digunakan apabila endapan yang digali terletak di bawah
permukaan air atau tersedia cukup air untuk berjalannya operasi kapal
keruk. Pengoperasian kapal keruk umumnya dilakukan di daerah lepas
pantai, sungai, dan rawa. Pola arah pergerakan kapal keruk dalam
penambangan mengikuti arah memanjang sebaran lateral pasir besi atau
dapat juga dengan pola arah pergerakan tegak lurus garis pantai (Gambar
5.4).
Kapal keruk umumnya disertai dengan separator magnetik, sehingga
proses penambangan dapat langsung diikuti proses pemisahan, bahan
pengotor dipisahkan dan dibuang menjadi tailing.
Berdasarkan jenis alat gali yang digunakan, kapal keruk dapat dibedakan
menjadi tiga, yaitu:
a. Multi bucket dredge
b. Cutter suction dredge
c. Bucket wheel dredge

Gambar 5.4 Pola arah pergerakan penambangan menggunakan kapal keruk


(Macdonald, 1983)

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 47


Multi bucket dredge (Gambar 5.5), yaitu kapal keruk menggunakan
alat gali berupa rangkaian mangkok (bucket). Cutter suction dredge, yaitu
kapal keruk dengan alat gali berupa pisau pemotong yang menyerupai
bentuk mahkota (Gambar 5.6). Bucket wheel dredge, yaitu kapal keruk
yang dilengkapi dengan timba yang berputar (bucket wheel) sebagai alat
gali (Gambar 5.7).

Gambar 5.5 Multi bucket dredge (sumber: http://www.tradeindia.com/selloffer)

Gambar 5.6 Cutter suction dredge pada penambangan pasir besi di pantai Cianjur

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 48


Gambar 5.7 Bucket wheel dredge (sumber: http://qzyongsheng.en.alibaba.com/product)

Sistem pengerukan menggunakan kapal keruk dapat dibedakan


menjadi tiga macam, yaitu :
1. Sistem jenjang (benches), yaitu cara pengerukan dengan membuat
atau membentuk jenjang (Gambar 5.8).

Gambar 5.8 pengerukan sistem jenjang (Sumber : http://technology.infomine.com)

2. Sistem tekan, yaitu cara pengerukan dengan menekan tangga


pengeruk (ladder) sampai pada kedalaman yang dikehendaki,
kemudian maju secara bertahap tanpa membentuk jenjang (Gambar
5.9).
3. Sistem kombinasi, yaitu merupakan gabungan dari sistem jenjang
dengan sistem tekan. Biasanya sistem jenjang dipakai untuk
menggali tanah penutup, sedangkan sistem tekan untuk menggali
endapan pasir besi.

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 49


Gambar 5.9 Pengerukan dengan menekan tangga pengeruk (ladder)
(Sumber: http://www.miningandmetallurgy.com/

5.3 Penambangan Manual


Penambangan secara manual atau sederhana adalah penambangan
menggunakan tenaga manusia tidak menggunakan tenaga mesin atau alat
mekanis (Gambar 5.10). Penggunaan metode ini biasanya dilakukan oleh
rakyat setempat atau pengusaha skala kecil. Endapan pasir besi yang
ditambang umumnya mempunyai jumlah cadangan tidak terlalu besar.

Gambar 5.10 Penambangan pasir besi secara manual (sumber:


http://industri.bisnis.com/read/20140208/44/201979/

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 50


6. PENGOLAHAN PASIR BESI

6.1 Pengolahan pasir besi menjadi bijih besi


Pasir besi seperti juga bijih logam lainnya tidaklah murni, biasanya
tersusun atas mineral utama yang terdiri dari besi, titanium, dan oksigen
dan mineral pengotor yang terdiri dari alumunium, silikon, vanadium, fosfor
dan sulfur. Untuk mendapatkan logam besi diperlukan tahap pengolahan
menggunakan magnetic separation. Logam besi dalam pasir besi memiliki
sifat kemagnetan yang tinggi. Sedangkan mineral pengotornya atau
gangue memiliki sifat kemagnetan yang rendah.
Pengolahan pasir besi biasanya dilakukan secara fisik. Tujuan dari
pengolahan ini untuk meningkatkan kadar logam besi dengan cara
membuang material yang tidak diinginkan (Gambar 6.1). Secara umum,
setelah proses pengolahan akan dihasilkan dua kategori produk, yaitu :
1. Konsentrat berupa logam besi
2. Tailing berupa kumpulan bahan-bahan kurang berharga (mineral
pengotor).

Gambar 6.1 Proses Pengolahan Pasir Besi

Magnetic separation adalah proses pemisahan material dengan


memanfaatkan sifat kemagnetan mineral (Gambar 6.2). Teknik pemisahan
ini sangat berguna pada pengolahan pasir besi karena praktis dan
ekonomis.

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 51


Gambar 6.2 Magnetic Separator di Penambangan Pasir Besi Cianjur

Gambar 6.3 Magnetic Separator

Di dalam mesin magnetic separator, ruah dilewatkan di bawah dua


pasang elektromagnet. Pasangan elektromagnet pertama memiliki kuat
magnet yang rendah 400-600 gauss, berguna untuk menarik logam besi
yang ada. Pasangan elektromagnet kedua memiliki kuat magnet yang lebih

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 52


kuat 5000-8000 gauss, berguna untuk menarik logam besi yang memiliki
sifat kemagnetan yang lebih rendah (gambar 2). Pengolahan
menggunakan dua tahap pemisahan ini berguna untuk menghasilkan
konsentrat akhir yang mengandung Fe lebih besar. Proses ini dapat
dilakukan dengan bantuan air maupun tidak. Produk sisa dari magnetic
separator pada pengolahan pasir besi adalah tailing berupa material bukan
magnet.

6.2 Pengaruh Mineral Middling terhadap Recovery dan Kandungan


Fe dalam Konsentrat
Ketika pengolahan harus menghasilkan kandungan Fe yang tinggi,
maka mineral middling harus masuk dalam jalur tailing. Hal ini akan
menyebabkan sebagian mineral besi, yaitu mineral besi yang terikat
dengan gangue atau middling masuk dalam jalur tailing. Hasil akhirnya
adalah recovery Fe menjadi turun atau rendah. Ketika pengolahan harus
mendapatkan recovery Fe yang tinggi, maka mineral middling akan masuk
dalam konsentrat. Karena mineral middling mengikat mineral gangue,
maka konsentrat yang dihasilkan akan memiliki kadar Fe rendah.
Di sini sangat jelas bahwa mineral middling menjadi sangat
kompromis dalam pengolahan. Artinya jika mineral middling tetap seperti
apa adanya maka, kadar dan recovery akan menjadi saling berlawanan
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 6.4. Dari Gambar 6.4 dapat
dijelaskan, jika pengolahan pasir besi menargetkan kadar Fe sekitar 59
persen, maka Fe yang dapat di-recover atau diambil hanya sekitar 52%.
Artinya sekitar 48% Fe akan masuk jalur tailing. Sebaliknya, jika
pengolahan pasir besi mentargetkan recovery Fe sekitar 80%, maka
konsentrat hanya akan memiliki kadar Fe sekitar 54%. Artinya sejumlah
mineral gangue, biasanya dalam middling masuk jalur konsentrat.

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 53


Gambar 6.4 Hubungan Recovery Fe Dengan Kadar Fe di Konsentrat
(http://ardra.biz/sain-teknologi/mineral/pengolahan-mineral/pengolahan-pasir-besi/)

6.3 Hubungan Konsentrat Fe dengan Ukuran Partikel Pasir Besi


Pengaruh ukuran partikel pasir besi terhadap kandungan Fe
setelah dilakukan konsentrasi dapat dilihat pada Gambar 6.5 di bawah.
Pada ukuran yang kasar sekitar 500 mikron, kandungan Fe adalah antara
38 – 48%. Sedangkan kandungan Fe dapat mencapai 59 – 61% jika
ukuran pasir besi yang diolah kurang dari 125 mikron.

Gambar 6.5 Pengaruh Ukuran Pasir Besi Terhadap Kadar Fe Dalam Konsentrat
(http://ardra.biz/sain-teknologi/mineral/pengolahan-mineral/pengolahan-pasir-besi/)

Dari gambar diketahui, jika pasir besi yang diolah memiliki ukuran
100 - 500 mikron, maka kandungan Fe dalam konsentrat tidak akan pernah

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 54


mencapai 61%. Kandungan Fe hanya akan mencapai angka 59 - 61%, jika
pasir besi yang berukuran lebih besar daripada 125 mikron dikeluarkan dari
proses pengolahan dengan cara diayak. Tentu saja hal ini akan
menyebabkan recovery menjadi sangat rendah.

6.4 Pengolahan konsentrat pasir besi menjadi besi gumbal (pig


iron)
Konsentrat Pasir besi sebelum diolah menjadi besi gumbal, harus
dimurnikan terlebih dahulu. Pemurnian besi biasanya dilakukan dengan
cara smelting atau peleburan yang dilakukan dengan menggunakan panas
dan bahan kimia pereduksi bijih (kokas), untuk memisahkan unsur lain
menjadi gas atau terak sehingga hanya menyisakan unsur logamnya.
Kokas tersebut mengoksidasi dalam dua tahap, pertama
memproduksi karbon dioksida dan kemudian karbon monoksida. Karena
sebagian besar bijih tidaklah murni, biasanya diperlukan flux, seperti
batugamping, untuk melepaskan mineral gauge yang menyertainya
sebagai terak.
Secara komersial, besi di murnikan dari bijihnya dengan cara
reduksi di suhu tinggi dalam sebuah tanur tinggi (furnaces blast). Bijih besi
yang memiliki kandungan hematit atau magnetit tinggi dapat langsung
diolah dengan tanur tinggi.
Bahan baku yang perlu dimasukkan dalam tanur tinggi antara lain
bijih besi, karbon, dan batu kapur (CaCO3). Proses tanur tinggi adalah
reduksi bijih besi dengan karbon monoksida yang dihasilkan dari kokas dan
udara yang dihembuska dari dasar tanur.
Tanur bekerja secara tarus menerus (Gambar 6.6). Campuran
pereaksi dimasukkan dari puncak tanur dalam selang waktu yang teratur,
bergerak ke bawah sampai lapisan terbawah yang panas keputih-putihan.
Campuran pereaksi harus memiliki pori yang cukup untuk melewatkan gas
buangan. Oleh karena itu karbon yang digunakan harus berukuran cukup
besar dan permeable, artinya kokas atau charcoal yang digunakan tidak
boleh berupa partikel halus. Dan harus cukup kuat sehingga tidak hancur
karena beban material di atasnya. Selain sifat fisiknya, karbon yang
digunakan harus memiliki kandungan sulfur, fosfor, dan abu yang rendah.
Campuran bahan baku akan turun ke bagian bawah dengan suhu yang
lebih tinggi ± 800 °C.

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 55


Gambar 6.6 Skema Tanur Tinggi

Reaksi kimia utama yang terjadi dalam menghasilkan besi cair


(gambar 6.7) adalah :
Fe2O3 + 3CO → 2Fe + 3CO2
Reaksi tersebut di bagi beberapa tahap, reaksi pertama yang
terjadi adalah saat pemanasan awal pada tungku. Udara panas bereaksi
dengan karbon dan memproduksi karbon monoksida seperti dalam reaksi:
2 C(s) + O2(g) → 2 CO(g)
Karbon monoksida panas tersebut menjadi agen reduksi untuk bijih
besi dan bereaksi dengan oksida besi menghasilkan besi cair dan karbon
dioksida. Besi ini direduksi beberapa kali, bergantung pada temperatur
bagian yang dilewati. Pada bagian atas, dimana temperatur biasanya di
antara 200 °C dan 700°C, besi oksida ini sebagian direduksi menjadi
oksida besi (I,II), Fe3O4.
3 Fe2O3(s) + CO(g) → 2 Fe3O4(s) + CO2(g)
Pada temperature sekitar 850 °C, pada bagian bawah tungku, besi
(I, II) direduksi menjadi oksida besi (II) dengan reaksi :
Fe3O4(s) + CO(g) → 3 FeO(s) + CO2(g)

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 56


Gambar 6.7 Tanur Tinggi dan reaksi kimia di dalamnya

Karbon dioksida panas, karbon monoksida yang tidak bereaksi,


dan nitrogen dari udara yang dimasukkan ke tungku bergerak turun menuju
zona reaksi. Selama material ini bergerak ke bawah, arus gas yang ada
memanaskan bahan baku dan membusukkan batugamping menjadi oksida
kalsium dan karbon dioksida dengan reaksi :
CaCO3(s) → CaO(s) + CO2(g)
Oksida besi (II) yang turun ke area dengan temperatur lebih tinggi,
sekitar 1200 °C, tereduksi kembali menjadi logam besi :
FeO(s) + CO(g) → Fe(s) + CO2(g)
Karbon dioksida yang terbentuk pada reaksi diatas bereaksi
dengan kokas menjadi karbon monoksida :
C(s) + CO2(g) → 2 CO(g)

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 57


Suhu yang bergantung pada kesetimbangan mengatur atmosfer
gas di tungku di sebut reaksi Boudouard :
2CO CO2 + C
Proses dekomposisi batugamping yang terjadi pada zona tengah
dari tungku:
CaCO3 → CaO + CO2
Oksida kalsium terbentuk oleh reaksi dekomposisi dengan
berbagai asam pengotor besi (biasanya silika), untuk membentuk terak
fayalitic yang pada dasarnya kalsium silikat, CaSiO3.
SiO2 + CaO → CaSiO3
Besi gumbal (iron pig) yang dihasilkan tanur tinggi, disebut besi
tuang, memiliki kandungan karbon yang realtif tinggi sekitar 4-5%,
membuatnya sangat getas, dan penggunaannya terbatas hanya untuk
komersial. Komposisi besi tuang bervariasi bergantung pada sumbernya.
Kebanyakan besi gumbal yang di hasilkan oleh tanur tinggi, diolah
kembali untuk mengurangi kandungan karbon dan menghasilkan
bermacam-macam kualitas baja yang digunakan untuk material konstruksi,
mobil, kapal, dan mesin.
Meskipun efisiensi tanur tinggi terus dikembangkan namun reaksi
kimia yang terjadi di dalamnya tetap sama. Berdasarkan American Iron and
Steel Institute, tanur tinggi akan tetap dipakai hingga milenium selanjutnya
karena ukurannya yang besar dan menghasilkan logam panas dengan
biaya yang kompetitif dibandingkan dengan teknologi pembuat besi
lainnya. Salah satu kelemahan tanur tinggi adalah produksi karbon
dioksida yang tinggi sebagai gas buangan, yang menyumbang emisi
karbon dioksida (CO2 )di dunia.
Untuk mengurangi emisi tersebut telah dilakukan beberapa proses
baru dalam tanur tinggi, dan berhasil mengurangi sekitar 50% emisi karbon
dioksida yang dihasilkan. Beberapa mengandalkan penangkapan dan
penyimpanan (CCS) dari CO2, sementara yang lain memilih dekarbonasi
besi dan baja, dengan menggunakan hidrogen, listrik, atau biomass.

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 58


7. KONSERVASI PASIR BESI
Konservasi sumber daya mineral adalah upaya pengelolaan
sumber daya mineral untuk mendapatkan manfaat yang optimal,
berkelanjutan dan berwawasan lingkungan bagi kepentingan rakyat secara
luas. Tanpa penerapan kaidah konservasi secara intensif dan efektif, akan
berakibat menurunnya peran dan manfaat sumber daya mineral dalam
pembangunan sebagai akibat hilangnya kesempatan untuk mengusahakan
ataupun hilangnya atau menurunnya nilai sumber daya mineral, baik
secara fisik, ekonomis maupun fungsinya.
Pelaku usaha pertambangan apabila hanya bertendensi untuk
memperoleh keuntungan yang besar dengan mudah dan cepat, yaitu
hanya menambang mineral kadar tinggi atau mineral yang mudah dan
murah proses eksploitasinya serta melakukan pengolahan dengan cara
yang kurang efisien dengan perolehan (recovery) yang rendah, akan
menyebabkan banyak sumber daya yang masih potensial tertinggal atau
terbuang, sehingga hilang atau berkurang peluang memanfaatkannya.
Disamping itu para penambang hanya menambang bahan galian pokok
saja tanpa mengolah mineral ikutan yang terdapat bersama-sama bahan
galian pokok sehingga banyak sekali mineral ikutan yang terbuang
bersama tailing.
Pasir besi merupakan mineral yang banyak mengandung senyawa
besi oksida, misalnya magnetit (Fe3O4), ilmenit (FeTiO3), hematit (Fe2O3)
dan mineral lain seperti alumina, silika dalam jumlah sedikit, dengan variasi
kandungan di lokasi yang berbeda.
Menurut Yulianto, dkk. (2002), pasir besi mempunyai potensi untuk
bahan industri baja dan industri semen. Selama ini pasir besi ditambang
hanya digunakan sebagai bahan mentah (raw material) dan dijual langsung
ke pihak pengguna tanpa melalui pengolahan. Pemanfaatan seperti ini,
tentu saja tidak efektif dan optimal, mengingat masih adanya mineral lain
yang tidak diperhitungkan, dan mineral tersebut mungkin berpotensi
mengandung nilai ekonomi tinggi.
Umumnya pasir besi terdiri dari mineral opak yang bercampur
dengan butiran-butiran dari mineral non logam seperti, kuarsa, kalsit,
feldspar, ampibol, piroksen, biotit, dan tourmalin. Mineral tersebut terdiri
dari magnetit, titaniferous magnetit, ilmenit, limonit, dan hematit.
Titaniferous magnetit adalah bagian yang cukup penting merupakan
ubahan dari magnetit dan ilmenit.

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 59


Adanya kandungan TiO2 yang cukup tinggi dalam pasir besi dan
mineral ikutan lainnya yang ekonomis lainnya dapat memberikan nilai
tambah yang signifikan pada pasir besi tersebut.
Peningkatan Nilai Tambah pasir besi di Indonesia dapat dikaitkan
dengan upaya konservasi sumberdaya alam tak terbarukan (non-
renewable resources). Hal ini lebih diarahkan untuk menjaga agar
persediaan sumberdaya yang tak terbarukan relatif tetap dapat memenuhi
kebutuhan dalam masa yang relatif panjang.
Upaya untuk meningkatkan nilai tambah mineral dan batubara
telah dimandatkan oleh pemerintah dalam UU No.4/2009 tentang
Pertambangan Mineral dan Batubara, pada pasal 102 dan pasal 103.
Kemudian dijabarkan dalam PP No. 23/2010 tentang Pelaksanaan
Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara, yang kemudian
direvisi menjadi PP No.24/ 2012. Kemudian diperjelas lagi dengan
diterbitkannya Permen ESDM No.7/2012 yang disempurnakan dengan
diterbitkannya Permen ESDM No.11/2012, tentang Peningkatan Nilai
Tambah Mineral Melalui Kegiatan Pengolahan dan Pemurnian. Maka
pemegang IUP Operasi Produksi, IUPK Operasi Produksi, dan IUP Operasi
Produksi khusus pengolahan dan pemurnian wajib melakukan peningkatan
nilai tambah terhadap mineral atau batubara yang diproduksinya.
Ketentuan ini langsung mengikat bagi mereka yang akan berinvestasi di
bidang pertambangan mineral dan batubara, serta diberi kesempatan
selambat-lambatnya 5 (lima) tahun kepada perusahaan yang sedang
berjalan setelah UU No. 4/ 2009 diberlakukan dan berlaku efektif pada
tahun 2014. Pada awal tahun 2014 diterbitkan Permen ESDM No.1/2014,
tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral melalui Kegiatan Pengolahan
Dan Pemurnian di Dalam Negeri, yang mewajibkan para IUP Operasi
Produksi, IUPK Operasi Produksi, dan IUP Operasi Produksi khusus
pengolahan dan pemurnian, disamping melakukan peningkatan nilai
tambah terhadap mineral atau batubara yang diproduksinya sebagai bahan
baku industri dalam negeri juga mengolah produk samping sisa
pengolahan/pemurnian untuk bahan baku industri kimia dan pupuk dalam
negeri.
Dengan diterbitkannya peraturan ini bertujuan meningkatkan dan
mengoptimalkan nilai suatu komoditi di sektor pertambangan, tersedianya
bahan baku di dalam negeri, serta meningkatkan penyerapan tenaga kerja
dan penerimaan negara.

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 60


Penerapan teknologi rendah dalam mengeksploitasi sumberdaya
alam utamanya sumberdaya mineral dapat menghambat upaya konservasi.
Hambatan ini dapat diatasi dengan cara meningkatkan kualitas teknologi
pengolahan dan pemurnian mineral-mineral logam yang dihasilkan di
Indonesia.

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 61


8. KEGUNAAN, PELUANG, KENDALA PEMANFAATANNYA DAN
REGULASI

8.1 Kegunaan
Pasir besi adalah salah satu hasil dari Sumber Daya Alam yang ada
di Indonesia dan merupakan salah satu bahan baku dasar dalam industri
besi baja. Selain sebagai bahan baku industri baja, pasir besi juga dapat
dimanfaatkan sebagai bahan baku industri semen dalam pembuatan beton.
Pasir besi yang mempunyai kandungan Fe2O3, SiO2, MgO dan ukuran
beton 80-100 mesh berpotensi untuk digunakan sebagai pengganti semen
dalam produksi beton berkinerja tinggi.
Pemanfaatan produksi pasir besi lebih diarahkan untuk pasaran
dalam negeri, terutama untuk industri semen. Dengan berkembangnya
industri semen di dalam negeri, permintaan pasar domestik akan pasir besi
meningkat kembali. Hasil penelitian menunjukkan manfaat dan kegunaan
pasir besi adalah:
 Pemakaian pasir besi sebesar 80% dari berat pasir total memberikan
kuat tekan maksimum diantara kadar pasir besi yaitu 42,65 MPa dan
dapat meningkatkan kuat tekan sebesar 28,41% dibandingkan beton
normal.
 Pemakaian pasir besi sebesar 80% dari berat pasir total memberikan
kuat tekan maksimum diantara kadar pasir besi yaitu 3,07 MPa dan
meningkatkan kuat tarik belah sebesar 4,84% dibandingkan beton
normal.
 Pada pasir besi ini meningkatkan kuat tekan dan kuat tarik belah
hingga 80%, hal ini dimungkinkan karena selain sifat filler juga sifat
kimiawi pasir besi yang mengandung SiO2 sehingga membantu
kinerja semen sebagai bahan pengikat.

Bahan mentah yang digunakan dalam pembuatan semen adalah


batu kapur, pasir silika, tanah liat dan pasir besi. Total kebutuhan bahan
mentah yang digunakan untuk memproduksi semen yaitu:
1. Batu kapur digunakan sebanyak ± 81%.
Batu kapur merupakan sumber utama oksida yang mempunyai
rumus CaCO3 (Kalsium Karbonat),pada umumnya tercampur MgCO 3
dan MgSO4. Batu kapur yang baik dalam penggunaan pembuatan
semen memiliki kadar air ± 5%.
2. Pasir silika digunakan sebanyak ± 9%
Pasir silika memiliki rumus SiO2 (silikon dioksida). Pada umumnya
pasir silika terdapat bersama oksida logam lainnya, semakin murni
kadar SiO2 semakin putih warna pasir silikanya, semakin berkurang
kadar SiO2 semakin berwarna merah atau coklat, disamping itu
semakin mudah menggumpal karena kadar airnya yang tinggi. Pasir

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 62


silika yang baik untuk pembuatan semen adalah dengan kadar SiO 2
± 90%
3. Tanah liat digunakan sebanyak ± 9%.
Rumus kimia tanah liat yang digunakan pada produksi semen
SiO2Al2O3.2H2O. Tanah liat yang baik untuk digunakan memiliki
kadar air ± 20%, kadar SiO2 tidak terlalu tinggi ± 46%
4. Pasir besi digunakan sebanyak ± 1%.
Pasir besi memiliki rumus kimia Fe2O3 (Ferri Oksida) yang pada
umumnya selalu tercampur dengan SiO2 dan TiO2 sebagai
impuritiesnya. Fe2O3 berfungsi sebagai penghantar panas dalam
proses pembuatan terak semen. Kadar yang baik dalam pembuatan
semen yaitu Fe3O2 ± 75% – 80%.

Pada penggilingan akhir digunakan gipsum sebanyak 3-5% total


pembuatan semen (A). Potensi bijih besi nasional masih belum
dimanfaatkan oleh industri baja nasional secara optimal karena kendala
teknis dan investasi (Masduki, 2002). Dalam memproduksi baja banyak
dibutuhkan material baik sebagai bahan baku diantaranya adalah bijih besi,
maupun bahan imbuh dan bahan penolong. Jenis-jenis material yang
umum dibutuhkan dalam memproduksi baja ditunjukan pada Gambar 8.1.
Tabel 8.1 memperlihatkan kebutuhan material untuk produksi baja di
PT. Krakatau Steel sebelum & selama tahun 2000an. Sebagian besar
material yang digunakan untuk memproduksi baja merupakan material
impor. Dengan kondisi tersebut besar peluang untuk dilakukan
pengembangan sumberdaya lokal untuk memasok kebutuhan industri baja.

Gambar 8.1 Material yang dibutuhkan untuk produksi 1 ton baja (Masduki, 2002)

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 63


Tabel 8.1 Kebutuhan Material untuk Produksi Baja 2.5 juta ton/tahun di PTKS
MATERIAL KEBUTUHAN (Ton) SUMBER
Pellet bijih besi 3.5 juta Swedia, Chili, dll
Besi skrap 1.7 juta Eropa, Lokal
Refraktori 39,000 China
Kapur bakar 250,000 Lokal
Bahan imbuh: 12,750 China
FeSi, FeMn, SiMn
Elektroda 6,500 China
Alumunium 8,000 Lokal
Coke breeze 37,500 China

8.2 Peluang
Indonesia memiliki cadangan bijih besi yang dihasilkan dari tipe
endapan pasir besi yang memiliki prospek untuk dimantaatkan pada
pengembangan industri baja nasional (Tabel 8.2). Indonesia sebagai
negara yang memiliki sumber daya mineral yang sangat besar serta posisi
yang strategis di kawasan Asia Pasifik mempunyai peluang untuk
mengembangkan potensi mineralnya apabila ditunjang dengan strategi
yang sesuai serta iklim berusaha yang mendukung.
Jumlah penduduk Indonesia yang besar dengan tingkat pendapatan
yang meningkat sejalan dengan laju pertumbuhan ekonomi akan menjadi
pasar yang potensial bagi produk yang berbasis sumber daya mineral.
Restrukturisasi industri di negara-negara maju juga akan membuka
peluang sebagai pasar bijih besi Indonesia. Dengan sumber daya alam
mineral logam besi yang kaya (Tabel 8.3), Indonesia memiliki peluang yang
besar sebagai tempat relokasi industri dari negara maju, termasuk industri
pengolahan hasil tambang.

Tabel 8.2 Cadangan Bijih Besi Lokal


TIPE CADANGAN LOKASI
ENDAPAN
Laterit 936.447.000 ton Kalimantan Selatan
(Fe: 39,8 – 55,2%) Sulawesi Tenggara
Kontak 15.407.561 ton Sumatra Barat, Lampung,
Metasomatik (Fe: 38 – 70,40%) Kalimantan Barat, Flores,
Kalimantan Selatan
Sedimen 1.061.000 ton Aceh, Lampung, Jawa
(Fe: 30 – 69%) Barat
Pasir besi 158.893.645 ton Aceh, Bengkulu,
(Fe: 34 – 59%, TiO2: 5,4 Lampung selatan, P.
– 23,17%) Jawa dan Bali
Sumber : Yudawinata and Sunarya (1996)

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 64


Tabel 8.3 Potensi Sumberdaya dan Cadangan Mineral Logam Besi di Indonesia
TOTAL SUMBER DAYA (TON) TOTAL CADANGAN (TON)
KOMODITI
NO
COMMODITIES
BIJIH LOGAM BIJIH LOGAM

1 Besi Laterit/Laterite Iron 1.879.728.017,30 684.517.136,67 424.146.020,00 101.405.611,09


2 Besi Primer/Primary Iron 712.464.366,32 401.771.218,67 65.579.511,00 39.825.354,30
3 Besi Sedimen 18.661.823,37 11.748.735,25 18.625.623,37 11.745.536,95
4 Kobal/Cobalt 1.481.642.000,00 1.630.161,04 490.336.020,00 471.693,33
5 Kromit Plaser/Placer Chromite 5.782.929,00 2.442.554,30 4.078.029,00 2.834.916,25
6 Kromit Primer/Chromite 32.254.881,50 75,91 - -
7 Mangan/Manganese 15.490.762,73 6.304.770,42 4.429.029,00 2.834.916,25
8 Molibdenum/Molydenum 706.000.005,59 238.400,39 - -
9 Nikel/Nickel 3.565.478.997,00 52.152.471,35 1.168.108.558,40 21.625.738,10
10 Pasir Besi/Iron Sand 2.116.772.029,90 425.416.226,90 173.810.612,00 25.412.652,63
11 Titan Laterit/Lateritic Titanium 741.298.559,00 2.985.335,15 - -
12 Titan Plaser/Placer Titanium 71.314.609,90 7.192.219,95 1.480.000,00 118.306,00
Sumber: Pusat Sumber Daya Geologi, 2013

8.3 Kendala
Masih terdapatnya kasus tumpang-tindih lintas sektor dan
terhambatnya proses ijin pinjam pakai menjadi salah satu kendala dalam
pengembangan pertambangan di Indonesia. Hal ini menyebabkan
sinkronisasi lebih lanjut untuk legislasi lintas sektor (pertambangan,
kehutanan, lingkungan dan tata ruang) perlu segera diselesaikan. Belum
optimalnya pelaksanaan kegiatan pertambangan yang baik dan benar juga
menjadi kendala yang diantaranya menyebabkan munculnya PETI
(perusahaan yang tidak mematuhi ketentuan pertambangan yang baik dan
benar). Hal ini juga disertai dengan kurang berkembangnya sistem
informasi geologi dan sumber daya mineral yang terpadu dengan
memanfaatkan teknologi informasi yang mutakhir (adanya keterbatasan
dalam kemampuan penguasaan teknologi). Bagaimana meningkatkan
sumber daya manusia yang profesional baik dalam jumlah maupun
kualitasnya untuk mempelajari teknologi ini sangat diperlukan.
Dengan rencana pengembangan fasilitas pengolahan dan
pemurnian mineral di Indonesia yang pada saat ini jumlahnya masih
terbatas, akan memerlukan infrastruktur pendukung seperti jalan,
pelabuhan dan yang paling penting dukungan sumber energi. Sehingga
penyediaan infrastruktur untuk mendukung aktivitas ekonomi tersebut
harus segera terlaksana. Hal ini juga akan berdampak pada bagaimana
meningkatkan keterkaitan antara usaha pertambangan dengan industri
pengolahan dan sektor-sektor lainnya. Hal yang harus diingat juga bahwa
berbagai kegiatan usaha pertambangan tersebut mulai dari eksplorasi,

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 65


penambangan, serta pengolahan dan pemurnian hasil tambang
memerlukan dana yang besar.
Kegiatan usaha pertambangan juga banyak menimbulkan dampak
negatif terhadap kelestarian fungsi lingkungan hidup fisik meliputi air,
udara, tanah, dan bentang alam, ataupun nonfisik seperti sosial ekonomi
dan budaya masyarakat. Hal ini terutama pertambangan yang diusahakan
oleh rakyat setempat yang tidak memperhatikan kelestarian lingkungan
ataupun peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sementara itu,
usaha pertambangan rakyat secara tradisional tidak mampu meningkatkan
kesejahteraan masyarakat penambang secara nyata. Dengan demikian,
tantangan yang dihadapi adalah bagaimana meningkatkan peran serta
masyarakat dalam pembangunan pertambangan secara efektif sehingga
usaha pertambangan rakyat dapat ditata dan dikembangkan secara
mantap dan terpadu sebagai bagian integral dari sistem pertambangan
nasional yang berwawasan lingkungan.
Arus globalisasi telah mendorong terjadinya persaingan yang makin
ketat dalam menarik investasi, baik persaingan antar negara maupun
persaingan antar sektor ekonomi. Tantangan yang dihadapi adalah
bagaimana menciptakan iklim investasi yang lebih mendukung serta sistem
insentif untuk menarik masuknya investor baru dalam usaha
pertambangan.

8.4 Regulasi
Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 yang merupakan landasan
konstitusional pengelolaan sumber daya mineral dan batubara yang pada
hakikatnya mengamanatkan bahwa bumi, air dan kekayaan alam termasuk
batubara, merupakan sumber daya alam tak terbarukan yang mempunyai
peranan penting dalam memenuhi hajat hidup orang banyak. Oleh karena
itu pengelolaannya harus dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-
besarnya untuk kemakmuran rakyat.
Undang-Undang No.4 tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral
dan Batubara, mempengaruhi sistem perizinan, kebijakan DMO dan
kebutuhan nilai tambah pada produk pertambangan. Undang-Undang No.4
tahun 2009 (pasal 108 dan 109) ini pun merupakan perwujudan kebijakan
sosial yang ada di sektor pertambangan (comdev). Pada pasal tersebut
dinyatakan pemegang Izin Usaha Pertambangan dan Izin Usaha
Pertambangan Khusus wajib menyusun program pengembangan dan
pemberdayaan masyarakat. Hal ini diperkuat dengan peraturan pemerintah
No. 23 tahun 2010 (pasal 106 – 109) tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha
Pertambangan Mineral dan Batubara. Ada tiga alasan penting bagi
perusahaan melakukan comdev, antara lain untuk mendapatkan izin lokal
beroperasinya perusahaan, menciptakan sustainable future (masa depan
yang berkelanjutan), dan sebagai sarana bagi perusahaan untuk

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 66


memenuhi sasaran-sasaran usahanya. Kebijakan sosial di sektor
pertambangan mempunyai arti khusus dalam memecahkan masalah atau
peningkatan kesejahteraan sosial untuk pembangunan yang berkelanjutan
dan menciptakan kemandirian, bukan ketergantungan.
Dalam pengelolaan tambang, ada dua aspek penting yang harus
diperhatikan yaitu aspek lingkungan dan aspek sosial-ekonomi. Kedua
aspek ini akan saling berintegrasi sampai dengan suatu tambang tutup.
Dengan demikian harus ada program CSR yang tepat sasaran dan sesuai
perencanaan. Aspek lingkungan dan sosial serta program CSR yang saling
berintegrasi dengan didasari platform kebijakan ekonomi dan sosial serta
regulasi yang ada maka akan tercapai kemandirian masyarakat dan
pembangunan berkelanjutan (Gambar 8.2).

Sumber: Persentasi CSR, diolah


Gambar 8.2 Keterkaitan CSR dengan Kebijakan Sosial

Pada tahun 2009, dikeluarkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 34


(Permen 34/2009) tentang Pengutamaan Pemasokan Kebutuhan Mineral
dan Batubara untuk Kepentingan Dalam Negeri. Permen 34/2009 yang
bertujuan untuk mengatasi dan mencegah kelangkaan pasokan mineral
dan batubara sekaligus menjamin pasokan di dalam negeri. Ketentuan
mengenai pengutamaan pemasokan kebutuhan mineral dan batubara
untuk dalam negeri ini berlaku kepada Badan Usaha Pertambangan
Mineral dan Batubara (BUPMB). BUPMP terdiri dari: Kontrak Karya (KK),
Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B), IUP
Operasi Produksi, dan IUPK Operasi Produksi. BUPMB wajib menjual

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 67


mineral atau batubara yang diproduksi kepada Pemakai Mineral Dalam
Negeri (PMDN) atau kepada Pemakai Batubara Dalam Negeri (PBDN).
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2010 tentang Wilayah
Pertambangan dikeluarkan untuk menata pertambangan agar dapat
dimanfaatkan dengan baik dan meminimalisir tumpang tindih penggunaan
lahan dengan mempertimbangkan aspek lingkungan, budaya dan ekonomi.
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Kegiatan Usaha Pertambangan. Peningkatan nilai tambah produk
pertambangan sangat penting mengingat selama ini peran Indonesia
hanya sebagai produsen atau penjual bahan galian tambang yang
sebagian besar tanpa diolah sementara industri dalam negeri yang
berbasis tambang masih mengimpor bahan baku tersebut dari negara lain
yang bahan bakunya berasal dari Indonesia. Beberapa komoditas mineral
logam telah diolah di dalam negeri menjadi produk akhir seperti bijih timah,
bijih nikel dan bijih tembaga. Pemerintah dalam hal ini telah mengatur
mengenai peningkatan nilai tambah.
Pemanfaatan bahan dan hasil tambang terus dikembangkan melalui
peningkatan produksi dan usaha pemasarannya di dalam negeri dan di luar
negeri serta pengolahannya perlu didukung oleh industri pengolahan yang
maju agar mampu meningkatkan nilai tambah dan pendapatan negara.
Pemerintah juga mengeluarkan beberapa kebijakan untuk dapat
menjalankan pengelolaan pertambangan dengan mendorong
pengembangan nilai tambah produk komoditi hasil tambang, antara lain
pengolahan, pemurnian, local content, local expenditure, tenaga kerja dan
CSR. Berdasarkan PP 23/2010 tersebut, Menteri ESDM memiliki
wewenang menetapkan kebutuhan mineral dan batubara di dalam negeri.
Kebutuhan tersebut meliputi kebutuhan untuk industri pengolahan dan
pemakaian langsung. Pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi
Produksi dan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) Operasi produksi
diperkenankan mengekspor mineral dan batubara yang mereka produksi
setelah kebutuhan di dalam negeri terpenuhi.
Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2010 membahas tentang
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha
Pertambangan Mineral dan Batubara. Dalam peningkatan pembinaan dan
pengawasan dilakukan inspeksi terpadu Pemerintah Pusat dan Daerah
dengan menyiapkan inspektur tambang serta kerjasama untuk audit
terhadap perusahaan tambang di daerah. Pembangunan pertambangan
diselenggarakan secara terpadu dengan pembangunan daerah dan
pembangunan berbagai sektor lainnya, terutama yang berkaitan erat
dengan perluasan lapangan kerja dan kesempatan usaha, serta
pengembangan wilayah dengan selalu memperhatikan kebutuhan masa
depan dan kelestarian fungsi lingkungan hidup.

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 68


Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2010 tentang Reklamasi dan
Pasca tambang, mengisyaratkan bahwa pembangunan berkelanjutan pada
daerah bekas tambang akan menjadi promosi yang baik terhadap industri
pertambangan untuk beroperasi di daerah prospek lainnya. Kesemua ini
dilakukan untuk memajukan ekonomi tanpa menghabiskan modal alam.
Perpres No. 32 Tahun 2011 telah mencanangkan program
Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia
(MP3EI) untuk jangka waktu 2011 – 2025.

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 69


9. KEGIATAN INVENTARISASI PASIR BESI OLEH PUSAT SUMBER
DAYA GEOLOGI

Ekplorasi pasir besi sudah dilakukan oleh Pusat Sumber Daya


Geologi, Badan Geologi dimulai dari tahun 1971 hingga 2011. Terdapat 32
kegiatan inventarisasi pasir besi di Pulau Jawa, Nusa Tenggara, Sumatera,
Sulawesi, dan Kepulauan Maluku (Tabel 9.1).

Tabel 9.1 Kegiatan Inventarisasi Pasir Besi


1. Eksplorasi Sentjara Umum Endapan Pasir Besi Pantai Selatan 1971
Jogjakarta
2. Laporan Pendahuluan Eksplorasi Endapan Pasir Besi Titanam Di 1971
Pantai Selatan Kulon Progo Jogjakarta
3. Titano Iron Deposit at The Southern Coast Of Kulon-Progo (West- 1971
Progo) Jogjakarta
4. Laporan Perdjalanan Dinas Pada Endapan Pasir Besi Titan Dipantai 1972
Selatan Djawa Tengah,Djawa Timur Dan P.Bali
5. Keterangan Singkat Tentang Tjara Pengambilan Dan Preparasi 1972
Tjonto Endapan Pasir Besi Pantai Selatan Djawa
6. Rentjana Kerdja Eksplorasi Pendahuluan Pada Pasir Besi Titan 1972
Pantai Selatan Djampang Kulon Djawa Barat
7. Eksplorasi Pendahuluan Terhadap Endapan Pasir Besi Titan Di 1972
Daerah Pangandaran – Parigi Jawa Barat
8. Laporan Perjalanan Dinas Pada Peninjauan Endapan Pasir Besi 1972
Titan Di Pantai Selatan Pulau Jawa dan Bali Bersama Team New
Zealand
9. Laporan Pendahuluan Penyelidikan Endapan Pasir Besi Titan Di 1972
Pantai Selatan Jampang Kulon Jawa Barat
10. Hasil Penyelidikan Terhadap Endapan Pasir Besi Titan Di Daerah 1973
Pantai Jampang Kulon Jawa Barat
11. Laporan Perihal Potensi Dan Prospek-Prospek Dari Deposit Pasir 1973
Besi Jogya Dalam Rangka Pendirian Proyek Pabrik Baja
12. Reconnaicance Report On The iron Sand Of Southern Coast OF 1974
Flores
13. Laporan Eksplorasi Pendahuluan Pasir Besi Puger Pasirian Jawa 1974
Timur
14. Penyelidikan Singkat Terhadap Pasir Besi Di Daerah Pantai Teluk 1976
Betung Dan Kalianda Lampung Selatan
15. Peninjauan Terhadap Penyebaran Pasir Besi Di Sekitar Pantai Kota 1976

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 70


16. Eksplorasi Pasir Besi Titan Di Daerah Pantai Selatan Cianjur- 1980
Sukabumi Jawa Barat
17. Hasil Eksplorasi Endapan Pasir Besi Di Daerah Pantai Pasur Dan 1981
Jolosutro Blitar
18. Hasil Eksplorasi Endapan Pasir Besi-Titan Di Daerah Pantai antara 1982
S. Cibuni – S. Ci Kakap Cianjur Jawa Barat
19. Hasil Eksplorasi Endapan Pasir Besi – Titan Di Daerah Pantai 1982
Antara S. Cibuni – S. Cikaso Sukabumi Jawa Barat
20. Laporan Eksplorasi Endapan Pasir Besi di Daerah Brebes – Tegal, 1983
Jawa Tengah
21. Exploration For Titanoferous Iron Sand in the Coastial Area Of 1984
Cipatujah, West Java

22. Percobaan Pelindian Titanium Dioksida (TiO2) Dari Konsentrat Pasir 1990
Besi Daerah Yogyakarta Dengan Asam Sulfat
23. Reduksi Langsung Pasir Besi Dari Kulonprogo Yogyakarta Dengan 1991
Batubara Dan CO2
24. Penyelidikan Pendahuluan Bahan Galian Pasir Besi Di Kabupaten 1995
Sumba Barat Propinsi Nusa Tenggara Timur
25. Inventarisasi Endapan Pasir Besi Di Provinsi Sulawesi Utara 2006

26. Eksplorasi Endapan Pasir Besi Di Daerah Kabupaten Halmahera 2006


Utara, Provinsi Maluku Utara
27. Laporan Eksplorasi Endapan Pasir Besi Di Daerah Kabupaten 2006
Halamhera Utara Provinsi Maluku
28. Laporan Eksplorasi Pasir Besi Di Kabupaten Manggaria Provinsi 2006
Nusa Tenggara Timur
29. Laporan Eksplorasi Umum Endapan Pasir Besi Di Kabupaten 2007
Minahasa Selatan, Provinsi Sulawesi Utara
30. Eksplorasi Umum Pasir Besi Di Kabupaten Sumbawa Provinsi Nusa 2008
Tenggara Barat
31. Pasir Besi Di Kabupaten Lampung Barat Provinsi Lampung 2011

32. Laporan Prospeksi Pasir Besi DI Kabupaten Lampung Barat Provinsi 2011
Lampung

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 71


10. POTENSI PASIR BESI DI INDONESIA

Berdasarkan data neraca sumberdaya dan cadangan mineral logam


Indonesia Tahun 2013, total sumber daya konsentrat pasir besi sebesar
2.121.476.550 ton dan total logam besi sebesar 443.732.972 ton.
Sedangkan total cadangan konsentrat pasir besi di Indonesia adalah
sebesar 173.810.612 ton, dengan total cadangan logam besi sebesar
25.412.653 ton. Data yang tersebar pada 67 lokasi di seluruh Indonesia,
kecuali Pulau Kalimantan tersebut bersumber dari hasil penyelidikan Pusat
Sumber Daya Geologi dan beberapa dari pemegang Ijin Usaha
Pertambangan dan Kontrak Karya. Namun data tersebut kemungkinan
besar merupakan data pesimistik, karena ada data lain yang belum
terinventarisasi, yaitu data yang bersumber dari pemegang Ijin Usaha
Pertambangan Pasir Besi yang tidak melaporkan atau tidak tercatat data
sumber daya atau bahkan cadangannya. Berdasarkan data dari Direktorat
Jenderal Mineral dan Batubara sampai dengan tahun 2012 terdapat 219
Ijin Usaha Pertambangan Pasir Besi dengan perincian 81 IUP Eksplorasi, 1
IUP Studi Kelayakan dan 137 IUP Operasi Produksi. Dengan kegiatan
status perijinan Operasi Produksi seharusnya data sumber daya dan
cadangan sudah tersedia, sehingga bila seluruh atau sebagian data
tersebut terhimpun, maka data sumber daya dan cadangan pasir besi akan
meningkat.
Dari 67 lokasi potensi tersebut, 2 lokasi diantaranya tidak terdapat di
pantai, yaitu di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur yang merupakan luapan
lumpur Sidoarjo dan di Timika, Papua yang merupakan lokasi tailing
penambangan tembaga PT. Freeport.
Selain mengandung besi, di beberapa lokasi endapan pasir besi juga
mempunyai kandungan titanium dalam bentuk mineral ilmenit (FeTiO 3). Di
beberapa tempat seperti di pantai selatan Pulau Jawa kandungannya
mencapai 11% sampai dengan 13%.

10.1. Pulau Sumatera


Di Pulau Sumatera, lokasi sumber daya dan cadangan pasir besi
dijumpai di beberapa provinsi, yaitu : Provinsi Aceh, Bengkulu dan
Lampung. Di Provinsi Aceh, pasir besi dijumpai di Kota Banda Aceh yaitu
endapan pasir pantai berupa magnetit dan ilmenit dengan kadar Fe total
55%, total sumber daya bijih tertunjuk sebesar 2.897.114 ton dan sumber
daya logam tertunjuk sebesar 1.593.413 ton.
Di Provinsi Bengkulu, pasir besi dijumpai di Kabupaten Seluma,
Mukomuko dan Bengkulu Utara. Perincian lokasi, kecamatan, kabupaten,
tingkat penyelidikan, sumber daya, dan keterangan kandungan besi
tercantum dalam tabel 10.1.

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 72


Tabel 10.1 Potensi Pasir besi di Provinsi Bengkulu
(Tabel Bukan Potensi Provinsi Bengkulu)
TINGKAT SUMBER DAYA
NO LOKASI KECAMATAN KABUPATEN KETERANGAN
PENYELIDIKAN TERTUNJUK
1 Blok Malaya-Cahaya Pesisir Utara Lampung Barat Prospeksi 50.525
2 Kotakarang Pesisir Utara Lampung Barat Prospeksi 40.884
Kadar Fe total 37,24%
3 Baturaja-Way Guday Pesisir Utara Lampung Barat Prospeksi 26.082
4 Tanjungjati Pesisir Selatan Lampung Barat Prospeksi 53.267
5 Kalianda Kalianda Lampung Selatan Eksplorasi Umum 661.895 Kadar Fe total 46,05%
6 Teluk Betung Tanjungkarang Timur Kota Bandar Lampung Eksplorasi Umum 112.776 Kadar Fe total 50%
Jumlah 945.429

Di Provinsi Lampung, potensi pasir besi dapat dijumpai di Kabupaten


Lampung Barat, Lampung Selatan dan Kota Bandar Lampung dengan
perincian lokasi, kecamatan, kabupaten, tingkat penyelidikan, sumber
daya, cadangan dan keterangan kandungan besi tercantum dalam tabel
10.2.

Tabel 10.2 Potensi Pasir besi di Provinsi Lampung


TINGKAT SUMBER DAYA
NO LOKASI KECAMATAN KABUPATEN KETERANGAN
PENYELIDIKAN TERTUNJUK
1 Blok Malaya-Cahaya Pesisir Utara Lampung Barat Prospeksi
Negeri-Lemong 50.525
2 Kotakarang Pesisir Utara Lampung Barat Prospeksi 40.884 Kadar Fe total 37,24%
3 Baturaja-Way Guday Pesisir Utara Lampung Barat Prospeksi 26.082
4 Tanjungjati Pesisir Selatan Lampung Barat Prospeksi 53.267
5 Kalianda Kalianda Lampung Selatan Eksplorasi Umum 661.895 Kadar Fe total 46,05%
6 Teluk Betung Tanjungkarang Timur Kota Bandar Lampung Eksplorasi Umum 112.776 Kadar Fe total 50%
Jumlah 945.429

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 73


Gambar 10.1 Peta Potensi Pasir Besi Pulau Sumatera

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 74


Tabel 10.3 Sumber Daya dan Cadangan Pasir Besi di Pulau Sumatera

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 75


10.2. Pulau Jawa
Potensi pasir besi di Pulau Jawa dijumpai di Provinsi Jawa Barat,
Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta dan Jawa Timur.
Provinsi Jawa Barat merupakan provinsi dengan data lokasi sebaran
potensi terbanyak, yaitu di Kabupaten Cianjur, Sukabumi, Tasikmalaya,
Ciamis, dan Subang dengan perincian lokasi, kecamatan, kabupaten,
tingkat penyelidikan, sumber daya, cadangan dan keterangan kandungan
besi tercantum dalam tabel 10.4.

Tabel 10.4 Potensi Pasir besi di Provinsi Jawa Barat


TINGKAT SUMBER DAYA KONSENTRAT (ton CADANGAN TERKIRA
NO. LOKASI KECAMATAN KABUPATEN KETERANGAN
PENYELIDIKAN TERTUNJUK TERUKUR KONSENTRAT (ton)
1 Cibadogol, Ciemas Sukabumi Eksplorasi Umum 6.676.925 - - F total 37,8%
Citanglar
2 Sindangbarang Sindangbarang Cianjur Eksplorasi Rinci - 4.039.651 - Fe total 57,43%
3 Cidaun Cidaun Cianjur Eksplorasi Rinci - 3.329.500 - Fe total 57,43%,
TiO 2 12,73%
4 Cijulang Cijulang Ciamis Eksplorasi Umum 162.222 - - Fe total 60%
5 Cikakap, Cikaso Tegalbuleud Sukabumi Eksplorasi Umum 9.786.229 - - Fe total 57%
6 Cikalong Cipatujah, Tasikmalaya Eksplorasi Umum 2.357.390 - - Fe total 56,13%
Karangnunggal
7 Cipatujah Cipatujah Tasikmalaya Eksplorasi Rinci - - 1.302.000 Fe total 56,32%
8 Cidadap Karangnunggal Tasikmalaya Eksplorasi Umum 4.570.000 Fe total 35% s.d.
60%
9 Pangandaran Pangandaran Ciamis Eksplorasi Umum 113.094 - - Fe total 59%
10 Pantai Utara Pusakanagara Subang Eksplorasi Umum 30.021 - - Fe total 54,7%
Pamanukan
Jumlah 23.695.881 7.369.152 1.302.000

Gambar 10.2 Endapan pasir besi titan sepanjang Pantai Sindangbarang


dan Cidaun, Kabupaten Cianjur

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 76


Gambar 10.3 Endapan pasir besi undak tua yang ditemukan di Kampung
Taibeusi, Kecamatan Sindangbarang, Kabupaten Cianjur

Gambar10.4 Endapan pasir besi titan sepanjang Pantai Sindangbarang


dan Cidaun, Kabupaten Cianjur

Di Provinsi Jawa Tengah, pasir besi dijumpai di pantai selatan


maupun di pantai utara, yaitu di Kabupaten Cilacap, Purworejo dan Jepara
dengan perincian lokasi, kecamatan, kabupaten, tingkat penyelidikan,
sumber daya, cadangan dan keterangan kandungan besi tercantum dalam
tabel 10.5

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 77


Tabel 10.5 Potensi Pasir besi di Provinsi Jawa Tengah
TINGKAT SUMBER DAYA TERUKUR CADANGAN KONSENTRAT (ton
NO LOKASI KABUPATEN KETERANGAN
PENYELIDIKAN KONSENTRAT ( ton ) TERKIRA TERBUKTI
1 Adipala Cilacap Eksploitasi 780.000 Kadar Fe Total 52%
2 Pantai selatan Purworejo Eksploitasi 1.700.000 250.000 Kadar Fe total 47,4%,
Kutoarjo
3 Pantai Keling - Jepara Eksplorasi Rinci 9.714.000 Kadar Fe total 66,8%
Bangsri
Jumlah 9.714.000 1.700.000 1.030.000

Di Provinsi Daerah Istimewa Jogjakarta, kegiatan pertambangan


pasir besi dengan menerapkan tahapan yang benar dijumpai di daerah
pantai antara Sungai Progo sampai Sungai Bogowonto, Kecamatan Wates,
Kabupaten Kulon Progo. Wilayah ini dikelola oleh PT. Jogja Mangasa
dengan total sumber daya konsentrat dan cadangan konsentrat masing-
masing 230.801.330 ton dan 169.078.612 ton dengan kadar Fe 12,8%
sampai dengan 13,7%. Selain di Kulon Progo, pasir besi juga dijumpai di
pantai antara Sungai Opak dan Sungai Progo Kabupaten Bantul dengan
sumber daya tertunjuk konsentrat 2.011.033 ton dan total cadangan
399.879.942 ton dan kadar Fe total 59%.
Di Provinsi Jawa Timur, endapan pasir besi tercatat dijumpai di 4
lokasi, 3 lokasi di pantai yaitu Desa Popoh dan Perigi, pantai selatan
Tulungagung (Tabel 10.6), di Pantai Pasirian sampai Puger Kabupaten
Jember, Lumajang dan di Rejosari serta 1 lokasi di daerah luapan lumpur
Sidoarjo. Berdasarkan hasil survey, lumpur Sidoarjo mengandung besi
3,5%, sehingga bila dikalikan volume lumpurnya 46.153.500 ton, maka
sumberdaya besinya 1.638.449 ton.

Tabel 10.6 Potensi Pasir besi di Provinsi Jawa Timur


TINGKAT SUMBER DAYATRAT (ton) CADANGAN
NO LOKASI KECAMATAN KABUPAT KONSEN KONSENTRAT KETERANGAN
EN PENYELIDIK
AN HIPOTETI TERTUNJU TERUKU TERKIRA (ton)
K K R
1 Ds.Popoh Campur Darat, Tulungagung Eksplorasi 1.100 Fe total 42%
dan Tanggung Gunung Umum
Perigi, Pantai
Sel.Tulungagu
ng
2 Porong Porong Sidoarjo Survei Tinjau 46.153.500 Lumpur Lapindo, Fe
3,55 %
3 Pantai Pesisiran, Tempeh, Lumajang, Eksplorasi 700.000 Fe total 49,7%,
Pasirian Kunir, Yosowilangun, Jember Rinci
sampai Kencong,
Puger Gumukmas, Puger
4 Rejosari Kalidawir Tulungagung Eksplorasi 253.753
Jumla 46.153.500 1.100 253.753 700.000
h

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 78


Gambar 10.5 Peta Potensi Pasir Besi Pulau Jawa

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 79


Tabel 10.7 Sumber Daya dan Cadangan Pasir Besi di Pulau Jawa

SUMBER DAYA ( CADANGAN (ton)


TINGKAT ton )
NO LOKASI KECAMATA KABUPATE PROPINSI KETERANGAN SUMBER DATA
N N PENYELIDIK HIPOTETIK TERTUNJUK TERUKU TERKIRA TERBUKTI
AN R
BIJIH LOGAM BIJIH LOGAM BIJIH LOGAM BIJIH LOGAM BIJIH LOGA
M
1 Cibadogol, Citanglar Ciemas Sukabumi Jawa Barat Eksplorasi - - 6.676.925 2.523.878 - - - - - - Fe 37,8%
Umum
2 Sindangbarang Sindangbarang Cianjur Jawa Barat Eksplorasi Rinci - - - - 4.039.651 2.319.972 - - - - Fe 57,43% Dinas PSDAP Kab.
Cianjur
2002
3 Cidaun Cidaun Cianjur Jawa Barat Eksplorasi Rinci - - - - 3.329.500 1.912.132 - - - - Kadar 57,43 % Fe, 12,73 % TiO2 Dinas PSDAP Kab.
Cianjur
2002
4 Cijulang Cijulang Ciamis Jawa Barat Eksplorasi - - 162.222 97.333 - - - - - - Fe 60%
Umum
5 Cikakap, Cikaso Tegalbuleud Sukabumi Jawa Barat Eksplorasi - - 9.786.229 5.578.151 - - - - - - Fe 57%
Umum
6 Cikalong Cipatujah, Tasikmalaya Jawa Barat Eksplorasi - - 2.357.390 1.323.203 - - - - - - Fe 56,13%
Karangnunggal Umum
7 Cipatujah Cipatujah Tasikmalaya Jawa Barat Eksplorasi Rinci - - - - - 1.302.000 733.286 - - Fe 56,32% , Jumlah fraksi Laporan Tahunan
magnetik 2000,
1.302.000 ton. PT. ANTAM, tbk
8 Pangandaran Pangandaran Ciamis Jawa Barat Eksplorasi - - 113.094 66.725 - - - - - - Fe 59% Djumhani, 1978,
Umum Laporan Teknik Proyek
Survey Mineral Logam,
Dit. Geologi,
1977-1978
9 Pantai Utara Pusakanagara Subang Jawa Barat Eksplorasi - - 30.021 16.421 - - - - - - Fe 54,7%
Pamanukan Umum
10 Adipala Adipala Cilacap Jawa Tengah Operasi Produksi - - - - - - - - 780.000 405.600 Ketebalan rata-rata 3 s/d 8 Laporan Tahunan
meter, Kadar Fe 52% , Jumlah 2004, PT. ANTAM,
fraksi magnetik tbk
780.000 ton.
11 Pantai selatan Kutoarjo Purworejo Jawa Tengah Operasi Produksi - - - - - - 1.700.000 812.600 250.000 118.575 Konsentrat, kadar Fe = 47,4% , Summary 2005, PT.
Kutoarjo Antam,
tbk, s/d 31 Desember
2005
12 Pantai Keling - Keling - Bangsri Jepara Jawa Tengah Eksplorasi Rinci - - - - 9.714.000 6.488.952 - - - - Berupa magnetit & hematit, Laporan PT. Pasir
Bangsri Kadar Rantai
Fe2 O3 rata-rata 66,8% Emas, 2012
13 S. Progo - S. Wates, Panjatan Kulon Progo D.I. Jogjakarta Studi Kelayakan - - Kadar Fe 12,8 - 13,7 % Studi Kelayakan PT
Bogowonto 193.100.000 26.454.700 37.701.330 4.825.770 139.606.1 18.986.442 29.472.419 4.008.249
F(COG5% ) Jogja
93 Mangasa Iron, 2011
14 S. Progo - S. Opak Srandakan, Bantul D.I. Jogjakarta Eksplorasi 2.011.033 1.186.509 Konsentrat pasir besi endapan DSM, 1996
Sanden Umum pantai,
kadar Fe 59%
15 Ds.Popoh dan Campur Darat, Tulungagung Jawa Timur Eksplorasi - - 1.100 462 - - - - - - Terdpt pd gumuk sepanjang
Perigi, Tanggung Umum pantai
Pantai Gunung Popoh dengan kadar Fe 42%
Sel.Tulungagung
16 Porong Porong Sidoarjo Jawa Timur Survei Tinjau 46.153.500 1.638.449 - - - - - - - - Dari Lumpur Lapindo, Kadar Fe KPP Konservasi, 2007
3,55
%
17 Pantai Pasirian Pesisiran, Lumajang, Jawa Timur Eksplorasi Rinci - - - - - - 700.000 347.900 - - Konsentrat, kadar Fe 49,7 % , Summary 2005, PT.
sampai Puger Tempeh, Kunir, Jember Antam, tbk, s/d 31
Yosowilangun, Desember 2005
Kencong,
Gumukmas, Puger
18 Rejosari Kalidawir Tulungagung Jawa Timur Eksplorasi 253.753 Laporan CV. Sumber
Mas,
2012
19 Cidadap Karangnunggal Tasikmalaya Jawa Barat 4.570.000 2.376.400 Kadar Fe total 35% s.d.60% Laporan PT Mina
Bandar
Galunggung, 2011
Jumla 46.153.500 1.638.449 218.808.014 39.623.783 55.038.235 15.546.826 143.308.1 20.880.229 30.502.419 4.532.424
h 93

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 80


10.3. Nusa Tenggara
Di Provinsi Nusa Tenggara Barat, endapan pasir besi terdata di
Pulau Lombok dan Sumbawa dengan status sumber daya hipotetik. Di
Pulau Lombok, pasir besi dijumpai di pantai barat dan pantai timur,
sedangkan di Pulau Sumbawa dijumpai di pantai utara dengan perincian
lokasi, kecamatan, kabupaten, tingkat penyelidikan, sumber daya,
cadangan dan keterangan kandungan besi tercantum dalam tabel 10.8.

Tabel 10.8 Potensi Pasir besi di Provinsi Nusa Tenggara Barat


TINGKAT SUMBER DAYA HIPOTETIK
NO. LOKASI KECAMATAN KABUPATEN KETERANGAN
PENYELIDIKAN KONSENTRAT (ton)
1 Tawun, Ds Sekotong Sekotong Lombok Barat Survai Tinjau 7 Kadar Fetotal 63%
2 Pantai Labuhan Haji Selong Lombok Timur Survai Tinjau 200 Kadar Fetotal 59%
3 Pantai Sanggar Sanggar Bima Survei Tinjau 1.328 Fe 1,7 - 12%
4 Pantai Tolokala Kilo Dompu Survei Tinjau 2.745 Fe 1 - 10%
5 Pantai Sowa, Pantai Donggo Bima Survai Tinjau 2.025 Kadar Fe total 64%
Tololai, Pantai Wisata
6 Pantai Saniang Darat Wera Bima Survai Tinjau 13.828 Kadar Fe Oksida 71%
Jumlah 20.134

Di Provinsi Nusa Tenggara Timur, endapan pasir besi terdata di


Pulau Flores dan Sumba. Di Pulau Flores, pasir besi dijumpai di daerah
pantai selatan Kabupaten Manggarai Timur dan Ende, sedangkan di Pulau
Sumba dijumpai di Kabupaten Sumba Barat dengan perincian lokasi,
kecamatan, kabupaten, tingkat penyelidikan, sumber daya, cadangan dan
keterangan kandungan besi tercantum dalam tabel 10.9.

Tabel 10.9 Potensi Pasir besi di Provinsi Nusa Tenggara Timur


TINGKAT SUMBER DAYA KONSENTRAT (ton
NO LOKASI KECAMATAN KABUPATEN KETERANGAN
PENYELIDIKAN TEREKA TERTUNJUK
1 Pantai Selatan Nangapanda, Ende Eksplorasi Umum 568.824 Fe rata-rata 15
Ende-Phondo Ende
2 Wendewa Utara Laratama Sumba Barat Eksplorasi 50.000 Fe2O3 58 - 64 %

3 Patawang Rindi Umalulu Sumba Timur Eksplorasi 50.000 Fe2O3 51 %


4 Nangarawa Borong Manggarai Eksplorasi Umum 134.520 Fe total 53,07 %
Timur
Jumlah 100.000 703.344

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 81


Gambar 10.6 Peta Potensi Pasir Besi Pulau Nusa Tenggara

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 82


Tabel 10.10 Potensi Sumber Daya dan Cadangan Pasir Besi di Nusa Tenggara

SUMBER DAYA (
TINGKAT
NO LOKASI KECAMATA KABUPATE PROPINSI ton ) KETERANGAN SUMBER DATA
N N PENYELIDIK HIPOTETIK TEREK TERTUNJUK
AN A
BIJIH LOGAM BIJIH LOGAM BIJIH LOGAM
1 Tawun, Ds Sekotong Lombok Barat Nusa Tenggara Survai Tinjau 7 4 - - - - Endapan rombakan pantai
Sekotong Barat mutu
belum diketahui, Kadar Fe
63%
2 Pantai Labuhan Haji Selong Lombok Timur Nusa Tenggara Survai Tinjau 200 118 - - - - Endapan rtombakan pantai,
Barat berlapis
tipis, Kadar Fe 59%
3 Pantai Sanggar Sanggar Bima Nusa Tenggara Survei Tinjau 1.328 80 - - - - Fe 1,7 - 12% Kanwil DPE NTB, 1994
Barat
4 Pantai Tolokala Kilo Dompu Nusa Tenggara Survei Tinjau 2.745 137 - - - - Fe 1 - 10% Kanwil DPE NTB, 1994
Barat
5 Pantai Sowa, Pantai Donggo Bima Nusa Tenggara Survai Tinjau 2.025 1.355 - - - - Endapan panta lapisan tipis
Tololai, Pantai Barat Mutu
Wisata belum diketahui, Kadar Fe
64%
6 Pantai Saniang Wera Bima Nusa Tenggara Survai Tinjau 13.828 1.381 - - - - Endapan rombakan pantai
Darat Barat lapisan
tipis, Kadar Fe Oksida 71%
7 Pantai Selatan Nangapanda, Ende Nusa Tenggara Eksplorasi Umum - - - - 568.824 85.324 Endapan Pantaidan dengan DSM, Eksplorasi Logam
Ende- Phondo Ende Timur kadar Besi
rata-rata 15 % Fe mineral di Pesisir Selatan kab.
ikutan Titan Ende. NTT
8 Wendewa Utara Laratama Sumba Barat Nusa Tenggara Eksplorasi - - 50.000 30.500 - - Fe2O3 58 - 64 % DIM 2004
Timur
9 Patawang Rindi Umalulu Sumba Timur Nusa Tenggara Eksplorasi - - 50.000 25.500 - - Fe2O3 51 % DIM 2004
Timur
10 Nangarawa Kota Komba Manggarai Timur Nusa Tenggara Ekspolrasi Umum 134.520 71.390 Kadar Fe Total 53,07% PSDG, Laporan
Timur Eksplorasi Pasir Besi
Kabupaten
Manggarai, 2006
Jumla 20.134 3.076 100.000 56.000 703.344 156.713
h

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 83


10.4. Pulau Sulawesi
Potensi pasir besi di Pulau Sulawesi dijumpai di Provinsi Sulawesi
Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara dengan
tingkat penyelidikan survei tinjau sampai dengan eksplorasi umum.
Di Provinsi Sulawesi Selatan, endapan pasir besi terdata di 3
kabupaten, yaitu Kabupaten Jeneponto, Selayar dan Takalar dengan
perincian lokasi, kecamatan, kabupaten, tingkat penyelidikan, sumber
daya, dan keterangan kandungan besi tercantum dalam tabel 10.11.

Tabel 10.11 Potensi Pasir besi di Provinsi Sulawesi Selatan


TINGKAT SUMBER DAYA KONSENTRAT (ton)
NO LOKASI KECAMATAN KABUPATEN KETERANGAN
PENYELIDIKAN HIPOTETIK TEREKA TERTUNJUK
1 Pabiringa Binamu Jeneponto Eksplorasi Umum - 7.809
2 Kampala Arungkeke Jeneponto Eksplorasi Umum 19.695
Fe total 45,48%
3 Bulo-bulo Arungkeke Jeneponto Eksplorasi Umum 72.406
4 Punagaya Arungkeke Jeneponto Eksplorasi Umum 20.103
5 Parapungta Galesong Takalar Survei Tinjau 2.865.000 - - Fe total 40%
Selatan
6 Batubatu- Galesong Utara Takalar Prospeksi - 1.984.000 - Fe2O3 17%, FeO 16%
Bontosunggu
7 Bontokonan- Galesong Takalar Prospeksi - 2.865.000 - Fe2O3 7,5%, FeO
Bontomaru Selatan 6,7%
8 TanahJampea Pasimasungu Selayar Survei Tinjau 37.500 - - Fe total 43%
Jumlah 2.902.500 4.849.000 120.013

Di Provinsi Sulawesi Barat, endapan pasir besi hanya terdata di 1


lokasi yang merupakan hasil kegiatan Prospeksi Mineral Logam di
Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, Pusat Sumber Daya Geologi
Tahun 2010, yaitu di daerah Paku Kecamatan Binuang dengan sumber
daya konsentrat hipotetik 2.088.000 ton dan kadar Fe 5,6 sampai dengan
5,9%.
Di Provinsi Sulawesi Tengah, endapan pasir besi juga hanya terdata
di 1 lokasi yaitu di Pantai Kola Kecamatan Bungku Tengah Kabupaten
Morowali dengan sumber daya tereka konsentrat 355331 ton dan kadar
Fe2O3 23,7-28,7%.
Potensi endapan pasir besi di Sulawesi Utara seluruhnya merupakan
hasil kegiatan Inventarisasi Pasir Besi Pusat Sumber Daya Geologi Tahun
2006 dan tahun 2007 dengan perincian lokasi, kecamatan, kabupaten,

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 84


tingkat penyelidikan, sumber daya, cadangan dan keterangan kandungan
besi tercantum dalam tabel 10.12.

Tabel 10.12 Potensi Pasir besi di Provinsi Sulawesi Utara


TINGKAT SUMBER DAYA KONSENTRAT (ton)
NO LOKASI KECAMATAN KABUPATEN KETERANGAN
PENYELIDIKAN HIPOTETIK TERTUNJUK
1 Poigar Tenga Bolaang Survei Tinjau 4.955.543 Kadar Fe 42.04 %
Mongondow
2 Lolan Poigar Bolaang Survei Tinjau 11.724.893 Kadar Fe 45.73 %
Mongondow
3 Lolak Lolak Bolaang Survei Tinjau 65.613.563 Kadar Fe 53.44 %
Mongondow
4 Bintauna Bintauna Bolaang Survei Tinjau 16.321.692 Kadar Fe 36.28 %
Mongondow
5 Kotabunan Kotabunan Bolaang Survei Tinjau 20.168.974 Kadar Fe 43,49 %
Mongondow
6 Teling Tombariri Minahasa Survei Tinjau 4.131.374 Kadar Fe 10.37 %
7 Sidate Tenga Minahasa Survei Tinjau 5.716.151 Kadar Fe 31.30 %
Selatan
8 Belang Belang- Minahasa Eksplorasi Umum 425.986 Fe total 30 ~ 40 %.
Posumaen Selatan
Jumlah 128.632.190 425.986

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 85


Gambar 10.7 Peta Potensi Pasir Besi Pulau Sulawesi

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 86


Tabel 10.13 Potensi Sumber Daya dan Cadangan Pasir Besi di Pulau Sulawesi
SUMBER DAYA ( ton )
TINGKAT
NO LOKASI KECAMATA KABUPATE PROPINSI HIPOTETIK TEREK TERTUNJUK KETERANGAN SUMBER DATA
N N PENYELIDIKAN A
BIJIH LOGAM BIJIH LOGAM BIJIH LOGAM
1 Pabiringa Binamu Jeneponto Sulawesi Selatan Eksplorasi Umum - - 7.809 3.552 Konsentrat Pasir besi Endapan Laporan Eksplorasi
2 Kampala Arungkeke Jeneponto Sulawesi Selatan Eksplorasi Umum 19.695 8.957 Pantai, kadar Fe 45,48% Umum Pasir Besi, 2008,
3 Bulo-bulo Arungkeke Jeneponto Sulawesi Selatan Eksplorasi Umum 72.406 32.930 PMG
4 Punagaya Arungkeke Jeneponto Sulawesi Selatan Eksplorasi Umum 20.103 9.143
5 Parapungta Galesong Takalar Sulawesi Selatan Survei Tinjau 2.865.000 1.146.000 - - - - Pasir besi Endapan Pantai,
Selatan kadar Fe
40%
6 Batubatu- Galesong Utara Takalar Sulawesi Selatan Prospeksi - - 1.984.000 317.440 - - Fe2O3 17% , FeO 16% Darwis, 1993, Kanwil
Bontosunggu DPE,
Sulsel
7 Bontokonan- Galesong Takalar Sulawesi Selatan Prospeksi - - 2.865.000 191.955 - - Fe2O3 7,5% , FeO 6,7% Darwis, 1993, Kanwil
Bontomaru Selatan DPE,
Sulsel
8 Tanah Jampea Pasimasungu Selayar Sulawesi Selatan Survei Tinjau 37.500 16.125 - - - - Pasir besi Endapan Pantai,
kadar Fe
43%
9 Paku Binuang Polewali Mandar Sulawesi Barat Survei Tinjau 2.088.000 123.192 Pasir besi Endapan Pantai, Laporan Prospeksi
kadar Fe 5,6 - 5,9% Mineral Logam di
Kabupaten Polewali
Mandar, Sulawesi Barat,
2010,
PSDG
10 Pantai Kola Bungku Tengah Morowali Sulawesi Tengah Prospeksi - - 355.331 88.833 - - Bijih Fe2O3 23,7-28,7% dan
mineral ikutan Khrom,Titan
11 Poigar Tenga Bolaang Sulawesi Utara Survei Tinjau 4.955.543 2.083.310 - - - - Kadar Fe 42.04 %
Mongondow
12 Lolan Poigar Bolaang Sulawesi Utara Survei Tinjau 11.724.893 5.361.794 - - - - Kadar Fe 45.73 % Inventarisasi Endapan
Mongondow Pasirbesi di Sulawesi
13 Lolak Lolak Bolaang Sulawesi Utara Survei Tinjau 65.613.563 35.063.888 - - - - Kadar Fe 53.44 % Utara (Hotma S; dkk)
Mongondow
14 Bintauna Bintauna Bolaang Sulawesi Utara Survei Tinjau 16.321.692 5.921.510 - - - - Kadar Fe 36.28 %
Mongondow
15 Kotabunan Kotabunan Bolaang Sulawesi Utara Survei Tinjau 20.168.974 8.771.487 - - - - Kadar Fe 43,49 %
Mongondow
16 Teling Tombariri Minahasa Sulawesi Utara Survei Tinjau 4.131.374 428.423 - - - - Kadar Fe 10.37 %
17 Sidate Tenga Minahasa Sulawesi Utara Survei Tinjau 5.716.151 1.789.155 - - - - Kadar Fe 31.30 %
Selatan
18 Belang Belang- Minahasa Sulawesi Utara Eksplorasi Umum - - - - 425.986 149.095 Fe total 30 ~ 40 % . Franklin, dkk, 2007,
Posumaen Selatan Pusat
Sumber Daya Geologi
Jumla 133.622.690 60.704.884 5.204.331 598.228 545.999 203.677
h

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 87


10.5. Kepulauan Maluku
Potensi pasir besi di daerah Maluku hanya terdata di Kabupaten
Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara dengan perincian lokasi,
kecamatan, kabupaten, tingkat penyelidikan, sumber daya, dan keterangan
kandungan besi tercantum dalam tabel 10.14.

Tabel 10.14 Potensi Pasir besi di Provinsi Halmahera Utara


TINGKAT SUMBER DAYA KONSENTRAT (ton)
NO LOKASI KECAMATAN KABUPATEN KETERANGAN
PENYELIDIKAN TEREKA TERTUNJU TERUKUR
1 Towil Maba Halmahera Eksplorasi Umum 246.000 Kadar Fe 55%
Timur
2 Ake Aru - Ake Galela Utara Halmahera Eksplorasi Umum 519.899 Fetotal antara 51,98% -
Pasowani Utara 62,73%
3 Jangailulu Loloda Halmahera Eksplorasi 550.000.000 Kadar Fe total 52,94%
Utara
4 Loloda Utara Loloda Halmahera Eksplorasi 30.517.221 Kadar Fe total 51% s.d.
Utara 55%
Jumlah 30.517.221 765.899 550.000.000

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 88


Gambar 10.8 Peta Potensi Pasir Besi Pulau Maluku

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 89


Tabel 10.15 Sumber Daya dan Cadangan Pasir Besi di Maluku
SUMBER DAYA ( ton )
TINGKAT
NO LOKASI KECAMAT KABUPATE PROPINSI TEREKA TERTUNJUK TERUKUR KETERANGAN SUMBER DATA
AN N PENYELIDIKA
BIJIH LOGAM BIJIH LOGAM BIJIH LOGAM
N
1 Towil Maba Halmahera Timur Maluku Utara Eksplorasi Umum - - 246.000 135.300 - - Kadar Fe 55%

2 Ake Aru - Galela Utara Halmahera Utara Maluku Utara Eksplorasi Umum - - 519.899 285.944 - - Kandungan Fetotal Laporan Eksplorasi Pasir
Ake berkisar antara 51,98% - Besi di daerah
Pasowani Kecamatan Galela
62,73% , untuk
Utara, Kab. Halmahera
kandungan TiO2 Timur, Prop. Maluku
maksimal 9,26% . Utara (Pusat
Sumber Daya Geologi)
3 Jangailulu Loloda Halmahera Utara Maluku Utara Eksplorasi 550.000.000 291.170.000 Kadar Fe total 52,94% Laporan PT. Karunia
Mitra
Abadi, 2012
4 Loloda Utara Loloda Halmahera Utara Maluku Utara Eksplorasi 30.517.221 15.868.955 Kadar Fe total 51% s.d. Laporan PT Amo
55% Ngajama,
2010
Jumla 30.517.221 15.868.955 765.899 421.244 550.000.000 291.170.000
h

Jumlah Sumber Daya Pulau Sulawesi dan Maluku sebesar 1,073,754,174 ton

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 90


10.5. Pulau Papua
Data potensi pasir besi di Papua tercatat 4 lokasi, yaitu 3 lokasi di
Kabupaten Sarmi yang merupakan wilayah Kontrak Karya PT. Kumamba
Mining dan 1 lokasi di Kabupaten Mimika yang merupakan hasil pendataan
Pusat Sumber Daya Geologi di daerah tailing PT. Freeport. Perincian
lokasi, kecamatan, kabupaten, tingkat penyelidikan, sumber daya, dan
keterangan kandungan besi tercantum dalam tabel 10.16.

Tabel 10.16 Potensi Pasir besi di Pulau Papua


TINGKAT SUMBER DAYA KONSENTRAT
NO LOKASI KECAMATAN KABUPATEN KETERANGAN
PENYELIDIKAN TEREKA (ton)
1 Verkame Pantai Barat Sarmi Eksplorasi 200.400.000 Magnetit High Titanium
2 Dabe - Nengke Tor Atas Sarmi Eksplorasi 206.550.000 Magnetit High Iron
3 Wiru Bonggo Sarmi Eksplorasi 199.900.000 Magnetit Mixed
4 Timika Mimika Timur Mimika Eksplorasi 465.000.000 Tailing PT. Freeport,
kadar Fe 8,92 kg/m3.
Jumlah 1.071.850.000

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 91


Gambar 10.9 Peta Potensi Pasir Besi Pulau Papua

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 92


Tabel 10.17 Potensi Sumber Daya dan Cadangan Pasir Besi di Papua
SUMBER DAYA ( ton )
TINGKAT
NO LOKASI KECAMATA KABUPATE PROPIN TEREK KETERANGAN SUMBER DATA
N N SI PENYELIDIKA A
N BIJIH LOGAM
1 Verkame Pantai Barat Sarmi Papua Eksplorasi 200.400.000 1.002.000 Magnetit High Titanium RKAB 2009, PT.
2 Dabe - Tor Atas Sarmi Papua Eksplorasi 206.550.000 6.196.500 Magnetit High Iron Kumamba Mining
Nengke
3 Wiru Bonggo Sarmi Papua Eksplorasi 199.900.000 4.997.500 Magnetit Mixed
4 Timika Mimika Timur Mimika Papua Prospeksi 465.000.000 1.659.120 Tailing PT. Freeport, kadar Fe KPP Konservasi PSDG,
8,92 2007
kg/m3.
Jumla 1.071.850.000 13.855.120
h

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 93


10.6 Data Produksi Pasir Besi Indonesia

Produksi pasir besi di Indonesia tidak begitu besar bila di


bandingkan dengan sumber daya yang dimiliki. Hingga tahun 2013
Indonesia telah memproduksi pasir besi sekitar 19.000.000 ton (Tabel
10.18).

Tabel 10.18 Produksi Pasir Besi Indonesia, 1996-2013

Pasir Besi
Tahun
(ton)

1996 425.101
1997 516.403
1998 509.978
1999 502.198
2000 420.418
2001 440.648
2002 190.946
2003 245.911
2004 79.635
2005 87.940
2006 84.954
2007 84.371
2008 4.455.259
2009 4.561.059
2010 8.975.507
2011 r) 11.814.544
2012 *) 11.545.752
2013 **) 19.000.000

Keterangan:
Sumber: Publikasi Statistik Pertambangan Non Minyak dan
Gas Bumi
*) Angka Sementara
**) Sumber : Direktur Jenderal Mineral dan Batubara –
KESDM
r
) Revisi

http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=10&notab=3

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 94


Gambar 10.10 Grafik Produksi Pasir Besi Indonesia 1996 - 2013

10.7 Lokasi Ijin Usaha Pertambangan (IUP) Pasir Besi di Indonesia


Menurut data Ijin Usaha Pertambangan (IUP) status tahun 2013 dari
Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara, IUP Pasir Besi di Indonesia
berjumlah 225 IUP dengan status kegiatan dari Eksplorasi sampai Operasi
Produksi. IUP pasir besi terbanyak berada di pesisir selatan pulau Jawa.

10.7.1 IUP Pasir Besi Pulau Sumatera dan Sekitarnya


IUP Pasir Besi di Pulau Sumatera terdapat 27 lokasi yang tersebar di
beberapa provinsi yaitu Provinsi Aceh 3 lokasi, Sumatera Utara 1 lokasi,
Sumatera Barat 4 lokasi, Lampung 7 lokasi dan terbanyak di Provinsi
Bengkulu sebanyak 12 lokasi.

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 95


Gambar 10.11 Peta Lokasi IUP Pasir Besi Provinsi Aceh

Gambar 10.12 Peta Lokasi IUP Pasir Besi Provinsi Sumatera Utara dan Sumatera Barat

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 96


Gambar 10.13 Peta Lokasi IUP Pasir Besi Provinsi Bengkulu

Gambar 10.14 Peta Lokasi IUP Pasir Besi Provinsi Lampung

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 97


Tabel 10.19 Tabel Lokasi IUP Pasir Besi di Pulau Sumatera

NAMA JENIS KODE


NO PROVINSI KABUBATEN LOKASI SK IUP KEGIATAN LUAS
PERUSAHAAN IZIN WILAYAH
360
SAMANA CITRA KEC. SEULIMEUM, OPERASI
1 ACEH ACEH BESAR TAHUN IUP 120,6
AGUNG ACEH BESAR PRODUKSI
2011
GLEE RINDER KEC. MUARA TIGA, 38 TAHUN OPERASI
2 ACEH PIDIE 2010 IUP 48,02 09APR001
PRATAMA KAB. PIDIE PRODUKSI
GANESHA INDO GANDAPURA, JANGKA 540/041/20
3 ACEH BIREUEN 12 EKSPLORASI IUP 10000 012JAP002
JAYA DAN KUTA BLANG
DESA KUALA
BATAHAN,
QUANTUM MULTI SUMATERA MANDAILING 540/347.A/
4 TOMPET,PARTEMUAN EKSPLORASI IUP 13720 00 IUP.078
MINERAL UTARA NATAL K/2010
DAN SEKITARNYA,
KEC.BATAHAN
JORONG DURIAN
548
SUNUR SUMBER SUMATERA KAPEH, NAGARI TIKU
5 AGAM TAHUN EKSPLORASI IUP 354
REJEKI BARAT UTARA, KEC. TANJUNG
2009
MUTIARA, KAB. AGAM
KABUPATEN AGAM
MINANG MINING SUMATERA SUMATERA 544-235-
6 DAN KABUPATEN EKSPLORASI IUP 30000
MAKAO BARAT BARAT PROV 2011
PASAMAN BARAT
JORONG DURIAN
301
ANDALAS MINANG SUMATERA KAPEH, NAGARI TIKU OPERASI
7 AGAM TAHUN IUP 196
MALINDO BARAT UTARA, KEC. TANJUNG PRODUKSI
2010
MUTIARA, KAB. AGAM
JORONG LABUHAN,
NAGARI TIKU V 493
GALIAN ENDAPAN SUMATERA OPERASI
8 AGAM JORONG, KEC. TAHUN IUP 190
BUANA BARAT PRODUKSI
TANJUNG MUTIARA, 2010
KAB. AGAM
KEC.BATIK NAU, LAIS, 221
DAFASSANUR BENGKULU KWBU.011-
9 BENGKULU AIR BESI DAN NAPAL, TAHUN EKSPLORASI IUP 13940
UTAMA UTARA BENGKULU UTARA 005
2011

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 98


NAMA JENIS KODE
NO PROVINSI KABUBATEN LOKASI SK IUP KEGIATAN LUAS
PERUSAHAAN IZIN WILAYAH
DESA PENAGO I DAN
275
INTERMITRA TALANG KABU, KEC. 5267, SL. 08
10 BENGKULU SELUMA TAHUN EKSPLORASI IUP
SELARAS UNGGUL ILIR TAGO, KAB. 94 DES. 035
SELUMA 2010
DESA PASAR SELUMA,
273
BELINDO INTI KEC. SELUMA OPERASI 04 MIP.
11 BENGKULU SELUMA TAHUN IUP 3645
ALAM SELATAN, KAB. PRODUKSI 013
SELUMA 2010
DESA PASAR SELUMA
283
PUGUK SAKTI DAN PURBOSARI, KEC. 1918, KW. 04
12 BENGKULU SELUMA TAHUN EKSPLORASI IUP
PERMAI SELUMA BARAT, KAB. 4 MIP. 015
SELUMA 2010
DESA PEMATANG
276
RIDING, GENTING OPERASI 04 APP.
13 BEJANA INTI ALAM BENGKULU SELUMA TAHUN IUP 5370
JUAR, DAN KETAPANG PRODUKSI 005
BARU, KAB. SELUMA 2010
DESA PASAR NGALAM, 274
BELINDO INTI OPERASI
14 BENGKULU SELUMA KEC. AIR PERIUKAN, TAHUN IUP 2156 04 MIP 017
ALAM KAB. SELUMA 2010 PRODUKSI
DESA RAWA INDAH,
271
FAMIATERDIO DESA PENAGO BARU, OPERASI 05 FRP
15 BENGKULU SELUMA TAHUN IUP 3645
NAGARA KEC. ILIR TALO, KAB. PRODUKSI 020
SELUMA 2010
DESA PASAR BARU
151.B
BENGKULU MEGA DAN TEBING OPERASI
16 BENGKULU KAUR TAHUN IUP 58,66
STEEL RAMBUTAN, KEC. PRODUKSI
NASAL, KAB. KAUR 2010
DESA PASAR SELUMA
467
FAMINGLEVTO KEC. SELUMA OPERASI SL. 08 DES
17 BENGKULU SELUMA TAHUN IUP 168
BAKTIABADI SELATAN, KAB. PRODUKSI 036
2010
SELUMA
386
BUKIT
18 BENGKULU KAUR TAHUN EKSPLORASI IUP 1482
RESOURCES
2010

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 99


NAMA JENIS KODE
NO PROVINSI KABUBATEN LOKASI SK IUP KEGIATAN LUAS
PERUSAHAAN IZIN WILAYAH
283A
SELO MORO
19 BENGKULU KAUR KEC NASAL TAHUN EKSPLORASI IUP 1163
BANYU ARTO 2010
630
JEMBAR AGRO OPERASI
20 BENGKULU KAUR KEC. NASAL TAHUN IUP 197
LESTARI PRODUKSI
2011
PEKON PAGAR DALAM, B/154.A/K
ANINDYA MITRA LAMPUNG
21 LAMPUNG KEC.LEMONG, PTS/06/20 EKSPLORASI KP 5
INTERNASIONAL BARAT
LAMPUNG BARAT 08
DESA BANDAR
B/198.A/K
TOP MINERAL LAMPUNG PUGUNG, 180101200
22 LAMPUNG PTS/II.11/2 EKSPLORASI IUP 19,18
INDONESIA BARAT KEC.LEMONG,LAMPUN 901003
G BARAT 009
MURNI TRI DESA BADAK, KEC
B.275/37/1 OPERASI 180201201
23 MUSTIKA LAMPUNG TANGGAMUS LIMAU, KAB IUP 19,12
2/2011 PRODUKSI 002023
GASIRTUB TANGGAMUS
DESA BAMBANG, B/204.A/K
TOP MINERAL LAMPUNG 180101200
24 LAMPUNG KEC.LEMONG, PTS/II.11/2 EKSPLORASI IUP 29,88
INDONESIA BARAT KAB.LAMPUNG BARAT 009 901001
503.540/08
WAHANA BUMI LAMPUNG OPERASI
25 LAMPUNG RAJABASA /KP/III.6/20 KP 711
SELATAN SELATAN PRODUKSI
08
DESA MALAYA, B/203.A/K
TOP MINERAL LAMPUNG OPERASI 180101200
26 LAMPUNG KEC.LEMONG, PTS/II.11/2 IUP 14,61
INDONESIA BARAT PRODUKSI 902001
KAB.LAMPUNG BARAT 009
DESA PAGAR DALAM, B/199.A/K
TOP MINERAL LAMPUNG 180101200
27 LAMPUNG KEC. LEMONG, PTS/II.11/2 EKSPLORASI IUP 24,09
INDONESIA BARAT 901002
LAMPUNG BARAT 009

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 100


10.7.2 IUP Pasir Besi Pulau Jawa

Pulau Jawa memiliki jumlah lokasi IUP Pasir Besi terbanyak di


Indonesia yaitu 123 IUP yang seluruhnya tersebar di pesisir pantai
selatan. 2 IUP berada di Provinsi Banten, 52 IUP berada di Provinsi
Jawa Barat, 1 IUP di DI Yogyakarta, 40 IUP di Jawa Tengah dan Jawa
Timur 30 IUP.

Gambar 10.15 Peta Lokasi IUP Pasir Besi Provinsi Banten

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 101


Gambar 10.16 Peta Lokasi IUP Pasir Besi Provinsi Jawa Barat

Gambar 10.17 Peta Lokasi IUP Pasir Besi Provinsi Jawa Tengah

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 102


Gambar 10.18 Peta Lokasi IUP Pasir Besi Provinsi Yogyakarta

Gambar 10.19 Peta Lokasi IUP Pasir Besi Provinsi Jawa Timur

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 103


Tabel 10.20 Tabel Lokasi IUP Pasir Besi di Pulau Jawa

NAMA JENIS KODE


NO PROVINSI KABUPATEN LOKASI SK IUP KEGIATAN LUAS
PERUSAHAAN IZIN WILAYAH
TELUK SEMAKA PANDEGLAN KEC. CIMANGGU 503/KEP.01 EKSPLORA
1 BANTEN IUP 10
LAMPUNG G KAB.PANDEGLANG BPPT/2011 SI
KAMP. CIJAMBU, DESA
PANDEGLAN 503.KEP.07- EKSPLOITA
2 SUKAWARIS 1 BANTEN SUKAWARIS, KEC. IPR 5
G BPPT/2012 SI
CIKEUSIK, PANDEGLANG
MARVELZON JAWA 540/KPTS.28- EKSPLOITA
3 CIAMIS CIAMIS KP 10000
INDONESIA BARAT HUK/2004 SI
SUKASARI
USAHA
RANCAMAMBO, DESA
PERTAMBANGA JAWA TASIKMALAY 540/KEP.181/DIS OPERASI
4 CIKAWUNGADING, IUP 12
N KABUPATEN BARAT A TAMBEN/2011 PRODUKSI
KEC.CIPATUJAH,
TASIKMALAYA TASIKMALAYA
BANTARPARI DESA
ADIGUNA
JAWA TASIKMALAY SINDANGJAYA, 540/KEP.178/DIS OPERASI
5 USAHA IUP 42
BARAT A KEC.CIKALONG, TAMBEN/2011 PRODUKSI
SEMESTA
KAB.TASIKMALAYA
SUMBER
JAWA KEC. TEGALBULUED, 503.8/4219- OPERASI
6 SURYADAYA SUKABUMI IUP 756,1
PRIMA BARAT KAB. SUKABUMI BPPT/2011 PRODUKSI
DESA MANDALA JAYA,
METRO GLOBAL JAWA TASIKMALAY 540/KEP.38/DIST OPERASI
7 KEC.CIKALONG, IUP 4,8
SYSTEM BARAT A TASIKMALAYA AMBEN/2011 PRODUKSI
MITRA DESA CIBITUNG, KEC.
JAWA 503.8/4217- OPERASI
8 INVESTASI SUKABUMI CIBITUNG, KAB. IUP 25,12
BARAT BPPT/2011 PRODUKSI
ARTAPERDANA SUKABUMI
DESA SINDANGJAYA,
MEGAH CIPTA JAWA TASIKMALAY KALAPAGENEP, 540/KEP.176/DIS OPERASI
9 IUP 182,2
SAWARGITAMAS BARAT A KEC.CIKALONG, TAMBEN/2011 PRODUKSI
TASIKMALAYA
DESA CIKAWUGADING,
PUTRA MANDIRI JAWA TASIKMALAY 540/KEP.59/DIST OPERASI
10 KEC. CIPATUJAH, IUP 0,84
ABADI BARAT A AMBEN/2011 PRODUKSI
TASIKMALAYA

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 104


NAMA JENIS KODE
NO PROVINSI KABUPATEN LOKASI SK IUP KEGIATAN LUAS
PERUSAHAAN IZIN WILAYAH
MEGATOP JAWA 503/TMB.1926/DP OPERASI
11 CIANJUR KEC. AGRABINTA IUP 5000
INTISELARAS BARAT SDA.P PRODUKSI
SONDONGWANGI, DESA
ADIGUNA
JAWA TASIKMALAY SINDANGJAYA, 540/KEP.177/DIS OPERASI
12 USAHA IUP 43
BARAT A KEC.CIKALONG, TAMBEN/2011 PRODUKSI
SEMESTA
KAB.TASIKMALAYA
MINERAL DESA CIHERAS,
JAWA TASIKMALAY 540/KEP.185/DIS OPERASI
13 GENERAL KEC.CIPATUJAH, IUP 140
BARAT A TAMBEN/2011 PRODUKSI
RESOURCES TASIK,ALAYA
SUMBER
JAWA KEC. SIMPENAN, KAB. 503.8/4220- OPERASI
14 SURYADAYA SUKABUMI IUP 44,14
PRIMA BARAT SUKABUMI BPPT/2011 PRODUKSI
LEPAS PANTAI KEC.
BUMI PERTIWI
JAWA CIBITUNG DAN KEC. 503.8/2051- OPERASI
15 MAKMUR SUKABUMI IUP 2167,6
BARAT TEGALBULUED, KAB. BPPT/2011 PRODUKSI
SEJAHTERA SUKABUMI
TIRTA MINING JAWA TASIKMALAY DESA CIMANUK, KEC. 540/KEP.73/DIST OPERASI
16 IUP 4,7
KAHURIPAN BARAT A CIKALONG TASIKMALAYA AMBEN/2010 PRODUKSI
DESA MANDALAJAYA,
INDOMINERAL JAWA TASIKMALAY 540/KEP.41/DIST OPERASI
17 KEC.CIKALONG, IUP 4,5
MULTI PRATAMA BARAT A TASIKMALAYA AMBEN/2011 PRODUKSI
NUSAMBADHA JAWA TASIKMALAY 540/KEP.05/DIST OPERASI
18 PRATAMA IS BARAT A KARANGNUNGGAL AMBEN/2009 PRODUKSI IUP 505
PUTERA DESA CIANDUM,
JAWA TASIKMALAY 540/KEP.186/DIS OPERASI
19 CIANDUM KEC.CIPATUJAH, IUP 77
MINING BARAT A TASIKMALAYA TAMBEN/2011 PRODUKSI
GENERAL
JAWA 540/04/BPPT.03/2 EKSPLORA
20 MINERAL CIAMIS CIMERAK IUP 10300
BARAT 011 SI
RESOURCES
PUTERA DESA CIDADAP, KEC.
JAWA TASIKMALAY 540/KEP.211/DIS EKSPLORA
21 CIWULAN KARANGNUNGGAL, IUP 210,5
BARAT A TAMBEN/2011 SI
MINING TASIKMALAYA
MUARA SUNGAI
MINA BANDAR JAWA TASIKMALAY 540/KEP.183/DIS OPERASI
22 CIWULAN-MANGKABAYA, IUP 400
GALUNGGUNG BARAT A DESA CIDADAP- TAMBEN/2011 PRODUKSI

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 105


NAMA JENIS KODE
NO PROVINSI KABUPATEN LOKASI SK IUP KEGIATAN LUAS
PERUSAHAAN IZIN WILAYAH
MANDALAJAYA,
KEC.KARANGMANUNGGA
L-CIKALONG
TASIKMALAYA
DESA CIANDUM,
MULTI MAKMUR JAWA TASIKMALAY 540/KEP.182/DIS OPERASI
23 KEC.CIPATUJAH, IUP 15
MARGOS BARAT A TASIKMALAYA TAMBEN/2011 PRODUKSI
DESA CIHERAS,
PUTRA MANDIRI JAWA TASIKMALAY 540/KEP.43/DIST OPERASI
24 KEC.CIPATUJAH, IUP 4,7
ABADI BARAT A AMBEN/2011 PRODUKSI
TASIKMALAYA
DESA MANDALAJAYA,
WIJAYA NIAGA JAWA TASIKMALAY 540/KEP.52/DIST OPERASI
25 KEC.CIKALONG, IUP 4,7
BAKTI BARAT A AMBEN/2011 PRODUKSI
TASIKMALAYA
SUMBER BUMI JAWA TASIKMALAY 540/KEP.41/DIST OPERASI
26 IUP 14006
TASIK BARAT A AMBEN/2011 PRODUKSI
SUNGAI KARANG
KHO TJIAN
JAWA BOLONG DESA SUKATANI 503.8/2488- OPERASI
27 KWANG SUKABUMI IUP 3
BARAT KEC. SURADE, KAB. DPTPM/2009 PRODUKSI
(EDDY.S) SUKABUMI
DESA KALAPAGENEP,
INDO ASIA JAWA TASIKMALAY 540/KEP.68/DIST OPERASI
28 KEC.CIKALONG, IUP 4,801
KUNYU MINING BARAT A AMBEN/2011 PRODUKSI
TASIKMALAYA
DESA CIMANUK ,
PANCA SAKTI JAWA TASIKMALAY 540/KEP.042/DIS OPERASI
29 KEC.CIKALONG, IUP 4,7
UTAMA BARAT A TASIKMALAYA TAMBEN/2011 PRODUKSI
PERUSDA
ANEKA
JAWA TEGALBULUED, KAB. 503.8/7737- EKSPLORA
30 TAMBANG DAN SUKABUMI IUP 158
BARAT SUKABUMI BPPT/2010 SI
ENERGI
(PD.ATE)
ASGARINDO JAWA PAMEUNGPEUK & 540/2514.A/SDAP EKSPLORA
31 PRIMA UTAMA BARAT GARUT CIBALONG /XII/2009 SI IUP 2160
BUMI PERTIWI LEPAS PANTAI KEC.
JAWA 503.8/2053- OPERASI
32 MAKMUR SUKABUMI CIBITUNG DAN KEC. IUP 51,66
SEJAHTERA BARAT TEGALBULUED, KAB. BPPT/2011 PRODUKSI

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 106


NAMA JENIS KODE
NO PROVINSI KABUPATEN LOKASI SK IUP KEGIATAN LUAS
PERUSAHAAN IZIN WILAYAH
SUKABUMI

DESA LEGOKJAWA, DESA


GALUH BAHARI JAWA 540/003/BPPT.03/ EKSPLORA
33 CIAMIS MASAWAH, KEC. IUP 756 32
LESTARI BARAT 2011 SI
CIMERAK, KAB. CIAMIS
DESA
ANUGRAH JAWA TASIKMALAY 540/KEP.51/DIST OPERASI
34 CIANDUM,KEC.CIPATUJA IUP 2
SUMBER ALAM BARAT A H, TASIKMALAYA AMBEN/2011 PRODUKSI
WILAYAH LEPAS PANTAI,
INDO SINORANG JAWA 540/001/BPPT.03/ EKSPLORA
35 CIAMIS KEC. CIMERAK, KAB. IUP 10010 32
RESOURCES BARAT 2011 SI
CIAMIS
KEC. CARINGIN,
MEGAH CIPTA JAWA BUNGBULANG, 540/2254.A/SDAP EKSPLORA
36 GARUT IUP 3900
SAWARGITAMAS BARAT MEKARMUKTI, DAN /XI/2009 SI
CIKELET, KAB. GARUT
ASGARINDO JAWA 540/KEP. 494- OPERASI
37 GARUT CIBALONG IUP 140
PRIMA UTAMA BARAT SDAP/2010 PRODUKSI
DESA CIKAWUNGADING,
JAWA TASIKMALAY 540/KEP.180/DIS OPERASI
38 JASSMAS KEC.CIPATUJAH, IUP 14,1
BARAT A TASIKMALAYA TAMBEN/2011 PRODUKSI
LEPAS PANTAI KEC.
BUMI PERTIWI
JAWA CIBITUNG DAN KEC. 503.8/2052- OPERASI
39 MAKMUR SUKABUMI IUP 2632,5
BARAT TEGALBULUED, KAB. BPPT/2011 PRODUKSI
SEJAHTERA SUKABUMI
SUMBER
JAWA KEC. CIBITUNG, KAB. 503.8/4218- OPERASI
40 SURYADAYA SUKABUMI IUP 212,3
PRIMA BARAT SUKABUMI BPPT/2011 PRODUKSI
DESA SINDANGJAYA,
INDO ASIA JAWA TASIKMALAY 540/KEP.54/DIST OPERASI
41 KEC.CIKALONG, IUP 4,85
KUNYU MINING BARAT A AMBEN/2011 PRODUKSI
TASIKMALAYA
BLOK BURUJUL, DESA
MUSTIKA JAWA TASIKMALAY CIMANUK, 540/KEP.44/DIST OPERASI
42 IUP 4,6
PRATAMA BARAT A KEC.CIKALONG, AMBEN/2011 PRODUKSI
TASIKMALAYA

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 107


NAMA JENIS KODE
NO PROVINSI KABUPATEN LOKASI SK IUP KEGIATAN LUAS
PERUSAHAAN IZIN WILAYAH
PUTERA
JAWA TASIKMALAY 540/KEP.210/DIS EKSPLORA
43 SULUNG CIPATUJAH IUP 155
BUBUJUNG BARAT A TAMBEN/2011 SI
DESA TERSEBAR, KEC.
ANUGRAH JAWA 503/TMB.2440/DP OPERASI
44 CIANJUR SINDANGBARANG, KAB. IUP 187,5
LESTARI ALAM BARAT SDA&P PRODUKSI
CIANJUR
DESA MANDALAJAYA,
JAWA TASIKMALAY 540/KEP.184/DIS OPERASI
45 TIGER ROOT KEC.CIKALONG IUP 156
BARAT A TAMBEN/2011 PRODUKSI
TASIKMALAYA
DESA SINDANGJAYA.
BERLIAN JAWA TASIKMALAY 540/KEP.55/DIST OPERASI
46 KEC.CIKALONG, IUP 4
CAHAYA AGUNG BARAT A TASIKMALAYA AMBEN/2011 PRODUKSI
DESA LEGOKJAWA, DESA
JAWA KERTAMUKTI, DESA 540/002/BPPT.03/ EKSPLORA
47 CAKRA BUANA CIAMIS IUP 1262 32
BARAT CIPARANTI, KEC. 2011 SI
CIMERAK, KAB. CIAMIS
DESA KOLOT,
INDO ASIA JAWA TASIKMALAY KALAPAGENEP, 540/KEP.47/DISR OPERASI
48 IUP 4,5
KUNYU MINING BARAT A KEC.CIKALONG, AMBEN/2011 PRODUKSI
TASIKMALAYA
DESA SINDANGJAYA,
INDO ASIA JAWA TASIKMALAY 540/KEP.39/DIST OPERASI
49 KEC.CIKOLONG, IUP 4,9
KUNYU MINING BARAT A TASIKMALAYA AMBEN/2011 PRODUKSI
ASGARINDO JAWA 540/KEP. 493- OPERASI
50 PRIMA UTAMA BARAT GARUT PAMEUNGPEUK SDAP/2010 PRODUKSI IUP 200
DESA CIBITUNG, KEC.
KARYA SAKTI JAWA 503.8/4215- OPERASI
51 SUKABUMI CIBITUNG, KAB. IUP 43
PURNAMA BARAT SUKABUMI BPPT/2011 PRODUKSI
KEC. CIDAUN, KEC.
MEGATOP JAWA 503/TMB.2046/DP EKSPLORA
52 CIANJUR SINDANGBARANG, KEC. IUP 15000
INTISELARAS BARAT SDA.P SI
AGRABINTA
GUCI MAS JAWA DS. BANDUNGHARJO, 540/002/IUP- OPERASI
53 NUSANTARA TENGAH JEPARA KEC. DONOROJO OP/BPPT/IV/2010 PRODUKSI IUP 14,39
BANGUN REDJA JAWA DESA WLAHAR DAN OPERASI KW.12.FE
54 PERKASA TENGAH CILACAP BUNTON, KEC. ADIPALA, 545/0347/19/2012 PRODUKSI IUP 188,7 L.05.046-

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 108


NAMA JENIS KODE
NO PROVINSI KABUPATEN LOKASI SK IUP KEGIATAN LUAS
PERUSAHAAN IZIN WILAYAH
KAB. CILACAP CP

DESA WIDARAPAYUNG
DJEMAKIR HADI JAWA OPERASI KW.10AP
55 CILACAP WETAN, KEC. BINANGUN, 545/996/25/2010 IUP 0,94
SUMARNO TENGAH PRODUKSI L012-CP
KAB. CILACAP
DESA WELAHAN WETAN,
SERANDIL JAWA OPERASI KW.09OK
56 CILACAP KEC. ADIPALA, KAB. 545/1900/25/2009 IUP 30
MAKMUR TENGAH CILACAP PRODUKSI P.080-CP
DESA PEDANGSONG DAN
TUNAS SEJATI JAWA EKSPLORA KW.10.NP
57 CILACAP GLEMPANGPASIR, KEC. 545/3205/25/2010 IUP 50
MANDIRI TENGAH SI L023-CP
ADIPALA, KAB. CILACAP
JAWA DESA PAGUBUGAN OPERASI KW11MEL
58 JATI KUSUMA TENGAH CILACAP KULON, KEC.BINANGUN 545/960/19/2011 PRODUKSI IUP 68 621CP
DESA SIDAURIP,
JAWA PAGUBUGAN KULON,KE. OPERASI KW.11.ME
59 BHINEKA BUMI CILACAP 545/0727/19/2011 IUP 54
TENGAH BINANGUN, KAB. PRODUKSI L.6-21-CP
CILACAP
SUNGAI TIPAR, DESA
JAWA OPERASI KW10APL
60 SUKAINAH CILACAP KARANGBENDA , KEC. 545/966/25/2010 IUP 0,95
TENGAH ADIPALA, KAB.CILACAP PRODUKSI 004CP
DS. BANDUNGHARJO, DS.
540/001/IUP-
ALAM MINERAL JAWA BANYUMANIS, DS. EKSPLORA
61 JEPARA EKSPLR/BPPT/IV IUP 200
LESTARI TENGAH UJUNGWATU, KEC. SI
DONOROJO /2010
DESA SLARANG, KEC.
JAWA OPERASI
62 MAJU SETIA CILACAP KESUGIHAN, KAB. 545/2013/19/2011 IUP 12
TENGAH CILACAP PRODUKSI
AGUS BAYU JAWA DESA WIDARAPAYUNG OPERASI 10APL008
63 SETIYAWAN TENGAH CILACAP WETAN, KEC BINANGUN 545/998/25/2010 PRODUKSI IUP 0,95 -CP
JAWA DESA WELAHAN, KEC. OPERASI KW.11.JN
64 BHINEKA BUMI TENGAH CILACAP ADIPALA, KAB. CILACAP 545/1032/19/2011 PRODUKSI IUP 47,6 L.539-CP
DESA WELAHAN WETAN,
JAWA OPERASI KW..08JA
65 BHINEKA BUMI CILACAP KEC. ADIPALA, KAB. 545/537/25/2010 IUP 100
TENGAH CILACAP PRODUKSI P054-CP

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 109


NAMA JENIS KODE
NO PROVINSI KABUPATEN LOKASI SK IUP KEGIATAN LUAS
PERUSAHAAN IZIN WILAYAH
DESA WIDARAPAYUNG
JAWA KULON DAN SIDAYU, OPERASI
66 INDRIANTI CILACAP 545/993/25/2009 IUP 0,96
TENGAH KEC. BINANGUN, KAB. PRODUKSI
CILACAP
DESA WIDARAPAYUNG
DAVID WIJAYA JAWA OPERASI KW.10AP
67 CILACAP WETAN, KEC.BINANGUN, 545/995/25/2009 IUP 0,96
SASMITA TENGAH KAB.CILACAP PRODUKSI L009-CP
SUNGAI SERAYU, DESA
JAWA OPERASI KW.10.JL
68 SUKAINAH CILACAP SLARANG, KEC. 545/2084/25/2010 IUP 0,38
TENGAH PRODUKSI L017-CP
KESUGIHAN, CILACAP
DESA WIROMARTAN,
LEMBUPURWO,
MITRA TLOGOPRAGOTO,
JAWA 503/001/KEP/201 OPERASI
69 NIAGATAMA KEBUMEN TLOGODEPOK, MIRIT IUP 984,79
TENGAH 1 PRODUKSI
CEMERLANG DAN DESA
MIRITPETIKUSAN KEC.
MIRIT, KAB. KEBUMEN
DESA GLEMPANGPASIR,
HARUM INDO JAWA OPERASI KW.10.DS
70 CILACAP KEC. ADIPALA, KAB. 545/4103/25/2010 IUP 45,53
MINERAL TENGAH PRODUKSI L024-CP
CILACAP
DESA
JAWA OPERASI KW.10.SP
71 KARWAN CILACAP KARANGBENDA,KEC.ADIP 545/2809/25/2010 IUP 0,72
TENGAH ALA, KAB.CILACAP PRODUKSI L020-CP
DESA WIDARAPAYUNG
DAVID WIJAYA JAWA OPERASI
72 CILACAP WETAN, KEC.BINANGUN, 545/994/25/2010 IUP 0,94
SASMITA TENGAH PRODUKSI
KAB.CILACAP
DESA WIDARAPAYUNG
JAWA KULON DAN SIDAYU, OPERASI KW.10.AP
73 BANIYAH CILACAP 545/999/25/2009 IUP 0,97
TENGAH KEC. BINANGUN, KAB. PRODUKSI L006-CP
CILACAP
SERANDIL JAWA DESA BUNTON, OPERASI KW11MEL
74 MAKMUR TENGAH CILACAP KEC.ADIPALA 545/979/19/2011 PRODUKSI IUP 6,2 520CP
DS.WIDARA PAYUNG
HARUM INDO JAWA OPERASI KW.10.DS
75 CILACAP KULON DAN SIDAYU, 545/4102/25/2010 IUP 100
MINERAL TENGAH KEC. BINANGUN, KAB. PRODUKSI L025-CP

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 110


NAMA JENIS KODE
NO PROVINSI KABUPATEN LOKASI SK IUP KEGIATAN LUAS
PERUSAHAAN IZIN WILAYAH
CILACAP

REPINDO DESA SLARANG, KEC.


JAWA OPERASI KW.09MR
76 GRAHA NUSA CILACAP KESUGIHAN, KAB. 545/2039/19/2011 IUP 0,95
TENGAH PRODUKSI P071-CP
SEJATI CILACAP
DESA WIDARAPAYUNG
JAWA OPERASI KW.10.AP
77 INDRIANTI CILACAP WETAN, KEC. BINANGUN, 545/992/25/2009 IUP 0,94
TENGAH KAB. CILACAP PRODUKSI L011-CP
VACATION DESA BUNTON,
JAWA OPERASI KW.08JLP
78 INTERNATIONAL CILACAP KEC.ADIPALA, 545/2041/19/2011 IUP 5,1
TENGAH PRODUKSI 059-CP
INDONESIA KAB.CILACAP
JAWA OPERASI KW10APL
79 AFIF KHUMAENI TENGAH CILACAP SLARANG KESUGIHAN 545/672/25/2010 PRODUKSI IUP 0,95 001CP
SERANDIL JAWA DESA BUNTON, KEC OPERASI KW09MR
80 MAKMUR TENGAH CILACAP ADIPALA 545/525/25/2010 PRODUKSI IUP 55 P070CP
DESA SLARANG, KEC.
DANDY JAWA OPERASI KW.10JLL
81 CILACAP KESUGIHAN, KAB. 545/2204/25/2010 IUP 0,95
GUSTIAR TENGAH CILACAP PRODUKSI .019.CP
DESA WELAHAN WETAN, KW.09
JAWA OPERASI
82 CILACAP STEEL CILACAP KEC. ADIPALA, KAB. 545/716/25/2009 IUP 32,5 MEP075-
TENGAH PRODUKSI
CILACAP CP
DESA SLARANG, KEC
JAWA OPERASI 11OKTP0
83 MAJU SETIA CILACAP KESUGIHAN, KAB 545/2040/19/2011 IUP 5
TENGAH CILACAP PRODUKSI 76-CP
PASIR RANTAI JAWA DS. BUMIHARJO DAN 540/001/IUP- OPERASI KW99PP0
84 JEPARA IUP 200
EMAS TENGAH BALONG, KEC. KELING OP/BPPT/XI/2009 PRODUKSI 096
DESA SLARANG, KEC.
JAWA OPERASI KW.10.JL
85 MUKSIN CILACAP KESUGIHAN, KAB. 545/2085/25/2010 IUP 0,52
TENGAH CILACAP PRODUKSI L018-CP
DESA BUNTON,
ASEP WAWAN JAWA OPERASI
86 CILACAP KEC.ADIPALA, 545/2037/19/2011 IUP 0,95
IRAWAN TENGAH PRODUKSI
KAB.CILACAP
DESA
JAWA OPERASI KW.10.SP
87 SAKINO CILACAP KARANGBENDA,KEC.ADIP 545/2810/25/2010 IUP 0,72
TENGAH PRODUKSI L021-CP
ALA, KAB.CILACAP

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 111


NAMA JENIS KODE
NO PROVINSI KABUPATEN LOKASI SK IUP KEGIATAN LUAS
PERUSAHAAN IZIN WILAYAH
DESA BUNTON,
IKA YULIATINA JAWA OPERASI KW.10.AP
88 CILACAP KEC.ADIPALA, 545/2038/19/2011 IUP 0,95
HASMAR TENGAH KAB.CILACAP PRODUKSI L002-CP
DESA
PASIR BESI JAWA OPERASI KW.05OK
89 CILACAP BUNTON,KEC.ADIPALA, 545/536/25/2010 IUP 31,9
INDONESIA TENGAH PRODUKSI P012-CP
KAB.CILACAP
DESA WIDARAPAYUNG
JAWA OPERASI KW.10.AP
90 SUGI HASTUTI CILACAP WETAN, KEC. BINANGUN, 545/997/25/2009 IUP 0,97
TENGAH PRODUKSI L007-CP
KAB. CILACAP
DESA SEDAYU, KEC
JAWA OPERASI KW.09AG
91 SITI AMINAH CILACAP BINANGUN, KAB. 545/2404/25/2009 IUP 0,92
TENGAH CILACAP PRODUKSI P079-CP
DESA WELAHAN WETAN,
MITRA HANDAL JAWA OPERASI KW.09.JL
92 CILACAP KEC. ADIPALA, KAB. 545/1423/25/2009 IUP 87
ABADI TENGAH PRODUKSI P078-CP
CILACAP
STUDI
JOGJA MAGASA YOGYAKA 607.K/30/DJB/201 07pkpsb0
93 PUSAT KULON PROGO KELAYAKA KK 2988
IRON RTA 1 01
N
SINAR DESA NGLEBENG, KEC.
JAWA TRENGGALE 188.45/543/425.0 OPERASI
94 ANUGERAH PANGGUL, KAB. IUP 15,3
GEMILANG TIMUR K TRENGGALEK 13/2010 PRODUKSI
INDO MODERN DUSUN DAMPAR DESA
JAWA 188.45/ 224 OPERASI
95 MINING LUMAJANG BADES KEC. PASIRIAN IUP 872,1
TIMUR /427.12/2011 PRODUKSI
SEJAHTERA KAB. LUMAJANG
ARDI JAWA TULUNGAGU DESA KALIBATUR, KEC. 188.45/55/031/20 OPERASI
96 MANUNGGAL TIMUR NG KALIDAWIR 10 PRODUKSI IUP 4,5
BHUMI PERTIWI 503/001/IUP-
JAWA DS. BULULAWANG (KEC. OPERASI
97 SUPRA MULTI BLITAR PERUBAHAN/409 IUP 2
TIMUR BAKUNG) .304/I/2011 PRODUKSI
GUNA
BHUMI PERTIWI
JAWA DS. NGADIPURO (KEC. 503/003/IUP/409. OPERASI
98 SUPRA MULTI BLITAR IUP 18,9
TIMUR WONOTIRTO) 304/IV/2011 PRODUKSI
GUNA
INDO MODERN KEC. PASIRIAN, TEMPEH,
JAWA 503/302/427.14/2 EKSPLORA
99 MINING LUMAJANG KUNIR, YOSOWILANGUN, IUP 4398 67316
SEJAHTERA TIMUR KAB. LUMAJANG 012 SI

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 112


NAMA JENIS KODE
NO PROVINSI KABUPATEN LOKASI SK IUP KEGIATAN LUAS
PERUSAHAAN IZIN WILAYAH
DUSUN KALIWELANG,
JAWA DESA GONDORUSO, KEC. 503/92/427.73/IP OPERASI
100 SURYA ABADI LUMAJANG IPR 5
TIMUR PASIRIAN, KAB. R/2011 PRODUKSI
LUMAJANG
DUSUN KALIWELANG,
JAWA DESA GONDORUSO, KEC. 503/89/427.73/IP OPERASI
101 SARI RAYA LUMAJANG IPR 5
TIMUR PASIRIAN, KAB. R/2011 PRODUKSI
LUMAJANG
SUMBER DESA NGULUNG WETAN,
JAWA TRENGGALE 188.45/581/406.0 OPERASI
102 GLOBALINDO KEC. MUNJUNGAN, KAB. IUP 8,72
TIMUR K 13/2011 PRODUKSI
MINING TRENGGALEK
SUNGAI MUJUR DESA
JAWA 188.45/175/427.1 OPERASI
103 LENTERA EMAS LUMAJANG PANDAN ARUM KEC. IUP 2,5
TIMUR TEMPEH KAB LUMAJANG 2/2011 PRODUKSI
DUSUN KALIWELANG,
JAWA DESA GONDORUSO, KEC. 503/85/427.73/IP OPERASI
104 PERKEMI LUMAJANG IPR 5
TIMUR PASIRIAN, KAB. R/2011 PRODUKSI
LUMAJANG
DESA MAYANGAN, KEC.
JAWA 541.3/003A/411/2 OPERASI
105 BUMI PERTIWI JEMBER GUMUKMAS, KAB. IPR 5,03
TIMUR JEMBER 011 PRODUKSI
DUSUN KALIWELANG,
JAWA DESA GONDORUSO, KEC. 503/87/427.73/IP OPERASI
106 KARYA MULYA LUMAJANG IPR 5
TIMUR PASIRIAN, KAB. R/2011 PRODUKSI
LUMAJANG
DUSUN KALIWELANG,
JAWA DESA GONDORUSO, KEC. 503/88/427.73/IP OPERASI
107 TANI MAKMUR LUMAJANG IPR 5
TIMUR PASIRIAN, KAB. R/2011 PRODUKSI
LUMAJANG
DS.KEPANJEN,
NEW JEMBER
JAWA DS.MAYANGAN, 541.3/006/411/20 EKSPLORA
108 GOLDEN JEMBER IUP 1924
TIMUR DS.MOJOSARI, 11 SI
INTERNATIONAL
DS.MOJOMULYO
ANEKA JAWA DESA WOTGALIH KEC. 188.45 / 225 / OPERASI
109 TAMBANG (TBK) TIMUR LUMAJANG YOSOWILANGUN KAB 427.12 / 2010 PRODUKSI IUP 462,2

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 113


NAMA JENIS KODE
NO PROVINSI KABUPATEN LOKASI SK IUP KEGIATAN LUAS
PERUSAHAAN IZIN WILAYAH
LUMAJANG

DUSUN KALIWELANG,
JAWA DESA GONDORUSO, KEC. 503/84/427.73/IP OPERASI
110 NIRW ANA LUMAJANG IPR 5
TIMUR PASIRIAN, KAB. R/2011 PRODUKSI
LUMAJANG
DUSUN KALIWELANG,
JAWA DESA GONDORUSO, KEC. 503/95/427.73/IP OPERASI
111 SEJAHTERA LUMAJANG IPR 5
TIMUR PASIRIAN, KAB. R/2011 PRODUKSI
LUMAJANG
DUSUN KALIWELANG,
JAWA DESA GONDORUSO, KEC. 503/91/427.73/IP OPERASI
112 RAHARJA LUMAJANG IPR 5
TIMUR PASIRIAN, KAB. R/2011 PRODUKSI
LUMAJANG
JAWA TULUNGAGU DESA NGREJO, KEC. 188.45/53/031/20 OPERASI
113 AL HIKMAH 10 IUP 1
TIMUR NG TANGGUNGGUNUNG PRODUKSI
BAHARI JAYA JAWA BULUWALANG, KEC 503/002/IUP/409. OPERASI
114 BLITAR 304/IV/2010 IUP 0,9
ABADI TIMUR BAKUNG, BLITAR PRODUKSI
DUSUN KALIWELANG,
JAWA DESA GONDORUSO, KEC. 503/93/427.73/IP OPERASI
115 BUDI LUHUR LUMAJANG IPR 5
TIMUR PASIRIAN, KAB. R/2011 PRODUKSI
LUMAJANG
DUSUN KALIWELANG,
KARYA JAWA DESA GONDORUSO, KEC. 503/97/427.73/IP OPERASI
116 LUMAJANG IPR 5
SANTOSA TIMUR PASIRIAN, KAB. R/2011 PRODUKSI
LUMAJANG
DUSUN KALIWELANG,
JAWA DESA GONDORUSO, KEC. 503/90/427.73/IP OPERASI
117 JOYO MULYO LUMAJANG IPR 5
TIMUR PASIRIAN, KAB. R/2011 PRODUKSI
LUMAJANG
DUSUN KALIWELANG,
JAWA DESA GONDORUSO, KEC. 503/94/427.73/IP OPERASI
118 ARTA MULYA LUMAJANG IPR 5
TIMUR PASIRIAN, KAB. R/2011 PRODUKSI
LUMAJANG

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 114


NAMA JENIS KODE
NO PROVINSI KABUPATEN LOKASI SK IUP KEGIATAN LUAS
PERUSAHAAN IZIN WILAYAH
DUSUN KALIWELANG,
JAWA DESA GONDORUSO, KEC. 503/96/427.73/IP OPERASI
119 LANGGENG LUMAJANG IPR 5
TIMUR PASIRIAN, KAB. R/2011 PRODUKSI
LUMAJANG
PANTAI JOLOSUTRO (DS.
JAWA 503/002/IUP/409. OPERASI
120 EDI SAMPURNA BLITAR RINGINREJOKEC. IUP 56
TIMUR WATES) 304/IV/2011 PRODUKSI
DUSUN KALIWELANG,
JAWA DESA GONDORUSO, KEC. 503/86/427.73/IP OPERASI
121 SARI REJEKI LUMAJANG IPR 5
TIMUR PASIRIAN, KAB. R/2011 PRODUKSI
LUMAJANG
503/001/IUP-
JAWA DESA BULULAWANG,KEC. OPERASI
122 AWARA BLITAR PERUBAHAN/409 IUP 6,97
TIMUR BAKUNG KAB.BLITAR .304/I/2011 PRODUKSI
AGTIKA DWI JAWA DESA PASEBAN, KEC. 541.3/029/411/20 OPERASI
123 SEJAHTERA TIMUR JEMBER KENCONG, KAB. JEMBER 10 PRODUKSI IUP 491,8

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 115


10.7.3 IUP Pasir Besi Kalimantan

IUP Pasir Besi di pulau Kalimantan hanya terdapat di Pulau Pelapis


di daerah Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat dengan status
kegiatan masih eksplorasi.

Gambar 10.20 Peta Lokasi IUP Pasir Besi Pulau Kalmantan

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 116


Tabel 10.21 Tabel Lokasi IUP Pasir Besi di Pulau Kalimantan

NAMA KODE
N
PERUSAHAA PROVINSI KABUPATEN LOKASI SK IUP KEGIATAN JENIS IZIN LUAS WILAYA
O
N H
BERKAT
KALIMANTA KAYONG PULAU PELAPIS, KEC. PULAU MAYA 281 TAHUN EKSPLORA
1 PAWAN IUP 2000
N BARAT UTARA KARIMATA, KAB. KAYONG UTARA 2009 SI
REZEKI

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 117


10.7.4 IUP Pasir Besi Sulawesi

IUP Pasir Besi di Pulau Sulawesi sebanyak 29 lokasi yang tersebar


terutama di Provinsi Sulawesi Utara 20 lokasi, Provinsi Sulawesi
Selatan 8 lokasi dan Provinsi Sulawesi Tenggara 1 lokasi.

Gambar 10.21 Peta Lokasi IUP Pasir Besi Provinsi Sulawesi Utara
Daerah Pulau Sangihe dan Pulau Karakelong

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 118


Gambar 10.22 Peta Lokasi IUP Pasir Besi Provinsi Sulawesi Utara

Gambar 10.23 Peta Lokasi IUP Pasir Besi Provinsi Sulawesi Selatan

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 119


Gambar 10.24 Peta Lokasi IUP Pasir Besi Provinsi Sulawesi Tenggara

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 120


Tabel 10.22 Tabel Lokasi IUP Pasir Besi di Pulau Sulawesi
NAMA JENIS KODE
NO PROVINSI KABUPATEN LOKASI SK IUP KEGIATAN LUAS
PERUSAHAAN IZIN WILAYAH
SULAWESI BOLAANG 99 TAHUN OPERASI
1 INDAH SARI LOLAK 2011 IUP 18
UTARA MONGONDOW PRODUKSI
SULAWESI KEPULAUAN KEC. MELONGUANE, KAB. 37 TAHUN EKSPLORA
2 ANUGRAH JAYA UTARA TALAUD TALAUD, SULUT 2010 SI IUP 7357
KEC. LOLAK, BOLAANG,
HAMPARAN SULAWESI BOLAANG BOLAANG TIMUR DAN 48 TAHUN OPERASI
3 IUP 800
PASIR BESI UTARA MONGONDOW POIGAR, KAB. BOLAANG 2010 PRODUKSI
MONGONDOW
DESA PARET,
MEITHA BOLAANG
SULAWESI KEC.KOTABUNAN, KAB. 50 TAHUN OPERASI
4 PERKASA MONGONDOW IUP 500
UTARA BOLAANG MONGONDOW 2010 PRODUKSI
UTAMA TIMUR TIMUR
ENPEKA 127
SULAWESI KEPULAUAN KEC TABUKAN UTARA, KAB EKSPLORA
5 TABUKAN TAHUN IUP 2000
FERRONUSA UTARA SANGIHE KEPULAUAN SANGIHE 2010 SI
SULAWESI BOLAANG 30 TAHUN EKSPLORA
6 MALTA UTARA MONGONDOW KEC. POIGAR 2012 SI IUP 535,5
831
DUTAM SULAWESI MINAHASA KEC.TENGA, MINBAHASA EKSPLORA
7 TAHUN IUP 1626 95354
MINERAL UTARA SELATAN SELATAN SI
2010
JAPALINDO
SULAWESI KEPULAUAN 28 TAHUN EKSPLORA
8 NUANSA KEC. TAMPAN DAN AMMA IUP 7950
UTARA TALAUD 2010 SI
NUSANTARA
NIKITA 830
SULAWESI MINAHASA KEC. SINONSAYANG, EKSPLORA
9 GEMILANG INTI TAHUN IUP 2000
UTARA SELATAN MINAHASA SELATAN SI
TAMBANG 2010
DESA MINANGA, TUMBAK DAN 25.E
SATRIA BARA SULAWESI MINAHASA EKSPLORA
10 BENTENAN, KEC. PUSOMAEN, TAHUN IUP 1993
MAS UTARA TENGGARA KAB. MINAHASA TENGGARA 2010 SI
DESA SIMUENG, KEC. 105
HARUM INDO SULAWESI KEPULAUAN EKSPLORA
11 TABUKAN SELATAN, KAB. TAHUN IUP 3000
MINERAL UTARA SANGIHE SI
KEPULAUAN SANGIHE 2010
12 ARMADA INTI SULAWESI MINAHASA MOLINOW, KEC.TENGA 218 OPERASI IUP 199

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 121


NAMA JENIS KODE
NO PROVINSI KABUPATEN LOKASI SK IUP KEGIATAN LUAS
PERUSAHAAN IZIN WILAYAH
MALFUZHAT UTARA SELATAN MINAHASA SELATAN TAHUN PRODUKSI
2011
PRIMA BANGUN 842
SULAWESI MINAHASA KEC. TUMPAN, MINAHASA EKSPLORA
13 PERSADA TAHUN IUP 1423
NUSANTARA UTARA SELATAN SELATAN 2010 SI
846
DELTA SARANA SULAWESI MINAHASA KEC. AMURANG, MINAHASA EKSPLORA
14 TAHUN IUP 1563
SENTOSA UTARA SELATAN SELATAN SI
2010
DESA MOTONGKAD,
BOLAANG
SULAWESI KEC.NUANGAN, KAB.KEC. 57 TAHUN OPERASI
15 INDAH SARI MONGONDOW IUP 15,55
UTARA NUANGAN, BOLAANG 2010 PRODUKSI
TIMUR MONGONDOW TIMUR
SUKSES USAHA SULAWESI KEPULAUAN KEC. MELONGUANE, BEO DAN 31 TAHUN EKSPLORA
16 MANDIRI UTARA TALAUD ESSANG SELATAN 2010 SI IUP 3750
SINAR 172
SULAWESI MINAHASA KEC. TENGA, MINAHASA OPERASI
17 AMURANG TAHUN IUP 199
UTARA SELATAN SELATAN PRODUKSI
ABADI 2012
25.D
SATRIA BARA SULAWESI MINAHASA EKSPLORA
18 TAHUN IUP 1212
MAS UTARA TENGGARA SI
2010
853
PANTAS SULAWESI MINAHASA KEC. TENGA, MINAHASA EKSPLORA
19 TAHUN IUP 1856
INDOMINING UTARA SELATAN SELATAN SI
2010
856
ARMADA INTI SULAWESI MINAHASA KEC.TENGA, MINAHASA EKSPLORA
20 TAHUN IUP 1800
MALFUZHAT UTARA SELATAN SELATAN SI
2010
DESA MAMINASA, KAB. KEP.
GOBISARI SULAWESI KEPULAUAN 425/X/TA EKSPLORA
21 SELAYAR, SULAWESI IUP 1000
UTAMA SELATAN SELAYAR HUN 2010 SI
SELATAN
KEC. MANGARABOMBANG, 174
INDO BANGUN SULAWESI EKSPLORA
22 TAKALAR MAPPAKASUNGGU, TAHUN IUP 4176
MINERAL SELATAN SI
SANROBONE, KAB. TAKALAR 2010
DESA DOLO, KEC. 423
RANI AZNANDA SULAWESI KEPULAUAN OPERASI
23 PASIMASUNGGU DAN TAHUN IUP 415,3
PRATAMA SELATAN SELAYAR PASIMASUNGGU, KAB. 2009 PRODUKSI

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 122


NAMA JENIS KODE
NO PROVINSI KABUPATEN LOKASI SK IUP KEGIATAN LUAS
PERUSAHAAN IZIN WILAYAH
KEPULAUAN SELAYAR

NIAGA MAJU SULAWESI KEPULAUAN KALAOTOA KEC 239/I/TAH EKSPLORA


24 PASIFIK SELATAN SELAYAR PASILAMBENA UN 2010 SI IUP 13000
NIAGA MAJU SULAWESI KEPULAUAN KEC. BONTOSIKUYU KAB. 238/I/TAH EKSPLORA
25 PASIFIK SELATAN SELAYAR SELAYAR UN 2010 SI IUP 5600
SULAWESI KEPULAUAN 441/XI/TA OPERASI
26 MARGA WIJAYA SELATAN SELAYAR PASIMASUNGGU HUN 2010 PRODUKSI IUP 301,18

ANUGERAH 397 KW
SULAWESI DESA PANTAI, KEC. EKSPLORA
27 MINERAL
SELATAN
BARRU
MALLUSETASI, KAB. BARRU
TAHUN
SI
IUP 500 18/IUP/
BARRU 2010
EP-BR
GALENA 401
SULAWESI DESA PASIMARANNU & SINJAI OPERASI
28 SUMBER SINJAI TAHUN IUP 180
SELATAN KEC. SINJAI TIMUR PRODUKSI
ENERGI 2010
SHANTUNG SULAWESI 396
OPERASI
29 MINERAL TENGGAR BOMBANA KEC.KABAENA TENGAH TAHUN IUP 695
PRODUKSI
RESOURCES A 2010

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 123


10.7.5 IUP Pasir Besi di Kepulauan Nusa Tenggara

IUP Pasir Besi di Kepulauan Nusa Tenggara tersebar di Provinsi


Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. 8 IUP Pasir Besi
berada di wilayah Provinsi NTB masuk ke dalam Kabupaten Bima,
Dompu, dan Lombok Timur. 7 lokasi IUP Pasir Besi berada di wilayah
Provinsi NTT meliputi Kabupaten Ende, Sikka dan Nagekeo

Gambar 10.25 Peta Lokasi IUP Pasir Besi Provinsi Nusa Tenggara Barat

Gambar 10.26 Peta Lokasi IUP Pasir Besi Provinsi Nusa Tenggara Timur

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 124


Tabel 10.23 Tabel Lokasi IUP Pasir Besi di Kepulauan Nusa Tenggara

NAMA JENIS KODE


NO PROVINSI KABUPATEN LOKASI SK IUP KEGIATAN LUAS
PERUSAHAAN IZIN WILAYAH
NUSA DESA OI TUI DAN TAWALI,
INDOMINING 188.45/354/004/2 OPERASI
1 TENGGARA BIMA KEC. AMBALAWI, KAB. IUP 1500
KARYA BUANA BARAT BIMA 010 PRODUKSI
NUSA
JAGAD MAHESA KEC. WERA DAN 188.45/191/01.16 OPERASI
2 TENGGARA BIMA IUP 3772
KARYA BARAT AMBALAWI, KAB. BIMA /2012 PRODUKSI
NUSA
BIMA MINERAL 251 TAHUN EKSPLORA
3 TENGGARA DOMPU KEC. PEKAT KAB. DOMPU IUP 6000
INDONESIA 2011 SI
BARAT
NUSA DESA MAWU DAN NIPA,
INDOMINING 188.45/355/004/2 OPERASI
4 TENGGARA BIMA KEC. AMBALAWI, KAB. IUP 500
KARYA BUANA BARAT BIMA 010 PRODUKSI
NUSA
547 TAHUN EKSPLORA
5 TIMUR RAYA MAS TENGGARA DOMPU KEC. PEKAT KAB. DOMPU IUP 7378
BARAT 2012 SI
NUSA
ANUGRAH KEC. PEKAT, KAB. 330 TAHUN OPERASI DU2008_E
6 TENGGARA DOMPU IUP 10010
MINERALINDO DOMPU 2011 PRODUKSI L70_12
BARAT
NUSA
DESA DOROPETI, KEC. 190 TAHUN OPERASI
7 TIMUR RAYA MAS TENGGARA DOMPU IUP 710
PEKAT, DOMPU 2010 PRODUKSI
BARAT
DESA
NUSA
ANUGRAH MITRA LOMBOK DEDALPAK,KEC.PRINGGA 3832.A/503/PPT. EKSPLORA
8 TENGGARA IUP 2,02
GRAHA TIMUR BAYA,KAB LOMBOK I/IV/2010 SI
BARAT
TIMUR
NUSA
KAPITALINDO PE.625/SEKRT.1 OPERASI
9 TENGGARA ENDE KEC. NDONA, KAB. ENDE IUP 16,24
MANAGEMENT TIMUR /E/XII/2009 PRODUKSI
NUSA
SKYLINE FLORES LAUT SAWU/LAUT EKSPLORA
10 TENGGARA SIKKA 184/HK/2010 IUP 10000 184/HK/2
ADIJAYA TIMUR SELATAN, KAB. SIKKA SI

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 125


NAMA JENIS KODE
NO PROVINSI KABUPATEN LOKASI SK IUP KEGIATAN LUAS
PERUSAHAAN IZIN WILAYAH
UTAM SENTOSA NUSA
EKSPLORA
11 ABADI TENGGARA NAGEKEO KEC NANGARORO 44I/KEP/HK/2010 IUP 5512
FLOBAMORA TIMUR SI
ADHIYASA NUSA
44.H/KEP/HK/20 EKSPLORA
12 UTAMA REKA TENGGARA NAGEKEO KEC MAUPONGGO IUP 3860
10 SI
VENTURA TIMUR
NUSA
SKYLINE FLORES LAUT SAWU/LAUT 235 TAHUN EKSPLORA
13 TENGGARA ENDE IUP 10000
ADIJAYA SELATAN, KAB. ENDE 2009 SI
TIMUR
NUSA
HIKMAH TAMA 44.C/KEP/HK/20 EKSPLORA
14 TENGGARA NAGEKEO KEC MAUPONGGO IUP 6590 07 DEDE
USAHA MANDIRI TIMUR 10 SI
NUSA
KEC. ENDE UTARA, KAB. PE.43/SEKRT.1/ OPERASI
15 RAHMAD RAYA TENGGARA ENDE IUP 5,73
ENDE E/II/2010 PRODUKSI
TIMUR

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 126


10.7.6 IUP Pasir Besi di Kepulauan Maluku Utara

Jumlah IUP Pasir Besi yang berada di wilayah Maluku Utara


berjumlah 27 IUP dengan tahapan kegiatan dari Eksplorasi sampai
Operasi Produksi. IUP Pasir Besi di Maluku Utara umumnya menempati
wilayah di pesisir pantai sebelah timur dari Pulau Halmahera, Pulau
Morotai dan Pulau Obi.

Gambar 10.27 Peta Lokasi IUP Pasir Besi Provinsi Maluku Utara

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 127


Tabel 10.24 Tabel Lokasi IUP Pasir Besi di Provinsi Maluku Utara
NAMA JENIS KODE
NO PROVINSI KABUPATEN LOKASI SK IUP KEGIATAN LUAS
PERUSAHAAN IZIN WILAYAH
DESA TOROWA, PANGEO, KEC.
KARUNIA ARTA MALUKU PULAU 540/54B/ EKSPLORA
1 MOROTAI JAYA, KAB. PULAU IUP 2750
KAMILAN UTARA MOROTAI MOROTAI PM/2010 SI
INDONESIA BINA MALUKU HALMAHERA 540/197C EKSPLORA
2 LOLODA UTARA, HALUT /HU/2010 IUP 1587
MINERAL UTARA UTARA SI
KW.P.OBI.
DESA ALAM KENANGA DSK, KEC. 149
MALUKU HALMAHERA EKSPLORA 149.13092
3 DEFESNA UTAMA OBI BARAT, KAB. HALMAHERA TAHUN IUP 2062
UTARA SELATAN SI 011.IUP.EK
SELATAN 2011
S
DESA PACAO, KAPA-KAPA, GISI,
HALMAHERA
MALUKU HALMAHERA GALAO, KAILUPA, KEC. LOLADA 540/123/ OPERASI HU11PPO0
4 SENTRA IUP 1500
UTARA UTARA UTARA, KAB. HALMAHERA HU/2011 PRODUKSI 9
MINERAL TENGAH
DESA TUTUHU, KEC. MOROTAI
INTIM JAYA MALUKU PULAU 540/85/P OPERASI
5 SELATAN BARAT, KAB. PULAU IUP 123 10IUPPRO
KARYA UTARA MOROTAI M/2010 PRODUKSI
MOROTAI
DESA NUSILIKO, TILOPE,
PUTRA
MALUKU HALMAHERA SOSOWOMO. KEC WEDA, WEDA 540/KEP/ EKSPLORA
6 GAMALAMA IUP 3816
UTARA TENGAH SELATAN. KAB HALMAHERA 172/2009 SI
MANDIRI
TENGAH
DESA TOGASA, TUTUMALOLEO,
SALIMULI, DODOWO, BOBISINGO,
INTIM MALUKU HALMAHERA 540/94.A/ EKSPLORA
7 LALONGA, LIMAU, SIMAU, KEC. IUP 858,19 HU10PPE2
RESOURCES UTARA UTARA HU/2010 SI
GALELA DAN GALELA UTARA,
KAB. HALMAHERA UTARA
DESA TANJUNG JERE & DESA
35.A
SARANA EMAESA MALUKU HALMAHERA MATUTING KECAMATAN GANE EKSPLORA
8 TAHUN IUP 5485
JAYA ABADI UTARA SELATAN TIMUR KABUPATEN HALMAHERA SI
2010
SELATAN
31.A
BELA SARANA MALUKU HALMAHERA DESA WOI DSK, KEC. OBI TIMUR, EKSPLORA
9 TAHUN IUP 4290 KW.P.OBI
PERMAI UTARA SELATAN KAB HALMAHERA SELATAN SI
2010
KARYA INTAN MALUKU HALMAHERA 540/197D EKSPLORA
10 LOLODA UTARA, HALUT /HU/2010 IUP 2237
MAKSIMA UTARA UTARA SI

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 128


NAMA JENIS KODE
NO PROVINSI KABUPATEN LOKASI SK IUP KEGIATAN LUAS
PERUSAHAAN IZIN WILAYAH
DESA TOROWA, PANGEO, KEC.
INTIM JAYA MALUKU PULAU 540/69/P OPERASI
11 MOROTAI JAYA, KAB. PULAU IUP 186 10IUPPRO
KARYA UTARA MOROTAI MOROTAI M/2010 PRODUKSI
DESA KAILUPA, DORUME,
ADDIS PRATAMA MALUKU HALMAHERA NGAJAM, WORIMOI, DOITIA, KEC. 540/95.B/ EKSPLORA 3054,0 HU09PPE3
12 IUP
PERKASA UTARA UTARA LOLODA UTARA, KAB. HU/2010 SI 2 1
HALMAHERA UTARA
ALGIFARI DESA LALUBI KECAMATAN GANE 105 A
MALUKU HALMAHERA EKSPLORA
13 WILDAN TIMUR KABUPATEN HALMAHERA TAHUN IUP 3622
SEJAHTERA UTARA SELATAN SI
SELATAN 2009
209
MALUKU HALMAHERA DESA SUM DSK KEC. OBI TIMUR EKSPLORA
14 HALIM PRATAMA TAHUN IUP 1548 KW. P. O
UTARA SELATAN KAB HALMAHERA SELATAN SI
2009
540/197.
INDONESIA BINA MALUKU HALMAHERA KEC LOLODA UTARA, KAB EKSPLORA
15 E/HU/201 IUP 399
MINERAL UTARA UTARA HALMAHERA UTARA 0 SI
DESA WASILEO DAN TANJUNG 188.45/5
ANIMUS DHARMA MALUKU HALMAHERA EKSPLORA
16 LILI, KEC MABA TENGAH DAN MAA 40- IUP 11125
NUSANTARA UTARA TIMUR UTARA, KAB HALMAHERA TIMUR SI
85A/2010
BERKAT KEC. OBA UTARA DAN OBA 7.2
MALUKU TIDORE EKSPLORA
17 ANUGRAH MAJU TENGAH, KOTA TIDORE TAHUN IUP 1468
UTARA KEPULAUAN SI
ABADI KEPULAUAN 2012
BERKAT DESA BISUI, LUIN DSK. RANGA- 18.A
MALUKU HALMAHERA EKSPLORA
18 ANUGERAH RANGA, KAB HALMAHERA TAHUN IUP 21770 P.GANE 1
TAMA SEJATI UTARA SELATAN SELATAN 2010 SI
ANUGERAH DESA SIBENPOPO, KEC. PATANI 540/KEP/
MALUKU HALMAHERA EKSPLORA
19 BERKAH BARAT, KAB. HALMAHERA 269.A/20 IUP 4523
SEMESTA UTARA TENGAH TENGAH 10 SI
DESA KELO DAN DUSUN LELE 16 KW 0502
INTIM JAYA MALUKU HALMAHERA EKSPLORA
20 KEC. OBI TIMUR KAB. TAHUN IUP 1500 IUP-
KARYA UTARA SELATAN SI
HALMAHERA SELATAN 2010 EKS.IJK
DESA TAWAKALI DSK, KEC.
INTIM JAYA MALUKU PULAU 540/86/P OPERASI 10IUPPRO.
21 MOROTAI UTARA, KAB. PULAU IUP 195
KARYA UTARA MOROTAI M/2010 PRODUKSI PM07
MOROTAI

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 129


NAMA JENIS KODE
NO PROVINSI KABUPATEN LOKASI SK IUP KEGIATAN LUAS
PERUSAHAAN IZIN WILAYAH
MALUKU HALMAHERA 540/39/H OPERASI
22 AMO NGAJAMA LOLODA UTARA IUP 1300
UTARA UTARA U/2011 PRODUKSI
MALUKU HALMAHERA 540/55/H EKSPLORA
23 HOBBY MINING IUP 9694 540/55/H
UTARA UTARA U/2010 SI
BERKAT 11.A
MALUKU HALMAHERA DESA TANJUNG JERE, FIDA DSK, EKSPLORA
24 ANUGERAH TAHUN IUP 12060 KW 0107
TAMA SEJATI UTARA SELATAN KAB HALMAHERA SELATAN 2009 SI
182
KARUNIA MITRA MALUKU HALMAHERA KEC. LOLODA, KAB. HALMAHERA EKSPLORA
25 TAHUN IUP 4000 82.01.02
ABADI UTARA BARAT BARAT 2011 SI
07
MALUKU PULAU KEC. MOROTAI UTARA, KAB. 540/94/P EKSPLORA
26 HOBBY MINING IUP 4311 EKS.PM/20
UTARA MOROTAI PULAI MOROTAI M/2011 SI
11
DOMINIUM MALUKU 540/85A/ EKSPLORA KW10IUPE
27 MOROTAI KEC MOROTAI JAYA IUP 1000
MINING UTARA PM/2010 SI KS.PM01

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 130


10.7.7 IUP Pasir Besi di Pulau Papua

Lokasi IUP Pasir Besi di wilayah Papua berjumlah 3 IUP, 2 IUP di


wilayah Provinsi Papua dan 1 IUP di wilayah Provinsi Papua Barat.

Gambar 10.28 Peta Lokasi IUP Pasir Besi Provinsi Papua Barat

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 131


Gambar 10.29 Peta Lokasi IUP Pasir Besi Provinsi Papua

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 132


Tabel 10.25 Tabel Lokasi IUP Pasir Besi di Pulau Papua
JENIS KODE
NO NAMA PERUSAHAAN PROVINSI KABUPATEN LOKASI SK IUP KEGIATAN LUAS
IZIN WILAYAH
DISTRIK PANTAI BARAT, 49 TAHUN
1 SALAF MULIA PAPUA SARMI 2011 EKSPLORASI IUP 3961
SARMI
89 TAHUN 2500
2 MEGA DAYA BUANA PAPUA WAROPEN KAB. WAROPEN 2010 EKSPLORASI IUP 0
DISTRIK SAUSAPOR DAN
MIOSSU INDAH PAPUA 56 TAHUN 6376,
3 TAMBRAUW KWOOR, KAB. EKSPLORASI IUP D.U 002
ABADI BARAT 2010 6
TAMBRAUW

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 133


PERISTILAHAN

Absorbance (A) adalah nilai serapan atom atau molekul terhadap cahaya
tunggal (monokhromatis).
Aeromagnetic adalah survei sifat magnetik batuan dimana pengukurannya
dilakukan di udara. Dalam metoda ini umumnya dilakukan
dengan menggunakan pesawat udara.
Analisis Ayak (Analisis Besar Butir) adalah pemilahan zat padat
menurut ukurannya dng menggunakan pengayak
Analisis Mineral Butir (grain counting) adalah salah satu metode yang
digunakan untuk mengetahui kadar dari suatu sampel
(konsentrat mineral berat, sayatan poles, maupun sayatan tipis),
dengan membandingkan antara persen volume suatu mineral
tertentu terhadap mineral secara keseluruhan.
Anomali adalah penyimpangan dr keseragaman sifat fisik, sering menjadi
perhatian ekplorasi
Aquades adalah air hasil destilasi/penyulingan.
Back dunes adalah Sederetan gumuk pasir yang terletak di belakang front
dune.
Bailer adalah bagian dari bor tangan yang berfungsi untuk menangkap
conto pasir.
Ball Valve (Katup Bola) adalah katup berbentuk bola dalam bailer
berfungsi sebagai alat penutup agar conto pasir tidak tumpah.
Berat Ekivalen (BE) atau Berat Setara (BS) adalah berat atom atau berat
molekul dibagi jumlah penambahan atau pengurangan elektron
pada reaksi reduksi - oksidasi (redoks) atau berat atom atau
berat molekul dibagi valensi (muatan/bilangan ion atom) pada
reaksi bukan redoks.
Besi Gumbal (Iron pig) adalah produk menengah hasil peleburan bijih
besi yang di hasilkan oleh tanur tinggi.
Bichromatometri adalah metoda analisis volumetri dengan menggunakan
larutan peniter Kalium Bichromat (K2Cr2O7).
Bor Tangan (Hand Auger) adalah alat bor yang umumnya dipakai untuk
mengambil conto pasir sampai batuan dasar (yang umumnya
sampai kedalaman ± 10 m).
Bobot Isi (Specific Gavity) adalah rasio kepadatan zat untuk densitas dari
suatu substansi.
Cadangan Pasir Besi Terbukti (Proved Ore Reserves) adalah sumber
daya terukur yang berdasarkan studi kelayakan tambang,
semua faktor yang terkait telah terpenuhi sehingga
penambangan dapat dilakukan secara ekonomis.
Citra Satelit/ Landsat image adalah penggambaran bentuk rupa bumi
oleh satelit. Data yang disajikan dalam bentuk format band
interleaved by line (BIL) atau band interleaved by pixel (BIP).

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 134


Conto individu adalah conto pasir besi hasil pemboran yang diambil dari
tiap interval kedalaman tertentu, biasanya tiap 1 atau 1,5 m.
Conto komposit adalah conto pasir besi hasil pemboran yang diambil dari
satu lubang bor.
Conto Ruah (bulk sample) adalah Crude Sand yang diambil sebagai
conto untuk analisis laboratorium.
Coning and Quartering adalah proses pembagian percontoh yang
homogen, menjadi empat bagian yang sama banyak kemudian
diambil contoh yang posisinya berseberangan.
Crude Sand adalah pasir besi di alam yang belum pernah mengalami
benefisiasi.
Degrasi adalah proses penghabluran endapan untuk menghindari feftisasi
dalam penyaringan.
Densitas (BV) adalah besaran yang dinyatakan dalam massa per volume.
Derajat Kemagnetan (Magnetic degree/MD) adalah persentase jumlah
mineral yang tertarik magnet terhadap crude sand dengan
metode yang telah ditentukan.
Deskripsi Megaskopis adalah proses pengidentifikasian percontoh
secara visual tanpa menggunakan alat bantu atau dengan alat
bantu sederhana.
Deskripsi Mikroskopis adalah proses pengidentifikasian conto dengan
menggunakan mikroskop.
Duplo adalah proses pengerjaan analisis dua kali dari conto/standar yang
sama
Eksplorasi adalah penyelidikan dan penjajakan daerah yg diperkirakan
mengandung mineral berharga dng jalan survei geologi, survei
geofisika, atau pengeboran untuk menemukan deposit dan
mengetahui luas wilayahnya.
Eksploitasi adalah pengusahaan; pendayagunaan.
Feftisasi adalah terjadinya penerobosan endapan melaluikertas saring
Flux adalah agen pembersih kimia atau agen pemurni. Fluks mungkin
memiliki lebih dari satu fungsi, dapat digunakan saat metalurgi
ekstraktif maupun panggabungan logam (metalurgi).
Front dune adalah Gumuk pasir yang berdekatan dengan garis pantai.
Geostatistik adalah metoda estimasi perhitungan sumber daya/cadangan
endapan bahan galian dengan menggunakan komponen
statistik.
Gumuk Pasir (Sand Dunes) adalah longgokan pasir besi atau bukan pasir
besi yang terletak searah dengan pantai dan memanjang, yang
mempunyai ketinggian sampai dengan 15 meter.
Gravimetri adalah metoda analisis untuk menentukan kadar suatu unsur
berdasarkan penimbangan sebelum dan sesudah proses.
Grek (Gram Ekivalen) adalah berat zat dalam gram dibagi BE.

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 135


Groundmagnetic adalah survei sifat magnetik batuan dimana
pengukurannya dilakukan dipermukaan tanah
Hematit adalah bijih besi yg berwarna merah kehitam-hitaman; Fe2O3
Horison A adalah Lapisan pasir yang terdapat antara lapisan penutup
dengan permukaan air tanah.
Horison B adalah Lapisan pasir yang terdapat antara permukaan air tanah
dengan permukaan air laut.
Horison C adalah Lapisan pasir yang terdapat antara permukaan air laut
dengan batuan dasar.
Ilmenit adalah mineral hitam, titanium oksida besi, FeTiO3, mengkristal
dalam sistem heksagonal. Biasanya ditemukan pada batuan
beku, metamorf, dan pasir hasil pelapukan batuan asal.
Increment adalah sejumlah massa yang diambil dari conto endapan yang
dihasilkan oleh pengambilan conto di lapangan.
In situ adalah frase latin dalam bahasa inggris dapat di artikan “on site”
atau “in position”. Yang berarti “lokal” atau “ditempatnya”.
Isograde adalah garis kontur yang menghubungkan titik-titik yang
mempunyai MD yang sama.
Izin Usaha Pertambangan (IUP) adalah izin yang diberikan untuk
melaksanakan usaha pertambangan.
Ivan (Sand Auger) adalah bagian alat bor yang digunakan untuk
mengambil conto pasir di atas permukaan air tanah.
Jaminan Mutu (Quality Assurance, QA) adalah seluruh perencanaan dan
kegiatan sistematik yang diperlukan untuk memberikan suatu
keyakinan yang memedai bahwa suatu barang atau jasa
memenuhi persyaratan mutu.
Kuarsa adalah penyusun utama dl pasir, batuan, dan berbagai mineral,
bersifat lebih tembus cahaya ultra-ungu dp kaca biasa sehingga
banyak digunakan dl alat optik; silika (SiO2)
Konsentrat Pasir Besi adalah Crude Sand yang telah mengalami
benefisiasi melalui proses antara lain dengan pemisahan secara
magnetik.
Laboratorium adalah suatu instansi/lembaga yang melaksanakan
pengujian dan/atau kalibrasi.
Larutan Conto Induk adalah larutan yang mengandung conto dengan
berat tertentu dalam suatu volume tertentu dan dari larutan
inilah ditetapkan beberapa unsur yang akan dianalisis.
Larutan Pekat adalah larutan kimia konsentrasi tinggi dan murni.
N (Normalitas) adalah gram ekivalen (grek) suatu zat dalam satu liter
larutan.
Neraca Sumber Daya merupakan alat evaluasi sumber daya mineral dan
batubara, yang menyajikan informasi cadangan awal,
perubahan atau pemanfaatan, dan tingkat kerusakan
lingkungan akibat eksploitasi sebagai faktor degradasi

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 136


lingkungan, termasuk pembiayaannya kedalam bentuk tabel
maupun peta neraca sumber daya mineral dan batubara.
Magnetit adalah bijih besi hitam yg mempunyai sifat magnet
Magnetic separation adalah proses pemisahan material dengan
memanfaatkan sifat kemagnetan mineral.
Metoda Instrumen adalah metoda analisis dengan menggunakan
instrument (seperti AAS, ICP, Spectrofotometer, XRD dan lain -
lain).
Metoda Konvensional (Metoda gravimetri, volumetri, kolorimetri, dan
turbidimetri) adalah cara analisis manual, yang dalam
pengukurannya masih menggunakan kemampuan indera
manusia.
Metode Standar adalah metode yang dikembangkan oleh suatu organisasi
atau kelompok dengan menggunakan studi banding. Metode ini
dipublikasikan secara internasional maupun nasional dan
disahkan oleh badan yang berwenang seperti ISO,ASTM, JIS,
AS, AOAC, APHA, dll.
Middling adalah pertengahan antara konsentrat dan tailing (metalurgi).
Mineral adalah benda padat anorganik dan homogen yang terbentuk
secara alamiah, mempunyai sifat – sifat fisik dan kimia tertentu,
dapat berunsur tunggal atau berbentuk persenyawaan.
Mineral ikutan (gangue minerals) adalah komponen mineral dr batuan yg
terdapat dl jumlah kecil sehingga tidak diperhitungkan dl
klasifikasi.
Morfologi adalah struktur luar dr batu-batuan dl hubungan dengan
perkembangan ciri topografis
Pasir Besi adalah endapan pasir yang mengandung partikel besi
(magnetit), yang terdapat di sepanjang pantai, terbentuk karena
proses penghancuran oleh cuaca, air permukaan dan
gelombang terhadap batuan asal yang mengandung mineral
besi seperti magnetit, ilmenit, oksida besi, kemudian
terakumulasi serta tercuci oleh gelombang air laut
Penampang Isograde adalah penampang zona pasir besi yang
menggambarkan pola isograde secara vertikal baik dua maupun
tiga dimensi.
Penginderaan Jarak Jauh/Remote Sensing adalah metoda teknik
pengumpulan data dan informasi permukaan bumi tanpa kontak
langsung dengan obyek. Obyek penelitian seolah-olah
dipindahkan ke laboratorium untuk diteliti, dianalisis dengan
proses digital image processing dan interpretasi visual.
Pengujian adalah suatu kegiatan teknis terdiri dari penetapan karakteristik
suatu bahan, zat atau produk tertentu berdasarkan metode
tertentu.

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 137


Pengendalian Mutu (Quality Control, QC) adalah suatu cara untuk
mengetes kebenaran dari data yang dihasilkan oleh suatu
laboratorium setelah dibandingkan dengan conto acuan standar
(Standard Reference Material/SRM) yang dapat dipercaya.
Pereduksi Conto (Increment box) adalah alat pereduksi conto di
lapangan yang berupa bak terbuat dari kayu dengan ukuran
lebar x panjang x tebal: 60 cm x 90 cm x 2 cm (J.I.S., 1965),
untuk mendapatkan conto yang representatif.
Persen (%) adalah satu bagian dalam seratus bagian.
Peta Isograde adalah peta zona pasir besi yang menggambarkan pola
isograde pasir besi suatu daerah.
ppm (part per million) adalah satu bagian dalam satu juta bagian.
Preparasi adalah rangkaian kegiatan mempersiapkan conto yang
representatif sesuai dengan jumlah dan ukuran yang
dikehendaki untuk dianalisis.
Reduksi adalah pengurangan conto secara splitty atau kuartering.
Repeatibility adalah proses pengulangan analisis minimal delapan kali
yang merupakan rangkaian untuk mendapat nilai standar
deviasi dan presisi.
Riffle Splitter adalah alat pembagi conto terbuat dari baja anti karat
dengan lebar chute 6 mm kemiringan 60°, panjang 12 cm, lebar
4,9 cm, tinggi 7,6 cm, tinggi kaki 16,5 cm, biasanya dipakai di
laboratorium.
Sendok Increment adalah sendok khusus berukuran 3 cm x 3 cm x 2 cm
untuk mereduksi conto pasir dalam Increment box.
Setifikat Hasil Analisis (Certificate of analysis) adalah dokumen yang
menyajikan hasil dan informasi yang berkaitan dengan
analisis/pengujian.
Sistem Mutu adalah struktur organisasi, tanggung jawab, posedur, proses
dan sumberdaya untuk menerapkan manajemen atau
pengelolaan mutu.
Spektrofotometri adalah metoda analisis dengan menggunakan alat
spektrofotometer.
Splitter adalah alat pembagi perconto homogen yang terbuat dari baja anti
karat, sehingga diperoleh conto lebih kecil (tereduksi) dari conto
awal.
Splitty adalah pengurangan conto dengan menggunakan riffle splitter.
Sumber Daya Endapan Pasir Besi Hipotetik adalah sumber daya yang
dihitung dengan interval bor > 1000 m.
Sumber Daya Endapan Pasir Besi Tereka adalah sumber daya yang
dihitung dengan interval bor 1000 m x 80 m.
Sumber Daya Endapan Pasir Besi Tertunjuk adalah sumber daya yang
dihitung dengan interval bor 400 m x 40 m.

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 138


Sumber Daya Endapan Pasir Besi Terukur adalah sumber daya yang
dihitung dengan interval bor 100 m x 20 m.
Survei adalah teknik riset dengan memberi batas yg jelas atas data;
penyelidikan; peninjauan
Susceptibility meter adalah alat untuk mengukur derajat kemagnetan.
SRM (Standar Raw Material) adalah suatu bahan yang dikeluarkan oleh
Badan Sertifikasi Internasional sebagai pembanding yang
mempunyai satu atau lebih sifatnya telah diberi sertifikat atau
dokumen lain yang diterbitkan oleh Badan sertifikasi tersebut.
Stoichiometry adalah cara perhitungan berdasarkan faktor unsur kimia.
Tailing adalah bahan yang tertinggal setelah pemisahan fraksi bernilai bijih
besi.
Tambang terbuka (Surface Mining) adalah cara penambangan yang
kegiatannya berhubungan langsung dengan alam terbuka atau
di atas permukaan.
Tanur Tinggi (furnaces blast) adalah perapian yg bentuknya tinggi (untuk
membakar batu kapur, bijih besi, dsb)
Titanomagnetit adalah salah satu mineral dari kelompok oksida,
merupakan magnetit dengan inklusi dari hasil peluruhan
ulvospinel (Fe2TiO4) dan ilmenit.
Topografi adalah keadaan muka bumi pd suatu kawasan atau daerah
Transmitance (T) adalah nilai sisa serapan atom atau molekul terhadap
cahaya tunggal (monokhromatis).
Uji Banding (Validasi) adalah pengelolaan unjuk kerja danevaluasi
pengujian atas bahan yang sama oleh dua atau lebih
laboratorium yang berbeda sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan.
Uji Profisiensi adalah suatu cara untuk mengetahui kinerja/unjuk kerja
laboratorium penguji dengan cara uji banding antar laboratorium
Undak adalah sebarang permukaan panjang, smpit, aga rata sedikit
melandai, biasanya tak sebarapa luas dibanding luas dataran,
di batasi pada satu sisinya oleh lereng naik yang curam, dan
disisi laon oleh lereng menurun yang lebih curam.
~pantai yang terbentuk di pantai.
Volumetri atau Titrimetri adalah metoda analisis untuk menentukan kadar
suatu unsur berdasarkan pengukuran volume tertentu dari
larutan conto dan volume tertentu dan larutan peniter yang telah
diketahui konsentrasinya.

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 139


DAFTAR PUSTAKA

ASTM, 1998 E 1081 – 95a Standard Test Method for Determination of


Total Iron in Iron Ores and Related Materials by Silver Reduction-
Dichromate Titration 1
ASTM, 1998 E 507 – 98 Standard Test Method for Aluminium in Iron Ores
by AAS
ASTM, 1998 E 508 – 98 Standard Test Method for Calsium and
Magnesium in Iron Ores by AAS
ASTM,1998,E 247 – 96 Standar Test Method for Determination of Silica in
Mangan Ore, Iron Ores and related Materials by Gravimetry
Austin, GT. 1985. Shreve’s Chemical Process Industries, Fifth Edition,
McGraw-Hill Book Co., New York
Hartati, R.D. 2000. Prosedur Analisis Geokimia dan Logam. DSM,
Bandung.
Hillebrand, Lundell Bright and Hoffman, 1980. Applied Inorganic analysis,
Second Edition, R.E.Kriger Publishing Company, Huntington, New
York.
Hutamadi, R., dan Agung, LN., 2012. Pengenalan Sistem Penambangan
dan Estimasi Cadangan Secara Konvensional. Pusat Sumber Daya
Geologi, Bandung.
ISO 2597 – 1973 (E) Iron Ores Determination of Iron Content – Volumetric
Method .
Macdonald, E.H., 1983. Alluvial Mining. Chapman and Hall, New York.
Purbo, M.M., dan Hadiwidjoyo. 2013. Kamus Geologi dan Ranah
Rinangkun. Badan Geologi, Bandung.
SNI 13-3496-1994 tentang Cara Preparasi Contoh Bahan Galian Secara
Umum untuk Analisis Kimia dan Uji Sifat Fisika di Laboratorium.
SNI 13-6606-2001 tentang Tata Cara Umum Penyusunan Laporan
Eksplorasi Bahan Galian.
Soepriadi, Nadhira Seraphine, dan Dyah Manis Novihapsari. 2013. Potensi
Endapan Pasir Besi di Kabupaten Lampung Barat, Provinsi
Lampung. Buletin Sumber Daya Geologi Volume 8 Nomor I.
Bandung
Tim Penyusun, 2005, Konsep Pedoman Teknis Metoda Preparasi
dan Analisis Mineral Butir, Direktorat Inventarisasi Sumber
Daya Mineral, Bandung.
Tim Penyusun, 2005, Konsep Pedoman Teknis Eksplorasi Pasir Besi,
Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral, Bandung.
http://australiantailings.com/Announce_4.html
http://dc426.4shared.com/doc/o1jpo31K/preview.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Blast_furnace
http://en.wikipedia.org/wiki/Hydraulic-mining
http://en.wikipedia.org/wiki/Ironsand

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 140


http://en.wikipedia.org/wiki/Mineral_processing
http://industri.bisnis.com/read/20140208 /44/201979/
http://kbbi.web.id/
http://nurul.kimia.upi.edu/arsipkuliah/web2012/0900598/besi.htm
http://qzyongsheng.en.alibaba.com/product
http://www.andyyahya.com/2013/07/share-analisis-mineral-butirderajat.html
http://www.amex.net.au/projects/ironsand-a-product-in-demand
http://www.hukumpertambangan.com/izin-usaha-pertambangan/
http://www.miningandmetallurgy.com/DredgingPump
http://www.mineraltechnologies.com/gravity-separation-technolog
http://www.museumca.org/goldrush/ fever19-hy.html
http://www.pam-group.com/en/en.prmprocess.htm
http://www.teara.govt.nz/en/graph/5892/chemical-composition-of-ironsands
http://www.tekmira.esdm.go.id/data/PasirBesi/ulasan.asp?xdir=PasirBesi&c
ommId=26&comm=Pasir%20Besi
http://www.tenovagroup.com/pdf/brochure/17-Processing%20Iron%20Ore
http://www.tradeindia.com/selloffer

PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a | 141

Anda mungkin juga menyukai