Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

FISIKA DASAR II
“HUKUM OHM BAGIAN 1”

TANGGAL PENGUMPULAN : 24 FEBRUARI 2018


TANGGAL PRAKTIKUM : 19 FEBRUARI 2018
WAKTU PRAKTIKUM : 15.30-18.00 WIB

NAMA : M ADAM BUCHORI MUSLIM


NIM : 11170163000003
KELOMPOK / KLOTER : 1 (SATU) / 1 (SATU)
NAMA ANGGOTA :
1. UYUN KOMARIYAH (11170163000018)
2. ABRURRAHMAN NAUFAL F (11170163000028)
KELAS : PENDIDIKAN FISIKA 2A

LABORATORIUM FISIKA DASAR


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018

HUKUM OHM BAGIAN 1 DAN 2 M ADAM BUCHORI MUSLIM


“HUKUM OHM BAGIAN 1”

A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Dapat mengetahui hubungan antara tegangan dan arus (Hukum Ohm).
2. Dapat memahami rangkaian pada praktikum Hukum Ohm.
3. Dapat mengetahui faktor-faktor apa saja yang bisa mempengaruhi
hambatan suatu kawat pengantar.
4. Dapat mengetahui fungsi voltmeter.
5. Dapat mengetahui fungsi amperemeter
B. DASAR TEORI
Pada tahun (1787-1854) seorang ahli fisika jerman yang bernama
George Simon Ohm menyatakan sebuah hubungan antara arus listrik (𝐼)
yang mengalir melalui suatu rangkaian dengan tegangan yang dipasang
dalam rangkaian ( 𝑉 ). Hubungan tegangan dan arus listrik tersebut
diperoleh dari eksperimennya yang sering dikenal dengan sebutan Hukum
Ohm (Sutrisno, 2009 : 146-147).
Hukum Ohm menyatakan “untuk suatu konduktor logam pada
suhu konstan, perbandingan antara perbedaan potensial ∆𝑉 antara dua
titik dari konduktor dengan arus listrik 𝐼 yang melalui konduktor tersebut
adalah konstan” (Alonso, 1994 : 77), atau “Arus yang mengalir pada
kawat sebanding dengan tegangan dan berbanding terbalik dengan
tegangan pada rangkaian tersebut” (Tipler, 2001 : 142).
𝑉 = 𝐼. 𝑅
𝑉 = Tegangan Listrik (𝑉)
𝐼 = Arus Listrik (𝐴)
𝑅 = Hambatan (Resistansi) pada rangkaian (Ω)
Seperti yang diketahui bahwa Hukum Ohm bukanlah merupakan
sebuah hukum fundamental dari keelektromagnetan karena hukum
tersebut bergantung pada sifat-sifat medium pengantarnya. Bentuk hukum
tersebut sangat sederhana, dan adalah merupakan hal yang aneh bahwa
banyak penghantar yang menuruti hukum tersebut dengan baik, sedangkan

HUKUM OHM BAGIAN 1 DAN 2 M ADAM BUCHORI MUSLIM


penghantar lainnya tidak menuruti hukum tersebut sama sekali, seperti
bunyi pernyataan hukum ohm diatas “untuk suatu konduktor logam pada
suhu konstan” (Halliday, 1984 :196).
Material konduktor-konduktor logam yang temperaturnya tidak
banyak berubah atau mengikuti Hukum Ohm disebut Ohmik, sedangkan
material konduktor-konduktor logam yang tidak mengikuti Hukum Ohm
disebut non-ohmik (Giancoli, 2014 :75). Namun terdapat beberapa faktor-
faktor juga yang dapat mempengaruhi hambatan pada suatu rangkaian,
yaitu dirumuskan dengan:
𝜌ℓ
𝑅=
𝐴
𝑅 = Hambatan (Resistansi) pada rangkaian (Ω)
𝜌 = Resistivitas (Ω.m)
ℓ = Panjang kawat (m)
𝐴 = Luas Penampang (m2)
Resistansi atau hambatan kawat penghantar homogen berbanding
lurus dengan panjang ℓ dan konstanta resistivitas material yang digunakan
𝜌, serta berbanding terbailik dengan luas penampang 𝐴. Artinya semakin
panjang kawat penghantar, maka semakin besar hambatannya. dan
semakin kecil luas penampangnya, maka semakin besar juga
hambatannya. (Giancoli, 2014 :77).
Dalam pembuktian Hukum Ohm, suatu rangkaian yang terdiri dari
voltmeter dirangkai paralel dan amperemeter dirangkai seri agar
didapatkan hasil yang sesuai dengan pengukuran. Seperti gambar
rangkaian dibawah ini :

HUKUM OHM BAGIAN 1 DAN 2 M ADAM BUCHORI MUSLIM


C. ALAT DAN BAHAN
NO. GAMBAR NAMA ALAT DAN BAHAN
1. Catudaya (Power Supply)

2. Saklar satu pole (Satu Arah)

3. Kabel Penghubung

4. Resistor
(50Ω 5 watt & 100Ω 5 watt)

5. Multimeter

HUKUM OHM BAGIAN 1 DAN 2 M ADAM BUCHORI MUSLIM


D. LANGKAH PERCOBAAN
NO. GAMBAR LANGKAH PERCOBAAN
1. Menyiapkan alat dan bahan yang
akan digunakan dalam praktikum

2. Merangkai voltmeter secara paralel


dan amperemeter secara seri dan
menghubungkannya ke catudaya
pada arus DC

3. Mengatur Voltage di catudaya dan


menekan saklar catudaya agar
catudaya dalam kondisi ON

4. Mengamati Arus Listrik yang


terukur pada Multimeter dan
mencatatnya

5. Mengamati Tegangan yang terukur


pada Multimeter dan mencatatnya

6. Lakukan percobaan dengan


tegangan 3 voltage dan 6 voltage,
serta dengan resistor yang berbeda
(50Ω 5 watt & 100Ω 5 watt)

HUKUM OHM BAGIAN 1 DAN 2 M ADAM BUCHORI MUSLIM


E. DATA PERCOBAAN
1. Pengukuran pada resistor 100 Ω dengan tegangan 3 volt
No 𝑉 (𝑣𝑜𝑙𝑡) 𝐼 (𝐴𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒) 𝑅 (𝑂ℎ𝑚)
1 3,21 0,06 53,50
2 3,28 0,01 328,0
3 3,28 0,02 164,0
4 3,29 0,02 164,5
5 3,33 0,02 166.5
2. Pengukuran pada resistor 100 Ω dengan tegangan 6 volt
No 𝑉 (𝑣𝑜𝑙𝑡) 𝐼 (𝐴𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒) 𝑅 (𝑂ℎ𝑚)
1 6,21 0,13 47,77
2 6,24 0,11 56,73
3 6,23 0,12 51,92
4 6,24 0,10 62,40
5 6,26 0,06 104,3
3. Pengukuran pada resistor 50 Ω dengan tegangan 3 volt
No 𝑉 (𝑣𝑜𝑙𝑡) 𝐼 (𝐴𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒) 𝑅 (𝑂ℎ𝑚)
1 3,29 0,06 54,83
2 3,28 0,05 65,60
3 3,28 0,05 65,60
4 3,30 0,05 66,00
5 3,30 0,06 55,00
4. Pengukuran pada resistor 50 Ω dengan tegangan 6 volt
No 𝑉 (𝑣𝑜𝑙𝑡) 𝐼 (𝐴𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒) 𝑅 (𝑂ℎ𝑚)
1 6,36 0,11 57,82
2 6,33 0,10 63,30
3 6,35 0,11 57,73
4 6,30 0,12 52.50
5 6,31 0,11 57,36

HUKUM OHM BAGIAN 1 DAN 2 M ADAM BUCHORI MUSLIM


F. PENGOLAHAN DATA
𝑉 = 𝐼. 𝑅
Atau
𝑉
𝑅=
𝐼
1. Data resistor 100 Ω dengan tegangan 3 volt dan 6 volt
3 volt 6 volt
➢ Data 1 ➢ Data 1
𝑉 3,21 𝑉 6,21
𝑅= = = 53,50 Ω 𝑅= = = 47,77 Ω
𝐼 0,06 𝐼 0,13
➢ Data 2 ➢ Data 2
𝑉 3,28 𝑉 6,24
𝑅= = = 328,0 Ω 𝑅= = = 56.73 Ω
𝐼 0,01 𝐼 0,11
➢ Data 3 ➢ Data 3
𝑉 3,28 𝑉 6,23
𝑅= = = 164,0 Ω 𝑅= = = 51,92 Ω
𝐼 0,02 𝐼 0,12
➢ Data 4 ➢ Data 4
𝑉 3,29 𝑉 6,24
𝑅= = = 164,5 Ω 𝑅= = = 62,40 Ω
𝐼 0,02 𝐼 0,10
➢ Data 5 ➢ Data 5
𝑉 3,33 𝑉 6,26
𝑅= = = 166,5 Ω 𝑅= = = 104,3 Ω
𝐼 0,02 𝐼 0,06
2. Data resistor 50 Ω dengan tegangan 3 volt dan 6 volt
3 volt 6 volt
➢ Data 1 ➢ Data 1
𝑉 3,29 𝑉 6,36
𝑅= = = 54,83 Ω 𝑅= = = 57,83 Ω
𝐼 0,06 𝐼 0,11
➢ Data 2 ➢ Data 2
𝑉 3,28 𝑉 6,33
𝑅= = = 65,60 Ω 𝑅= = = 63,30 Ω
𝐼 0,05 𝐼 0,10
➢ Data 3 ➢ Data 3
𝑉 3,28 𝑉 6,35
𝑅= = = 65,60 Ω 𝑅= = = 57,73 Ω
𝐼 0,05 𝐼 0,11

HUKUM OHM BAGIAN 1 DAN 2 M ADAM BUCHORI MUSLIM


➢ Data 4 ➢ Data 4
𝑉 3,30 𝑉 6,30
𝑅= = = 66,00 Ω 𝑅= = = 52,50 Ω
𝐼 0,05 𝐼 0,12
➢ Data 5 ➢ Data 5
𝑉 3,30 𝑉 6,31
𝑅= = = 55,00 Ω 𝑅= = = 57,36 Ω
𝐼 0,06 𝐼 0,11
3. Data Resistor 100 Ω jika diambil nilai V dan I rerata nya
Rerata → 3 𝑣𝑜𝑙𝑡
𝑉 (𝑣𝑜𝑙𝑡) 𝐼 (𝐴𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒)
3,29 0,026
𝑉𝑟𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 3,29
𝑅𝑟𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 = = = 126,5 Ω
𝐼𝑟𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 0,026

Rerata → 6 𝑣𝑜𝑙𝑡
𝑉 (𝑣𝑜𝑙𝑡) 𝐼 (𝐴𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒)
6,24 0,104
𝑉𝑟𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 6,24
𝑅𝑟𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 = = = 60,00 Ω
𝐼𝑟𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 0,104
4. Data Resistor 50 Ω jika diambil nilai V dan I rerata nya
Rerata → 3 𝑣𝑜𝑙𝑡
𝑉 (𝑣𝑜𝑙𝑡) 𝐼 (𝐴𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒)
3,29 0,054
𝑉𝑟𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 3,29
𝑅𝑟𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 = = = 60,91 Ω
𝐼𝑟𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 0,054

Rerata → 6 𝑣𝑜𝑙𝑡
𝑉 (𝑣𝑜𝑙𝑡) 𝐼 (𝐴𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒)
6,33 0,11
𝑉𝑟𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 6,33
𝑅𝑟𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 = = = 57,54 Ω
𝐼𝑟𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 0,11

HUKUM OHM BAGIAN 1 DAN 2 M ADAM BUCHORI MUSLIM


G. TUGAS PASCAPRAKTIKUM
SOAL :
1. Buatlah grafik hubungan antara 𝑉 dan 𝐼 untuk resisitor 50Ω sesuai
dengan data yang diperoleh pada tabel 1! Kemukakanlah komentar atau
tanggapanmu terhadap grafik tersebut!
2. Buatlah grafik hubungan antara 𝑉 dan 𝐼 untuk resisitor 100Ω sesuai
dengan data yang diperoleh pada tabel 2! Kemukakanlah komentar atau
tanggapanmu terhadap grafik tersebut!
3. Apakah terdapat kecocokan antara nilai hambatan dari kedua resisitor
yang sebenarnya dengan hasil perhitungan?
4. Berapakah presentase nilai yang anda peroleh dalam percobaan dengan
nilai hambatan yang sebenarnya (untuk kedua resisitor yang
digunakan)!
5. Apa perbedaan yang anda peroleh tersebut sesuai dengan teori yang
berlaku (Hukum Ohm)? Kemukakan pendapat anda tersebut!
JAWABAN :
1. Grafik hubungan antara 𝑉 dan 𝐼 untuk resisitor 50Ω → 3 𝑣𝑜𝑙𝑡

Hubungan antara Tegangan dan Arus Listrik


(Resistor 50 Ω saat 3 volt)
3,305
3,3 3,3
3,3
Tegangan (V)

3,295
3,29
3,29

3,285
3,28
3,28

3,275
0,048 0,05 0,052 0,054 0,056 0,058 0,06 0,062
Arus Listrik (I)

HUKUM OHM BAGIAN 1 DAN 2 M ADAM BUCHORI MUSLIM


Hubungan antara Tegangan dan Arus Listrik
(Resistor 50 Ω saat 6 volt)
6,37 6,36
6,36 6,35
6,35
Tegangan (V)

6,34 6,33
6,33
6,32 6,31
6,31 6,3
6,3
6,29
0,095 0,1 0,105 0,11 0,115 0,12 0,125
Arus Listrik (I)

2. Grafik hubungan antara 𝑉 dan 𝐼 untuk resisitor 100Ω

Grafik hubungan antara Tegangan dan Arus Listrik


(Resisitor 100 Ω saat 3 volt)
3,34 3,33

3,32
3,3 3,29
Tegangan (V)

3,28 3,28
3,28
3,26
3,24
3,22 3,21

3,2
0 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07
Arus Listrik (I)

HUKUM OHM BAGIAN 1 DAN 2 M ADAM BUCHORI MUSLIM


Grafik hubungan antara Tegangan dan Arus Listrik
(Resisitor 100 Ω saat 6 volt)
6,27
6,26
6,26
6,25
Tegangan (V)

6,24 6,24
6,24
6,23
6,23
6,22
6,21
6,21
6,2
0 0,02 0,04 0,06 0,08 0,1 0,12 0,14
Arus Listrik (I)

3. Pada praktikum hukum ohm bagian 1 ini, terdapat nilai hambatan yang
mendekati kecocokan dengan nilai hambatan yang sebenarnya, dan
terdapat juga nilai hambatan yang jauh dari kecocokan hambatan
sebenarnya, hal tersebut dapat dilihat dari rata-rata nilai hambatan yang
dihasilkan. Pada resistor 100 Ω tegangan 3 volt hambatannya 126,5 Ω ,
sedangkan saat tegangan 6 volt hambatannya 60 Ω, sangat kecil
dibanding hambatan sebenarnya. Kemudian pada resistor 50Ω tegangan
3 volt hambatannya 60,91 Ω, dan pada saat tegangan 6 volt
menghasilkan hambatan 57,54 Ω, yang artinya pada percobaan dengan
resisitor 50 Ω memiliki kecocokan yang sangat mendekati hambatan
sebenarnya.
4. Persentase nilai hambatan.
a. Nilai rata-rata hambatan untuk resistor 100Ω→ 3 volt

𝑅𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 126,5Ω
𝑃𝑒𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 = 𝑥100% = 𝑥100% = 126,5%
𝑅𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎 100Ω

b. Nilai rata-rata hambatan untuk resistor 100Ω→ 6 volt

𝑅𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 60,00Ω
𝑃𝑒𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 = 𝑥100% = 𝑥100% = 60%
𝑅𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎 100Ω

HUKUM OHM BAGIAN 1 DAN 2 M ADAM BUCHORI MUSLIM


c. Nilai rata-rata hambatan untuk resistor 50Ω→ 3 volt

𝑅𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 60,91Ω
𝑃𝑒𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 = 𝑥100% = 𝑥100% = 121,8%
𝑅𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎 50Ω

d. Nilai rata-rata hambatan untuk resistor 50Ω→ 6 volt

𝑅𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 57,54Ω
𝑃𝑒𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 = 𝑥100% = 𝑥100% = 115,1%
𝑅𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎 50Ω

5. Berdasarkan nilai rata-rata hambatan yang diperoleh, pada percobaan


pertama, ketiga, dan keempat memiliki nilai hambatan yang berbeda
namun tetap sesuai dengan teori hukum ohm. Sedangkan pada
percobaan kedua sangat berbeda nilai hambatannya, hal itu
kemungkinan terjadi karena kesalahan pengukuran pada arus listrik
menggunakan amperemeter. Nilai hambatan pada percobaan kedua
sangat berbanding terbalik dengan percobaan lain, pada percobaan yang
lain memiliki nilai hambatan yang lebih besar dari hambatan
sebenarnya, sedangkan pada percobaan kedua memiliki hambatan yang
sangat kecil dari hambatan sebenarnya.

H. PEMBAHASAN
Pada praktikum hukum ohm ini adalah praktikum yang membahas
hubungan antara tegangan, hambatan dan arus litrik yang mengalir disuatu
kawat penghantar. Hambatan yang didapat berdasarkan hasil perhitungan
dari pengukuran arus listrik dan tegangan tersebut dibandingkan dengan
nilai hambatan sebenarnya pada sebuah resistor yang terpasang di
rangkaian.
Pada praktikum hukum ohm ini terdapat empat kali percobaan,
disetiap dua kali percobaan digunakan resistor yang berbeda, dan praktikan

HUKUM OHM BAGIAN 1 DAN 2 M ADAM BUCHORI MUSLIM


menggunakan dua buah resistor, yaitu resistor dengan resistansi 50 Ω dan
dengan resistansi 100 Ω, serta menggunakan tegangan yang berbeda pula,
pada tegangan 3 volt dan 6 volt.
Percobaan pertama dan kedua menggunakan resistor 100 Ω tetapi
tegangan yang berbeda, serta disetiap percobaannya dilakukan lima kali
pengulangan. Berdasarkan hasil pengukuran langsung pada percobaan
pertama nilai hambatannya memiliki kecocokan dengan hambatan
sebenarnya, namun nilainya sedikit lebih besar, faktor-faktor yang
menyebabkan nilai hambatan lebih besar dari pada hambatan sebenarnya
adalah karena faktor panjang kawat, resistivitas kawat, dan luas
penampang kawat yang apabila semakin panjang kawat penghantar, maka
semakin besar hambatannya. dan semakin kecil luas penampangnya, maka
semakin besar juga hambatannya.
Dipercobaan kedua terdapat nilai hambatan yang sangat kecil dan
sangat berbeda dari nilai hambatan sebenarnya. Hal ini kemungkinan
terjadi karena adanya kesalahan dari praktikan ketika pengukuran arus
listrik menggunakan multimeter (amperemeter). Pengukuran arus litrik
tersebut pada display multimeter menunjukan angka arus listrik yang
berubah-ubah, sehingga mengharuskan praktikan menekan tombol HOLD
agar nilai arus listrik menjadi tetap, namun pada saat ditekan, multimeter
menunjukan nilai arus yang besar, sehingga nilai hambatan menjadi lebih
kecil.
Pada percobaan ketiga dan keempat nilai hambatan yang dihasilkan
dari pengukuran memiliki nilai kecocokan yang mendekati nilai hambatan
sebenarnya, yaitu nilai hambatannya lebih besar, namun masih dalam batas
antara 50 Ω yang artinya memiliki nilai kecocokan yang mendekati.
Dari keempat percobaan pengukuran arus listrik dan tegangan, arus
listrik dan tegangan tersebut dirata-ratakan dan didapatkan hambatan rata-
rata dari keempat percobaan. Pada percobaan pertama nilai hambatannya
sebesar 126,5 Ω, pada percobaan kedua nilainya 60 Ω, pada percobaan
ketiga 60,91 Ω, dan percobaan keempat senilai 57,54 Ω. Berdasarkan hasil

HUKUM OHM BAGIAN 1 DAN 2 M ADAM BUCHORI MUSLIM


tersebut percobaan pertama, ketiga, dan keempat memiliki nilai kecocokan
yang mendekati, sedangkan percobaan kedua memiliki nilai kecocokan
yang jauh, karena nilai hambatannya kecil jika dibanding dengan
hambatan sebenarnya.
Pada saat tegangan yang diberikan sama yaitu 3 volt namun dengan
resistor yang berbeda, menghasilkan niali126,5 Ω untuk resistansi 100Ω
dan nilai 60,91 Ω untuk resistansi 50Ω, dan nilai arus listrik yang
didapatkan dari hasil pengukuran amperemeter untuk resistor 100Ω
memiliki arus yang lebih kecil dibanding resistor 50Ω, karena hal ini
sesuai dengan teori hukum ohm yang berbunyi Arus yang mengalir pada
kawat sebanding dengan tegangan dan berbanding terbalik dengan
tegangan pada rangkaian tersebut. Begitu juga sebaliknya ketika
resistornya sama 50Ω namun dengan tegangan yang berbeda, tentu nilai
arus memiliki perbedaan juga karena tegangan yang diberikan berbeda,
tegangan dengan nilai yang lebih besar akan menghasilkan nilai arus yang
besar juga sesuai teori hukum ohm.
Pengukuran tegangan dan arus listrik pada praktikum ini
menggunaka multimeter haruslah sangat diperhatikan, karena apabila
terjadi kesalahan pengukuran atau nilai yang tidak sesuai, hal itu akan
mengakibatkan nilai hambatan yang tidak sesuai juga seperti pada
percobaan kedua hukum ohm bagian satu ini.
Kesalahan rangkaian akan sangat mempengaruhi hasil bahkan akan
merusak alat praktikum juga, voltmeter dirangkai paralel pada rangkaian
dan amperemeter disusun seri pada rangkaian, karena untuk mengukur
sebuah tegangan atau beda potensial disetiap bagiannya diperlukan cabang
atau bagiannya oleh sebab itu dirangkai paralel, sedangkan amperemeter
disusun seri karena untuk mengukur arus listrik, apabila disusun paralel
maka akan terjadi pembagian arus yang mengakibatkan pengukuran tidak
sesuai, oleh sebab itu untuk amperemeter disusun seri.

HUKUM OHM BAGIAN 1 DAN 2 M ADAM BUCHORI MUSLIM


I. KESIMPULAN
1. Tegangan dan arus listrik memiliki hubungan yang dinyatakan secara
sistematis dengan rumus 𝑉 = 𝐼. 𝑅 , yaitu arus listrik yang mengalir pada
kawat penghantar berbanding lurus dengan tegangan dan berbanding
terbalik dengan hambatan pada kawat penghantar tersebut.
2. Pada praktikum hukum voltmeter dirangkai secara paralel dan
amperemeter di rangkai secara seri, rangkaian juga dihubungkan pada
catudaya, resistor, dan pada saklar.
𝜌ℓ
3. Persamaan Hambatan 𝑅 = . Dari persamaan matematis tentang
𝐴

hambatan, artinya semakin panjang kawat penghantar, maka semakin


besar hambatannya. dan semakin kecil luas penampangnya, maka
semakin besar juga hambatannya.
4. Voltmeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur beda potensial
atau voltase diantara dua titik dan kedua ujung kawatnya (kawat
penghubung) dihubungkan ke dua titik tersebut.
5. Amperemeter atau sering disebut juga ammeter adalah alat ukur listrik
yang berfungsi untuk mengukur besarnya nilai arus listrik yang ada
pada rangkaian elektronika.
J. KOMENTAR
1. Praktikan sebaiknya memahami materi hukum ohm terlebih dahulu dan
menyiapkan alat-alatnya sebelum praktikum.
2. Praktikan sebaiknya memperhatikan rangkaian praktikum agar tidak
ada hal yang tidak diinginkan terjadi diakibatkan kesalahan rangkaian.
3. Praktikan sebaiknya lebih berhati-hati dan teliti dalam pengambilan
data dari multimeter, karena apabila terjadi sedikit kesalahan dalam
nilai tegangan atau arus yang diukur, maka akan sangat berpengaruh
terhadap nilai hambatan yang didapatkan.
4. Praktikan sebaiknya memperhatikan kesehatan diri sendiri. Semua data
yang didapat dan praktikum akan berjalan lancar jika praktikan dalam
keadaan sehat, sehingga bisa berkonsentrasi serta fokus pada
praktikum.

HUKUM OHM BAGIAN 1 DAN 2 M ADAM BUCHORI MUSLIM


K. DAFTAR PUSTAKA
Alonso Marcelo, Edward J. Finn, 1994, FUNDAMENTAL UNIVERSITY
PHYSICS, 2nd Edition, Penerbit Erlangga, Jakarta.
David Halliday and Robert Resnick., 1984, Fisika Edisi ke-3, Jilid 2,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
Drs. Sutrisno, M.Si., Arif Tjahjono, ST, M.Si, 2009, Fisika Dasar II
(Untuk Sains dan Kedokteran). Lembaga Penelitian UIN Jakarta.
Giancoli, Douglas C., 2014, Fisika Prinsip dan Aplikasi Jilid 2 Edisi ke
Tujuh. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Tipler, Paul A. 2001, Physics for Scientists and Engineers, Penerbit
Erlangga, Jakarta.

HUKUM OHM BAGIAN 1 DAN 2 M ADAM BUCHORI MUSLIM


Lampiran

HUKUM OHM BAGIAN 1 DAN 2 M ADAM BUCHORI MUSLIM


LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM
FISIKA DASAR II
“HUKUM OHM BAGIAN 2”

TANGGAL PENGUMPULAN : 24 FEBRUARI 2018


TANGGAL PRAKTIKUM : 19 FEBRUARI 2018
WAKTU PRAKTIKUM : 15.30-18.00 WIB

NAMA : M ADAM BUCHORI MUSLIM


NIM : 11170163000003
KELOMPOK / KLOTER : 1 (SATU) / 1 (SATU)
NAMA ANGGOTA :
1. UYUN KOMARIYAH (11170163000018)
2. ABRURRAHMAN NAUFAL F (11170163000028)
KELAS : PENDIDIKAN FISIKA 2A

LABORATORIUM FISIKA DASAR


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018

HUKUM OHM BAGIAN 1 DAN 2 M ADAM BUCHORI MUSLIM


“HUKUM OHM BAGIAN 2”

A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Dapat mengetahui tentang hambatan dalam dari suatu baterai.
2. Dapat menentukan nilai hambatan dalam dari suatu baterai.
3. Dapat mengetahui hambatan dalam baterai terbesar dan terkecil dari
suatu rangkaian.
4. Dapat mengetahui perbedaan antara rangkaian terbuka dan tertutup.
A. DASAR TEORI
Jika sebuah baterai digunakan untuk menghasilkan arus listrik pada
suatu konduktor, maka terdapat suatu perubahan yang terus menerus dari
energi kimia pada baterai tersebut, yaitu energi gerak elektron menjadi
energi dalam di konduktor tersebut yang membuat suhu konduktor
meningkat (Serway, 2010 : 377).
Baterai termasuk sebuah Gaya Gerak Listrik atau GGL. GGL
adalah beda potensial antara terminal-terminal sumber pada saat tidak
mengalirkan arus listrik ke rangkaian luar (Giancoli, 2014 : 98).
Hukum Ohm membahas tentang hubungan antara arus listrik pada
kawat penghantar dengan tegangan dan hambatan yang ada pada suatu
rangkaian (Tipler, 2001 : 142).
Misalkan pada suatu baterai memiliki beda potensial yang
dihasilkan biasanya 1,5 volt, meskipun terdapat juga beberapa baterai yang
menghasilkan tegangan yang lebih kecil atau lebih besar. Ketika dirangkai
pada suatu komponen elektronika, misalnya, sebuah resistor sebesar 1 Ω,
𝑉 1,5
maka arus yang seharusnya mengalir dalam kawat adalah 𝐼 = 𝑅 = =
1

1 𝐴 . Namun pada kenyataannya tidak demikian, baterai sesungguhnya


memiliki hambatan dalamnya ( 𝑟𝑑 ) sendiri yang berasal dari material
penyusunnya, dan terutama proses kimiawi yang dihasilkannya. Nilai 𝑟𝑑
ini cenderung membesar karena residu proses kimiawi dalam baterai.
Adanya 𝑟𝑑 dalam suatu baterai, mengakibatkan arus listrik yang mengalir
menjadi lebih kecil (Ishaq, 2007 : 76).

HUKUM OHM BAGIAN 1 DAN 2 M ADAM BUCHORI MUSLIM


Berdasarkan gambar diatas. Oleh karena 𝑟𝑑 ini berada di
dalam baterai, dan tidak akan pernah bisa dipisahkan dari baterai. Kedua
titik a dan b menunjukkan dua kutub baterai, kemudian diukur tegangan di
antara kedua kutub tersebut. Ketika tidak ada arus yang ditarik dari
baterai, tegangan kutub sama dengan GGL, yang ditentukan oleh reaksi
kimia pada baterai : 𝑉𝑎𝑏 = 𝜀 . Jika arus 𝐼 mengalir dari baterai, ada
penurunan tegangan di dalam baterai yang nilainya sama dengan 𝐼. 𝑟𝑑
(Giancoli, 2014 : 98).
𝜀
𝐼=
𝑅 + 𝑟𝑑
𝐼. 𝑅 + 𝐼. 𝑟𝑑 = 𝜀
𝐼. 𝑅 = 𝜀 − 𝐼. 𝑟𝑑
𝑉 = 𝜀 − 𝐼. 𝑟𝑑

𝑉 = Tegangan diantara kutub baterai (V)


𝜀 = GGL baterai (V)
𝐼 = Arus yang mengalir (A)
𝑟𝑑 = Hambatan dalam baterai (Ω)
Di Hukum Ohm Bagian 1 dan 2 ini digunakan rangkaian listrik
terbuka dan tertutup, yang mana rangkaian listrik terbuka adalah rangkaian
listrik yang dirangkai dengan sedemikian rupa, dimana salah satu bagian
rangkaian arusnya terbuka atau terputus sehingga tidak terjadi aliran listrik
di dalamnya. Sedangkan rangkaian tertutup adalah rangkaian yang
didalamnya terdapat arus listrik yang mengalir (Giancoli, 2014 : 72-73).

HUKUM OHM BAGIAN 1 DAN 2 M ADAM BUCHORI MUSLIM


B. ALAT DAN BAHAN
NO. GAMBAR NAMA ALAT DAN BAHAN
1. Baterai ukuran D

2. Saklar satu pole (Satu Arah)

3. Kabel Penghubung

4. Pemegang baterai

5. Multimeter

6 Lampu 2,5 V

HUKUM OHM BAGIAN 1 DAN 2 M ADAM BUCHORI MUSLIM


7 Capit Buaya

C. LANGKAH PERCOBAAN
NO. GAMBAR LANGKAH PERCOBAAN
1. Menyiapkan alat dan bahan yang
akan digunakan dalam praktikum

2. Memasang baterai dengan


pemegang baterai dan
menghubungkannya pada
rangkaian dengan capit buaya

3. Mengukur tegangan yang ada pada


satu baterai, pada dua baterai
secara seri, dan pada dua baterai
secara paralel.

4. Menghubungkan rangkaian dengan


saklar, lampu 2,5 V, dan dengan
sumber tegangan (baterai)

5. Menghubungkan rangkaian dengan


voltmeter secara paralel dan
amperemeter secara seri

HUKUM OHM BAGIAN 1 DAN 2 M ADAM BUCHORI MUSLIM


6. Mengubungkan rangkaian dengan
baterai, lampu, dan saklar

7. Mengamati Arus Listrik yang


terukur pada Multimeter dan
mencatatnya

8. Mengamati Tegangan yang terukur


pada Multimeter dan mencatatnya

9. Mengamati nyala lampu pada


rangkaian

10. Melakukan percobaan dengan


tambahan 1 baterai disusun secara
seri, dan percobaan selanjutnya
disusun secara paralel

D. DATA PERCOBAAN
1. Pengukuran pada satu baterai (Lampu Redup)
No 𝑉 (𝑣𝑜𝑙𝑡) 𝐼 (𝐴𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒) 𝑟𝑑 (𝑂ℎ𝑚) 𝜀 (𝑣𝑜𝑙𝑡)
1 1,05 0,04 12,8 1,56
2 1,18 0,06 6,33 1,56
3 1,19 0,05 7,40 1,56
4 1,20 0,05 7,20 1,56
5 1,17 0,05 7,80 1,56

HUKUM OHM BAGIAN 1 DAN 2 M ADAM BUCHORI MUSLIM


2. Pengukuran pada dua baterai disusun seri (Lampu Terang)
No 𝑉 (𝑣𝑜𝑙𝑡) 𝐼 (𝐴𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒) 𝑟𝑑 (𝑂ℎ𝑚) 𝜀 (𝑣𝑜𝑙𝑡)
1 2,23 0,08 10,9 3,1
2 2,40 0,08 8,75 3,1
3 2,27 0,08 10,4 3,1
4 2,39 0,08 8,88 3,1
5 2,44 0,08 8,25 3,1
3. Pengukuran pada dua baterai disusun paralel (Lampu Redup)
No 𝑉 (𝑣𝑜𝑙𝑡) 𝐼 (𝐴𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒) 𝑟𝑑 (𝑂ℎ𝑚) 𝜀 (𝑣𝑜𝑙𝑡)
1 1,34 0,05 4,40 1,56
2 1,32 0,05 4,80 1,56
3 1,33 0,05 4,60 1,56
4 1,29 0,05 5,40 1,56
5 1,31 0,05 5,00 1,56
E. PENGOLAHAN DATA

𝑉 = 𝜀 − 𝐼. 𝑟𝑑

𝜀−𝑉
𝑟𝑑 =
𝐼

1. Data hambatan dalam pada satu baterai (Lampu Redup)

➢ Data 1
𝜀 − 𝑉 1,56 − 1,05
𝑟𝑑 = = = 12,8 Ω
𝐼 0,04
➢ Data 2
𝜀 − 𝑉 1,56 − 1,18
𝑟𝑑 = = = 6,33 Ω
𝐼 0,06

➢ Data 3
𝜀 − 𝑉 1,56 − 1,19
𝑟𝑑 = = = 7,40 Ω
𝐼 0,05

HUKUM OHM BAGIAN 1 DAN 2 M ADAM BUCHORI MUSLIM


➢ Data 4
𝜀 − 𝑉 1,56 − 1,20
𝑟𝑑 = = = 7,20 Ω
𝐼 0,05

➢ Data 5
𝜀 − 𝑉 1,56 − 1,17
𝑟𝑑 = = = 7,80 Ω
𝐼 0,05

2. Data hambatan dalam pada dua baterai disusun seri (Lampu Terang)

➢ Data 1
𝜀 − 𝑉 3,1 − 2,23
𝑟𝑑 = = = 10,9 Ω
𝐼 0,08
➢ Data 2
𝜀 − 𝑉 3,1 − 2,40
𝑟𝑑 = = = 8,75 Ω
𝐼 0,08

➢ Data 3
𝜀 − 𝑉 3,1 − 2,27
𝑟𝑑 = = = 10,4 Ω
𝐼 0,08

➢ Data 4
𝜀 − 𝑉 3,1 − 2,39
𝑟𝑑 = = = 8,88 Ω
𝐼 0,08

➢ Data 5
𝜀 − 𝑉 3,1 − 2,44
𝑟𝑑 = = = 8,25 Ω
𝐼 0,08

3. Data hambatan dalam pada dua baterai disusun paralel (Lampu Redup)

➢ Data 1
𝜀 − 𝑉 1,56 − 1,34
𝑟𝑑 = = = 4,40 Ω
𝐼 0,05

HUKUM OHM BAGIAN 1 DAN 2 M ADAM BUCHORI MUSLIM


➢ Data 2
𝜀 − 𝑉 1,56 − 1,32
𝑟𝑑 = = = 4,80 Ω
𝐼 0,05

➢ Data 3
𝜀 − 𝑉 1,56 − 1,33
𝑟𝑑 = = = 4,60 Ω
𝐼 0,05

➢ Data 4
𝜀 − 𝑉 1,56 − 1,29
𝑟𝑑 = = = 5,40 Ω
𝐼 0,05

➢ Data 5
𝜀 − 𝑉 1,56 − 1,31
𝑟𝑑 = = = 5,00 Ω
𝐼 0,05

4. Harga untuk rata-rata hambatan dalam baterai

Percobaan 1 12,8 + 6,33 + 7,40 + 7,20 + 7,80


𝑅𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = = 8,31Ω
5
Percobaan 2 10,9 + 8,75 + 10,4 + 8,88 + 8,25
𝑅𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = = 9,44Ω
5
Percobaan 3 4,40 + 4,80 + 4,60 + 5,40 + 5,00
𝑅𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = = 4,84Ω
5

F. TUGAS PASCAPRAKTIKUM
SOAL :
1. Bagaimanakah harga rata-rata 𝑟𝑑 untuk ketiga keadaan baterai (satu
baterai, dua baterai seri, dan dua baterai paralel)?
2. Susunan baterai yang dimiliki hambatan dalam terbesar adalah?
Kemukakan faktor-faktor penyebabnya!
3. Susunan baterai yang dimiliki hambatan dalam terkecil adalah?
Kemukakan faktor-faktor penyebabnya!
4. GGL terbesar dihasilkan oleh susunan baterai yang bagaimana?
Kemukakan faktor-faktor penyebabnya?

HUKUM OHM BAGIAN 1 DAN 2 M ADAM BUCHORI MUSLIM


JAWABAN:
1. Harga hambatan dalam baterai yang paling kecil di praktikum hukum
ohm bagian kedua ini adalah pada percobaan ke tiga, senilai 4,84Ω, lalu
yang terkecil selanjutnya adalah percobaan pertama senilai 8,31 Ω, dan
yang terakhir percobaan kedua senilai 4,84 Ω.
2. Susunan baterai yang memiliki hambatan dalam baterai terbesar adalah
susunan seri dengan nilai hambatan dalam sebesar 9,44 Ω. Dengan
lampu yang menyala terang. Karena sesuai dengan rumus hambatan
𝜀−𝑉
dalam 𝑟𝑑 = yang artinya hambatan dalam sebanding dengan GGL
𝐼

baterai yang diukur pada voltmeter sebelumnya, sedangkan berbanding


terbalik dengan tegangan dan arus listrik yang terukur pada voltmeter
dan amperemeter.
3. Susunan baterai yang memiliki hambatan dalam baterai terkecil adalam
pada susunan paralel senilai 4,84 Ω, semakin kecil hambatan dalam
pada suatu baterai, maka semakin besar tegangan dan arus listrik yang
ada pada suatu rangkaian. Pada rangkaian baterai paralel tersebut nilai
tegangan nya cukup besar dibanding nilai GGL nya, sehingga selisih
dari nilai GGL dan tegangan menjadi kecil, ditambah lagi nilai arus
listrik yang mengalir juga cukup besar senilai 0,05 A. Oleh sebab itu
nilai hambatan dalam pada percobaan ketiga ini bernilai kecil.
4. GGL atau Gaya Gerak Listrik yang dihasilkan suatu baterai yang nilai
nya paling besar adalah pada rangkaian dua baterai seri yang
mengakibatkan lampu pada rangkaian menyala terang, dan voltase atau
tengangannya pun bernilai besar. Hal ini terjadi karena pada rangkaian
seri kedua baterai dihubungkan secara kontak langsung, sehingga kedua
baterai tersebut seakan-akan menjadi satu kesatuan, dan nilai 𝜀 nya pun
semakin besar dua kali lipat dari penggunaan satu baterai. Nilai 𝜀 pada
satu baterai yaitu 1,56 volt, sedangkan ketika dirangkai seri dua baterai
menjadi 3,1 volt, nilai tersebut menjadi duakali lipat. Sedangkan
apabila dua baterai disusun paralel, maka nilai 𝜀 hanya akan senilai
seperti satu baterai saja.

HUKUM OHM BAGIAN 1 DAN 2 M ADAM BUCHORI MUSLIM


G. PEMBAHASAN

Pada praktikum Hukum Ohm bagian kedua ini, praktikan


melakukan tiga percobaan dengan lima kali pengulangan disetiap
percobaannya. Dipercobaan pertama praktikan menggunakan satu buah
baterai dengan beda potensial GGL nya senilai 1,56 volt, dan pada
percobaan kedua menggunakan dua baterai dirangkai seri dengan beda
potensial senilai 3,1 volt, serta percobaan ketiga dengan dua baterai
dirangkai paralel memiliki beda potensial 1,56 volt.

Dipraktikum ini nilai yang dicari adalah nilai hambatan dalam pada
suatu baterai, yang mana nilai hambatan dalam pada percobaan pertama
adalah 8,31Ω, yang artinya satu buah baterai memiliki nilai hambatan
dalam sebesar 8,31 Ω. Pada percobaan kedua yaitu menggunakan dua
baterai dirangkai seri menghasilkan nilai hambatan dalam baterai sebesar
9,44 Ω, hambatan ini cukup besar, karena selisih dari GGL dengan
tegangan memiliki nilai yang lumayan besar, dan nilai arus yang mengalir
sebagai pembaginya bernilai lumayan kecil, sehingga nilai 𝑟𝑑 menjadi
besar. Sedangkan pada percobaan terakhir menggukana dua baterai
disusun paralel menghasilkan hambatan dalam yang kecil, dikarenakan
selisih dari GGL dan tegangan bernilai kecil dan arus yang mengalir
lumayan besar untuk sebuah GGL dua baterai yang nilainya sama dengan
1 baterai. Nilai GGL pada satu baterai adalah 1,56 volt, sedangkan pada
dua baterai dirangkai seri memiliki nilai yang sama 1,56 volt. Namun
berbeda hal nya dengan dua baterai dirangkai seri yang menghasilkan nilai
GGL sebesar 3,1 volt, karena ketika baterai dirangkai seri, baterai tersebut
terhubung secara langsung antara masing-masing kutubnya sehingga
baterai seakan-akan menjadi satu kesatuan, dan GGL bernilai besar.

Pada praktikum ini praktikan juga mengamati lampu yang dipasang


pada rangkaian, lampu yang menyala terang adalah pada perobaan kedua
yaitu dengan rangkaian baterai seri, sedangkan pada percobaan lainnya

HUKUM OHM BAGIAN 1 DAN 2 M ADAM BUCHORI MUSLIM


lampu menyala redup. Padahal pada percobaan kedua tersebut nilai
hambatan dalam baterai nya memiliki nilai paling besar yaitu 9,44 Ω.
Namun pada percobaan tersebut tidak menutup kemungkinan lampu
menyala terang dikarenakan nilai tegangan dan arus listrinya bernilai besar
jika dibandingkan dengan tegangan dan arus listrik pada percobaan lain
secara keseluruhan.

Hambatan dalam baterai bernilai kecil atau pun besar tersebut


karena dipengaruhi beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut sesuai dengan
teori atau rumus matematis dari hambatan dalam baterai tersebut yaitu
𝜀−𝑉
𝑟𝑑 = yang artinya, hambatan dalam baterai berbanding terbalik
𝐼

dengan nilai arus listrik yang mengalir disuatu rangkaian, dan berbanding
lurus dengan selisih dari GGL dan Tegangan. Hal itulah yang
mengakibatkan baterai memiliki hambatan dalam yang besar atau kecil.

Berdasarkan hepotesis praktikan, rangkaian atau baterai yang


memiliki hambatan dalam yang besar, akan menyebabkan lampu menyala
redup dibanding baterai yang memiliki hambatan dalam yang kecil.
Namun ternyata hipotesis praktikan tidak terjadi. Baterai yang memiliki
hambatan dalam paling besar memiliki daya nyala lampu yang terang
dikarenakan tegangan dan arus yang mengalir bernilai besar jika
dibandingkan dengan tegangan dan arus listrik pada percobaan lain
secara keseluruhan. Hal itu mungkin saja terjadi karena kesalahan
praktikan, tetapi praktikan belum mengetahui secara jelas kesalahan
tersebut terjadi dibagian percobaan dan praktik yang bagaimana. Oleh
sebab itu ketelitian dan kebenaran dalam melakukan rangkaian dan
pengukuran sangat diperlukan. Kepahaman praktikan terhadap praktikum
hukum ohm bagian kedua ini perlu untuk dikembangkan agar hasil yang
didapat dan pengolahan data menajdi nilai yang valid.

HUKUM OHM BAGIAN 1 DAN 2 M ADAM BUCHORI MUSLIM


H. KESIMPULAN

1. Hambatan dalam baterai (𝑟𝑑 ) adalah hambatan yang terdapat didalam


Baterai yang berasal dari material penyusunnya, dan terutama proses
kimiawi yang dihasilkannya. Nilai 𝑟𝑑 ini cenderung membesar karena
residu proses kimiawi dalam baterai. Adanya 𝑟𝑑 dalam suatu baterai,
mengakibatkan arus listrik yang mengalir menjadi lebih kecil.
2. Nilai 𝑟𝑑 rata-rata pada percobaan pertama adalah 8,31Ω, percobaan
kedua senilai 9,44 Ω, dan percobaan terakhir senilai 4,84 Ω.
3. Nilai hambatan dalam terbesar ada pada percobaan kedua dengan dua
baterai seri senilain 𝑟𝑑 = 9,44Ω , dan yang terkecil pada percobaan
ketiga dengan dua baterai paralel 𝑟𝑑 = 4,84Ω.
4. Di Hukum Ohm Bagian 2 ini digunakan rangkaian listrik terbuka dan
tertutup, yang mana rangkaian listrik terbuka adalah rangkaian listrik
yang dirangkai dengan sedemikian rupa, dimana salah satu bagian
rangkaian arusnya terbuka atau terputus sehingga tidak terjadi aliran
listrik di dalamnya. Sedangkan rangkaian tertutup adalah rangkaian
yang didalamnya terdapat arus listrik yang mengalir.

I. KOMENTAR
1. Praktikan sebaiknya memahami materi hukum ohm terlebih dahulu agar
praktikum berjalan lancar dan data yang didapat bernilai valid.
2. Praktikan sebaiknya menyiapkan dan mengecek alat praktikum terlebih
dahulu sebelum berlangsungnya praktikum, apabila ada alat yang tidak
berfungsi, maka segera dilaporkan kepada assistan laboratorium.
3. Praktikan sebaiknya memperhatikan rangkaian praktikum agar tidak
ada hal yang tidak diinginkan terjadi diakibatkan kesalahan rangkaian.
4. Praktikan sebaiknya lebih berhati-hati dan teliti dalam pengambilan
data dari multimeter, karena apabila terjadi sedikit kesalahan dalam
nilai tegangan atau arus yang diukur, maka akan sangat berpengaruh
terhadap nilai hambatan dalam baterai yang didapatkan.

HUKUM OHM BAGIAN 1 DAN 2 M ADAM BUCHORI MUSLIM


J. DAFTAR PUSTAKA

Giancoli, Douglas C., 2014, Fisika Prinsip dan Aplikasi Jilid 2 Edisi ke
Tujuh. Penerbit Erlangga, Jakarta.

Ishaq, Mohammad., 2007. Fisika Dasar Elektrisitas dan Magnetisme.


Penerbit Graha Ilmu. Yogyakarta

Raymond A. Serway, John W. Jewett, Jr. 2010, Fisika Untuk Sains dan
Teknik. Penerbit Salemba Teknika. Jakarta.

Tipler, Paul A. 2001, Physics for Scientists and Engineers, Penerbit


Erlangga, Jakarta.

HUKUM OHM BAGIAN 1 DAN 2 M ADAM BUCHORI MUSLIM


Lampiran

HUKUM OHM BAGIAN 1 DAN 2 M ADAM BUCHORI MUSLIM


HUKUM OHM BAGIAN 1 DAN 2 M ADAM BUCHORI MUSLIM

Anda mungkin juga menyukai