FISIKA DASAR II
“HUKUM OHM BAGIAN 1”
A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Dapat mengetahui hubungan antara tegangan dan arus (Hukum Ohm).
2. Dapat memahami rangkaian pada praktikum Hukum Ohm.
3. Dapat mengetahui faktor-faktor apa saja yang bisa mempengaruhi
hambatan suatu kawat pengantar.
4. Dapat mengetahui fungsi voltmeter.
5. Dapat mengetahui fungsi amperemeter
B. DASAR TEORI
Pada tahun (1787-1854) seorang ahli fisika jerman yang bernama
George Simon Ohm menyatakan sebuah hubungan antara arus listrik (𝐼)
yang mengalir melalui suatu rangkaian dengan tegangan yang dipasang
dalam rangkaian ( 𝑉 ). Hubungan tegangan dan arus listrik tersebut
diperoleh dari eksperimennya yang sering dikenal dengan sebutan Hukum
Ohm (Sutrisno, 2009 : 146-147).
Hukum Ohm menyatakan “untuk suatu konduktor logam pada
suhu konstan, perbandingan antara perbedaan potensial ∆𝑉 antara dua
titik dari konduktor dengan arus listrik 𝐼 yang melalui konduktor tersebut
adalah konstan” (Alonso, 1994 : 77), atau “Arus yang mengalir pada
kawat sebanding dengan tegangan dan berbanding terbalik dengan
tegangan pada rangkaian tersebut” (Tipler, 2001 : 142).
𝑉 = 𝐼. 𝑅
𝑉 = Tegangan Listrik (𝑉)
𝐼 = Arus Listrik (𝐴)
𝑅 = Hambatan (Resistansi) pada rangkaian (Ω)
Seperti yang diketahui bahwa Hukum Ohm bukanlah merupakan
sebuah hukum fundamental dari keelektromagnetan karena hukum
tersebut bergantung pada sifat-sifat medium pengantarnya. Bentuk hukum
tersebut sangat sederhana, dan adalah merupakan hal yang aneh bahwa
banyak penghantar yang menuruti hukum tersebut dengan baik, sedangkan
3. Kabel Penghubung
4. Resistor
(50Ω 5 watt & 100Ω 5 watt)
5. Multimeter
Rerata → 6 𝑣𝑜𝑙𝑡
𝑉 (𝑣𝑜𝑙𝑡) 𝐼 (𝐴𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒)
6,24 0,104
𝑉𝑟𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 6,24
𝑅𝑟𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 = = = 60,00 Ω
𝐼𝑟𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 0,104
4. Data Resistor 50 Ω jika diambil nilai V dan I rerata nya
Rerata → 3 𝑣𝑜𝑙𝑡
𝑉 (𝑣𝑜𝑙𝑡) 𝐼 (𝐴𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒)
3,29 0,054
𝑉𝑟𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 3,29
𝑅𝑟𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 = = = 60,91 Ω
𝐼𝑟𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 0,054
Rerata → 6 𝑣𝑜𝑙𝑡
𝑉 (𝑣𝑜𝑙𝑡) 𝐼 (𝐴𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒)
6,33 0,11
𝑉𝑟𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 6,33
𝑅𝑟𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 = = = 57,54 Ω
𝐼𝑟𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 0,11
3,295
3,29
3,29
3,285
3,28
3,28
3,275
0,048 0,05 0,052 0,054 0,056 0,058 0,06 0,062
Arus Listrik (I)
6,34 6,33
6,33
6,32 6,31
6,31 6,3
6,3
6,29
0,095 0,1 0,105 0,11 0,115 0,12 0,125
Arus Listrik (I)
3,32
3,3 3,29
Tegangan (V)
3,28 3,28
3,28
3,26
3,24
3,22 3,21
3,2
0 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07
Arus Listrik (I)
6,24 6,24
6,24
6,23
6,23
6,22
6,21
6,21
6,2
0 0,02 0,04 0,06 0,08 0,1 0,12 0,14
Arus Listrik (I)
3. Pada praktikum hukum ohm bagian 1 ini, terdapat nilai hambatan yang
mendekati kecocokan dengan nilai hambatan yang sebenarnya, dan
terdapat juga nilai hambatan yang jauh dari kecocokan hambatan
sebenarnya, hal tersebut dapat dilihat dari rata-rata nilai hambatan yang
dihasilkan. Pada resistor 100 Ω tegangan 3 volt hambatannya 126,5 Ω ,
sedangkan saat tegangan 6 volt hambatannya 60 Ω, sangat kecil
dibanding hambatan sebenarnya. Kemudian pada resistor 50Ω tegangan
3 volt hambatannya 60,91 Ω, dan pada saat tegangan 6 volt
menghasilkan hambatan 57,54 Ω, yang artinya pada percobaan dengan
resisitor 50 Ω memiliki kecocokan yang sangat mendekati hambatan
sebenarnya.
4. Persentase nilai hambatan.
a. Nilai rata-rata hambatan untuk resistor 100Ω→ 3 volt
𝑅𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 126,5Ω
𝑃𝑒𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 = 𝑥100% = 𝑥100% = 126,5%
𝑅𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎 100Ω
𝑅𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 60,00Ω
𝑃𝑒𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 = 𝑥100% = 𝑥100% = 60%
𝑅𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎 100Ω
𝑅𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 60,91Ω
𝑃𝑒𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 = 𝑥100% = 𝑥100% = 121,8%
𝑅𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎 50Ω
𝑅𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 57,54Ω
𝑃𝑒𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 = 𝑥100% = 𝑥100% = 115,1%
𝑅𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎 50Ω
H. PEMBAHASAN
Pada praktikum hukum ohm ini adalah praktikum yang membahas
hubungan antara tegangan, hambatan dan arus litrik yang mengalir disuatu
kawat penghantar. Hambatan yang didapat berdasarkan hasil perhitungan
dari pengukuran arus listrik dan tegangan tersebut dibandingkan dengan
nilai hambatan sebenarnya pada sebuah resistor yang terpasang di
rangkaian.
Pada praktikum hukum ohm ini terdapat empat kali percobaan,
disetiap dua kali percobaan digunakan resistor yang berbeda, dan praktikan
A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Dapat mengetahui tentang hambatan dalam dari suatu baterai.
2. Dapat menentukan nilai hambatan dalam dari suatu baterai.
3. Dapat mengetahui hambatan dalam baterai terbesar dan terkecil dari
suatu rangkaian.
4. Dapat mengetahui perbedaan antara rangkaian terbuka dan tertutup.
A. DASAR TEORI
Jika sebuah baterai digunakan untuk menghasilkan arus listrik pada
suatu konduktor, maka terdapat suatu perubahan yang terus menerus dari
energi kimia pada baterai tersebut, yaitu energi gerak elektron menjadi
energi dalam di konduktor tersebut yang membuat suhu konduktor
meningkat (Serway, 2010 : 377).
Baterai termasuk sebuah Gaya Gerak Listrik atau GGL. GGL
adalah beda potensial antara terminal-terminal sumber pada saat tidak
mengalirkan arus listrik ke rangkaian luar (Giancoli, 2014 : 98).
Hukum Ohm membahas tentang hubungan antara arus listrik pada
kawat penghantar dengan tegangan dan hambatan yang ada pada suatu
rangkaian (Tipler, 2001 : 142).
Misalkan pada suatu baterai memiliki beda potensial yang
dihasilkan biasanya 1,5 volt, meskipun terdapat juga beberapa baterai yang
menghasilkan tegangan yang lebih kecil atau lebih besar. Ketika dirangkai
pada suatu komponen elektronika, misalnya, sebuah resistor sebesar 1 Ω,
𝑉 1,5
maka arus yang seharusnya mengalir dalam kawat adalah 𝐼 = 𝑅 = =
1
3. Kabel Penghubung
4. Pemegang baterai
5. Multimeter
6 Lampu 2,5 V
C. LANGKAH PERCOBAAN
NO. GAMBAR LANGKAH PERCOBAAN
1. Menyiapkan alat dan bahan yang
akan digunakan dalam praktikum
D. DATA PERCOBAAN
1. Pengukuran pada satu baterai (Lampu Redup)
No 𝑉 (𝑣𝑜𝑙𝑡) 𝐼 (𝐴𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒) 𝑟𝑑 (𝑂ℎ𝑚) 𝜀 (𝑣𝑜𝑙𝑡)
1 1,05 0,04 12,8 1,56
2 1,18 0,06 6,33 1,56
3 1,19 0,05 7,40 1,56
4 1,20 0,05 7,20 1,56
5 1,17 0,05 7,80 1,56
𝑉 = 𝜀 − 𝐼. 𝑟𝑑
𝜀−𝑉
𝑟𝑑 =
𝐼
➢ Data 1
𝜀 − 𝑉 1,56 − 1,05
𝑟𝑑 = = = 12,8 Ω
𝐼 0,04
➢ Data 2
𝜀 − 𝑉 1,56 − 1,18
𝑟𝑑 = = = 6,33 Ω
𝐼 0,06
➢ Data 3
𝜀 − 𝑉 1,56 − 1,19
𝑟𝑑 = = = 7,40 Ω
𝐼 0,05
➢ Data 5
𝜀 − 𝑉 1,56 − 1,17
𝑟𝑑 = = = 7,80 Ω
𝐼 0,05
2. Data hambatan dalam pada dua baterai disusun seri (Lampu Terang)
➢ Data 1
𝜀 − 𝑉 3,1 − 2,23
𝑟𝑑 = = = 10,9 Ω
𝐼 0,08
➢ Data 2
𝜀 − 𝑉 3,1 − 2,40
𝑟𝑑 = = = 8,75 Ω
𝐼 0,08
➢ Data 3
𝜀 − 𝑉 3,1 − 2,27
𝑟𝑑 = = = 10,4 Ω
𝐼 0,08
➢ Data 4
𝜀 − 𝑉 3,1 − 2,39
𝑟𝑑 = = = 8,88 Ω
𝐼 0,08
➢ Data 5
𝜀 − 𝑉 3,1 − 2,44
𝑟𝑑 = = = 8,25 Ω
𝐼 0,08
3. Data hambatan dalam pada dua baterai disusun paralel (Lampu Redup)
➢ Data 1
𝜀 − 𝑉 1,56 − 1,34
𝑟𝑑 = = = 4,40 Ω
𝐼 0,05
➢ Data 3
𝜀 − 𝑉 1,56 − 1,33
𝑟𝑑 = = = 4,60 Ω
𝐼 0,05
➢ Data 4
𝜀 − 𝑉 1,56 − 1,29
𝑟𝑑 = = = 5,40 Ω
𝐼 0,05
➢ Data 5
𝜀 − 𝑉 1,56 − 1,31
𝑟𝑑 = = = 5,00 Ω
𝐼 0,05
F. TUGAS PASCAPRAKTIKUM
SOAL :
1. Bagaimanakah harga rata-rata 𝑟𝑑 untuk ketiga keadaan baterai (satu
baterai, dua baterai seri, dan dua baterai paralel)?
2. Susunan baterai yang dimiliki hambatan dalam terbesar adalah?
Kemukakan faktor-faktor penyebabnya!
3. Susunan baterai yang dimiliki hambatan dalam terkecil adalah?
Kemukakan faktor-faktor penyebabnya!
4. GGL terbesar dihasilkan oleh susunan baterai yang bagaimana?
Kemukakan faktor-faktor penyebabnya?
Dipraktikum ini nilai yang dicari adalah nilai hambatan dalam pada
suatu baterai, yang mana nilai hambatan dalam pada percobaan pertama
adalah 8,31Ω, yang artinya satu buah baterai memiliki nilai hambatan
dalam sebesar 8,31 Ω. Pada percobaan kedua yaitu menggunakan dua
baterai dirangkai seri menghasilkan nilai hambatan dalam baterai sebesar
9,44 Ω, hambatan ini cukup besar, karena selisih dari GGL dengan
tegangan memiliki nilai yang lumayan besar, dan nilai arus yang mengalir
sebagai pembaginya bernilai lumayan kecil, sehingga nilai 𝑟𝑑 menjadi
besar. Sedangkan pada percobaan terakhir menggukana dua baterai
disusun paralel menghasilkan hambatan dalam yang kecil, dikarenakan
selisih dari GGL dan tegangan bernilai kecil dan arus yang mengalir
lumayan besar untuk sebuah GGL dua baterai yang nilainya sama dengan
1 baterai. Nilai GGL pada satu baterai adalah 1,56 volt, sedangkan pada
dua baterai dirangkai seri memiliki nilai yang sama 1,56 volt. Namun
berbeda hal nya dengan dua baterai dirangkai seri yang menghasilkan nilai
GGL sebesar 3,1 volt, karena ketika baterai dirangkai seri, baterai tersebut
terhubung secara langsung antara masing-masing kutubnya sehingga
baterai seakan-akan menjadi satu kesatuan, dan GGL bernilai besar.
dengan nilai arus listrik yang mengalir disuatu rangkaian, dan berbanding
lurus dengan selisih dari GGL dan Tegangan. Hal itulah yang
mengakibatkan baterai memiliki hambatan dalam yang besar atau kecil.
I. KOMENTAR
1. Praktikan sebaiknya memahami materi hukum ohm terlebih dahulu agar
praktikum berjalan lancar dan data yang didapat bernilai valid.
2. Praktikan sebaiknya menyiapkan dan mengecek alat praktikum terlebih
dahulu sebelum berlangsungnya praktikum, apabila ada alat yang tidak
berfungsi, maka segera dilaporkan kepada assistan laboratorium.
3. Praktikan sebaiknya memperhatikan rangkaian praktikum agar tidak
ada hal yang tidak diinginkan terjadi diakibatkan kesalahan rangkaian.
4. Praktikan sebaiknya lebih berhati-hati dan teliti dalam pengambilan
data dari multimeter, karena apabila terjadi sedikit kesalahan dalam
nilai tegangan atau arus yang diukur, maka akan sangat berpengaruh
terhadap nilai hambatan dalam baterai yang didapatkan.
Giancoli, Douglas C., 2014, Fisika Prinsip dan Aplikasi Jilid 2 Edisi ke
Tujuh. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Raymond A. Serway, John W. Jewett, Jr. 2010, Fisika Untuk Sains dan
Teknik. Penerbit Salemba Teknika. Jakarta.