(HUKUM OHM)
(PERCOBAAN-LM1)
NIM : 205090801111006
Fak/Jurusan : MIPA/Fisika
Kelompok : 06
JURUSAN FISIKA
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2021
LEMBAR PENILAIAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR
(HUKUM OHM)
NIM : 205090801111006
Fak/Jurusan : MIPA/Fisika
Kelompok : 06
Catatan :
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
Untuk dihasilkan arus litrik pada sebuah rangkaian diperlukan beda potensialnya,
salah satu cara yang dapat digunakan untuk dihasilkan beda potensial yaitu dengan
dihubungkannya setiap ujung terminal kabel yang berlawanan muatan dengan baterai.
Telah dibuktikan dan ditetapkan secara ekperimental oleh salah satu ilmuwan yaitu
George Simon Ohm bahwa arus dalam sebuah kawat logam nilainya sebanding dengan
beda potensialnya yang terdapat pada kedua ujung kabel 𝐼 ∝ 𝑉 (Giancolli, 2014).
Contoh, jika sebuah kabel yang kedua ujungnya dihubungkan ke baterai 6-V, arus
yang mengalir pada kabel akan bertambah jadi dua kali lipat dibandingkan dengan kabel
yang kedua ujungnya dihubungkan pada baterai 3-V. Ditemukan juga bahwa apabila
tanda tegangan dibalik maka besar arusnya tidak terpengaruhi, besar arus yang mengalir
pada kabel tidak bergantung pada tegangan pada ujung-ujung kabel, namun besar arus
yang mengalir bergantung pada resistensi yang diberikan kawat pada aliran elektron.
Dapat ditentukan nilai hambatan listrik R sebagai salah satu faktor antara tegangan V dan
arus I. Pada konduktor logam, R adalah konstanta independent dari V, dari kedua hasil
tersebut ditemukan lah rumus Hukum Ohm untuk perhitungan nilai arus yang mengalir
(Giancolli, 2014).
𝑉 = 𝐼𝑅 (…1)
Arus yang berada dalam konduktor digerakkan oleh medan listrik dengan cara
diberikan tegangan. Didalam konduktor dengan keadaan kesetimbangan elektrostatis
nilai medan listrik harus bernilai nol, namun apabila di dalam konduktor terdapat arus
maka konduktor berada dalam keadaan setimbang elektrostatis. Arah dari sebuah arus
tergantung pada arah vector kerapatan arus. Satuan resistensi dari volt per ampere disebut
ohm. Hukum Ohm bukan hukum fudramental alam seperti hukum Newton dan hukum
Termodinamika, namun hukum Ohm adalah deskripsi empiris dari benda yang dimiliki
oleh alam dalam kondisi tertentu (Tippler, 2008).
1𝑉
1Ω = (…2)
𝐴
𝐿
𝑅 = 𝜌𝐴 (…3)
Dalam hukum Ohm, besar arus pada rangkaian berbanding lurus dengan tegangan
yang diberikan, namun berbanding terbalik dengan jumlah tahanan pada rangkaian. Yang
artinya bahwa apabila besar arus pada rangkaian meningkat maka tegangannya pun
meningkat, namun apabila besar tahanannya naik maka besar arus turun (Muji, 2017).
Hukum Ohm sering diaplikasikan pada kawat lurus dengan luas penampang A dan arus I
yang seimbang. Beda potensial yang dipertahankan pada kawat akan membentuk medan
listrik dan arus pada kawat (Somanathan, 2013). Persamaan hubungan antara beda
potensial dengan bidang keeping dapat ditulis menjadi :
∆𝑉 = 𝐸𝑙 (…3)
∆𝑉
𝐽=𝜎 (…4)
𝑙
Dan dari kedua persamaan tersebut dapat dicari nilai beda potensialnya :
𝑙 ∆𝑉
∆𝑉 = 𝜎𝐴 = (…5)
𝑙
Suatu benda atau rangkaian yang mengikuti hukum Ohm dinamakan Ohmik. Ciri-
ciri dari benda atau rangkaian yaitu resistivitasnya bergantung pada suhu dan bahannya,
resistansinya bergantung pada geometrinya. Benda yang memiliki sifat Ohmik yang
sempurna biasanya berbahan tembaga atau perak (Raymond, 2012).
BAB II
METODOLOGI
2.1. Alat dan Bahan
Dalam praktikum ini digunakan alat dan bahan seperti power supply, papan
rangkaian, multimeter, resistor, dan kabel penghubung. Alat dan bahan tersebut
digunakan untuk setiap tahap percobaan yang dilakukan pada praktikum hukum Ohm.
Kemudian power supply dinyalakan dan diatur hingga R = 1kΩ, hingga voltmeter
menunjukkan nilai yang telah ditentukan.
3.2. Perhitungan
I (A)
Volt
100 220 300
0 0 0 0
2 0.02 0.0090909 0.00666667
4 0.04 0.0181818 0.01333333
6 0.06 0.0272727 0.02
8 0.08 0.0363636 0.02666667
10 0.1 0.0454545 0.03333333
3.3. Grafik
Selain perhitungan yang dilakukan, dibuat grafik agar perbedaan dari setiap
data dapat dilihat lebih baik. Antara perhitungan dan grafik terlihat perbedaan
besar sudut atau arah dari arus yang mengalir. Meskipun pada dasarnya besar arus
ataupun tegangan tidak bergantung pada arah arus yang mengalir, tetap saja arah
arus yang mengalir mempengaruhi nilai hambatan atau reaktansi induktif suatu
rangkaian. Pada grafik resistor 100 Ω besar arus pada setiap tegangan yang
diberikan memiliki selisih 0,02 dan untuk resistor 220 Ω besar arus yang diberikan
pada setiap tegangan memiliki selisih 0.09 serta pada resistor 300 Ω besar arus
pada setiap tegangan yang diberikan memiliki selisih 0,07.
Hukum Ohm ditemukan oleh seorang fisikawan dari Jerman yang bernama
Georg Simon Ohm pada tahun 1789-1854. Ia menyatakan bahwa besar arus listrik
suatu rangkaian sebanding dengan nilai tegangan pada setiap ujung rangkaiannya
dan berbanding terbalik dengan besar hambatannya. Ada 3 simbol yang
digunakan, yaitu V sebagai besar tegangan, I sebagai besar arus, dan R sebagai
besar hambatannya.
Ketika suatu rangkaian memiliki nilai hambatan atau resistensi yang lebih
besar, maka arus yang mengalir semakin kecil. Begitu pula dengan daya dan
bebannya, apabila daya yang diberikan semakin besar maka beban yang diberikan
harus mampu menerima daya yang besar pula, karena jika beban tak mampu
menerima daya tersebut akan terjadi overload atau kerusakan pada komponen.
Maka dari itu biasanya pada suatu rangkaian diberi komponen yang bernama
resistor agar tidak terjadi overload. Karena fungsi resistor itu sendiri adalah
memberikan hambatan pada rangkaian, agar arus yang mengalir tidak mengalami
overload.
Pada hukum Ohm, dibagi dua jenis golongan bahan yaitu bahan ohmik dan
non-ohmik. Dimana hanya bahan ohmik yang dapat diterapkan dalam hukum
Ohm, contoh bahan ohmik yaitu resistor. Ada karakteristik dari bahan ohmik yaitu
nilai resistansinya bergantung pada suhu benda dan sifat dari benda tersebut, tidak
hanya itu resistansinya bergantung pada bentuk dari benda tersebut. Ada dua jenis
bahan ohmik yang sering digunakan yaitu silicon dengan nilai hambatan 0.6-0.7,
dan germanio dengan nilai hambatan 0,3-0,4.
Pada saat kita mengisi daya ponsel, kabel yang bagus digunakan yaitu kabel
pendek karena panjang kabel menentukan kecepatan hantar sinyal. Semakin
panjang kabel, semakin tinggi tingkat hambatan sehingga kecepatan hantaran
makin berkurang. Panjang ideal kabel charging adalah 1 – 2 meter. Jangan terlalu
pendek karena membatasi gerak kita.
Pada percobaan rangkaian yang dibuat berupa rangkaian diode, dimana arus
akan di blok apabila tidak sesuai arah dan jalurnya. Arus akan mengalir dari postif
menuju negative, namun berbeda dengan electron yang mengalir dari negative ke
positif. Kalau arus diubah dan terbalik maka yang terjadi adalah nilai besar arus
menjadi nol. Ada dua jenis tegangan berdasarkan tingkat kerjanya yaitu vknee
(tegangan lutut), vref (tegangan referensi yang dipilih), dan vkerja.
Contoh, jika sebuah kabel yang kedua ujungnya dihubungkan ke baterai 6-V, arus
yang mengalir pada kabel akan bertambah jadi dua kali lipat dibandingkan dengan kabel
yang kedua ujungnya dihubungkan pada baterai 3-V. Ditemukan juga bahwa apabila
tanda tegangan dibalik maka besar arusnya tidak terpengaruhi, besar arus yang mengalir
pada kabel tidak bergantung pada tegangan pada ujung-ujung kabel, namun besar arus
yang mengalir bergantung pada resistensi yang diberikan kawat pada aliran elektron.
Dapat ditentukan nilai hambatan listrik R sebagai salah satu faktor antara tegangan V dan
arus I. Pada konduktor logam, R adalah konstanta independent dari V, dari kedua hasil
tersebut ditemukan lah rumus Hukum Ohm untuk perhitungan nilai arus yang mengalir.
Salah satu aplikasi hukum Ohm adalah pemberian potensiometer pada rangkaian.
Potensiometer adalah komponen listrik yang nilai hambatannya dapat diubah. Dengan
mengubah nilai hambatan, kita dapat mengubah besarnya arus yang masuk ke alat listrik
dan karenanya dapat mengatur kerja alat listrik tersebut. Contoh penggunaan
potensiometer untuk mengatur "level kerja" alat listrik diantaranya pengatur panas
setrikaan, pengatur kecepatan kipas angin, dan pengatur terang/redupnya lampu.
4.2. Saran
Praktikum percobaan hukum Ohm berjalan dengan lancar, materi yang dijelaskan
atau disampaikan sangat jelas sehingga materi dapat dipahami dengan baik oleh
praktikan. Tidak ada hambatan sinyal atau pc, sehingga praktikum berjalan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Haliday, Resick & Walker. 2017. Fisika Dasar. Seventh Edition. John Wiley (eds). Jakarta :
Erlangga .
Giancoli, D. C. 2014. Physics : Principles with Applications. Seventh Edition. USA : New York.
Muji, Setiyo. 2017. Listrik & Elektronika Dasar Otomotif (Basic Automotive Electricity &
Electronics). Magelang: Unimma Press.
Nair, Somanathan. 2013. Basic Electronics (Includes Solved Problems & Mcqs). New Delhi: I.K
International Publishing House.
Raymond dan John. 2012. Phyisics for Scientist and Engineers Eighth Edition. California:
Brooks/Cole.
Tippler, P. A & Mosca G. 2008. Physics For Scientist amd Engineers. Sixth Edition. USA : New
York.
LAMPIRAN
(Muji, 2018)
(Raymond dan John, 2012)
(Romanathan. 2013)
(Tippler, 2008)
(Giancolli, 2014)
(Haliday, 2017)
Data Hasil Percobaan
Simulasi Perhitungan
TUGAS PENDAHULUAN
Nama : Audrina Chatlya Anggraini
NIM : 205090801111006
Kelompok : 06
1. Apa saja yang mempengaruhi besar hambatan listrik? Jelaskan dengan singkat?
➢ Faktor yang mempengaruhi nilai hambatan listrik yaitu panjang kawat, suhu, luas
penampang, dan bahan yang digunakan. Semakin besar panjang kawat yang
digunakan maka semakin besar nilai hambatan yang diberikan, setiap bahan yang
digunakan memiliki nilai hambatan yang berbeda-beda, bahan logam atau besi
biasanya memiliki nilai hambatan yang lebih besar dibandingkan dengan bahan
tembaga atau alumunium memiliki nilai yang lebih kecil. Semakin besar luas
penampangnya maka semakin kecil nilai hambatan yang diberikan semakin kecil,
semakin besar suhu yang diberikan oleh kawat maka nilai hambatannya semakin
besar.
2. Apakah perbedaan rangkaian pada gambar 3A dan 3B, jelaskan!
➢ Perbedaan dari kedua rangkaian yaitu pada posisi peletakkan voltmeter dan
ampermeter serta resistornya, dimana pada rangkaian 3A komponen disusun secara
parallel, sedangkan pada rangkaian 3B voltmeter dan ampermeter disusun secara
seri namun disusun secara parallel dengan resistor.
3. Bagaimana cara menggunakan voltmeter dan amperemeter dalam hubungannya dengan
polaritas Iistrik, range pengukuran, dan sumber tegangannya DC/AC? Jelaskan!
➢ Penggunaan voltmeter/ampermeter terhadap sumber tegangan disesuaikan dengan
beban dan susunan rangkaian yang digunakan, kemudian hubungannya dengan
polaritas listrik yaitu pada susunan dan tegangan listrik yang diberikan oleh sumber
tegangan. Sedangkan untuk pengukuran rangenya ditentukan berdasarkan dengan
nilai yang digunakan yaitu maksimum ataupun minimum.