FISIKA UMUM
A. Tujuan Praktikum
1. Mengetahui hubungan antara medan magnet dan arus listrik.
2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kuat lemahnya suatu
medan magnet induksi.
3. Membuktikan percobaan Oersted.
4. Membuktikan hukum Faraday.
B. Dasar Teori
Sejarah dari magnet di mulai ribuan tahun yang lalu ketika di sebuah
wilayah Asia kecil di kenal dengan sebutan Magnesiadi. Di wilayah inilah
telah ditemukannya beberapa batu yang bisa saling menarik satu sama
lainnya. Sehingga batu-batuan itu diberi sebutan “Magnet” penamaan ini
diberikan berdasarkan tempat dimana mereka di temukan. Gaya yang
diberikan satu magnet terhadap magnet yang lain dapat digambarkan
sebagai interaksi antara salah satu magnet dan medan magnet dari magnet
lain. Sama halnya seperti kita menggambarkan garis-garis medan listrik,kita
juga dapat menggambarkan garis-garis medan magnet, mereka dapat
digambarkan seperti medan-medan listrik, sehingga arah yang diberikan
oleh medan magnet bersinggungan dengan garis medan pada setiap titik dan
jumlah garis pada persatuan luas sebanding dengan kekuatan medan
magnet (Giancoli,2014:136-137).
Ruangan yang berada di sekitar magnet dapat disebut dengan medan
magnet atau ruangan di sebuah penghantar yang mengangkut arus sebagai
medan magnet, sama seperti ruang di dekat sebuah benda yang bermuatan
arus listrik yang dapat dikatakan sebagai medan listrik. Vektor medan
magnet dasar yang didefinisikan di dalam bagian berikutnya dinamakan
induksi magnet. Kita dapat menyatakan induksi magnet tersebut dengan
garis-garis induksi, sedangkan medan listrik dengan garis-garis gaya
(Halliday, 1984: 251).
Pada tahun 1820, Hans Christian Oersted (1777-1851)
menemukan bahwa ketika jarum kompas diletakkan didekat kawat
listrik, jarum menyimpang saat kawat dihubungkan ke baterai dan arus
mengalir. Dari kejadian tersebut jarum kompas dapat di belokkan oleh
medan magnet.dan dari percobaannya tersebut Oersted mengambil
kesimpulan bahwa arus listrik dapat menghasilkan medan magnet.
Oerted telah menemukan hubungan antara listrik dan magnet. Cara yang
sederhana untuk mengingat arah garis-garis medan magnet dalam hal
ini cara ini disebut dengan kaidah tangan kanan, yaitu ketika kita
mengenggam kawat tersebut dengan tangan kanan sehingga ibu jari kita
menunjuk arah arus positif konvensional kemudian jari-jari lain akan
melingkari kawat dengan arah medan magnet (Giancoli, 2001:136-137).
1. Catu Daya 1
2. Multimeter Digital 1
3. Resistor 100Ω 1
4. Resistor 50Ω 1
5. Kumparan 500 Lilitan 1
7. Saklar 1
8. Kompas 1
9. Kabel Penghubung 5
D. Langkah Percobaan
a. Langkah percobaan medan magnet
No. Langkah Percobaan Gambar
E. Data Percobaan
a. Percobaan medan magnet dengan resistor 50Ω
No. Arus Polaritas Kumparan Simpangan
Listrik (Defleksi)
(A)
A B Jumlah Jenis Sudut Arah
Lilitan Inti
1 0,22 + - 500 Udara 60 SJ
2 0,22 Besi 90 SJ
4 0,20 Besi 90 SJ
Rata- 0,21 77,5
rata
5 -0,22 - + 500 Udara 60 BJ
6 -0,22 Besi 90 BJ
8 -0,20 Besi 90 BJ
2 0,13 Besi 90 SJ
4 0,12 Besi 80 SJ
Rata- 0,125 75
rata
5 -0,13 - + 500 Udara 60 BJ
6 -0,13 Besi 90 BJ
8 -0,12 Besi 90 BJ
Rata- -0,125 82,5
rata
F. Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang praktikan lakukan mengenai medan
magnet, dapat disimpulkan bahwa percobaan Oersted dapat dibuktikan,
bahwa arus listrik dapat menghasilkan medan magnet dan dapat dibuktikan
ketika kompas yang di dekatkan dengan kumparan yang dihubungkan
dengan arus listrik dapat membuat jarum pada kompas itu menyimpang dari
posisi awalnya, baik bergerak searah jarum jam, ataupun berlawanan jarum
jam seperti yang telah di catat pada tabel percobaan.
Percobaan ini juga membuktikan bahwa kuat arus dapat menentukan
besar kecilnya sudut yang terbentuk oleh jarum ketika di dekatkan dengan
kumparan, dimana semakin besar arusnya maka semakin besar
penyimpangannya. Hal ini dibuktikan dengan percobaan yang sama, tetapi
menggunakan hambatan yang berbeda, dimana pada percobaan pertama
memakai resistor sebesar 50Ω dengan tegangan 12V dengan tegangan
positif menghasilkan rata-rata kuat arus adalah 0,21A dan membuat
simpangan rata-rata sebesar 77,5o searah jarum jam, dan jika dibandingkan
dengan memakai resistor sebesar 100Ω menghasilkan rata-rata kuat arus
sebesar 0,125A hanya bisa membuat simpangan rata-rata sebesar 75o searah
dengan jarum jam. Besar kuat arus yang dihasilkan tergantung pada
hambatannya, karena seperti dijelaskan pada hukum Ohm dimana beda
potensial akan berbanding lurus dengan kuat arus dan akan berbanding
terbalik dengan hambatannya.
Percobaan berikutnya menggunakan besar tegangan yang sama
yaitu 12V tetapi bernilai negatif. Pada percobaan kedua dengan
menggunakan resistor 50Ω menghasilkan rata-rata arus sebesar -0,125A
mampu membuat simpangan sebesar 82,5o berlawanan dengan jarum jam.
Sedangkan pada resistor 100Ω yang menghasilkan -0,21A hanya mampu
membuat jarum pada magnet menyimpang sebesar 77,5o berlawanan
dengan jarum jam. Disini terbukti bahwa hukum Ohm adalah benar dimana
hambatan sangat menentukan kuat arus. Dan dari percobaan ini juga dapat
dilihat bahwa nilai suatu arus dapat menentukan kemana simpangan itu akan
bergerak, searah jarum jam ataukah berlawanan jarum jam.
Berdasarkan percobaan faraday pada tabel ketiga dan keempat,
dapat dibuktikan bahwa medan magnet dapat menghasilkan arus listrik. Hal
ini dibuktikan ketika praktikan memasukan magnet melewati kumparan
maka akan menghasilkan arus listrik. Banyak faktor yang mempengaruhi
besar kecilnya arus yang dihasilkan oleh magnet tersebut, seperti cepat
lambatnya magnet melewati kumparan tersebut, dan juga jumlah lilitan dari
kumparan tersebut. Percobaan ini membuktikan bahwa semakin cepat laju
magnet melewati kumparannya, maka semakin besar pula arus listrik yang
di hasilkan. Hal ini dikarenakan adanya perubahan fluks dari magnet
tersebut ketika digerakan secara cepat ataupun lambat, karena semakin
cepat magnet itu bergerak maka peubahan pada garis-garis magnet itu juga
akan semakin cepat. Percobaan ini juga membuktikan bahwa jumlah lilitan
dari setiap kumparan juga mempengaruhi besar kecilnya arus listrik yang
dihasilkan oleh magnet tersebut, dikarenakan jumlah lilitan mempengaruhi
besar kecilnya induksi yang dihasilkan dan arah dari gerakan magnet itu
sendiri juga akan menentukan nilai dari arus tersebut apah positif atau
negatif. Dan yang terakhir adalah medan magnet tersebut, dimana medan
magnet akan mempengaruhi arus yang dihasilkan ketika induksi itu terjadi.
80
60
Sudut
40
20
0
0,22 0,22 0,20 0,20 -0,22 -0,22 -0,20 -0,20
Kuat Arus
Hubungan Kuat Arus terhadap Sudut
(Kegiatan 2)
100
80
Sudut
60
40
20
0
0,13 0,13 0,12 0,12 -0,13 -0,13 -0,12 -0,12
Kuat Arus
100
50
0 Polaritas Negatif
500 Polaritas Positif
500
1000
1000
Jumlah Lilitan
100
50
0 Polaritas Negatif
500 Polaritas Positif
500
1000
1000
Jumlah Lilitan
7. Buatlah grafik hubungan antara jenis inti terhadap sudut defleksi pada
kegiatan 1 dan 2!
Hubungan jenis inti terhadap sudut
(Kegiatan 1)
100
Besar Sudut
50
0 Polaritas Negatif
Udara Polaritas Positif
Besi
Udara
Besi
Jenis Inti
100
Besar Sudut
50
0 Polaritas Negatif
Udara Polaritas Positif
Besi
Udara
Besi
Jenis Inti
H. Kesimpulan
1. Medan magnet dapat menghasilkan arus listrik, begitu juga sebaliknya
arus listrik dapat menghasilkan medan magnet.
2. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kuat lemahnya medan
magnet adalah jumlah lilitan pada kumparan.
3. Percobaan yang dilakukan Oerdted terbukti bahwa arus listrik dapat
menghasilkan medan magnet.
4. Bahwa hukum Faraday benar adanya karena medan magnet dapatr
menghasilkan arus listrik.