Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH BOTANI

HAMAMELIDALES (06) DAN PRIMULALES (14)

Disususn Oleh:

Nama : Mutiah Vianingrum

NIM : H0414032

PROGRAM STUDI PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MASRET

SURAKARTA

2014
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tumbuh-tumbuhan yang tergolong dalam kelas Dicotyledoneae ini
meliputi terna, semak-semak, perdu maupun pohon-pohon yang seperti telah
disebutkan terdahulu dapat dikenal karena mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut.
Ciri-ciri morfologi:
1. Seperti namanya telah menyebutkan tumbuh-tumbuhan ini mempunyai
lembaga dengan dua daun lembaga (berbiji belah) dan akar serta pucuk
lembaga yang tidak mempuyai pelindung yang khusus.
2. Akar lembaga tumbuh terus menjadi akar pokok (akar tunggang) yang
bercabang-cabang dan membentuk sistem akar tunggang.
3. Batang berbentuk kerucut panjang, biasanya becabang-cabang dengan
ruas-ruas dan buku-buku yang tidak jelas.
4. Duduk daun biasanya tersebar atau berkarang, kadang-kadang saja
berseling.
5. Daun tunggal atau majemuk, seringkali disertai oleh daun-daun penumpu,
jarang mempunyai pelepah, helaian daun bertulang menyirip atau menjari.
6. Pada cabang-cabang ke samping seringkali terdapat 2 daun pertama yang
letaknya tegak lurus pada bidang median di kanan kiri cabang tersebut.
Ciri-ciri anatomi:
1. Baik akar maupun batang mempunyai kambium, hingga akar maupun
batangnya mempelihatkan pertumbuhan menebal sekunder.
2. Pada akar sifat radial berkas pengangkutnya hanya nyata pada akar yang
belum mengadakan pertumbuhan menebal.
3. Pada batang berkas pengangkutan tersusun dalam lingkaran dengan xilem
di sebelah dalam dan floem di sebelah luar, di antaranya terdapat
kambium, jadi berkas pengangkutannya bersifat kolateral terbuka,
kadang-kadang bikolateral.
Dicotyledoneae dapat dibedakan dalam 3 sub kelas yaitu
Monochlamyceae (Apetalae), Dialypetalae, dan Sympetalae, yang
perbedaannya terletak dalam ada dan tidaknya daun-daun mahkota (petalae)
dan berikut susunan daun-daun mahkotanya.
1. Monochlamydeae (Apetalae)
Tumbuh-tumbuhan yang tergolong dalam sub kelas ini kebanyakan
berupa pohon-pohon atau setidaknya tumbuh-tumbuhan yang batangnya
berkayu, bunga berkelamin tunggal dengan penyerbukan anemogami,
jarang entomogami. Hiasan bunga tidak terdapat atau kalau ada hanya
tunggal, oleh sebab itu disebut Monochlamydeae (Mono = satu, tunggal;
chlamydos = mantel, selubung). Hiasan bunga yang tunggal itu biasanya
menyerupai kelopak, jarang merupai mahkota, oleh sebab itu juga
dinamakan Apetalae (a = tidak, tanpa; petala = daun mahkota). Hanya
pada golongan tertentu saja terdapat hiasan bunga ganda l pada famili
Caryophyllaceae. Benang sari sama banyaknya dengan jumlah daun-daun
hiasan bunga (superponeren), atau terdapat dengan jumlah benang sari
yang besar. Sub kelas ini meliputi berbagai ordo, antara lain:
a. Casuarinales (Verticillatae)
b. Fagales
c. Myricales
d. Juglandales
e. SalicalesUrticales
f. Piperales
g. Proteales
h. Santalales
i. Polygonales
j. Caryophyllales (Centrospermae)
k. Euphorbiales (Tricoccae)
l. Hamamelidales
2. Dialypetalae
Sub kelas ini meliputi terna, semak, perdu dan pohon-pohon yang
sesuai dengan namanya sebagai ciri utamanya mempunyai bunga yang
segera dapat menarik perhatian dan pada umumnya menunjukkan adanya
hiasan bunga ganda, jadi jelas dapat dibedakan dalam kelopak dan
mahkota, sedang daun-daun mahkotanya bebas satu dari yang lain.
Pandangan sementara ahli, bahwa kelompok tumbuhan ini harus
dipandang sebagai kelompok tumbuhan dikotil yang paling primitif
didasarkan atas kenyataan bahwa diantara Dialypetalae ditemukan
anggota-anggota yang bagian-bagian bunganya tersusun dalam spiral pada
sumbu bunganya dan kadang-kadang tidak jelas batas-batasnya antara
kelopak, mahkota, benangsari, dan daun-daun buah karena adanya bentuk-
bentuk peralihan di antara bagian-bagian tersebut, ditambah dengan
adanya daun-daun buah yang masih bebas satu sama lain (apokarp).
Mengingat besarnya jumlah anggota sub kelas ini, hanya akan
diuraikan takson-takson tertentu saja yang anggotanya mempunyai
hubungan langsung dalam kehidupan manusia. Sub kelas ini meliputi
berbagai ordo, antara lain:
a. Policarpicae (Ranales atau j. Geraniales atau Gruinales
Ranunculales) k. Malpighiales
b. Aristolochiales l. Polygalales
c. Rosales m. Rutales
d. Myrtales n. Sapindales
e. Rhoeadales (Brassicales) o. Balsaminales
f. Sarraceniales p. Rhamnales
g. Parietales (Cistales) q. Celastrales
h. Guttiferales (Clusiales) r. Umbelliflorae (Apiales)
i. Malvales atau
(Columniferae)
3. Sympetalae
Tumbuhan yang tergolong dalam sub kelas ini mempunyai ciri
utama adanya bunga dengan hiasan bunga yang lengkap, terdiri atas
kelopak dan mahkota, dengan daun-daun mahkota yang berlekatan
menjadi satu. Sub kelas ini meliputi berbagai ordo, antara lain:
a. Plumbaginales f. Rubiales
b. Primulales g. Ligustrales (Oleales)
c. Ebenales h. Contortae (Apocynales)
d. Ericales i. Tubiflorae (Solanales,
e. Campanulatea (Asterales, Personatae)
Synandrae) j. Cucurbitales
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat diambil rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana ciri – ciri bangsa Hamamelidales?
2. Bagaimana ciri – ciri bangsa Primulales?
3. Apa sajakah manfaat dan kekurangan secara umum dari bangsa
Hamamelidales dan Primulales?

C. Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah diatas dapat diambil tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui ciri – ciri bangsa Hamamelidales.
2. Untuk mengetahui ciri – ciri bangsa Primulales.
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai bahan
informasi dan bahan ajar dari mata kuliah Botani Tingkat Tinggi.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Ordo Hamamelidales
Hamamelidales adalah salah satu bangsa/ordo anggota tumbuhan
berbunga yang termasuk dalam anak kelas Hamamelidae, kelas Magnoliopsida.
Memiliki beberapa famili diantaranya adalah Hammalidaceae,
Caridiphyllaceae, Eupteleaceae, dan Platanaceae.
a. Suku Hamamelidaceae (Rasamela/ kayu untuk bangunan)
Hamamelidaceae merupakan bangsa Hamamelidales, anak kelas
Hamamelidae. Suku Hamamelidaceae. Hamamelidae merupakan anak
kelas yang terkecil dalam magnoliopsida. Muncul sekitar 100 juta tahun
yang lalu pada periode kretasius bahwa yang ditandai oleh penyerbukan
oleh angin dan bagian-bagian bunga yang tereduksi, sering uniseksual.
Kecuali beberapa taksa dari bangsa urticales, kebanyakan bentuk hidupnya
berupa tumbuhan berkayu, dan sering suku-sukunya memounyai jenis-
jenis yang jumlahnya relative sedikit. Pada kelompok yang telah maju,
bunganya tersusun dalam perbungaan spika. Perhiasan bunga tidak ada
atau tidak terdeferensiasi, ovulnya tunggal. Dalam beberapa fase dari
evolusinya, hamamelidae mulai menggunakan tannin sebagai senyawa
kimia untuk pertahanan dari beberapa herbivore. Hamamelidae lebih kuno
dari Dilleniidae dan Rosidae semua sangat bergantung pada tanin
terhidrolisis.
Ciri-ciri dari suku ini adalah:
 Tumbuhan berkayu atau herba.
 Jaringan pembuluh dengan scalariform atau perforasi sederhana.
 Plastida tipe S
 Memiliki tanin dengan ellagic acid (asam elagik).
 Daun tunggal, kadang-kadang majemuk pinatus atau palmatus
 Bunga umumnya anemophyli atau entemophyli, bunga seringkali kecil
dan tidak menarik perhatian (tereduksi), umumnya apetal dan
kadangkala tanpa perhiasan bunga, kalaupun ada ukuran sepal kecil dan
seringkali menyerupai sisik. Petal kalau ada jelas terlihat tapi umumnya
kecil dan tidak menarik perhatian.
 Stamen ada 2-beberapa, kadang banyak sering dengan perpanjangan
penghubung.
 Polen binukleat atau trinukleat dan umumnya 3-beberapa aperture.
 Gynoecium 1-beberapa karpel, seringkali 1 karpel sebenarnya
“pseudomomerous”.
 Plasenta marginalis/aksilar/apikal/basalis.
 Ovulum anathropus, arthotropous, crassinuselat, bitegmik.
 Endosperm ada/tidak, kecil.
 Ordo ini memiliki ovarium dimana ovulumnya berjumlah 1 sampai
beberapa dalam satu karpel.
 Sistem pengangkut atau ikatan pembuluhnya banyak.
 Idioblas tidak jelas.
 Memiliki bunga yang sempurna serta jenis kelamin uniseksual. Terdiri
dari 2 sampai beberapa karpel. Ada yang memiliki stipula dan ada pula
yang tidak memiliki stipula.
 Berupa pohon atau perdu, umumnya terdapat diderah subtropis dan
daerah temperatur hangat terutama di Asia Timur.
Penyebaran dan habitat jenis ini menyebar mulai dari Himalaya
menuju wilayah lembab di Myanmar hingga Semenanjung Malaysia, ke
Sumatera dan Jawa. Di Jawa, jenis ini hanya tumbuh di wilayah barat
dengan ketinggian 500-1.500 m dpl, di hutan bukit dan pegunungan
lembab.
Pohon selalu hijau, tinggi dapat mencapai 40-60 m dengan tinggi
bebas cabang 20-35 m, diameter hingga 80-150 cm. Kulit kayu halus, abu-
abu, dan kayunya merah. Pohon yang masih muda bertajuk rapat dan
berbentuk piramid, kemudian berangsur menjadi bulat setelah tua. Letak
daun bergiliran, bentuknya lonjong, panjangnya 6 - 12 cm, dan lebarnya
2,5-5,5 cm, dengan tepi daun bergerigi halus. Bunga berkelamin satu.
Bunga jantan dan betina terpisah pada pohon yang sama. Puncak
pembuahan dan saat terbaik untuk pengumpulan benih adalah Agustus-
Oktober. Vektor penyerbukan belum diketahui, tetapi diduga perantara
penyerbukannya adalah angin, berdasarkan tinjauan bahwa bunga tidak
memiliki kelopak dan mahkota, benang sari sangat berlimpah, dan kepala
putiknya berupa “papila”.
Buah berdiameter 1,2-2,5 cm, berwarna coklat, seperti kapsul yang
terdiri 4 ruang. Setiap ruang berisi 1-2 benih yang telah dibuahi. Selain
benih yang dibuahi, dalam setiap ruang tersebut juga terdapat benih yang
tidak dibuahi yang jumlahnya mencapai 35 butir. Benih pipih dan
dikelilingi sayap yang berbau aromatik. Setiap kg benih terdiri 177.000
butir atau 75.000 benih/liter. Perkecambahannya epigeal.
Contoh-contoh spesies dari suku Hamamelidaceae:

Fothergilla major
b. Suku Caridiphyllaceae
Contoh spesies dari Suku Caridiphyllaceae

c. Suku Eupteleaceae
Contoh spesies dari Suku Eupteleaceae

d. Suku Platanaceae
Platanaceae merupakan keluarga tanaman berbunga proteales. Suku
ini telah diakui oleh hampir semua taksonomi. Berupa pohon tinggi, hidup
pada daerah yang beriklimsubtropis di belahan bumi utara.
Ciri-cirinya:
 Berupa pohon besar, simpodial, daun pohon berbintik berupa
lembaran, tidak teratur , permukaan kasar, bintik berwarna pucat.
 Berbunga kecil
 Daun umumnya sangat bervariasi, sederhana, stomata tidak terlihat.
Contoh spesies dari Suku Caridiphyllaceae

2. Ordo Primulales
Bangsa ini memuat terna, semak, atau pohon-pohon dengan daun tunggal
tanpa daun penumpu. Bunga aktinomorf, jarang sekali zigomorf, biasanya
berbilang 5, jarang sekali 4, berkelamin tunggal atau banci, daun mahkota
hampir selalu berlekatan. Benang sari dalam 1 lingkaran, berlekatan dengan
bagian bawah dari daun-daun mahkota dan berhadapan dengan taju-taju
mahkota. Staminodia (stamen yang tidak memilki anter) kadang-kadang
terdapat dan duduknya berseling dengan benang-benang sari yang fertil.
Bakal buah menumpang atau tenggelam, beruang satu dengan satu papan biji
pada dasarnya. Bakal biji satu masing-masing dengan 2 intergumenta. Putik
dengan 1 tangkai putik. Biji kecil, mempunyai endosperm dan lembaga yang
lurus.
Bangsa Primulales memiliki 2 suku, diantranya:
a. Suku Primulaceae.
Ciri-ciri dari suku ini antara lain:
1) Habitus berupa terna atau semak-semak kecil.
2) Daun tunggal duduk tersebar atau berhadapan, tanpa daun penumpu.
3) Bunga banci, aktinomorf atau zigomorf, kebanyakan berbilangan 5,
kadang-kadang berbilangan 4→9.
4) Kelopak berlekuk atau berbagi 4, yang letaknya abaksial sedikit
banyak berlekatan.
5) Mahkota berlekatan, kadang-kadang hampir bebas, berlekuk 3→4.
Benang sari 4, jarang hanya 1→2, melekat pada buluh mahkota dan
berhadapan dengan benang-benang sari yang mandul.
6) Bakal buah menumpang atau setengah tenggelam, beruang 1, bakal biji
banyak dengan tembuni yang letaknya di tengah-tengah, tiap bakal biji
mempunyai 2 integumen.
7) Buahnya buah kendaga dengan banyak biji, masing-masing dengan
endosperm dan lembaga yang lurus atau bengkok.
8) Dalam daun-daunnya seringkali terdapat sel-sel kelenjar atau ruang-
ruang kelenjar.
Suku ini mempunyai ± 500 jenis yang terbagi dalam ± 20 marga,
sebagian besar tumbuh di daerah-daerah iklim sedang dan daerah-daerah
iklim dingin.
Contoh-contoh spesies dari Suku Primulaceae

Primula sinensis Androsace villosa


Soldanella alpine Cyclamen persicum
b. Suku Myrsinaceae
Suku ini memiliki ciri-ciri antara lain:
1) Tumbuhan berbatang berkayu yang berupa semak atau pohon dengan
saluran-saluran resin skizogen
2) Daun tunggal, tersebar, jarang hampir berhadapan atau berkarang,
kadang-kadang mempunyai ruang-ruang yang terjadi secara skizogen,
tanpa daun penumpu
3) Bunga banci atau berkelamin tunggal, aktinomorf, tersusun dalam
tandan atau malai
4) Daun kelopak bebas atau berlekatan, berbilangan 3→6, kebanyakan
4→5
5) Mahkota berlekatan, seperti kelopak berbilangan 3→6, kebanyakan
4→5
6) Benang sari berhadapan dengan daun-daun mahkota, jumlahnya sama
dengan daun mahkota
7) Tangkai sari melekat pada mahkota, jarang bebas, sering diselingi
dengan benang sari yang mandul
8) Bakal buah menumpang sampai setengah tenggelam, beruang 1
dengan banyak bakal biji pada tembuni yang sentral atau basal
9) Buahnya biasanya berupa buah buni atau buah batu dengan
1→beberapa biji, mempunyai endosperm, dengan lembaga yang
melintang, membujur atau melengkung.
Suku ini mempunyai warga yang cukup banyak yaitu sekitar 1.000
jenis yang terbagi dalam 40 warga, kebanyakan tersebar di daerah tropika.
Contoh-contoh spesies dari Suku Myrsinaceae

Ardisia humilis Embelia ribes


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. Ordo Hamamelidales dan Ordo Primulales masuk kedalam kelas
Dicotyledoneae.
2. Hamamelidales memiliki beberapa suku antara lain Hammalidaceae,
Caridiphyllaceae, Eupteleaceae, dan Platanaceae.
3. Primulales memiliki 2 suku antara lain Primulaceae dan Myrsinaceae.
4. Masing-masing ordo dan suku memiliki ciri yang berbeda.
B. Saran
Diharapkan kepada para pembaca untuk dapat mencari referensi lain
untuk menambah pengetahuan dalam mempelajari materi Botani Tingkat
Tinggi tentang bangsa Hamamelidales dan Primulales.
DAFTAR PUSTAKA

Tjitrosoepomo, Gembong. 1994. Taksonomi Tumbuhan Obat-Obatan.


Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Itokausegaul. 2013. Dicotyledonae. http://www.scribd.com. Diakses tanggal 15
Desember 2014.

Anda mungkin juga menyukai