Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM VI

BOTANI PHANEROGAMAE

MAGNOLIOPHYTA
(SUBCLASSIS ALISMATIDAE DAN ARECIDAE)

Dosen Pengampu : Asep Mulyani M.Pd


Asisten Praktikum : 1. Santi Nur Fadhillah S.
2. Ahyadi

Disusun oleh :

Nia Karmila (1415106077)


Kelompok 5
Biologi C / IV

PUSAT LABORATORIUM TADRIS IPA-BIOLOGI


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
2017
ACARA PRAKTIKUM VI
MAGNOLIOPHYTA
(Subclassis Alismatidae dan Arecidae)

A. Tujuan
1. Menemukan cirri-ciri khusus spesies tumbuhan yang termasuk pada
Divisi Magnoliophyta khususnya Subclassis Alismatidae dan subclassis
Arecidae.
2. Menemukan cirri-ciri khusus tumbuhan yang termasuk Family-family
yang ada dalam Subclassis Alismatidae dan subclassis Arecidae.
B. Dasar Teori
Divisi Magnoliophyta disebut juga angiospermae yang merupakan
kelompok tumbuhan yang bijinya terbungkus oleh daging buah atau disebut
dengan biji tertutup. Tumbuhan ini memiliki bunga sejati dengan bakal biji
yang terletak di dalam bakal buah. Pada umumnya tumbuhan ini
mempunyai perianthium yang jelas, biasanya dengan sejumlah butiran
serbuk sari di tengah. Biji dengan embryo yang kecil, terkadang dengan
embryo yang besar dan tereduksi atau tanpa endosperma, kotiledon jarang
lebih dari dua (Irnaningtyas, 2011: 9).
Kelas Liliopsida sebagian besar berupa tumbuhan herba dan hanya
sedikit yang berkayu, tidak mempunyai kambium sehingga tidak ada
pertumbuhan sekunder. Ikatan pembuluh terbuka dan tersebar. Sistem
perakarannya adalah perakaran adventitif (serabut). Daun pada umumnya
dengan pertulangan daun parallel (sejajar), kecuali pada Araceae sebagian
tumbuhan dengan pertulangan daun menjala. Helaian daun seringkali
berukuran kecil dengan tangkai yang pendek dan ada pelepah. Bagian-
bagian bunga pada umumnya kelipatan 3, jarang kelipatan 2 atau kelipatan
4. Embrio biji mempunyai satu kotiledon. Polen biasanya uniaperture
(punya satu lubang) dan plastidanya tipe P (berisi protein) (Sudarsono,
2005: 20).
Kelompok tumbuhan Liliopsida mempunyai akar serabut dan tulang
daunnya sejajar atau melengkung. Batangnya tidak berkambium, tidak
bercabang-cabang, tetapi beruas-ruas. Bagian bunga berjumlah tiga atau
kelipatannya. Semua Liliopsida merupakan tumbuhan monokotil yang
memiliki biji berkeping satu, mencakup sekitar 50.000 jenis yang
dikelompokkan menjadi 40 famili. Beberapa jenis mempunyai habitus
pohon, namun kebanyakan berupa herba semusim atau tahunan. Batangnya
bercabang sedikit atau tidak sama sekali. Daunnya memiliki pelepah pada
pangkalnya, kebanyakan berupa daun tunggal dengan tulang daun yang
sejajar atau melengkung. Jaringan pembuluh tersusun dalam berkas yang
tersebar dalam jaringan empulur. Batangnya tidak mempunyai kambium
sehingga hanya terjadi pertumbuhan oleh jaringan primer. Bunga Liliopsida
mempunyai bagian bunga dengan jumlah kelipatan 3 (Kimball, 1987).
Kelas Liliopsida terdiri dari 5 subkelas, 19 ordo, 65 famili dan kurang
lebih 50.000 species. Secara evolusioner, tidak ada satu subkelas yang
merupakan dasar dari kelas lainnya. Walaupun Alismatidae mempunyai ciri-
ciri bunga yang primitif, namun Alismatidae bukanlah moyang dari
subkelas yang lainnya. Para ahli umumnya sependapat bahwa
Monocotyledonae (Liliopsida) berkembang dari Dicotyledonae
(Magnoliopsida). Oleh karena itu Monocotyledonae muncul lebih
belakangan dibandingkan Dicotyledonae. Ada beberapa ciri
Monocotyledonae yang menguatkan bahwa Monocotyledanae lebih maju
dari Dicotyledonae yaitu : jumlah kotiledon hanya satu, pertulangan daun
sejajar, tidak ada kambium dan sistem perakaran adventitif. Ciri-ciri
morfologi tersebut menunjukkan ciri reduksi dan fusi (Campbell, 2000).
Kelas Liliopsida terdiri dari lima subkelas yaitu : Alismatidae,
Arecidae, Commelinidae, Zingiberidae dan Liliidae. Subkelas Alismatidae
mempunyai anggota species yang palling sedikit, sedangkan subkelas
Liliidae mempunyai anggota species yang paling banyak. Sesuai dengan
urutan tumbuhan dari primitif ke maju adalah: (1) Alismatidae, (2)
Arecidae, (3) Commelinidae, (4) Zingiberidae dan (5) Liliidae. Subkelas
Alismatidae mempunyai ciri –ciri umum sebagai berikut: Habitusnya berupa
herba akuatik atau tumbuhan daerah lembab, berkas pembuluhnya kurang
berkembang dan tidak mengandung lignin. Pembuluh ditemukan pada akar
atau tidak ada, daun umumnya tunggal, berseling atau kadang-kadang
berhadapan atau berkarang dengan pertulangan daun sejajar. Daun
mempunyai pelepah, bunga umumnya besar dan menarik tapi kadng-kadang
kecil dan tidak menarik. Polinasi dibantu oleh serangga, angin atau air.
Actinomorf atau zigomorf. Letak ovarium umumnya superum. Bunga dalam
perbungaan (majemuk) bentuk rasemosa atau spika dengan atau tanpa
braktea. Perhiasan bunga trimer. Polen trinukleat, bitegmik,krasinuselat.
Ovarium 1 sampai beberapa, sehingga ada yang apokarp. Subkelas
Alismatidae terdiri dari 4 ordo, 16 famili dan 500 species. Ordo Alismatales,
Hydrocaritales dan Najadales secara evolusi berkerabat dekat, seringkali
dianggap satu kelompok yang disebut Helobiae, sedangkan ordo Triuridales
lebih terisolasi (Conqruist, 1981).
Subkelas Arecidae merupakan Liliopsida yang mempunyai habitus
bervariasi , ada yang herba, semak, bahkan pohon. Duduk daun dengan pola
tersebar namun ada juga yang roset akar maupun roset batang, bunga pada
umumnya berukuran kecil dalam perbungaan spadiks dan ditutupi oleh
spatha, perhiasan bunga pada umumnya berukuran kecil dan tidak bisa
dibedakan anatara kaliks dan korolla. Subkelas ini terdiri atas 4 ordo, 5
familia dan kurang lebih 5.600 species. Subclassis Arecidae mempunyai 4
ordo dan 5 Family. Ordo-ordo yang termasuk didalam Arecidae yaitu
Arecales, Cyclanthales, Pandales, dan Arales. Arecidae mempunyai banyak
bunga, biasanya kecil, mempunyai spata yang jelas, dan perbungaannya
spandiks. Family yang mewakilinya : Family Araceae, Family Aracaceae
dan Family Pandanaceae (Tjitrosoepomo, 2010: 465).
Family Araceae mempunyai karakteristik terna dengan getah yang cair
atau seperti susu, pahit, dalam tanah mempunyai rimpang yang memanjang
atau seperti umbi, terkadang memanjat, jarang dengan batang yang berkayu.
Mempunyai daun yang biasanya tidak banyak, terkadang baru terbentuk
setelah keluarnya bunga, tunggal atau berbagi dan majemuk. Family
Aracaceae mempunyai karakteristik semak, pohon atau bahkan liana,
batangnya amat pendek hampir tidak ada, ada yang langsing berbentuk
panjang dan bersifat lentur, biasanya tidak bercabang. Mempunyai bentuk
daun tunggal bercangap berbagi atau majemuk dengan susunan tulang-
tulang menjari atau menyirip. Family Pandanaceae mempunyai karaktersitik
yang berupa semak, perdu ataupun pohon dengan batang yang besar dan
tumbuh tegak, bercabang-cabang atau berupa liana dengan batang-batang
yang memanjat, pada pangkal batangnya terdapat akar tunjang, terkadang
akarnya keluar dari bagian batang yang lebih tinggi, bahkan dari cabang-
cabangnya. Mempunyai daun yang sempit, panjang, bangun pita dengan tepi
berduri kecil-kecil tajam, dan terkadang durinya pada sisi punggung ibu
tulangnya (Tjitrosoepomo, 2010: 466-468).
C. Alat dan bahan
1. Alat:
a. Lembar hasil pengamatan
b. Alat tulis
2. Bahan:
a. Family Limnocharitaceae: Limnocharis flava (Genjer)
b. Family Pandanaceae: Pandanus amaryllifolius (Pandan Wangi)
c. Family Araceae: Colocasia esculenta (Tales), Anthurium crystalium
(Kuping Gajah)
d. Family Arecaceae: Cocus nucifera (Kelapa), Aranga pinnata (Enau)
D. Prosedur Kerja
1. Alat dan bahan dipersiapkan terlebih dahulu.
2. Diamati spesimen tumbuhan yang ada dalam hal habitus, pola
percabangan, dan bentuk/segi penampang melintang.
3. Diamati daunnya dalam hal filotaksis, komposisi, pertulangan, bentuk
dan tepian daun.
4. Diamati serta dibandingkan komposisi, jenis karangan bunga, dan
simetri bunga.
5. Diamati perhiasan dan alat kelamin bunga, yaitu corolla, calyx,
perigonium, stamen, dan pistillum.
6. Ditulis dan digambar pada lembar hasil pengamatan.
F. Pembahasan
Kelas Liliopsida sebagian besar berupa tumbuhan herba dan hanya
sedikit yang berkayu, tidak mempunyai kambium sehingga tidak ada
pertumbuhan sekunder. Ikatan pembuluh terbuka dan tersebar. Sistem
perakarannya adalah perakaran adventitif (serabut). Daun pada umumnya
dengan pertulangan daun parallel (sejajar), kecuali pada Araceae sebagian
tumbuhan dengan pertulangan daun menjala. Helaian daun seringkali
berukuran kecil dengan tangkai yang pendek dan ada pelepah. Bagian-
bagian bunga pada umumnya kelipatan 3, jarang kelipatan 2 atau kelipatan
4. Embrio biji mempunyai satu kotiledon. Polen biasanya uniaperture
(punya satu lubang) dan plastidanya tipe P (berisi protein). Liliopsida
merupakan tumbuhan monokotil yang memiliki biji berkeping satu,
mencakup sekitar 50.000 jenis yang dikelompokkan menjadi 40 famili
(Sudarsono, 2005: 20).
Kelas Liliopsida terdiri dari lima subkelas yaitu: Alismatidae,
Arecidae, Commelinidae, Zingiberidae dan Liliidae. Subkelas Alismatidae
mempunyai anggota species yang palling sedikit, sedangkan subkelas
Liliidae mempunyai anggota species yang paling banyak. Sesuai dengan
urutan tumbuhan dari primitif ke maju adalah: (1) Alismatidae, (2)
Arecidae, (3) Commelinidae, (4) Zingiberidae dan (5) Liliidae (Conqruist,
1981).
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan mengenai Subkelas
Alismatidae dan Arecidae, dapat diketahui ciri umum batang (caulis), daun
(folium), bunga (flos), dan bagian-bagian tambahan. Adapun spesies yang
digunakan dalam praktikum Subkelas Alismatidae yaitu Family
Limnocharitaceae: Limnocharis flava (Genjer). Sedangkan spesies yang
digunakan dalam praktikum Subkelas Arecidae yaitu Family Pandanaceae:
Pandanus amaryllifolius (Pandan Wangi), Family Araceae: Colocasia
esculenta (Tales), Anthurium crystalium (Kuping Gajah), Family Arecaceae:
Cocus nucifera (Kelapa), Aranga pinnata (Enau).
Pengamatan pertama, dilakukan pada spesies Limnocharis flava
(Genjer). Klasifikasinya sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Sub Kelas : Alismatidae
Kelas : Liliopsida
Ordo : Alismatales
Famili : Limnocharitaceae
Genus : Limnocharis
Spesies : Limnocharis flava
https://www.google.co.id/search?genjer
Limnocharis flava (Genjer) adalah salah satu contoh spesies dari
subclassis Alismatidae family Limnocharitaceae. Berdasarkan pengamatan
spesies ini memiliki habitus herba dengan pola percabangan monopodial
serta segi penampang batangnya segitiga berarah tegak lurus ke atas. Seperti
gambar berikut.

Daunnya tunggal, filotaksis daunnya roset akar (equitant), bentuk daunnya


bulat, ujungnya runcing (mukronatus), dengan pangkal daunnya jenis
trunkatus, bagian tepi daun bergelombang (undulatus), serta memiliki
pertulangan daun yang sejajar melengkung.
Genjer memiliki macam bunga majemuk dengan perbungaan umbela
komposita atau simosa. Serta simetri bunga pada genjer adalah Zigomorf
karena hanya dapat dibagi dua bagian. Perhiasan bunga pada genjer terdiri
dari mahkota dengan sepal tiga helaian berwarna kuning juga pada kelopak
dengan petal yang jumlahnya sama namun berwarna hijau. Kemudian alat
kelamin bunga terdiri dari benang sari yang jumlahnya banyak dan berwarna
kuning sedangkan putik berjumlah satu letaknya ditengah dikelilingi oleh
benang sari. Distribusi seks pada genjer adalah jelah berumah satuatau
monoseus. Terdapat ciri khas atau bagian tambahan pada genjer selain
batangnya yang berbentuk segitiga, yaitu batang yang berrongga seperti
gabus.
Limnocharis flava atau genjer serung dimanfaatkan sebagai makanan,
karena didalam genjer banyak sekali kandungan protein yang bisa kita
makan, bukan hanya protein dalam genjer juga terdapat karbohidrat,
kalsium, fosfor, zat besi, dan serat (Rahardian, 2010).
Pengamatan kedua, dilakukan pada spesies Pandanus amaryllifolius
(pandan wangi). Klasifikasinya sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Subkelas : Arecidae
Ordo : Pandanales
Famili : Pandanaceae
Genus : Pandanus
Spesies : Pandanus amaryllifolius
https://www.google.com/search?q=pandan+wangi
Berdasarkan hasil pengamatan habitusnya berupa herba dengan
percabangan monopodial dengan bentuk atau segi penampang yang bulat,
mempunyai daun tunggal dengan letak equitant roset batang,
pertulangannya sejajar, daunnya juga membentuk pita yang panjang bertepi
entire atau rata, ujung daunnya runcing dan pangkal daun yang berpelepah
atau disebut dekuren. Seperti gambar berikut.

Bunga pada pandan tidak dapat diamtai karena ketidaktersediaan


bahan. Namun, menurut teori bunga pada Pandanaceae berkelamin tunggal,
telanjang, tersusun sebagai bunga tongkol yang bersifat majemuk, terdapat
pada ujung batang atau dalam ketiak daun-daun pelindung yang besar,
seringkali berwarna. Bunga jantan dengan atau tanpa putik yang rudimenter,
mempunyai banyak benang sari yang terdapat pada sumbu bunga pendek
atau panjang tangkai sari bebas atau berlekatan, kepala sari tegak terdiri atas
dua ruang sari yang masing-masing adapt tebagi lagi dalam ruang ruang
yang lebih kecil. Bunga betina tanpa benang sari mandul atau bila ada kecil
dengan posisi yang hipogin (Tjitrosepomo, 2010: 469).
Pandan wangi P. Amaryllifolius dapat dimanfaatkan sebagai pewangi
minyak rambut, pemberi aroma masak-masakan (kue-kue) tertentu
(Tjitrosepomo, 2010: 469).
Pengamatan ketiga, dilakukan pada spesies Arenga pinnata (palem).
Klasifikasinya sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Subkelas : Arecidae
Ordo : Arecales
Famili : Arecaceae
Genus : Arenga
Spesies : Arenga pinnata
https://www.google.com/search?q=palem
Berdasarkan hasil praktikum didapat bahwa palem memiliki habitus
pohon dengan percabangan monopodial dengan segi penampang yang bulat.
Macam daun palem yaitu daun majemuk dengan letak daun berhadapan
dengan filotaksis roset batang. Bentuk daunnya pita lanset, pertulangan daun
sejajar, tepi daun palem rata, ujung daunnya runcing, dan pangkal daunnya
dekuren.
Bunga palem memiliki perbungaan panikula atau spadiks yang diliputi
oleh spata yang bisa mengayu. Setiap bunga uniseksual atau biseksual,
(tumbuhan berumah satu), aktinomorf atau sedikit zigomorf, trimer, sepal 3
lepas atau menyatu, valvatus, pada bunga betina, jarang berupa tepal 2+2,
atau perinthium tereduksi atau tidak ada, stamen umumnya 6 dalam 2
lingkaran. Bentuk bunga jantan jantan dan bunga betina dapat dibedakan
ketika masih seludang. Bentuk bunga jantan lonjong memanjang dengan
ujung kelopak agak meruncing dengan garis tengah lebih kecil sedangkan
bentuk bunga betina agak bulat dengan ujung kelopak agak rata serta garis
tengah bunga agak tebal. Seperti gambar berikut.

Pengamatan keempat, dilakukan pada spesies Anthurium crystalinum


(kuping gajah). Klasifikasinya sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Subkelas : Arecidae
Ordo : Arales
Famili : Araceae
Genus : Anthurium
Spesies : Anthurium crystalinum
https://www.google.com/search?q=kuping+gajah
Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa kuping gajah
memiliki habitus terna dengan pola percabangan monopodial sedangkan
bentuk segi penampangnya bulat. Macam daunnya yaitu daun tunggal,
dengan filotaksisnya roset batang, bentuk daunnya jantung, pertulangan
daunnya melengkung, dengan tepi daun yang rata, ujung daunnya runcing,
dan pangkal daunnya kordatus. Seperti gambar berikut.
Menurut Tjitrosoepomo (2010) menjelaskan bahwa akar kuping gajah
serabut. Bunga majemuk kecil, dalam jumlah yang besar tersusun sebagai
bulir atau tongkol yang mempunyai seludang, sering berbau tidak sedap,
bunga banci atau berkelamin tunggal, bunga yang banci sering sama, yang
berkelamin tunggal pada tongkol teratur sedemikian rupa sehingga bunga
jantan terdapat dibagian atas tongkol dan bunga jantan betina dibagian
bawahnya. Bunga yang banci mempunyai perhiasan bunga yang terdiri 4-6
segmen atau berlekatan membentuk badan seperti piala, bunga yang
berkelamin tunggal tanpa hiasan bunga, benang sari 2-4-8. Berhadapan
dengan segmen-segmen hiasan bunga, kelopak bulat halus, kepala sari
kuning membuka dengan celah atau liana, bebas atau bersatu menjadi satu
massa, pada bunga betina sering terdapat benang sari–benang sari yang
mandul. Distribusi seksnya dioceous. Perkembang biakkannya secara
vegetative dengan potongan batang dan generative dengan biji. Kuping
gajah berkhasiat sebagai obat bengkak pada tenggorokan dan mulut.
Pengamatan kelima, dilakukan pada spesies Colocoasia esculento
(talas). Klasifikasinya sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Sub kelas : Arecidae
Ordo : Araceales
Family : Araceae
Genus : Colocoasia
Spesies : Colocoasia esculento
https://www.google.com/search?q=talas
Berdasarkan pada hasil pengamatan pada Limnocharis flava
mempunyai daun yang tunggal yang berwarna hijau dan mempunyai garis-
garis berwarna hujau agak muda, berbentuk lembaran yang lebar dengan
letak yang equitant, pertulangannya menjari dengan bentuk yang berupa
anak panah, tepi daunnya bergelombang, ujung daunnya runcing dan
pangkal daunnya yang berupa panah dan dan terdapat duri pada ibu tulang
daunnya.
Sistem perakaran liar, berserabut, dan dangkal. Batang yang tersimpan
dalam tanah yang umum disebut umbi berbentuk pejal, menyilinder atau
membulat, biasanya coklat tua, dilengkapi dengan kuncup ketiak yang
terdapat di atas lampang daun tempat munculnya umbi baru, tunas atau
stolon bentuk perawakan dari Colocoasia esculenta adalah herba
monopodial, dilihat dari tangkai daunnya yang berwarna hijau dan
mempunyai ruas, tumbuhnya tegak dengan bentuk atau segi penampang
batang yang membulat. Talas atau Colocoasia esculenta diperbanyak secara
vegetatif, sedangkan untuk keperluan penangkaran, talas dapat diperbanyak
dari bijinya. Umbi utama, potongan umbi maupun anakan umbi dapat
ditanam, tetapi tunas dan ujung umbi biasanya lebih baik (Rahardian, 2010).
Penyebaran talas-talasan berasal dari daerah rawa dan hutan tropika
yang bercurah hujan tinggi, tempat tumbuhnya talasan liar yang melalui
seleksi selama awal adanya budidaya, yang diperkirakan sejak 7000 tahun
yang lalu, mungkin sebelum budidaya padi, awalnya masuk ke asia adalah
dengan adanya pertahanannya terhadap hama dan penyakit (Rahardian,
2010).
Pengamatan keenam, dilakukan pada spesies Cocos nucifera (kelapa).
Klasifikasinya sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Subclass : Arecidae
Ordo : Arecales
Famili : Arecaceae
Genu : Cocos
Spesies : Cocos nucifera
https://www.google.com/search?q=kelapa
Berdasarkan hasil pengamatan, kelapa memiliki habitus berkayu
dengan pola percabangan monopodial sedangkan bentuk segi
penampangnya bulat berbuku-buku menjalar. Macam daunnya yaitu daun
tunggal, dengan filotaksisnya roset batang, bentuk daunnya pita, pertulangan
daunnya menyirip, dengan tepi daun yang rata, ujung daunnya runcing, dan
pangkal daunnya tumpul. Seperti gambar berikut.

Bunga tersusun majemuk pada rangkaian yang dilindungi oleh


bractea, terdapat bunga jantan dan betina, berumah satu, bunga betina
terletak di pangkal karangan, sedangkan bunga jantan di bagian yang jauh
dari pangkal. Buah besar, diameter 10 cm sampai 20 cm atau bahkan lebih,
berwarna kuning, hijau, atau coklat; buah tersusun dari mesokarp berupa
serat yang berlignin, disebut sabut, melindungi bagian endokarp yang keras
(disebut batok) dan kedap air; endokarp melindungi biji yang hanya
dilindungi oleh membran yang melekat pada sisi dalam endokarp.
Endospermium berupa cairan yang mengandung banyak enzim, dan fase
padatannya mengendap pada dinding endokarp seiring dengan semakin
tuanya buah; embrio kecil dan baru membesar ketika buah siap untuk
berkecambah (disebut kentos). Kelapa adalah pohon serba guna bagi
masyarakat tropika, hampir semua bagiannya dapat dimanfaatkan orang
(Rahardian, 2010).
G. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatn dan pembahasan, dapat disimpilkan sebagai
berikut.
1. Alismatidae dan Arecidae merupakan subkelas dari kelas Liliopsida.
2. Subclassis Alismatidae, spesies yang telah diamati pada subkelas ini
Limnocharis flava (Genjer), sedangkan Subclassis Arecidae, spesies
yang telah diamati adalah Pandanus amaryllifolius (Pandan Wangi),
Anthurium crystalinum (Kuping Gajah), Colacasia esculenta (Talas),
dan Cocos nucifera (Kelapa), dan Arange pinnata (Enau).
3. Limnocharis flava (Genjer) dari family Limnocharitaceae: Habitus
herba, daunnya tunggal, akar serabut yang masuk ke dalam lumpur,
termasuk bunga majemuk, karangan bunga pada tumbuhan ini adalah
umbela komposira dengan simetri bunga zygomorf.
4. Anthurium crystalinum (Kuping Gajah) dari family Araceae: Habitus
herba, jenis daun tunggal dengan duduk daun roset batang (equitant),
akarnya serabut, bunga majemuk kecil.
5. Pandanus amaryllifolius (Pandan Wangi) dari family Pandanaceae:
Habitus perdu, berdaun tunggal, berakar gantung (radix aereus), tumbuh
menjalar, biasanya dimanfaatkan sebagai obat kuat (tonikum), penambah
nafsu makan (amara), lemah saraf (neurasthenia), rematik dan pegal
linu, penenang, rambut rontok, mengitamkan rambut, dan ketombe.
6. Cocos nucifera (Kelapa) dari family Arecaceae: Habitus berupa pohon,
daun majemuk dengan filotaksis roset batang (berselang – seling), akar
serabut, tebal dan berkayu, berkerumun membentuk bonggol, bunga
tersusun majemuk pada rangkaian yang dilindungi oleh bractea,
berumah satu, bunga betina terletak di pangkal karangan, sedangkan
bunga jantan di bagian yang jauh dari pangkal.
7. Palem (Arange pinnata) memiliki letak daun roset batang, dengan
batang yang menjulang tinggi. Daunnya majemuk berbentik pita lanset
H. Pertanyaan
1. Tuliskan ciri – crri khusus tumbuhan yang termasuk kepada subclassis
Alismatidae dan Arecidae?
Ciri-ciri khusus pada subclassis Alismatidae yaitu sebagian besar berupa
tumbuhan herba dan hanya sedikit yang berkayu, tidak mempunyai
kambium sehingga tidak ada pertumbuhan sekunder. Ikatan pembuluh
terbuka dan tersebar. Sistem perakarannya adalah perakaran adventitif
(serabut). Daun pada umumnya dengan pertulangan daun parallel (sejajar),
kecuali pada Araceae sebagian tumbuhan dengan pertulangan daun
menjala. Helaian daun seringkali berukuran kecil dengan tangkai yang
pendek dan ada pelepah. Bagian-bagian bunga pada umumnya kelipatan 3,
jarang kelipatan 2 atau kelipatan 4. Embrio biji mempunyai satu kotiledon.
Polen biasanya uniaperture (punya satu lubang) dan plastidanya tipe P
(berisi protein)
Sedangkan ciri-ciri pada subclassis Arecidae mempunyai habitus
bervariasi, ada yang herba, semak, bahkan pohon. Duduk daun dengan
pola tersebar namun ada juga yang roset akar maupun roset batang, bunga
pada umumnya berukuran kecil dalam perbungaan spadiks dan ditutupi
oleh spatha, perhiasan bunga pada umumnya berukuran kecil dan tidak
bisa dibedakan antara kaliks dan korolla.
2. Jelaskan kekhasan dari Limnocharis flava?
Kekhasan dari Limnocharis flava atau genjer adalah tumbuhan ini tumbuh
di permukaan perairan atau akarnya masuk ke dalam lumpur, tumbuhan
tahunan, rimpang tebal dan tegak, tinggi tumbuhan dapat mencapai
setengah meter, daun tegak atau miring, tidak mengapung, tangkainya
panjang dan berlubang, helainnya bervariasi bentuknya, mahkota bunga
berwarna kuning dengan diameter 1.5 cm, kelopak bunga berwarna hijau.
3. Jelaskan kekhasan dara Cocos nucifera dilihat dari bunganya?
Kekhasan Cocos nucifera adalah Bunga majemuk dan terletak pada
rangkaian yang dilindungi oleh bractea, bunga terdiri dari bunga jantan
dan betina.bunga betina terletak di pangkal karangan, sedangkan bunga
jantan di bagian yang jauh dari pangkal.
4. Jelaskan kekhasan dari Anthurium sp dilihat dari perbungannya?
Bunga Antrium sp berbentuk jantung, umumnya berwarna menyolok dan
mengkilap, warna seludang bunga amat bervariasi, misalnya merah cerah,
kuning, pink, putih atau bintik bintik merah dengan warna dasar putih atau
kombinasi dari warna-warna tersebut.
5. Tuliskan dan jelaskan family subclassis Arecidae yang anggotanya banyak
dimanfaatkan sebagai tanaman hias?
Family pada subclassis Arecidae yang banyak dimanfaatkan sebagai
tanaman hias yaitu dari family Araceae, Ciri khas dari suku Araceae
adalah bunga majemuk bertipi tongkaol yang berseludang (spatha). Setiap
bunga kecil, uni atau biseksual tetapi tumbuhan umumnya berumah satu.
Pada bunga biseksual perhiasan bunga umumnya 4 – 6 atau tidak ada.
Pada bunga uniseksual perhiasan bunga tereduksi. Buah umumnya buah
baka. Perkembagan tanaman hias sekarang ini sangat pesat, khususnya
untuk jenis - jeinis tanaman hias dari familia Acerace seperti Anthurium,
Aglaonema, Alocasia, Caladium, Phylodendron dan jenis - jenis tanaman
hias lainnya.

Daftar Pustaka
Campbell, Neil. A. 2000. Biologi Umum Jilid 2 Edisi 8. Jakarta: Erlangga.
Cronquist, A. 1981. An Integrated System of Classification of Flowering Plants.
New York: Columbia University Press.
Irnaningtyas. 2011. Dunia Tumbuhan. Jakarta: Erlangga.
Kimball, W. John. 1987. Biologi Edisi kelima Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Sudarsono, dkk. 2005. Taksonomi Tumbuhan Tinggi. Malang: UM Press.
Rahardian. 2010. Sphermatophyta. Jakarta: IPB Press
Tjitrosoepomo, Gembong. 2010. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah
Mada University Press.

Anda mungkin juga menyukai