Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

“PERCOBAAN AMPEREMETER DAN VOLTMETER DC”

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

Praktikum Fisika Dasar II

Yang dibimbing oleh :

BapakNandang Mufti, S.Si, M.SidanBapakSunaryono, S.Pd. M.Si

Disusun oleh:

Nama : Bertha Anggita Purwandani

NIM : 180322615025

Kelas/Offering : O/O1

Kelompok :2

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Maret 2019
Percobaan Amperemeter Dan Voltmeter DC
Alpan Ibrahim1)Aziza Tanzila Meilenia2)Bertha Anggita Purwandari2) Sayyidati Zuhroh3)
1)
Ketua Kelompok
2)
Proofreading/Anggota Kelompok
3)
Pembimbing(asisten dosen)

Abstrak : Pada hari Selasa, 19 Maret 2019 telah dilakukan percobaan tentang amperemeter dan voltmeter DC yang bertujuan
untuk menentukan hambatan dalam pada voltmeter dan amperemeter. Adapun alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini
antara lain amperemeter, voltmeter, hambatan geser, kabel, dan baterai sebagai sumber tegangan. Dalam percobaan ini
dilakukan dua kali pengukuran dengan I1 dengan rangkaian tanpa hambatan geser dan I2 adalah rangkaian dengan hambatan
geser, hal ini juga berlaku pada V1 rangkaian tanpa hambatan geser dan V2 rangkaian dengan hambatan geser. Hasil percobaan
ini pada masing- masing alat ukur adalah RA = (0,142 ± 0,201)Ω dengan ralat relatif sebesar 1,41% mengandung 3 angka
penting dan untuk Rv = (4700±3368)x10 2 Ω dengan ralat relatif sebesar 0,0071% mengandung 4 angka penting. Sehingga dari
ralat yang relatif kecil tersebut dapat disimpulkan bahwa percobaan ini cukup berhasil.

Kata kunci : Hambatan geser, voltmeter, amperemeter, arus, tegangan.

A. Pendahuluan
a. Motivasi
Amperemeter dan voltmeter adalah alat yang masing-masing digunakan untuk mengukur
kuat arus dan tegangan pada suatu rangkaian listrik. Alat-alat tersebut harus dikuasai oleh
mahasiswa karena jika tidak maka akan terjadi kerusakan alat. Pada percobaan ini
menggunakan arus DC atau arus searah dengan menggunakan baterai sebagai sumber
tegangan.
Oleh sebab itu percobaan ini bertujuan agar mahasiswa dapat 1) menentukan hambat
dalam amperemeter. 2) menentukan hambat dalam voltmeter . 3) mampu menggunakan alat
ukur listrik denganh benar. 4) mampu menerapkan teori grafik dengan benar.

b. Ringkasan Percobaan
Pertama-tama yang dilakukan dalam percobaan ini adalah menyiapkan alat dan bahan,
kedua adalah membuat rangkaian listrik sesuai yang tertera di modul yaitu gambar 2b untuk
mengukur hambatan dalam amperemeter dan gambar 3b untuk mengukur hambatan dalam
voltmeter. Dalam data pengamatan terdapat masing-masing 5 data, oleh karena itu kami
melakukan 5 pengukuran untuk I1 adalah pengukuran arus listrik yang tanpa dipasang
hambatan dan I2 adalah pengukuran arus listrik dengan memasang hambatan. Langkah yang
dilakukan adalah dengan mengukur I1 terlebih dahulu lalu memasang hambatan dan membaca
hasil ukur di amperemeter sebagai I2. Hal tersebut juga berlaku pada voltmeter dengan V1 dan
V2 kemudian melakukan langkah yang sama seperti pada saat kita mengukur kuat arus atau I.
B. Latar Belakang Teoritis
Arus atau kuat arus yang biasa disimbolkan dengan I dan memiliki satuan ampere (A)
adalah salah satu besaran turunan yang nilai dari suatu arus dapat diukur menggunakan alat yang
disebut dengan amperemeter. Menurut Sembodo dalam bukunya arus merupakan aliran listrik
yang melalui suatu kabel ataupun suatu penghantar lainnya. Arus umumnya dibagi menjadi 2
yaitu arus searah (DC) dan arus bolak balik (AC). Pada percobaan ini yang digunakan adalah arus
listrik searah (DC) karena menggunakan baterai sebagai sumber tegangan. Arus dapat dikatakan
searah karena disebabkan oleh sumber arus yang berkutub tetap, sehingga pada arus DC dikenal
memiliki kutub positif dan kutub negatif. (Mikrajuddin : 209).
Sedangkan tegangan (V) adalah sebuah besaran yang nilainya dapat diukur menggunakan
voltmeter. Pada percobaan ini sumber tegangan yang digunakan adalah baterai karena memiliki
jenis arus listrik yang searah (DC). Selain tegangan, hambatan juga sering dinyatakan pada
percobaan ini. Hambatan atau resistensi adalah hasil bagi antara tegangan dengan kuat arus,
sehingga kuat arus selalu berbanding lurus dengan tegangan. Dapat dinyatakan dengan hukum
ohm, yaitu
𝑉=𝐼𝑥𝑅
𝑉
= 𝑅 … . (1)
𝐼
Dari persamaan tersebut maka dapat diketahui R berfungsi sebagai penghambat, sehingga
arus listrik pada suatu rangkaian akan sulit mengalir dan dapat dilihat dari nilai arusnya yang
semakin kecil (Mikrajuddin : 209). Maka untuk memperoleh nilai hambatan dalam suatu
amperemeter dapat dinyatakan dengan rumus

𝑉
𝑅𝐴 =(𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑅𝑏 𝑑𝑖𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔) … (2)
𝐼
Ketika Rb dipasang maka amperemeter akan menunjukkan arus lain atau dimisalkan dengan I2
sehingga diperoleh
𝐼1 − 𝐼2
𝑅𝐴 = 𝑅𝐵 … (3)
𝐼2
Persamaan tersebut juga berlaku pada voltmeter, sehingga nilai hambatan dalam suatu
voltmeter sebelum Rb dipasang dapat dinyatakan sebagai

𝑉
𝑅𝑉 =… . (4)
𝐼
Ketika Rb dipasang maka voltmeter akan menunjukkan tegangan lain atau dimisalkan dengan V2
sehingga diperoleh
𝑉1
𝑅𝑉 = 𝑅 … . (5)
𝑉1 − 𝑉2 𝐵
Sehingga, persamaan 4 dan persamaan 5 digunakan pada percobaan ini karena merupakan
persamaan untuk menghitung hambatan dalam pada masing-masing alat yaitu amperemeter dan
voltmeter. (Tim Praktikum Fisika Dasar 2 , 2019)
C. Desain Dan Prosedur Peralatan
a. Deskripsi Peralatan
Alat-alat dan fungsinya yang digunakan dalam percobaan ini antara lain 1) Amperemeter
digunakan untuk mengukur arus listrik pada suatu rangkaian. 2) Voltmeter digunakan untuk
mengukur tegangan pada suatu rangkaian. 3) Baterai sebagai sumber tegangan DC. 4) Hambat
geser digunakan untuk mengatur hambatan pada suatu rangkaian. 5) Kabel sebagai
penghubung pada suatu rangkaian. 6) Resistor atau hambatan sebagai komponen untuk
mengukur kuat arus dan/atau tegangan di suatu rangkaian pada percobaan kali ini.

b. Deskripsi Prosedur Percobaan


Ada beberapa langkah yang harus dilakukan dalam percobaan ini pertama adalah
menyiapkan alat dan bahan percobaan, kedua adalah membuat rangkaian-rangkaian untuk
mengukur arus seperti pada gambar 2b yang tertera di modul yang belum dihubungkan
dengan Rb atau hambatan geser. Setelah itu anggota pertama bertugas untuk memeriksakan
hasil rangkaian kelompok kami kepada pembimbing apakah sudah sesuai atau belum dan jika
sudah sesuai maka, anggota kedua bertugas untuk menyambungkan kabel dengan sumber
tegangan atau menghidupkan saklar untuk memulai percobaan, kemudian anggota ketiga
bertugas untuk mulai menggeser hambatan geser dan mengatur hambatan geser hingga nilai
pada amperemeter sesuai, selanjutnya anggota pertama bertugas untuk mencatat hasil
pengukuran pada Amperemeter serta menyambungkan rangkaian dengan hambatan, anggota
ketiga bertugas untuk melihat hasil ukur kuat arus pada amperemeter, dan anggota kedua akan
mencatat hasil pengukuran tersebut di data pengamatan sebagai data pertama. Langkah
mengukur kuat arus tersebut diulangi hingga memeroleh 5 data untuk I1 dan I2. Selanjutnya
anggota ketiga bertugas untuk membuat rangkaian untuk Tegangan seperti pada gambar 3b
yang tertera di modul, lalu anggota kedua bertugas menanyakan hasil rangkaian tersebut
kepada pembimbing apakah sudah benar dan jika sudah anggota pertama akan
menyambungkan kabel dengan sumber tegangan untuk memulai percobaan. Kemudian,
anggota kedua bertugas untuk menggeser hambatan geser hingga voltmeter menunjukkan
nilai yang sesuai, selanjutnya anggota ketiga bertugas untuk melihat hasil ukur pada voltmeter
dan anggota pertama bertugas untuk mencatat hasil ukur tersebut sebagai V1 serta
menyambungkan hambatan dengan rangkaian 3b untuk memeroleh nilai V2, anggota kedua
bertugas melihat hasil ukur pada voltmeter dan anggota ketiga bertugas untuk mencatat hasil
ukur pada data pengamatan sebagai V2. Langkah mengukur tegangan tersebut diulangi hingga
memeroleh 5 data percobaan untuk V1 dan V2.
D. Analisis
a. Metode Analisis
(a) Menghitung nilai hambatan dalam Amperemeter :
𝐼1−𝐼2
RA= 𝐼2
𝑅𝑏
RA (I2) = (I1-I2)RB
RA (I2) =RB(I1)-RB(I2)
RA (I2)+RB(I2)=RB(I1)
I2(RA+RB)=RB(I1)
RB(I1)
I1=(RA+Rb)

Dari persamaan tersebut di ubah ke dalam bentuk persamaan garis lurus, menjadi :
y = I2 a=0 x = I1
y =a+bx
I1=0+b I1
𝑅𝑏(I1) 𝐼
b =(𝑅𝑎+𝑅𝑏) × 𝐼1
𝑅𝑏 𝑅𝑏(1−𝑏)
b= 𝑅𝑎+𝑅𝑏 Sehingga, RA= 𝑏

Menghitung nilai b menggunakan rumus:


𝑛 ∑(𝑥𝑦) − ∑ 𝑥 ∑ 𝑦
𝑏=
𝑛(∑ 𝑥²) − (∑ 𝑥)²

Menentukan nilai Sy :

1 ∑ x²(∑ 𝑦)²-2. ∑ x. ∑ xy. ∑ 𝑦 + 𝑛(∑ xy)²


𝑆𝑦 = √ [∑ 𝑦²- ]
𝑛−2 𝑛 ∑ 𝑥²-(∑ 𝑥)²

Menghitung nilai ketidakpastian dari konstanta b :

𝑛
𝑆𝑏 = 𝑆𝑦√

𝑛 𝑥²-(∑ 𝑥)²

Maka, simpangan baku nilai Ra :


2 2
2 𝜕RA 2
𝑆𝑅𝐴 = √|𝜕𝑅𝐴. . 𝑆𝑏| + | . . 𝛥𝑅𝐴|
3 RB 3

𝑅𝑏−𝑏.𝑅𝑏 2 Rb-b.Rb 2
𝜕( ) 2 𝜕( ) 2
SRA= √| 𝑏
𝑏
. 3 . 𝑆𝑏| +| 𝑅𝑏
𝑏
. 3 . 𝛥𝑅𝐴|

−𝑅𝑏 2 2 (1-b) 2 2
SRA= √| 2 . . 𝑆𝑏| +| . . 𝛥𝑅𝐴|
𝑏 3 𝑏 3

Ralat relatif (RRA) :


𝑆𝑅𝐴
RRA= 𝑅𝐴
× 100%

(b)Mencari nilai hambatan dalamVoltmeter :


𝑉1
RV = 𝑅𝑏
𝑉1−𝑉2
Rv (V1-V2)=V1(RB)
RV (V1)-RV(V2)=V1(RB)
RV(V1)-V1(RB)=RV(V2)
𝑉1(𝑅𝑣−𝑅𝑏)
V2 = 𝑅𝑣

Dari persamaan tersebut di ubah dalam bentuk persamaan garis lurus, menjadi :
y = V2 a=0 x = V1
y = a+bx
V2 = 0+bV1
V2 = bV1
𝑉1(𝑅𝑣 − 𝑅𝑏)
= 𝑏𝑉1
𝑅𝑣
V1 (Rv-RB)=bV1(RV)
RV-RVb = RB
𝑅𝑏
RV = (1−𝑏)

Nilai b dapat dihitung dengan rumus :


𝑛 ∑(𝑥𝑦)−∑ 𝑥 ∑ 𝑦
𝑏= 𝑛(∑ 𝑥²)−(∑ 𝑥)²

Sy dapat ditentukan dengan rumus :

1 𝛴x²(𝛴𝑦)2 − 2𝛴𝑥𝛴(𝑥𝑦)𝛴𝑦 + 𝑛(𝛴𝑥𝑦 2 )


𝑆𝑦 = √ [𝛴𝑦²- ]
𝑛−2 𝑛(𝛴𝑥 2 ) − (𝛴𝑥)2

Menghitung ketidakpastian konstanta b adalah sebagai berikut:

𝑛
𝑆𝑏 = 𝑆𝑦√
𝑛 ∑ 𝑥²-(∑ 𝑥)²

Maka, simpangan baku nilai Rv :


2 2
𝜕𝑅𝑣 2 1 2
𝑆𝑅𝑣 = √| 𝑆𝑏| + | 𝛥𝑅𝑏|
𝜕𝑏 3 (1-b) 3

2 2
𝑅𝑏 2 1 2
𝑆𝑅𝑣 = √| 𝑆𝑏| + | 𝛥𝑅𝑏|
(1 − 𝑏)2 3 (1-b)2 3

Ralat relatif (RRv) :


𝑆𝑅𝑣
RRV= 𝑅𝑣
× 100%

c. Sajian Hasil
(a) Hambatan dalam pada Amperemeter
b 𝑆𝑦 𝑆𝑏 𝑅𝑎 Ω 𝑆𝑅𝑎 Ω 𝑅𝑎 Ω 𝑅𝑅𝑎
0,85 0,0138 0,2678 0,1426 0,2017 (0,1426 ± 0,2017) 1,41%
(3 AP).

(b) Hambatan dalam pada Voltmeter


b 𝑆𝑦 𝑆𝑏 𝑅𝑣 Ω 𝑆𝑅𝑣 Ω 𝑅𝑣 Ω 𝑅𝑅𝑣
0,9 0,00034 0,00107 470000 3368,88 (470000 ± 3368,88) 0,0071 %
(4 AP)

d. Pembahasan Hasil
Pada percobaan amperemeter dan voltmeter DC ini adalah menentukan besar hambatan
dalam pada Amperemeter dan besar hambatan dalam pada Voltmeter. Menentukan besarnya
tersebut menggunakan rangkaian 2b dan 3b seperti pada modul, yaitu
E

Rv S
+
A
Rv S
0,5 2k
+
A
(2b) (3b)
Hasil pengukuran pada amperemeter dapat diketahui bahwa I1 dan I2 berbanding lurus, karena
jika nilai I1 diperbesar maka nilai I2 juga akan semakin besar, hal ini juga berlaku pada
pengukuran voltmeter yaitu V1 dan V2 berbanding lurus, karena jika nilai V1 diperbesar maka
nilai V2 juga akan semakin besar.
Dari hasil penghitungan kami diperoleh nilai ralat yang relatif kecil, pada pengukuran
Amperemeter diperoleh nilai Ra adalah sebesar (0,142 ± 0,201) Ω dengan ralat relatif
sebesar 1,41% mengandung 3 angka penting. Sedangkan pada pengukuran Voltmeter
diperoleh nilai Rv adalah sebesar (4700±3368)x102 Ω dengan ralat relatif sebesar 0,0071%
mengandung 4 angka penting.
Meskipun ralat yang dihasilkan pada percobaan ini kami sebagai pengamat masih tetap
melakukan kesalahan dan juga kesulitan dalam melakukan percobaan ini, kesalahan yang
biasa terjadi adalah ketidaktelitian dalam membaca alat ukur yang tersedia yaitu amperemeter
dan voltmeter. Sedangkan kesulitan yang dihadapi adalah ada beberapa alat yang disediakan
dan berfungsi tidak terlalu baik atau terjadi kerusakan pada alat ukur sehingga pengamat
membutuhkan waktu yang lama dalam melakukan percobaan karena kondisi alat tersebut.

e. Saran Perbaikan
Dalam melakukan percobaan ini sebaiknya mempelajari modul terlebih dahulu agar tidak
terjadi salah komunikasi antar anggota kelompok, selanjutnya saat membaca alat ukur kita
harus lebih teliti lagi sehingga ralat yang dihasilkan relatif kecil, untuk pertugas laboratorium
sebaiknya memeriksa alat terlebih dahulu sebelum kelas praktikum dimulai karena terdapat
beberapa alat yang sedikit rusak atau eror pada saat digunakan untuk percobaan.
E. Kesimpulan
a. Kesimpulan Hasil
Dari hasil percobaan ini, dapat diambil kesimpulan bahwa :
1. Nilai hambatan dalam pada pengukuran menggunakan amperemeter diperoleh RA=
(0,142 ± 0,201) Ω dengan ralat relatif sebesar 1,41% mengandung 3 angka penting.
2. Nilai hambatan dalam pada pengukuran menggunakan voltmeter diperoleh Rv =
(4700±3368)x102 Ω dengan ralat relatif sebesar 0,0071% mengandung 4 angka penting.
3. Penggunaan amperemeter disusun secara seri untuk mengukur kuat arus pada suatu
rangkaian, sedangkan penggunaan voltmeter disusun secara paralel untuk mengukur
tegangan pada suatu rangkaian.
4. Dari grafik hubungan antara I1 dan I2 serta grafik hubungan antara V1 dan V2 dapat
diketahui keduanya berbanding lurus.

b. Kejituan Hasil Terhadap Pernyataan Yang Muncul dalam Pendahuluan


Berdasarkan pernyataan pada pendahuluan dapat diketahui bahwa percobaan ini cukup
berhasil, karena ralat relatif yang dihasilkan pada saat menghitung ralatnya memiliki nilai
yang cukup kecil. Sehingga dapat dikatakan bahwa percobaan ini juga cukup sesuai dengan
teori yang ada.
F. Rujukan

Abdullah,Mikrajuddin. 2017. Fisika Dasar II .Bandung ; Penerbit ITB

Beueche, J. Frederick Alih Bahasa: B. Darmawan. 1992. Theory and Problems of Collage Physics
7th edition. Jakarta : Penerbit Erlangga

Sembodo, B. Prijo.2011. Ampere Meter DC Menggunakan ADC 0804 Sebagai Antarmuka Pada
Central Processing Unit (CPU) Komputer. Surabaya; UNIPA

Tim Praktikum Fisika Dasar II. 2019. Modul Praktikum Fisika Dasar II. Malang : Jurusan Fisika
FMIPA Universitas Negeri Malang
G. LAMPIRAN
a. Data Pengamatan
(a) Hambatan dalam pada amperemeter.
𝑅𝐵 = 0,82 Ω
Nst amperemeter = 0,1
1
Nst amperemeter = 0,005
2

No. 𝐼1 (ampere) 𝐼2 (ampere)


1 0,21 ± 0,005 0,18 ± 0,005
2 0,25 ± 0,005 0,22 ± 0,005
3 0,3 ± 0,005 0,28 ± 0,005
4 0,35 ± 0,005 0,29 ± 0,005
5 0,4 ± 0,005 0,35 ± 0,005

(b) Hambatan dalam pada voltmeter


𝑅𝐵 = 47 KΩ
Nst voltmeter = 0,1
1
Nst voltmeter = 0,005
2
No. 𝑉1 (volt) 𝑉2 (volt)
1 1,0 ± 0,05 0,9 ± 0,05
2 0,9 ± 0,05 0,8 ± 0,05
3 0,8 ± 0,05 0,7 ± 0,05
4 0,7 ± 0,05 0,6 ± 0,05
5 0,6 ± 0,05 0,55 ± 0,05
b. Analisis
(a) Hambatan dalam pada Amperemeter

No x(I1) y(I2) X² y² xy
1 0,21 0,18 0,0441 0,0324 0,0378
2 0,25 0,22 0,0625 0,0484 0,055
3 0,3 0,28 0,09 0,0784 0,084
4 0,35 0,29 0,1225 0,0841 0,1015
5 0,4 0,35 0,16 0,1225 0,14
∑ 1,51 1,32 0,4791 0,3658 0,4183
∑² 2,2801 1,7424 0,22953681 0,13380964 0,17497489

1. Menghitung nilai b
𝑛 ∑(𝑥𝑦) − ∑ 𝑥 ∑ 𝑦
𝑏=
𝑛(∑ 𝑥 2 ) − (∑ 𝑥)2

5 ∙ 0,4183 − 1,51 ∙ 1,32


𝑏=
5 ∙ 0,4791 − (1,51)2

2,0915 − 1,9932
𝑏=
2,3955 − 2,2801
0,0983
𝑏= = 0,8518197574
0,1154
2. Menghitung nilai RA
(1 − 𝑏)𝑅𝐵
𝑅𝐴 =
𝑏
(1 − 0,8518197574)0,82
𝑅𝐴 =
0,8518197574
(0,1481802426)0,82
𝑅𝐴 =
0,8518197574
0,1215077989
𝑅𝐴 = = 0,1426449643
0,8518197574
3. Menghitung nilai Sy
1 ∑ 𝑥 2 ∙ (∑ 𝑦)2 − 2 ∙ ∑ 𝑥 ∙ ∑ 𝑥𝑦 ∙ ∑ 𝑦 + 𝑛(∑ 𝑥𝑦)2
𝑆𝑦 = √ ∙ [∑𝑦 2 − ]
𝑛−2 𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)2

1 0,4791 ∙ 1,7424 − 2 ∙ 1,51 ∙ 0,4183 ∙ 1,32 + 5(0,4183)2


𝑆𝑦 = √ ∙ [0,3658 − ]
5−2 5 ∙ 0,4791 − (1,51)2

1 0,83478384 − 1,66751112 + 0,87487445


𝑆𝑦 = √ ∙ [0,3658 − ]
3 2,3955 − 2,2801

1 0,04214717
𝑆𝑦 = √ ∙ [0,3658 − ]
3 0,1154

1
𝑆𝑦 = √ ∙ [0,3658 − 0,3652267764]
3

1
𝑆𝑦 = √ ∙ 0,0005732236 = √0,0001910745 = 0,01382297
3

4. Menghitung nilai Sb
𝑛
𝑆𝑏 = 𝑆𝑦√ 2
𝑛 ∑ 𝑥 − (∑ 𝑥)2

5
𝑆𝑏 = 0,01382297 ∙ √
5 ∙ 0,4791 − (1,51)2

5
𝑆𝑏 = 0,01382297 ∙ √
2,3955 − 2,2801

5
𝑆𝑏 = 0,01382297 ∙ √
0,1154
𝑆𝑏 = 0,01382297 ∙ √43,327556326
𝑆𝑏 = 0,2678431592
5. Menghitung nilai ketidakpastian
2 2
𝜕𝑅𝐴 2 𝜕𝑅𝐴 2
𝑆𝑅𝐴 = √| ∙ ∙ 0,2678431592| + | ∙ ∙ ∆𝑅𝐴 |
𝑏 3 𝑅𝐵 3
2 2
−𝑅𝐵 2 (1 − 𝑏) 2

𝑆𝑅𝐴 = | 2 ∙ ∙ 0,2678431592| + | ∙ ∙ ∆𝑛𝑠𝑡|
𝑏 3 𝑏 3
2 2
−0,82 2 (1 − 0,8518197574) 2

𝑆𝑅𝐴 = | ∙ ∙ 0,2678431592| + | ∙ ∙ 0,005|
(0,8518197574)2 3 0,8518197574 3
2 2
−0,82 2 0,1481802426 2
𝑆𝑅𝐴 = √| ∙ ∙ 0,2678431592| + | ∙ ∙ 0,005|
0,7255968991 3 0,8518197574 3
2 2
2 2
𝑆𝑅𝐴 = √|(−1.1301040578) ∙ ∙ 0,2678431592| + |0,1739572736 ∙ ∙ 0,005|
3 3
𝑆𝑅𝐴 = √|0,2017937607|2 + |0,0005798576|2
𝑆𝑅𝐴 = √0,0407207219 + 3,3623484 𝑥 10−7
𝑆𝑅𝐴 = √0,0407210581 = 0,2017945938

𝑆𝑅𝐴 0,2017945938
𝑅𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑅𝐴 = 𝑥 100% = 𝑥 100% = 1,4146632851 𝑥 100%
𝑅𝐴 0,1426449643

= 1,41% (3 𝐴𝑃)

Sehingga didapatkan nilai 𝑅𝐴 = (0,1426449643 ± 0,2017945938) Ω dengan ralat relatif


sebesar 1,41% (3 AP).

(b) Hambatan dalam pada Voltmeter

No x(V1) y(V2) X² y² xy
1 1,0 0,9 1,0 0,81 0,9
2 0,9 0,8 0,81 0,64 0,72
3 0,8 0,7 0,64 0,49 0,56
4 0,7 0,6 0,49 0,36 0,42
5 0,6 0,55 0,36 0,3025 0,33
∑ 4 3,55 3,3 2,6025 2,93
∑² 16 12,6025 10,89 6,77300625 8,5849

1. Menghitung nilai b
𝑛 ∑(𝑥𝑦) − ∑ 𝑥 ∑ 𝑦
𝑏=
𝑛(∑ 𝑥 2 ) − (∑ 𝑥)2
5 ∙ 2,93 − 4 ∙ 3,55
𝑏=
5 ∙ 3,3 − 16
14,65 − 14,2 0,45
𝑏= = = 0,9
16,5 − 16 0,5
2. Menghitung nilai Rv
𝑅𝐵
𝑅𝑉 =
(1 − 𝑏)
47000 47000
𝑅𝑉 = = = 470000𝛺
(1 − 0,9) 0,1
3. Menghitung nilai Sy
1 ∑ 𝑥 2 ∙ (∑ 𝑦)2 − 2 ∙ ∑ 𝑥 ∙ ∑ 𝑥𝑦 ∙ ∑ 𝑦 + 𝑛(∑ 𝑥𝑦)2
𝑆𝑦 = √ ∙ [∑𝑦 2 − ]
𝑛−2 𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)2

1 3,3 ∙ 12,6025 − 2 ∙ 4 ∙ 2,93 ∙ 3,55 + 5 ∙ 8,5849


𝑆𝑦 = √ ∙ [2,6025 − ]
5−2 5 ∙ 3,3 − 16

1 41,58825 − 83,212 + 42,9245


𝑆𝑦 = √ ∙ [2,6025 − ]
3 0,5

1 1,30075
𝑆𝑦 = √ ∙ [2,6025 − ]
3 0,5

1
𝑆𝑦 = √ ∙ [2,6025 − 2,6015]
3

0,001
𝑆𝑦 = √ = 0,00034
3
4. Menghitung nilai Sb
𝑛
𝑆𝑏 = 𝑆𝑦√ 2
𝑛 ∑ 𝑥 − (∑ 𝑥)2

5
𝑆𝑏 = 0,00034√
5 ∙ 3,3 − (4)2

5
𝑆𝑏 = 0,00034√
16,5 − 16

5
𝑆𝑏 = 0,00034√
0,5
𝑆𝑏 = 0,00034 ∙ √10 = 0,0010751744
5. Menghitung nilai SRv
2 2
𝜕𝑅𝑉 2 1 2

𝑆𝑅𝑉 = | ∙ ∙ 𝑆𝑏| + | ∙ ∙ ∆𝑅𝐵 |
𝜕𝑏 3 (1 − 𝑏)2 3
2 2
𝑅𝐵 2 1 2
𝑆𝑅𝑉 = √| ∙ ∙ 𝑆𝑏| + | ∙ ∙ ∆𝑛𝑠𝑡|
(1 − 𝑏)2 3 (1 − 𝑏)2 3
2 2
47000 2 1 2
𝑆𝑅𝑉 = √| ∙ ∙ 0,0010751744| + | ∙ ∙ 0,05|
(1 − 0,9)2 3 (1 − 0,9)2 3
2 2
47000 2 1 2
𝑆𝑅𝑉 = √| ∙ ∙ 0,0010751744| + | ∙ ∙ 0,05|
0,01 3 0,01 3
𝑆𝑅𝑉 = √|3368,8797866|2 + |3,34|2
𝑆𝑅𝑉 = √11349351,017 + 11,1556
𝑆𝑅𝑉 = √11349362,173 = 3368,8814424

𝑆𝑅𝑉 3368,8814424
𝑅𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 = 𝑥 100% = 𝑥 100%
𝑅𝑉 470000
= 0,0071678329 x 100% = 0,0071678329 % atau 0,0071 % (4 AP)

Sehingga didapatkan nilai 𝑅𝑉 = (470000 ± 3368,88) Ω dengan ralat relatif sebesar


0,0071 % (4 AP).
c. Tugas
(a) Dengan melihat letak dari amperemeter pada gambar 1a dan voltmeter pada gambar 1b.
masing-masing sebagai alat ukur arus melalui R dan tegangan ujung-ujung R, maka
bagaimana sebaiknya hambatan masing-masing pada kedua alat tersebut ?
Jawab :
Hambatan yang berada pada amperemeter lebih baik dipasang secara seri, sedangkan
hambatan pada voltmeter lebih baik dipasang secara paralel.
(b) Dapatkah amperemeter berfungsi sebagai voltmeter. Jika dapat, bagaimana rangkaiannya
dan apakah syarat-syaratnya ?
Jawab :
Dapat, syaratnya yaitu dengan cara melakukan pengukuran langsung dan rangkaiannya
yang disusun seri pada amperemeter serta paralel pada voltmeter.
(c) Turunkan persamaan (2) dan (4), sertakan juga syarat-syarat yang diperlukan serta koreksi
yang mungkin diberikan.
Jawab :
Berdasarkan hukum Kirchoff diketahui bahwa 𝛴𝐼 = 0
I masuk = I keluar
Maka:
I1 = I masuk
I2, I3 = I keluar
Jadi, I1 = I2 + I3
I3 = I1 - I3
Apabila rangkaiannya disusun secara paralel, maka beda potensial setiap ujungnya sama (VA=VB)
dimana VA = tegangan I1 dan VB = tegangan I2 sama (VA = V0)
VA = VB
I2 RA = I1RB
𝐼3
𝑅𝑎 = 𝑅𝐵
𝐼2
𝐼1−𝐼2
𝑅𝑎 = (𝑡𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘𝑡𝑖)\
𝐼2

Persamaan 4
Vbt = V1=V2 +V3
V3=V1-V2
I = I1 = I2 = I3
Sehingga diperoleh,
I2=I3
𝑉2 𝑉3
=
𝑅𝑣 𝑅𝑏
𝑉2
𝑅𝑣 = 𝑅𝑏
𝑉3
𝑉2
𝑅𝑣 = 𝑅𝑏
𝑉1 − 𝑉2

d. Grafik Hubungan I1 dan I2 serta V1 dan V2

Grafik hubungan antara I1 dan I2


0.45
0.4
0.35
0.3
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
1 2 3 4 5

Grafik hubungan antara V1 dan V2


1.2

0.8

0.6

0.4

0.2

0
1 2 3 4 5

Series1 Series2

Anda mungkin juga menyukai