Anda di halaman 1dari 8

Rangkaian Setara Thevenin - Norton

Andi Ikhsan Maulana


Fitri Febriani, Fitriani Supriadi, La Jamsari
Fisika 2012
Abstrak
Telah dilakukan praktikum tentang “Rangkaian Setara Thevenin - Norton”. Praktikum ini bertujuan untuk
melakukan pengukuran tegangan Thevenin, hambatan Thevenin, dan arus Norton dari rangkaian-rangkaian
sederhana; menyelidiki pengaruh beban terhadap tegangan dan kuat arus output rangkaian elektronik dengan
menggunakan teorema Thevenin dan Norton. Proses pengambilan data dilakukan dengan cara mengubah secara
berturut-turut tegangan input pada selang 2 Volt sehingga diperoleh besar tegangan dan arus output setiap
selangnya serta menghubungkan dengan tegangan beban yaitu komponen potensiometer Berdasarkan analisis
yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa : besarnya hambatan berbanding lurus dengan besarnya
tegangan dan berbanding terbalik dengan besarnya arus. Sehingga semakin besar nilai hambatan beban, maka
tegangan semakin besar dan arus semakin mengecil dan hal tersebut sesuai dengan teori.

Kata kunci : Rangkaian setara, tegangan Thevenin, hambatan Thevenin, Arus Norton, hambatan
Norton,hambatan beban.

1. Metode Dasar

Ada dua bentuk rangkaian setara, yaitu rangkaian setara Thevenin dan rangkaian setara
Norton.
Definisi Tegangan dan Hambatan Thevenin

Tegangan Thevenin, VTH, didefinisikan sebagai tegangan yang melewati terminal beban saat
hambatan beban terbuka. Karena ini, tegangan Thevenin terkadang disebut dengan tegangan
rangkaian terbuka. Definisinya :
Tegangan Thevenin : VTH = VOC
dengan VOC merupakan singkatan dari “Open – Circuit Voltage”.
Hambatan Thevenin didefinisikan sebagai hambatan yang diukur antar – terminal saat seluruh
sumber dibuat nol (dihubungsingkat) dan hambatan beban terbuka. Sebagai definisi :
Hambatan Thevenin : RTH = ROC.....(1)

Gambar 1.1 memperlihatkan sebuah kotak hitam (black box) yang mengandung rangkaian dengan
sumber searah (DC) dan hambatan linier (hambatan yang tidak berubah dengan naiknya
tegangan).
Theorema Thevenin merupakan alat bantu aplikatif dalam dunia elektronika. Theorema ini tidak
hanya menyederhanakan perhitungan, tetapi juga memungkinkan kita untuk menjelaskan operasi
rangkaian yang tidak mampu dijelaskan hanya dengan menggunakan persamaan
Kirchhoff. (Martawijaya, dkk, 2008).
Definisi Arus dan Hambatan Norton
Arus Norton, IN, didefinisikan sebagai arus beban saat hambatan beban dihubung singkat.
Karena ini, arus Norton terkadang disebut juga dengan arus hubung singkat (Short – Circuit
Current, ISC). Sebagai definisi :
Arus Norton : IN = ISC .....(2)
Hambatan Norton, RN, adalah hambatan yang diukur oleh ohmmeter pada terminal beban saat
seluruh sumber diturunkan menjadi nol dan hambatan beban dibuka (dilepas). Sebagai definisi
Hambatan Norton : RN = ROC.....(3)
Karena hambatan Thevenin dan hambatan Norton memiliki definisi yang sama, maka dapat
dituliskan :
RN = RTH .....(4)

Penurunan ini menunjukkan bahwa hambatan Thevenin sama dengan hambatan Norton. Apabila
kita menghitung hambatan Thevenin sebesar 10 k, maka hambatan Norton juga sebesar 10 k.
Gambar 1.2 memperlihatkan sebuah kotak hitam (Black Box) yang mengandung rangkaian
apa saja dengan sumber searah dan hambatan linier.

(Martawijaya, dkk, 2008).


Norton membuktikan bahwa rangkaian dalam kotak hitam pada seperti pada Gambar 1.2(a)
di atas akan menghasilkan tegangan beban yang sama dengan rangkaian sederhana Gambar
1.2(b). Sebagai penurunan, theorema Norton terlihat sebagai berikut.
VL = IN (RN | | RL) .....(5)
Dengan kata lain, tegangan beban sama dengan arus Norton dikalikan dengan hambatan Norton
yang parallel dengan hambatan beban (Malvino, 2003).
Sebelumnya kita definisikan hambatan Norton setara dengan hambatan Thevenin. Tetapi
perhatikan perbedaan posisi hambatan: hambatan Thevenin selalu diseri dengan sumber tegangan,
sedangkan hambatan Norton selalu paralel dengan sumber arus (Sutrisno, 1986).

2. Identifikasi Variabel
Kegiatan I
a. Variabel manipulasi : tegangan sumber (Volt)
b. Variabel respon : tegangan Thevenin (Volt) dan arus Norton (Ampere)
c. Variabel kontrol : Resistansi (resistor) (Ω)
Kegiatan II
a. Variabel manipulasi : Tegangan Output (Volt)
b. Variabel respon : Arus output (Ampere)
c. Variabel kontrol : Resistansi resistor (R1, R2, R3) (Ω)
3. Definisi Operasional Variabel
a. Kegiatan I
1) Tegangan Sumber (Vs) : adalah tegangan yang berasal dari power supply yang terbaca pada
voltmeter dimana besarnya mulai 2 v sampai 12 v dan satuannya adalah Volt.
2) Tegangan Thevenin (Voc) : tegangan yang jatuh pada resistor (R 2) dan terbaca pada voltmeter
dengan satuan adalah Volt.
3) Arus Norton (IN) : adalah arus yang mengalir pada rangkaian terbaca pada amperemeter
dengan satuan Ampere (A).
4) Resistansi resistor (R1, R2, R3) : besarnya nilai hambatan pada resistor yang dapat dibaca
dari warna cincin pada badan resistor dalam satuan Ω.
b. Kegiatan II
1) Hambatan dalam (RL) : hambatan yang diubah dengan menggunakan resistor variabel
(Potensiometer) yang satuannya adalah ohm.
2) Tegangan Keluaran (V0) : perubahan nilai tegangan yang terbaca pada Voltmeter seiring
dengan perubahan potensiometer untuk mencapai tegangan maksimalnya dengan satuan Volt.
3) Arus Beban (IL) : perubahan nilai arus yang terbaca pada amperemeter akibat dari nilai
potensiometer yang berubah dengan satuan Ampere (A).
4) Resisteansi Resistor (R1, R2 dan R3): besarnya nilai hambatan pada resistor yang dapat dibaca
dari warna cincin pada badan resistor dalam satuan Ω.

4. Alat dan Bahan


a. Resistor, 3 buah
b. Potensiometer, 1 buah
c. Power Supply 0 – 12 VDC, 1 buah
d. Voltmeter 0 – 10 VDC, 1 buah
e. Amperemeter 0 – 1 ADC, 1 buah
f. Papan Kit, 1 buah.
g. Kabel penghubung.

5. Prosedur Kerja
a. Mencatat spesifikasi masing-masing komponen yang digunakan.
b. Membuat rangkaian seperti gambar berikut di atas papan kit yang telah disediakan.
c. Mengatur tegangan sumber sebesar 2 V lalu mengukur tegangan rangkaian buka (VOC) antara
titik A dan B tanpa beban RL dan menghubung singkat Arus (ISC) dengan menempatkan sebuah
Ammeter melintasi A – B (VOC danISC tidak diukur bersamaan).
d. Mengukur pula besar resintansi total rangkaian dengan melepas power supply (rangkaian
dihubung singkat pada posisi sumber dan tanpa beban).
e. Melakukan langkah 3 untuk tegangan sumber 4 V, 6 V, 8 V, dan 10 V.
f. Selanjutnya memasang beban RL pada keluaran rangkaian seperti gambar berikut.
g. Mengatur potensiometer pada posisi minimum dan mengukur tegangan keluaran (Vo) dan arus
beban (IL).
h. Melanjutkan dengan mengubah nilai RL hingga maksimum. Mencatat nilai arus dan tegangan
setiap perubahanRL.

6. Data/ Analisis Data


a. Tabel Pengamatan
R1 = 470Ω ± 5%
R2 = 5600 Ω ± 5%
R3 = 560 Ω ± 5%
RTH = 1.00 Ω
Tabel Pengamatan
Tabel 1Hubungan antara Tegangan Thevenin dan Arus Norton
No VS (Volt) VOC (Volt) IN(mA)

1 2,00 1.66 1.41


2 4,00 3.41 3.01
3 6,00 5.33 5.10
4 8,00 7.15 6.83
5 10,00 9.00 8.77
6 12,00 10.86 10.63

Tabel 2 Hubungan antara Tegangan dan Kuat Arus output


No VO(Volt) IL (mA)

1 0.01 9.83
2 0.51 9.53
3 1.01 9.01
4 1.51 8.80
5 2.01 8.42
6 2.51 7.79
7 3.10 7.58
8 3.51 7.01
9 4.01 6.51
10 4.51 5.83
11 5.01 5.32
12 5.51 4.69
13 6.01 4.67
14 6.51 3.18
15 7.01 3.69
16 7.51 3.13
17 8.01 2.67
18 8.51 2.21
19 9.01 1.61
20 9,51 1.19

b. Analisis Perhitungan
Untuk tegangan Thevenin,(VTH) secara teori
1) Untuk VS=2.00 Volt

2) Untuk VS = 4.00 Volt


3) Untuk VS = 6.00 Volt
4) Untuk VS = 8.00 Volt
5) Untuk VS = 10.00 Volt
6) Untuk VS=12.00 Volt

Untuk hambatan Thevenin (RTH) secara teori, nilainya sama untuk setiap harga tegangan sumber
Harga hambatan Thevenin (RTH) sama dengan harga hambatan Norton (RN)

Untuk arus Norton (IN) secara teori


1) Untuk VS=2.00 Volt
2) Untuk VS = 4.00 Volt
3) Untuk VS = 6.00 Volt
4) Untuk VS = 8.00 Volt
5) Untuk VS = 10.00 Volt
6) Untuk VS=12.00 Volt

Persentase kesalahan
Tegangan Thevenin (VTH)
1) Untuk VS = 2.00 Volt

2) Untuk VS = 4.00 Volt


3) Untuk VS = 6.00 Volt
4) Untuk VS = 8.00 Volt
5) Untuk VS = 10.00 Volt
6) Untuk VS = 12.00 Volt

Hambatan Thevenin (RTH) dan hambatan Norton (RN)

Arus Norton (IN)


1) Untuk VS = 2.00 Volt
2) Untuk VS = 4.00 Volt
3) Untuk VS = 6.00 Volt
4) Untuk VS = 8.00 Volt
5) Untuk VS = 10.00 Volt
6) Untuk VS = 12.00 Volt
7. Pembahasan
Dalam rangkaian setara, terdapat dua jenis yaitu rangkaian setara Thevenin dan rangkaian
setara Norton.
a. Kegiatan I
Pada kegiatan ini, hubungan antara tegangan Thevenin dan arus Norton akan diselidiki. Secara
teori, nilai tegangan Thevenin, arus Norton serta Hamabatan Thevenin dinyatakan dalam bentuk
perhitungan yang telah ditampilkan sebelumnya. Jika dibandingkan dengan nilai yang dinyatakan
dalam perhitungan (nilai teori), seperti nilai tegangan Thevenin 1.84 Volt, 3.69 Volt, 5.53 Volt,
7.38 Volt, 9.22 Volt, dan 11.07, hambatan Thevenin 993.61 Ω, arus Norton 1.85 mA, 3.71 mA ,
5.56 mA , 7.43 mA , 9.28 mA , 11.14 mA, dengan nilai dalam tabel (nilai praktek) dengan
tegangan Thevenin 1.66 Volt, 3.41 Volt, 5.33 Volt, 7.15 Volt, 9.00 Volt, 10.84 Volt, untuk
hambatan Thevenin 1074 Ω, untuk arus Norton yaitu 1.41 mA, 3.01 mA, 5.10 mA, 6.83 mA, 8.77
mA, 10.63 mA, perbedaan antara nilai teori dan nilai yang diperoleh dari percobaan dinyatakan
dalam %diff dengan besar penyimpangan terkecil sebesar 0.64% dan besar penyimpangan
terbesar yaitu sebesar 26.99 %. Sehingga dengan hasil ini sesuai dengan teori (Hukum Ohm).
Untuk hambatan Thevenin dengan batas toleransi 5 %, maka hasil prakteknya sesuai dengan
teori. Timbulnya nilai yang menyimpang dari nilai yang sebenarnya disebabkan oleh
faktor human error. Kesalahan praktikan dalam proses pengambilan data dikarenakan kurang
ketelitian dalam pembacaan alat ukur.
b. Kegiatan II
Pada kegiatan ini, pengaruh hambatan beban terhadap tegangan dan arus output akan diselidiki
dan hasilnya ditampilkan dalam sebuah grafik. Berdasarkan grafik, nilai dari hambatan
potensiometer diperbesar dan haslinya terlihat besarnya tegangan meningkat seiring dengan
turunnya nilai kuat arus. Ini sesuai dengan hukum Ohm. Nilai hambatan secara teori diperoleh
sebesar 993.61 Ω, sedangkan nilai hambatan yang diperoleh secara praktek sebesar 1074 Ω.
Sehingga hasil praktikum sesuai dengan teori (Hukum Ohm) serta untuk hambatan Thevenin
dengan batas toleransi 5 %, maka hasil prakteknya sesuai dengan teori Besarnya penyimpangan
nilai praktek dari nilai toeri adalah 7.78 %. Timbulnya nilai yang menyimpang dari nilai yang
sebenarnya disebabkan juga oleh faktor alat ukur. Kesalahan praktikan dalam proses pengambilan
data dikarenakan alat ukur yang sangat sensitif dan harus digunakan secara manual. Kendala
utama praktikan adalah ketepatan dalam mengubah nilai hambatan pada potensiometer.

8. Kesimpulan
a. Besarnya nilai tegangan Thevenin, hambatan Thevenin dan arus Norton yang diperoleh secara
teori menghampiri nilai yang diperoleh melalui percobaan. Dengan besar penyimpangan yang
kecil sebesar , dapat dikatakan hasil percobaan sesuai dengan teori.
b. Berdasarkan hukum Ohm, bersarnya hambatan berbanding lurus dengan besarnya tegangan dan
berbanding terbalik dengan besarnya arus. Sehingga semakin besar nilai hambatan beban, maka
tegangan semakin besar dan arus semakin mengecil dan hal tersebut sesuai dengan teori.
9. Daftar pustaka
Malvino, A.P. 2003. Prinsip-Prinsip Elektronika, Buku 1. Jakarta : Salemba Teknika.
Martawijaya, M. A., dkk. 2008. Dasar – Dasar Elektronika, Buku 1. Makassar : Badan Penerbit UNM
Makassar.
Sutrisno. 1986. Elektronika, Teori dan Penerapannya, Jilid 1. Bandung : Penerbit ITB

Anda mungkin juga menyukai