Kata kunci : Rangkaian setara, tegangan Thevenin, hambatan Thevenin, Arus Norton, hambatan
Norton,hambatan beban.
1. Metode Dasar
Ada dua bentuk rangkaian setara, yaitu rangkaian setara Thevenin dan rangkaian setara
Norton.
Definisi Tegangan dan Hambatan Thevenin
Tegangan Thevenin, VTH, didefinisikan sebagai tegangan yang melewati terminal beban saat
hambatan beban terbuka. Karena ini, tegangan Thevenin terkadang disebut dengan tegangan
rangkaian terbuka. Definisinya :
Tegangan Thevenin : VTH = VOC
dengan VOC merupakan singkatan dari “Open – Circuit Voltage”.
Hambatan Thevenin didefinisikan sebagai hambatan yang diukur antar – terminal saat seluruh
sumber dibuat nol (dihubungsingkat) dan hambatan beban terbuka. Sebagai definisi :
Hambatan Thevenin : RTH = ROC.....(1)
Gambar 1.1 memperlihatkan sebuah kotak hitam (black box) yang mengandung rangkaian dengan
sumber searah (DC) dan hambatan linier (hambatan yang tidak berubah dengan naiknya
tegangan).
Theorema Thevenin merupakan alat bantu aplikatif dalam dunia elektronika. Theorema ini tidak
hanya menyederhanakan perhitungan, tetapi juga memungkinkan kita untuk menjelaskan operasi
rangkaian yang tidak mampu dijelaskan hanya dengan menggunakan persamaan
Kirchhoff. (Martawijaya, dkk, 2008).
Definisi Arus dan Hambatan Norton
Arus Norton, IN, didefinisikan sebagai arus beban saat hambatan beban dihubung singkat.
Karena ini, arus Norton terkadang disebut juga dengan arus hubung singkat (Short – Circuit
Current, ISC). Sebagai definisi :
Arus Norton : IN = ISC .....(2)
Hambatan Norton, RN, adalah hambatan yang diukur oleh ohmmeter pada terminal beban saat
seluruh sumber diturunkan menjadi nol dan hambatan beban dibuka (dilepas). Sebagai definisi
Hambatan Norton : RN = ROC.....(3)
Karena hambatan Thevenin dan hambatan Norton memiliki definisi yang sama, maka dapat
dituliskan :
RN = RTH .....(4)
Penurunan ini menunjukkan bahwa hambatan Thevenin sama dengan hambatan Norton. Apabila
kita menghitung hambatan Thevenin sebesar 10 k, maka hambatan Norton juga sebesar 10 k.
Gambar 1.2 memperlihatkan sebuah kotak hitam (Black Box) yang mengandung rangkaian
apa saja dengan sumber searah dan hambatan linier.
2. Identifikasi Variabel
Kegiatan I
a. Variabel manipulasi : tegangan sumber (Volt)
b. Variabel respon : tegangan Thevenin (Volt) dan arus Norton (Ampere)
c. Variabel kontrol : Resistansi (resistor) (Ω)
Kegiatan II
a. Variabel manipulasi : Tegangan Output (Volt)
b. Variabel respon : Arus output (Ampere)
c. Variabel kontrol : Resistansi resistor (R1, R2, R3) (Ω)
3. Definisi Operasional Variabel
a. Kegiatan I
1) Tegangan Sumber (Vs) : adalah tegangan yang berasal dari power supply yang terbaca pada
voltmeter dimana besarnya mulai 2 v sampai 12 v dan satuannya adalah Volt.
2) Tegangan Thevenin (Voc) : tegangan yang jatuh pada resistor (R 2) dan terbaca pada voltmeter
dengan satuan adalah Volt.
3) Arus Norton (IN) : adalah arus yang mengalir pada rangkaian terbaca pada amperemeter
dengan satuan Ampere (A).
4) Resistansi resistor (R1, R2, R3) : besarnya nilai hambatan pada resistor yang dapat dibaca
dari warna cincin pada badan resistor dalam satuan Ω.
b. Kegiatan II
1) Hambatan dalam (RL) : hambatan yang diubah dengan menggunakan resistor variabel
(Potensiometer) yang satuannya adalah ohm.
2) Tegangan Keluaran (V0) : perubahan nilai tegangan yang terbaca pada Voltmeter seiring
dengan perubahan potensiometer untuk mencapai tegangan maksimalnya dengan satuan Volt.
3) Arus Beban (IL) : perubahan nilai arus yang terbaca pada amperemeter akibat dari nilai
potensiometer yang berubah dengan satuan Ampere (A).
4) Resisteansi Resistor (R1, R2 dan R3): besarnya nilai hambatan pada resistor yang dapat dibaca
dari warna cincin pada badan resistor dalam satuan Ω.
5. Prosedur Kerja
a. Mencatat spesifikasi masing-masing komponen yang digunakan.
b. Membuat rangkaian seperti gambar berikut di atas papan kit yang telah disediakan.
c. Mengatur tegangan sumber sebesar 2 V lalu mengukur tegangan rangkaian buka (VOC) antara
titik A dan B tanpa beban RL dan menghubung singkat Arus (ISC) dengan menempatkan sebuah
Ammeter melintasi A – B (VOC danISC tidak diukur bersamaan).
d. Mengukur pula besar resintansi total rangkaian dengan melepas power supply (rangkaian
dihubung singkat pada posisi sumber dan tanpa beban).
e. Melakukan langkah 3 untuk tegangan sumber 4 V, 6 V, 8 V, dan 10 V.
f. Selanjutnya memasang beban RL pada keluaran rangkaian seperti gambar berikut.
g. Mengatur potensiometer pada posisi minimum dan mengukur tegangan keluaran (Vo) dan arus
beban (IL).
h. Melanjutkan dengan mengubah nilai RL hingga maksimum. Mencatat nilai arus dan tegangan
setiap perubahanRL.
1 0.01 9.83
2 0.51 9.53
3 1.01 9.01
4 1.51 8.80
5 2.01 8.42
6 2.51 7.79
7 3.10 7.58
8 3.51 7.01
9 4.01 6.51
10 4.51 5.83
11 5.01 5.32
12 5.51 4.69
13 6.01 4.67
14 6.51 3.18
15 7.01 3.69
16 7.51 3.13
17 8.01 2.67
18 8.51 2.21
19 9.01 1.61
20 9,51 1.19
b. Analisis Perhitungan
Untuk tegangan Thevenin,(VTH) secara teori
1) Untuk VS=2.00 Volt
Untuk hambatan Thevenin (RTH) secara teori, nilainya sama untuk setiap harga tegangan sumber
Harga hambatan Thevenin (RTH) sama dengan harga hambatan Norton (RN)
Persentase kesalahan
Tegangan Thevenin (VTH)
1) Untuk VS = 2.00 Volt
8. Kesimpulan
a. Besarnya nilai tegangan Thevenin, hambatan Thevenin dan arus Norton yang diperoleh secara
teori menghampiri nilai yang diperoleh melalui percobaan. Dengan besar penyimpangan yang
kecil sebesar , dapat dikatakan hasil percobaan sesuai dengan teori.
b. Berdasarkan hukum Ohm, bersarnya hambatan berbanding lurus dengan besarnya tegangan dan
berbanding terbalik dengan besarnya arus. Sehingga semakin besar nilai hambatan beban, maka
tegangan semakin besar dan arus semakin mengecil dan hal tersebut sesuai dengan teori.
9. Daftar pustaka
Malvino, A.P. 2003. Prinsip-Prinsip Elektronika, Buku 1. Jakarta : Salemba Teknika.
Martawijaya, M. A., dkk. 2008. Dasar – Dasar Elektronika, Buku 1. Makassar : Badan Penerbit UNM
Makassar.
Sutrisno. 1986. Elektronika, Teori dan Penerapannya, Jilid 1. Bandung : Penerbit ITB