Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENGAMATAN SUHU RUANG

DENGAN SLING TERMOMETER


MATA KULIAH FISIKA BANGUNAN

DISUSUN OLEH :
MEITI REGITA INDAHSARI – 41891
CLARISSA TANIKA – 41892
KIRONO ARUNDATI – 42174

JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR DAN PERENCANAAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2015
I. PEMBUATAN SLING TERMOMETER
A. Alat dan Bahan :
- 2 bh Termometer Ruang
- 1 bh Batang Bambu
- 8 bh Tusuk Sate
- Lakban Hitam
- Gunting
- Cutter
- Lem G
- Kapas
- Air

B. Cara Pembuatan :
1. Melepaskan salah satu kait gantung dari termometer.
2. Memastikan kait gantung yang tidak dilepas menghadap ke atas, sehingga tidak
terjepit di antara termometer ruang.
3. Menyatukan dua buah termometer ruang dengan posisi saling membelakangi
dengan merekatkan bagian atas dan bawahnya menggunakan lakban hitam.
4. Memasang lakban hitam sehingga membentuk gulungan yang tebal pada salah
satu ujung batang bambu.
5. Memasukkan batang bambu dari ujung yang belum dipasang lakban hitam ke
dalam kait gantung termometer.
6. Memasang gulungan lakban hitam, seperti pada langkah no. 4, tepat di bawah
kait gantung termometer. Gulungan-gulungan lakban hitam ini berfungsi
sebagai pembatas pergerakkan kait gantung termometer.
7. Menyusun delapan buah tusuk sate, mengelilingi bagian bawah batang bamboo,
kemudian merekatkannya dengan lakban hitam pada dua ujungnya. Susunan
tusuk sate ini untuk memperkuat bagian batang bambu yang berfungsi sebagai
pegangan Sling Termometer.
8. Menambahkan Lem G pada sela-sela tusuk sate untuk menciptakan pegangan
Sling Termometer yang rigid.
9. Menambahkan kapas yang sudah dibasahi pada pangkal tabung raksa salah satu
termometer ruang yang ada.

II. PENGAMATAN
Pengujian Sling Termometer yang kami lakukan berlokasi di ruangan yang sudah
ditentukan oleh asisten dosen yaitu Ruang Kuliah K4, Kampus JUTAP UGM.
Pengujian dilakukan pada tiga titik yang berbeda yaitu area ruangan yang jauh dari
matahari, area tengah ruangan, dan area ruangan yang dekar dengan matahari.
Setiap titik diuji sebanyak tiga kali, pada kisaran waktu yang berbeda-beda, sekitar
pukul 09.00 WIB, 12.00 WIB, dan 16.00 WIB. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
perbedaan suhu dan kelembaban pada tiap titik ruangan dan waktu yang berbeda.

TABEL HASIL PENGAMATAN

Tabel 1 – Perhitungan Sling Termometer


Ruang 1 (°C) Ruang 2 (°C) Ruang 3 (°C)
Sling Termometer
9:00 13:00 15:00 9:00 13:00 15:00 9:00 13:00 15:00
Tanpa Kapas 24 28 28 24 27 28 23 26 28
Dengan Kapas 25 27 25 23 24 25 22 25 25

Tabel 2 – Perhitungan Setelah Dikalibrasi

Ruang 1 (°C) Ruang 2 (°C) Ruang 3 (°C)


Sling Termometer
9:00 13:00 15:00 9:00 13:00 15:00 9:00 13:00 15:00
Tanpa Kapas 23.7 27.7 27.7 23.7 26.7 27.7 22.7 25.7 27.7
Dengan Kapas 22.9 24.9 22.9 20.9 21.9 22.9 19.9 22.9 22.9
Berdasarkan hasil perhitungan Sling Termometer di atas, maka diperoleh data
kenyamanan termal sebagai berikut :
Dry Wet
Difference Humidity Air Velocity
Point / Position Temperature Temperature
(°C) (%) (m/s)
(°C) (°C)
9:00 23.7 22.9 0.8 0.0
1 13:00 27.7 24.9 2.8 0.0
15:00 27.7 22.9 4.8 0.0
9:00 23.7 20.9 2.8 0.0
2 13:00 26.7 21.9 4.8 0.0
15:00 27.7 22.9 4.8 0.0
9:00 22.7 19.9 2.8 0.0
3 13:00 25.7 22.9 2.8 0.0
15:00 27.7 22.9 4.8 0.0
Average 25.9 22.5 3.5 70.0 0.0

Data yang digunakan berasal dari hasil pengamatan suhu menggunakan Sling
Termometer yang telah dikalibrasi, dengan menggunakan kecepatan angin standar
yaitu 0.0 (nol). Kelembaban udara didapatkan dengan membandingkan kolom tabel
udara kering rata-rata dan kolom selisih suhu rata-rata dengan tabel acuan berikut :

Data di atas kemudian diolah dengan menggunakan kalkulator suhu sehingga


diperoleh hasil sebagai berikut :
o Dry Temperature

o Wet Temperature
ANALISA HASIL PENGAMATAN

Dari kalkulator suhu yang digunakan, dapat terlihat bahwa kenyamanan termal
dalam suatu ruang dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik dari ruang itu sendiri
maupun dari para penggunanya. Faktor-faktor tersebut antara lain, suhu ruangan,
radiasi panas benda, kelembaban relatif, kecepatan angin, jenis aktivitas yang
dilakukan dalam ruang tersebut, serta jenis penutup tubuh / pakaian yang digunakan
oleh pengguna ruang.

Berdasarkan hasil penghitungan dari Dry Temperature yang telah dilakukan, dapat
terlihat bahwa kondisi termalnya sudah mendekati netral cenderung hangat dengan
nilai 0.6 skala PMV. Persentase ketidakpuasan pengguna ruangnya menunjukkan
nilai sebesar 12.5% yang dapat dikatakan sebagai nilai yang cukup kecil, dengan
kata lain, ruangan ini sudah cukup nyaman bagi sebagian besar penggunanya.

Sedangkan, pada penghitungan Wet Temperature, dapat terlihat bahwa kelembaban


ruangan tersebut sangat mendekati tingkat netral dengan sedikit kecenderungan ke
arah dingin dengan nilai -0.1 skala PMV. Kondisi kelembaban ruangan yang netral
ini, dapat dikatakan berada pada kondisi yang sangat nyaman bagi para
penggunanya, hal ini juga didukung dengan nilai persentase ketidakpuasan yang
muncul hanya mencapai 5.2%.

Berdasrkan SNI T 03-6572-2001 mengenai standar yang berkaitan dengan masalah


peningkatan kenyamanan termal ruang pada bangunan, maka standar kenyaman
termal untuk daerah tropis seperti di Indonesia dibagi menajadi 3, yaitu :
- Sejuk Nyaman (20.5 °C ~ 22.8°C)
- Nyaman Optimal (22.8 °C ~ 25.8°C)
- Hangat Nyaman (25.8°C ~ 27.1°C)
Selain itu, kelembaban udara relatif yang dianjurkan antara 40% ~ 50% namun,
untuk ruangan dengan jumlah orang yang banyak atau padat, kelembaban udara
relatif dapat masih diperbolehkan hingga kisaran 55% ~ 60%. Maka, jika kita
bandingkan hasil pengamatan sebelumnya dengan standar yang ada ini, tingkat
kelembaban udara relatif yang ada pada ruangan sudah termasuk melampaui
standara yang ada, bahkan untuk ukuran ruang yang padat manusia.
Untuk mencapai kondisi nyaman, kecepatan udara yang jatuh di atas kepala tidak
boleh lebih besar dari 0.25 m/s dan sebaiknya lebih kecil dari 0.15 m/s.
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai