Minimalisasi Limbah
Popok Sekali Pakai (Pospok) vs. Popok Kain
KELOMPOK 7
Jenis Ultras adalah tipe popok sekali pakai yang paling dominan
dijual di pasar, sekitar 94 persen dari pasar pada tahun 1999
(Mintel, 2000). Popok sekali pakai dijual dalam beberapa ukuran
untuk berat bayi yang berbeda – beda, ukuran yang paling populer
berkisar antara bayi yang beratnya antara 9 sampai 18 kg
(Mintel,2000).
Klasifikasi
POPOK BIASA
Praktis
Fashionable
Daya serap tinggi
Kelebihan
POPOK KAIN
Kekurangan
POPOK KAIN
Goal and
Scope
Life Cycle
Inventory
Interpretation
Goal and Scope
GOALS :
Tujuan dari analisis ini adalah untuk menilai dampak potensi “Life
Cycle Assessment” yang terkait dengan penggunaan popok
sekali pakai dan popok kain di Inggris pada tahun 2001-2002.
Selanjutnya tujuan analisis ini dibagi menjadi dua yaitu ;
1. Untuk mengkompilasi siklus hidup secara rinci dengan
Goals and Scope lingkungan yang terkait dengan produksi, penggunaan dan
Pospak vs Popok pembuangan popok sekali pakai dan popok kain,
BOUNDARY :
Analisis ini tak membahas mengenai jenis produk popok yang
digunakan di pasaran. Melainkan hanya fokus pada tipe
popok yang mencakup popok sekali pakai dan popok kain
Life Cycle Inventory
Pada langkah ini akan dilakukan pendataan dan
pembobotan proses pada siklus hidup (life cycle) popok
sekali pakai, mulai dari sejak produksi hingga sampai ke
Life Cycle tangan konsumen.
Inventory Metode pengambilan data menggunakan sistem kuisioner
untuk Pospak yang dibagikan ke berbagai industri di UK yang
memproduksi popok yang berfokus pada data konsumsi
proses produksi (energi, air dan material) dan data emisi.
Berikut adalah tahapan “life cycle” popok sekali pakai (pada
kasus di Inggris) sejak produksi hingga menjadi sampah ;
1. PRODUKSI POPOK SEKALI PAKAI
Dari hasil kuisioner yang telah didapat, di simpulkan bahwa
seluruh industri popok secara tipikal menggunakan
Life Cycle memproduksi dengan proses mekanis yang bersifat kontinyu.
Inventory Proses yang tersebut berjalan secara otomatis sejak
untuk Pospak menginputan komposisi hingga proses pengemasan.
2. TRANSPORTASI KE OUTLET PENGECER
Karena keterbatasan data, maka diasumsikan bahwa produk
popok yang dimaksud dianggap telah ditansportasikan
sejauh 500 km ke outlet pengecer dalam 40 ton truk.
Berikut rata-rata proses
produksi meliputi input/output
data tiap ton popok
3. OUTLET PENGECER
Berdasarkan hasil penelitian, belum ditemukan data yang jelas
mengenai penggunaan energi oleh toko pengecer popok.
Namun dapat diasumsikan jika toko yang dimaksud adalah
supermarket, dengan konsumsi tipikal 3.2 juta kWh (sesuai
Life Cycle Hasil analisis dari (WISARD waste: Integrated Systems Assessment
for Recovery and Disposal) menyatakan bahwa kebutuhan energi
Inventory pada proses landfill telah terkover dengan adanya gas
untuk Pospak manajemen, dan pemulihan energi dari pembakaran produk.
Sedangkan kebutuhan listrik untuk model insinerasi adalah 450
kWh perton sampah
Berikut data Life Cycle Inventory sejak proses awal hingga akhir
Pada tahap ini memang ditemukan berbagai variasi
penggunaan jenis popok kain yang ada di masyarakat. Oleh
karena itulah ERM dan Environmental Agency UK melakukan
survey terlebih dahulu sebelum melakukan penilaian
ataupun pembobotan siklus hidup popok kain. Survey
Life Cycle
tentunya dilakukan dengan pendekatan yang berbeda
Inventory sesuai dengan kondisi eksisiting
untuk Popok
Setelah dilakukan survey baik oleh ERM ataupun
Kain Environmental Agency, disimpulkan bahwa jenis popok kain
handuk adalah jenis yang paling banyak diminati di pasaran.
Dengan jumlah peminat 37% dari total pengguna popok
segala jenis di Inggris (ERM, 2000-2001)
1. KEBUTUHAN LISTRIK
Dari kedua jenis popok yang sedang diulas dalam proses
produksinya emang membutuhkna listrik untuk kepentingan
produksinya. Namun dalam penelitian ini tidak menyebutkan
secara jelas besaran daya yang dibutuhkan dalam proses
Life Cycle produksi.
Inventory 2. PRODUKSI KAPAS
untuk Popok Data input/output kapas akan dijelaskan pada slide selanjutnya
3. PRODUKSI PEMINTALAN KAPAS
Kain Pada taraf ini penulis telah mengalokasikan kehilangan
material dan konsumsi listrik. Berdasarkan BTTG (BTTG, 1990)
dan Rudramoothy et al., (2000), telah dialokasikan 10 kWh
perkilo produksi dan 10% kehilangan material.
Data input/output kapas pada
popok kain.
4. TRANSPORTASI HASIL PINTALAN KE UK
Penulis telah mengalokasikan 6500 km perjalanan laut (New
York ke UK) dan 1000 km perjalanan darat (di UK dan US)
5. PRODUKSI POPOK
Popok kain memang sebagian kecil diproduksi di UK tapi
Life Cycle mayoritas masyarakat percaya bahwa pada tahun-tahun
Inventory tersebut popok kebanyakan diproduksi di timur yaitu negara
Kain - Pencucian
- Penggunaan detergen
- Penggunaan pelembut
- Pengering
- Seterika
10.MASA PAKAI
Life Cycle Popok kain pada umumnya kan terus digunakan hingga nilai
Inventory gunanya habis (rusak)
untuk Popok
Kain
Life Cycle Impact Assessment
Impact profile for disposable nappy system (Mixed Scenario: 1 child,
2.5 years, 4.16 changes)
Impact Unit Total Raw Retail Consumer End of life
Category materials, electricity transport waste
nappy and home management
manufacture packaging
and transport
to retail
Abiotic % 100 96.0 3.8 4.7 -4.4
resource
depletion
kg Sb eq 4.82 4.63 0.18 0.22 -0.21
Global % 100 74.3 4.4 6.4 15.0
warming
(GWP100)
kg CO2 626 465 27 40 94
eq
Ozone layer % 100 8.8 7.7 0 83.6
depletion
Pospok (ODP)
Photochemica
kg CFC-
11 eq
%
0.000
26
100
0.000023
57.4
0.000020
3.7
0
16.1
0.000219
22.9
Acidification
kg C2H2
%
0.174
100
0.100
95.1
0.006
3.9
0.028
3.9
0.040
-3.0
kg SO2 3.78 3.60 0.15 0.15 -0.11
eq
Eutrophication % 100 93.2 4.8 0 2.0
kg PO4 0.338 0.315 0.016 0 0.007
eq
Human % 100 82.1 17.8 0 0.1
toxicity
kg 1,4-DB 49.4 40.5 8.8 0 0.1
eq
Fresh water % 100 38.7 12.9 0 48.4
aquatic
ecotoxicity
kg 1,4-DB 7.01 2.72 0.91 0 3.4
eq
Terrestrial. % 100 86.2 4.8 0 9.0
ecotoxicity
kg 1,4-DB 1.92 1.66 0.09 0 0.17
eq
Note: ital.ics indicate less well developed impact methodologies
Pospok
(Studi Kasus)
Interpretation
Jadi, tidak ada perbedaan yang signifikan antara penggunaan
popok sekali pakai dan popok reusable. Sedangkan dampak
lingkungan yang ditimbulkan adalah sebagai berikut :
Pemanasan global;
Penipisan ozon
Pembentukan kabut asap musim panas;
Interpretasi Menipisnya cadangan non-terbarukan (menipisnya sumber
LCA daya abiotik);
Pencemaran air hara (eutrofikasi);
Pengasaman;
Toksisitas manusia; dan
Air dan langkah-langkah toksisitas terestrial.
Meskipun keduanya memiliki dampak yang mirip, tahapan
siklus hidup yang merupakan sumber utama untuk dampak
ini berbeda untuk setiap sistem.
Interpretasi paling utama adalah ketika proses produksi bahan baku dan
konversi bahan ke dalam komponen popok sekali pakai,
LCA misalnya, pulp dan penyerap polimer.
LCA Hasil studi menunjukkan bahwa produsen popok sekali pakai harus
fokus pada penurunan berat bahan dan perbaikan di bidang manufaktur
bahan. Sedangkan, untuk popok kain hendaknya fokus pada
penghematan energi listrik dan energi air yang digunakan dalam
mencuci dan mengeringkan popok tersebut
Terima kasih