Anda di halaman 1dari 96

Persepsi Terhadap Dokumen Lingkungan

PERMASALAHAN
• Di internal, masalah lingkungan masih disikapi secara beragam.
• Dokumen lingkungan, Tebal dan dianggap kelengkapan administrasi semata
• Dokumen bersifat kualitatif ( tidak bisa diukur )
• Tidak sebanding jumlah konsultan lingkungan dengan kebutuhan.
• Waktu legalisasi dokumen sulit diprediksi (ketergantungan eksternal - KLH/BLHD )

UU NO. 32 Thn 2009 ttg PPLH

PARADIGMA BARU
 Merupakan keharusan, sesuai UU 32/2009 ada sanksi
 Integrasi Dok Lingkungan ke dalam Detailed Engineering Design
(DED) dan Pelaksanaan fisik .
 Diatur dalam Spek, TOR Perencanaan, dok kontrak dan TOR
supervisi
 Harus terkuantifikasi.
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Jalan Sbg Sistem Transportasi Nasional

“Mendukung ekonomi, sosial budaya, lingkungan,


politik, pertahanan & keamanan”
 Pemanasan Global
 Degradasi Lingkungan
Isu Global  Degradasi Infrastruktur
 Perlindungan &
CLIMATE
Pengelolaan
CHANGE
Lingkungan
Hidup (PPLH)

“memenuhi kebutuhan
Pembangunan sekarang tanpa mengorbankan
Berkelanjutan pemenuhan kebutuhan
generasi yg akan datang”
Mitigasi dan adaptasi
terhadap perubahan iklim
FENOMENA PERUBAHAN IKLIM

Meningkatnya Temperatur Udara


Meningkatnya Curah Hujan
Kenaikan Muka Air Laut
Meningkatnya Intensitas Kejadian
Ekstrim
Apa yang dimaksud dengan
Mitigasi Perubahan Iklim?

.....
Adalah berbagai tindakan aktif untuk mencegah/
memperlambat terjadinya perubahan iklim/ pemanasan
global & mengurangi dampak perubahan iklim/pemanasan
global (melalui upaya penurunan emisi Gas Rumah Kaca
(GRK), peningkatan penyerapan GRK, dll.)

.......
Semua intervensi manusia yang menurunkan
sumber-sumber gas rumah kaca atau yang
meningkatkan penyerapannya.
MITIGASI PERUBAHAN IKLIM
DI INDONESIA

1. Proyek pengurangan emisi (penggunaan energi


rendah emisi);
2. Proyek penyerapan karbon (kehutanan:
aforestasi dan reforestasi).
MITIGASI PERUBAHAN IKLIM
UNTUK INFRASTRUKTUR

Proyek pengurangan emisi (penggunaan energi


rendah emisi);
- Konstruksi ramah lingkungan ( Aspal temperatur
rendah, aspal busa, penggunaan campuran aspal
dingin / cold mix ).
- Menciptakankan lalu lintas lancar ( hemat bahan
bakar ).
Apa yang dimaksud dengan
Adaptasi Perubahan Iklim?
.....
Adalah suatu respon terhadap stimulus atau pengaruh
iklim nyata atau perkiraan yang dapat meringankan
dampak buruknya atau memanfaatkan peluang-
peluangnya yang menguntungkan.

Pada manusia, adaptasi dapat bersifat antisipatif dan


reaktif dan dapat dilaksanakan oleh sektor-sektor publik
atau swasta.

.....
Adalah langkah yang perlu kita lakukan untuk
menghadapi perubahan iklim yang tengah terjadi. Bisa
dikatakan sebagai langkah penyesuaian atau adaptasi
sehingga kita dan lingkungan kita bisa tetap lestari.
MENINGKATNYA TEMPERATUR UDARA

 Temperatur rata-rata tahunan di Indonesia mengalami kenaikan 0.30C


(pengamatan sejak 1990).

 Dampak terhadap infrastruktur:


◦ Mempercepat aging permukaan jalan, baik pada perkerasan lentur
ataupun beton.
◦ Meningkatnya laju korosi pada baja dan mempercepat penuaan unsur
besi pada baja sehingga nilai strukur pada baja jembatan berkurang.
◦ Meningkatnya sebaran titik api (hot spot) yang akan berpengaruh
terhadap struktur jalan maupun jembatan
◦ Peningkatan biaya operasional pemeliharaan jalan dan jembatan.

 Pengendalian temperatur udara dapat dilakukan dengan penanaman


pohon di pinggir jalan atau penggunaan low heat reflective pavement
MENINGKATNYA CURAH HUJAN
 Diperkirakan akibat perubahan iklim, Indonesia akan
mengalami kenaikan curah hujan 2-3 % per tahun, serta musim
hujan yang lebih pendek.
 Dampak terhadap infrastruktur:
o Terendamnya jalan akibat banjir dapat menyebabkan air masuk
kedalam perkerasan jalan sehingga mengakibatkan terjadinya
pumping saat kendaraan melewatinya.
o Pengikisan tiang pancang jembatan akibat terbentur material

sampah keras yang hanyut bersama banjir.


o Curah hujan yang tinggipada rentang waktu pendek dapat memicu

terjadinya gerusan permukaan dan longsor


 Pengendalian dapat dilakukan dengan:
o Membuat drainase jalan yang memadai dan memenuhi persyaratan
teknis.
o Terpelihara dan dapat diyakininya pelayanan drainase jalan.
KENAIKAN PERMUKAAN AIR LAUT [1]

Sekitar 40 juta masyarakat Indonesia yang bermukim dalam


jarak 10 m dari permukaan air laut rata-rata, sangat rentan
terhadap perubahan permukaan air laut.

Dampak terhadap infrastruktur:


◦ Jaringan jalan di pesisir akan terendam dan mengakibatkan
peningkatan laju korosi pada jalan beton dan peningkatan
proses penuaan dan oksidasi pada jalan beraspal.
◦ Lebih lanjut akan mengakibatkan kota yang berada di pesisir
rentan “kehilangan” aset jalan, sehingga kehandalan
keberkelanjutan pemanfaatan jalan berkurang dan menghambat
pertumbuhan ekonomi, terutama apabila jalan tersebut
merupakan akses ke pusat distribusi (seperti pelabuhan).
KENAIKAN PERMUKAAN AIR LAUT [2]

Pengendalian kenaikan air laut dapat dilakukan


dengan cara:
◦ Memindahkan jalan ke kawasan yang lebih aman dari
pengaruh kenaikan permukaan air laut.
◦ Pembangunan tanggul-tanggul di daerah pantai.
◦ Perlindungan terhadap pelabuhan, bangunan atau
infrastruktur lainnya yang rentan terhadap kenaikan air
laut.
◦ Konservasi air antara lain melakukan kampanye publik
untuk mencegah kontaminasi oleh air laut.
◦ Penerapan teknologi untuk memperoleh air bersih dan
air yang telah tercemar.
◦ Perubahan pola penangkapan ikan oleh nelayan.
MENINGKATNYA INTENSITAS KEJADIAN EKSTRIM

Dampak terhadap infrastruktur:
◦ Peningkatan CO2 yang berasal dari pekerjaan jalan dengan perkerasan lentur maupun kaku.
◦ Peningkatan NO dan CO2 yang berasal dari sisa pembuangan kendaraan bermotor yang
terjadi akibat berkurangnya kecepatan kendaraan yang disebabkan karena kapasitas jalan
yang tidak sesuai dengan jumlah kendaraan.
◦ Bertambah panjangnya periode musim kering mengakibatkan lapisan aspal banyak
mengelupas.
◦ Badai dan angin kencang dapat merusak struktur hingga mengakibatkan terputusnya jalur
jalan dan jembatan.


Pengendalian dapat dilakukan dengan cara:
◦ Teknologi tanaman pereduksi polusi udara
◦ Mengurangi kemacetan pada kawasan perkotaan
◦ Teknologi poros aspal (Penggunaan material additif yang dapat menurunkan suhu
pencampuran dan waktu pemadatan lebih cepat)
◦ Sistem peringatan dini untuk badai
◦ Pembangunan jalan dan jembatan dengan struktur tahan badai
IMPLEMENTASI GREEN CONSTRUCTION

 Penggunaan teknologi organik untuk pekerjaan


stabilisasi lereng, seperti rumput vetiver
 Penanaman pohon pelindung yang berfungsi sebagai
estetika dan pereduksi kadar polusi udara
 Pengembangan pemakaian ulang bahan (recycled
asphalt), khususnya untuk proyek pemeliharaan jalan
 Rencana untuk mengadopsi proses bioremediasi
limbah oli pada pengoperasian base camp
DUKUNGAN BINA MARGA DALAM KONSTRUKSI HIJAU
(GREEN CONSTRUCTION)

• Mempertimbangkan kajian lingkungan dan memasukkan


pertimbangan dampak dari suatu kegiatan sebagai salah satu
kriteria dalam pemberian izin pelaksanaan konstruksi.
• Melakukan Penyusunan Dokumen Lingkungan untuk setiap
Pembangunan/Preservasi Jalan dan melakukan penerapan/
rekomendasi di dalam implementasinya.
 Merencanakan Jaringan Jalan yang memenuhi
standar geometrik yang hemat energi serta
berwawasan lingkungan, mengurangi kemacetan
lalu lintas di perkotaan melalui pelebaran jalan,
pembangunan jalan baru & flyover.
 Memanfaatkan teknologi yang ramah lingkungan
dalam desain.
ACUAN PENANAMAN POHON
TINDAKAN PENANGGUNG JAWAB
Menggalakkan penanaman & pemeliharaan Kementerian PU,
pohon disepanjang ruas jalan nasional, provinsi, Pemerintah Provinsi dan
kabupaten/kota, serta disepanjang bantaran Pemerintah Kabupaten/Kota
sungai

Sumber: Inpres No. 1 Tahun 2010

NO RENCANA AKSI KEGIATAN/SASARAN PERIODE LOKASI PENANGGUNG


JAWAB
17. Penanaman Penanaman pohon 2010-2014 Jalan nasional di Kementerian
pohon sepanjang 10.000 km seluruh Pekerjaan
Indonesia, Umum
terutama jalan
perkotaan

Sumber: Perpres No. 61 Tahun 2011


“Tujuan Penanaman Pohon di RUMIJA adalah untuk
meningkatkan fungsi jalur hijau pada RUMIJA dalam
menciptakan suasana lingkungan sepanjang jalan yang
lebih nyaman, indah dan untuk mengurangi tingkat
pencemaran udara serta kebisingan.”
ISTILAH LINGKUNGAN

DAL = An a li s is M engenai
A M
n
Dampak Lingkunga

L = K e ra n g ka A c u an ANDAL
KA-ANDA
A n ali sis D a m p a k Lingkungan
ANDAL =
e n g e lo la a n L in gk ungan
RKL = Rencana P
e m an ta u a n L in gk ungan
RPL = Rencana P

a P e ng elo la a n Li n gkungan
UKL = Upay L in gkungan
a P e m a n ta u an
UPL = Upay e s anggupan
t Pe rn ya ta a n K
SPPL= Sura n L ingkungan
n & P e m a n ta u a
Pengelolaa
Hidup
ISTILAH SOSIAL

ENA
WTP :WARGA TERK
PROYEK

AP : L a n d A c q uis ition and


LAR ( R e n c an a Kerja
o n P la n
Resettlement Acti ukiman
T a n ah d a n P e m
Pengadaan
Kembali)
i P e n e lu su r a n P en gadaan
TRACER: Stud
Tanah

na li sa Dampak S osial
(ANDAS ) : A
PERATURAN PERUNDANGAN

• UU No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati


dan Ekosistemnya
• UU No. 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya
• UU No. 38 tahun 2004 tentang Jalan
• UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
• UU No. 23 tahun 2007 tentang Perkeretaapian
• UU No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang
• UU No. 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
LANJUTAN...

UU RI No. 41 Thn 1999 Kepmen LH No. 11 Tahun 2006 ttg


Jenis Rencana Usaha dan/atau
ttg Kehutanan
kegiatan yg wajib dilengkapi dgn
UU RI No. 32 Thn 2009 AMDAL
ttg PPLH Permen PU No. 10/PRT/M/2008 ttg
(Perlindungan Penetapan Jenis Rencana Usaha
Pengelolaan dan/atau Keg. Bidang PU Yg Wajib
Lingkungan Hidup) Dilengkapi dgn UKL/UPL
UU RI No. 41 Thn 2009 PermenHut No. P.18/
ttg Perlindungan Menhut-II/2011 ttg Pedoman
Lahan Pertanian Pinjam Pakai Kawasan Hutan
Pangan Berkelanjutan
PP RI N0. 27 Thn 2012 Permen LH No. 13 Tahun 2010 ttg
ttg Izin Lingkungan UKL-UPL dan SPPL
NEW
UU NO. 32 TAHUN 2009 ttg PPLH
PENEKANAN: perlindungan lingkungan
PENGGANTI UU NO. 23 dgn penambahan penerapan sanksi
TAHUN 1997 thd pelanggaran yg dilakukan.

PASAL 109 PASAL 110

Setiap orang yg melakukan Setiap orang yg menyusun


usaha dan/atau keg. tanpa AMDAL tanpa memiliki
memiliki izin sertifikat kompetensi
lingkungan,dipidana dgn
penyusun AMDAL, dipidana
pidana penjara paling singkat
1 thn & paling lama 3 thn & dgn pidana penjara plg lama
denda plg sedikit Rp. 3 thn & denda plg banyak
1.000.000.000,- & plg banyak Rp3.000.000.000,00
Rp. 3.000.000.000
KEWAJIBAN PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN
UU NO. 32 TAHUN 2009
PASAL 22 :
• Setiap usaha dan/atau kegiatan yg berdampak penting thd
lingkungan hidup wajib memiliki AMDAL

PASAL 34 :
• Setiap usaha dan/atau kegiatan yg tdk termasuk dlm kriteria
wajib AMDAL wajib memiliki UKL - UPL

PASAL 37 :
• Menteri, Gubernur, atau Bupati/Walikota sesuai
kewenangannya. wajib menolak permohonan izin lingkungan yg
tidak dilengkapi dokumen AMDAL atau UKL / UPL

PERMEN LH NO. 13 TAHUN 2010

Setiap usaha dan/atau kegiatan yang tidak wajib dilengkapi UKL-UPL wajib
membuat SPPL (Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan & Pemantauan
Lingkungan)
IZIN LINGKUNGAN (PP RI No. 27 Tahun 2012)

PASAL 1

Izin Lingkungan adalah izin yang diberikan kepada setiap orang yang
melakukan Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib Amdal atau UKL-UPL
dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sebagai
prasyarat memperoleh izin Usaha dan/atau Kegiatan.

PASAL 2

(1) Setiap Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib memiliki Amdal atau UKL-UPL
wajib memiliki Izin Lingkungan.
(2) Izin Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diperoleh melalui
tahapan kegiatan yang meliputi:
a. penyusunan Amdal dan UKL-UPL;
b. penilaian Amdal dan pemeriksaan UKL-UPL; dan
c. permohonan dan penerbitan Izin Lingkungan.
IZIN LINGKUNGAN (PP RI No. 27 Tahun 2012)

PASAL 13

(1) Usaha dan/atau Kegiatan yang berdampak penting terhadap lingkungan


hidup dikecualikan dari kewajiban menyusun Amdal apabila:
a. lokasi rencana Usaha dan/atau Kegiatannya berada di kawasan
yang telah memiliki Amdal kawasan;
b. lokasi rencana Usaha dan/atau Kegiatannya berada pada
kabupaten/kota yang telah memiliki rencana detil tata ruang
kabupaten/kota dan/atau rencana tata ruang kawasan strategis
kabupaten/kota; atau
c. Usaha dan/atau Kegiatannya dilakukan dalam rangka tanggap
darurat bencana.
(2) Usaha dan/atau Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
dan huruf b, wajib menyusun UKL-UPL berdasarkan:
a. dokumen RKL-RPL kawasan; atau
b. rencana detil tata ruang kabupaten/kota dan/atau
rencana tata ruang kawasan strategis kabupaten/kota.
IZIN LINGKUNGAN (PP RI No. 27 Tahun 2012)

PASAL 44

Setelah menerima permohonan Izin Lingkungan Menteri, gubernur,


atau bupati/walikota wajib mengumumkan permohonan Izin
Lingkungan.
PASAL 49

Izin Lingkungan yang telah diterbitkan oleh Menteri, gubernur, atau


bupati/walikota wajib diumumkan melalui media massa dan/atau
multimedia.
PP NO. 24/2010

UU NO. 41/1999 PENGGUNAAN KAW. HUTAN


ttg KEHUTANAN Ps 3:
Penggunaan utk kepentingan
pembangunan diluar keg. Kehutanan
PENGELOMPOKKAN hanya dapat dilakukan di dalam
KAWASAN HUTAN: Kw. Hutan Produksi
Kw. Hutan lindung
Hutan Konservasi
Ps 4:
(suaka alam, hutan Kepentingan pembangunan diluar keg.
pelestarian alam & Kehutanan:
hutan buru) a.…
e. Jalan umum, jalan tol, dan jalur
Hutan Lindung kereta api
Hutan Produksi Ps 6:
Berdasarkan IZIN PINJAM PAKAI
Nomor : P.18/Menhut-II/2011 tentang
Pedoman Pinjam Pakai Kawasan Hutan
IZIN PINJAM PAKAI
• Diberikan oleh MENTERI KEHUTANAN
berdasarkan permohonan
• JANGKA WAKTU utk kepentingan
pertahanan negara, sarana keselamatan lalu
lintas laut atau udara, jalan umum, …
berlaku selama digunakan untuk
kepentingan dimaksud (PP No.24/2010 Ps
18)
• Menyusun AMDAL (PP NO. 34 Tahun 2002)
• BENTUK KOMPENSASI:
• Hutan Provinsi < 30 %  lahan ratio
1:1 (non komersial) dan ratio 1:2
(komersial)
• Hutan Provinsi > 30 %  membayar
Penerimaan Negara Bukan Pajak
Penggunaan Kawasan Hutan dan
melakukan penanaman
• Tanpa kompensasi  tertentu
UU NO. 41 TAHUN 2009
ttg PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN
BERKELANJUTAN

PASAL 1:
adalah bidang lahan pertanian yg ditetapkan untuk
dilindungi & dikembangkan secara konsisten  pangan
pokok bagi kemandirian, ketahanan, & kedaulatan
pangan nasional
PASAL 44 dilindungi & PASAL 46 Kompensasi
dilarang dialihfungsikan

• untuk kepentingan umum Penyediaan lahan pengganti :


dpt dialihfungsikan, dgn  Minimal 3X luas lahan u/ lahan
syarat : beririgasi;
kajian kelayakan strategis;  Minimal 2 X u/ lahan reklamasi
rencana alih fungsi lahan; rawa pasang surut &
dibebaskan kepemilikan nonpasang surut (lebak)
 Minimal 1 X luas u/ lahan tdk
haknya dari pemilik
beririgasi.
disediakan lahan
Lahan pengganti sudah harus
pengganti dimasukkan ke dalam;
• Penyediaan lahan  Rencana Program Tahunan
pengganti untuk  Rencana Program Jangka
infrastruktur akibat Menengah (RPJM)
 Rencana Program Jangka
bencana  paling
Panjang (RPJP)
lama 24 bulan
UU NO. 26 TAHUN 2007 ttg PENATAAN RUANG

Bab I, Pasal 1 al. :


Penataan Ruang adalah : suatu sistem proses
perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan
pengendalian pemanfaatan ruang
Bab II, Pasal 3 al. :
Tujuan dari pada penataan ruang adalah :
terwujudnya keharmonisan antara lingkungan alam
dan lingkungan buatan serta terwujudnya
keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam
dan sumber daya buatan
KEBIJAKAN SEKTOR TERKAIT

A Kehutanan (UU No. 41/1999 ttg Kehutanan)


Pembangunan jalan tidak boleh di kaw. Hutan
konservasi
Pemb. Jalan boleh di kaw. Hutan lindung dan
hutan produksi, tapi harus memiliki “Izin Pinjam
Pakai Kawasan Hutan” dari Kemenhut
B Kebudayaan (UU No. 11/2010 ttg Cagar Budaya)
Pembangunan jalan tidak boleh merusak/melewati
benda/kawasan cagar budaya
C Pertanahan (UU No. 2 tahun 2012 tentang Pengadaan
Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum,
Perpres No. 65/2006 serta ketentuan pelaksanaannya
yang diatur dalam Peraturan Kepala BPN No. 3 tahun
2007)
35
KEBIJAKAN SEKTOR TERKAIT (lanjutan)

D Perhubungan (UU No. 23/2007 ttg Perkeretaapian)


 Perlintasan jalur kereta api dg jalan dibuat dg prinsip
tidak sebidang

E Sosial (Keppres No.111/1999 ttg Pembinaan


Kesejahteraan Sosial Komunitas Adat Terpencil)
 Komunitas adat tepencil adalah kelompok sosial
budaya yang bersifat lokal, terpencar, serta
kurang/belum terlibat dalam jaringan dan
pelayanan, yang dicirikan antara lain oleh
lokasinya yang terpencil dan sulit dijangkau;
 Peran pemerintah dalam pemberdayaan
komunitas adat terpencil, antara lain penyediaan
sarana dan prasarana, termasuk prasarana jalan.
36
PIHAK TERKAIT DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
BIDANG JALAN

A. Pemrakarsa/Pengelola Kegiatan Pembangunan


Jalan
B. Bappeda
C. Instansi yang Bertanggungjawab
 KLH, BLHD/BLH Provinsi, Kabupaten/Kota
D. Instansi Terkait
E. Kemenhut, Kemensos, Kemenhub, BPN, dll
F. Masyarakat
 Masyarakat terkena dampak
 Pemerhati Lingkungan
37
PERSYARATAN LINGKUNGAN
BADAN/NEGARA DONOR
A. Bank Dunia
 Kebijakan Perlindungan Lingkungan
 Environmental Assessment (Analisis Lingkungan)
 Natural Habitats (Habitat Alam)
 Cultural property (Kekayaan Budaya)
 Involuntary Resettlement (Pengadaan Tanah dan
Permukiman Kembali)
 Indigenous Peoples (Masyarakat Adat).
 Disclosure of Operational Information.
 Kegiatan proyek dibagi dalam 3 Kategori:
 Kategori A: Wajib dilengkapi AMDAL
 Kategori B: Wajib dilengkapi UKL dan UPL
 Kategori C: Cukup SPPL

38
PERSYARATAN LINGKUNGAN
BADAN/NEGARA DONOR (LANJUTAN)

B. Bank Pembangunan Asia (ADB)


 Kegiatan proyek dibagi dalam 3 Kategori:
 Kategori A: Wajib dilengkapi AMDAL (EIA)
 Kategori B: Wajib dilengkapi UKL dan UPL (IEE)
 Kategori C: Tidak perlu EIA maupun IEE
C. Japan International Cooperation Agency (JICA)
 Kegiatan proyek dibagi dalam 3 Kategori:
 Kategori A: Dampak signifikan dan complicated
 Kategori B: Dampak tipikal, site specific
 Kategori C: Dampak tidak merugikan / minimal

39
Pengalaman selama ini menunjukkan bahwa, kegiatan pengelolaan
lingkungan hidup untuk menangani dampak-dampak yang timbul
akibat pelaksanaan pembangunan jalan, tidak atau kurang dapat
diterapkan dengan baik sesuai dengan dokumen RKL maupun UKL
yang telah disusun

Untuk hal tersebut program pengelolaan


lingkungan dalam RKL atau UKL perlu
dijabarkan dan menjadi bagian dari kegiatan
perencanaan teknis (desain) dan menjadi
bagian dalam dokumen kontrak pekerjaan
konstruksi
UPAYA MITIGASI PENCEMARAN
PENJABARAN UDARA
RKL / UKL
DALAM PERENCANAAN TEKNIS
1. PENDEKATAN ADMINISTRASI DAN HUKUM
a. UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan
b. KepMen LH No. KEP 35/MENLH/10/1993 tentang Ambang
Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor

2. PENDEKATAN TEKNIS
a. Perencanaan jaringan jalan
b. Sistem transportasi & manajemen lantas
c. Sistem pola lalu lintas
d. Pengaturan kecepatan kendaraan
e. Zona penyangga
f. Penempatan persimpangan jalan
g. Penanaman tanaman
UPAYA MITIGASI KEBISINGAN

Perubahan Tingkat Kebisingan


Jenis Permukaan Jalan
(dBA)
Dengan penutupan batu ukuran 16 – 20
Meningkat sampai 4 - 5
mm
Dengan penutupan batu ukuran 5 – 14 mm Meningkat sampai 2 - 4
Dengan penutupan batu 5 mm Meningkat sampai 1 - 2
Lapisan aspal gradasi tertutup 0
Lapisan aspal gradasi terbuka Menurun sampai 3 - 4

Catatan : Asumsi batas kecepatan kendaraan maksimum 80 km/jam


(Sumber: Road Traffic Noise Management, 2000)

1. Penyediaan Zona Penyangga (buffer zone)


2. Peredaman/penyekatan Bangunan Umum
3. Membangun Noise Barrier
4. Penanaman Pohon
UPAYA MITIGASI & TANAH LONGSOR

1. Merubah geometri lereng

2. Mengontrol drainase dan rembesan

3. Pembuatan struktur untuk stabilisasi

4. Pembongkaran dan pemindahan

5. Perlindungan permukaan lereng


APLIKASI POTENSI RUMPUT VETIVER

• Telah dilaksanakan di beberapa provinsi.


Contohnya pada pekerjaan penguatan
lereng di Jalan Tol Cipularang.
• Potensi penggunaan pekerjaan stabilisasi
lereng pada pembangunan jalan di seluruh
Indonesia.
PENGADAAN TANAH UNTUK
PEMBANGUNAN JALAN
PENGADAAN TANAH – Landasan Hukum
Undang-Undang Dasar 1945 Pengambil-alihan tanah
 pasal 33 ayat (3) bertujuan sebesar-
besarnya untuk
 pasal 27 ayat (2) kemakmuran rakyat

UU No. 20 tahun 1961 tentang Pencabutan Hak-hak Atas Tanah dan Benda-
benda Yang Ada di atasnya

Perpres No. 65 tahun 2006 tentang Perubahan Atas Perpres No 36/2005 tentang
Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum

Peraturan Kepala BPN No. 03 tahun 2007 tentang Ketentuan Pelaksanaan


Perpres No 36/2005

UU No. 2 tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk
Kepentingan Umum

.
PENGADAAN TANAH – Kebijakan Negara/Lembaga Donor(1)

BANK DUNIA ADB JBIC - JICA

Petunjuk • Persyaratan Upaya • Resettlement Action


Operasional No.4.12 Perlindungan 2: Plan (RAP)
(Permukiman Permukiman Kembali
Kembali tidak secara tidak secara sukarela • Indigenous People
sukarela) Plan (IPP)
• Persyaratan Upaya
Perlindungan 3:
Penduduk Asli/
Masyarakat Adat

SASARAN

PTP dpt mencapai tingkat produksi, standar hidup, serta tingkat


pendapatan yang sama atau bahkan lebih baik dari pada
sebelumnya
PENYUSUNAN DOKUMEN
LINGKUNGAN
Penyusunan Dokumen Lingkungan melalui beberapa proses yaitu:
Rencana
Kegiatan dari Pemrakarsa

1. Proses penapisan Proses penapisan (screening)


(PerMen LH. No. 11/2006)
(screening) wajib AMDAL;
Ya Tidak

2. Proses pengumuman;
AMDAL PerMen LH No.13/2010
PerMen PU No.10/2008
3. Penyusunan KA-ANDAL Ya Tidak
Pengumuman rencana
(Proses Pelingkupan) dan kegiatan dan konsultasi
masyarakat UKL – UPL SPPL
Penilaian KA-ANDAL;
Penyusunan KA-ANDAL
4. Penyusunan dan Penilaian Pembahasan di BLH Not OK OK
ANDAL, RKL dan RPL; Penilaian KA-ANDAL
Not OK OK

5. Persetujuan Kelayakan Perbaikan OK Rekomendasi Perbaikan OK Rekomendasi


Penyusunan dokumen
Lingkungan ANDAL, RPL dan RPL

Penilaian ANDAL, RKL dan


RPL

Tidak Layak
Layak

Surat Keputusan Kelayakan Kegiatan


Lingkungan oleh MenLH/ dibatalkan
Gubernur/Bupati/ Walikota

Proses Perijinan
APAKAH YANG DIMAKSUD PENYARINGAN LINGKUNGAN?

“Penyaringan (Screening) lingkungan


merupakan awal dari proses pelaksanaan
pengelolaan lingkungan yang digunakan
untuk memutuskan dan menentukan ruang
lingkup maupun kedalaman studi
lingkungan”
JENIS STUDI LINGKUNGAN PROYEK JALAN & JEMBATAN

1 AMDAL UKL-UPL SPPL

2 ANALISIS DAMPAK SOSIAL (ANDAS)

• Pembangunan Jalan Tol


• Pembangunan Subway/Underpass, Terowongan,
Tunnel
Jenis Kegiatan • Pembangunan dan/atau Peningkatan Jalan
Proyek Jalan
dengan Pelebaran yang membutuhkan
Pengadaan Tanah
• Di Kota Besar/Metropolitan
• Di Kota Sedang
• Di Pedesaan
• Pembangunan/Peningkatan Jembatan
KETENTUAN PROYEK JALAN
WAJIB AMDAL ATAU UKL DAN UPL
 Besar dampak dan tingkat pentingnya dampak (jenis dan skala serta
Dasar karakteristik lingkungan)
Pertimbangan
 Ukuran dampak penting berdasarkan 6 faktor  Besarnya jumlah
Proyek Jalan
penduduk yang akan terkena dampak, Luas wilayah penyebaran
Wajib AMDAL
dampak, Intensitas dan lamanya dampak berlangsung, Banyaknya
komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak, Sifat
kumulatif dampak, Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

 Jenis & Skala/Besaran Rencana Kegiatan Proyek Jalan


Kriteria
Sebagaimana ketentuan dalam PERMEN LH no.11/2006
Rencana
 Sensitifitas lingkungan di lokasi alinyemen jalan
Proyek Wajib
UU No. 26 Tahun 2007, Keppres No. 32 Tahun 1990
AMDAL
 Pertimbangan Lain
UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan & Pengelolaan
Lingkungan Hidup
PROSEDUR PENYARINGAN
1. Identifikasi jenis dan besaran rencana kegiatan proyek;
2. Identifikasi karakteristik lingkungan di lokasi rencana
kegiatan proyek dan sekitarnya;
3. Penentuan proyek jalan (wajib AMDAL atau UKL-UPL atau
SPPL);
4. Penentuan proyek jalan yang memerlukan studi ANDAS;
5. Konsultasi/koordinasi dengan instansi penanggung jawab
kegiatan lingkungan hidup dan instansi
pengelola/pembina kawasan lindung dan daerah sensitif
lainnya yang terkait,
6. Penghitungan perkiraan biaya studi AMDAL atau UKL-
UPL;
7. Penyusunan laporan hasil penyaringan lingkungan.
Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Jalan yang Wajib
Dilengkapi Dengan AMDAL
No. Jenis Proyek Skala/Besaran Alasan Ilmiah Khusus
1. Pembangunan jalan tol  5 km Bangkitan lalu lintas, dam-pak kebisingan,
getaran, emisi yang tinggi, gangguan
visual, dan dampak sosial.
2. Pembangunan dan/atau peningkatan
jalan dengan pelebaran yang
membutuh-kan pengadaan tanah:
a. Di kota besar/metropolitan:
- Panjang atau  5 km Bangkitan lalu lintas, dam-pak kebisingan,
- Pembebasan lahan  5 ha getaran, emisi yang tinggi, gangguan
b. Di kota sedang: visual, dan dampak sosial.
- Panjang > 10 km
- Pembebasan lahan > 10 ha
c. Pedesaan:
- Panjang atau > 30 km
- Pembebasan lahan > 30 ha
3. a. Pembangunan Berpotensi menimbulkan dampak berupa
subway/underpass,  2 km perubahan ke-stabilan lahan (land sub-
terowongan/tunnel sidence), air tanah serta gangguan berupa
b. Pembangunan Jembatan  500 m dampak terhadap emisi, lalu lintas,
kebisingan, getaran, gang-guan
pandangan, gangguan jaringan prasarana
sosial (gas, listrik, air minum, tele-
Sumber: PERMEN LH No. 11 /2006 komunikasi) dan dampak sosial di sekitar
kegiatan tersebut.
KRITERIA PROYEK JALAN YANG WAJIB UKL-UPL
PERTIMBANGAN
JENIS PROYEK ALASAN KHUSUS
SKALA ILMIAH
1. Pembangunan jalan tol
a. Pembangunan jalan tol Perubahan bentuk Timbulnya gangguan lalu
- Panjang < 5 km lahan, serta lintas, kemacetan lalu lintas,
a.Peningkatan jalan tol dengan kegiatan pengaruhnya kebisingan, emisi gas buang,
pengadaan tanah > 5 km terhadap berkurangnya keaneka
- Panjang atau > 5 ha lingkungan fisik ragaman hayati, serta
- Pengadaan tanah kimia, biologi gangguan estetika lingkungan
a.Peningkatan jalan tol, tanpa kegiatan sosekbud
pengadaan tanah > 10 km masyarakat
- Panjang
2. Pembangunan jalan/peningkatan jalan
dengan kegiatan pegadaan tanah
a. Di kota metropolitan/besar Sumber : PERMEN PU No.
- Panjang atau 1 km s/d < 5 km
- Pengadaan tanah 2 ha s/d < 5 ha
10/PRT/M/2008
b. Di kota sedang
- Panjang atau 3 km s/d < 10 km
- Pengadaan tanah 5 ha s/d < 10 ha
c. Di pedesaan
- Panjang atau 10 km s/d < 30 km
- Pengadaan tanah 10 ha s/d < 30 ha
3. Pembangunan subway/underpass,
terowongan/tunnel, jalan layang/fly over,
dan jembatan

a.Pembangunan subway/underpass,
terowongan/tunnel, jalan layang/fly over < 2 km
- Panjang
a.Pembangunan jembatan (diatas sungai/
badan air) 100 M S/D < 500 M
- Panjang
Catatan :
• Kota Metropolitan : jumlah penduduk > 1.000.000 jiwa
• Kota Besar : jumlah penduduk 500.000 - 1.000.000 jiwa
• Kota Sedang : jumlah penduduk 200.000 - 500.000 jiwa
• Kota Kecil : jumlah penduduk 20.000 – 200.000 jiwa

”Kegiatan pembangunan/peningkatan jalan yang tidak


termasuk dalam kriteria WAJIB AMDAL atau WAJIB
UKL-UPL, maka WAJIB menyusun Surat Pernyataan
Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan
Lingkungan Hidup”
Input Data:
Penerapan UU RPJM
Rencana Pengembangan Wilayah
No.32/2009 RTRW
Tata guna lahan
dalam
Input Data:
Pengelolaan PERENCANAAN UMUM
Rencana Umum Jaringan Jalan
Koridor Jalan
Lingkungan Penyaringan lingk awal dan Data teknis, LH & ekonomi

Hidup Bidang Informasi aspek lingk

Jalan EVALUASI PASCA PROYEK PRA - STUDI KELAYAKAN


Evaluasi kinerja KL & PL Penyaringan & Pelingkupan

Input Data: Input Data:


1). Benefit & manfaat Pra study kelayakan
2) Pelaksanaan RKL/UKL-RPL/UPL Survey lapangan
3) Audit lingkungan Data teknis (LH & Ekonomi)

PASCA KONSTRUKSI ( O & M) STUDI KELAYAKAN


Implementasi Pengelolaan & Pemantauan LH AMDAL atau UKL-UPL

Input Data: Input Data:


1). As build drawing Study kelayakan
2). RKL/UKL-RPL/UPL AMDAL/UKL-UPL
3) SOP Data Teknis (Detail)

KONSTRUKSI PERENCANAAN TEKNIS


Implementasi Pengelolaan & Pemantauan LH Integrasi rekomendasi RKL/UKL

Input Data:
Input Data:
PRA - KONSTRUKSI Detailed Eng Design
Dokumen kontrak (ketentuan
Survey sosial
umum, gambar rencana, spesifikasi Proses/Implementasi/Pemantapan Data kepemilikan tanah
umum , spesifikasi khusus, BOQ)
RKL/UKL-RPL/UPL
Pengadaan Tanah (LARAP) Opsi kompensasi
SOP
PROSEDUR PENYARINGAN
RENCANA KEGIATAN

Ya
WAJIB AMDAL AMDAL
Tidak I I P
Z Z E
I I K
DAERAH SENSITIF N N E
(Termasuk Kawasan
Ya DAMPAK Ya R
PENTING L K J
Lindung dan KAT) I O A
N N A
Tidak G S N
K T
Tidak
U R F
N U I
Ya G K S
WAJIB UKL-UPL UKL–UPL A S I
N I K

Tidak
S PPL
Proyek Jalan yang Perlu Dilengkapi dengan ANDAS
Rencana Kegiatan

Perlu Membebaskan Tanah Melalui/ Dekat


yang Dikuasai > 40 KK Tidak Tidak Komunitas Adat
dan/atau (Dalam radius 10 km)
> 20 KK Fakir Miskin

Ya Ya

Perlu ANDAS *) Tidak Perlu Perlu ANDAS **)


ANDAS

Dampak Sosial Tidak


Signifikan ?

RT-PTPK Ya
RT-PMA RT-RS

Keterangan:
• *) : Kajian sosial terutama aspek sosial ekonomi
• **) : Kajian sosial terutama aspek sosial budaya (dan ekonomi)
• RT-PMA : Rencana Tindak Pemberdayaan Masyarakat Adat
• RT-PTPK : Rencana Tindak Pengadaan Tanah dan Pemukiman Kembali (LARAP)
• RT-RS : Rencana Tindak Rehabilitasi Sosial
KAWASAN LINDUNG DAN DAERAH SENSITIF LAINNYA
1. Kawasan Hutan Lindung;
2. Kawasan Bergambut & Kawasan Resapan Air;
3. Sempadan Pantai & Sempadan Sungai;
4. Kawasan Sekitar Danau/Waduk & Kawasan Sekitar Mata Air;
5. Kawasan Suaka Alam (terdiri dari Cagar Alam, Suaka Marga Satwa, Hutan
Wisata, Daerah Perlindungan Plasma Nutfah, dan Daerah Pengungsian
Satwa);
6. Kawasan Suaka Alam Laut dan Perairan Lainnya yang Mempunyai Ciri
Khas berupa Keanekaragaman dan/atau Keunikan Ekosistem;
7. Kawasan Pantai berhutan Bakau (mangrove);
8. Taman Nasional, Taman Hutan Raya & Taman Wisata Alam;
9. Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan;
10. Kawasan Rawan Bencana Alam & Daerah berlereng Curam;
11. Komunitas Rentan (Komunitas Adat, termasuk KAT & kelompok Fakir
Miskin);
12. Daerah Pemukiman Padat, Daerah Komersial;
13. Lahan Produktif.
AMDAL
(Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup)

Kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan / atau


kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang
diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha dan / atau kegiatan
Rencana Kegiatan
PROSES PENYUSUNAN
DOKUMEN AMDAL Penyaringan/Penapisan

Pengumuman: media Kep. Kepala BAPEDAL No.


8/2000

Konsultasi Masyarakat

Pelingkupan (KA-ANDAL) atau SIDANG KOMISI AMDAL


Penyusunan UKL-UPL
Surat Keputusan
Penetapan KA-ANDAL
Penyusunan ANDAL, RKL, RPL

SIDANG KOMISI AMDAL


Persetujuan Kelayakan /
Rekomendasi Lingkungan
PEMRAKARSA

KEGIATAN

TANGGAL &
BATAS WAKTU

ALAMAT
CONTOH DIAGRAM PELINGKUPAN
DAMPAK POTENSIAL DPK PENTING HIPOTETIK
RENCANA
KEGIATAN Lingkungan Fisik Kimia: Lingkungan Fisik Kimia:
Pra-Konstruksi 1. Iklim 1. Perubahan bentang alam
Konstruksi 2. Perubahan bentang alam 2. Kualitas udara
3. Kualitas udara 3. Kebisingan
Pasca 4. Kebisingan 4. Getaran
Konstruksi 5. Getaran 5. Lalulintas
Operasi 6. Lalulintas 6. Geologi (kestabilan tanah) PRIORITAS DAMPAK
7. Geologi (kestabilan tanah) 7. Pola hidrologi/Irigasi PENTING HIPOTETIK
8. Pola hidrologi/Irigasi 8. Tata guna lahan 1. Kualitas udara
9. Kualitas air 9. Erosi 2. Lalu lintas
10.Tata guna lahan 10.Banjir dan genangan 3. Geologi
11.Erosi 11.Aksesibilitas
Identifikasi Evaluasi Klasifikasi 4. Aksesibilitas
12.Banjir dan genangan 12.Utilitas
13.Aksesibilitas 13.Kerusakan jalan
5. Utilitas
Dampak Dampak dan 6. Kerusakan jln
14.Utilitas Lingkungan Biologi:
Potensial 15.kerusakan jalan Potensial 14.Vegetasi darat Prioritas 7. Lapangan krja
16.Resapan air Lingkungan Sosekbud: 8. Persepsi masy.
Lingkungan Biologi: 15.Lapangan kerja 9. K3
17.Vegetasi darat 16.Peluang usaha 10.Sanitasi lingk.
RONA LH 18.Fauna 17.Pendapatan Masyarakat
Lingkungan Sosekbud: 18.Perekonomian Masyarakat
AWAL 19.Lapangan kerja 19.Perubahan lahan
Fisik-Kimia 20.Peluang usaha 20.Persepsi masyarakat
21.Pendapatan Masyarakat 21.K3
Biologi 22.Perekonomian Masyarakat Lingkungan Kesmas:
Sosekbud 23.Perubahan lahan 22.Sanitasi lingkungan
24.Perekonomian Daerah 23.Kesehatan masyarakat
Keslingmas 25.Persepsi masyarakat
26.Dinamika sosial
27. K3
Lingkungan Kesmas:
Matriks 28.Sanitasi lingkungan Analisis
Metode:
Identifikasi 29.Kesehatan masyarakat
Diskusi Antar Pakar, Keterkaitan
Studi Literatur, Survei
Lapangan, Konsultasi
Publik, Professional
Judgement
PERMEN LH NO 13 TAHUN 2010

Pasal 7 Ayat 1.a

“ BLH menerbitkan Surat Rekomendasi UKL-UPL paling


lama 14 hari kerja sejak diterimanya dok. UKL-UPL ”

Pasal 7 Ayat 3.a


“ Apabila dibutuhkan perbaikan/revisi terhadap dokumen
UKL-UPL, maka BLH akan menerbitkan Surat
Rekomendasi UKL-UPL paling lama 7 hari kerja sejak
diterimanya perbaikan/revisi dok. UKL-UPL ”
PERMEN LH NO 13 TAHUN 2010

Pasal 7 Ayat 1.b

“ BLH menerbitkan Surat Persetujuan SPPL paling lama 7


hari kerja sejak diterimanya dok. SPPL ”

Pasal 7 Ayat 3.b


“ Apabila dibutuhkan perbaikan/revisi terhadap dokumen
SPPL, maka BLH akan menerbitkan Surat Persetujuan
SPPL paling lama 7 hari kerja sejak diterimanya
perbaikan/revisi dok. SPPL ”
FORMULIR (DOKUMEN) SPPL

Kami yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : ....................
Jabatan : Kasatker Pembangunan/PPK ............. Prov.
Maluku
Alamat : ....................
No Telp.: .................. ..

Selaku penanggung jawab atas pengelolaan lingkungan dari:


Nama Instansi : cth. Satker Preservasi/PPK.........
Alamat Instansi : ..............................
No. Telp : ...............................
Jenis Kegiatan : ...............................
FORMULIR (DOKUMEN) SPPL
Dengan ini menyatakan bahwa kami sanggup untuk:
1. Melaksanakan ketertiban umum dan senantiasa membina
hubungan baik dengan tetangga sekitar.
2. Menjaga kesehatan, kebersihan dan keindahan di lingkungan
kegiatan.
3. Bertanggung jawab terhadap kerusakan dan/atau
pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh kegiatan.
4. Bersedia dipantau dampak lingkungan dari kegiatannya oleh
pejabat yang berwenang.
5. Menjaga kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup
di lokasi dan sekitar tempat kegiatan.
FORMULIR (DOKUMEN) SPPL

6. Apabila kami lalai untuk melaksanakan pernyataan pada angka 1 sampai 5


di atas, kami bersedia bertanggung jawab sesuai dengn peraturan
perundang-undangan yang berlaku

KETERANGAN:
A. Dampak Lingkungan Yang Terjadi:
1. ....cth. pencemaran debu...berasal dari kegiatan....
2. ....cth. gangguan lalu lintas........
3. ....dst....
B. Pengelolaan Dampak Lingkungan Yang Terjadi:
1. ....cth. Debu dikelola dengan penyiraman....
2. ....cth. pemasangan rambu pekerjaan jalan....
3. ....dst....
FORMULIR (DOKUMEN) SPPL

SPPL ini berlaku sejak tanggal ditetapkan sampai dengan


berakhirnya kegiatan atau mengalami perubahan lokasi atau
perubahan desain.
tanggal, bulan, tahun
Menyetujui, Jabatan
BLH Prov./Kab./Kota
(.....Nama.....) (.....Nama....)
SYARAT KOMPETENSI
LEMBAGA PENYEDIA JASA
PENYUSUNAN DOKUMEN AMDAL
Permen LH NO. 7 TAHUN 2010
Pasal 2 Ayat 2
“ Penyusunan Amdal dilakukan oleh Penyedia
Jasa yang TELAH MENDAPATKAN Tanda
Registrasi Kompetensi ”
Pasal 11
“ Penyedia Jasa WAJIB melakukan Registrasi
Kompetensi ke Kementerian Negara
Lingkungan Hidup “
LEMBAGA PENYEDIA JASA
PENYUSUNAN DOKUMEN AMDAL
Permen LH NO. 7 TAHUN 2010
Pasal 3
Penyedia Jasa WAJIB memenuhi persyaratan :
 Memiliki minimal 2 tenaga tetap penyusun Amdal
yang Bersertifikat Kompetensi dengan Kualifikasi
Ketua Tim Penyusun Dokumen Amdal
 Memiliki Perjanjian Kerja dengan Tenaga Tidak
Tetap Penyusun Amdal yang memiliki Sertifikat
Kompetensi Penyusun Amdal
TENAGA AHLI PENYUSUN DOKUMEN
AMDAL
UNDANG-UNDANG PPLH NO. 32 TAHUN 2009

Pasal 28 Ayat 1
“ Penyusun Amdal WAJIB memiliki Sertifikat
Kompetensi Penyusun Amdal ”

Pasal 28 Ayat 3
“ Sertifikat Kompetensi Penyusun Amdal
diterbitkan oleh Lembaga Sertifikasi
Kompetensi Penyusun Amdal “
TENAGA AHLI PENYUSUN
DOKUMEN AMDAL
Permen LH NO. 7 TAHUN 2010

Pasal 2 Ayat 3
“ Penyusun Amdal WAJIB memiliki Sertifikat
Kompetensi ”

Pasal 4 Ayat 3
“ Tim Penyusun Amdal terdiri atas paling sedikit
3 orang penyusun Amdal yang TELAH MEMILIKI
Sertifikat Kompetensi, termasuk 1 orang dengan
Kualifikasi sebagai Ketua Tim ”
PROSES PENILAIAN DAN PERSETUJUAN DOKUMEN KA-ANDAL DAN
DOKUMEN AMDAL
Kmtn LH/Bapedalda Masyarakat Men.LH/Gub/
Pemrakarsa Komisi Penilai
(Inst. yg bertgg jwb) Berkepentingan Bupati/W.kota

Pengumuman
Rencana
Kegiatan

Saran, Pendapat dan


Tanggapan

Penyusunan KA- Konsultasi Masyarakat


ANDAL

Penilaian/Pembahasan

(maks. 75 hr)
Kesepakatan

Perbaikan Ok? Ok
sudah

Penyusunan
Dasar Studi AMDAL
ANDAL,RKL, RPL

Penilaian/Pembahasan Konsultasi Masyarakat


(maks. 75 hr) ANDAL
bersambung
sambungan

Penilaian/Pembahasan Konsultasi Masyarakat


(maks. 75 hr) ANDAL
Tidak
Perbaikan
Tidak Layak Layak
Lingkungan

Ok Rekomendasi Keputusan
Layak

Salinan
ANDAL,RKL,RPL dan
Salinan Kelayakan

Keterangan :
= Tujuan akhir surat/dokumen untuk kemudian diteruskan, diproses dan/atau ditembuskan
Sumber : PP No.27 Tahun 2012 Bab III Pasal 20-41
PROSES PENYUSUNAN DAN PENGESAHAN DOKUMEN UKL/UPL

KLH/BLH/BLHD
PEMRAKARSA DITJEN/DINAS BINA
(Instansi yang KETERANGAN
(PPK PERENCANA) MARGA/B(B)PJN
bertanggung jawab)

Formulir Isian
Pembahasan
koordinasi Maksimum 7 hari
UKL/UPL (sudah
diisi)
Perbaikan ?
ada Maksimum 7 hari
Perbaikan

Tidak **

Dokumen Maksimum 7 hari


UKL/UPL Final Rekomendasi
Pengesahan Direktur/Ka.Balai/Ka.
Dinas PU/BM wajib
mencantumkan syarat yang
Pengesahan tertuang dalam UKL/UPL
** tidak ada perbaikan
rekomendasi maks. 14 hari
terhitung mulai dari saat dokumen
diterima KLH/BLH/BLHD
Penyusunan Dokumen Lingkungan
Tahap Perencanaan
1 2 3 4 5
Rencana Studi Disain Konstruksi Operasi
Umum Kelayakan Rinci

Dokumen lingkungan disusun oleh pemrakarsa pada tahap


perencanaan suatu usaha dan/atau kegiatan

Sumber: Imam Hendargo A. I. (Deputi Bidang Tata Lingkungan-KLH)


INTEGRASI LINGKUNGAN
DALAM
DED dan PELAKSANAAN FISIK
DESIGN INTEGRATION
(Integrasi Rekomendasi Lingkungan Ke Dalam Detailed Engineering Design)

PENGERTIAN:
Kegiatan pada tahap perencanaan teknis berwujud penjabaran rumusan rekomendasi lingkungan (hasil
AMDAL dan/atau UKL/UPL) ke dalam Dokumen Perencanaan Teknis (Gambar Rencana; Spesifikasi; dan Bill
Of Quantity).

PELAKSANA:
Lembaga /unit Perencanaan Teknis

REFERENSI/RUJUKAN:
1. Tabel RPL pada Dokumen RPL (Untuk proyek jalan wajib AMDAL)
2. Tabel UKL pada Dokumen UKL/UPL (Untuk proyek jalan wajib UKL/UPL)

PRODUK:
1. Notasi gambar dan lokasi (STA) road furniture/bangunan pelengkap jalan (Gambar Rencana)
2. Spesifikasi road furniture/bangunan pelengkap jalan butir 1(Spesifikasi dan/atau Spesifikasi Khusus)
3. Estimasi volume road furniture/bangunan pelengkap jalan butir 1 (BOQ)
DESIGN INTEGRATION
(Integrasi Rekomendasi Lingkungan Ke Dalam Detailed Engineering Design)

CONTOH PENERAPAN MITIGASI LINGKUNGAN DALAM INTEGRASI DESIGN


NO RONA LINGKUNGAN & POTENSI REKOMENDASI MITIGASI LINGKUNGAN BENTUK JABARAN DALAM LOKASI PROYEK
DAMPAK (REKOMENDASI RKL dan/atau UKL) DOKUMEN DED
- Gambar alinyemen vertikal
dengan landai < 10 % (Sta
- Tanjakan eksisting yang cukup - Perbaikan alinyemen vertikal dengan X+XXX – Sta Y+YYY).
panjang dengan landai > 10% (Sta mengurangi landai menjadi < 10 % (Sta
X+XXX – Sta Y+YYY). X+XXX – Sta Y+YYY). - Gambar jalur pendakian Paket ENB-01 Sumbawa Besar
1 (climbing lane) pada sisi kiri By Pass (EINRIP - NTB)
- Potensi gangguan lalulintas - Fasilitasi dan/atau penyediaan jalur pendakian (Sta X+XXX – Sta
(lambatnya laju kendaraan berat pendakian (climbing lane) pada sisi kiri Y+YYY).
pada saat menanjak) pendakian (Sta X+XXX – Sta Y+YYY).
- Spesifikasi & Bill Of Quantity
untuk kedua butir di atas
- Gambar jalan akses berupa
- Terdapat jalan akses eksisting ke jalan kendaraan sepanjang + X
kompleks sekolah (Sta X+XXX - Sta M (Sta X+XXX – Sta Y+YYY)
Y+YYY). - Fasilitasi jalan akses berupa jalan
2 kendaraan sepanjang + X M (Sta X+XXX – - Gambar tangga pejalan kaki Paket ENB-01 Sumbawa Besar
Sta Y+YYY) dan tangga pejalan kaki sepanjang + Y m (Sta Z+ZZZ). By Pass (EINRIP - NTB)
- Gangguan aksesibilitas sepanjang + Y m (Sta Z+ZZZ).
(terputusnya jalan akses ke
sekolah) - Spesifikasi & Bill Of Quantity
untuk kedua butir di atas
- Tapak jalan eksisting berada di
kawasan Taman Nasional Rawa - Gambar saluran samping
Aopa Watumohai dengan tutupan - Pembuatan saluran samping di kiri kanan dengan lebar masing - masing 3
vegetasi berupa padang ilalang dan jalan eksisting dengan lebar masing - m sepanjang + X km (Sta X+XXX Paket ESR-01 Tinanggea -
3 pohon peneduh jalan pada sisi masing 3 m sepanjang + X km (Sta X+XXX - Sta Y+YYY) Kasipute (EINRIP - Sultra)
jalan - Sta Y+YYY) sebagai buffer zone (zona
pemisah) terhadap potensi kebakaran. - Spesifikasi & Bill Of Quantity
untuk kedua butir di atas
- Rawan kebakaran
- Gambar pelandaian lereng +
slope protection (Sta 0+850 -
- Beberapa lokasi tapak jalan 2+800)
eksisting melewati kawasan rawan - Perkuatan lereng dengan opsi: Tembok
longsor (Sta 0+850 - 2+800 & Sta penahan /slope ptotection / stabilisasi - Gambar tembok penahan Paket ENT-01 Ende – Aegela
4 6+600 - 15+600) tanaman/ pelandaian lereng (Sta 0+850 - (tersebar pada Sta 6+600 - (EINRIP – Flores NTT)
2+800 & Sta 6+600 - 15+600) 15+600)
- Rawan longsor
- Spesifikasi & Bill Of Quantity
untuk kedua butir di atas
ASPEK LINGKUNGAN
DI BIDANG JALAN

PENYELENGGARA JALAN
WAJIB
MELAKUKAN PENYELENGGARAAN JALAN YANG
BERWAWASAN LINGKUNGAN
ARTINYA

1. MEMINIMALKAN DAMPAK NEGATIF.


2. MEMAKSIMALKAN DAMPAK POSITIP.
INTEGRASI LINGKUNGAN
DALAM DESAIN DAN PEKERJAAN FISIK

Hal Hal Yang Harus Diperhatikan :


1. Kerangka Acuan Kerja ( KAK ) Pekerjaan
Perencanaan ( Desain ).
2. Spesifikasi Umum Bidang Jalan Yg Berkaitan
Dengan Masalah Lingkungan,
3. Dokumen Lelang Dan Dokumen Kontrak.
4. Kerangka Acuan Kerja ( KAK ) Pekerjaan
Supervisi.
KONSEP
INTEGRASI LINGKUNGAN
DALAM DETAIL ENGINEERI
NG DESIGN ( DED ) & PELA
KSANAAN FISIK
PIHAK PIHAK TERKAIT
DALAM INTEGRASI LINGKUNGAN

DIREKTORAT BINA PROGRAM


1. SUBDIT PROGRAM DAN ANGGARAN :
Mengalokasikan Anggaran Untuk Kegiatan Yang
Memerlukan Penanganan Yang Berkaitan
Dengan Masalah Lingkungan.
2. SUBDIT KEBIJAKAN DAN STRATEGI.
Terkait Penyediaan Data Study Kelayakan Dalam
Rangka Program Penyaringan Dan Penyusunan
Dok Lingkungan.
PIHAK PIHAK TERKAIT
DALAM INTEGRASI LINGKUNGAN

DIREKTORAT BINA TEKNIK


1. SUBDIT TEKNIK JALAN & SUBDIT TEKNIK
JEMBATAN :
- Menyiapkan KAK Perencanaan Yang
Mengakomodasi Dokumen Lingkungan.
- Mengintegrasikan Aspek Lingkungan Kedalam
Kegiatan Perencanaan.
- Menyiapkan KAK Supervisi Untuk Memonitor
Apakah Rekomendasi Lingkungan Telah
Dilaksanakan .
PIHAK PIHAK TERKAIT
DALAM INTEGRASI LINGKUNGAN

DIREKTORAT BINA TEKNIK


2. SUBDIT TEKNIK LINGKUNGAN DAN
KESELAMATAN JALAN ;
Melaksanakan Penyusunan Dokumen
Lingkungan ( AMDAL – UKL/UPL ) Untuk Jalan
Khusus/Strategis/ Loan.
3. SUBDIT JBHJK :
Melakukan Penyusunan Dokumen Lingkungan
Untuk Jalan Bebas Hambatan Dan Jalan Kota.
PIHAK PIHAK TERKAIT
DALAM INTEGRASI LINGKUNGAN

DIREKTORAT BINA TEKNIK


3. SUBDIT JBHJK :
- Melakukan Penyusunan Dokumen Lingkungan
Untuk Jalan Bebas Hambatan Dan Jalan Kota.
- Menyiapkan KAK Perencanaan Dan
Mengintegrasikan Dok Lingkungan Dalam DED.
PIHAK PIHAK TERKAIT
DALAM INTEGRASI LINGKUNGAN

DIREKTORAT BINA PELAKSANA WILAYAH


SUBDIT SISTIM PENGENDALIAN WILAYAH :
Melakukan Koordinasi Dengan Subdit Yg
Menyiapkan Dok Lingkungan Dalam Rangka Tugas
Monitoringnya.
BBPJN/BPJN
Bidang Rencana Atau Yg Ditunjuk Untuk
Melaksanakan Penyusunan KAK Integrasi
Lingkungan Dalam DED.
PIHAK PIHAK TERKAIT
DALAM INTEGRASI LINGKUNGAN

BBPJN/BPJN
Bidang Rencana Atau Yg Ditunjuk Untuk
Melaksanakan Penyusunan Dok Lingkungan Diluar
Jalan Khusus/Strategis/Loan/Toll/Kota Kecuali Atas
Persetujuan Pejabat Yg Berwenang,
PIHAK PIHAK TERKAIT
DALAM INTEGRASI LINGKUNGAN

BIDANG PELAKSANA
Memfasilitasi SNVT PJN dalam pelaksanaan
pengintegrasian DED dalam pelaksanaan
fisik , spesifikasi, dokumen lelang maupun
kontrak fisik.
PIHAK PIHAK TERKAIT
DALAM INTEGRASI LINGKUNGAN

P2JN
Melakukan Integrasi Lingkungan Dalam DED Dan Menyiapkan Tenaga
Ahli Lingkungan Dalam Pelaksanaan Kegiatan Supervisi
(Monitoring Sejauh Mana Saran Lingkungan Di Implementasikan ).

PJN
Monitoring Thd Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan Dari Kontraktor.

KLH/BLH PROV/KAB/KOTA.
Melakukan Pengesahan Dokumen Lingkungan , Monitoring Pengelolaan
Lingkungan Dalam Konstruksi Serta Mendapat Laporan Pemantauan &
Pelaksanaan Rekomendasi Lingkungan.
PIHAK PIHAK TERKAIT
DALAM INTEGRASI LINGKUNGAN

Kontraktor
Melaksanakan/implementasi pengelolaan dan
perlindungan lingkungan dalam tahap konstruksi

Konsultan Supervisi
Melaksanakan pemantauan/monitoring pengelolaan
lingkungan dalam tahap konstruksi
STUDI KASUS PENYARINGAN LINGK. DI KALTIM
Total Panjang Trase : 699 Km
Jarak Trase dengan Perbatasan Kalimantan
•Terdekat : + 2 Km
•Terjauh : + 85 Km Mensalong-Tou Lumbis Sp.3 Apas-Simanggaris Simanggaris-Sei Ular
Jarak terjauh karena Wilayah Langap kondisi Alinyemen
yang ekstrim, dan terkendala lingkungan, Namun telah
terdapat jalan sirip menuju PLB Longbawang

Longbawan-Tou Lumbis
Mensalong-Sp.3 Apas

Malinau-Long Bawan
Malinau-Mensalong
3
Longnawang-Long Bawan

Langap-Malinau

Longkemuat-Langap

Longbujungan-Longkemuat

Longnawan-
Longbujungan

Alternatif jangka panjang tanpa memperhatikan kelestarian


lingkungan, Kesejahteraan masyarakat dan resiko dinamika politik Terdapat Hutan Lindung dan Alinyemen yang terlalu
yang berdampak pada pertahanan keamanan. Ekstrim
TERIMA KASIH

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA

Anda mungkin juga menyukai