Anda di halaman 1dari 56

Geoteknik - Penanganan tanah Problematik Tanah

Lunak, Tanah Gambut dan Tanah Ekspansive


Dengan
Pemeliharaan

IPo
Tingkat
Pelayanan
Peningkatan/
Rehabilitasi

Kondisi
Existing Tanpa
Pemeliharaan

IPt
Pada Tanah Problematik

Umur Layan (Lalu lintas)

Munarto Eddie.Sunaryo, Ph.D. 06/09/2012

K E M E N T ER I A N P E K E R J A A N U M U M
B A D A N P E N E LI T I A N D A N P E N G E M B A N G A N
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN JALAN DAN JEMBATAN
Jl. AH. Nasution NO. 264 P.O BOX 2 Bandung 40294 Indonesia Tlp.(022) 7802251 Fax (022) 7802726

1
Tanah Timbunan dan Tanah Dasar Dasar Perkerasan

30 cm
A-7-6 tidak boleh digunakan

A-7-6 boleh digunakan pada bagian dasar timbunan, atau penimbunan


kembali. Syarat: CBR > 6% (4 hari perendaman, 100% MDD)
Requirement
Dasar Timbunan

Data Parameter Tanah yang diperlukan:


• Index Soil Parameter
•Classification of soil
•Shear strength soil parameter
•Compactability vs compressibility
•Soil Density
•Short and long term stability:
• Deformation
• Collapse/failure
• settlement
• Bearing capacity
Solving
DESKRIPSI
DAN
KLASSIFIKASI TANAH Timbunan
PENGUJIAN TANAH DI LABORATORIUM

A. KLASIFIKASI :
Berat jenis, berat isi, kadar air, saringan
dan hidrometer, batas-batas atterberg

B. KEKUATAN
Triaksial, geser langsung, kuat tekan
bebas, pemadatan dan CBR

C. PEMAMPATAN
Konsolidasi
TUJUAN
• Dapat membedakan jenis-jenis tanah
• Mengetahui klasifikasi tanah menurut AASHTO dan
USCS
• Sistem klasifikasi yang sering digunakan adalah
a. Klasifikasi tanah menurut USCS
(Unified Soil Classification System )
b. Klasifikasi tanah menurut AASHTO
(American Association of State Highway
and Transportation Officials )
Jenis pengujian
• Jenis pengujian di laboratorium untuk
tujuan klasifikasi
♦ Analisa saringan + Hidrometer
♦ Uji batas batas Atterberg
Pengujian Analisa Saringan
Nomor ayakan yang digunakan untuk klasifikasi
● Saringan 12 s/d ½ inc
• Saringan NO 4 (4,75mm)
• Saringan NO 40 (0,425mm)
• Saringan NO 200 (0,074 mm)

• Untuk tanah yang lolos saringan No 4 dilakukan uji


hidrometer (cara pengendapan)
Jenis dan Ukuran Butir Tanah

Jenis Tanah Ukuran butir (mm)


a. Berangkal (Boulders) ≥ 300
b. Kerakal (Cobbles) 150 – 300
5,0 - 150
c. Kerikil (Gravel) 0,074 – 5,0
d. Pasir (Sand) 0,002 – 0,074
e. Lanau (Silt) ≤ 0,002
f. Lempung (Clay)
Pengujian Analisa Saringan
No Saringan Saringan (mm)

Berangkal
12” 304.80
6” 152.40
12"
3” 76.20

Kerakal
2 ½” 63.50 6"

2” 50.80
3"
1 ½” 36.10 1 1/2"

Kerikil
1” 25.40 3/4"

¾” 19.10 3/8"

4"
½” 12.70
8
No. 4 4.75
10
No. 8 2.36
20

Pasir
No. 10 2.00 40

No. 20 0.84 80

No. 40 0.42 100

No. 80 0.18 200

No. 100 0.149

Lanau dan
Lempung
No. 200 0.074
Alat Pengujian Analisa Saringan dan Hidrometer (2)
Cara melakukan Hidrometer

Masukan tanah ke
tabung gelas

Masukan hidrometer ke
tabung gelas
Indek Plastisitas (PI) = LL- PL

2. Pengujian Batas-batas ATTERBERG


a. Batas Cair LL (SNI)
b. Batas Plastis PL (SNI)
c. Indek Plastisitas (PI) = LL- PL
Cara melakukan Uji Batas Cair

Masukan tanah ke Alur membagi dua


mangkok bagian

SNI 03-1967-1990
Pengujian Batas-batas ATTERBERG
Cara melakukan Batas Plastis

Buat bola tanah Geleng s/d.diameter


batang (3,2 mm)

Masukan tanah dalam Uji kadar airnya


cawan
Grafik Plastisitas




KLASIFIKASI TANAH BERDASARKAN UNIFIED
SOIL CLASSIFICATION SYSTEM (USCS) (SNI 03-
6371-2000)
Klasifikasi USCS
Klasifikasi USCS
Ketiga bagian tanah dibagi lagi menjadi:
• Tanah berbutir kasar  8 golongan
• Tanah berbutir halus  6 golongan
• Tanah sangat organik  1 golongan
• Golongan tanah diberi simbol golongan yang
terdiri dari 2 huruf.
• Simbol huruf pertama merupakan komponen utama
tanah, yaitu:
- G  GRAVEL = kerikil
- S  SAND = pasir
- M  MO = pasir sangat halus
 MJALA = lanau
- C  CLAY = lempung
- O  ORGANIC = tanah organik berbutir
halus
- Pt  PEAT = gambut
• Simbol huruf kedua menerangkan simbol
huruf pertama, yaitu:
a) Untuk tanah berbutir kasar (G, S):
- W  WELL = bergradasi baik
- P  POOR = bergradasi jelek
- M  MO = mengandung lanau
- C  CLAY = mengandung lempung
b) Untuk tanah berbutir halus (M, C):
- L  LOW = batas cair rendah,
LL < 50%
- H  HIGH = batas cair tinggi,
LL > 50%
ANALISIS GRADASI TANAH BERBUTIR KASAR

• Diperoleh dengan membuat grafik pembagian butir


dan perhitungan Cu & Cc sebagai berikut:

diameter butir pd
diameter butir pd 30% yg lolos
60% yg lolos

D60 D30  2
Cu  Cc 
D10 D10  D60
Koefisien
keseragaman diameter butir pd Koefisien
10% yg lolos kelengkungan
Nilai Cu untuk Timbunan
• Cu < 5  distribusi besaran butir seragam

• 5 < Cu < 15  distribusi besaran butir


tidak seragam

• Cu > 15  bergradasi baik


3 tipe grafik pembagian butir:

• Tipe 1 WELL GRADED


 ukuran butir terbagi merata

• Tipe 2 POORLY/UNIFORM GRADED


 ukuran butir sebagian besar sama

• Tipe 3 GAP GRADED


 ukuran butir merupakan kombinasi dua atau
lebih diameter yang sama
Tipe-Tipe Grafik Pembagian Butir

0,02 0,05 0,55

D10 pada tipe grafik D30 pada tipe grafik D60 pada tipe grafik
pembagian butir well pembagian butir gap pembagian butir
graded graded uniform graded
GRAFIK PLASTISITAS CASSAGRANDE

• Digunakan untuk membedakan jenis lempung dari


jenis lanau

Grafik Plastisitas Cassagrande


Contoh Hasil uji saringan
Grafik Pembagian butir
Penentuan Diameter yng lolos
Perhitungan nilai Cc untuk Tanah
Timbunan
Tanah A
(D30)2 (3,5)2
Cc = --------------- = ------------- = 1,62 (1<Cc<3) ok
D10 x D60 0,47 x 16

Cu = D10 x D60 = 0,47 x 16 = 7,52 (Cu>4) ok


Kerikil bergradasi baik (GW)
KLASIFIKASI TANAH AASHTO
(SNI 03-6797-2002)
Sistem Klasifikasi Tanah Menurut AASHTO
KLASIFIKASI TANAH MENURUT AASHTO
(SNI 03-6797-2002)

• Tanah terbagi ke dalam 7 golongan,


yaitu A-1 sampai A-7
• A-1 s.d. A-3  lolos saringan No. 200 < 35%
• A-4 s.d. A-7  lolos saringan No. 200 > 35%
• Berdasarkan besar butir:
- Kerikil  fraksi lolos saringan 75 mm (3 in), tertahan
saringan No. 10 (2 mm) US sieve
- Pasir  fraksi lolos saringan No. 10 ( 2 mm), tertahan
saringan No. 200 (0,075 mm) US sieve
- Lanau & lempung  fraksi lolos saringan No. 200 US
sieve
Batasan harga PI dan LL untuk
golongan tanah A-2, A-4, A-5, A-6, A-7
• GI (Group Index)  untuk mengevaluasi kualitas tanah
untuk bahan tanah dasar jalan.
- menggunakan rumus empiris:

GI = (F-35)[0,2+0,005(LL-40)]+0,01(F-15)(PI-10)

Persentase bahan lolos


Batas cair Indeks plastisitas
saringan No. 200

- atau menggunakan Group Index Chart


Grafik Group Index (GI)

Indikasi GI
Baik sekali A-1-a (0)
Baik (0-1)
Cukup (2-4)
Jelek (5-9)
Sangat Jelek (10-20)

PI=21

lolos # 200 = 82 %
PGI= 8,9
PGI = 7,4

LL=38
Penerapan Timbunan pada tanah dasar
yang tidak Stabil (Tanah Problematik)
• Gaya vibrasi:
– Tambahan gaya vibrasi selain berat mati mesin
– Frekuensi: 2000 – 6000 tumbukan/menit
1. Timbunan Biasa

Definisi: Timbunan biasa terdiri dari bahan galian tanah atau


batu.
Persyaratan bahan:
 Tidak termasuk tanah ekspansif, nilai aktif Ac >1,25
 Tidak termasuk tanah A-7-6 (tanah kelempungan
berplastisitas tingi, kecuali ditempatkan paling bawah
Dasar Perkerasan

30 cm
A-7-6 tidak boleh digunakan

A-7-6 boleh digunakan pada bagian dasar timbunan, atau penimbunan


kembali. Syarat: CBR > 6% (4 hari perendaman, 100% MDD)
Dasar Timbunan
Pemadatan Meningkatkan Daya Dukung

Padat Tidak padat

43
Permasalahan Perkerasan Lentur (Aspal)
Kerusakan/keruntuhan
AC
akibat lapis permukaan
BASE

SUBBASE
mengalami deformasi
SUBGRADE
plastis

Kerusakan/keruntuhan
BASE
AC
akibat lapis permukaan
SUBBASE

SUBGRADE
porus atau getas

Kadar aspal tinggi atau rendah


Kualitas aspal tidak sesuai temperatur lapangan atau aging.
Rongga dlm campuran (VIM) rendah atau < 2,5% atau tinggi >7%.
44
• Berdasarkan plastisitas:
- Lanauan  fraksi halus dg PI < 10%
- Lempungan  fraksi halus dg PI > 11%

• Berangkal  ukuran butir > 75 mm, harus


dikeluarkan dari contoh tanah yg akan diklasifikasi,
tapi persentasenya tetap dicatat.
Tanah Problematik Bermasalah

1. Konstruksi Jalan pada Tanah Bermasalah dapat


mendimbulkan kejadian longsoran
2. Macam tanah problematik
1. Tanah Lunak, Tanah Gambut dan Tanah Ekspansif
2. Tanah / batuan yang tidak stabil (serpih,
batulumpur, batu lempung, napal)
Kerusakan Jalan pada Tanah Lunak
Contoh:
JALAN DI SUMATERA
Kerusakan Jalan pada Tanah Gambut

BENGKULU
JAMBI
KALTENG
SUMSEL
Kerusakan Jalan pada Tanah Ekspansif
DI PULAU JAWA
RETAK MEMANJANG
LONGSOR
LONGSOR
Penerapan Hasil Investigasi GT
Dasar Perkerasan

30 cm

Dampak pada tanah Lunak dan


A-7-6 tidak boleh digunakan

A-7-6 boleh digunakan pada bagian dasar timbunan, atau penimbunan


Gambut
kembali. Syarat: CBR > 6% (4 hari perendaman, 100% MDD)
Dasar Timbunan

Soft Soils
Penerapan Hasil Investigasi GT
Dasar Perkerasan

30 cm

Dampak pada tanah Lunak dan


A-7-6 tidak boleh digunakan

A-7-6 boleh digunakan pada bagian dasar timbunan, atau penimbunan


Gambut
kembali. Syarat: CBR > 6% (4 hari perendaman, 100% MDD)
Dasar Timbunan

Soft Soils
Penerapan Hasil Investigasi GT
Dasar Perkerasan

30 cm

Dampak pada tanah Expansive


A-7-6 tidak boleh digunakan

A-7-6 boleh digunakan pada bagian dasar timbunan, atau penimbunan


kembali. Syarat: CBR > 6% (4 hari perendaman, 100% MDD)
Dasar Timbunan

Soft Soils
Aktiviti (Ac) menurut Van Der Merwe
Identifikasi Tanah Ekspansif
Langsung

Potensi pengembangan melalui indeks pengembangan

Indeks pengembangan (EI) Potensi pengembangan

0 – 20 Sangat rendah
21 – 50 Rendah
51 – 90 Sedang
91 – 130 Tinggi
> 130 Sangat tinggi

55
Penanganan yang direkomendasikan
dengan :
Stabilitas Penurunan (Creep)

H-max

Bila FK = 1.4
Maka
H-max = 2.5 sd 3.0 meter
Sekian dan terima kasih

Anda mungkin juga menyukai