Anda di halaman 1dari 16

Pengaruh Kekuatan Tanah Dasar Terhadap Tebal Susunan Perkerasan

Lentur
Proyek Jalan Tol Indrapura – Kuala Tanjung (STA 4+050 – 5+050)
Oleh :

Raden Hatta Fatahillah Yosua Felix Deskat Sinaga


NIM : 1605131008 NIM : 1605131029

PROGRAM STUDI TEKNIK PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
2020
LATAR BELAKANG

• Jalan baru dengan perencanaan lalu lintas tinggi.


• Akses Jalan dari pelabuhan dengan persentase kendaraan berat
cukup tinggi.
• Kondisi tanah existing yang rawa atau perlu penanganan dan
perbaikan sebelum meletakkan konstruksi.
RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana sifat fisis dan kuat dukung tanah asli yang ada pada jalan tol
Inderapura- Kuala Tanjung?
2. Bagimana penanganan kondisi tanah asli agar tanah tersebut bisa menjadi
subgrade yang sesuai spesifikasi untuk jalan tol?
3. Typical penanganan apa yang digunakan agar tanah tersebut memenuhi syarat
sebagai subgrade?
4. Apa pengaruh daya dukung tanah dasar terhadap susunan tebal perkerasan
lentur?
Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui sifat fisis dan kuat dukung tanah asli yang ada dilapangan dari parameter tanah
asli yang didapat.
2. mengetahui apakah nilai daya dukung berpengaruh terhadap susunan tebal perkerasan ?
3. Mengetahui jenis tanah yang memerlukan penanganan agar sesuai spesifikasi.

Batasan Masalah
1. Lokasi Penelitian dilakukan di Pada Proyek Jalan Tol Indrapura – Kuala Tanjung (STA

4+050 – 5+050) sepanjang 1 km.


2. Metode perhitungan Tebal Perkerasan menggunakan Manual Desain Perkerasan (MDP)
2017.
3. Kekuatan tanah dasar dihitung dari prameter hasil pengujian tanah di laboratorium.
START
Diagram Alir Metode
Penelitian PERMASALAHAN DILAPANGAN

IDENTIFIKASI MASALAH

PENGUMPULAN DATA

Data Lapangan:
1. Data Sondir,Data CBR dan Data Tanah Asli
2. GAMBAR DESAIN JALAN
3. Data Tanah Timbunan
4. Volume Lalu Lintas Harian (LHR)

ANAALISIS DATA
ANALISA NILAI KUAT GESER, CBR, DAN DDT TANAH DASAR

ANALISA PERBAIKAN TANAH LUNAK BERDASARKAN KONDISI TANAH ASLI

PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN

ANALISA PENGARUH NILAI DAYA DUKUNG TANAH DASAR TERHADAP TEBAL SUSUNAN PERKERASAN

SIMPULAN
PENGUMPULAN DATA

HASIL PENGUJIAN PARAMETER TANAH


EXSISTING

Parameter Satuan Hasil Pengujian


Spesific Gravity, Gs - 2,64
Water Content, w % 51,16

gr/cm3 1,36
Dry Density, γdry
Porosity, n % 57,23

Degree of Saturation, Sr % 100,94

Angka pori (e) % 1,338152


LANJUTAN

Parameter Hasil Pengujian

Batas-batas Atterberg Limit


Batas Cair (LL) 59,81%
Batas Plastis [Plastic Limit] (PL) 35,38%
Batas Susut [Shrinkage Limit] (SL) 19,27%
Plastis Index (PI) 24,43%
Kuat Tekan Bebas ( qu) 0,37 ton/ft^2
Kekuatan Geser (σ) 0,12514 kg/m^2
CBR 2,106%
Analisis Hasil Pengujian Tanah asli
qu
Konsistensi
ton /ft2
Sangat Lunak 0 - 0.25
Lunak 0.25 - 0.5
Menengah 0.5 - 1.48
Kaku 1-2
Sangat Kaku 2-4
Keras >4

Nilai CBR = 2,106 %


Nilai Qu = 0,37 ton/ft2

Maka dari data hasil pengujian laboratorium bahwa tanah di lapangan


termasuk ke dalam konsistensi tanah lunak dan material yang buruk
untuk digunakan sebagai subgrade
ANALISIS PERBAIKAN TANAH LUNAK
ANALISIS KONSOLIDASI
Waktu penurunan konsolidasi 90% adalah 19
bulan
Nilai ini tidak memenuhi waktu konstruksi
pekerjaan timbunan yang hanya
membutuhkan waktu selama 6 bulan

SOLUSI PENANGANAN :

1. PVD PRELOADING
Pola PVD yang digunakan adalah pola
segitiga dengan spasi antar PVD sebesar
2.0 meter.

2. PENIMBUNAN TANAH
HASIL PENGUJIAN MATERIAL TIMBUNAN
Parameter Hasil Pengujian

Batas-batas Atterberg Limit

Batas Cair (LL) 39,20%

Batas Plastis [Plastic Limit] (PL) 19,51 %

Batas Susut [Shrinkage Limit] (SL) 19,61 %

Kadar Air 30,45 %

Max Dry Density 1,48 gr/cc

CBR 100 % MDD 11,75 %

PENGELOMPOKAN TANAH A-6 Tanah Berlempung (lolos no.200 ≥50%)


Pengujian sandcone dalam percobaan
pemadatan
Tebal Layer Alat Pemadat Derajat Kepadatan
Pengujian

3S+2V 95,90%
I 25 cm
5S+3V 97,30%

3S+2V 96,50%
II 30 cm
5S+3V 98,60%

Ket : S = Sheepsfoot Roller ; V = Vibrator Roller


Perhitungan Tebal Perkerasan

Data LHR
1.Tebal susunan perkerasan
No TYPE CLASS DAILY TRAFFIC DDT = 3, 0908 (CBR=2,106 %)
1 Sedan,Jeep and Station Wagon I 3773 Lapisan Permukaan = 25cm
2 Pick up, Micro Truck I 984 Lapisan Pondas = 10 cm
Lapis Pondasi bawah = 43 cm
3 Mini Bus I 538
TOTAL 68 cm
4 Big Bus I 354
5 Singel Truck 2 As II 271 2. Tebal susunan perkerasan
6 Double Truck 2 As II 325 DDT = 6,30116 (CBR=11,75 %)
7 Truck 3 As III 578 Lapisan Permukaan = 20 cm
8 Truck 4 As IV 294
Lapisan Pondasi = 7,5 cm
Lapis Pondasi bawah = 24 cm
9 Truck 5 As V 210 TOTAL 51,5cm
TOTAL 7327
Grafik Variasi Tebal Perkerasan berdasarkan nilai Daya Dukung Tanah

100

90

80

70

60

Tebal Lapis Pondasi Bawah


50
Tebal Lapis Pondasi
40
Tebal Lapis Permukaan
30

20

10

0
3, 0908 6,30116 DAYA DUKUNG TANAH (DDT)
KESIMPULAN
1. Kondisi sifat tanah asli di lapangan merupakan tanah lempung lunak dengan kadar air
dan plastisitas yang tinggi dan tidak cocok digunakan sebagai subgrade sehingga perlu
dilakukan penanganan dan perbaikan tanah agar mendapatkan daya dukung subgrade yang
sesuai Spesifikasi.
2. Typical penanganan tanah yang digunakan agar konstruksi di lapangan memenuhi syarat
subgrade adalah dengan metode PVD Preloading. Hal tersebut untuk mengatasi tingginya
besar penurunan tanah dalam waktu yang lama. Waktu penurunan konsolidasi 90% adalah
19 bulan. Nilai ini tidak memenuhi waktu konstruksi pekerjaan timbunan yang hanya
membutuhkan waktu selama 6 bulan.
3. Pengaruh daya dukung tanah dasar terhadap susunan tebal perkerasan adalah semakin
besar nilai daya dukung tanah tanah maka semakin kecil tebal susunan perkerasan. Dan
sebaliknya semakin kecil nilai daya dukung tanah dasar maka semakin besar nilai tebal
susunan perkerasan.
4. Meninjau ketetapan yang sudah ada bahwa nilai CBR yang tidak memenuhi tidak dapat
dilakukan perencanaan tebal perkerasan sebelum dilakukan penanganan/perbaikan maupun
perkuatan tanah tersebut.
SARAN
1. Untuk mendapatkan hasil penelitian parameter tanah yang lebih akurat
Sebaiknya dilakukan pengambilan sampel di lapangan untuk menguji
sendiri laboratorium.
2. Mengingat adanya beberapa metode perencanaan tebal perkerasan
lentur, sebaiknya dalam perencanaan tebal perkerasan lentur dibandingkan
setidaknya dua metoe empiris untuk mengetahui metode mana yang lebih
baik dan lebih efisien untuk di aplikasikan.
3. Diperlukan penelitian lanjut mengenai pengaruh parameter lainnya
terhadap tebal perkerasan sehingga dapat memudahkan perencana dalam
membuat keputusan dengan kondisi yang ada dilapangan.
THANK YOU

RADEN HATTA FAHILLAH


YOSUA FELIX DESKAT SINAGA

Anda mungkin juga menyukai