TINJAUAN PUSTAKA
jalan. Lapisan tanah dasar dapat berupa tanah asli yang dipadatkan jika tanah
aslinya baik atau tanah urugan yang didatangkan dari tempat lain atau tanah yang
perkerasan jalansangat tergantung pada sifat-sifat dan daya dukung tanah dasar
keadaan siap (kuat, padat, bersih dan dibentuk sesuai rencana). Adapun langkah-
1. Apabila tanah eksisting lebih tinggi dari elevasi rencana, maka dilakukan
pekerjaan galian. Sedangkan apabila tanah eksisting lebih rendah dari elevasi
dilakukan pemadatan.
Motor Grader.
yang telah diatur didalam Spesifikasi Umum Bidang Jalan dan Jembatan Divisi 3
menjelaskan tentang parameter bahan yang bisa digunakan untuk sebagai syarat
berikut :
2. GW, GP, GM, GC, SW, SP, SM, SC bisa digunakan dengan syarat
pemeriksaan Kadar Air (Water Content Test), Berat Jenis (Specific Gravity Test),
Konsistensi Atterberg (Atterberg Limit Test) dan Analisa Saringan (Sieve Analysis
untuk mendapatkan besaran kadar air (w). Kadar air tanah (w) didefinisikan
sebagai perbandingan antara berat air (Ww) dengan berat butiran (Ws) dalam
tanah tersebut yang dinyatakan dalam satuan persen. Kadar air tanah (w) dapat
( ) ( )
dikeringkan di dalam oven pada suhu 230° F (110° C) hingga mencapai berat
konstan. Berat contoh setelah dikeringkan adalah berat partikel solid. Perubahan
berat yang terjadi selama proses pengeringan setara dengan berat air. Untuk tanah
mencapai 140° F (60° C). Kadar Air (w) diperlukan untuk menentukan properties
Method for Specific Gravity of Soils”. Metoda ini digunakan pada contoh tanah
dengan komposisi ukuran partikel lebih kecil daripada saringan No. 4 (4.75 mm).
Untuk partikel dengan ukuran lebih besar dari saringan tersebut, prosedur
partikel tanah di udara dengan massa volume air pada suhu kamar (umumnya
( )
( ) ( )
dimana:
Berat jenis tanah (Gs) ditentukan berdasarkan jumlah dari pycnometer yang
sudah dikalibrasi, dimana massa dan suhu dari contoh tanah deaerasi/air distilasi
diukur. Specific gravity dari tanah diperlukan untuk menentukan hubungan antara
berat dan volume tanah, dan digunakan untuk perhitungan test Laboratorium
lainnya.
Kadar air pada saat Batas Cair (Liquid Limit=LL) diperoleh dengan cara
digerakkan, sehingga mangkuk naik turun dari ketinggian 0.4 inci (10 mm)
dengan kecepatan 2 drop/detik. Liquid limit dinyatakan sebagai kadar air dari
tanah yang dibutuhkan untuk menutup goresan yang berjarak 0.5 inci (13 mm)
Kadar air pada saat Batas Plastis (Plastic Limit=PL) ditentukan dengan
mengetahui secara pasti kadar air terkecil, dimana pasta tanah dapat digulung
hingga diameter 0.125 inci (3.2 mm) tanpa mengalami keretakan. Sedangkan
10
saat Batas Cair (LL) dengan nilai kadar air pada saat Batas Plastis (PL).
dengan satu unit saringan berukuran 4,75mm (no.4) hingga 0,0075mm (no.200).
Setelah itu, berat sampel yang tertahan pada tiap-tiap saringan ditimbang
beratnya. Lalu akan didapatkan persentase butiran yang lolos dari tiap-tiap
saringan.
Dari uji indeks properties tanah, grain size analysis dan atterberg limit
2.1.
11
kelompok, A-1 sampai dengan A-7 (seperti terlihat pada Tabel 2.2). Tanah dalam
rumus empiris. Pengujian yang digunakan hanya berupa analisa saringan dan nilai
batas-batas Atterberg.
12
ke dalam tanah berbutir kasar (kerikil dan pasir) jika kurang dari 50% lolos
saringan nomor 200 dan diklasifikasikan sebagai tanah berbutir halus (lanau dan
lempung) jika lebih dari 50% lewat saringan nomor 200. Simbol-simbol yang
(sand/S), lempung (clay/C), lanau (silt/M), lanau atau lempung organic (organic
13
sejumlah tanah yang terdiri dari partikel padat (solid particles), air dan udara
beban yang bergerak (rolling), beban yang dipukulkan (tamping) maupun beban
14
antara butiran tanah dimana proses ini merupakan kebalikan dari proses
Lapisan tanah dasar pada konstruksi jalan raya harus dipadatkan dimana
kekuatan dan keawetan perkerasan jalan itu sangat tergantung pada sifat-sifat dan
Istilah Defenisi
15
A. Pemadatan di Lapangan
alat berat seperti, Three Wheel Roller, Tandem Roller, Pneumatik Tired Roller
(PTR) dan lain-lain. Untuk pemadatan tanah sebagai badan jalan/subgrade maka
pada umumnya digunakan vibratory roller (Surendro B, 2014). Alat ini cocok
roller ada beberapa alat yang dipakai untuk memadatkan tanah maupun batu-
Smooth-wheeled rollers (Gambar 2.2) memiliki 3 roda dari drum besi atau
tandem dibagian belakang. Alat ini juga memiliki roda besi tunggal berbentuk
drum dibagian depan. Beratnya antara 1.7-17 ton dan dapat diperberat lagi dengan
mengisi pasir atau air di roda besinya. Beban yang terpakai dibagi selebar
16
17
sering disebut vibro saja, mempunyai kisaran berat 0.5-17 ton, yang mempunyai
antara 20-35 Hz dan 40-75 Hz untuk vibratory roller yang kecil. Pada umumnya
alat bisa diatur getarannya menjadi 3 posisi: kecil, menengah dan besar. Untuk
alat yang ditarik traktor kecepatannya 1.5-2.5 km/jam sedangkan untuk alat yang
Mempunyai kisaran berat 100 kg- 2 ton dan luasan pelat antara 0.16-1.6 m2. Alat
ini cocok untuk memadatkan luasan yang kecil atau tempat yang terbatas untuk
18
B. Pemadatan di Laboratorium
(=10,16 cm). Selama percobaan di laboratorium, cetakan itu dikelam pada sebuah
pelat dasar dan di atasnya diberi perpanjangan. Tanah dicampur air dengan kadar
khusus. Berat penumbuk 5,5lb (= 2,5 kg) dan tinggi jatuh 12 in. (=30,48 cm).
ini dilakukan untuk 3 (tiga) lapisan. Uji Pemadatan Standar mengacu pada ASTM
19
sebuah pelat dasar dan di atasnya diberi perpanjangan. Tanah dicampur air dengan
penumbuk khusus. Berat penumbuk 10lb (= 4,5 kg) dan tinggi jatuh 18 in.
Gambar 2.6 Perbandingan alat Uji Pemadatan Standar dengan Uji Pemadatan Modified
Pemadatan Modified memiliki dua parameter penting, yaitu Berat Isi Kering
20
jenis tanah yang dipadatkan dengan daya pemadatan tertentu, kepadatan yang
dicapai tergantung pada banyaknya air (kadar air) tanah tersebut. Besarnya
kepadatan tanah, biasanya dinyatakan dalam nilai berat isi kering (ᵞd) nya.
Apabila tanah dipadatkan dengan adanya pemadatan yang tetap pada kadar
air yang bervariasi, maka pada nilai kadar air tertentu akan tercapai kepadatan
Derajat kepadatan tanah dinyatakan dalam istilah berat isi kering (γd),
yaitu perbandingan berat butiran tanah dengan volume total tanah. Berat Volume
( )
dimana:
pengurangan nilai kepadatan kering tergantung kepada kadar air dalam sampel
air akan memenuhi ruang antar partikel yang sebelumnya dipenuhi udara.
21
tanah untuk dipadatkan dan menghasilkan berat isi kering (γd) yang lebih tinggi.
sebagian volume tanah akan dipenuhi air dan akan mengurangi berat isi kering
tanah (γd).
berat isi kering tanah (γd) pada kondisi tanpa rongga udara (zero air void/ZAV)
yaitu:
( )
Dimana:
Menurut Dandung Novianto (2012), untuk suatu kadar air tertentu, berat isi
kering maksimum (ᵞdmax) secara teoritis didapat bila pada pori-pori tanah sudah
hamper tidak ada udara lagi, yaitu pada saat dimana derajat kejenuhan tanah sama
22
basah tanah akan mudah dihancurkan. Namun, bila terlalu basah akan
mudah untuk digerakkan. Kepadatan maksimum akan diperoleh pada saat tanah
memiliki kondisi kadar air optimum (wopt) yakni pada saat berai isi kering
maksimum (ᵞdmax). Hubungan antara kadar air optimum dengan berat isi kering
Gambar 2.7 Hubungan kadar air optimum dengan berat isi kering maksimum.
95% untuk material granural. Jika kondisi tersebut tidak tercapai maka pemadatan
23
pemadatan, yaitu : tipe tanah dan gradasi, kadar air optimum (wopt), berat isi
Pemadatan tanah merupakan fungsi dari kadar air, karena pada saat ini air
berperan sebagai pelembut (softening agent) atau lubrikasi pada partikel tanah
yang akan membantu menyusun partikel tanah mengisi rongga udara menjadi
lebih padat. Namun, kelebihan air tidak akan membantu tanah mencapai densitas
yang padat, karena rongga udara telah terisi oleh air yang bersifat inkompresibel
yang membuat partikel tanah akan mengalir atau kehilangan friksi dan energi
Umumnya tanah yang dominan berbutir halus atau fine grain akan membutuhkan
kadar air lebih untuk mencapai pemadatan optimum, sebaliknya tanah dominan
berbutir kasar atau coarse grain membutuhkan sedikit kadar air untuk mencapai
kadar air pemadatan optimum. Hal ini juga terkait pada sifat plastisnya dimana
tanah berbutir halus atau fine grain seperti lempung kelanauan memiliki sifat
plastis dibanding tanah berbutir kasar seperti pasir kelanauan yang memiliki
menahan gaya geser (shearing force) akan semakin rendah penurunannya. Namun
bahwa apabila dibandingkan kekuatan geser dan kadar air tanah pada kondisi
24
dengan Berat Isi Kering (γdmaks). Energi pemadatan yang lebih besar akan
kepada beberapa faktor seperti berat penumbuk, tinggi jatuh penumbuk, jumlah
( ) ( ) ( ) ( )
pemadatan, dimana semakin besar energi pemadatan yang diterima tanah maka
efek densifikasinya akan semakin besar, sehingga nilai kadar air optimum (wopt)
akan bergeser lebih kecil namun akan diperoleh nilai berat isi kering maksimum
(γdmaks) yang lebih besar. Hubungan kadar air optimum (wopt) dan berat isi kering
25
memperbaiki sifat-sifat teknis tanah, atau dapat pula, stabilisasi tanah adalah
usaha untuk merubah atau memperbaiki sifat-sifat teknis tanah agar memenuhi
sebagai perbaikan material jalan lokal yang ada, dengan cara stabilisasi mekanis
atau dengan cara menambahkan suatu bahan tambah (additive) ke dalam tanah.
26
macam tanah atau lebih yang bergradasi berbeda untuk memperoleh material
Contoh-contoh bahan tambah adalah kapur, semen portland, abu terbang (fly
bahan stabilisasi seperti ditunjukkan dalam Tabel 2.5. Dalam metode ini,
penilaian macam stabilisasi yang akan digunakan. Petunjuk dalam Tabel 2.5
hanya sebagai pertimbangan awal dan dapat digunakan untuk maksud modifikasi
tanah, seperti stabilisasi dengan kapur untuk membuat material lebih kering dan
mengurangi plastisitasnya.
27
Kapur adalah kalsium oksida (CaO) yang dibuat dari batuan karbonat yang
dipanaskan pada suhu sangat tinggi. Kapur tersebut umumnya berasal dari batu
kapur (limestone) atau dolomite. Kapur yang sering dipakai untuk bahan
stabilisasi adalah kapur tohor (CaO). Penambahan kapur dalam tanah akan
(<0,002 mm) dibandingkan dengan lempung aslinya. Kapur juga memiliki sifat
mengikat sehingga campuran tanah lempung merah dan kapur dapat meningkat
28
diterapkan.
2. Kapur ditujukan untuk stabilisasi tanah secara permanen. Untuk hal ini,
Maksud dari tujuan stabilisasi pada penelitian ini adalah untuk memodifikasi
sifat-sifat tanah yakni merubah sifat-sifat tanah pada kadar kapur minimal yang
akan mempunyai berat volume kering maksimum (γd-mak) yang lebih rendah
dibandingkan dengan tanah asli tanpa kapur. Selain itu, kadar air optimum (Wopt)
juga bertambah dengan naiknya kadar kapur (Gambar 2.9). Demikian pula, jika
29
Umumnya, tanah yang mempunyai kadar lempung yang tinggi atau tanah
dengan PI tinggi, membutuhkan kadar kapur yang lebih banyak, untuk berubah
30
batas plastis (plastic limit), batas cair (liquid limit), specific gravity, energi
parameter kompaksi dilakukan pertama kali oleh Johnson dan Sallberg (1962).
Besaran prediksi berat isi kering maksimum (γdmaks) dan kadar air optimum
(wopt) juga dapat dihitung dari model yang disarankan oleh Goswami (Muis, Z.A.,
Y = m Log G + k (2.6)
31
Y = Berat isi kering maksimum (ᵞdmax) dan kadar air optimum (wopt)
m = Kemiringan kurva
k = Konstanta
F = % butiran halus
nilai berat isi kering maksimum serta nilai kadar air optimum dari hasil percobaan
berdasarkan persen lewat saringan 0,075 mm dan nilai Indeks Plastisitas (IP).
32
kompaksi yaitu berat isi kering maksimum (Maximum Dry Density=MDD) dan
hubungan antara nilai kompaksi dengan nilai batas-batas Atterberg (LL dan PL).
persamaan yang diperoleh dari memplot 22 sampel tanah (Tabel 2.8) yang
menyatakan bahwa hubungan linear antara berat isi kering maksimum (γdmax)
dengan energi pemadatan (E). Hasil dari korelasi dinyatakan melalui persamaan
kesalahan yang tinggi. Untuk OMC persen kesalahan maksimum dan minimum
masing-masing adalah 1,11 % dan 1,7 %. Standar untuk OMC adalah 1,03 % .
33
persamaan tersebut hanya digunakan bagi tanah yang mempunyai nilai batas cair
17 LL 70.
Metacalf, J.B dan Romanoschi, S.A. (2008), memprediksi nilai berat isi
dimana:
34
diameter 0.425)
Gambar 2.10. MDD Prediksi vs MDD lab (Metacalf, J.B dan Romanoschi, S.A. (2008)
Gambar 2.11. OMC Prediksi vs OMC lab (Metacalf, J.B dan Romanoschi, S.A. (2008)
isi kering maksimum (γd) dan kadar air optimum (wopt) dengan mengunakan nilai
35
mengambil 152 sampel tanah dari Delta Negara Nigeria, kemudian melakukan
pengujian index properties dan menghasilkan statistik data tanah (Tabel 2.9).
halus, berat jenis padatan danbatas cair digunakan sebagai variabel independent.
Adapun dari hasil regresi Ugbe (2012) diperoleh persamaan sebagai berikut:
R2 = 0.895
R2 =0.795
dimana:
36
semua data indeks properties tanah. Disamping itu pengujian keakuratan korelasi
yang digunakan Ugbe (2012) memiliki rentang yang cukup besar yakni mencapai
panjang dari jalan terbuka melalui stabilisasi bahan subgrade jalan. Ini
daya New South Wales yaitu Kota Griffith, Wombat, Jerilderie dan
Temora.Tujuan dari stabilisasi pada percobaan ini adalah untuk membentuk ikatan
material yang ringan (unbound material) setelah stabilisasi. Hasil yang diperoleh
pada test kebutuhan kapur dilakukan pada awal program mix design laboratorium
untuk memberikan tanda jika kadar minimum atau dasar dari kapur terhidrasi
Tabel berikut menjelaskan tipe binder dan persen bahan tambah yang
37
38