Anda di halaman 1dari 54

PANDUAN TEKNIS

SOIL TREATMENT UNTUK PLTA


Rumusan Masalah
• Mekanika Tanah
• Stabilitas Pondasi
• Perbaikan bearing capacity
• Perbaikan sifat permeabilitas
• Perbaikan sifat ekspansif
1. MEKANIKA TANAH
Mekanika tanah adalah suatu cabang dari ilmu teknik yang
mempelajari sifat dan perilaku tanah yang diakibatkan
oleh tegangan dan regangan dari gaya-gaya yang bekerja.
Pembagian jenis tanah berdasarkan sifat dan ukuran butir:
Sifat-Sifat Umum Tanah

Sebuah anggapan bahwa massa tanah


dibagi atas tiga tingkat yaitu: Udara, air
Dari gambar tersebut dapat diperoleh rumus-rumus sbb. :
• Kadar air (Moisture content/water content) a.
• Berat isi tanah alami/asli (Natural density)
w = Ww x100%  = W = WS + Ww
Ws V V
• Angka pori (Void ratio) • Berat isi tanah kering (Dry density)
e = Vv X100% d = 
Vs 1+W
• Porositas (Porosity) • Berat isi tanah jenuh (Saturated density)
n = Vv X100% sat = Ww + Ws
V V
• Derajat kejenuhan (Degree of saturation) • Berat isi tanah basah (Submerged/wet
density)
Sr = Vw X100%
sub = ’ = sat - w
·

Vv
Investigasi Mekanika Tanah yang dibutuhkan untuk konstruksi PLTA
• Pengujian Seismik Refraksi
• Pengeboran Inti
• Pengujian Permeability dengan metode packer test
• Pengujian Penetrasi dengan metode SPT dan DPT
• Pengujian Bearing Capacity dengan metode Plat loading test
• Pengujian kuat geser dengan metode insitu Direct Shear Test
• Pembuatan Sumur uji
• Pengujian Laboratourium
Jenis uji mekanika
Standartanah
yang dipakai Output
Kadar air asli SNI 03-1965-1990 w
Berat isi tanah asli SNI 03-3637-1994 g
Berat jenis SNI 03-1964-1990 Gs
Batas-batas atterberg SNI 03-1966-1990 & SNI 03-1967-1990 LL, PL, IP
Gradasi (sieve dan hidrometer) SNI 03-3423-1994 % ukuran butir
Pemadatan standar SNI 03-2832-1992
g, gd, gw, e
Konsolidasi SNI 03-2812-1992 Cc, Cr, S
Direct Shear Test SNI 03-2813-1992 & ASTM D – 3080-79 C dan f
Triaxial CU SNI 03-2455-1991 C dan f
Swelling test SNI 13-6424-2000 % dan pressure swelling

Mineral/ XRD   % Komposisi mineral lempung


Kimia   % Komposisi unsur material tanah
Sistem Klasifikasi Tanah
Di alam jenis dan sifat tanah sangat bervariasi, hal ini ditentukan
oleh:
• Perbandingan banyaknya fraksi-fraksi (kerikil, pasir, lanau,
lempung)
• Sifat plastisitas butir halus.
Ada 2 klasifikasi
yang umum
digunakan, yaitu:

USCS (Unified Soil Classification AASHTO (American Association of State


System), berdasarkan pemakaiannya Highway and Transportation Officials),
digunakan oleh ASTM (American Society Digunakan terutama untuk
for Testing and Materials) dan UBC (the mengklasifikasikan tanah subgrade
Uniform Building Code)
USCS
1. Huruf pertama
menunujukan jenisnya:
G = Gravel (kerikil)
S = Sand (pasir)
M = Silt (lanau)
C = Clay (lempung)
O = Organic soil

2. Huruf kedua
menunjukan sifatnya:
W = Well graded (bergradasi baik)
P = Poorly Graded (bergradasi jelek)
M = Silt contains
C = Clay contains
L = Low plasticity
H = High plasticity
Diagram Plastisitas (ASTM, Casagrande)
Untuk tanah berbutir halus dan bagian butir halus dari tanah berbutir kasar
Permeabilitas Tanah dan Rembesan
Pengertian : Kecepatan Atau Kemampuan Air/Cairan Melalui
Suatu Media Berpori

Satuan :m/s, cm/s

Tujuan :
a. Mengevaluasi jumlah rembesan (seepage) yang melalui
bendungan/tanggul, tunnel
b. Mengevaluasi gaya angkat atau gaya rembesan dibawah
struktur hidrolik untuk keperluan analisa stabilitas
c. Mengontrol kecepatan rembesan
d. Mengetahui laju penurunan konsolidasi tanah
Penentuan Koefisien Permeabilitas
Pengujian Permeabilitas

Laboratorium
 Tinggi Konstan (Constant Head)
Lebih sesuai untuk tanah berpasir, pasir atau kerikil yang mempunyai
angka pori yang
 Tinggi Jatuhbesar (Falling Head)

lebih ekonomis untuk pengujian jangka panjang

Lapangan
 Uji air bertekanan (Packer Test)
Metode pengujian permeability dilapangan yang dianjurkan oleh beberapa
departemen perizinan di indonesia, karena menghasilkan 2 fariabel data yaitu K
dan Lu. Data ini penting untuk pemilihan water treatment nantinya.
REMBESAN(SEEPAGE)
Dasar Persamaan Aliran Air

Debit Pengaliran Kecepatan Rembesan


h

L k, g, n Kecepatan Pengaliran Gaya Rembesan


Safety Factor
1. Memastikan GWL alami, dan kecepatan aliran air bawah permukaan
2. Menghitung besarnya rembesan dan kecepatannya
3. Memastikan lokasi rawan rembesan
2. STABILITAS PONDASI
Control Daya Dukung Pondasi
Bearing Capacity and Allowable Deformation-PLTA Poso 1
Normal Extreme
Item
loading loading

Overturning (guling)
1.5 1.1

Shear-friction factor (geser friksi) 3.5 2.9

Bearing Capacity (daya dukung tanah) 2.5 - 3 1.1

Sliding (geser kemiringan) 1.5 1.1

Uplift 1.2 1.1

Batas deformasi
Total settlement yang diijinkan : 8 cm
Difernsial settlement yang diijinkan : d/L < 0,0003

*sumber, P.S. Nigam. Handbook of hydroelectric engineering


Kontrol Daya Dukung Pondasi

1. Kestabilan Terhadap Guling (Overturning)


SF guling = ΣMR
>1,5
ΣMo
Dimana :
ΣMR = momen tahan terhadap guling ( kNm )
ΣMo = momen total sesungguhnya yang menyebabkan guling
( kNm)

2 Ketahanan Terhadap Geser


SF geser = ΣV tan δ + Ca +B
>3,5
ΣVh
Dimana:
tan δ : Faktor geser tanah antara tanah dan dasar tembok (buku teknik sipil)
Ca : adhesi antara tanah dan dasar tembok = 0
B : lebar dasar pondasi
3. Daya Dukung Tanah

Analisis hasil pengujian laboratorium Pemeriksaan langsung di lapangan

Acuan: Eurocode 7 part 3 dan ASTM D 1194.


g = Density Tanah B = Lebar Pondasi
c = Kohesi L = Panjang pondasi
Metode: plate loading test
F = Sudut Geser D = Kedalaman
Hasil : qu, qa dan settlement
Data Lab. Tanah Data Pondasi
Kelebihan: dianggap paling handal untuk
Terzaghi (1943) mendapatkan daya dukung puncak pada suatu
lapisan tanah.
Meyerhof (1963)
Hansen (1970)
Vesic (1973)
qu
4. Sliding (geser kemiringan)

Penentuan Safety factor sliding dapat menggunakan software Plaxis dan geo
slope.
Data yang dibutuhkan: - Data cut of slope
- g = Density Tanah
- c = Kohesi
- F = Sudut Geser

5. Uplift
3. PERBAIKAN BEARING CAPACITY DI PLTA

1. Meningkatkan/menambah kedalaman pondasi


(pondasi dalam)
2. Memadatkan tanah
3. Grouting
4. Perlakuan kimia
1. Meningkatkan/menambah kedalaman pondasi

Ketentuan:

a. Dengan asumsi pada kedalaman yang lebih dalam, tekanan beban


dari atas tanah lebih tinggi, oleh karena itu seiring bertambahnya
kedalaman diharapkan tanahnya lebih padat. sehingga daya
dukungnya akan lebih tinggi.
b. Ini hanya berlaku untuk tanah tanpa kohesi. Ex: pasir
c. Metode ini tidak berlaku jika material tanah lapisan bawah tambah
basah seiring bertambahnya kedalaman.
d. Metode ini penggunaannya terbatas karena dengan penambahan
Kedalaman, bobot dan biaya pondasi juga meningkat.
HEADRACE PIPE
Headrace Pipe Ancor Block-2
2. Memadatkan tanah
Jika kita memadatkan tanah dengan metode yang tepat, maka akan terjadi
kenaikan densitas dan kekuatan gesernya, akibatnya daya dukung tanah juga
meningkat. Beberapa metode pemadatan disebutkan di bawah:

a. Pemadatan dengan beban tambahan: Tanah dapat diisi ulang dengan


beban berat dari agregat atau bahan lainnya untuk mempercepat
penyelesaian dan meningkatkan daya dukung tanah
b. Menggunakan sand piles: Cara ini sangat berguna di tanah berpasir
atau tanah lunak. Pipa berongga didorong di tanah, pada interval dekat.
Hal ini berakibat pada Pemadatan tanah tertutup antara pipa yang
berdekatan. Pipa ini kemudian secara bertahap dihapus, mengisi dan
serudukan pasir di dalam lubang, sehingga menghasilkan pembentukan
tumpukan pasir.
c. Getaran: Rol dan pemadat berat dapat terjadi Tempel lapisan tanah
granular sampai kedalaman 1 sampai 3 m. Menggunakan roller yang
sesuai sesuai tipe tanah untuk bergerak kecepatan tertentu.
Pemadatan dengan beban tambahan
Menggunakan sand piles
 
3. Semen Grouting
Ketentuan:

a. Metode ini berguna pada tanah kerikil


berongga dan strata berbahan batu.
b. Membuat lubang bor dalam tanah, dengan
jumlah yang cukup dan menginjeksi semen
grout melalui lubang dengan memberikan
tekanan.
c. Semen grouting yang mengisi rongga, kekar
dan retakan pada strata, menghasilkan
kenaikan nilai bearing.
Mekanisme Groting
PH POSO-2
4. Perlakuan kimia
Ketentuan:
a. Metode peningkatan daya dukung tanah ini mahal dan
diterapkan di Indonesia untuk kasus yang luar biasa.
b. Dalam metode ini, larutan kimia, seperti silikat soda/fly ash
dan kalsium klorida, alumunium powder disuntikkan dengan
tekanan ke dalam tanah.
c. Bahan kimia ini bersama dengan partikel tanah membentuk
gel seperti struktur dan massanya mengembang kompak. Ini
disebut stabilisasi kimia tanah dan digunakan untuk memberi
kekuatan tambahan pada tanah lunak pada kedalaman yang
lebih dalam.
4. PERBAIKAN SIFAT PERMEABILITY DI PLTA

1. Soil replacement: Proses penggantian material tanah yang


permeabelitas tinggi dengan material yang kedap
(tanah/concarete)
2. Memanjangkan tapak pondasi: Sistem perbaikan/modifikasi
design dengan cara memperpanjang penampang pondasi. Ex:
lantai DAM Poso1, upstream and downstream + shearkey
3. Cut off wall: Pembuatan dinding halang yang efektif harus
dipasang menembus lapisan/zona lolos air sampai masuk
kedalam lapisan kedap air.
4. Curtain/consolidation grouting: Injeksi semen kedalam lapisan
tanah porous, lubang yang dibuat harus melewati zona lolos air.
Soil Replacement, Grouting, dan Memanjangkan
tapak pondasi DAM PLTA Poso-1

Concrate Blanket

Bedrock
Consolidation Grouting Concrate Backfill Apron and cascade
Excavation stilling basin
Proses penggalian tanah pondasi bendungan PLTA poso-1

Kondisi tanah pondasi bendungan PLTA poso-1


Over excavation sampai ketanah keras
Replacement soil with concrete and cyclop

Backfill selesai sampai lebel pondasi


Over excavation tanah pondasi bendungan Poso-1
Consolidation and contact grouting
Contoh cut-off wall distruktur bendungan:

Fungsi: memperdalam dan memperpanjang net flow sehingga


mengurangi rembesan
5. PERBAIKAN TANAH EKSPANSIF DI PLTA
Cara untuk menentukan kategori tanah ekspansif dan besar potensial
pengembangan, (CHEN, 1975) :
1. Identifikasi Mineralogi dengan cara difraksi sinar-X dan
analisa kimia
2. Cara Tidak Langsung diidentifikasi berdasarkan nilai indeks
plastisitas

ara langsung diidentifikasi berdasarkan persentase pengembangan (konsolid


Stabilisasi Tanah Untuk Konstruksi PLTA

a. Removal (over excavation) dan replacement


syaratnya tanah ekspansif tebalnya <3m – Thompson,1992
Ex: Pedestal Penstock Line 2 PLTA Poso 1 dan penstock AB poso 2
b. Pencampuran kimia
menambahkan bahan kimia tertentu sehingga terjadi reaksi kimia.
Bahan yang biasanya digunakan antara lain portland cement, kapur,
Fly ash dan bahan kimia lainnya.
Ex: Lantai Penstock dan PH PLTA Poso 2
c. Water content control
Pengaturan pengairan bawah permukaan dan permukaan sangat
penting, untuk menjaga perubahan volume tanah ekspansif.
Pedestal Line 2 – Penstock PLTA Poso 1
Pengerjaan pondasi dan lantai Penstock

PI = 31,9 %
Potensi pengembangan = sedang
Bearing Capacity = 9 ton/m2
Over excavation di Pedestal Penstock Line-2

Replacement soil with concrete di Pedestal Penstock Line-2


Excavation Backfill Boulder

Concrete
b. Pencampuran kimia
Pemilihan jenis metode stabilisasi yang cocok ditentukan berdasarkan
ukuran butir tanah yang lolos saringan No. 200 dan Indek Plastisitas
seperti yang ditunjukkan pada
Yang pernah dilakukan di Poso-2

Larutan garam anorganik yang dipakai berupa


campuran dari dua senyawa yaitu Water glass/sodium
silikat (Na2SiO3) dan Sodium bicarbonat (NaHCO3)

* Water glass, hubungannya dengan Sodium bicarbonate atau


stabilisasi adalah dapat
meningkatkan kekuatan dan
baking soda (NaHCO3)
mengurangi permeabilitas tanah. bahan ini digunakan bersama
* Sebagai pertimbangan, bahan ini water glass, sebagai larutan
telah diaplikasikan dengan metoda stabilisasi yang berfungsi
grouting (injeksi campuran kental
ke dalam tanah) pada kondisi tanah untuk memperpendek
granular untuk meningkatan lamanya perubahan water
kekuatannya oleh American glass yang berbentuk gel
Society of Civil Engineerings
menjadi padat (gel time).
(ASCE).
Pekerjaan grouting konsolidasi pondasi unit-3

Pemasangan prestress ground anchor di pondasi powerhouse


Consolidation grouting di Jalur Penstock
Bor Grouting Penstok Poso 2

Grouting Penstok Poso 2


Belajar menghasilkan proses
Proses menghasilkan ketekunan
Ketekunan menghasilkan pemahaman
Pemahaman menghasilkan pengetahuan
Pengetahuan menghasilkan karya
Karya menghasilkan pembelajaran.

Sekian dan terimakasih


By : Kristina Langguna

Anda mungkin juga menyukai