Anda di halaman 1dari 11

Dinding Penahan Tanah adalah suatu kontruski yang berfungsi untuk menahan tanah

lepas atau alami dan mencegah keruntuhan tanah yang miring atau lereng yang kemantapannya
tidak dapat dijamin oleh lereng tanah itu sendiri. Tanah yang tertahan memberikan dorongan
secara aktif pada struktur dinding sehingga struktur cenderung akan terguling atau akan
tergeser.

Dinding Penahan Tanah berfungsi untuk menyokong tanah serta mencegahnya dari
bahaya kelongsoran. Baik akibat beban air hujan, berat tanah itu sendiri maupun akibat beban
yang bekerja di atasnya.

Dalam proyek Rumah Susun Stasiun Tanjung Barat ini memakai dinding penahan tanah
tipe kantilever (Cantilever Retaining Wall). Dinding ini terdiri dari kombinasi dinding dengan
beton bertulang yang berbentuk huruf T. Ketebalan dari dua bagian relatif tipis dan secara
penuh diberi tulangan untuk menahan momen dan gaya lintang yang bekerja pada dinding
tersebut. Stabilitas konstruksinya diperoleh dari berat sendiri dinding penahan tanah diatas
tumit tapak (hell). Terdapat 3 bagian struktur yang berfungsi sebagai kantilever, yaitu bagian
dinding vertikal (steem), tumit tapak dan ujung kaki tapak (toe). Biasanya ketinggian dinding
ini tidak lebih dari 6 – 7 meter.

Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan yang dilakukan meliputi:

1. Uji lapangan dengan melakukan pengeboran teknik pada 5 lokasi dengan kedalaman
pemboran 40m yang disertai uji SPT setiap interval 2m dan pengambilan sample. Uji
Sondir dilaksanakan pada 14 titik lokasi pengujian. (Lokasi pengujian terlampir)
2. Uji laboratorium dilakukan pada sample – sample yang meliputi:
a. Index Properties
b. Atterberg Limits
c. Analisa Saringan Butir
d. Kuat Geser Tanah
e. Uji Konsolidasi

Uji Lapangan

Jenis Pengujian Standar Tujuan


Sondir ASTM D-3441 Mengetahui tingkat
perlawanan tanah terhadap
tekanan conus dan lekatan
total.
Bor ASTM D-1452 Mengetahui jenis dan
struktur secara visual.
Pengujian STP ASTM D-1586 Mengetahui kekuatan tanah
dengan menghitung jumlah
tumbukan yang diperlukan
oleh standar hammer untuk
menembus lapisan tanah
sedalam 30cm.
Pengambilan Contoh Tanah ASTM D-1587 Keperluan pengujian pada
Tidak Terganggu laboratorium.
Tabel 4. Uji Lapangan

Uji Laboratorium
Jenis Pengujian Standar Tujuan
Water Content ASTM D-2216 Mengetahui kondisi
kelembapan contoh tanah
asli.
Specific Gravity, Gs ASTM D-854 Mengetahui berat 2lastic2
contoh tanah terhadap berat
air.
Unit Weight,  ASTM C-29 Mengetahui berat per satuan
volume.
Grain Size Distribution ASTM D-422 Mengetahui ukuran dan
ASTM D-1140
susunan butir tanah.
Atterberg Limits, (LL / PL) ASTM D-4318 Mengklasifikasikan tanah
berdasarkan sifat batas cair
dan 2lastic dan
mengevaluasi konsistensi
tanah.
Strengh Test: UCT, TX-UU, ASTM D-2166 Mendapatkan sudut
TX-CU ASTM D-2850
perlawanan geser dalam dan
ASTM D-4767
kohesi tanah.
Consolidation Test ASTM D-2435 Mengetahui sifat dan
perilaku pemampatan tanah
di bawah tegangan kerja.
Tabel 4. Uji Laboratorium

Perkiraan Profil
1. Berdasarkan Uji Sondir:
Uji sondir dilaksanakan pada 14 titik lokasi dan dibagi atas 2 grup berdasarkan
kedalaman akhir pengujian sondir menggunakan alat dengan kapasitas 2,5 ton.
Berdasarkan hasil uji sondir yang ada, uji sondir terhenti pada kedalaman antara 17,8m
– 25m. Uji terhenti karena tidak dapat menembus lapisan lensa pasir kelanauan sangat
padat atau lanau dengan konsistensi sangat teguh hingga keras dan pengujian sondir
yang dihentikan pada kedalaman 25m dikarenakan kelangsingan rod.
Gambar 4. Profil Qc vs Kedalaman
(Sumber: Data Proyek)
Pada grup A, hasil uji sondir terhenti pada kedalaman 18m – 20m. Terlihat bahwa nilai
Qc sondir dari permukaan hingga kedalaman antara 17m – 19m berkisar antara 5 – 30
kg/cm², dimana dijumpai pula adanya nilai Qc mencapai 50 kg/cm². Hingga akhir
pengujian nilai Qc sondir meningkat sehingga tercapai kapasitas maksimum alat (Qc >
250 kg/cm²).
Pada grup B, hasil uji sondir terhenti pada kedalaman 25m. Terlihat bahwa nilai Qc
sondir dari permukaan hingga kedalaman antara18m – 19m berkisar antara 5 – 30
kg/cm², dimana dijumpai pula adanya nilai Qc mencapai 60 kg/cm². Hingga akhir
pengujian nilai Qc sondir meningkat berkisar 25 – 115 kg/cm², namun dijumpai pada
titik S-10 nilai Qc mencapai 150 kg/cm² dan pada titik S-7 mencapai kapasitas
maksimum alat 250 kg/cm².
2. Berdasarkan Pemboran dan Uji SPT
Pemboran dilakukan menggunakan metode pemboran kering dengan sistem coring,
disertai pengujian STP. Pemboran teknik dilakukan pada 5 titik lokasi dan dibagi atas
2 grup berdasarkan area pengujian dan kedalaman lensa pasir sangat padat.

Gambar 4. Profil Nilai SPT vs Kedalaman


(Sumber: Data Proyek)
Pada area 1, hasil uji penyelidikan tanah menunjukkan permukaan tanah hingga
kedalaman 17m – 19m terdiri dari lapisan lempung atau lanau dengan konsistensi
sedang hingga teguh. Hingga akhir pengeboran lapisan tanah terdiri dari lapisan
lempung atau lanau dengan konsistensi sangat teguh hingga keras berselang seling
dengan lapisan pasir atau pasir kelanauan sangat padat.
Pada area 2, hasil uji penyelidikan tanah menunjukkan permukaan tanah hingga
kedalaman 21m – 23m terdiri dari lapisan lempung atau lanau dengan konsistensi
sedang hingga teguh. Hingga akhir pengeboran lapisan tanah terdiri dari lapisan
lempung atau lanau dengan konsistensi sangat teguh hingga keras berselang seling
dengan lapisan pasir atau pasir kelanauan sangat padat.
Karakteristik Tanah Berdasar Uji Laboratorium
1. Index Properties
Berdasarkan hasil uji index properties diperoleh nilai water content berkisar antara 29%
- 84%, dengan batas cair berkisar antara 47% - 122%, dan batas plastis berkisar antara
21% - 32%. Nilai specific gravity berkisar antara 2,56 – 2,76.

Gambar 4. Index Properties vs Kedalaman


(Sumber: Data Proyek)
2. Kuat Geser Tanah
Uji yang dilakukan untuk menentukan kuat geser tanah adalah Unconfined
Compression Test (UCT), Triaxial UU dan Triaxial CU.

Gambar 4. Nilai Kuat Geser Tanah vs Nilai N-SPT


(Sumber: Data Proyek)
Berdasarkan hasil korelasi tersebut diperkirakan nilai kuat geser tanahnya (Su) berkisar
1/13 Nspt dengan rentang antara 1/8 – 1/26 Nspt.
Berdasarkan hasil uji Triaxial CU menunjukkan nilai kohesi total antara 0,19 – 1,87
kg/cm² dengan sudut geser total antara 2 - 13. Untuk nilai kohesi efektif antara 0,18 –
1,71 kg/cm² dengan sudut geser efektif antara 6 - 25

Perhitungan.
H Jenis Tanah W d ’ sat c  Gs e
M % t/m³ t/m³ t/m³ t/m²
4.5-5 Lanau 53 1.05 0.669 1.669 0.87 2 2.74 1.6
Kelempungan
8.5-9 Lanau 64 0.9 0.577 1.577 0.43 9 2.73 2
Kelempungan
18.5-19 Lanau 72 0.84 0.577 1.577 0.29 4 2.75 2.14
Kelempungan
26.5-27 Lanau 67 0.9 0.568 1.568 0.17 7 2.72 2.03
Kelempungan
0-27 Average 64 0.9225 0.59775 1.59775 0.44 5.5 2.735 1.9425

 Tekanan tanah pada kedalaman dasar galian:


(𝐺𝑠 + 𝑒) × 𝑤
𝑠𝑎𝑡 =
1+𝑒
(2.74+1.6)×9.81
i. 𝑠𝑎𝑡 = 1+1.6
= 16.375
(𝐺𝑠 + 𝑒) × 𝑤
𝑠𝑎𝑡 =
1+𝑒
(2.73+2)×9.81
ii. 𝑠𝑎𝑡 = 1+2
= 15.467
(𝐺𝑠 + 𝑒) × 𝑤
𝑠𝑎𝑡 =
1+𝑒
(2.75+2.14)×9.81
iii. 𝑠𝑎𝑡 = 1+2.14
= 15.277
(𝐺𝑠 + 𝑒) × 𝑤
𝑠𝑎𝑡 =
1+𝑒
(2.72+2.03)×9.81
iv. 𝑠𝑎𝑡 = 1+2.03
= 15.378

′ = 𝑠𝑎𝑡 − 𝑤
i. ′ = 1.669 − 1 = 0.669
ii. ′ = 1.557 − 1 = 0.557
iii. ′ = 1.557 − 1 = 0.557
iv. ′ = 1.568 − 1 = 0.568

H Jenis W d ’ sat c  Gs e
(m) Tanah (%) (t/m³) (t/m³) (t/m³) (t/m²)
0-27 Average 64 0.9225 0.59775 1.59775 0.44 5.5 2.735 1.9425

 Menghitung nilai 𝐾𝑎 𝑑𝑎𝑛 𝐾𝑝

Tanah Pasif = 𝐾𝑝 = 𝑡𝑎𝑛²(45 + ∅⁄2)

𝐾𝑝 = 𝑡𝑎𝑛²(45 + 5.5⁄2)
𝐾𝑝 = 1.212

Tanah Aktif = 𝐾𝑎 = 𝑡𝑎𝑛²(45 − ∅⁄2)

𝐾𝑎 = 𝑡𝑎𝑛²(45 − 5.5⁄2)
𝐾𝑎 = 0.825
 Hitung 𝜎𝑣
𝜎𝑣 = 𝜎0 + ’ × h
𝜎𝑣 = 𝑞 + ’ × h
𝜎𝑣 = 1.5 + (0.59775 × 0)
𝜎𝑣 = 1.5 𝑡/𝑚²
i. Tanah Aktif
Titik 𝜎𝑣 ′ (𝑡/𝑚²) Total (𝑡/𝑚²)
1 1.5 1.5
2 1.5 + (0.59775 × 10) 7.4775
3 7.4775 + (0.59775 × 0) 7.4775
4 7.4775 + (𝐷0 × 0.59775) 7.4775 + 0.59775𝐷
ii. Tanah Pasif
Titik 𝜎𝑣 ′ (𝑡/𝑚²) Total (𝑡/𝑚²)
1 0 0
2 0.59775 × (20 + 𝐷) 11.955 + 0.59775𝐷
 Menghitung Tegangan Horizontal
𝜎ℎ = 𝜎 × 𝐾𝑎 − 2𝑐√𝐾𝑎
𝜎ℎ = 𝜎𝑣1 × 𝐾𝑎 − 2𝑐√𝐾𝑎
𝜎ℎ = 𝜎 × 0.825 − 2(0.44)√0.825
𝜎ℎ = 𝑡/𝑚²
i. Tanah Aktif
Titik 𝑡 Total (t/m²)
𝜎ℎ′ ( )
𝑚2
1 (1.5 × 0.825) − (2 × 0.44 × √0.825) 0.438

2 (7.4775 × 0.825) − (2 × 0.44 × √0.825) 5.369


3 (7.4775 × 0.825) − (2 × 0.44 × √0.825) 5.369
4 (7.4775 + 0.59775𝐷) × 0.825 − (2 × 0.44 × √0.825) 5.369 + 0.493D

ii. Tanah Pasif


Titik 𝑡 Total (t/m²)
𝜎ℎ′ ( )
𝑚2
1 (0 × 1.212) + (2 × 0.44 × √1.212) 0.968
2 (11.955 + 0.59775𝐷) × 1.212 + (2 × 0.44 × √1.212) 15.458 + 0.724𝐷
i. Aktif
P 𝑡 H (m) P = (Luasan × H) Total (ton)
𝜎ℎ′ ( )
𝑚2
1 0.438 27 0.438 × 27 11.826
2 5.369 27 0.5 × (5.369 − 0.438) × 27 66.568
3 5.369 D 5.369 × 𝐷 5.369D
4 5.369 + 0.493D D 0.5 × (5.369 + 0.493𝐷 − 5.369) × 𝐷 0.2465D²
ii. Pasif
P 𝑡 H (m) P = (Luasan × H) Total (ton)
𝜎ℎ′ ( )
𝑚2
1 0.968 20 + D 0.968 × (20 + 𝐷) 19.36 +
0.968D
2 15.458 + 0.724𝐷 20 + D 0.5 × (15.458 + 0.724𝐷 − 0.968) 144.9 +
× (20 + 𝐷) 0.362 D²
Titik Gaya yang Jarak ke Momen (tm)
Terjadi Titik (m)
Aktif
1 11.826 1.5 17.739
2 66.568 3.166 210.754
3 5.369D 6.5 + 0.5D 34.898D + 2.684D²
4 0.2465D² 6.5 + 0.3D 1.602D² + 0.073D³
Σ𝑀𝑎𝑘𝑡𝑖𝑓 0.073D³ + 4.286D² + 34.898D + 228.493
Pasif
1 19.36 + 5 + 0.5D 0.484D² + 14.52D + 96.8
0.968D
2 144.9 + 0.362 5.5 + 0.6D 0.2172D³ + 1.991D² + 86.94D + 796.95

Σ𝑀𝑝𝑎𝑠𝑖𝑓 0.2172D³ + 2.475D² + 101.46D + 893.75
Σ𝑀𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = Σ𝑀𝑎𝑘𝑡𝑖𝑓 − Σ𝑀𝑝𝑎𝑠𝑖𝑓

= (0.2172D3 + 2.475D2 + 101.46D + 893.75) − (0.073D³ + 4.286D² + 34.898D


+ 228.493

= 0.1442D3 − 1.811D2 + 66.562𝐷 + 665.257

Dengan trial and error maka didapatkan

𝐷1 = −7.528

𝐷2 = −4.0.43

𝐷3 = 10.043 (memenuhi)

Untuk itu, Panjang turap yang masuk ke dalam tanah adalah

𝐻 = 20 + 10 = 30 𝑚

Sehingga Panjang total turap yang dibutuhkan adalah:

𝐻𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 30 + 7 = 37 𝑚

Menghitung letak Momen Maksimum yaitu dengan cara mendiferensialkan persamaan


momen total terhadap x (D = x)
0.1442D3 − 1.811D2 + 66.562𝐷 + 665.257

Maka, didapatkan

0.4326D2 − 3.622𝐷 + 66.562

−𝑏 ± √𝑏 2 − 4𝑎𝑐
𝑥=
2𝑎

𝑥1 = 11.676

𝑥2 = −11.676

Maka,

(0.1442 × 11.6763 ) − (1.811 × 11.6762 ) + (66.562 × 11.676) + 665.257

= −1210.739 𝑡𝑚

= 1210.739 𝑡𝑚

Anda mungkin juga menyukai