Anda di halaman 1dari 17

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL ANALISA 46

BAB IV

PEMBAHASAN DAN HASIL ANALISA

4.1. Umum

Salah satu masalah yang sering ditemukan pada konstruksi jalan yang dibangun

diatas tanah dasar lunak adalah daya dukung tanah yang relatif sangat rendah.

Keadaan seperti ini menyebabkan penurunan tanah (settlement) yang besar serta

memiliki penurunan jangka panjang (consolidation settlement) yang lama. Bila

keadaan seperti itu tidak direncanakan dengan baik, maka akan mempengaruhi

badan jalan diatasnya dan mempercepat kerusakan jalan sehingga dapat

mengganggu mobilitas pada wilayah tersebut. Kondisi lahan pada Proyek Jalan Tol

Palembang – Indralaya (Palindra) didominasi lapisan tanah lempung yang

merupakan tanah dasar lunak. Untuk memperbaiki kondisi tanah tersebut,

digunakan metode vacuum consolidation sebagai alternatif dalam menanggulangi

masalah tersebut sebagai pengganti preloading.

Pada bab ini akan dibahas mengenai penurunan tanah menggunakan

preloading dengan permodelan menggunakan program SETTLE 3D untuk

membandingkan dengan data hasil lapangan menggunakan vacuum consolidation.

Hasil yang didapat dari perbandingan ini adalah perbedaan penurunan tanah

menggunakan teknik vacuum consolidation dengan preloading.

JURUSAN TEKNIK SIPIL


BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL ANALISA 47

4.2. Kondisi Tanah

Hasil penyelidikan tanah pada proyek Tol Palembang – Indralaya (Palindra)

pada zona tanah yang ditinjau adalah sebagai berikut:

a. Tanah Lapis 1

Dari permukaan tanah asli hingga kedalaman -15,00 meter, jenis

lapisan tanah ini adalah Silty Clay, dengan relative density or

consistency adalah very soft to soft. Muka air tanah berada pada

ketinggian -1,00 meter.

b. Tanah Lapis 2

Lapisan tanah kedua berada pada kedalaman -15,00 meter sampai

dengan -18,50 meter dengan jenis tanah Silty Clay yang memiliki

relative density or consistency adalah medium stiff.

c. Tanah Lapis 3

Pada lapisan ketiga terdapat jenis tanah Clayey Sand pada kedalaman -

18,50 meter sampai dengan -32,00 meter dengan relative density or

consistency adalah medium dense to dense.

d. Tanah Lapis 4

Lapisan tanah keempat pada kedalaman ≥ -32,00 yang memiliki jenis

tanah Clay dengan relative density or consistency adalah very stiff to

hard.

JURUSAN TEKNIK SIPIL


BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL ANALISA 48

4.3. Data Vertical Drain

Parameter Prefabricated Vertical Drain (PVD) yang digunakan pada lokasi

studi memiliki spesifikasi sebagai berikut:

a. Dimensi yang digunakan yaitu lebar 100 mm dan ketebalan 3 mm

b. Pola pemasangan PVD adalah bujur sangkar

c. Jarak antar spasi adalah 1 meter

d. Berdasarkan data, panjang PVD yang digunakan pada zona yang

ditinjau adalah 18 meter

4.4. Data Teknis Jalan

Teknis jalan rencana yang akan dibangun adalah sebagai berikut:

• Panjang Jalan : ± 22 km

• Jumlah Lajur : 2 lajur 2 arah

• Lebar Lajur : 3,6 m

• Lebar Bahu Luar :3m

• Lebar Bahu Dalam : 1,5 m

• Lebar Median : 1,25 m

4.5. Data Lapangan dengan Metode Vacuum Consolidation

Metode Vacuum Consolidation merupakan pemberian tekanan sebagai

pengganti timbunan untuk menaikkan daya dukung tanah. Tekanan optimal pada

vacuum sebesar -80 kPa yang setara dengan 5 m tinggi timbunan. Sebelum

JURUSAN TEKNIK SIPIL


BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL ANALISA 49

dilakukan proses Vacuum Consolidation, dilakukan penimbunan selama 90 hari

setinggi 3 m. Sedangkan untuk proses vacuum ini berlangsung selama 134 hari.

Hasil penyelidikan penurunan tanah pada zona yang ditinjau disajikan dalam tabel

berikut:

Tabel 4.1 Data Penurunan Tanah pada Proyek Tol Palembang – Indralaya
(Palindra)
Post Vacuum Result
Soil Thickness (m)
Total Settlement Acceptance
Settlement Degree of
Zones Sand Soft Soil PVD Top backfill Vacuum Actual
before Consolidation
Platform Thickness depth thickness settlement settlement
vacuum by Asaoka
(m) (m) (m) (m) (mm) (mm) (mm) (%)
Point 1 STA 0+100 3.00 16.00 19.00 0.70 1444 1351 2795 94.16
Point 2 STA 0+200 3.00 16.00 19.00 0.50 687 1278 1965 94.72
Point 3 STA 0+300 3.00 15.00 18.00 0.50 822 1134 1956 93.07
Point 4 STA 0+400 3.00 15.50 18.50 0.50 516 1068 1584 94.06
Point 5 STA 0+500 3.00 15.00 18.00 0.50 522 997 1519 97.15
Point 6 STA 0+600 3.00 14.50 17.50 0.50 643 1556 2199 97.31
Point 7 STA 0+675 3.00 14.50 17.50 0.50 1116 1669 2785 93.80
Average 3.00 15.00 18.00 0.50 821 1293 2115 94.90

4.6. Permodelan Data dengan Metode Conventional Preloading Menggunakan

Program SETTLE 3D

Analisis penurunan tanah akibat beban conventional preloading dilakukan

dengan permodelan menggunakan program SETTLE 3D dengan parameter yang

diinput sebagai berikut:

a. Project Settings

Pada tab General, pilih Bousinessq pada Stress Computation Method dan

pada satuan Units yang akan digunakan atur Stress = Metric, stress as kPa

dan Settlement = Milimeters. Karena yang akan dicari adalah jumlah

JURUSAN TEKNIK SIPIL


BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL ANALISA 50

penurunan berdasarkan waktu, maka pilih Time-dependent Consolidation

Analysis pada kotak centang. Atur Time Units = Days dan Permeability Units

= centimeters/second. Kotak dialog pada tab General akan terlihat seperti ini:

Gambar 4.1 Input Data Pada Tab General

Setelah tab General selesai, klik tab Stages. Atur Number of Stages = 11,

berdasarkan beberapa waktu yang akan ditinjau. Tetapkan waktu untuk

tahapan seperti gambar dibawah ini:

JURUSAN TEKNIK SIPIL


BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL ANALISA 51

Gambar 4.2 Tampilan Dialog Tahapan (Stages)

Klik pada tab Groundwater lalu atur Depth to water table = 1, sesuai

dengan hasil dari penyelidikan di lapangan. Angka ini menunjukkan bahwa

muka air tanah berada pada kedalaman 1 m dibawah permukaan tanah untuk

semua stages.

Gambar 4.3 Dialog Groundwater Terhadap Muka Air Tanah

JURUSAN TEKNIK SIPIL


BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL ANALISA 52

klik OK untuk menyimpan dan menutup dialog Project Settings.

b. Soil Properties

Lapisan tanah dibagi menjadi 4 lapisan yang terdiri dari 2 lapisan tanah

timbunan, 1 lapisan top backfill, dan 1 lapisan merupakan permodelan beban

preloading. Pada Proyek Tol Palembang – Indralaya (Palindra) merupakan

tanah rawa, sehingga tanah dianggap Normally Consolidated. dengan

parameter sebagai berikut:

• Lapisan Tanah 1 (Very Soft to Soft Silty Clay)

- Berat Jenis (𝛾) = 17,75 kN/m³

- Poisson Ratio = 0,2

- 𝐸𝑠 = 2750 kPa

- 𝐶𝑐 = 0,6

- 𝐶𝑟 = 0,1

- 𝑒0 = 2,78

- 𝑃𝑐 = 𝑃0 ′ = Normally Consolidated

- 𝑂𝐶𝑅 = 1

- 𝐶𝑣 = 0,0263 cm²/second

JURUSAN TEKNIK SIPIL


BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL ANALISA 53

Gambar 4.4 Parameter Tanah Lapisan 1

• Lapisan Tanah 2 (Medium Stiff Silty Clay)

- Berat Jenis (𝛾) = 16,88 kN/m³

- Poisson Ratio = 0,3

- 𝐸𝑠 = 7000 kPa

- 𝐶𝑐 = 0,25

- 𝐶𝑟 = 0,1

- 𝑒0 = 1,1

- 𝑃𝑐 = 𝑃0 ′ = Normally Consolidated

JURUSAN TEKNIK SIPIL


BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL ANALISA 54

- 𝑂𝐶𝑅 = 1

- 𝐶𝑣 = 0,0271 cm²/second

Gambar 4.5 Parameter Tanah Lapisan 2

• Lapisan Tanah 3 (Medium Dense to Dense Clayey Sand)

- Berat Jenis (𝛾) = 20,13 kN/m³

- Poisson Ratio = 0.35

- 𝐸𝑠 = 62500 kPa

- 𝐶𝑐 = 0,15

- 𝐶𝑟 = 0,1

JURUSAN TEKNIK SIPIL


BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL ANALISA 55

- 𝑒0 = 0,59

- 𝑃𝑐 = 𝑃0 ′ = Normally Consolidated

- 𝑂𝐶𝑅 = 1

- 𝐶𝑣 = 0,042 cm²/second

Gambar 4.6 Parameter Tanah Lapisan 3

• Lapisan Tanah 4 (Very Stiff to Hard Clay)

- Berat Jenis (𝛾) = 15,69 kN/m³

- Poisson Ratio = 0,45

- 𝐸𝑠 = 10000 kPa

JURUSAN TEKNIK SIPIL


BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL ANALISA 56

- 𝑚𝑣 = 0,0002 m²/kN

- 𝐶𝑣 = 0,0329 cm²/second

Gambar 4.7 Parameter Tanah Lapisan 4

Setelah semua parameter tanah sudah diinput, klik OK untuk menutup dialog.

c. Soil Layers

Klik tombol Insert Layer Below untuk menambah lapisan tanah dan input

ketebalan setiap lapisan, seperti pada gambar dibawah ini:

JURUSAN TEKNIK SIPIL


BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL ANALISA 57

Gambar 4.8 Tampilan Soil Layers

d. Pembebanan

Timbunan akan dibangun dalam beberapa lapisan, yaitu 2 lapisan sebagai

timbunan pasir selama 90 hari dengan diasumsikan timbunan pertama pada

hari ke 0 dan timbunan kedua pada hari ke 45. Selanjutnya terdapat 1

timbunan sebagai top backfill dilakukan 14 hari setelah hari ke 90. Lalu yang

paling terakhir adalah permodelan preloading selama 134 hari dari hari ke 90,

namun preloading harus berada diatas top backfill maka dipermodelkan

ditimbun di hari yang sama dengan top backfill. Dalam dialog desain

timbunan, atur Number of Layers = 4 dan Base Width = 45 m serta Near End

Angle dan Far End Angle = 90°.

JURUSAN TEKNIK SIPIL


BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL ANALISA 58

Tabel 4.2 Parameter Data Timbunan

Layer 1 Layer 2 Layer 3 Layer 4 Satuan


Stages 1 (0 d) 3 (45 d) 6 (114 d) 6 (114 d)
Waktu 45 45 110 110 hari
Left Bench Width 0 3 0 2 m
Left Angle 45 45 26.57 26.57 deg
Height 1.5 1.5 0.5 5 m
Unit Weight 16 16 16 16 kN/m³
Right Angle 45 45 26.57 26.57 deg
Right Bench Width 0 3 0 2 m

Setelah semua selesai diinput, klik OK untuk keluar dialog. Hasil dari

parameter yang diinput terlihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 4.9 Parameter Timbunan

JURUSAN TEKNIK SIPIL


BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL ANALISA 59

e. Horizontal Drains dan Vertical Drains

Klik pada Wick Drains yang berada di kanan bawah dari menu Soil

Properties untuk menentukan aliran horizontal. Pada permodelan ini akan

diasumsikan bahwa material adalah dua kali lebih permeabel pada arah

horizontal dibandingkan dengan arah vertikal, sehingga diatur rasio

horizontal terhadap permeabel vertikal adalah 2 seperti yang ditunjukkan

pada gambar dibawah ini. Ulang langkah ini pada setiap lapisan tanah yang

berbeda sehingga semua lapisan memiliki permeabilitas horizontal 2 kali

lebih besar dibandingkan permeabilitas vertikal.

Gambar 4.10 Aliran Horizontal untuk Drainase Vertikal

Untuk menambahkan serangkaian dari PVD, klik menu Regions lalu pilih Add

Wick Drain Region. Untuk rasio untuk smear zone diasumsikan dengan 1.

Masukkan parameter Vertical Drains sebagai berikut:

JURUSAN TEKNIK SIPIL


BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL ANALISA 60

Gambar 4.11 Parameter Wick Drains

Klik OK untuk keluar dari dialog. Setelah itu masukkan koordinat dari rangkaian

PVD pada Plan View yang menutupi semua area pada daerah timbunan.

4.7. Hasil Output dari Program SETTLE 3D

Hasil permodelan penurunan tanah akibat beban timbunan dengan nilai derajat

konsolidasi 90,7% dengan jangka waktu 224 hari didapatkan penurunan maksimum

sebesar 2055 mm. Bentuk permodelan beban pada program SETTLE 3D ini

ditunjukkan dengan gambar berikut ini:

JURUSAN TEKNIK SIPIL


BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL ANALISA 61

Gambar 4.12 Hasil Output Permodelan Penurunan Tanah Menggunakan Preloading

4.8. Perbandingan Penggunaan Metode Vacuum Consolidation dengan Metode

Conventional Preloading

Setelah didapatkan hasil dari permodelan penurunan tanah metode preloading

dengan menggunakan program SETTLE 3D, maka hasil tersebut dapat

dibandingkan dengan data lapangan penurunan tanah menggunakan vacuum

consolidation. Data lapangan yang diambil berdasarkan angka rata-rata pada zona

yang ditinjau. Hasil dari penurunan tanah disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.3 Hasil Penurunan Tanah

Vacuum
Preloading
Consolidation
Actual Settlement 2115 mm 2055 mm
Settlement Before
821 mm 767 mm
Vacuum / Preloading
Vacuum / Preloading
1293 mm 1288 mm
Settlement

JURUSAN TEKNIK SIPIL


BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL ANALISA 62

Perhitungan perbandingan penurunan tanah antara Vacuum Consolidation

dengan Preloading adalah sebagai berikut:

𝑆𝑐𝑣 1293
=
𝑆𝑐 1288

= 1,004

Dimana : Scv = Vacuum Settlement

Sc = Preloading Settlement

JURUSAN TEKNIK SIPIL

Anda mungkin juga menyukai