Anda di halaman 1dari 15

CALIFORNIA BEARING

RATIO

NO. NAMA NBI PENGUJIAN


5. BAHRUL ULUM 1431600038 PENGUJIAN CBR

Mekanika Tanah I
Pendahuluan
Pengukuran nilai daya dukung yang relatif mudah
dimengerti adalah California Bearing Ratio (CBR),
dikembangkan oleh Departement Jalan Raya
California tahun 1920. CBR merupakan suatu
perbandingan antara beban percobaan (test load)
dengan beban Standar (Standard Load) dan
dinyatakan dalam persentase.
Pemakaian nilai CBR
Nilai CBR dikembangkan untuk mengukur kapasitas
daya dukung beban tanah yang digunakan
sebagai jalan.
CBRjuga dapat digunakan untuk mengukur
kapasitas daya dukung beban perkerasan jalan.
Semakin keras suatu material, semakin tinggi rating
CBR. Tanah pertanian umumnya mempunyai nilai
CBR sekitar 3, tanah lempung basah mempunyai
nilai CBR4.75, pasir lembab memiliki CBR10,
aggregat memiliki CBR lebih dari 80.
CBR beberapa material

Material CBR %
Agregat pecah padat-bergradasi biasanya 100
digunakan untuk pondasi perkerasan
Agregat alami padat-bergradasi biasanya 80
digunakan untuk pondasi perkerasan
Batu Kapur 80
Pasir campuran 50 80
Pasir berbutir kasar 20 50
Pasir berbutir halus 10 20
Tanah Lempung <3
Lapisan jalan
CBR pada lapisan jalan

CBR in Base CBR is Subbase CBR in Subgrade


Excellent 100 50 -
Good 80 40 12+
Fair - 30 9 12
Poor 50 - 48
Very poor - - <4
Harga CBR
Pengaruh gradasi
Pengaruh kekuatan batuan
California Bearing Ratio Test (CBR)

Kedalaman Penetrasi Unit Load

Deflection Dial
0.1 inci 1000 psi
Piston
0.2 inci 1500 psi

0.3 inci 1900 psi

0.4 inci 2300 psi

0.5 inci 2600 psi

Sample

(a) (b)

Tes CBR (a). Silinder dan Dial Gauge ; (b). Skema Diagram
Prosedur tes mengacu pada standar ASTM D-1883

Tes dilakukan dengan mengikuti prosedur sebagai berikut :

1. Penentuan kadar air optimum (woptimum).


5. Sampel tanah dimasukkan ke dalam mold, dibuat sebanyak 3 mold. Sampel tanah dalam
setiap mold dibuat sebanyak 5 lapis.
6. Sampel di dalam mold kemudian ditambah air sebesar kadar air optimum.
7. Penumbukan sampel tanah dalam mold dengan menggunakan hammer seberat 5 kg.
- untuk mold pertama dilakukan sebanyak 10 pukulan/lapisan
- untuk mold kedua dilakukan sebanyak 25 pukulan/lapisan
- untuk mold ketiga dilakukan sebanyak 56 pukulan/lapisan
Untuk pengukuran swelling, sampel dalm mold kemudian direndam (soaked) selama 3 -4
hari
7. Penetrasi sampel pada silinder uji
8. Penentuan besarnya unit load yang diperlukan untuk memperoleh penetrasi 0,1 inci hingga
0,2 inci.
9. Tentukan nilai CBR.
Sinar
Matahari

Sampel
Tanah
1 2

5 Mold 1 Mold 2 Mold 3

4
(w1) (w2) (w3)

Mold 4 Mold 5
(w4) (w5)

7
Berat Jenis Kering
(gd)
Zero air voids
Berat Jenis Kering (saturation = 100%)
Maksimum

Proctor
6
Modifikasi

Proctor
Standar

Kurva Kadar Air


Kadar Air (w)
Pemadatan Optimum
Pencampuran Penumbukan
Penentuan woptimum (hammer 5 kg)
woptimum
Mold 1 Mold 2 Mold 3 Mold 1 Mold 2 Mold 3

5 lapis

10 x /lapisan 25 x /lapisan 56 x /lapisan

gd1 gd gd3
2
PENETRASI BEBAN SATUAN STANDAR
in mm Mpa Psi
0.1 2.5 6.9 1000
0.2 5.0 10.3 1500
0.3 7.5 13.0 1900
0.4 10.0 16.0 2300
0.5 12.7 18.0 2600
Kedalaman Penetrasi Unit Load
CBR Disain
0.1 inci 1000 psi
gd
(gd) max
95% (gd) max Load
56 x

25 x

Kadar Air 10 x
Optimum
W(%)
Sampel dipadatkan pada
kadar air optimum
95% (gd) max Penetrasi
0.1 inci

gd

56 x
25 x

10 x

CBR disain
CBR (%)
Standar Perkerasan

Anda mungkin juga menyukai