Anda di halaman 1dari 39

PENGGUNAAN SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi

2) PADA PEKERJAAN LAPIS FONDASI AGREGAT


DAN CAMPURAN BERASPAL PANAS

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
BALAI BAHAN JALAN 1
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
BALAI BAHAN JALAN

SEKSI 5.1
LAPIS FONDASI
AGREGAT

2
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA UMUM
BALAI BAHAN JALAN

Toleransi Elevasi Permukaan Relatif Terhadap Elevasi Rencana


Toleransi Elevasi Permukaan
Bahan dan Lapisan Fondasi Agregat relatif terhadap elevasi
rencana
Lapis Fondasi Agregat Kelas B digunakan sebagai + 0 cm
Lapis Fondasi Bawah (hanya permukaan atas
- 2 cm
dari Lapisan Fondasi Bawah).
+ 0 cm
Permukaan Lapis Fondasi Agregat Kelas A.
- 1 cm

3
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA BAHAN
BALAI BAHAN JALAN

Gradasi Lapis Fondasi Agregat Sifat-sifat Lapis Fondasi Agregat


Ukuran Ayakan Persen Berat Yang Lolos Lapis Fondasi Agregat
Sifat - Sifat
Lapis Fondasi Agregat Kelas A Kelas B
ASTM (mm) Kelas A Kelas B Abrasi dari Agregat Kasar (SNI 2417:2008) 0 - 40 % 0 - 40 %
Butiran pecah, tertahan ayakan No.4 (SNI 95/901) 55/502)
7619:2012)
 2’ 50   100 Batas Cair (SNI 1967:2008) 0 - 25 0 - 35
 1 ½ “ 37,5 100 88 - 95 Indek Plastisitas (SNI 1966:2008) 0-6 4 - 10
 1” 25,0 79 - 85 70 - 85 Hasil kali Indek Plastisitas dengan % Lolos
maks.25 -
Ayakan No.200
 3/4 “ 19,0    
Gumpalan Lempung dan Butiran-butiran
 1/2 “ 12,5     Mudah Pecah (SNI 4141:2015)
0-5% 0-5%
3/8 “ 9,50 44 - 58 30 - 65 CBR rendaman (SNI 1744:2012) min.90 % min.60 %
No.4 4,75 29 - 44 25 - 55 Perbandingan Persen Lolos Ayakan No.200 dan
No.8 2,36     maks.2/3 maks.2/3
No.40
No.10 2,0 17 - 30 15 - 40 Koefisien Keseragaman : Cv = D60/D10 - -
No.16 1,18     Catatan :
No.40 0,425 7 - 17 8 – 20 1) 95/90 menunjukkan bahwa 95% agregat kasar mempunyai muka bidang pecah satu
atau lebih dan 90% agregat kasar mempunyai muka bidang pecah dua atau lebih.
No.200 0,075 2-8 2-8 2) 55/50 menunjukkan bahwa 55% agregat kasar mempunyai muka bidang pecah satu
atau lebih dan 50% agregat kasar mempunyai muka bidang pecah dua atau lebih.

4
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA PENGENDALIAN MUTU
BALAI BAHAN JALAN

Frekuensi Pengujian
Tidak kurang dari lima (5) pengujian gradasi partikel untuk
Lapis Fondasi Agregat
1.000 meter kubik bahan yang diproduksi
untuk pembangunan jalan atau penambahan Tidak kurang dari lima (5) pengujian indeks plastisitas
lajur dan 500 meter kubik bahan untuk
pelebaran menuju lebar standar satu (1) penentuan kepadatan kering maksimum
menggunakan SNI 1743:2008, metode D. Pengujian CBR
Pengujian Kepadatan dan kadar air bahan Lapis Fondasi
Agregat yang dipadatkan, mengunakan SNI 2828:2011
100 m per lajur untuk pembangunan jalan
atau penambahan lajur dan 50 m untuk keseragaman kepadatan diuji dengan Light Weight
pelebaran menuju lebar standar. Deflectometer (LWD) sesuai dengan Pd 03-2016-B (prosedur
LWD ditunjukkan dalam Lampiran 3.2.B)

5
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN
BALAI BAHAN JALAN
FAKTOR PEMBAYARAN HARGA SATUAN
UNTUK KETEBALAN KURANG ATAU
Lapis Fondasi Agregat harus diukur sebagai jumlah DIPERBAIKI
meter kubik dari bahan yang sudah dipadatkan, Faktor Pembayaran
Kekurangan Tebal
lengkap di tempat dan diterima. Volume yang diukur (% Harga Satuan)
harus didasarkan atas penampang melintang yang 0,0 - 1,0 cm 100 %
ditunjukkan pada Gambar, menggunakan prosedur > 1,0 - 2,0 cm 90 % atau diperbaiki
pengukuran standar ilmu ukur tanah, bila tebal yang > 2,0 - 3,0 cm 80 % atau diperbaiki
diperlukan merata, dan pada penampang melintang > 3,0 cm Harus diperbaiki
yang disetujui Pengawas Pekerjaan bila tebal yang
diperlukan tidak merata, dan panjangnya diukur
secara mendatar sepanjang sumbu jalan. FAKTOR PEMBAYARAN HARGA SATUAN
UNTUK KEPADATAN KURANG ATAU
DIPERBAIKI
Faktor Pembayaran
Kepadatan
(% Harga Satuan)
100 % 100 %
99 - < 100% 90 % atau diperbaiki
98 - < 99% 80 % atau diperbaiki
97 - < 98% 70 % atau diperbaiki
< 97% Harus diperbaiki

6
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
BALAI BAHAN JALAN

SEKSI 5.5
LAPIS FONDASI
AGREGAT SEMEN
(CTB dan CTSB)

7
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA UMUM
BALAI BAHAN JALAN

Toleransi Elevasi Permukaan Relatif Terhadap Elevasi Rencana


Toleransi Dimensi
a) Elevasi akhir setelah pemadatan Toleransi Elevasi Permukaan
Bahan dan Lapisan Fondasi Agregat relatif terhadap elevasi
tidak boleh lebih tinggi 2 rencana
sentimeter atau lebih rendah 3 Lapis Fondasi Agregat Kelas B digunakan sebagai
sentimeter dari yang disyaratkan + 0 cm
Lapis Fondasi Bawah (hanya permukaan atas
- 2 cm
atau disetujui dari Lapisan Fondasi Bawah).
+ 0 cm
Permukaan Lapis Fondasi Agregat Kelas A.
b) Seluruh permukaan akhir harus - 1 cm
cukup rata dan seragam serta Bahu Jalan Tanpa Penutup Aspal dengan Lapis + 1,5 cm
Fondasi Agregat Kelas C atau Kelas S, dan Lapis
memiliki kelandaian yang cukup - 1,5 cm
Drainase.
untuk menjamin pengaliran air
permukaan dan mempunyai
kemiringan melintang sesuai
rancangan dengan toleransi
±0,5%

8
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA BAHAN
BALAI BAHAN JALAN

Semen Portland Air harus diuji sesuai dengan; dan harus memenuhi
a) Semen yang digunakan adalah Semen ketentuan dalam SNI 7974:2016
Portland Tipe I yang memenuhi ketentuan
SNI 15-2049-2004. atau PPC (Portland
Pozzolan Cement) yang memenuhi ketentuan
SNI 0302:2014 dapat digunakan apabila Apabila timbul keraguan atas mutu air yang diusulkan dan
diizinkan tertulis oleh Pengawas Pekerjaan. karena sesuatu sebab pengujian air seperti diatas tidak
b) Pengawas Pekerjaan mempunyai hak dapat dilakukan
melaksanakan percobaan material Semen
untuk menjamin bahwa cara pengangkutan
dan tempat penyimpanan tidak dapat
merusak Semen. Air yang diusulkan dapat digunakan apabila kuat tekan
c) Semua semen harus disimpan terlebih mortar dengan air tersebut pada umur 7 hari dan 28 hari
dahulu di tempat penyimpanan dengan cara mempunyai kuat tekan minimum 90% dari kuat tekan mortar
yang tepat/cocok. dengan air suling untuk periode umur yang sama. Air yang
diketahui dapat diminum dapat digunakan

9
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA BAHAN
BALAI BAHAN JALAN

Gradasi Lapis Fondasi Agregat Sifat-sifat Lapis Fondasi Agregat


Ukuran Ayakan Persen Berat Yang Lolos Lapis Fondasi Agregat
Lapis Fondasi Agregat Sifat - Sifat
Kelas A Kelas B
ASTM (mm) Kelas A Kelas B Abrasi dari Agregat Kasar (SNI 2417:2008) 0 - 40 % 0 - 40 %
Butiran pecah, tertahan ayakan No.4 (SNI
95/901) 55/502)
7619:2012)
Batas Cair (SNI 1967:2008) 0 - 25 0 - 35
 2’ 50   100
Indek Plastisitas (SNI 1966:2008) 0-6 4 - 10
 1 ½ “ 37,5 100 88 - 95
 1” 25,0 79 - 85 70 - 85 Hasil kali Indek Plastisitas dengan % Lolos
maks.25 -
Ayakan No.200
 3/4 “ 19,0    
Gumpalan Lempung dan Butiran-butiran 0-5% 0-5%
 1/2 “ 12,5     Mudah Pecah (SNI 4141:2015)
3/8 “ 9,50 44 - 58 30 - 65 CBR rendaman (SNI 1744:2012) min.90 % min.60 %
No.4 4,75 29 - 44 25 - 55 Perbandingan Persen Lolos Ayakan No.200 dan
No.8 2,36     maks.2/3 maks.2/3
No.40
No.10 2,0 17 - 30 15 - 40 Koefisien Keseragaman : Cv = D60/D10 - -
No.16 1,18     Catatan :
1) 95/90 menunjukkan bahwa 95% agregat kasar mempunyai muka bidang pecah satu
No.40 0,425 7 - 17 8 – 20 atau lebih dan 90% agregat kasar mempunyai muka bidang pecah dua atau lebih.
No.200 0,075 2-8 2-8 2) 55/50 menunjukkan bahwa 55% agregat kasar mempunyai muka bidang pecah satu
atau lebih dan 50% agregat kasar mempunyai muka bidang pecah dua atau lebih.

10
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA PENGENDALIAN MUTU
BALAI BAHAN JALAN

Kadar penghamparan campuran harus diperiksa dengan


pengujian paling sedikit 2 lokasi per hari
semen harus diperiksa
sesuai dengan SNI 2828:2011
paling sedikit 2 kali per
hari, atau diperintahkan
atau disetujui oleh keseragaman kepadatan diuji dengan
Pengawas Pekerjaan Light Weight Deflectometer (LWD)
sesuai dengan Pd 03-2016-B (prosedur
Kepadatan LWD ditunjukkan dalam Lampiran 3.2.B)
bilamana diperintahkan oleh pengawas
Pengujian Kekuatan pekerjaan
Unconfined Compressive
Strength (UCS) dan kadar
air harus dilakukan paling Pengujian kerucut pasir untuk lapisan yang
sedikit 2 kali per hari. lebih dalam dari 20 cm, maka harus
Tidak ada pembayaran dilakukan 2 pengujian untuk masing-masing
terpisah untuk semua lokasi dengan bagian atas 15 cm dan bagian
pengujian ini. bawah 15 cm

11
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN
BALAI BAHAN JALAN

Bilamana tebal rata-rata Lapis Fondasi Agregat Lapis Fondasi Agregat Semen yang diterima harus memenuhi
Semen (CTB dan CTSB) untuk suatu segmen kepadatan yang disyaratkan, Jika kepadatan lapangan rata-rata dalam
tebalnya kurang dari toleransi yang disyaratkan suatu segmen tidak tercapai, tetapi semua sifat-sifat bahan yang
dalam (Toleransi Dimensi & Tabel Toleransi disyaratkan memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam spesifikasi,
Elevasi) maka kekurangan tebal ini harus maka kepadatan yang kurang ini harus diperbaiki kecuali Pengawas
diperbaiki Pekerjaan dapat menerima pekerjaan Lapis Fondasi Agregat Semen
dengan harga satuan dikalikan dengan Faktor Pembayaran sesuai Tabel
berikut;
Kecuali Pengawas Pekerjaan dapat menerima
pekerjaan Lapis Fondasi Agregat Semen dengan
harga satuan dikalikan dengan Faktor FAKTOR PEMBAYARAN HARGA SATUAN UNTUK
Pembayaran sesuai Tabel berikut; KEPADATAN KURANG ATAU DIPERBAIKI
Kepadatan Faktor Pembayaran (%
Harga Satuan)
Faktor Pembayaran (% ≥98 % 100 %
Kekurangan Tebal Harga Satuan)
0 – 1 kali toleransi 100% 97 - < 98 % 90 % atau diperbaiki
> 1 – 2 kali toleransi 75% atau diperbaiki 96 - < 97 % 80 % atau diperbaiki
> 2 – 3 kali toleransi 55% atau diperbaiki 95 - < 96 % 70 % atau diperbaiki
> 3 kali toleransi Harus diperbaiki < 95 % harus diperbaiki
12
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
BALAI BAHAN JALAN

SKh. 5.6
CEMENT TREATED RECYCLING BASE
DAN SUBBASE (CTRB&CTRSB)
DICAMPUR DI TEMPAT

13
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA UMUM
BALAI BAHAN JALAN

Toleransi Dimensi

• Tebal rata – rata CTRB pada setiap potongan melintang tidak boleh labih dari
10 % lebih kecil atau lebih tipis dari pada tabel yang telah ditentukan.
• Tebal rata – rata CTRB yang sudah selesai kekuatan dan kerataan yang
disetujui yang diukur dengan pengujian benda uji pada setiap potongan
melintang yang diteliti harus sama atau lebih tebal dari pada gambar rencana.
• Permukaan akhir CTRB harus mendekati ketinggian yang dirancang dan tidak
boleh kurang dari 1 cm dibawah permukaan yang di rancang dititik mana saja
• Kerataan permukaan CTRB tidak boleh ada yang menyimpang 2 cm

14
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA BAHAN
BALAI BAHAN JALAN

Semen yang harus digunakan untuk CTRB Air harus memenuhi ketentuan yang
adalah semen Portland biasa yang memenuhi disyaratkan dalam SNI 03-6817-2002
setentuan SII-13-1997 Semen Portland Type I.

Material Daur Ulang


1. Material yang didaur ulang dengan stabilisasi semen ini umumnya dimanfaatkan dari
material yang sudah ada diperkerasan lama.
2. Material daur ulang yang digunakan sebagai agregat dari campuran perkerasan lama
yang digaruk dan dihancurkan hingga lolos saringan 1½”
3. Material daur ulang harus bebas dari benda/zat organic yang mengganggu hidrasi
dari semen Portland. Waktu diuji Tes 18, BS 1924 kadar Phnya setelah satu jam
kemudian harus lebih besar dari pada 12,2. Pengujian ini hanya harus dilakukan jika
diminta direksi Teknik
4. Nilai (IP) maksimum 10 %

15
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA CAMPURAN
BALAI BAHAN JALAN

Kriteria kekuatan CTRB


Kuat Tekan, pada umu 7 hari (Kg/cm2)
Peruntukan UCS Kuat Tekan Beton Silinder
(diameter 70 mm x tinggi 140 mm) (diameter 150 mm x tinggi 300 mm)

CTRB Min. 30 Min. 35

16
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA PENGENDALIAN MUTU
BALAI BAHAN JALAN

1. Pengendalian Persiapan lapis Permukaan


2. Pengendalian Kadar Air untuk Operasi Campuran
3. Pengendalian Kepadatan
• Per 500 m disiapkan dua benda untuk menentukan
kepadatan kering maksimum (SNI 03-1743-1989)
• Per 500 m disipakan empat benda uji untuk pengujian
kekuatan (SNI 03-6887-2002 atau 03-6429-2000)
• Per 100 m dilakukan pengujian kepadatan lapangan (SNI
03-2828:-1992)
4. Pengujian kadar semen dalam campuran (AASHTO T 144-86)

17
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN
BALAI BAHAN JALAN

CTRB dibayar berdasarkan meter kubik padat sesuai dengan ukuran yang
ada pada potongan melintang dan memanjang dan disetujui oleh Direksi
Pekerjaan

18
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
BALAI BAHAN JALAN

SEKSI 6.3
CAMPURAN BERASPAL PANAS

19
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA UMUM
BALAI BAHAN JALAN

TEBAL NOMINAL MINIMUM CAMPURAN BERASPAL


Toleransi tebal untuk tiap lapisan campuran Tebal Nominal
beraspal mencakup semua campuran aspal Jenis Campuran Simbol(1) Minimum (cm)
panas yang menggunakan aspal tipe I (pen. 60-
70) maupun tipe II (aspal modifikasi), semua Stone Matrix Asphalt Tipis SMA Tipis 3,0
campuran aspal hangat, semua campuran aspal Stone Matrix Asphalt – Halus SMA-Halus 4,0
panas dengan asbuton:
• SMA Tipis : - 2,0 cm Stone Matrix Asphalt - Kasar SMA-Kasar 5,0
• SMA Halus : - 3,0 cm Lataston Lapis Aus HRS-WC 3,0
• SMA Kasar : - 3,0 cm
• Lataston Lapis Aus : - 3,0 cm Lapis Pondasi HRS-Base 3,5
• Lataston Lapis Fondasi : - 3,0 cm Laston Lapis Aus AC-WC 4,0
• Laton Lapis Aus : - 3,0 cm
• Laston Lapis Antara : - 4,0 cm Lapis Antara AC-BC 6,0
• Laston Lapis Fondasi : - 5,0 cm Lapis Pondasi AC-Base 7,5
Catatan:
(1) Simbol ini mencakup semua campuran aspal panas yang menggunakan aspal tipe I (Pen.60-70)
maupun tipe II (aspal modifikasi), semua campuran aspal hangat, semua campuran aspal pana
dengan asbuton

20
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA BAHAN
BALAI BAHAN JALAN

KETENTUAN AGREGAT KASAR

Pengujian Standar Nilai


Kekekalan bentuk agregat terhadap natrium sulfat Maks.12 % Catatan:
SNI 3407:2008
larutan magnesium sulfat Maks.18 % *) 100/90 menunjukkan
bahwa 100% agregat
100 putaran Maks. 6% kasar mempunyai muka
Campuran AC Modifikasi
Abrasi dengan 500 putaran Maks. 30% bidang pecah satu atau
mesin Los SNI 2417:2008 lebih dan 90% agregat
Angeles Semua jenis campuran 100 putaran Maks. 8% kasar mempunyai muka
aspal bergradasi lainnya bidang pecah dua atau
500 putaran Maks. 40% lebih
Kelekatan agregat terhadap aspal SNI 2439:2011 Min. 95 % **) 95/90 menunjukkan
SMA 100/90*) bahwa 95% agregat kasar
Butir Pecah pada Agregat Kasar SNI 7619:2012
Lainnya 95/90 **) mempunyai muka bidang
SMA SNI 8287:2016 Maks. 5 % pecah satu atau lebih dan
Partikel Pipih dan Lonjong 90% agregat kasar
Lainnya Perbandingan 1 : 5 Maks. 10 %
mempunyai muka bidang
SNI ASTM pecah dua atau lebih
Material lolos Ayakan No.200 Maks. 1 %
C117:2012

21
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA BAHAN
BALAI BAHAN JALAN

UKURAN NOMINAL AGREGAT KASAR PENAMPUNG DINGIN


UNTUK CAMPURAN ASPAL

22
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA BAHAN
BALAI BAHAN JALAN

KETENTUAN AGREGAT HALUS


Pengujian Standar Nilai
Nilai Setara Pasir SNI 03-4428-1997 Min 50%
Uji Kadar Rongga Tanpa Pemadatan SNI 03-6877-2002 Min. 45

Gumpalan Lempung dan Butir-butir Mudah


SNI 03-4141-1996 Maks 1%
Pecah dalam Agregat

Agregat Lolos Ayakan No.200 SNI ASTM C117: 2012 Maks. 10%

23
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA BAHAN
BALAI BAHAN JALAN

AMPLOP GRADASI AGREGAT GABUNGAN UNTUK CAMPURAN ASPAL


% Berat Yang Lolos terhadap Total Agregat
 
Ukuran Ayakan Laston (AC)
(mm) Stone Matrix Asphalt (SMA) Lataston (HRS)
 
ASTM (mm) Tipis Halus Kasar WC Base WC BC Base
1½” 37,5               100
1” 25     100       100 90 - 100
¾” 19   100 90 – 100 100 100 100 90 – 100 76 – 90
½” 12,5 100 90 – 100 50 – 88 90 - 100 90 – 100 90 – 100 75 – 90 60 – 78
⅜” 9,5 70 – 95 50 – 80 25 – 60 75 – 85 65 – 90 77 – 90 66 – 82 52 – 71
No.4 4,75 30 – 50 20 – 35 20 – 28     53 – 69 46 – 64 35 – 54
No.8 2,36 20 – 30 16 – 24 16 – 24 50 – 72 35 – 55 33 – 53 30 – 49 23 – 41
No.16 1,18 14 – 21         21 – 40 18 – 38 13 – 30
No.30 0,600 12 – 18     35 – 60 15 – 35 14 – 30 12 – 28 10 – 22
No.50 0,300 10 – 15         9 – 22 7 – 20 6 – 15
No.100 0,150           6 – 15 5 – 13 4 – 10
No.200 0,075 8 – 12 8 – 11 8 – 11 6 – 10 2–9 4–9 4–8 3–7

24
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA BAHAN
BALAI BAHAN JALAN

CONTOH BATAS-BATAS “BAHAN BERGRADASI SENJANG”


Ukuran Ayakan Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3 Alternatif 4
% lolos No.8 40 50 60 70
% lolos No.30 paling sedikit 32 paling sedikit 40 paling sedikit 48 paling sedikit 56
% kesenjangan 8 atau kurang 10 atau kurang 12 atau kurang 14 atau kurang

25
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA BAHAN
BALAI BAHAN JALAN
KETENTUAN UNTUK ASPAL KERAS
Tipe II Aspal yang Tipe II Aspal yang
Dimodifikasi Dimodifikasi
Tipe I Tipe I
Metoda Aspal Elastromer Sintetis Metoda Aspal Elastromer Sintetis
No. Jenis Pengujian No. Jenis Pengujian
Pengujian Pen.60- Pengujian Pen.60-
70 PG 70 PG76 70 PG 70 PG76

1.  Penetrasi pada 25C (0,1 mm) SNI 2456:2011 60-70 Dilaporkan (1) Pengujian Residu hasil TFOT (SNI-06-2440-1991) atau RTFOT (SNI-03-6835-
Temperatur yang menghasilkan 2002) : 
Geser Dinamis (G*/sinδ) pada SNI 06-6442- SNI 06-2441-
2.  - 70 76 11. Berat yang Hilang (%) ≤ 0,8 ≤ 0,8
osilasi 10 rad/detik ≥ 1,0 kPa, 2000 1991
(°C) Temperatur yang
Viskositas Kinematis 135C menghasilkan Geser Dinamis SNI 06-6442-
3.  ASTM D2170-10 > 300 ≤ 3000 12. - 70 76
(cSt) (3) (G*/sinδ) pada osilasi 10 2000
4.  Titik Lembek (C) SNI 2434:2011 > 48 Dilaporkan (2)
rad/detik ≥ 2,2 Kpa, (°C)
5.  Daktilitas pada 25C, (cm) SNI 2432:2011 > 100 - 13. Penetrasi pada 25C (% SNI 2456:2011 ≥ 54 ≥ 54 ≥ 54
semula)
6.  Titik Nyala (C) SNI 2433:2011 > 232 > 230
14. Daktilitas pada 25C (cm) SNI 2432:2011 ≥ 50 ≥ 50 ≥ 25
Kelarutan dalam > 99
7.  AASHTO T44-14 > 99 Residu aspal segar setelah PAV (SNI 03-6837-2002) pada temperatur 100C dan
Trichloroethylene (%)
8.  Berat Jenis SNI 2441:2011 > 1,0 - tekanan 2,1 MPa
ASTM D 5976-00 ≤ 2,2 Temperatur yang
Stabilitas Penyimpanan: menghasilkan Geser Dinamis SNI 06-6442-
9.  part 6.1 dan SNI - 15. - 31 34
Perbedaan Titik Lembek (C) 2434:2011 (G*/sinδ) pada osilasi 10 2000
SNI 03-3639- rad/detik ≥ 5000 Kpa, (°C)
10.  Kadar Parafin Lilin (%)
Catatan: ≤2    
2002
(1) Pengujian semua sifat-sifat harus dilaksanakan sebagaimana yang disyaratkan pada Pasal 6.3.2.6)a). Sedangkan untuk pengendalian mutu di lapangan, ketentuan untuk aspal dengan penetrasi ≥ 50 adalah ± 4 (0,1 mm) dan untuk aspal dengan
penetrasi < 50 adalah ± 2 (0,1 mm), masing-masing dari nilai penetrasi yang dilaporkan pada saat pengujian semua sifat-sifat aspal keras
(2) Pengujian semua sifat-sifat harus dilaksanakan sebagaimana yang disyaratkan pada Pasal 6.3.2.6)a). Sedangkan untuk pengendalian mutu di lapangan, ketentuan titik lembek diterima adalah ± 1 oC dari nilai titik lembek yang dilaporkan pada
saat pengujian semua sifat-sifat aspal keras
(3) Viskositas diuji juga pada temperatur 100oC dan 160oC untuk tipe I, untuk tipe II pada temperatur 100oC dan 170oC untuk menetapkan temperatur yang akan diterapkan pada Pasal 6.3.5.5)
Jika untuk pengujian viskositas tidak dilakukan sesuai dengan AASHTO T201-15 maka hasil pengujian harus dikonversi ke satuan cSt
26
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA BAHAN
BALAI BAHAN JALAN

KETENTUAN BAHAN ANTI PENGELUPASAN MENGANDUNG AMINE

No. Jenis Pengujian Metode Pengujian Nilai


Titik Nyala (Claveland Open Cup),
1 SNI 2433:2011 min.180
°C
Viskositas, pada 25ºC (Saybolt
2 SNI 03-6721-2002 >200
Furol), detik
3 Berat Jenis, pada 25ºC, SNI 2441:2011 0,92 – 1,06
Bilangan asam (acid value), mL
4 ASTM D664-17 < 10
KOH/g (1)
Total bilangan amine (amine value),
5 ASTM D2073-07 150 - 350
mL HCl/g (1)

27
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA BAHAN
BALAI BAHAN JALAN

KOMPATIBILITAS BAHAN ANTI PENGELUPASAN DENGAN ASPAL

No. Jenis Pengujian Standar Nilai


Uji pengelupasan dengan air mendidih (boiling ASTM D3625
1 min.803)
water test), %1) D3635M-12
Stabilitas penyimpanan campuran beraspal dan maks.2,22)
2 SNI 2434:2011
bahan anti pengelupasan, ºC  
Stabilitas pemanasan (Heat stability).
ASTM D3625/ min.703)
3 Pengondisian 72 jam, % permukaan terselimuti
D3635M-12  
aspal
Homogenitas (homogeneity), % |Bbottom – ASTM D3625/
4 < 103)
Btop|4) D3635M-12
Catatan:
1) Modifikasi prosedur pengujian tentang persiapan benda uji meliputi ukuran dan jenis agregat, kadar aspal dan temperatur
pencampuran antara aspal, agregat dan bahan anti pengelupasan
2) Perbedaan nilai Titik Lembek (SNI 2434:2011)
3) Persyaratan berlaku untuk pengujian menggunakan agregat silika
4) Perbedaan nilai uji boiling test contoh aspal yang diambil di bagian atas dan bawah

28
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA BAHAN
BALAI BAHAN JALAN

PERSYARATAN BAHAN TAMBAH ATAU STABILIZER UNTUK SMA


Pengujian Satuan Persyaratan
Bentuk Serat :
Panjang serat mm Maks 6,35
Lolos ayakan No.20 % 85 ± 10
Lolos ayakan No.40 % 40 ± 10
Lolos ayakan No.140 % 30 ± 10
pH   7,5 ± 1,0
Penyerapan Minyak   7,5 ± 1,0 kali berat serat selulosa
Kadar Air % Maks. 5
Bentuk Pelet :
Diameter mm 3,8 – 4,0
Panjang mm 5,9 – 6,1

29
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA CAMPURAN
BALAI BAHAN JALAN

KETENTUAN SIFAT-SIFAT CAMPURAN STONE MATRIX ASPHALT


SMA SMA Mod
Sifat-sifat Campuran Tipis, Halus dan Tipis, Halus dan
Kasar Kasar
Jumlah tumbukan per bidang   50
Min. 3,0
Rongga dalam campuran (%) (4)
Maks. 5,0
Rongga dalam Agregat (VMA) (%) Min. 17
Rasio VCAmix/VCAdrc (1)   <1
Draindown pada temperatur
produksi, % berat dalam campuran Maks. 0,3
(waktu 1 jam) (2)
Stabilitas Marshall (kg) Min. 600 750
Min. 2
Pelelehan (mm)
Maks. 4,5
Stabilitas Marshall Sisa (%) setelah Min. 90
perendaman selama 24 jam, 60 ºC (5)
Stabilitas Dinamis (lintasan/mm(7)) Min. 2500 3000

30
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA CAMPURAN
BALAI BAHAN JALAN

KETENTUAN SIFAT-SIFAT CAMPURAN LATASTON


  Lataston
Sifat-sifat Campuran
Lapis Aus Lapis Fondasi

Kadar aspal efektif (%) Min 5,9 5,5


Jumlah tumbukan per bidang   50
Min. 3,0
Rongga dalam campuran (%) (4)
Maks 5,0
Rongga dalam Agregat (VMA) (%) Min. 17 17
Rongga terisi aspal (%) Min. 68
Stabilitas Marshall (kg) Min. 600
Marshall Quotient (kg/mm) Min. 250
Stabilitas Marshall Sisa (%) setelah
Min. 90
perendaman selama 24 jam, 60 ºC(5)

31
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA CAMPURAN
BALAI BAHAN JALAN

KETENTUAN SIFAT-SIFAT CAMPURAN LASTON (AC)


Laston
Sifat-sifat Campuran
Lapis Aus Lapis Antara Fondasi
Jumlah tumbukan per bidang   75 112 (3)

Rasio partikel lolos ayakan Min. 0,6


0,075mm dengan kadar aspal efektif Maks. 1,6
Min. 3,0
Rongga dalam campuran (%) (4)
Maks. 5,0
Rongga dalam Agregat (VMA) (%) Min. 15 14 13
Rongga Terisi Aspal (%) Min. 65 65 65
Stabilitas Marshall (kg) Min. 800 1800 (3)
Min. 2 3
Pelelehan (mm)
Maks 4 6 (3)
Stabilitas Marshall Sisa (%) setelah
perendaman selama 24 jam, 60 ºC (5) Min. 90
Rongga dalam campuran (%) pada
Kepadatan membal (refusal) (6) Min. 2
32
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA CAMPURAN
BALAI BAHAN JALAN

KETENTUAN SIFAT-SIFAT CAMPURAN LASTON YANG DIMODIFIKASI (AC


  Mod) Laston Modifikasi
Sifat-sifat Campuran
Lapis Aus Lapis Antara Lapis Fondasi

Jumlah tumbukan per bidang   75 112 (3)

Rasio partikel lolos ayakan 0,075 mm Min. 0,6


dengan kadar aspal efektif Maks 1,6
Min. 3,0
Rongga dalam campuran (%) (4)
Maks 5,0
Rongga dalam Agregat (VMA) (%) Min. 15 14 13
Rongga terisi aspal (%) Min. 65 65 65
Stabilitas Marshall (kg) Min. 1000 2250 (3)
Min. 2 3
Pelelehan (mm)
Maks 4 6 (3)
Stabilitas Marshall Sisa (%) setelah
Min. 90
perendaman selama 24 jam, 60 ºC(5)
Rongga dalam campuran (%) pada
Kepadatan membal (refusal) (6) Min. 2
Stabilitas Dinamis, lintasan/mm (7) Min. 2500 33
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA CAMPURAN
BALAI BAHAN JALAN

TOLERANSI KOMPOSISI CAMPURAN


Agregat Gabungan Toleransi Komposisi Campuran
Sama atau lebih besar dari 2,36 mm ± 5 % berat total agregat
Lolos ayakan 2,36 mm sampai No.50 ± 3 % berat total agregat
Lolos ayakan No.100 dan tertahan No.200 ± 2 % berat total agregat
Lolos ayakan No.200 ± 1 % berat total agregat
 
 
Kadar aspal Toleransi
Kadar aspal ± 0,3 % berat total campuran
  
 
Temperatur Campuran Toleransi
Bahan meninggalkan AMP dan dikirim ke tempat - 10 ºC dari temperatur campuran
penghamparan beraspal di truk saat keluar dari AMP

34
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA CAMPURAN
BALAI BAHAN JALAN

KETENTUAN VISKOSITAS & TEMPERATUR ASPAL UNTUK PENCAMPURAN &


PEMADATAN Perkiraan1) Temperatur
Prosedur Pelaksanaan Viskositas Aspal (cSt)
Aspal (OC)
Pencampuran benda uji Marshall 170 ± 20 155 ± 1
Pemadatan benda uji Marshall 280 ± 30 155 ± 1

Pencampuran, rentang temperatur 200 – 500 145 – 155


sasaran
Menuangkan campuran beraspal ± 500 135 – 150
dari alat pencampur ke dalam
truk
Pemasokan ke Alat Penghampar 500 – 1000 130 – 150
Pemadatan Awal (roda baja) 1000 – 2000 125 – 145
Pemadatan Antara (roda karet) 2000 – 20000 100 – 125
Pemadatan Akhir (roda baja) < 20000 > 95

Catatan:
1) Perkiraan temperature aspal tipe I harus disesuaikan dengan korelasi viskositas dan temperature
2) 1 Pa.s = 1000 cSt = 1000 mm3/s 35
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA PENGENDALIAN MUTU
BALAI BAHAN JALAN
Bahan dan Pengujian Frekuensi Pengujian Bahan dan Pengujian Frekuensi Pengujian
Aspal Agregat
Aspal berbentuk drum - Abrasi dengan mesin Los Setiap 5.000 m3
Angeles
Aspal curah Setiap tangki aspal
- Gradasi agregat yang Setiap 1.000 m3
- Pengujian penetrasi dan titik ditambahkan ke tumpukan
lembek untuk aspal tipe I
dan pengujian penetrasi - Gradasi agregat dari Setiap 250 m3 (min. 2 pengujian
stabilitas penyimpanan penampung panas (hot bin) per hari)
(perbedaan titik lembek)
- Nilai setara pasir (sand Setiap 250 m3
untuk aspal tipe II
equivalent)
Bahan tambah atau stabilizer
untuk SMA
Panjang serat
Gradasi
pH
Penyerapan minyak
- Kadar air

36
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA PENGENDALIAN MUTU
BALAI BAHAN JALAN

Bahan dan Pengujian Frekuensi Pengujian Bahan dan Pengujian Frekuensi Pengujian
Campuran Lapisan yang dihampar
- Suhu di AMP dan suhu saat Setiap batch dan pengiriman - Benda uji (core) berdiameter Benda uji inti paling sedikit
sampai di lapangan 4” untuk partikel ukuran harus diambil dua titik pengujian
maksimum 1” dan 6” untuk per penampang melintang per
Setiap 200 ton (min. 2 pengujian
- Gradasi dan kadar aspal partikel ukuran di atas 1”, lajur dengan jarak memanjang
per hari)
baik untuk pemeriksaan antar penampang melintamg
- Kepadatan, stabilitas, Setiap 200 ton (min. 2 pengujian pemadatan maupun tebal yang diperiksan tidak lebih dari
pelelehan, Marshall Quotient per hari) lapisan bukan perata 100 m
(untuk HRS), rongga dalam
Toleransi Pelaksanaan
campuran Stabilitas Marshall
Sisa atau Indirect Tensile - Elevasi permukaan, untuk Paling sedikit 3 titik yang diukur
Strength Ratio (ITSR) penampang melintang dari melintang pada paling sedikit
setiap jalur lalu lintas setiap 12,5 meter memanjang
- Rongga dalam campuran pd. Setiap 3.000 ton
sepanjang jalan tersebut
Kepadatan Membal dan Rasio
VCAmix/Vdrc (untuk SMA)
- Campuran rancangan (mix Setiap perubahan
design) Marshall agregat/rancangan

37
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN
BALAI BAHAN JALAN
(a) Kuantitas yang diukur untuk pembayaran harus berdasarkan FAKTOR PEMBAYARAN HARGA SATUAN
ketentuan dibawah ini UNTUK KETEBALAN KURANG ATAU
• Untuk lapisan bukan perata adalah jumlah tonase bersih DIPERBAIKI
Faktor Pembayaran
Kekurangan Tebal
dari campuran beraspal yang telah dihampar dan diterima (% Harga Satuan)
• Untuk lapisan perata adalah jumlah tonase bersih dari
0 – 1 kali toleransi 100%
campuran beraspal yang telah dihampar dan diterima
sesuai Pasal 6.3.8.1).c) > 1 – 2 kali toleransi 75% atau diperbaiki
• Untuk bahan anti pengelupasan adalah jumlah kilogram
bahan yang digunakan dan diterima > 2 – 3 kali toleransi 55% atau diperbaiki
• SMA Tipis atau SMA Tipis Mod diatur pada Seksi 4.7
> 3 kali toleransi Harus diperbaiki

Bila campuran beraspal dengan kadar aspal rata-rata yang lebih


FAKTOR PEMBAYARAN HARGA SATUAN
rendah atau lebih tinggi sesuai dengan toleransi yang disyartkan,
UNTUK KEPADATAN KURANG ATAU
terhadap kadar aspal yang ditetapkan dalam rumus campuran
DIPERBAIKI
kerja, pembayaran campuran beraspal akan dihitung berdasarkan Faktor Pembayaran
tonase hamparan yang dikoreksi dengan faktor koreksi berikut. Jenis Campuran Kepadatan
(% Harga Satuan)
𝑪𝒃 =
Kadar   aspal   rata − rata   yang   diperoleh   dari   hasil   ekstraksi   ≥ 98% 100%
Kadar   aspal   yang   ditetapkan   dalam   Rumus   Campuran   Kerja   Campuran Beraspal 97 - < 98% 90% atau diperbaiki
Lainnya 96 - < 97% 80% atau diperbaiki
< 96% Harus diperbaiki
Tonase yang digunakan untuk pembayaran adalah ≥ 97% 100%
Tonase pada butir (a) x 96 - < 97% 90% atau diperbaiki
Lataston (HRS)
95 - < 96% 80% atau diperbaiki
< 95% harus diperbaiki
38
TERIMA
KASIH

39
39

Anda mungkin juga menyukai