SEKSI 5.1
LAPIS FONDASI
AGREGAT
2
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA UMUM
BALAI BAHAN JALAN
3
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA BAHAN
BALAI BAHAN JALAN
4
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA PENGENDALIAN MUTU
BALAI BAHAN JALAN
Frekuensi Pengujian
Tidak kurang dari lima (5) pengujian gradasi partikel untuk
Lapis Fondasi Agregat
1.000 meter kubik bahan yang diproduksi
untuk pembangunan jalan atau penambahan Tidak kurang dari lima (5) pengujian indeks plastisitas
lajur dan 500 meter kubik bahan untuk
pelebaran menuju lebar standar satu (1) penentuan kepadatan kering maksimum
menggunakan SNI 1743:2008, metode D. Pengujian CBR
Pengujian Kepadatan dan kadar air bahan Lapis Fondasi
Agregat yang dipadatkan, mengunakan SNI 2828:2011
100 m per lajur untuk pembangunan jalan
atau penambahan lajur dan 50 m untuk keseragaman kepadatan diuji dengan Light Weight
pelebaran menuju lebar standar. Deflectometer (LWD) sesuai dengan Pd 03-2016-B (prosedur
LWD ditunjukkan dalam Lampiran 3.2.B)
5
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN
BALAI BAHAN JALAN
FAKTOR PEMBAYARAN HARGA SATUAN
UNTUK KETEBALAN KURANG ATAU
Lapis Fondasi Agregat harus diukur sebagai jumlah DIPERBAIKI
meter kubik dari bahan yang sudah dipadatkan, Faktor Pembayaran
Kekurangan Tebal
lengkap di tempat dan diterima. Volume yang diukur (% Harga Satuan)
harus didasarkan atas penampang melintang yang 0,0 - 1,0 cm 100 %
ditunjukkan pada Gambar, menggunakan prosedur > 1,0 - 2,0 cm 90 % atau diperbaiki
pengukuran standar ilmu ukur tanah, bila tebal yang > 2,0 - 3,0 cm 80 % atau diperbaiki
diperlukan merata, dan pada penampang melintang > 3,0 cm Harus diperbaiki
yang disetujui Pengawas Pekerjaan bila tebal yang
diperlukan tidak merata, dan panjangnya diukur
secara mendatar sepanjang sumbu jalan. FAKTOR PEMBAYARAN HARGA SATUAN
UNTUK KEPADATAN KURANG ATAU
DIPERBAIKI
Faktor Pembayaran
Kepadatan
(% Harga Satuan)
100 % 100 %
99 - < 100% 90 % atau diperbaiki
98 - < 99% 80 % atau diperbaiki
97 - < 98% 70 % atau diperbaiki
< 97% Harus diperbaiki
6
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
BALAI BAHAN JALAN
SEKSI 5.5
LAPIS FONDASI
AGREGAT SEMEN
(CTB dan CTSB)
7
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA UMUM
BALAI BAHAN JALAN
8
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA BAHAN
BALAI BAHAN JALAN
Semen Portland Air harus diuji sesuai dengan; dan harus memenuhi
a) Semen yang digunakan adalah Semen ketentuan dalam SNI 7974:2016
Portland Tipe I yang memenuhi ketentuan
SNI 15-2049-2004. atau PPC (Portland
Pozzolan Cement) yang memenuhi ketentuan
SNI 0302:2014 dapat digunakan apabila Apabila timbul keraguan atas mutu air yang diusulkan dan
diizinkan tertulis oleh Pengawas Pekerjaan. karena sesuatu sebab pengujian air seperti diatas tidak
b) Pengawas Pekerjaan mempunyai hak dapat dilakukan
melaksanakan percobaan material Semen
untuk menjamin bahwa cara pengangkutan
dan tempat penyimpanan tidak dapat
merusak Semen. Air yang diusulkan dapat digunakan apabila kuat tekan
c) Semua semen harus disimpan terlebih mortar dengan air tersebut pada umur 7 hari dan 28 hari
dahulu di tempat penyimpanan dengan cara mempunyai kuat tekan minimum 90% dari kuat tekan mortar
yang tepat/cocok. dengan air suling untuk periode umur yang sama. Air yang
diketahui dapat diminum dapat digunakan
9
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA BAHAN
BALAI BAHAN JALAN
10
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA PENGENDALIAN MUTU
BALAI BAHAN JALAN
11
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN
BALAI BAHAN JALAN
Bilamana tebal rata-rata Lapis Fondasi Agregat Lapis Fondasi Agregat Semen yang diterima harus memenuhi
Semen (CTB dan CTSB) untuk suatu segmen kepadatan yang disyaratkan, Jika kepadatan lapangan rata-rata dalam
tebalnya kurang dari toleransi yang disyaratkan suatu segmen tidak tercapai, tetapi semua sifat-sifat bahan yang
dalam (Toleransi Dimensi & Tabel Toleransi disyaratkan memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam spesifikasi,
Elevasi) maka kekurangan tebal ini harus maka kepadatan yang kurang ini harus diperbaiki kecuali Pengawas
diperbaiki Pekerjaan dapat menerima pekerjaan Lapis Fondasi Agregat Semen
dengan harga satuan dikalikan dengan Faktor Pembayaran sesuai Tabel
berikut;
Kecuali Pengawas Pekerjaan dapat menerima
pekerjaan Lapis Fondasi Agregat Semen dengan
harga satuan dikalikan dengan Faktor FAKTOR PEMBAYARAN HARGA SATUAN UNTUK
Pembayaran sesuai Tabel berikut; KEPADATAN KURANG ATAU DIPERBAIKI
Kepadatan Faktor Pembayaran (%
Harga Satuan)
Faktor Pembayaran (% ≥98 % 100 %
Kekurangan Tebal Harga Satuan)
0 – 1 kali toleransi 100% 97 - < 98 % 90 % atau diperbaiki
> 1 – 2 kali toleransi 75% atau diperbaiki 96 - < 97 % 80 % atau diperbaiki
> 2 – 3 kali toleransi 55% atau diperbaiki 95 - < 96 % 70 % atau diperbaiki
> 3 kali toleransi Harus diperbaiki < 95 % harus diperbaiki
12
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
BALAI BAHAN JALAN
SKh. 5.6
CEMENT TREATED RECYCLING BASE
DAN SUBBASE (CTRB&CTRSB)
DICAMPUR DI TEMPAT
13
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA UMUM
BALAI BAHAN JALAN
Toleransi Dimensi
• Tebal rata – rata CTRB pada setiap potongan melintang tidak boleh labih dari
10 % lebih kecil atau lebih tipis dari pada tabel yang telah ditentukan.
• Tebal rata – rata CTRB yang sudah selesai kekuatan dan kerataan yang
disetujui yang diukur dengan pengujian benda uji pada setiap potongan
melintang yang diteliti harus sama atau lebih tebal dari pada gambar rencana.
• Permukaan akhir CTRB harus mendekati ketinggian yang dirancang dan tidak
boleh kurang dari 1 cm dibawah permukaan yang di rancang dititik mana saja
• Kerataan permukaan CTRB tidak boleh ada yang menyimpang 2 cm
14
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA BAHAN
BALAI BAHAN JALAN
Semen yang harus digunakan untuk CTRB Air harus memenuhi ketentuan yang
adalah semen Portland biasa yang memenuhi disyaratkan dalam SNI 03-6817-2002
setentuan SII-13-1997 Semen Portland Type I.
15
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA CAMPURAN
BALAI BAHAN JALAN
16
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA PENGENDALIAN MUTU
BALAI BAHAN JALAN
17
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN
BALAI BAHAN JALAN
CTRB dibayar berdasarkan meter kubik padat sesuai dengan ukuran yang
ada pada potongan melintang dan memanjang dan disetujui oleh Direksi
Pekerjaan
18
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
BALAI BAHAN JALAN
SEKSI 6.3
CAMPURAN BERASPAL PANAS
19
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA UMUM
BALAI BAHAN JALAN
20
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA BAHAN
BALAI BAHAN JALAN
21
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA BAHAN
BALAI BAHAN JALAN
22
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA BAHAN
BALAI BAHAN JALAN
Agregat Lolos Ayakan No.200 SNI ASTM C117: 2012 Maks. 10%
23
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA BAHAN
BALAI BAHAN JALAN
24
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA BAHAN
BALAI BAHAN JALAN
25
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA BAHAN
BALAI BAHAN JALAN
KETENTUAN UNTUK ASPAL KERAS
Tipe II Aspal yang Tipe II Aspal yang
Dimodifikasi Dimodifikasi
Tipe I Tipe I
Metoda Aspal Elastromer Sintetis Metoda Aspal Elastromer Sintetis
No. Jenis Pengujian No. Jenis Pengujian
Pengujian Pen.60- Pengujian Pen.60-
70 PG 70 PG76 70 PG 70 PG76
1. Penetrasi pada 25C (0,1 mm) SNI 2456:2011 60-70 Dilaporkan (1) Pengujian Residu hasil TFOT (SNI-06-2440-1991) atau RTFOT (SNI-03-6835-
Temperatur yang menghasilkan 2002) :
Geser Dinamis (G*/sinδ) pada SNI 06-6442- SNI 06-2441-
2. - 70 76 11. Berat yang Hilang (%) ≤ 0,8 ≤ 0,8
osilasi 10 rad/detik ≥ 1,0 kPa, 2000 1991
(°C) Temperatur yang
Viskositas Kinematis 135C menghasilkan Geser Dinamis SNI 06-6442-
3. ASTM D2170-10 > 300 ≤ 3000 12. - 70 76
(cSt) (3) (G*/sinδ) pada osilasi 10 2000
4. Titik Lembek (C) SNI 2434:2011 > 48 Dilaporkan (2)
rad/detik ≥ 2,2 Kpa, (°C)
5. Daktilitas pada 25C, (cm) SNI 2432:2011 > 100 - 13. Penetrasi pada 25C (% SNI 2456:2011 ≥ 54 ≥ 54 ≥ 54
semula)
6. Titik Nyala (C) SNI 2433:2011 > 232 > 230
14. Daktilitas pada 25C (cm) SNI 2432:2011 ≥ 50 ≥ 50 ≥ 25
Kelarutan dalam > 99
7. AASHTO T44-14 > 99 Residu aspal segar setelah PAV (SNI 03-6837-2002) pada temperatur 100C dan
Trichloroethylene (%)
8. Berat Jenis SNI 2441:2011 > 1,0 - tekanan 2,1 MPa
ASTM D 5976-00 ≤ 2,2 Temperatur yang
Stabilitas Penyimpanan: menghasilkan Geser Dinamis SNI 06-6442-
9. part 6.1 dan SNI - 15. - 31 34
Perbedaan Titik Lembek (C) 2434:2011 (G*/sinδ) pada osilasi 10 2000
SNI 03-3639- rad/detik ≥ 5000 Kpa, (°C)
10. Kadar Parafin Lilin (%)
Catatan: ≤2
2002
(1) Pengujian semua sifat-sifat harus dilaksanakan sebagaimana yang disyaratkan pada Pasal 6.3.2.6)a). Sedangkan untuk pengendalian mutu di lapangan, ketentuan untuk aspal dengan penetrasi ≥ 50 adalah ± 4 (0,1 mm) dan untuk aspal dengan
penetrasi < 50 adalah ± 2 (0,1 mm), masing-masing dari nilai penetrasi yang dilaporkan pada saat pengujian semua sifat-sifat aspal keras
(2) Pengujian semua sifat-sifat harus dilaksanakan sebagaimana yang disyaratkan pada Pasal 6.3.2.6)a). Sedangkan untuk pengendalian mutu di lapangan, ketentuan titik lembek diterima adalah ± 1 oC dari nilai titik lembek yang dilaporkan pada
saat pengujian semua sifat-sifat aspal keras
(3) Viskositas diuji juga pada temperatur 100oC dan 160oC untuk tipe I, untuk tipe II pada temperatur 100oC dan 170oC untuk menetapkan temperatur yang akan diterapkan pada Pasal 6.3.5.5)
Jika untuk pengujian viskositas tidak dilakukan sesuai dengan AASHTO T201-15 maka hasil pengujian harus dikonversi ke satuan cSt
26
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA BAHAN
BALAI BAHAN JALAN
27
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA BAHAN
BALAI BAHAN JALAN
28
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA BAHAN
BALAI BAHAN JALAN
29
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA CAMPURAN
BALAI BAHAN JALAN
30
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA CAMPURAN
BALAI BAHAN JALAN
31
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA CAMPURAN
BALAI BAHAN JALAN
34
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA CAMPURAN
BALAI BAHAN JALAN
Catatan:
1) Perkiraan temperature aspal tipe I harus disesuaikan dengan korelasi viskositas dan temperature
2) 1 Pa.s = 1000 cSt = 1000 mm3/s 35
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA PENGENDALIAN MUTU
BALAI BAHAN JALAN
Bahan dan Pengujian Frekuensi Pengujian Bahan dan Pengujian Frekuensi Pengujian
Aspal Agregat
Aspal berbentuk drum - Abrasi dengan mesin Los Setiap 5.000 m3
Angeles
Aspal curah Setiap tangki aspal
- Gradasi agregat yang Setiap 1.000 m3
- Pengujian penetrasi dan titik ditambahkan ke tumpukan
lembek untuk aspal tipe I
dan pengujian penetrasi - Gradasi agregat dari Setiap 250 m3 (min. 2 pengujian
stabilitas penyimpanan penampung panas (hot bin) per hari)
(perbedaan titik lembek)
- Nilai setara pasir (sand Setiap 250 m3
untuk aspal tipe II
equivalent)
Bahan tambah atau stabilizer
untuk SMA
Panjang serat
Gradasi
pH
Penyerapan minyak
- Kadar air
36
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA PENGENDALIAN MUTU
BALAI BAHAN JALAN
Bahan dan Pengujian Frekuensi Pengujian Bahan dan Pengujian Frekuensi Pengujian
Campuran Lapisan yang dihampar
- Suhu di AMP dan suhu saat Setiap batch dan pengiriman - Benda uji (core) berdiameter Benda uji inti paling sedikit
sampai di lapangan 4” untuk partikel ukuran harus diambil dua titik pengujian
maksimum 1” dan 6” untuk per penampang melintang per
Setiap 200 ton (min. 2 pengujian
- Gradasi dan kadar aspal partikel ukuran di atas 1”, lajur dengan jarak memanjang
per hari)
baik untuk pemeriksaan antar penampang melintamg
- Kepadatan, stabilitas, Setiap 200 ton (min. 2 pengujian pemadatan maupun tebal yang diperiksan tidak lebih dari
pelelehan, Marshall Quotient per hari) lapisan bukan perata 100 m
(untuk HRS), rongga dalam
Toleransi Pelaksanaan
campuran Stabilitas Marshall
Sisa atau Indirect Tensile - Elevasi permukaan, untuk Paling sedikit 3 titik yang diukur
Strength Ratio (ITSR) penampang melintang dari melintang pada paling sedikit
setiap jalur lalu lintas setiap 12,5 meter memanjang
- Rongga dalam campuran pd. Setiap 3.000 ton
sepanjang jalan tersebut
Kepadatan Membal dan Rasio
VCAmix/Vdrc (untuk SMA)
- Campuran rancangan (mix Setiap perubahan
design) Marshall agregat/rancangan
37
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN
BALAI BAHAN JALAN
(a) Kuantitas yang diukur untuk pembayaran harus berdasarkan FAKTOR PEMBAYARAN HARGA SATUAN
ketentuan dibawah ini UNTUK KETEBALAN KURANG ATAU
• Untuk lapisan bukan perata adalah jumlah tonase bersih DIPERBAIKI
Faktor Pembayaran
Kekurangan Tebal
dari campuran beraspal yang telah dihampar dan diterima (% Harga Satuan)
• Untuk lapisan perata adalah jumlah tonase bersih dari
0 – 1 kali toleransi 100%
campuran beraspal yang telah dihampar dan diterima
sesuai Pasal 6.3.8.1).c) > 1 – 2 kali toleransi 75% atau diperbaiki
• Untuk bahan anti pengelupasan adalah jumlah kilogram
bahan yang digunakan dan diterima > 2 – 3 kali toleransi 55% atau diperbaiki
• SMA Tipis atau SMA Tipis Mod diatur pada Seksi 4.7
> 3 kali toleransi Harus diperbaiki
39
39