TIM PENGUJI
1. Yasnani,S.Si.,M.Kes
2. Arum Dian Pratiwi, S.KM.,M.Sc
3. Syawal K. Saptaputra, S. KM., M.Sc
HALAMAN JUDUL
TIM PEMBIMBING
SKRIPSI
OLEH :
SRI AYU MULYANA
J1A117272
ii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah SWT berkat limpahan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga pada kesempatan ini penulis dapat menyelesaikan hasil penelitian yang
berjudul “Hubungan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD ), Beban Kerja dan
berbagai kendala, namun atas bantuan berbagai pihak, akhirnya penulis dapat
mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua
tercinta, ayahanda La Padaha dan ibunda Suratni yang tak henti-hentinya memberikan
curahan kasih sayang, doa, perhatian, dan dukungan baik moril maupun materil yang
takkan pernah ternilai harganya. Saudara-Saudaraku: Ali Kadar S.pi dan Norma
Elany S.Pd terima kasih atas perhatian dan motivasinya selama penulis menempuh
sampaikan kepada bapak Pitrah Asfian, S.Sos., M.Sc selaku Pembimbing I dan ibu
Rizki Eka Sakti Octaviani Kohali, S.Gz., ,M.Kes selaku Pembimbing II atas kebaikan
pengertian dan waktu yang telah diluangkan untuk penulis dalam memberikan
bimbingan, arahan pemikiran dan saran hingga penulisan hasil penelitian ini dapat
terselesaikan.
iii
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Muhammad Zamrun F, S.Si., M.Sc, Rektor Universitas Halu
Oleo Kendari
2. Bapak DR. Yusuf Sabilu., M.Si Selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
3. Ibu Dr. Asnia Zainuddin. M.Kes Ketua Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas
4. Ibu Arum Dian Pratiwi S.KM., M.Sc Selaku Ketua Konsentrasi K3 (Keselamatan
5. Ibu Yasnani,S.Si.,M.Kes M.Si, ibu Arum Dian Pratiwi, S.KM., M.Sc, dan Bapak
9. Bapak Hasbullah Anas S.T selaku project manager pada Proyek Konstruksi
iv
Proyek Konstruksi Pembangunan Gedung Perpustakaan Daerah Modern
10. Teman mahasiswa angkatan 2017, dan teman-teman peminatan K3 yang telah
11. Keluarga dan sahabat LIAR (Vina, Ainun, Ersa, Ila, Tary, Tenry dan Fasta) dan
Sahabat SMA Negeri 2 Kendari lainnya (Irga dan Fahri ) yang telah banyak
12. Sahabat Jati Raya (Kartini, Devi dan Anca) yang telah banyak membantu dan
13. Sahabat KT (Udin, Silvi,Riry, Gita, Egy, Analia, Feby, Ika, Wahyu, Udin,
Andyka, Bilal, Asyad, Fajri, dan Habibi) dan Suzan serta Disa yang telah banyak
kita semua, terima kasih atas bantuannya selama ini, semoga juga dapat menjadi amal
ibadah di hadapan-Nya dan semoga hasil penelitian ini membawa manfaat bagi
masyarakat.
Penulis
v
DAFTAR ISI
vi
2.3 Beban Kerja ..................................................................................................... 28
2.4 Status Gizi ....................................................................................................... 30
2.5 Tinjauan Penelitian Sebelumnya ..................................................................... 34
2.6 Kerangka Teori ................................................................................................ 37
2.7 Kerangka Konsep ............................................................................................ 38
2.8 Hipotesis .......................................................................................................... 39
vii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................ 54
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................................... 54
4.2 Hasil Penelitian ............................................................................................... 55
4.3 Pembahasan ..................................................................................................... 65
viii
DAFTAR TABEL
ix
Tabel 4. 10 Tabel Hubungan Beban Kerja dengan Produktivitas Pekerja di
proyek Pembangunan Gedung Perpustakaan Daerah Modern Kota
Kendari Tahun 2020 .......................................................................... 64
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 7. Surat Izin dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Sulawesi
Tenggara .............................................................................................. 109
xii
DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN
xiii
ABSTRAK
HUBUNGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD), BEBAN
KERJA DAN STATUS GIZI DENGAN PRODUKTIVITAS PEKERJA
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN
DAERAH MODERN KOTA KENDARI TAHUN 2020
Oleh :
Sri Ayu Mulyana
JIA117272
ABSTRAK
Produktivitas adalah perbandingan secara ilmu hitung antara jumlah yang dihasilkan
dan jumlah setiap sumber daya yang dipergunakan selama produksi berlangsung.
Tenaga kerja memiliki peranan yang sangat penting sebagai pelaku dan tujuan
pembangunan, karena dituntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas dan
mempunyai produktivitas yang tinggi. Setiap perusahaan berkeinginan agar tenaga
kerja yang dimiliki mampu meningkatkan produktivitas yang tinggi. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan penggunaan alat pelindung diri (APD), beban
kerja dan Status Gizi dengan produktivitas pekerja di Proyek Pembangunan Gedung
Perpustakaan Daerah Modern Kota Kendari Tahun 2020. Jenis penelitian
menggunakan penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif analitik dengan
rancangan penelitian cross sectional. Populasi berjumlah 65 orang dan teknik
pengambilan sampel menggunakan sampling jenuh atau mengambil keseluruhan
pupulasi sebagai sampel yang berjumlah 65 orang dengan instrument penelitian
menggunakan kuisioner, timbangan berat badan jenis bathroom scale dan alat
pengukur tinggi badan. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dan
analisis bivariat dengan menggunakan uji statistic Chi-Square. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa, ada hubungan antara penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
dengan produktivitas dengan nilai (Pvalue =0,007), ada hubungan beban kerja dengan
produktivitas dengan nilai (Pvalue =0,037), dan tidak ada hubungan antara status gizi
degan produktivitas dengan nilai (Pvalue =0,579). Kesimpulan ada hubungan
antara penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dengan produktivitas , ada
hubungan beban kerja dengan produktivitas, dan t i d a k ada hubungan antara
status gizi dengan produktivitas.
Kata kunci: Beban Kerja, Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), Produktivitas,
Status Gizi;
xiv
RELATIONSHIP OF THE USE OF PERSONAL PROTECTIVE EQUIPMENT
(PPE), WORKLOAD AND NUTRITIONAL STATUS WITH THE
PRODUCTIVITY OF WORKERS IN THE MODERN LIBRARY
BUILDING DEVELOPMENT PROJECT, KENDARI CITY
2020
By :
ABSTRACT
xv
BAB I
PENDAHULUAN
dan kesehatan kerja tidak saja sangat penting dalam meningkatkan jaminan sosial dan
kesejahteraan para pekerjanya akan tetapi jauh dari itu keselamatan dan kesehatan
kerja berdampak positif atas keberlanjutan produktivitas kerja. Oleh sebab itu, isu
keselamatan dan kesehatan kerja pada saat ini bukan sekedar kewajiban yang harus di
perhatikan oleh para pekerja, akan tetapi juga harus dipenuhi oleh sebuah sistem
Persaingan usaha jasa konstruksi pada era globalisasi yang sangat ketat,
transparansi sebagai ciri dari globalisasi akan sangat menguat. Dengan demikian kita
tidak bisa menghindar dari kondisi global. Maka dari itu pola berfikir lokal akan
berubah menjadi pola berfikir global (Asiyanto, 2005). Sering ditemui suatu kegiatan
proyek konstruksi terlambat dalam pelaksanaanya tidak sesuai dengan jadwal yang
beberapa faktor antara lain disebabkan oleh produktivitas dari tenaga kerja yang ada
1
2
perbandingan secara ilmu hitung antara jumlah yang dihasilkan dan jumlah setiap
peranan dan kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku dan tujuan
pembangunan, karena dituntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas dan
individu meliputi usia (25%), jenis kelamin (15%), dan masa kerja (10%).
Selebihnya, sekitar 50% dipengaruhi oleh beban kerja dan kelelahan. Pekerja dengan
beban kerja sedang mengalami kelelahan lebih banyak daripada pekerja yang
mempunyai beban kerja ringan.Semakin besar beban kerja semakin besar risiko
.2013).
Penggunaan alat pelindung diri merupakan hak dari pegawai dan kewajiban
bagi pihak manajemen untuk menyediakannya. Keadaan pada lingkungan kerja yang
kecelakaan kerja di lingkungan kerja. Oleh sebab itu penting bagi pegawai untuk
menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) untuk meminimalisir dampak atau bahkan
setiap tahun ratusan orang terluka atau terbunuh dalam industri, tambang dan tempat
kerja yang lain dikarenakan tidak menggunakan APD. Penggunaan APD dapat
memiliki peran yang penting dalam menjaga kesehatan dan kenyamanan dari pekerja
tahun 2013 tercatat 119.615 kasus kecelakaan,tahun 2014 tercatat 130.415 kasus
kecelakaan kerja,dan pada tahun 2015 yang mengalami kecelakaan kerja sebanyak
192.911 orang. Akibat kecelakaan tersebut, jumlah tenaga kerja yang meninggal
sebanyak 3.093 jiwa, yang mengalami sakit 15.106 jiwa, luka-luka 174.266 jiwa dan
meninggal mendadak sebanyak 446 jiwa. tahun 2017 angka kecelakaan kerja yang
dilaporkan sebanyak 123.041 kasus, sementara itu pada Tahun 2018, terjadi 147.000
kasus kecelakaan kerja. Dari jumlah tersebut 4.678 atau 3,18% diantarinya
mengalami cacat dan 2.575 (1,75%) lainnya meninggal dunia. Sebanyak 34,43%
penyebab kecelakaan kerja dikarenakan posisi tidak aman atau ergonomis dan
sebanyak 32,12% pekerja tidak memakai peralatan yang safety. Sebesar 51,3%
yang paling banyak terkena cedera adalah jari tangan kemudian kaki (Khoirotun Et
all .2019).
sendiri tidak menggunakan padahal dari pihak perusahaan atau pemilik usaha telah
menyediakan. Menurut salah satu penelitian yang dilakukan pada pekerja di pabrik
gula di daerah Pati, Jawa Tengah Hampir sebagian besar karyawan tidak
4
APD secara lengkap dan gratis untuk semua karyawan sesuai dengan jumlah
Beban kerja yang terlalu banyak atau berlebih serta beban kerja yang sedikit
merupakan pembangkit stres atau stresor. Beban kerja dapat dikategorikan lebih
lanjut kedalam beban kerja berlebih/sedikit yang timbul akibat dari tugas yang
diberikan kepada tenaga kerja untuk diselesaikan dalam waktu tertentu dalam jumlah
yang sedikit atau berlebih. Beban kerja baik secara mental atau fisik berpotensi
sebagai stresor ditempat kerja. Bekerja di bawah tekanan waktu untuk mencapai
target merupakan sumber stres yang sering terdapat dalam tempat kerja. Variasi
beban kerja berkaitan dengan berbagai jenis yang diberikan kepada pekerja dengan
Menurut data yang dihimpun oleh World Health Organization (WHO) pada
tahun 2014 dijelaskan bahwa sebesar 8% dari penyakit akibat kerja merupakan stres
kerja atau depresi pada pekerja. Sedangkan menurut hasil survei yang dilakukan oleh
Labour Force Survey pada tahun (2014) diperoleh data sebanyak 440.000 kasus stres
kerja di Inggris dengan rata-rata kejadian 1.380 kasus dari setiap 100.000 pekerja
(Hasan, 2018).
5
Penduduk yang tidak cukup mengkonsumsi pangan, atau mungkin konsumsi pangan
sudah mencukupi akan tetapi jika pada konsumsi sehari-hari tidak seimbang akan
menimbulkan masalah pada penduduk . Gizi kerja merupakan upaya promotif, syarat
gizi kerja di perusahaan menjadi keharusan investasi yang rasional bagi perbaikan
kualitas tenaga kerja. Di samping aspek kesehatan, dalam gizi kerja juga terkandung
konsumsi energi yang tidak tercukupi (defisit tingkat berat) sebesar 50%
produktivitas kerjanya tidak memenuhi target. Selain tingkat kecukupan energi status
Berdasarkan penelitian oleh Iswary (2014) tenaga kerja dengan status gizi tidak baik
sebanyak 65% cenderung tidak produktif, sedangkan tenaga kerja dengan status gizi
(2014) bahwa untuk tenaga kerja yang memiliki status gizi normal, yang
dapat disimpulkan bahwa semakin baik status gizi seseorang, maka semakin baik
merupakan salah satu proyek yang ada di Kota Kendari yang beralamatkan di Jl. Sao-
6
Sao No. 193 dengan melibatkan kontraktor PT. Bumi Perkasa Sidenreng dan
proyek, yang dituntut untuk bekerja secara efisien, yaitu dapat bekerja efektif sesuai
dengan jumlah jam kerja yang ada dan dapat menghasilkan volume pekerjaan sesuai
dengan uraian pekerjaan yang ada. Sehingga diharapkan dengan hal tersebut dapat
menunjang kemajuan serta mendorong kelancaran proyek baik untuk tiap pekerjaan.
Dari hasil observasi dengan cara berbincang dengan beberapa pekerja dan pihak
kontraktor bahwa pekerjaan yang dilakukan beberapa kali tidak memenuhi target
tidak dapat selesai tepat pada waktu yang telah diperkirakan oleh pihak kontraktor.
pengendalian bahaya yang cukup jelas pelaksanaannya oleh pihak kontraktor adalah
pengendalian bahaya melalui Alat Pelindung Diri (APD). Pengendalian ini dilakukan
dengan menyediakan berbagai alat pelindung diri kepada pekerja seperti sepatu
safety, helm, sarung tangan dan sebaginya. Namun, pengendalian bahaya dengan
menggunakan APD tidak akan maksimal jika pekerjanya sendiri tidak menggunakan
pekerjaan yang berbeda sehingga memiliki potensi hambatan yang dihadapi pekerja
antara lain bekerja di ketinggian dan pencahayaan saat bekerja malam hari.
7
perkirakan akan rampung pada bulan November 2020 sehingga para pekerja dituntut
seringnya diberlakukan waktu kerja tambahan atau lembur kepada para pekerja agar
target yang dikejar dapat terpenuhi. Hal ini tentu akan menjadi beban kepada para
pekerja karena tuntutan kerja dari perusahaan yang berpacu pada waktu (Deadline).
Beban kerja yang terlalu banyak dan berat tentu akan membuat para pekerja
pekerjaannya.
Berdasarkan observasi awal yang dilaksanakan oleh peneliti, baik dari hasil
dan berbeda-beda, hal tersebut juga terlihat pada saat peneliti mengamati secara
langsung.
Modern pada bulan September 2020, maka peneliti merasa tertarik ingin melakukan
penelitian lebih jauh mengenai “Hubungan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD ), ,
Beban Kerja dan Status Gizi dengan Produktivitas Kerja Pekerja di Proyek
ini adalah apakah ada hubungan penggunaan alat pelindung diri (APD), beban kerja
alat pelindung diri (APD), beban kerja dan Status Gizi dengan produktivitas pekerja
2020.
tahun 2020.
Adapun manfaat penelitian ini adalah hasil penelitian ini diharapkan dapat
pelindung diri (APD), beban kerja dan Status Gizi dengan produktivitas pekerja di
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan Sebagai bahan masukan
alat pelindung diri, pentingnya memperhatikan beban dan status gizi pekerja dalam
Penelitian ini bisa digunakan sebagai bahan penelitian lebih lanjut guna untuk
diri (APD), beban kerja dan status gizi dengan produktivitas pada pekerja proyek
pelindung diri (APD), beban kerja dan status gizi dengan produktivitas pekerja
Ruang lingkup lokasi penelitian ini hanya terbatas pada pekerja konstruksi
Proyek Perpustakaan Daerah Modern Kota Kendari. Ruang lingkup penelitian ini
hanya terbatas untuk mengetahui hubungan penggunaan alat pelindung diri (APD),
beban kerja dan status gizi dengan produktivitas pada pekerja proyek konstruksi di
Kota Kendari.
1.7 Organisasi
beban kerja dan status gizi dengan produktivitas pada pekerja proyek konstruksi di
Kota Kendari, yang dibimbing oleh bapak Pitrah Asfian, S.Sos., M.Sc (Pembimbing
I) dan ibu Rizki Eka Sakti Octaviani Kohali, S.Gz., ,M.Kes (Pembimbing II).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
rasio antara hasil produksi dengan total sumber daya yang digunakan (Titaley, 2017).
pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan
hari ini dikerjakan untuk kebaikan hari esok. Pengertian lain dari produktivitas adalah
suatu konsep universal yang menciptakan lebih banyak barang dan jasa bagi
produktivitas dipandang dari dua sisi sekaligus, yaitu sisi input dan sisi output. Maka
antara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan
12
13
dipisahkan menjadi biaya tenaga kerja, material, uang, metoda dan alat. Sukses dan
Sumber daya yang digunakan selama proses konstruksi adalah material, machines
,men, method, money. Pekerja adalah salah satu sumber daya yang tak mudah
dikelola. Upah yang diberikan sangat bervariasi tergantung pada kecakapan masing-
masing pekerja karena tidak ada satu pun pekerja yang sama karakteristiknya. Biaya
untuk pekerja merupakan fungsi dari waktu dan metoda konstruksi yang digunakan.
perbandingan antara jumlah input dan output yang sama besarnya dengan
memanfaatkan pekerja dengan cara yang sebaik-baiknya guna mencapai target yang
diinginkan.
karyawan dan kemampuan fisik karyawan serta hubungan antara atasan dan bawahan
2. Manajemen lapangan, terdiri atas faktor: perencanaan dan penjadwalan, tata letak
kemangkiran.
1. Sikap kerja, seperti: kesediaan untuk bekerja secara bergiliran (shift work), dapat
3. Hubungan antara tenaga kerja dan pimpinan organisasi yang tercermin dalam
usaha baersama antara pemimpin organisasi dan tenaga kerja untuk meningkatkan
5. Efesiensi tenaga kerja, seperti perencanaan tenaga kerja dan tambahan tugas.
kerja dan ketepatan waktu. Dalam penelitian ini peneliti mengukur produktivitas kerja
1. Kuantitas kerja, merupakan suatu hasil yang dicapai oleh karyawan dalam jumlah
2. Kualitas kerja, merupakan suatu standar hasil yang berkaitan dengan mutu dari
suatu produk yang dihasilkan oleh karyawan dalam hal ini merupakan suatu
3. Ketepatan waktu, merupakan tingkat suatu aktivitas diselesaikan pada awal waktu
yang ditentukan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta
memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain. Ketepatan waktu diukur
dari persepsi karyawan terhadap suatu aktivitas yang disediakan di awal waktu
1. Kemampuan
mereka dalam bekerja. Ini memberikan daya untuk menyelesaikan tugas-tugas yang
Hasil merupakan salah satu yang dapat dirasakan baik oleh yang mengerjakan
maupun yang menikmati hasil pekerjaan tersebut. Jadi, upaya untuk memanfaatkan
produktivitas kerja bagi masing masing yang terlibat dalam suatu pekerjaan.
3. Semangat kerja
Ini merupakan usaha untuk lebih baik dari hasil kemarin. Indikator ini dapat
dilihat dari Etos kerja dan hasil yang dicapai dalam satu hari kemudian dibandingkan
4. Pengembangan diri
dengan apa yang akan dihadapi. Sebab semakin kuat dan tangannya, pengembangan
diri mutlak dilakukan. Begitu juga harapan untuk menjadi lebih baik pada gilirannya
5. Mutu
Selalu berusaha untuk meningkatkan mutu lebih baik dari yang telah lalu.
Mutu merupakan hasil pekerjaan yang dapat menunjukkan kualitas kerja seorang
pegawai. Jadi, meningkatkan mutu bertujuan untuk memberikan hasil yang terbaik
pada Gilirannya akan sangat berguna bagi perusahaan dan dirinya sendiri.
6. Efisiensi
Perbandingan antara hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang
disingkat APD adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi
seseorang yang fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi
bahaya di tempat kerja (Menteri Tenaga Kerja dan Trasmigrasi Republik Indonesia,
2010). Berdasarkan pasal 14 ayat c UU No.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja,
perusahaan wajib menyediakan APD secara cuma-cuma terhadap tenaga kerja dan
orang lain yang memasuki tempat kerja, apabila kewajiban tersebut tidak dipenuhi
Menurut Depnaker tahun 2006, Alat Pelindung Diri (APD) adalah alat yang
fungsinya mengisolasi tubuh tenaga kerja dari bahaya di tempat kerja (Yusnita,
2017). APD merupakan suatu alat yang diperlukan untuk melindungi seseorang dari
potensi bahaya fisik maupun kesehatan yang tidak dapat dihilangkan melalui
Tujuan penggunaan alat pelindung diri adalah untuk melindungi tubuh dari
bahaya pekerjaan yang dapat menyebabkan kecelakaan akibat kerja dan penyakit
akibat kerja Sehingga penggunaan alat pelindung diri bermanfaat bukan untuk
menjaga keselamatan pekerja itu sendiri tetapi juga bagi orang di sekelilingnya. Alat
pelindung diri (APD) akan memberikan perlindungan yang cukup bila alat pelindung
19
tersebut dipilih secara tepat dan selalu dipakai oleh pekerja yang bersangkutan
(Hidayati, 2016).
1. Faktor Predisposisi
mencakup pengetahuan dan sikap, tradisi dan kepercayaan, sistem nilai yang dianut,
a. Tingkat Pendikan
pembangunan persatuan dan masyarakat adil dan makmur dan selalu ada dalam
laku lainnya di dalam masyarakat tempat ia hidup, proses sosial yakni orang
dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol (khususnya yang
datang dari sekolah), sehingga dia dapat memperoleh atau mengalami perkembangan
b. Umur
Umur yaitu lama hidup seseorang dihitung sejak dia dilahirkan sampai saat
ini. Menurut Gilmer yang dikutip Mulyanti (2008), menyatakan bahwa ada pengaruh
umur terhadap penampilan kerja dan seterusnya akan berkaitan dengan tingkat
mental bergantung dari jenis pekerjaan. Pada umumnya tenaga yang berusia tua
relatif tenaga fisiknya lebih terbatas dari pada tenaga kerja yang masih
muda.(Madyanti, 2012).
c. Pengetahuan
hasil dari tahu, dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu
objek tertentu. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting
hasil dari pengamatan dan pengalaman individu terhadap suatu hal baru yang dapat
sebelum orang mengadopsi perilaku baru, di dalam diri oarang tersebut terjadi proses
yang berurutan, yakni: (1) Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari
21
dalam arti mengetahui stimulasi terlebih dahulu; (2) Interst, yakni orang mulai
stimulus terhadap dirinya), hal ini berarti sikap perajin sudah lebih lagi; (4) Trial,
orang telah mencoba perilaku baru; (5) Adoption, subjek telah berperilaku baru
d. Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek. Keadaan mental dan kesiapan yang diatur melalui
pada semua objek dan situasi yang berkaitan dengannya. Sikap secara nyata
2018).
e. Masa Kerja
kerja, semakin lama bekerja maka pengalaman yang diperoleh akan lebih banyak.
Lama kerja menyangkut jumlah waktu yang telah dilewati oleh tenaga kesehatan
semenjak masuk pertama kali bekerja di rumah sakit sampai saat ini. Semakin lama
seseorang bekerja maka mereka akan lebih berhati-hati dalambekerja karena mereka
sudah paham akan risiko akibat dari bekerja jika kurang hati-hati (Winardi, 2004).
2. Faktor Pemungkin
faktor yang memungkinkan atau yang memfasilitasi perilaku atau tindakan. Faktor
22
ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas, yang pada akhirnya
mendukung atau memungkinkan terwujudnya perilaku. Faktor ini disebut juga faktor
pendukung. Faktor ini mencakup tersedianya sarana atau fasilitas kesehatan. Menurut
Moenir (1992) Madyanti (2012) sarana adalah segala jenis peralatan, perlengkapan
kerja dan fasilitas yang berfungsi sebagai alat utama atau pembantu dalam
pelaksanaan pekerjaan, dan juga dalam rangka kepentingan yang sedang berhubungan
perlindungan diri yang diwajibkan pada pekerja yang berada dibawah pimpinannya
dan menyediakan bagi setiap orang lain yang memasuki tempat kerja tersebut,
pengawas atau ahli-ahli keselamatan kerja. Alat pelindung diri harus tersedia sesuai
demikian, perubahan pengetahuan dan sikap ini belum merupakan jaminan terjadinya
material dan penyediaan sarana (enabling factors). APD harus tersedia cukup jenis
dan jumlahnya, untuk perlindungan seluruh atau sebagian tubuh (Ningsih, 2018).
23
bisa menimbulkan kesadaran yang akhirnya seseorang itu akan berperilaku sesuai
secara tertulis melalui brosur, spanduk, dan surat kabar, maupun secara lisan melalui
seminar atau pelatihan dengan tujuan mengubah sikap tenaga kesehatan melalui
3. Faktor Penguat
Faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama,
sikap dan perilaku para petugas termasuk petugas kesehatan. Disini juga mencakup
undang- undang dan peraturan, kebijaksanaan baik dari pusat maupun instansi terkait
(Madyanti, 2012).
a. Pengawasan
dan salah satu cara guna meningkatkan keselamatan kerja. Tujuan utama
pengawasan untuk mencari umpan balik yang selanjutnya dapat dilakukan perbaikan.
obyek yang diamati, melalui analisis terhadap laporan yang masuk, melalui kumpulan
2018).
24
b. Motivasi
Motivasi berasal dari kata latin “Moreve” yang berarti dorongan dalam diri
manusia untuk bertindak atau berperilaku yang tidak terlepas dari kebutuhan, yaitu
suatu potensi dalam diri manusia yang perlu ditanggapi atau direspon. Menurut
Handoko (2005) dalam Ningsih (2018) Motivasi adalah suatu tenaga atau faktor dari
lakunya.
c. Kebijakan
kebijakan adalah pernyataan tertulis yang dapat dibuat melalui proses konsultasi
antara pengurus dan wakil tenaga kerja yang memuat keseluruhan tujuan perusahaan,
komitmen terhadap kebijakan Undang- Undang No. 1 tahun 1970 tentang keselamatn
komponen dasar kebijakan manajemen yang akan memberi arah bagi setiap
dapat dipakai dan efektif dalam penggunaan dan pemeliharaan APD sebagai berikut:
1). Alat pelindung diri harus mampu memberikan perlindungan efektif pada pekerja
2). Alat pelindung diri mempunyai berat yang seringan mungkin, nyaman dipakai
3). Tidak menimbulkan gangguan kepada pemakainya, baik karena jenis bahayanya
kesehatan lainnya pada waktu dipakai dalam waktu yang cukup lama.
7). Suku cadang alat pelindung diri yang bersangkutan cukup tersedia di pasaran.
9). Alat pelindung diri yang dipilih harus sesuai standart yang ditetapkan.
1. Pelindung Kepala
APD kepala adalah alat pelindung diriyang digunakan pada kepala pekerja
dengan maksud untuk melindungi dari kecelakaan yang mengenai kepala pekerja,
sebagai misal adalah helm atau topi pekerja penyapu jalanan (Khairuddin, 2015).
26
Alat pelindung mata dan muka adalah alat yang berfungsi untuk melindungi
mata dan muka dari paparan bahan kimia berbahaya, paparan partikel-partikel yang
melayang di udarar dan bahan air, percikan benda- benda kecil, panas, atau uap
mengion, pancaran cahaya, benturan atau pukulan benda keras atau benda tajam.
Jenis alat pelindung mata dan muka terdiri dari kacamata pengaman (spectacles),
googles, temen muka (face shield), masker selam, temeng muka dan kacamata
3. Pelindung Telinga
Berfungsi sebagai pelindung telinga pada saat bekerja di tempat yang bising.
Jenis pelindung telinga terdiri dari sumbat telinga (ear plug) dan penutup telinga (ear
muff).
gas, uap dan partikulat. Jenis-jenis alat pelindung pernafasan antara lain: Masker,
2011).
5. Pelindung Tangan
tangan dan jari-jari tangan dari paparan api, suhu panas, suhu dingin, radiasi
27
tergeos, terinfeksi zat pathogen (virus, bakteri) dan jasad renik (Rambe, 2019).
tangan, waktu pemakaian bahan kimia, suhu bahan kimia, ketebalan bahan sarung
tangan, dan jumlah bahan kimia yang dapat diserap oleh bahan sarung tangan . Bahan
sarung tangan sangat bervariasi misalnya, neoprene yang baik untuk perlindungan
terhadap semua jenis minyak, hidrokarbon alifatik, dan pelarut tertentu lainnya, tetapi
tidak cocok untuk digunakan saat bekerja dengan hidrokarbon aromatik, hidrokarbon
6. Pelindung Kaki
Berfungsi untuk melindungi kaki dari tertimpa atau benturan dengan benda-
benda berat, tertusuk benda tajam, terkena cairan panas atau dingin, uap panas,
terkena bahan kimia berbahaya dan jasad renik tergelincir dan jenis pelindung kaki
7. Pakaian Pelindung
bagian badan dari bahaya temperature panas atau dingin yang ekstrim, pejanan api,
dan benda-benda panas, percikan bahan-bahan kimia, cairan dan logam, tergores,
pekerjaan yang harus dipikul oleh suatu jabatan/unit organisasi dan merupakan hasil
kali antara volume kerja dan norma waktu (Menteri Dalam Negeri, 2008). Menurut
Gibson dan Ivancevich (1993) dalam Riadi (2018) beban kerja adalah tekanan
sebagai tanggapan yang tidak dapat menyesuaikan diri, yang dipengaruhi oleh
perbedaan individual atau proses psikologis, yakni suatu konsekuensi dari setiap
Munandar (2011) dalam Afia dan Ranu (2013) mendefinisikan “beban kerja
adalah tugas-tugas yang diberikan tenaga kerja atau karyawan untuk diselesaikan
pada waktu tertentu dengan menggunakan keterampilan dan potensi dari tenaga
beban kerja adalah proses untuk menetapkan jumlah jam kerja orang yang digunakan
atau dibutuhkan untuk merampungkan suatu pekerjaan dalam waktu tertentu, atau
dengan kata lain analisis beban kerja bertujuan untuk menentukan berapa jumlah
personalia dan berapa jumlah tanggungjawab atau beban kerja yang tepat
Dari sudut pandang ergonomi, setiap beban kerja yang diterima oleh
seseorang harus sesuai atau seimbang baik terhadap kemampuan fisik, kemampuan
Suma’mur (2009), bahwa kemampuan kerja seorang tenaga kerja berbeda dari satu
29
jasmani, keadaan gizi jenis kelamin, usia dan ukuran tubuh dari pekerja yang
bersangkutan.
Beban kerja dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu faktor eksternal dan faktor
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh itu sendiri akibat
dari reaksi beban kerja eksternal. Faktor internal meliputi faktor somatic (jenis
kelamin, umur, ukuran tubuh, status gizi, dan kondisi kesehatan) dan faktor psikis
Faktor eksternal yaitu beban yang berasal dari luar tubuh pekerja, seperti :
a. Tugas-tugas yang bersifat fisik seperti stasiun kerja, tata ruang tempat kerja, alat
dan sarana kerja, kondisi kerja, sikap kerja dan tugas tugas yang bersifat
pekerja
b. Organisasi kerja, seperti lamanya waktu bekerja, waktu istirahat, Shift kerja, kerja
dan tugas
atau perwujudan dari nutriture (keadaan gizi) dalam bentuk variabel tertentu
(Triwibowo dan Mitha, 2015). Keadaan gizi yang dimaksud ialah keadaan akibat
keseimbangan antara konsumsi makanan, penyerapan zat gizi dan pengunaan zat-zat
gizi tersebut. Oleh karena itu, status gizi dapat menggambarkan tanda-tanda atau
penampilan tubuh tenaga kerja yang diakibatkan dari keadaan gizi yang dilihat
melalui variabel tertentu (indikator status gizi) seperti berat badan dan tinggi badan
(Putra, 2018).
Menurut Triwibowo dan Mitha (2013), ada beberapa faktor yang membantu
1. Aktivitas fisik, aspek ini mempertahankan kebutuhan energi dan nafsu makan,
menjamin asupan makanan yang adekuat serta mempertahankan massa otot yang
2. Interaksi sosial, hal ini mendorong orang untuk makan dan mempertahankan
Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi empat penilaian
a. Antropometri
Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut
pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan
protein dan energi. Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan
proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh (Triwibowo
yang paling sering digunakan dalam penelitian status gizi. Metode ini menggunakan
parameter berat badan (BB) dan tinggi badan (TB). Melalui kedua parameter tersebut,
dapat dilakukan perhitungan Indeks Massa Tubuh (IMT). Penggunaan IMT hanya
untuk orang dewasa berumur >18 tahun dan tidak dapat diterapkan pada ibu hamil.
Untuk mengetahui nilai IMT, dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
sebagai berikut:
b. Klinis
terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada
jaringan epitel seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral, atau pada organ-organ
yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kalenjar tiroid. Penggunaan metode ini
umumnya untuk survei klinik secara cepat. Survei ini dirancang untuk mendeteksi
secara tepat tanda-tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi.
Di samping itu digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan
melakukan pemeriksaan fisik yaitu tanda dan gejala atau riwayat penyakit (Putra,
2018)
c. Biokimia
Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang diuji
secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh Jaringan
tubuh yang digunakan antara lain darah, urine, tinja dan juga beberapa jaringan tubuh
seperti hati dan otot. Metode ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa
33
kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi. Banyak gejala
klinis yang kurang spesifik, maka penentuan kimia faal dapat lebih banyak menolong
Penilaian Status Gizi Secara Tidak Langsung Penilaian status gizi secara tidak
langsung dapat dibagi tiga penilaian yaitu survei konsumsi makanan, statisitik vital
Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi secara tidak
langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi. Penggunaan data
konsumsi makanan dapat memberikan gambaran tentang konsumsi berbagai zat gizi
pada masyarakat, keluarga dan individu. Survei ini dapat mengidentifikasi kelebihan
b. Statistik Vital
Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan menganalisis dan
kesakitan dan kematian akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan
dengan gizi.
34
c. Faktor Ekologi
makanan baik sebagai hasil interaksi antara faktor fisik, biologis dan lingkungan
budaya. Jumlah makanan yang tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi
1. Penelitian yang dilakukan oleh Jerry C. Titaley pada tahun 2017 dengan judul
pekerja konstruksi gedung di Kota Medan (studi kasus proyek Mansur residence
telah disediakan juga tidak digunakan dengan baik oleh para pekerja namun
menggunakan APD.
Revo L. Inkiriwang pada tahun 2019 dengan judul pengaruh penerapan alat
pekerja untuk pekerjaan plesteran dinding dengan tebal dinding 2,0 cm, yang
tidak memakai APD adalah 6,2 m dan yang memakai APD 6,5m. Nilai
35
Produktivitas acian yang tidak memakai APD 6,6m dan yang menggunakan APD
3. Penelitian yang dilakukan oleh Deviana Hidayati pada tahun 2016 dengan judul
hubungan antara pemakaian alat pelindung diri (APD) dengan produktivitas kerja
pada pekerja bagian welding di PT. Barata Indonesia (persero) cabang Tegal
menyimpulkan bahwa Berdasarkan hasil uji statistik yang telah dilakukan, maka
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pemakaian alat pelindung diri
(helm, kedok las, masker, sarung tangan, apron, safety shoes, dan hearing
protection) dengan produktivitas kerja pada pekerja bagian welding di PT. Barata
Indonesia (Persero) cabang Tegal. Hal ini berdasarkan uji chi square dengan hasil
4. Penelitian yang dilakukan oleh Retno Riky Susanty pada tahun 2015 dengan
judul hubungan beban kerja fisik dan stress kerja dengan produktivitas pekerja di
PT. Adhi Karya (Persero) Tbk kategori sangat baik sebanyak 62 responden
(71,3%), kategori baik sebanyak 24 responden (27,6%) dan untuk kategori kurang
signifikan antara beban kerja fisik dan produktivitas pekerja di PT. Adhi Karya
(Persero) Tbk dengan nilai p value 0,045 lebih kecil dari nilai α = 0,05 dan nilai r
36
= 0,680 artinya terdapat kekuatan hubungan yang kuat dengan arah korelasi
positif yang berarti memiliki hubungan yang searah yaitu semakin tinggi beban
5. Penelitian yang dilakukan oleh Himaya dan R. Bambang Wirjatmadi pada tahun
2019 dengan judul Hubungan antara Kecukupan Energi dan Status Gizi dengan
Produktivitas Kerja (PT. Timur Megah Steel Gresik Tahun 2019) menyimpulkan
bahwa Ada hubungan yang kuat antara kecukupan energi dan status gizi
memperhatikan asupan makan terutama makanan sumber zat besi yang banyak
digunakan pada penelitian ini memodifikasi dari penelitian oleh R. Lukito, (2017)
L.R. Widiana (2011) dan Hidayat, (2016). Produktifitas dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu Faktor Manajemen K3 dan Stress kerja yang juga dipengaruhi oleh faktor
internal yang terdapat status gizi dan faktor eksternal yang didalamnya terdapat beban
Faktor Internal :
1. Umur
2. Jenis kelamin
3. Status Gizi
Stress Kerja
Faktor Eksternal :
1. Massa Kerja
2. Shift Kerja
3. Beban Kerja Produktivitas Kerja
Faktor Manajemen K3 :
1. SMK3
2. Organisasi K3
3. Pelatihan K3
4. Alat Pelindung Diri
Berdasarkan dasar pemikiran maka kerangka konsep penelitian ini terdiri dari
variabel independen (X) dan variabel dependen (Y). Variabel independen dalam
penelitian ini yaitu penggunaan APD (X1), Beban Kerja (X2) dan Status Gizi (X3).
Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini yaitu Produktivitas kerja (Y).
Penggunaan APD
Beban Kerja
Pelatihan K3 Kerja
Shift Kerja
Umur
: Variabel Dependen
2.8 Hipotesis
METODE PENELITIAN
akibat yang terjadi pada objek penelitian yang diukur atau dikumpulkan secara
Modern Kota Kendari yang dilaksanakan pada bulan November 2020 sampai selesai.
3.3.1 Populasi
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu dan ditetapakan oleh peneliti untuk
kemudian dipelajari dan dibuat kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh pekerja yang ada di Proyek Perpustakan Daerah Modern Kota Kendari yang
berjumlah 65 orang.
40
41
3.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua
yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka
daerah modern Kota Kendari yang terbagi dari beberapa bagian kerja yaitu pekerja
bagian pembesian, pekerja bagian kayu, pekerja bagian ACP (Alumunium Composite
Panel), pekerja bagian Mecanical And Electrical, dan pekerja bagian Finishing.
sampling jenuh. Sampling jenuh adalah pengambilan sampel semua anggota populasi
sebagai sampel dalam hal ini yakni semua pekerja yang ada di Proyek Perpustakan
Variabel bebas dalam penelitian yaitu penggunaan alat pelindung diri, beban
kerja dan Status Gizi pada pekerja di Proyek Pembangunan Perpustakaan Modern
Kota Kendari.
sebagai berikut:
c. Timbangan berat badan jenis bathroom scale dan alat pengukur tinggi badan.
e. Studi pustaka merupakan cara pengumpulan data dengan cara membaca literatur
yang dapat berupa buku, jurnal, artikel ataupun yang lainnya yang berhubungan
dengan penggunaan APD dan Beban Kerja serta produktivitas kerja pada
pekerjaan konstruksi.
43
likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi, seseorang
atau sekelompok orang tentang fenomena sosial, sedangkan skala Guttman digunakan
diatas (variabel bebas dan variabel terikat) dalam operasionalisasi variabel ini semua
variabel diukur oleh instrumen pengukur dalam bentuk kuesioner yang memenuhi
indikator, hitung frekuensi jawaban setiap kategori (pilihan jawaban) dan jumlahkan.
kontinum.
dianalisis. Untuk menilai variabel X dan variabel Y, maka analisis yang digunakan
berdasarkan rata-rata (mean) dari masing-masing variabel. Nilai rata-rata (mean) ini
Keterangan:
Me = Rata-rata
3.6.1 Produktivitas
Produktivitas kerja dalam penelitian ini adalah pemenuhan target kerja atau
kuantitas kerja yang sejalan dengan waktu yang telah di tentukan oleh perusahaan
pada pekerja yang ada di Proyek Perpustakan Daerah Modern Kota Kendari.
dari 9 pertanyaan yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Penilaian kuesioner
menggunakan skala Likert sebagai berikut : Sangat Setuju (skor 4), Setuju (skor 3),
Perhitungan:
I = Interval kelas
45
Skor tinggi : 9 × 4 = 36
Skor terendah : 9 × 1 = 9
: 9/36 x 100% = 25 %
K = Jumlah kategori = 2
Maka :
= 62,5 %
Kriteria objektif:
Kurang Produktif = Jika total skor jawaban responden < 62,5%. = <22,5
Alat Pelindung Diri (APD) merupakan suatu alat yang diperlukan untuk
melindungi seseorang dari potensi bahaya fisik maupun kesehatan pada pekerja yang
Kuesioner terdiri dari 10 pertanyaan yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya.
46
Perhitungan :
I = Interval kelas
Skor tinggi : 10 × 1 = 10
Skor terendah : 0 × 1 = 0
: 0/36 x 100% = 0 %
K = Jumlah kategori = 2
Maka:
= 50%
Kriteria objektif:
Beban kerja pada penelitian ini adalah tugas yang diberikan tenaga kerja atau
dan potensi dari tenaga kerja pada pekerja yang ada di Proyek Perpustakan Daerah
menggunakan skala Likert sebagai berikut : Sangat Setuju (skor 4), Setuju (skor 3),
Perhitungan:
I = Interval kelas
Skor tinggi : 9 × 4 = 36
Skor terendah : 9 × 1 = 9
: 10/36 x 100% = 25 %
48
K = Jumlah kategori = 2
Maka:
= 62,5 %
Kriteria objektif:
Status gizi kerja pada penelitian ini adalah keadaan kesehatan seseorang atau
sekelompok orang yang ditentukan dengan salah satu atau kombinasi dari ukuran gizi
tertentu pada pekerja yang ada di Proyek Perpustakan Daerah Modern Kota Kendari.
Tubuh (IMT) menggunakan parameter berat badan (BB) dan tinggi badan (TB).
Melalui kedua parameter tersebut, dapat dilakukan perhitungan Indeks Massa Tubuh
Kriteris Objektif :
Tidak Normal : Jika total skor jawaban responden <17,0 – 18,4 dan > 25,1
Data pada penelitian ini didapatkan secara langsung dari subjek penelitian.
Data diperoleh melalui observasi dan wawancara langsung dengan sampel penelitian,
yaitu 65 orang pekerja konstruksi. Adapun Sumber Data Data yang digunakan adalah
1. Data primer, yaitu data yang secara langsung dikumpulkan oleh pihak yang
penelitian ini yaitu hasil kuesioner. Data primer dalam penelitian ini merupakan
respon tertulis dari auditor pada responden yang menjadi sampel penelitian
2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung oleh pihak yang
lain). Misalnya melalui web, tesis, artikel, jurnal, publikasi pemerintah dan
seterusnya.
data dilakukan secara manual menggunakan Microsoft Excel untuk menghitung skor
variabel yang didapatkan dari lapangan. Selanjutnya dilakukan pengolahan data lebih
Metode analisis deskriptif yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis
jawaban.Skala yang digunakan untuk menilai pertanyaan adalah skala likert yang
mempunyai skor 1 sampai 5. Nilai rata-rata pembobotan atau nilai skor jawaban
responden yang diperoleh diklasifikasi ke dalam rentang skala kategori nilai yang
2. Analisis Univariat
2010):
Keterangan :
∑y : Jumlah pertanyaan
K : konstanta (100%)
n : Hasil persentase
2). Persentase variabel penelitian yang diteliti dapat diketahui dengan menggunakan
Keterangan :
k : Konstanta (100%)
3. Analisis Bivariat
menggunakan uji statistic Chi-Square karena data variabel ordinal, hasil penelitian
tidak ada nilai ekspektasi kurang dari 5 atau 20% di setiap kolom atau baris. Analisis
( fo fh ) 2
2
fh
Keterangan :
fo : Frekuensi diobservasi
fh : Frekuensi harapan
berdasarkan tabel nilai Chi square yaitu untuk melihat hubungan antara variable
Square (X2hit) dan X2tabel pada α = 0,05 dengan batasan sebagai berikut :
1). Jika X2hit > X2tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga ada hubungan
2). Jika X2hit < X2tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak sehingga tidak ada hubungan
Data yang telah diolah akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi, frekuensi,
berlokasi di Jl. Sao-sao No. 193. Proyek tersebut merupakan gedung baru
3300 hari kalender (06 Maret 2020-30 Desember 2020) yang di beri tugas dari dinas
cipta karya bina konstruksi dan tata ruang provinsi sulawesi tenggara, kontraktor
pelaksana PT. Bumi Perkasa Sidenreng, dan konsultan CV. Bajirupa Consultant.
Tahun anggaran yaitu 2020 yang memiliki jenis kontrak dengan gabungan Lump
54
55
a. Umur
Umur adalah suatu waktu yang mengukur keberadaan suatu makhluk, baik
yang hidup maupun yang diukur sejak dia lahir hingga umur itu dihitung
responden yang paling banyak adalah kelompok umur 25-31 tahun dengan jumlah 25
responden (38,5%), diikuti antara 18-24 tahun dengan jumlah responden 15 (23,1%),
32-38 tahun dengan jumlah responden 12 (18,5%), 46-53 tahun dengan jumlah
responden 8 (12,3%) dan yang paling sedikit adalah kelompok umur 39-45 tahun
b. Massa Kerja
Masa bekerja adalah suatu kurun waktu atau lamanya tenaga kerja itu
dalam menguasai bidang tugasnya. Pada umumnya, petugas dengan pengalaman kerja
responden berada pada masa kerja 1-5 bulan sebanyak 30 orang (46,2%) dan jumlah
terendah masa kerja responden berada pada masa kerja 11- 15 bulan sebanyak 6
orang (9,2%).
57
c. Pendidikan
pendidikan yang paling banyak adalah SMA dengan jumlah respoden 34 (52,3%) dan
yang paling sedikit adalah lulusan Strata 1 (S1 ) dengan jumlah responden 5 (7,7%).
d. Unit Kerja
Menurut KBBI ( Kamus Besar Bahasa Indonesia) unit kerja dapat diartikan
sebagai satuan atau regu kerja. Unit kerja adalah kumpulan orang orang yang
bergabung dalam suatu kelompok regu atau Tim yang saling bekerjasama untuk
58
kerja yang paling banyak adalah bagan Finishing dengan jumlah respoden 16
(24,6%) dan yang paling sedikit adalah bagian ACP(Alumunium Composite Panel)
a. Produktivitas
rasio antara hasil produksi dengan total sumber daya yang digunakan (Titaley, 2017).
item pertanyaan yang memiliki bobot dari setiap alternatif jawaban yang berbeda,
59
jawaban dari pertanyaan menggunakan skala Likert 4 poin yaitu 4 = sangat setuju, 3
Perpustakaan Daerah Modern Kota Kendari Tahun 2020 dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa dari 65 responden (100%), nilai skor yang
paling banyak adalah kurang produktif dengan jumlah respoden 39 (60,0%) dan yang
b. Penggunaan APD
disingkat APD adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi
seseorang yang fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi
bahaya di tempat kerja (Menteri Tenaga Kerja dan Trasmigrasi Republik Indonesia,
dengan 10 item pertanyaan yang memiliki bobot dari setiap alternatif jawaban yang
60
berbeda jawaban dari pertanyaan menggunakan skala Guttman 2 poin yaitu 1 = YA,
Pembangunan Gedung Perpustakaan Daerah Modern Kota Kendari Tahun 2020 dapat
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa dari 65 responden (100%), nilai skor yang
paling banyak adalah Baik dengan jumlah respoden 50 (76,9%) dan yang paling
c. Beban Kerja
pekerjaan yang harus dipikul oleh suatu jabatan/unit organisasi dan merupakan hasil
kali antara volume kerja dan norma waktu (Menteri Dalam Negeri, 2008).
pertanyaan yang memiliki bobot dari setiap alternatif jawaban yang berbeda, jawaban
dari menggunakan skala Likert 4 poin yaitu 4 = sangat setuju, 3 = setuju, 2 = tidak
setuju, dan 1= sangat tidak setuju . Distribusi responden berdasarkan beban kerja
61
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa dari 65 responden (100%), nilai skor yang
paling banyak adalah berat dengan jumlah respoden 57 (87,7%) dan yang paling
atau perwujudan dari nutriture (keadaan gizi) dalam bentuk variabel tertentu
(Triwibowo dan Mitha, 2015). Pengukuran Status Gizi dilakukan dengan mengukur
Indeks Masa Tubuh (IMT) menggunakan parameter berat badan (BB) dan tinggi
badan (TB). Melalui kedua parameter tersebut, dapat dilakukan perhitungan Indeks
Massa Tubuh (IMT). Jika dari hasil perhitungan IMT didapatknan nilai 18,5 – 25,0 =
Normal dan nilai <17,0 – 18,4 dan > 25,1 = tidak normal. Distribusi responden
Daerah Modern Kota Kendari Tahun 2020 dapat dilihat pada tabel berikut ini:
62
Tabel 4.8 menunjukkan bahwa dari 65 responden (100%), nilai skor yang
paling banyak adalah normal dengan jumlah respoden 51 (78,5%) dan yang paling
Pekerja
Produktivitas
Penggunaan Kurang Total
Produktif Pvalue
APD Produktif
n % n % n %
Baik 25 50.0 25 50.0 50 100.0
Buruk 1 6.7 14 93.3 15 100.0 0.007
Total 26 40.0 39 60.0 65 100.0
Sumber: Data Primer, Desember 2020
Berdasarkan analisis chi square didapatkan bahwa nilai Pvalue < α sehingga
dimana nilai hubungan kedua variabel bernilai (Pvalue =0,007) dengan demikian maka
gudung perpustakaan daerah Modern Kota Kendari tahun 2020 disajikan pada Tabel
4.10.
64
Produktivitas
Kurang Total
Beban Kerja Produktif Pvalue
Produktif
n % n % n %
Berat 26 45.6 31 54.4 57 100.0
Ringan 0 0 8 100.0 8 100.0 0.018
Total 26 40.0 39 60.0 65 100.0
Sumber: Data Primer, Desember 2020
Berdasarkan analisis chi square didapatkan bahwa nilai Pvalue < α sehingga
dimana nilai hubungan kedua variabel bernilai Pvalue =0,018 dengan demikian maka
gudung perpustakaan daerah Modern Kota Kendari tahun 2020 disajikan pada Tabel
4.11.
65
Produktivitas
Kurang Total
Status Gizi Produktif Pvalue
Produktif
n % n % n %
Normal 19 37.3 32 62.7 51 100.0
Tidak Normal 7 50.0 7 50.0 14 100.0 0.579
Total 26 40.0 39 60.0 65 100.0
Sumber: Data Primer, Desember 2020
Berdasarkan analisis chi square didapatkan bahwa nilai Pvalue > α sehingga
tidak terdapat hubungan antara status gizi dengan produktivitas pekerja di Proyek
dimana nilai hubungan kedua variabel bernilai (Pvalue =0,579) dengan demikian maka
4.3 Pembahasan
Pekerja.
Alat Pelindung Diri (APD) adalah seperangkat alat yang digunakan tenaga
kerja untuk melindungi sebagian atau seluruh tubuhnya dari adanya potensi bahaya
66
atau kecelakaan kerja. Menurut Budiono (2003) dalam Titaley (2017) Upaya
mencegah penyakit khususnya pada tenaga kerja dapat dilakukan dengan berbagai
cara pengendalian secara teknik, administrasi, dan penggunaan alat pelindung diri.
Penggunaan atau pemakaian alat pelindung diri merupakan cara terakhir guna
produktivitas kerja karyawan didukung oleh sarana dan peralatan yang digunakan
saat bekerja, seperti teknologi dan cara produksi, tingkat keselamatan dan kesehatan
Kendari telah menyediakan APD untuk para pekerja secara gratis. APD yang telah
disediakan oleh pikak perusahaan yaitu berupa helm safety, sarung tangan, sepatu
safety dan beberapa safety belt untuk pekerja yang bekerja di ketinggian seperti
pekerja ACP (Alumunium Composite Panel), namun melihat risiko yang ada di
proyek ini pihak kontraktor seharusnya menyediakan masker khusunya untuk pekerja
yang bekerja dengan alat pemotong seperti besi dan allumunium dan juga kacamata
atau alat pelindung wajah untuk pekerja pengelasan. Dan di proyek pembanguan
gedung perpustakaan daerah modern Kota Kendari juga ada peraturan yang sudah di
beritahukan kepada masing-masing mandor bahwa akan nada pemotongan gaji jika
ada pekerja yang kedapatan melepas atau tidak menggunakan APD saat bekerja
sehingga membuat pekerja menjadi takut untuk bekerja jika tidak menggunakan
APD, namun peraturan ini terkadang tidak terlalu dijalankan dengan baik karena
penyediaan APD oleh kontraktor terkadang tidak merata yaitu ada beberapa pekerja
67
yang beralasan tidak mendapat APD dari pihak kontraktor terutama pekerja yang baru
bekerja sehingga mereka lolos dari peraturan tersebut dan juga pengawasan yang
kurang dari pihak safety officer yang menyebabkan pekerja terkadang melanggar
peraturan tersebut. Dan juga dari sedikit bincang-bincang dengan pekerja, beberapa
katanya cukup membuat gerah namun beberapa pekerja lagi mengatakan bahwa
proyek pembangunan gedung perpustakaan Daerah modern Kota Kendari. Hal ini
dikarenakan jika tingkat penggunaan alat pelindung diri semakin tinggi, produktivitas
kerja karyawan pun akan meningkat, dan sebaliknya, semakin sedikit tingkat
penggunaan alat pelindung diri, produktivitas kerja karyawan pun menurun. Hal ini
produktivitas kerja karyawan didukung oleh sarana dan peralatan yang digunakan
saat bekerja, seperti teknologi dan cara produksi, tingkat keselamatan dan kesehatan
kerja, serta suasana lingkungan kerja itu sendiri. Pada pembangunan gedung
perpustakaan Daerah modern Kota Kendari, beberapa pekerja merasa kurang aman
akan membatasi bahkan melarang anggotanya bekerja jika tidak memakai safety Belt
68
sehingga pengerjaan menjadi tidak sesuai target. Hasil penelitian ini juga mempunyai
implikasi teoritis, yaitu alat pelindung diri yang digunakan oleh karyawan mampu
mengurangi tingkat kecelakaan dan menjaga keselamatan mereka saat sedang bekerja
produktivitas kerja karyawan. Contohnya seperti saat terjadi kecelakaan kecil yaitu
jatuhnya material dari atas dan mengenai kepala pekerja tidak akan terlalu
Produktivitas Kerja pada Pekerja bagian Welding di PT. Barata Indonesia (Persero)
Cabang Tegal” menunjukkan adanya hubungan antara penggunaan APD (helm, kedok
las, masker, sarung tangan, apron, safety shoes, dan hearing protection) dengan
produktivitas kerja pada pekerja bagian welding di PT. Barata Indonesia (Persero)
cabang Tegal. Hal ini berdasarkan uji chi square dengan hasil p value 0,009 < 0,05.
akan meningkat jika keselamatan pekerja terjamin sehingga ada hubungan antara
produktivitas. Penulis menyatakan bahwa hal ini karena adanya perbaikan dan
69
yang sesuai dan teknologi baru sehingga meningkatkan produktivitas para pekerja.
Namun penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Jerry C.Titaley ( 2017)
yang berjudul “Analisa Pengaruh Penggunaan APD ( Alat Pelindung Diri ) Terhadap
yang signifikan antara penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) terhadap produktivitas
dan Keselamatan Kerja di proyek Mansur Residence kurang baik. Penggunaan Alat
Para pekerja pembesian tetap menyelesaikan target kerja harian walau tanpa
menggunakan APD.
Huey dan Wickens (1993) dalam Afia & Ranu, (2013) Beban kerja adalah
sejumlah tuntutan tugas yang harus dikerjakan yang biasanya mempunyai kendala
waktu yang sangat besar dimana didalamnya terdapat tiga aspek yang pertama adalah
jumlah pekerjaan dan jumlah hal-hal yang harus dilakukan, dan aspek waktu dan
pengalaman subyektif dari karyawan yang diasumsikan jika beban kerja meningkat
tingkat kesalahan juga ikut meningkat, usaha mental dan fisik yang digunakan
kerja merupakan faktor yang paling sering di alami oleh setiap pekerja. Semakin maju
perusahaan semakin besar pula beban kerja yang di tanggungkan kepada pekerja.
70
atau fisik (stress), sehingga produktivitas menurun dan sebaliknya apabila terlalu
sedikit akan meningkatkan produktivitas kerja. Huey dan Wickens (1993) dalam Afia
& Ranu, (2013) menyebutkan Tingkat kesulitan kerja yang meningkat terkadang
menyebabkan kinerja turun merupakan salah satu dampak beban kerja terhadap
pekerja. Sehingga jika beban kerja terus meningkat maka akan menyebabkan kinerja
pekerja akan menurun sehingga produksi akan menurun atau menyebabkan pekerja
kurang produktif.
Berdasarkan hasil uji chi-square, didapatkan nilai Pvalue =0,018 dimana < 0.05
sehingga ada hubungan antara beban kerja dengan produktivitas pekerja di proyek
dikarenakan tingginya target penyelesaian Proyek karena kontrak berakhir pada akhir
Tahun 2020 dengan jumlah waktu yang sedikit itu sehingga membuat tingginya beban
kurang dikarenakan setelah jam kerja tambahan beberapa pekerja tidak memanfaatkan
waktu istirahatnya dengan baik sehingga pada shift kerja selanjutnya ada beberapa
pekerja yang tidak masuk atau masuk namun kurang produktif saat jam keja tersebut.
Dan juga pemberlakuan jam kerja tambahan atau lembur itu sendiri adalah selain
pengecoran skala besar yang memang dijadwalkan sore, ada beberapa pekerja yang
daerah modern Kota Kendari ini sering kali molor atau penyelesaian pembangunan
Hasil dari kuisioner ada beberapa pekerja yang manjawab bahwa pekerjaan
mereka terlalu di kejar deadline dan merasa bahwa pekerjaannya terlalu banyak
memenuhi targetnya. Berarti dapat katakan bahwa pekerjaan yang terlalu dikejar
waktu dan terlalu banyak dapat membuat pekerja kurang berkonsentrasi dan
di dapatkan bahwa setiap unit kerja harus menyelesaikan target perminggu yang telah
disetujui oleh pihak kontraktor dan mandor. Seperti misalnya unit kerja pembesian
target yang harus terpenuhi yaitu menyelesaikan pembuatan kerangka besi kemudian
termasuk juga pemasangannya agar dapat lanjutkan oleh unit kerja pengecoran atau
unit kerja kayu. Kemudian target untuk unit kerja kayu karena pekerjaannya termasuk
juga pengecoran maka mereka harus menyelesaikan pengecoran persatu lantai dalam
waktu satu minggu. Pada saat penulis melakukan observasi unit kerja pembesian
memiliki beban kerja yang cukup besar tidak sebanding dengan jumlah pekerjanya
yaitu misalnya dalam pembuatan kerangka besi untuk misalnya tangga bangunan
hanya di kerjakan 4 sampai 6 orang bekerja secara bergantian sehingga dalam sehari
72
mereka dapat membuat 1 kerangka besar dan untuk membuat kerangka lantai
biasanya di selesaikan dalam waktu lebih dari satu minggu untuk per satu tingkatan
lantai. Untuk beban kerja unit finishing ada beberapa yang penulis anggap beban
kerjanya besar yaitu bagian pembersihan area yang telah selesai proses pengecorannya
karena dikerjakan hanya dengan 4 orang pekerja agar dapat dilanjutkan pengerjaan
pekerjaan lainnya. Menurut Tarwaka (2010) setiap beban kerja yang diterima oleh
seseorang harus sesuai dengan kemampuan yang dimiliki agar produktivitas yang
tinggi dapat tercapai, namun jika beban pekerjaan terlalu rendah atau terlalu tinggi
maka akan menyebabkan produktivitas yang rendah pula. Beban kerja yang berlebih
dapat menimbulkan stres kerja. Apabila tubuh menerima pembebanan yang berlebih
akan menimbulkan kelelahan baik fisik atau mental dan reaksi-reaksi emosional
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Rygienia Matindas, Lery Fransil dan
Jeini Ester Nelwan (2018) yang berjudul “Hubungan Antara Beban Kerja Fisik dan
Stress Kerja dengan Produktivitas Pekerja di PT. Adhi Karya (Persero) TBK”
menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara beban kerja fisik dan
produktivitas pekerja di PT. Adhi Karya (Persero) Tbk dengan nilai p value 0,045
lebih kecil dari nilai α = 0,05 dan nilai r = 0,680 artinya terdapat kekuatan hubungan
yang kuat dengan arah korelasi positif yang berarti memiliki hubungan yang searah
yaitu semakin tinggi beban kerja fisik maka semakin baik produktivitas kerja.
Sama halnya dengan penelitian Afia & Ranu (2013) yang berjudul
“Kontribusi Beban Kerja, Disiplin Keja, Hubungan Dengan Teman Sekerja Terhadap
73
Produktivitas Kerja di PT. Viccon Modern Industry” Beban kerja memiliki nilai r
hitung sebesar 2,008 > nilai tabel sebesar 2,000, artinya beban kerja berkontribusi
positif terhadap produktivitas kerja. Dalam penelitian ini yang menyatakan kondisi
pekerjaan yang menyebabkan beban kerja berlebihan baik secara kuantitaif maupun
mental atau fisik (stress) sehingga produktivitas menurun, dan apabila beban kerja
Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian oleh Verschoof, Kuijer, &
Frings-Dresen, (2005) yang berjudul “Does a rolling floor reduce the physical work
demands and workload, and increase the productivity of truck drivers handling
packed goods?”. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tidak ada efek besar yang
dirasakan atau perbedaan yang terjadi pada produktifitas pengemudi truck yang
rooling floor (alat penggangkut) dengan saat mengangkat barang dengan metode
tradisional (manual). Hal ini berarti berat atau ringannya jumlah beban kerja yang
ditangangi para pengemudi truck yang menangani pengantaran barang akan tetap
atau perwujudan dari nutriture (keadaan gizi) dalam bentuk variabel tertentu
(Triwibowo dan Mitha, 2015). Gizi sangat penting bagi tubuh tenaga kerja karena
asupan gizi yang memadai dan tercukupi menjadi syarat utama untuk menentukan
74
tingkat produktivitas kerja (Umi Masrohatun, 2017). Selama memiliki energi yang
cukup, tenaga kerja akan dapat bekerja dengan baik karena energi diperlukan tenaga
dengan kondisi gizi kurus hendaknya dapat menaikkan berat badannya menjadi berat
badan ideal dengan cara mengkonsumsi makanan yang memenuhi gizi seimbang,
sedangkan bagi tenaga kerja dengan kondisi gizi normal hendaknya selalu menjaga
setinggi-tingginya, dan bagi tenaga kerja dengan kondisi gizi gemuk diharapkan dapat
mengatur konsumsi makanan yang sesuai dengan gizi yang diperlukan agar dapat
Berdasarkan hasil Chi-square didapatkan nilai P value = 0,579 dimana > 0,05
sehingga tidak ada hubungan antara status gizi pekerja dengan produktivitas pekerja
di proyek pembangunan gedung perpustakaan Daerah modern Kota Kendari. Hal ini
modern Kota Kendari adalah berjenis kelamin laki-laki yang memiliki berat badan
normal sehingga dan walaupun status gizi yang di tentukan oleh IMT (IndeksMassa
Tubuh) menunjukkan bahwa seorang pekerja di kategorikan tidak normal atau kurang
dari 18,4 dan lebih dari 25.1. Dari hasil berbincang dengan pekerja tersebut dengan
bahwa karena rata-rata dari pekerja merupakan seorang kepala keluarga sehingga
tidak ada hubungan antara status gizi pekerja dengan produktivitas pekerja karena
dengan status gizi normal maupun tidak normal para pekerja akan tetap produktif.
(2018) yang berjudul “Hubungan Status Gizi dan Pola Konsumsi dengan
Produktivitas Kerja pada Pekerja Di Bagian Produksi PT. Sinar Sosro Tanjung
Morawa Kabupaten Deli Serdang Tahun 2018” dapat dilihat bahwa produktivitas
kerja kategori produktif ditemukan status gizi kategori normal sebanyak 31 orang
status gizi kategori kurus sebanyak 3 orang pekerja (7,9%), status gizi kategori
gemuk dan sangat gemuk masing-masing 2 orang pekerja (5,3%) dengan hasil P
value = 0,942 dimana > 0,05 maka tidak adanya hubungan antara status gizi dengan
produktivitas kerja pada pekerja di bagian produksi PT. Sinar Sosro Tanjung
penelitian ini diduga karena sebagian besar pekerja berada pada kelompok umur 19-
29 tahun yang merupakan usia produktif dalam menghasilkan penghasilan dan rata-
Sama halnya dengan penelitian Umi Masrohatun dan Agus Suwarni (2017),
tubuh atau IMT antara 24-26 atau masuk kategori normal, ada 20 orang (67,0 %);
IMT antara 27-28 atau masuk kategori gemuk, ada 9 orang (30,0 %), dan IMT 18
76
atau masuk kategori kurus, ada 1 orang (3,0 dengan hasil P Value = 0,824 dimana >
0,05 maka tidak terdapat hubungan antara status gizi dengan produktivitas. Hal ini
diduga karena jarak rumah para responden berdekatan dengan tempat kegiatan
membatik maka mereka di perbolehkan utuk pulang makan siang di rumah masinh-
masing sehingga akan menjamin tenaga kerja memperoleh asupan gizi secara cukup
pekerjaannya. Namun demikian, dalam penelitian ini status gizi tidak terbukti
dengan tingkat produktivitas Pekerja Wanita di PT. Idec Abadi Wood Industries
Tarakan yang memiliki nilai P value = 0,001 dimana<0.05. Karena salah satu cara
Apabila tubuh kekurangan zat gizi, khususnya energi dan protein, pada tahap awal
akan meyebabkan rasa lapar dan dalam jangka waktu tertentu berat badan akan
menurun yang disertai dengan menurunnya produktivitas kerja dan apabila tubuh
kelebihan zat gizi maka pada tahap awal menyebabkan kegemukan dan selanjutnya
Penelitian ini juga tak sejalan dengan penelitian Purbaya & Paskarini, (2020)
yang berjudul “Correlation of Nutritional Status and Subjective Fatigue with the
ada hubungan antara status gizi dan produktivitas kerja. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa pekerja dengan status gizi normal memiliki produktivitas tinggi
yang dibuktikan dengan jumlah ikatan daun bawang yang dihasilkan lebih banyak
5.1. Simpulan
Tahun 2020.
5.2. Saran
Hubungan Penggunaan APD, Beban Kerja dan Status Gizi Dengan Produktivitas
78
79
perbanyak dan pembagiannya pada para pekerja lebih diperhatikan agar semua
pekerja mendapat Alat Pelindung Diri (APD) sesuai dengan risiko pekerjaannya.
sebaiknya penentuan target kerja tidak boleh terlalu berlebihan sehingga dapat
3. Status Gizi tidak berhubungan dengan produktivitas pekerja, namun tidak ada
salahnya jika tetap menjaga pola makan agar badan tetap sehat dan kinerja
5. Hasil penelitian ini dapat menjadi dasar dalam penelitian berikutnya untuk
perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Afia, I. N., & Ranu, M. E. 2013. Kontribusi Beban Kerja, Disiplin Keja, Hubungan
Dengan Teman Sekerja Terhadap Produktivitas Kerja di PT. Viccon Modern
Industry. Jurnal Administrasi Perkantoran (JPAP), 1(3), 1–15.
Anonim. 2000. Pedoman Pemantauan Konsumsi Gizi. Jakarta: Direktorat Gizi
Masyarakat. Departemen Kesehatan RI.
Asiyanto. 2005. Manajemen Produksi untuk Jasa Konstruksi. Jakarta: Pradnya
Paramita.
Asri Sugarda, et all. 2014. Analisa Pengaruh Penggunaan Alat Pelindung Diri
(APD) Terhadap Allowance Proses Kerja Pemotongan Kayu (Studi Kasus : PT.
PAL Indonesia), 9(3), 139–146.
Brastiyani, A. 2018. Pengaruh Beban Kerja dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja
Perawat di RSUD Dr. A Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung. Institut Informatika
dan Bisnis Darmajaya.
Choudhry, R. M. 2017. Achieving safety and productivity in construction projects.
Journal of Civil Engineering and Management, 23(2), 311–318.
https://doi.org/10.3846/13923730.2015.1068842
Departemen Kesehatan RI. 2019. Pedoman Pemenuhan Kecukupan Gizi Pekerja
Selama Bekerja. Jakarta: Direktorat Bina Kesehatan Kerja.
Dr. Edy Sutrisno, M. si. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia (1st ed.). Jakarta:
Prenada Media Group.
Dwi Siswoyo, D. 2015. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.
Ekaningtyas, S. W. 2016. Pengaruh Sistem Shift Kerja Terhadap Stres Kerja
Karyawan Bagian Operator Di SPBU Bartan Jember.
Fatimah, F. 2006. Pengaruh Tingkat Pendidikan, Motivasi dan Usia serta
Pengalaman Kerja Terhadap Surakarta, Karyawan Bagian Keperawatan pada
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah.
Gianti, R. C. 2016. Pengaruh Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan
pada Perusahaan UD.Lazuardi Desa Nguri Kecamatan Lembeyan Kabupaten
Magelang. Universitas Muhammadiyah Ponogoro.
Handoko, T. H. 2014. Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE.
80
Haryono, Widodo, D. 2009. Pengaruh Antara Beban Kerja, Stres Kerja dan Tingkat
Konflik dengan Kelelahan Kerja Perawat di Rumah Sakit Islam Yogyakarta
PDHI Kota Yogyakarta. Jurnal KESMAS, 3(3).
Hasan, A. I. W. 2018. Hubungan Antara Beban Kerja Mental Dan Shift Kerja
Terhadap Stres Kerja Pada Pekerja Central Control Room (Studi Kasus Pada
PT. PJB Unit Pembangkit Palton Probolinggo). ,. Kesehatan Masyarakat, 6(4),
255-260.
Hasibuan, M. S. 2005. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Jakarta.
Hertanto, E. 2017. Teori Kompetensi Manajemen Sumber Daya Manusia.
Manajemen Sumber Daya Manusia, 1–7.
Hidayat, E. 2014. Kebiasaan Sarapan Hubungannya Dengan Produktivitas Kerja
Karyawan PT. Samick Indonesia. Institut Pertanian Bogor.
Hidayati, D. 2016. Hubungan Antara Pemakaian Alat Pelindung Diri ( APD )demgan
Produktivitas Kerja pada Pekerja bagian Welding di PT. Barata Indonesia
(Persero) Cabang Tegal. Universitas Negeri Semarang.
Himaya, H., & Wirjatmadi, R. B. 2019. Hubungan antara Kecukupan Energi dan
Status Gizi dengan Produktivitas Kerja (PT. Timur Megah Steel Gresik Tahun
2019). Amerta Nutrition, 3(4), 269–275.
https://doi.org/10.20473/amnt.v3i4.2019.269-275
Iswary, D. A. P. 2014. Hubungan Antara Kebiasaan Sarapan Dan Status Gizi
Dengan Produktivitas Kerja Pada Pekerja Wanita Di Konveksi Rizkya Batik
Ngemplak Boyolali. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Khairuddin, D. 2015. Faktor- Faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan Alat
Pelindung Diti (APD) Masker pada Petugas Bagian Port Operation dan
Transshipment PT. Mifa Aceh Barat Tahun 2015. Universitas Teuku Umar.
Khoirotun Najihah, Wahyuni, R. M. N. 2019. Penetapan Kebijakan K3, Perencanaan
K3 Dan Implikasinya Terhadap Kejadian Kecelakaan Kerja di PKS Kebun
Rambutan PTPN-III Tebing Tinggi. Jurnal Kesehatan Global, 2(1), 1–7.
L.R. Widiana . 2011. Hubungan Stress dengan Produktivitas Tenaga Kerja Wanita
Bagian Linting Rokok di PT. Djitoe Indonesian Tobacco Surakarta.
Madyanti, D. R. 2012. Faktor- fFaktor yang Mempengaruhi Penggunaan Alat
Pelindung Diri (APD) pada Bidan saat Melakukan Pertolongan Persalinan di
RSUD Bengkalis Tahun 2012. Universitas Indonesia.
81
Menteri Dalam Negeri. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2008.
Indonesia.
Menteri Tenaga Kerja dan Trasmigrasi Republik Indonesia. Peraturan Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor
Per.08/Men/VII/2010 . Indonesia.
Mulyanti, D. 2008. Faktor predisposing, enambling dan reinforcing terhadap
penggunaan APD dalam Asuhan Persalinan Normal di RS. Meuraxa Banda
Aceh Tahun 2008.
Munib, A. 2004. Pengantar ilmu pendidikan. (PT. Unnespress : Semarang Mubarak,
Ed.). Semarang.
Murodif, A. 2016. Pengukuran Produktivitas dan Faktor- Faktor yang
Mempengaruhi dalam Pembangunan Gedung Menara Sentraya Jakarta. Institut
Pertanian Bogor.
Musdalifah, D. 2017. Pengaruh Beban Kerja terhadap Produktivitas Kerja Room
Attendant di KTM Resort Batam Kepulauan Riau. JOM Fisip, 4(2), 1–20.
Ningsih, H. 2018. Faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan Alat Pelindung
Diri pada Perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD Kabupaten Mamuju Sulawesi
Barat. Universitas Hasanuddin. Retrieved from www.baesio.com
Notoadmojo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo. 2007. Pendidikan dan perilaku kesehatan. (Notoatmodjo, Ed.). Jakarta:
Rineka Cipta.
Notoatmodjo. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nur’Aini. 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja Karyawan
pada Perusahaan Roti Holland Bakery Pekanbaru. Universitas Islam Negeri
Sultan Syarif Kasim Riau.
Prof.DR.Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualititatif, dan R&D) (22nd ed.). Cv.Alvabeta.
Purba, A. B. 2017. Faktor Faktor Yang Memengaruhi Penggunaan Alat Pelindung
Diri ( APD ) Pada Perajin Keranjang Bambu Desa Sigodang Barat Kecamatan
Panei Kabupaten SimalungunTahun 2017. Universitas Sumatera Utara.
Retrieved from http://repositori.usu.ac.id
82
Purbaya, H., & Paskarini, I. 2020. Correlation of Nutritional Status and Subjective
Fatigue with the Productivity of Labourers. The Indonesian Journal of
Occupational Safety and Health, 9(1), 1.
https://doi.org/10.20473/ijosh.v9i1.2020.1-11
Putra, M. R. P. 2018. Hubungan status gizi dan pola konsumsi dengan produktivitas
kerja pada pekerja di bagian produksi PT. Sinar Sosro Tanjung Morawa,
Kabupaten Deli Serdang. Univeristas Sumatera Utara.
Putu Ayu Lestari, A. A. A. S. 2012. pengaruh Pelatihan Kerja, Lingkungan Kerja
Fisik Serta Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai pada PT. Taspen
(Persero) Kantor Cabang Denpasar. E-Jurnal Manajemen Universitas
Udayana, 2(9), 1071–1084.
R. Lukito, O. R. P. & S. S. M. 2017. Hubungan Antara Stres Kerja Dengan
Produktivitas Kerja Perawat Rawat Inap Di Rumkit TK III 07.08.01 R.W.
Monginsidi Teling Manado. Kesmas, 6(4).
Rahayu, N. P. 2019. Hubungan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dengan
Kejadian Penyakit Tinea Pedis (Kutu air) Terhadap Pemulung di TPA Mrican
Kabupaten Ponogoro. Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun.
Rambe, N. S. 2019. Hubungan Kepatuhan Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD)
dengan Kecelakaan Kerja di PT. Global Permai Abadi Medan Timur Sumatera
Utara. Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.
Riadi, M. 2018. Pengertian, Dimensi dan Pengukuran Beban Kerja. Retrieved from
https://www.kajianpustaka.com/2018/01/pengertian-dimensi-dan-pengukuran-
beban-kerja.html
Riadi, M. 2019. Produktivitas Kerja - Pengertian, Aspek dan Pengukuran. Retrieved
from https://www.kajianpustaka.com/2019/11/produktivitas-kerja-pengertian-
aspek-pengukuran-dan-faktor-yang-mempengaruhi.html
Rivai, A. . 2014. Faktor - Faktor Yang Berhubungan Dengan Stres Kerja Pada
Pekerja Pertolongan Kecelakaan Penerbangan Dan Pemadam Kebakaran
(PKP-PK) Di Bandar Udara Soekarno-Hatta Jakarta Tahun 2014. UIN Syarif
Hidayatullah.
Rizka Ayu Zahara, Santoso Ujang Effendi, N. K. 2017. Kepatuhan Menggunakan
Alat Pelindung Diri (APD) Ditinjau Dari Pengetahuan dan Perilaku pada
Petugas Instalasi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit (IPSRS).
Jurnal Ilmu Kesehatan, 2(2), 153–158.
83
Rizkiani, D. O. 2011. Analisis Kepatuhan Pemakaian Alat Pelindung Diri Pada
Pekerja Laboratorium PPPTMBG Lemigas Jakarta Tahun 2011. Universitas
Indonesia.
Rygienia Matindas, Lery Fransil, J. E. N. 2018. Hubungan Antara Beban Kerja Fisik
dan Stress Kerja dengan Produktivitas Pekerja di PT. Adhi Karya (Persero)
TBK, 7(5).
Sastrohadiwiryo, D. 2003. Manajemen tenaga kerja Indonesia. Jakarta: PT. Bumi
Aksara Indonesia : Jakarta Santoso.
Setiawan, D. P. 2016. Pengaruh Beban Kerja dan Lingkungan Kerja Terhadap
Kinerja Karyawan PT. Macanan Jaya Cemerlang Klaten-Jawa Tengah-
Indonesia. Universitas Negeri Yogyakarta.
Simanjuntak, J. P. 1995. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: FEUI.
Soetrisno. 2017. Manajemen Sumber Daya Manusia (Pertama). Jakarta: Kharisma
Putra Utama.
Subagya. 2016. Pengaruh Beban Kerja dan Lingkungan Kerja Terhadap Loyalitas
Kerja Melalui Variabel Kepuasan Kerja. Universitas Islam Indonesia.
Suma’mur. 2009. Higiene Perusahaan Dan Keselamatan Kerja. CV Sagung Seto.
Tarwaka, Solichul HA.Bakri, dan L. S. 2004. Ergonomi Untuk Keselamatan,
Kesehatan Kerja dan Produktivitas (1st ed.). Surakarta: UNIBA Press.
Tarwaka. 2010. Ergonomi Industri: Dasar-Dasar Pengetahuan Ergonomi Dan
Aplikasi di Tempat Kerja. Surakarta: Harapan Press.
Titaley, J. C. 2017. Analisa Pengaruh Penggunaan APD ( Alat Pelindung Diri )
Terhadap Produktivitas Pekerja Konstruksi Gedung di Kota Medan ” ( Studi
Kasus Pembangunan Apartemen Mansyur Residence ). Universitas Sumatera
Utara.
Triwibowo dan Mitha. 2013. Kesehatan Lingkungan dan K3. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Triwibowo dan Mitha. 2015. Pengantar Dasar Ilmu KesehatanMasyarakat.
Yogyakarta: Nuha Medika.
84
Ulfah, N., Joko, P., & Irfan, N. 2013. Model Kuantitatif Manajemen Kelelahan dan
Beban Kerja untuk Peningkatan Produktivitas Pekerja Penggilingan Padi.
National Public Health Journal, 7(10), 477–480.
Umi Masrohatun, Agus Suwarni, N. 2017. Analisis Faktor-Faktor Produktivitas Kerja
Pembatik. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 8(4), 182–188.
Verschoof, S., Kuijer, P. P. F. M., & Frings-Dresen, M. H. W. 2005. Does a rolling
floor reduce the physical work demands and workload, and increase the
productivity of truck drivers handling packed goods? Applied Ergonomics,
36(5), 595–600. https://doi.org/10.1016/j.apergo.2005.01.017
Winardi. 2004. Manajemen Perilaku Organisasi. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Yusnita, A. R. 2017. Analisi Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku
Penggunaan Alat Pelindung Diri pada Petugas Kesehatan di Ruang Rawat Inap
Penyakit Bedah RSUD DR.H.Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Universitas
Lampung.
85
LAMPIRAN
86
Lampiran 1. Kuisioner Penelitan
No. Responden :
KUESIONER PENELITIAN
I. Karakteristik Responden
1. Nama :
2. Umur :
3. Masa Kerja :
4. Status Pendidikan :
5. Bagian kerja :
Masukan di rumus:
3. IMT :
87
III. Penggunaan APD
Jawaban
No Pertanyaan
Ya Tidak
1 Apakah Perusahaan telah menyediakan APD untuk
seluruh pekerja
2 Apakah APD tersebut mudah didapatkan?
3 Apakah selama bekerja anda merasa nyaman
menggunakan APD?
4 Apakah APD tersebut telah sesuai dengan
kebutuhan perlindungan diri anda?
5 Apakah APD tersebut mengganggu aktivitas anda?
Jenis APD apa yang anda gunakan saat bekerja? (Jawaban bisa lebih dari 1
(satu)
a. Safety helmet
b. Ear plug
c. Masker
d. Face shield atau goggles
e. Gloves (sarung tangan)
f. Pakaian Pelindung
g. Safety shoes
h. Dan lain-lain, sebutkan..........
6 Apakah dengan memakai APD akan berguna pada waktu
anda bekerja?
Apakah anda selalu menggunakan APD saat bekerja ?
7
Jika Ya,Apa alasan anda menggunakan APD saat bekerja?
a. Takut kena sanksi jika tidak memakai APD
b. Untuk melindungi diri dari bahaya atau kecelakaan kerja
c. Ikut-ikutan saja karena teman kerja yang lain menggunakan APD
Jika Tidak, Apa alasan anda tidak menggunakan APD saat bekerja?
a. APD tidak nyaman dipakai
b. APD tidak tersedia
c. Sudah terbiasa tidak memakai APD
88
Apakah dengan adanya pengawasan tersebut membuat
anda termotivasi untuk selalu menggunakan APD saat
10 bekerja?
Jika Tidak, apa alasan anda?
a. Ada tidak ada pengawas sama saja tidak menggunakan APD
b. Ada tidak ada pengawas selalu menggunakan APD
c. Tidak tahu
Sumber : Modifikasi Skripsi (Linggasari, 2008)
Berilah tanda checklist (√) pada pernyataan yang dianggap paling sesuai,
SS= Sangat Setuju, S= Setuju, TS= Tidak Setuju, STS= Sangat Tidak Setuju
Jawaban
No Pernyataan
SS S TS STS
1 Selama ini saya merasa pekerjaan yang
saya lakukan terlalu banyak
2 Saya memiliki waktu luang yang sedikit
3 Selama ini saya merasa pekerjaan saya
harus berpacu dengan waktu (deadline)
4 Selama ini saya merasa pekerjaan saya
harus dilakukan secepat mungkin
5 Selama ini saya merasa lelah karena
pekerjaan banyak sekali
Pekerjaan yang diberikan melebihi porsi
yang sebenarnya, sehingga membuat
6
pekerja kelabakan dalam menyelesaikan
pekerjaan.
7 Saya membutuhkan konsentrasi tinggi
dalam menyelesaikan pekerjaan
8 Selama ini saya merasa tenaga pekerja
disini sanhgat kurang
9 Pekerjaan saya memiliki tingkat resiko
yang tinggi
Sumber : Modifikasi kuisioner Skripsi (Brastiyani, 2018) dan (Subagya, 2016),
89
V. Produktivitas Kerja
Berilah tanda checklist (√) pada pernyataan yang dianggap paling sesuai,
SS= Sangat Setuju, S= Setuju, TS= Tidak Setuju, STS= Sangat Tidak Setuju
Jawaban
No Pernyataan
SS S TS STS
1 Saya mampu bekerja sesuai dengan
target perusahaan
2 Saya mampu bekerja sesuai dengan
standar perusahaan
3 Saya mampu menyelesaikan pekerjaan
tepat pada waktunya
4 Saya sangat menjaga ketepatan waktu
dan kesempurnaan hasil pekerjaan.
5 Saya selalu berusaha untuk
meningkatkan kualitas kerja saya.
Saya tidak pernah mengeluh dan
6 merasa berat terhadap beban yang
menjadi tanggung-jawab saya.
Jumlah dari hasil pekerjaan yang saya
7 tangani selalu memenuhi target yang
telah ditetapkan.
8 Dalam menyelesaikan pekerjaan, saya
harus mendapatkan hasil yang terbaik
Dalam mengerjakan saya selalu
9 bersungguh-sungguh agar tidak terjadi
kesalahan
Sumber : Modifikasi kuisioner Penelitian (Fatimah, 2006), (Gianti, 2016) dan
(Hertanto, 2017)
90
Lampiran 2. Lembar Observasi
LEMBAR OBSERVASI
91
Lampiran 3. Uji Validitas dan Reabilitas Kuisioner Penelitian
Uji Validitas Dan Reabilitas Penggunaan APD
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 TOTAL
* ** ** ** *
P1 Pearson Correlation 1 .199 -.336 -.046 -.140 -.287 -.435 -.774 -.774 -.840 -.502
Sig. (2-tailed) .340 .101 .828 .504 .165 .030 .000 .000 .000 .011
N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25
* *
P2 Pearson Correlation .199 1 .447 .292 .294 .371 -.045 .045 -.277 -.033 .456
Sig. (2-tailed) .340 .025 .156 .153 .068 .830 .830 .179 .877 .022
N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25
* * ** * * **
P3 Pearson Correlation -.336 .447 1 .275 .442 .736 .342 .497 .161 .442 .803
Sig. (2-tailed) .101 .025 .184 .027 .000 .094 .012 .442 .027 .000
N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25
*
P4 Pearson Correlation -.046 .292 .275 1 .327 .145 .165 .014 .194 .145 .492
Sig. (2-tailed) .828 .156 .184 .110 .489 .430 .946 .353 .488 .012
N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25
* ** **
P5 Pearson Correlation -.140 .294 .442 .327 1 .560 .230 .099 -.066 .167 .581
Sig. (2-tailed) .504 .153 .027 .110 .004 .268 .639 .755 .426 .002
N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25
** ** * * **
P6 Pearson Correlation -.287 .371 .736 .145 .560 1 .428 .435 .090 .385 .774
Sig. (2-tailed) .165 .068 .000 .489 .004 .033 .030 .669 .057 .000
N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25
* * * **
P7 Pearson Correlation -.435 -.045 .342 .165 .230 .428 1 .461 .299 .395 .576
Sig. (2-tailed) .030 .830 .094 .430 .268 .033 .020 .147 .051 .003
N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25
92
** * * * ** ** **
P8 Pearson Correlation -.774 .045 .497 .014 .099 .435 .461 1 .675 .921 .690
Sig. (2-tailed) .000 .830 .012 .946 .639 .030 .020 .000 .000 .000
N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25
** ** ** *
P9 Pearson Correlation -.774 -.277 .161 .194 -.066 .090 .299 .675 1 .757 .424
Sig. (2-tailed) .000 .179 .442 .353 .755 .669 .147 .000 .000 .035
N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25
** * ** ** **
P10 Pearson Correlation -.840 -.033 .442 .145 .167 .385 .395 .921 .757 1 .682
Sig. (2-tailed) .000 .877 .027 .488 .426 .057 .051 .000 .000 .000
N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25
* * ** * ** ** ** ** * **
TOTAL Pearson Correlation -.502 .456 .803 .492 .581 .774 .576 .690 .424 .682 1
Sig. (2-tailed) .011 .022 .000 .012 .002 .000 .003 .000 .035 .000
N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.667 10
93
Uji Validitas Dan Reabilitas Beban Kerja
Correlations
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 TOTAL
*
P1 Pearson Correlation 1 .186 .376 .182 .337 .031 -.240 -.133 .300 .441
Sig. (2-tailed) .373 .064 .383 .100 .882 .248 .528 .145 .027
N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25
* *
P2 Pearson Correlation .186 1 -.029 .026 .194 .402 .190 .148 -.007 .424
Sig. (2-tailed) .373 .890 .903 .353 .046 .362 .480 .975 .035
N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25
* **
P3 Pearson Correlation .376 -.029 1 .378 .387 .011 .211 .104 .436 .531
Sig. (2-tailed) .064 .890 .062 .056 .959 .310 .622 .029 .006
N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25
** **
P4 Pearson Correlation .182 .026 .378 1 .395 .086 .135 .223 .631 .623
Sig. (2-tailed) .383 .903 .062 .050 .683 .520 .285 .001 .001
N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25
* ** **
P5 Pearson Correlation .337 .194 .387 .395 1 .328 .479 .148 .595 .766
Sig. (2-tailed) .100 .353 .056 .050 .110 .015 .479 .002 .000
N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25
* * **
P6 Pearson Correlation .031 .402 .011 .086 .328 1 .454 .068 .127 .555
Sig. (2-tailed) .882 .046 .959 .683 .110 .023 .748 .545 .004
N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25
* * *
P7 Pearson Correlation -.240 .190 .211 .135 .479 .454 1 -.016 .091 .444
Sig. (2-tailed) .248 .362 .310 .520 .015 .023 .940 .666 .026
N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25
* *
P8 Pearson Correlation -.133 .148 .104 .223 .148 .068 -.016 1 .434 .401
94
Sig. (2-tailed) .528 .480 .622 .285 .479 .748 .940 .030 .047
N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25
* ** ** * **
P9 Pearson Correlation .300 -.007 .436 .631 .595 .127 .091 .434 1 .723
Sig. (2-tailed) .145 .975 .029 .001 .002 .545 .666 .030 .000
N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25
* * ** ** ** ** * * **
TOTAL Pearson Correlation .441 .424 .531 .623 .766 .555 .444 .401 .723 1
Sig. (2-tailed) .027 .035 .006 .001 .000 .004 .026 .047 .000
N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.667 9
95
Uji Validitas Dan Reabilitas Produktivitas Kerja
Correlations
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 TOTAL
* * **
P1 Pearson Correlation 1 .324 .283 .142 .282 .452 .378 .437 .292 .696
Sig. (2-tailed) .114 .170 .499 .172 .023 .062 .029 .156 .000
N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25
*
P2 Pearson Correlation .324 1 .322 .223 .006 .098 -.025 .182 .320 .473
Sig. (2-tailed) .114 .117 .284 .978 .641 .907 .384 .119 .017
N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25
*
P3 Pearson Correlation .283 .322 1 .265 -.236 .268 .250 .102 .113 .471
Sig. (2-tailed) .170 .117 .201 .257 .195 .228 .627 .590 .017
N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25
*
P4 Pearson Correlation .142 .223 .265 1 -.031 .295 .298 -.027 .165 .421
Sig. (2-tailed) .499 .284 .201 .882 .152 .148 .898 .431 .036
N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25
* *
P5 Pearson Correlation .282 .006 -.236 -.031 1 .272 .029 .505 .387 .429
Sig. (2-tailed) .172 .978 .257 .882 .188 .889 .010 .056 .032
N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25
* ** * **
P6 Pearson Correlation .452 .098 .268 .295 .272 1 .392 .572 .430 .775
Sig. (2-tailed) .023 .641 .195 .152 .188 .053 .003 .032 .000
N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25
* **
P7 Pearson Correlation .378 -.025 .250 .298 .029 .392 1 .408 -.226 .511
Sig. (2-tailed) .062 .907 .228 .148 .889 .053 .043 .276 .009
N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25
96
* * ** * **
P8 Pearson Correlation .437 .182 .102 -.027 .505 .572 .408 1 .277 .724
Sig. (2-tailed) .029 .384 .627 .898 .010 .003 .043 .180 .000
N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25
* **
P9 Pearson Correlation .292 .320 .113 .165 .387 .430 -.226 .277 1 .529
Sig. (2-tailed) .156 .119 .590 .431 .056 .032 .276 .180 .007
N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25
** * * * * ** ** ** **
TOTAL Pearson Correlation .696 .473 .471 .421 .429 .775 .511 .724 .529 1
Sig. (2-tailed) .000 .017 .017 .036 .032 .000 .009 .000 .007
N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.598 9
97
Lampiran 4 .Output SPSS
1. Karakteristik Responden
Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Masa_Kerja
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
98
Bagian_Kerja
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
2. Analisis Univariat
Penggunaan APD
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Beban Kerja
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
99
Status Gizi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Prduktivitas
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
100
3. Analisis Bivariat
Crosstab
Prduktivitas
Buruk Count 1 14 15
Total Count 26 39 65
Chi-Square Tests
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.00.
101
b. Beban Kerja * Produktivitas
Crosstab
Prduktivitas
BK Berat Count 26 31 57
Ringan Count 0 8 8
Total Count 26 39 65
Chi-Square Tests
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.20.
102
c. Status Gizi * Produktivitas
Crosstab
Prduktivitas
SG Normal Count 19 32 51
Total Count 26 39 65
Chi-Square Tests
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.60.
103
Lampiran 5 . Master Tabel
104
17 Herdi 47 8 bulan SMA Finishing Produktif Berat Baik Normal
18 Abi 19 4 bulan SMP Pembesian Produktif Berat Baik Normal
Mecanical And
19 Sahrul 27 4 bulan Strata 1 (S1) Kurang Produktif Berat Baik Tidak Normal
Electrical (ME)
20 Aceng 21 7 bulan SMP Finishing Kurang Produktif Berat Baik Normal
Mecanical And
21 Haris 29 4 bulan Strata 1 (S1) Kurang Produktif Berat Kurang Normal
Electrical (ME)
22 Ining 43 8 bulan SMP Kayu Kurang Produktif Berat Kurang Normal
23 Dani 33 7 bulan SD Finishing Produktif Berat Baik Normal
24 Riri 33 8 Bulan SMP Pembesian Produktif Berat Baik Tidak Normal
25 Agung 23 6 Bulan SD Finishing Produktif Berat Baik Normal
Mecanical And
26 Irga 26 5 bulan SMA Kurang Produktif Berat Baik Normal
Electrical (ME)
27 Lili 32 6 Bulan SMP Pembesian Produktif Berat Kurang Normal
ACP (Alumunium
28 Bam 27 8 bulan Strata 1 (S1) Kurang Produktif Berat Baik Normal
Composite Panel)
29 Taufik 43 4 bulan SMA Kayu Kurang Produktif Berat Baik Normal
30 Aan 46 9 bulan SMP Kayu Produktif Berat Baik Normal
31 Maemun 53 13 bulan SD Kayu Produktif Berat Baik Normal
32 Cipta 40 9 bulan SMA Kayu Produktif Berat Baik Normal
Mecanical And
33 Irpan 28 3 bulan SMA Kurang Produktif Berat Kurang Normal
Electrical (ME)
Mecanical And
34 Candra 24 1 bulan SMA Kurang Produktif Berat Baik Normal
Electrical (ME)
35 Pasman 25 4 bulan SMA Pembesian Produktif Berat Baik Tidak Normal
36 Daru 19 6 Bulan SMA Pembesian Produktif Berat Baik Normal
37 Roby 46 15 bulan SMA Pembesian Kurang Produktif Ringan Baik Normal
105
38 Irfan 18 6 Bulan SMP Pembesian Kurang Produktif Berat Kurang Tidak Normal
39 Alex 31 8 bulan SMA Finishing Kurang Produktif Berat Baik Normal
40 Edy 25 7 bulan SD Kayu Produktif Berat Baik Tidak Normal
Mecanical And
41 Saleh 28 1 bulan SMA Kurang Produktif Ringan Baik Normal
Electrical (ME)
42 Rifal 31 7 bulan SMA Finishing Kurang Produktif Berat Baik Tidak Normal
43 Dg. Patti 47 12 bulan SMA Finishing Kurang Produktif Berat Baik Normal
44 La Asa 50 1 bulan SD Finishing Kurang Produktif Berat Baik Normal
45 Wito 20 5 bulan SMP Kayu Produktif Berat Baik Normal
46 Lukman 30 6 Bulan SMP Finishing Produktif Berat Baik Normal
47 Sahril 25 3 bulan SMA Kayu Kurang Produktif Berat Kurang Normal
48 Piu 39 4 bulan SD Kayu Kurang Produktif Ringan Baik Normal
Mecanical And
49 Ahmad 24 3 bulan SMA Produktif Berat Baik Tidak Normal
Electrical (ME)
50 Dani 27 8 bulan SMA Pembesian Kurang Produktif Berat Kurang Normal
ACP (Alumunium
51 Trimo 48 9 bulan SMA Kurang Produktif Berat Baik Normal
Composite Panel)
ACP (Alumunium
52 Baharuddin 28 2 bulan Strata 1 (S1) Kurang Produktif Berat Kurang Normal
Composite Panel)
53 Fian 33 5 bulan SMA Pembesian Kurang Produktif Berat Baik Normal
54 Sam 36 5 bulan SMP Pembesian Produktif Berat Baik Normal
55 Atto 28 7 bulan SMP Finishing Kurang Produktif Ringan Baik Normal
56 Ridwan 31 7 bulan SMP Kayu Kurang Produktif Berat Kurang Tidak Normal
57 Andi 29 7 bulan SD Finishing Produktif Berat Baik Tidak Normal
58 Fadil 33 3 bulan SMA Kayu Kurang Produktif Berat Baik Normal
59 Wawan 26 12 bulan SMA Finishing Produktif Berat Baik Normal
106
Mecanical And
60 Uki 24 3 bulan SMA Kurang Produktif Berat Kurang Normal
Electrical (ME)
Mecanical And
61 Jafar 28 2 bulan SMA Kurang Produktif Berat Baik Normal
Electrical (ME)
62 Johan 34 6 Bulan SMA Pembesian Produktif Berat Baik Tidak Normal
63 Darseno 29 6 Bulan SMA Finishing Kurang Produktif Berat Baik Tidak Normal
64 Safil 30 2 bulan SMP Kayu Produktif Berat Baik Normal
ACP (Alumunium
65 Agus 28 11 bulan SMA Kurang Produktif Berat Baik Normal
Composite Panel)
107
Lampiran 6. Surat Izin dari Dekan FKM
108
Lampiran 7. Surat Izin dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi
Sulawesi Tenggara
109
Lampiran 8. Surat Izin Keterangan Telah Melakukan Penelitian
110
Lampiran 9. Dokumentasi Penelitian
111
Gambar 1 . Pengisian Kuisioner
112
Gambar 2. Penggunaan Alat pelindung Diri (APD) yang tidak lengkap oleh pekerja.
Tidak menggunakan Helm safety (Kiri) tidak menggunakan Safety Belt saat bekerja di
ketingian(Kanan)
Gambar 3. Penggunaan Alat pelindung Diri (APD) yang lengkap oleh pekerja sesuai
dengan yang di sediakan perusahaan. Seperti helm safety, Sepatu safety, dan sarung
tangan.
113
Gambar 4. Pengukuran IMT Pekerja
114
Gambar 5. Foto besama kontraktor, safety officer dan para pekerja proyek
pembangunan gedung perpustakaan daerah modern Kota Kendari
115