Anda di halaman 1dari 24

HALAMAN JUDUL

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP EKOWISATA AIR


TERJUN NANGA-NANGA DI KECAMATAN POASIA KOTA
KENDARI

PROPOSAL PENELITIAN

OLEH

BAHRIN BALLA

2017 01 001

FAKULTAS KEHUTANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN

KENDARI

2021

i
HALAMAN PENGESAHAN

Proposal

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP EKOWISATA AIR TERJUN


NANGA-NANGA DI KECAMATAN POASIA KOTA KENDARI

Diajukan Oleh:

BAHRIN BALLA
2017 01 001

Telah disetujui oleh :

Pembimbing I, Pembimbing II,

Mengetahui,
Ketua Jurusan Kehutanan

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.....................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.....................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii

BAB I : PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian..........................................................................................5

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................6


2.1 Persepsi Masyarakat........................................................................................6
2.2 Ekowisata........................................................................................................8
2.3 Pengembangan Wisata Alam..........................................................................9
2.4 Air Terjun......................................................................................................11
2.5 Penelitian Tedahulu......................................................................................11
2.6 Kerangka Pikir..............................................................................................13

BAB III : METODE PENELITIAN.......................................................................14


3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian........................................................................14
3.2 Populasi dan Sampel.....................................................................................14
3.3 Teknik Penarikan Sampel.............................................................................15
3.4 Teknik Pengumpulan Data............................................................................16
3.5 Sumber Data..................................................................................................16
3.6 Analisis Data.................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................19
LAMPIRAN...............................................................................................................20

iii
BAB I :
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sumberdaya hutan memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia.

Affandi dan Patana (2002) dalam Honesty Lestari Lubis (2018) menyatakan bahwa

berdasarkan wujud/bentuknya manfaat hutan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu

manfaat tangible dan intangible. Manfaat tangible antara lain kayu, hasil hutan ikutan

dan lain-lain. Sedangkan manfaat intangible antara lain pengaturan tata air, rekreasi,

pendidikan, kenyamanan lingkungan dan sebagainya.

Keberadaan hutan sebagai bagian dari sebuah ekosistem memiliki arti dan

peran penting dalam menyangga sistem kehidupan. Berbagai manfaat besar dapat

diperoleh dari keberadaan hutan melalui fungsinya baik sebagai penyedia sumberdaya

air bagi manusia dan lingkungan, kemampuan penyerapan karbon, pemasok oksigen

di udara, penyedia jasa wisata dan pengatur iklim global. Potensi sumberdaya alam

hayati dan ekosistem tersebut, perlu dikembangkan dan dimanfaatkan untuk

kepentingan dan kesejahteraan masyarakat tanpa melupakan upaya konservasi

sehingga tetap tercapai keseimbangan antara perlindungan, pengawetan dan

pemanfaatan yang lestari. Potensi jasa lingkungan hutan baik langsung ataupun tidak

langsung dapat dimanfaatkan secara terukur dan tidak terukur oleh manusia antara

lain untuk : wisata alam, pemanfaatan sumber daya air, supply oksigen, perlindungan

sistem hidrologis dan carbon offset (Ridwan 2019).

1
2

Ekowisata merupakan kegiatan pariwisata yang dilakukan pada

tempattempat alami, serta memberi kontribusi terhadap kelestarian alam dan

meningkatan kesejahteraan masyarakat setempat. Dalam ekowisata, prinsip tanggung

jawab dan menghormati alam dan budaya setempat menjadi sangat penting. Aktivitas

ekowisata saat ini tengah menjadi tren yang menarik yang dilakukan oleh para

wisatawan untuk menikmati bentuk-bentuk wisata yang berbeda dari biasanya. Dalam

konteks ini wisata yang dilakukan memiliki bagian yang tidak terpisahkan dengan

upaya-upaya konservasi, pemberdayaan ekonomi lokal dan mendorong respek yang

lebih tinggi terhadap perbedaan kultur atau budaya. Hal inilah yang mendasari

perbedaan antara konsep ekowisata dengan model wisata konvensional yang telah ada

sebelumnya. Tujuan perjalanan menyangkut wisata alam, meminimalkan dampak

yang ditimbulkan terhadap lingkungan, membangun kesadaran terhadap lingkungan

sekitar, menghasilkan keuntungan finansial secara langsung yang dapat digunakan

untuk melakukan konservasi alam, memberikan keuntungan finansial dan

memberikan kesempatan pada penduduk lokal, mempertahankan kebudayaan lokal

dan Tidak melanggar hak asasi mannusia dan pergerakan demografi (Satria 2009).

Menurut Prasiasa (2011) Pengembangan pariwisata sebagai andalan

perekonomian nasional dalam operasionalnya bertumpu pada potensi alam, potensi

budaya, dan kehidupan masyarakat di lokasi pengembangan wisata. Hal ini berarti

bahwa permintaan wisatawan terhadap produk wisata terkait dengan alam dan

kehidupan serta budaya masyarakat tempat pariwisata tersebut telah dikembangkan.

Dengan demikian, diharapkan terjadi hubungan timbal balik antara alam, budaya, dan
3

kehidupan masyarakat setempat. Hubungan timbal balik tersebut harus saling

menguntungkan, artinya pariwisata harus mampu meningkatkan budaya dan alam

serta sebaliknya dapat menumbuhkan kemajuan pariwisata disuatu tujuan (Honesty

Lestari Lubis 2018).

Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki potensi ekowisata cukup besar yang

harus di kembangkan salah satunya di Kota Kendari. Di Kota Kendari, ada destinasi

wisata yang bernama Air Terjun Nanga-Nanga. Tempat ini sering dikunjungi mereka

yang ingin merasakan kesegaran alam yaitu air jernih masih alami. Inilah pesona

wisata yang Anda akan dapatkan di tempat tersebut. Air Terjun Nanga-Nanga adalah

salah satu air terjun yang menjadi obyek wisata di Kota Kendari. Terletak di Desa

Nanga-Nanga, Kecamatan Poasia, Kelurahan Kambu. Untuk sampai ke lokasi ini,

dapat ditempuh sekitar 20 menit perjalanan dari pusat Kota Kendari, dengan

menggunakan kendaraan pribadi/sewa kendaraan umum. Saat tiba, kita akan

menemukan sebuah bendungan, dan masih harus melanjutkan perjalanan dengan

berjalan kaki, menyusuri bibir Sungai Nanga-Nanga tersebut. Sebenarnya jalan yang

dibuat berupa lantai semen sudah ada, tapi sebagian sudah hancur karena longsor.

Berjalan kaki sekitar 1 km, diperlukan kehati-hatian, karena jalanannya berupa pasir

& batuan licin.. Keadaan cuaca mempengaruhi debit dan kejernihan air di air terjun

Nanga-Nanga ini. Jika musim hujan debit air meningkat, tapi agak keruh. Sedangkan

di musin panas, airnya jernih, tapi debit air berkurang.


4

Potensi Air Terjun Nanga-nanga ini didukung pula oleh potensi daya tarik

lainnya yang dapat dinikmati ketika ada dalam aktifitas wisata ke Air Terjun antara

lain, kealamian air terjun yang terkesan alami dengan udaranya yang bersih,

keindahan alamnya yang bisa dilakukan aktivitas Hiking dan camping. Namun dalam

perkembangannya, potensi daya tarik tersebut ternyata belum dimanfaatkan secara

optimal untuk mendatangkan sejumlah wisatawan, sehingga nilai tambah dan manfaat

dari ekowisata pun belum dapat dinikmati dan dirasakan oleh masyarakat.

Obyek wisata air terjun Nanga-nanga ini masih sangat jarang diketahui

keberadaannya namun sangat berpotensi tempat wisata yang dapat memajukan

perekonomian masyarakat sekitar. Oleh karenanya perlu dilakukan analisis mengenai

potensi dan strategi pengembangan obyek wisata air terjun ini.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Fungsi dan Manfaat Ekowisata Air Terjun Nanga- nanga Taman Di

Kecamatan Poasia Kota Kendari.

2. Bagaimana persepsi masyarakat terhadap pengembangan kawasan Ekowisata Air

Terjun Nanga- nanga Taman Di Kecamatan Poasia Kota Kendari.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikt :


5

3. Untuk mengetahui fungsi dan manfaat Ekowisata Air Terjun Nanga- nanga

Taman Di Kecamatan Poasia Kota Kendari.

4. Untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap pengembangan kawasan

Ekowisata Air Terjun Nanga- nanga Taman Di Kecamatan Poasia Kota Kendari.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk:

1. Bagi Peneliti yang dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam

penerapan disiplin ilmu yang telah di terima selama perkuliahan serta sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana (S1) di Fakultas Kehutanan

Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Kendari.

2. Bagi Pembaca Hasil penelitian ini menjadi sumber penambah pengetahuan dan

wawasan serta dapat dijadikan sumber referensi tambahan bagi pembaca yang

memerlukan.

3. Dan Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat berguna sebagai bahan

pertimbangan untuk pengembangan kawasan Ekowisata Air Terjun Nanga- nanga

Taman Di Kecamatan Poasia Kota Kendari dimasa yang akan datang dan sebagai

bahan informasi bagi peneliti selanjutnya.


BAB II :
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Persepsi Masyarakat

Pengertian persepsi dari Bahasa Inggris persecption yang artinya

Persepsi, penglihatan, tanggapan yaitu proses seseorang menjadi sadar akan

segala sesuatu dalam lingkungannya melalui indera-indera yang di milikinya

atau pengetahuan lingkungan yang di peroleh melalui data indera. Melalui

persepsi individu dapat menyadari, dapat mengerti tentang keadaan diri

individu yang bersangkutan. Pakar organisasi bernama Robbins

mengungkapkan bahwa Persepsi dapat didefinisikan sebagai proses dengan

nama individu-individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera

mereka agar memberi makna kepada lingkungan mereka. Persepsi meliputi

juga kognisi (pengetahuan), yang mencakup penafsiran objek, tanda dan orang

dari sudut pengalaman yang bersangkutan.

Persepsi masyarakat dapat disimpulkan sebagai tanggapan atau

pengetahuan lingkungan dari kumpulan individu-individu yang saling bergaul

dan berinteraksi karena mempunyai nilai-nilai, norma-norma, cara-cara dan

prosedur merupakan kebutuhan bersama berupa suatu sistem adat istiadat

tertentu yang bersifat kontinyu yang terikat oleh suatu identitas bersama yang

diperoleh dari interpretasi data indera.

6
Menurut Nurhayati (2018) bentuk dukungan dari masyarakat di

sekitar objek ekowisata dapat dilihat dari tingkat partisipasi mereka dalam

pengembangan ekowisata tersebut. Partisipasi masyarakat dipengaruhi oleh

persepsi dan sikap

7
7

mereka yang tercermin dari tingkat atau derajat pemenuhan kepentingan mereka

dalam sistem ekowisata. Persepsi dan sikap merupakan bagian dari unsur kognitif

yang melatarbelakangi masyarakat untuk terlibat atau tidak dalam pengembangan

ekowisata.

Apriyanti (2011) menyatakan bahwa pengetahuan dan persepsi

masyarakat yang benar mengenai ekowisata diperlukan dalam rangka

membangun sikap yang positif untuk keberlanjutan pengembangan ekowisata

yang dimaksud.

Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Masyarakat

Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi masyarakat terbagi atas 3

menurut Rahmat (2005) yaitu sebagai berikut :

a. Pengalaman, seseorang yang telah mempunyai pengalaman tentang hak-hak

tertentu akan mempengaruhi kecermatan seseorang dalam memperbaiki

persepsi. Semakin seseorang berpengalaman dalam suatu hal semakin baik

persepsinya.

b. Motivasi, motivasi individu terhadap suatu informasi akan mempengaruhi

persepsinya. Seseorang yang memiliki motivasi dan harapan yang tinggi

terhadap sesuatu, cenderung akan memiliki persepsi yang positif terhadap objek

tersebut.
8

c. Kepribadian, Dalam psiko analisis dikenal sebagai proyeksi yaitu usaha untuk

mengekstarnalisasi pengalaman subjektif secara tidak sadar. Kepribadian

seseorang yang extrovert dan berhati halus cenderung akan memiliki persepsi

yang lebih baik terhadap sesuatu.

2.2 Ekowisata

Ekowisata merupakan konsep pengembangan pariwisata yang

berkelanjutan yang bertujuan untuk mendukung upaya-upaya pelestarian

lingkungan (alam dan budaya )dan meningkatkan partisipasi masyarakat

dalam pengelolaan, sehingga memberikan manfaat ekonomi kepada

masyarakat dan pemerintah setempat. Dalam ekowisata, prinsip tanggung

jawab dan menghormati alam dan budaya setempat menjadi sangat penting.

Wisatawan harus menyesuaikan diri dengan budaya dan situasi setempat,

bukan sebaliknya. Wisatawan juga harus menyadari pentingnya pelestarian

lingkungan dan menghormati budaya dari kawasan yang dikunjunginya

(Sukawati 2009).

Ekowisata dalam teori dan prakteknya tumbuh dari kritik terhadap

pariwisata massal, yang dipandang merusak terhadap landasan

sumberdayanya, yaitu lingkungan dan kebudayaan. Kritik ini melahirkan

berbagai istilah baru, antara lain adalah pariwisata alternatif, pariwisata yang

bertanggungjawab, pariwisata berbasis komunitas, dan eko-wisata. Alasan

umum penggunaan konsep ini adalah karena dapat menggambarkan


9

pariwisata yang termasuk: 1. Bukan pariwisata berskala besar/massal 2.

Mengikuti prinsip-prinsip keberlanjutan 3. Mempererat hubungan antar

bangsa

Pemilihan ekowisata sebagai konsep pengembangan bagi wisata

pesisir di dasarkan pada beberapa unsur utama, yaitu:

a. Ekowisata sangat bergantung pada kualitas sumber daya alam, peninggalan

sejarah dan budaya.

b. Melibatkan masyarakat.

c. Ekowisata meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap alam, nilainilai

peninggalan sejarah dan budaya.

d. Tumbuhnya pasar ekowisata di tingkat internasional dan nasional.

e. Ekowisata sebagai sarana mewujudkan ekonomi berkelanjutan. Dengan kata lain,

ekowisata (bahari) menawarkan konsep low invest-high value bagi sumberdaya

dan lingkungan kelautan sekaligus menjadikannya sarana cukup ampuh bagi

partisipasi masyarakat, karena seluruh asset produksi menggunakan dan

merupakan milik masyarakat lokal .

2.3 Pengembangan Wisata Alam

Pengembangan wisata alam adalah memanfaatkan potensi ekonomi

sumber daya alam yang ada didalam kawasan wisata alam untuk

kepariwisataan, tampa meninggalkan prinsip-prinsip pelestarian sumber daya


10

alam tersebut. Pada dasarnya, pengembangan kepariwisataan di suatu tempat

dimaksud untuk dapat meningkatkan keuntungan ekonomi. Namun didalam

pengembangan ini harus diupayakan juga agar tidak menyebabkan terjadinya

perubahan sosial dan kerusakan lingkungan. Mempertahankan kualitas

lingkungan pada kepariwisataan alam mutlak diperlukan sebab daya tarik

utamanya justru pada lingkungan ini.

Untuk mengembangkan ekowisata dilaksanakan dengan cara

pengembangan pariwisatapada umumnya. Ada dua aspek yang perlu

dipikirkan. Pertama, aspek destinasi, kemudian kedua adalah aspek market.

Untuk pengembangan ekowisata dilaksanakan dengan konsep product driven.

Meskipun aspek market perlu dipertimbangkan namun macam, sifat dan

perilaku objek dan daya tarik wisata alam dan budaya diusahakan untuk

menjaga kelestarian dan keberadaannya (Fandeli dan Mukhlison, 2000).

WTO (2002) batasan mengenai pengembangan obyek dan daya Tarik

ekowisata sebagai berikut :

1. Semua jenis ekowisata yang berbasiskan alam yang mana tujuan utama dari

wisatawan adalah untuk mengamati dan memberikan apresiasi terhadap alam,

tradisi dan budaya yang ada di kawasan tersebut.

2. Mengandung unsur pendidikan dan enterpretasi.


11

3. Dikelola oleh pelaku pariwisata lokal dan pangsa pasarnya adalah kelompok-

kelompok kecil.

4. Meminimalisasi dampak negatif terhadap lingkungan alam dan kehidupan sosial

budaya.

5. Membantu pelestarian atau konservasi alam.

6. Memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat lokal, organisasi terkait dan

pihak berwenang.

7. Memberikan lapangan pekerjaan dan pendapatan alternatif kepada masyarakat

lokal.

2.4 Air Terjun

Air terjun adalah formasi geologi dari arus air yang mengalir melalui

suatu formasi bebatuan yang mengalami erosi dan jatuh ke bawah dari

ketinggian. Air terjun dapat berupa buatan yang biasa digunakan di taman.

Beberapa air terjun terbentuk di lingkungan pegunungan dimana erosi kerap

terjadi. Menurut Sujatmiko (2014) air terjun adalah aliran air yang terbentuk

ketika aliran air jatuh dari tempat yang tinggi. Air yang jatuh akan menggerus

dasar sungai hingga terbentuk cekungan menyerupai kolam. Air terjun dapat

juga terjadi karena adanya patahan yang diatasnya terdapat aliran sungai.

2.5 Penelitian Tedahulu

1. penelitian yang dilakukan oleh Amar Maruf dkk 2018. Persepsi dan Sikap

masyarakat Terhadap Pengembangan Ekowisata Mangrove Bungkutoko Kendari.


12

Dalam penelitian ini melibatkan 47 Kepala Keluaraga, yang di pilih secara

proporsional dari tiga Rukun Warga yang terdapat di Kelurahan Bungkutoko.

Hasil temuan pada tahap ini kami perkaya dengan hasil observasi lapangan dan

kajian kepustakaan. Adapun variabel dalam studi ini adalah persepsi masyarakat

dalam menilai keberadaan, fungsi dan manfaat ekoturisme mangrove Bungkutoko

serta persepsi mereka terhadap aspek kebersihan, keindahan, kenyamanan,

keamanan dan keramahtamahan pengelola ekowisata tersebut. Secara umum,

persepsi dan sikap masyarakat setempat terkait dengan pengembangan ekoturisme

mangrove Bungkutoko berada pada kategori baik dengan nilai masing-masing

sebesar 149 dan 161.

2. penelitian yang dilakukan oleh Azam Azmi Azizih 2020. Persepsi masyarakat

terhadap ekowisata mangrove di Desa Lubuk Kertang Kecamatan Brandan Barat

Kabupaten Langkat. Dalam penelitian ini melibatkan 97 Kepala Keluaraga. Hasil

temuan pada penelitian ini masyarakat mengetahui bahwa hutan mangrove

memiliki beberapa fungsi, seperti pelestarian satwa, perlindungan abrasi pantai,

pendidikan, dan tempat untuk rekreasi, serta masyarakat tahu bahwa hutan

mangrove di desa Lubuk Kertang Kecamatan Brandan Barat memiliki banyak

manfaat, seperti manfaat secara ekonomi, sosial, dan ekologi. Dan Persepsi

Masyarakat terhadap Pengelolaan ekowisata mangrove di Desa Lubuk Kertang

Kecamatan Brandan Barat dalam Kriteria baik, hal ini dapat dibuktikan dengan

persentasi 63,5% masyarakat mengatakan pengelolaan ekowisata mangrove desa


13

Lubuk Kertang sudah baik, dengan adanya penjagaan dan pengawasan tiket

keluar masuk, serta penjagaan parkir.

2.6 Kerangka Pikir

Tahapan penelitian yang dilakukan dengan melihat manfaat dan

fungsi ekowisata Air Terjun Nanga- nanga Di Kecamatan Poasia Kota

Kendari bagi masyarakat desa, yang disoroti dalam penelitian ini adalah

ekowisata dan masyarakat desa Nanga-nanga. Tujuan utama dari penelitian

iini adalah bagaimna persepsi masyarakat terhadap ekowisata Air Terjun

Nanga- nanga Di Kecamatan Poasia yang diukur dengan skala likert.

Ekowisata Air Terjun


Nanga- nanga

Persepsi Masyarakat

Fungsi Manfaat

Gambar 1. Sekema Kerangka pemikiran

Keterangan :

= Menyatakan Hubungan
BAB III :
METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Oktober – November 2021.

Lokasi Penelitian ini dilakukan di Desa Nanga-Nanga, Kecamatan Poasia, Kelurahan

Kambu Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara.

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1. Populasi

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu dan ditetapakan oleh peneliti untuk

kemudian dipelajari dan dibuat kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah

masyarakat desa Nanga-Naga yang tinggal di sekitar Air Terjun Nanga-nanga yang

berjumlah 120 orang.

3.2.2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua

yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka

peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.

Dalam menentukan sampel populasi disini peneliti menggunakan teknik

simple random sampling. jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 81 orang.

14
15

3.3 Teknik Penarikan Sampel

Dalam menentukan sampel populasi disini peneliti menggunakan teknik simple

random sampling. Simple random sampling adalah pengambilan anggota sampel dari

populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam

populasi itu (Sugiyono, 2015).

Besar sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan rumus

slovin agar penelitian dapat lebih mudah. Untuk lebih jelasnya rumus slovin yang

dikemukakan oleh Sarwono (2006), yaitu:

Dimana :

n = Ukuran sampel

N = Ukuran populasi

e = Batasan toleransi kesalahan (error tolerance)

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dengan menggunakan rumus slovin

dengan tingkat kesalahan sampel 5% (0,05) maka ukuran sampel dapat dihitung

sebagai berikut :

102
n =
1+(1 0 2).(0,05) 2

1 02
n =
1+(102 x 0,0025)

n = 81
16

Jadi, jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 81 orang dari jumlah

populasi sebanyak 102 orang.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Metode  pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah


(Sugiyono, 2015) :
1. Angket atau Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya.

2. Dokumentasi, merupakan teknik penelitian dimana mengumpulkan data-data

yang diperlukan sehubungan dengan penelitian.

3. Observasi, Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan

pengamatan langsung ke lokasi Penelitian

4. Studi kepustakaan, dengan mempelajari, meneliti, mengkaji, serta menelaah

literatur yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti.

3.5 Sumber Data

Data pendukung yang dilakukan dalam peenelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Data primer : Data yang diperoleh dari pengamatan, hasil wawancaradan

kuesioner yang diajukan kepada masyarakat

2. Data sekunder : Data yang di dapat dari pengelola Ekowisata Mangrove


17

3.6 Analisis Data

Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang diperoleh

baik melalui hasil kuisioner dan wawancara, kemudian dideskripsikan

dengan cara menggunakan analisis persentase. Untuk menghitung persentase jawaban

yang diberikan responden. Data yang dikumpulkan dari penelitian ini terutama data

yang diperoleh dari rekapitulasi responden kemudian diolah dan dianalisis secara

deskriptif.

Kemudian menganalisis data menggunakan skala Likert (Sugiyono) Skala

Likert digunakan untuk mengukur sikap, Pendapat dan persepsi seseorang atau

kelompok orang Tentang sebuah Fenomena Sosial. Dalam Penelitian ini teknik

analisis data dengan menggunakan teknik induktif, yaitu dari fakta dan peristiwa yang

diketahui secara kongkrit, kemudian digeneralisasikan ke dalam suatu kesimpulan

yang bersifat umum yang didasarkan atas fakta-fakta yang empiris tentang lokasi

penelitian. Analisis data dilakukan dengan metode kuantitatif, tujuannya untuk

mengetahui deskripsi dari persepsi masyarakat terhadap pengembangan ekowisata

Air Terjun Nanga- nanga Taman Di Kecamatan Poasia Kota Kendari.

Karena adanya perbedaan jumlah skala yang dipergunakan, maka terlebih

dahulu skala tersebut disamakan dengan mempergunakan analisis sikap skala likert.

Untuk analisis sikap skala Likert ini berdasarkan pada klasifikasi data yaitu dengan

skala sikap, skor, dan kategori.


18

Tabel 1. Skala likert

No Skala Sikap Masyarakat


  Sikap Skor
1 Sangat Baik 5
2 Baik 4
3 Ragu-ragu 3
4 Tidak Baik 2
5 Sangat Tidak Baik 1

Dalam penelitian ini akan ditentukan skor tertinggi jawaban pertanyaan yang

diajukan kepada masyarakat adalah sebesar 5, sedangkan untuk skor jawaban

terendahnya adalah 1. Sedangkan jawaban diantara kedua skala tersebut disesuaikan

dengan jumlah jawaban yang ada. Untuk skala pertanyaan 5, jawaban yang sangat

Baik diberi nilai 5, Baik diberi nilai 4, ragu-ragu diberi nilai 3, tidak baik diberi nilai

2 dan sangat tidak baik diberi nilai 1. Untuk mendapatkan pemeringkatan persepsi

masyarakat, diajukan beberapa pertanyaan dengan total nilai maksimum 5 dan dan

minimum 1.

Kriteria persentase persepsi masyarakat :

0 % - 20 % = Sangat Tidak Baik

20,01% - 40 % = Tidak Baik

40,01% - 60 % = Ragu - Ragu

60,01% - 80 % = Baik

80,01% - 100 % = Sangat Baik.


DAFTAR PUSTAKA

Affandi, O. dan Patana. 2002. “Perhitungan Nilai Ekonomi Pemanfaatan Hasil Hutan
Non-Marketable Oleh Masyarakat Desa Sekitar Hutan Studi Kasus Cagar Alam
Dolok Sibual-Buali, Kecamatan Sipirok, Tapanuli Selatan.” Universitas
Sumatera Utara.
Apriyanti, H. 2011. “Persepsi Dan Sikap Pengunjung Kebun Raya Bogor Terhadap
Koleksi Tumbuhan Obat. Departemen Koservasi Sumberdaya Hutan Dan
Ekowisata.” Institute Pertanian Bogor.
Honesty Lestari Lubis. 2018. “Studi Potensi Ekowisata Air Terjun Sitimbulan Di
Desa Haunatas Kecamatan Marancar Kabupaten Tapanuli Selatan.” Universitas
Sumatera Utara.
http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/7351/111201129.pdf?
sequence=1&isAllowed=y.
Nurhayati. 2018. “Persepsi Dan Sikap Masyarakat Terhadap Pengembangan
Ekowisata Mangrove Bungotoko Kendari.” jurnal Ecogreen 4(1).
Prasiasa, D. 2011. Wacana Kontemporer Pariwisata. Salemba Humanika. Jakarta.
Prof.DR.Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualititatif, Dan R&D). 22nd ed. Cv.Alvabeta.
Ridwan. 2019. 11 Sustainability (Switzerland) “Persepsi Masyarakat Terhadapt
Pengembangan Kawasan Taman Wisata Alam Madapangga Di Desa Ndano
Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima.” Universitas Muhammadiyah
Makassar.
Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif. I.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Satria, D. 2009. “Strategi Pengembangan Ekowisata Berbasis Ekonomi Lokal Dalam
Rangka Program Pengentasan Kemiskinan.” Journal Of Indonesian Applied
Economics 3(1): 37–47.
Sukawati, Z. 2009. Pariwisata dan Kebudayaan Panduan Dasar Pelaksanaan
Ekowisata. Kabupaten Nias Selatan.

19
LAMPIRAN

20

Anda mungkin juga menyukai