Anda di halaman 1dari 84

HAMAN JUDUL

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS PENGGUNAAN MEDIA


SOSIAL INSTAGRAM DENGAN KECENDERUNGAN
PERILAKU NARSISTIK

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi
pada Jurusan Psikologi

Oleh
Ainun Zariah
A1R1 18 022

JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

2022
DAFTAR ISI

HAMAN JUDUL...............................................................................................................i

DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii

DAFTAR TABEL............................................................................................................iv

DAFTAR GAMBAR........................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................12

A. Latar Belakang......................................................................................................12

B. Rumusan Masalah.................................................................................................17

C. Tujuan Penelitian...................................................................................................18

D. Manfaat Penelitian.................................................................................................18

E. Penelitian yang Relevan........................................................................................19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................22

A. Kecenderungan Perilaku Narsistik........................................................................22

1. Definisi Kecenderungan Perilaku Narsistik.......................................................222.

................................................................................. Ciri-ciri Kecenderungan Narsistik

............................................................................................................................243.

............................................................... Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Narsistik

............................................................................................................................254.
.................................................................................... Aspek –aspek Perilaku Narsistik

...........................................................................................................................27B.

............................................................ Intensitas Penggunaan Media Sosial Instagram

...............................................................................................................................30

1. Definisi intensitas penggunaan media sosial......................................................302.

....................................................... Aspek-aspek Intensitas Penggunaan Media Sosial

...........................................................................................................................31C.

............................................................................................................. Kerangka Berfikir

...............................................................................................................................35

D. Hipotesis ...............................................................................................................38

BAB III METODE PENELITIAN.................................................................................27

A. Identifikasi dan Operasional Variabel...................................................................27

B. Desain Penelitian...................................................................................................28

C. Populasi dan Sampel.............................................................................................28

D. Lokasi Penelitian...................................................................................................30

E. Tehnik Penelitian...................................................................................................30

F. Validasi dan Reliabilitas Alat Ukur.......................Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................35

LAMPIRAN....................................................................................................................38
DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Blue print skala narcissistic personality inventory....................................31


Tabel 3. 2 Blue Print skala intensitas penggunaan media sosial.................................33
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1. Kerangka Berpikir.................................................................................37

Gambar 3. 2 Desain Penelitian....................................................................................28


12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa remaja merupakan periode transisi perkembangan antara masa kanak-

kanak dengan masa dewasa, yang melibatkan perubahan biologis, kognitif, dan

sosioemosional, yang dimulai dari rentang usia 10 hingga 13 tahun dan berakhir

pada usia sekitar 18 hingga 22 tahun (Santrock, 2007). Perubahan biologis yang

terjadi diantaranya adalah pertambahan tinggi tubuh yang cepat, perubahan

hormonal, dan kematangan alat reproduksi. Disamping perkembangan secara fisik

remaja juga tidak luput dari perkembangan psikososial. Menurut Erickson dalam

Santrock (2007), kemajuan manusia dicapai melalui delapan tahap perkembangan

yang berlangsung seumur hidup.

Tahap-tahap tersebut terdapat tahap identitas versus kebingungan identitas

yang dialami pada masa remaja (10-20 tahun). Tahap ini merupakan tahap kelima

dari 8 tahap perkembangan menurut Erikson yang berlangsung di masa remaja.

Pada tahapan ini, individu dihadapkan pada tantangan untuk menemukan

siapakah mereka, bagaimana mereka dewasa nanti, dan arah mana yang harus

mereka tempuh dalam hidup. Hal ini membuat remaja mulai mencari identitas dan

karakteristik mereka tersendiri. Remaja mulai sibuk dengan diri sendiri tidak
13

hanya karena mulai mengembangkan rasa diri tetapi juga karena mulai meneliti

proses pemikiran dan keperibadian yang mereka miliki.

Remaja pada generasi sebelumnya berbeda dengan remaja sekarang. Remaja

generasi sekarang atau yang biasa disebut dengan remaja generasi Z adalah

remaja yang lahir rentang tahun 1995-2010, generasi ini memiliki kepentingan

dan perhatian yang berbeda dengan generasi yang sebelumnya, perbedaan ini

berdasarkan tahun lahir dan peristiwa-peristiwa yang mempengaruhi secara

signifikan kehidupan pada generasi tersebut (Putra, 2016). Remaja generasi Z

sering juga di sebut sebagai igenerasi atau generasi internet. Remaja yang tumbuh

dalam generasi Z berkembang seiring dengan digitalisasi berbagai aspek. Remaja

generasi Z lebih banyak membangun hubungan sosialnya melalui dunia maya,

sejak kecil, generasi ini sudah banyak dikenalkan oleh teknologi dan sangat akrab

dengan smartphone dan dikategorikan sebagai generasi kreatif (Putra, 2016).

Bagi generasi Z, informasi dan teknologi adalah hal yang sudah menjadi

bagian dari kehidupan mereka. Generasi Z mampu menerapkan semua kegiatan

dalam satu waktu seperti menjalankan media sosial menggunakan smartphone,

menjelajahi menggunakan PC, dan mendengarkan music menggunakan headset

(Sari dkk., 2020). Pada masa ini, remaja cenderung lebih berani mengungkapkan

pendapat serta apa yang mereka rasakan baik secara langsung ataupun lewat

media sosial. Hal ini membuat generasi Z, khusunya di Indonesia, umumnya


14

mendominasi penggunaan media sosial. Selain itu, rata-rata orang Indonesia

menghabiskan 2-3 jam sehari untuk menggunakan media sosial (Manning, 2014).

Melalui tingginya penggunaan media sosial, para remaja akan semakin

berpotensi untuk lebih mengekspresikan dirinya di media sosial dengan

pengunggahan foto-foto maupun video pendek secara berlebihan sehinggah dapat

berkaitan dengan perilaku kecenderungan narsistik (Gnambs, & Appel, 2017)

Penelitian yang dilakukan oleh Bergman, S.M., (2011) mengemukakan bahwa

individu memiliki kepercayaan bahwa individu lain di media sosial tertarik

dengan kehidupannya, dan hal tersebut mendorong individu untuk mengunggah

foto yang mengarah pada kecenderungan perilaku narsistik. Menurut

Paramboukis, O., Skues, J., & Wise (2016), kecenderungan perilaku narsistik

dapat dilihat melalui jumlah postingan foto selfie dengan jumlah sekitar 4 atau 5

dalam satu bulan.

Remaja yang cenderung memiliki perilaku narsistik akan cederung lebih

memiliki harga diri yang tinggi, kurangnya empati serta cenderung merasa dirinya

seakan-akan menjadi seseorang yang sempurna (Sedikides, 2004). Istilah narsistik

di era modern ini diketahui merupakan sebutan bagi orang orang yang melakukan

selfie dimana pun dan merasa dirinya eksis (Puspitasari, F.I., 2015). Seiring

dengan semakin populernya foto selfie di masyarakat, aplikasi untuk

mempercantik diri secara digital pun semakin banyak bermunculan. Hingga kini

setiap individu bebas mempresentasikan diri mereka di media sosial dengan


15

tampilan tubuh dan wajah yang dibuat lebih menarik dari sesunggunnya. Keadaan

ini sesuai dengan Diagnostic and Statistical Manual for Mental Disorder atau

DSM V yang menyebutkan beberapa diagnosis untuk individu narsistik, salah

satunya adalah melebih-lebihkan apa yang dimiliki untuk mendapatkan pujian

dari orang lain.

Olive, (2015) mengemukakan bahwa perilaku dengan kecenderungan narsistik

merupakan rasa cinta pada diri sendiri yang berlebihan atau dapat juga diartikan

sebagai perhatian yang sangat berlebihan pada diri sendiri. Individu narsistik

memanfaatkan hubungan interpersonal hanya untuk memdapatkan perhatian,

mencapai popularitas, serta melakukan segala hal yang menyenangkan untuk

dirinya sendiri. La Barbera, D.,( 2009) melakukan sebuah penelitian mengenai

individual differences dalam hal narsistik dan menemukan bahwa hal tersebut

berkaitan dengan penggunaan berbagai macam sosial networking atau berbagai

macam media berbasis internet.

Menurut Stephanie yang dikutip oleh Kompas.com (2021) akumulasi urutan

aplikasi media sosial yang paling banyak digunakan di Indonesia ternyata di

tempati oleh YouTube, disusul oleh WhatApp, Instagram, Facebook, lalu Twitter

secata berturut-turut. Instagram merupakan salah satu media sosial yang menjadi

sangat popular di kalangan remaja saat ini. Keunggulan dari media sosial

instagram ini adalah fitur like dan followers yang mampu menampilkan sisi

narsitik dari pengguna media sosial tersebut (Indra, 2017). Berdasarkan hasil data
16

awal yang dilakukan di SMAN 4 Kendari dari 89 responden yang mengisi angket

yang berjumlah 13 nomor yang mewakili aspek- aspek yang mempengarui

kecenderungan narsistik dimana aspek exhibitionism dan Superiority yang

pertanyaanya berbunyi “Bagi saya penampilan merupakan faktor paling penting

karena orang lebih dulu melihatnya” , “Menurut saya, jika sedang merasa

cantik/ganteng kita akan mengabadikan diri dalam bentuk foto dan

menggunggahnya di media sosial instagram baik story maupun feed”. Hasil

screening dilakukan peneliti pada siswa/siswi SMAN 4 Kendari menyatakan

97% dari jumlah responden yang mengisi angket menggunakan media sosial dan

73,9% menggunakan media sosial instagram. Aktivitas yang paling sering

dilakukan siswa/siswi di instagram adalah mengunggah foto maupun video

tentang diri mereka..

Menurut Muklason dalam (Liang, 2021) intensitas penggunaan media sosial

yang terlalu tinggi dapat menyebabkan menurunnya tingkat produktivitas

seseorang dan dapat mempengaruhi kesehatan mental seseorang seperti merasa

kesepian (Canady, 2019). Berdasarkan Mutia (2022) dalam laporan We Are

Social, rata- rata pengguna internet yang mengakses media sosial menghabiskan

waktu antara 60 menit hingga 180 menit lebih dalam sehari. Laporan itu

menunjukkan, semakin muda usia pengguna media sosial maka semakin lama

durasi penggunaan media sosial. Pengguna media sosial dengan usia 16-25 tahun

menghabiskan rata-rata 193 menit/hari untuk menggunakan media sosial.


17

Penelitian yang dilakukan di Swansea University dan Milan University

mengatakan mereka yang menggunakan media sosial secara berlebihan dengan

aktif menggungah foto, mengalami peningkatan ciri narsisme sebanyak 25% dan

hampir semua orang dalam penelitian tersebut rata-rata bermain media sosial

sekitar 3 jam/hari tidak termasuk penggunaan untuk bekerja (Laras, 2018).

Berdasarkan permasalahan yang dijelaskan di atas, peneliti tertarik untuk

mengetahui dan melakukan penelitian mengenai hubungan antara kecenderungan

perilaku narsistik dengan intensitas penggunaan media sosial instagram.

Kecenderungan narsistik dapat di tinjau melalui aspek- aspek yang di kemukaan

oleh Raskin dan Terry, (1988) dan intensitas penggunaan media sosial instagram

di tinjau berdasarkan teori Anggi, (2012), serta siswa/siswi kelas X dan XI

SMAN 4 Kendari sebagai responden penelitian ini.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang dijelaskan, rumusan masalah

yang diangkat dalam penelitian ini yaitu apakah ada hubungan antara intensitas

penggunaan media sosial instagram dengan kecenderungan perilaku narsistik ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masala, tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui apakah ada hubungan antara intensitas penggunaan media sosial

instagram dengan kecenderungan perilaku narsistik


18

D. Manfaat Penelitian

1. Secara teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan,

pengalaman dan wawasan serta kontribusi bagi keilmuan psikologi khususnya

dalam bidang psikologi perkembangan, psikologi sosial serta psikologi klinis.

Diharapkan penelitian ini dapat menyumbangkan informasi dalam perkembangan

keilmuan psikologi khususnya yang berkaitan dengan kecenderungan perilaku

narsistik. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan referensi untuk

memahami sebuah kecenderungan perilaku narsistik yang terjadi pada remaja

akibat dari intensitas pengunaan media sosial instagram.

2. Secara Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukkan atau referensi

dalam merencanakan program intervensi pada pengguna media sosial, sebagai

bentuk upaya agar remaja dapat mengenali diri untuk lebih efisien dalam

penggunaan media sosial, sehingga dapat mengontrol perilaku agar tetap normal.

E. Penelitian yang Relevan

1. Penelitian mengenai kecenderungan perilaku narsistik yang dilakukan oleh

Liang (2021) dengan judul Kecenderungan Perilaku Narsistik dengan

Intensitas Penggunaan Media Sosial Instagram. Penelitian ini dilakukan

menggunakan teori Raskin & Terry. Peneitian ini dilakukan di Kota


19

Surabaya khususnya di Fakultas Psikologi Universitas Katolik Widya

Mandala dengan jumlah responden sebanyak 103 orang dengan rentang

usia 18-30 tahun untuk mengukur variabel Kecenderungan Perilaku

Narsistik dengan menggunakan skala NPI-16 sedangkan untuk mengukur

intensitas penggunaan media sosial instagram menggunakan kuisiner

intensitas penggunaan media sosial.perbedaan penelitian ini yaitu yang

terletak pada subjek dan tempat penelitian yang dimana subjeknya

dilakukan pada jenjang remaja dan memiliki lokasi di Kota Kendari.

2. Sabekti, (2019) yang berjudul Hubungan Intensitas Penggunaan Media

Sosial ( Jejaring Sosial) Dengan Kecenderungan Narsisme dan Aktualisasi

Diri Remaja Akhir. Penelitian ini dilakukan pada mahasisiwa Fakultas

Keperawatan Universitas Airlangga semester 1 dan 3 yang berjumlah 293

orang dengan rentang usia 17-19 tahun. Menggunakan desain penelitian

Cross-sectional dengan mnggunakan simple random sampling, instrument

dalam penelitian ini menggunakan kuesioner dan dianalisis dengan

menggunakan uji Kendall’s tau. Dengan hasil ada hubungan antara

intensitas penggunaan media sosial dengan kecenderungan narsisme

(p=0,005) dan ada hubungan antara intensitas penggunaan media sosial

dan aktualisasi diri (p=0,001). Perbedaan penelitian ini terletak lokasi

penelitian yang berada di Kota Kendari serta pada salah satu variabel

penelitian.
20

3. Kusuma, Annisa B, Setyanto, Arif T, Khasan, (2019) yang berjudul

Kontrol Diri Kecenderungan Narsistik pada Pengguna Media Sosial

Instagram. Penelitian ini dilakukan pada siswa/siswi SMA Negeri 7

Surakarta khususnya pada peminatan IPS kelas XII dengan jumlah 62

orang. Metode yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian ini

adalah korelasi Product Moment dan Karl Pearson dengan bantuan SPSS

21.0 for windows, serta alat ukur yang digunakan yaitu skala kontrol diri

dan skala NPI. Dengan hasil adanya hubungan negative yang signifikan

antara kontrol diri dengan kecenderungan narsistik. Perbedaan penelitian

ini yang berlokasi di Kota Kendari serta pada variabel terikatnya.

4. Nurdiana, (2018) yang berjudul Hubungan Narsisme dan Perilaku Selfie

(self- portrait sharing) pada Mahasiswa. Penelitian ini dilakukan pada

mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang berjumlah 380

mahasiswa aktif dengan rentang usia 19-24 tahun. Pendekatan yang

digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

korelasional dengan menggunakan tehnik accidental sampling serta

metode untuk menganalisis data menggunakan product moment pearson,

alat ukur dalam penelitian ini adalah skala model Guttman dan Likert.

Dengan hasil ditemukan bahwa tidak ada hubungan dan keterkaitan antara

narsisme dan perilaku selfie. Perbedaan penelitian ini terletak pada


21

variabel bebasnya dan dilakukan pada jenjang sekolah menengah atas

yang berlokasi di Kota Kendari.

5. Pratiwi, (2020) yang berjudul Hubungan Antara Self Esteem Dengan

Kecenderungan Narsistik pada Remaja Pengguna Instagram. Penelitian ini

dilakukan pada siswa SMK Negeri 3 Surakarta tahun ajaran 2020/2021

sebanyak 83 orang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

korelasional dengan menggunakan teknik incident sampling, analisis data

menggunakan product moment dari Carl Pearson. Dengan hasil bahwa

terdapat hubungan negative yang signifikan antara self esteem dengan

kecenderungan narsistik. Perbedaan penelitian ini terletak pada varibel

terikatnya serta lokasi penelitian ini dilakukan di Kota Kendari.

Berdasarkan beberapa penelitian yang relevan tiga dari lima penelitian

tersebut menyatakan adanya hubungan antara perilaku narsistik dan intensitas

penggunaan media sosial dan pada penelitian hubungan narsisme dan perilaku

selfie tidak terdapat ada hubungan antara kedua variabel tersebut, serta penelitian

yang menjadikan subjeknya remaja pengguna instagram dan memiliki variabel

kecenderungan narsistik menyatakan adanya hubungan negative dalam penelitian

tersebut.
22

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kecenderungan Perilaku Narsistik

1. Definisi Kecenderungan Perilaku Narsistik

Narsis berasal dari nama seorang tokoh bernama Narcisscus

(berkebangsaan Yunani ) yang gemar mengagumi dirinya dengan bercermin

di atas kolam, yang akhirnya menjadi dasar dalam penyebutan terhadap orang-

orang yang terlalu berlebihan dalam mengagumi dirinya sendiri yang disebut

dengan narsis (Halgin, & Whitbourne, 2010). Dalam Oxford English

Dictionary, kata narsisme (narcissim) bermakna sebagai “ kecintaan atau

pengaguman diri yang tidak wajar”. Istilah “tidak wajar” dalam hal ini

menekankan bahwa kata ‘cinta terhadap diri sendiri’ pada dasarnya tidak

selalu hal yang bersifat problematik, melainkan suatu hal yang dianggap

sebagai tanda kesehatan psikologis.

The American Psyhiatric Association dalam Morf, dan Rhodewalt,

(2001) mengatakan bahwa narsisme sebagai pola kepribadian yang memiliki

perasaan bangga terhadap diri sendiri, mengutamakan kepentigan diri sendiri,

dan keinginan adanya perhatian lebih terhadap dirinya sendiri, ia juga

menambahkan bahwa pribadi yang narsistik cenderung menyibukkan diri

dengan impian keberhasilan, kekuasaan, keindahan, dan kecemerlangan.

Seseorang dengan perilaku narsistik, memiliki rasa bangga atau keyakinan


23

yang berlebihan terhadap diri sendiri dan kebutuhan yang ekstrem akan pujian

dari orang lain.

Durand dan Barlow, (2013) Miller menjelaskan bahwa kecenderungan

narsistik adalah seseorang yang cenderung memiliki kepentingan diri yang

tidak masuk akal dan begitu sibuk dengan diri mereka sendiri sehingga

mereka tidak memiliki kepekaan dan empati yang kurang terhadap orang lain.

perasaan mereka yang dilebih-lebihkan dan fantasi terhadap diri mereka

secara berlebihan. Dalam penjelasan tambahan bahwa mereka memanfaatkan

orang lain demi kepentigan mereka sendiri dan menunjukkan kurang adanya

empati. Pada saart berhadapan dengan orang-orang yang sukses, mereka

merasa iri dan juga sombong. Apalagi jika mereka gagal dalam memenuh

keinginan dan harapan mereka sendiri, mereka akan merasa tertekan.

Menurut Winardi, Djatu Rijadh dan Permana, (2015) menjelaskan

kecenderungan narsisistik berkembang dalam lingkungan yang memberikan

penghargaan karena adanya rasa akan perhatian positif dari individu lain

kepada individu yang narsisistik. Lingkungan yang mendukung sebuah

kepribadian narsistik ini membuat seseorang dalam tahap interpersonal

dengan timbulnya perilaku menyimpang, lebih menuntut perhatian dan

kekaguman dari orang lain. Furtner, M. R., Rauthmann, J. F.dan Sachse,

(2011) bahwa Raskin dan Terry menjelaskan seseorang dengan nilai tinggi

pada Narcissistic Personality Inventory memiliki kecenderungan untuk


24

melihat apapun berdasarkan orientasi dirinya sendiri. Seseorang dengan

kondisi demikian cenderung memilik sifat pamer, keinginan untuk selalu

mendominasi, tegas yang cenderung sombong, dan pengeritik. Mereka selalu

menilai positif terhadap hasil yang di dapatkan dari pekerjaan mereka

dibandingkan penilainnya terhadap orang lain.

Berdasarkan uraian dapat disimpulkan bahwa kecenderungan perilaku

narsistik suatu kondisi psikologis seseorang cenderung yang secara

“berlebihan” mencintai dirinya sendiri serta berharap mendapatkan

pengaguman dan pujian berdasarkan kelebihannya, keberhasilan, keindahan

dan kecemerlangan yang menurutnya lebih baik darpada orang lain, serta

meminta perhatian yang lebih dari orang lain sebagai bentuk penilaian atas

dirinya tanpa memperdulikan bagaiman orang lain memandangnya.

2. Ciri-ciri Kecenderungan Narsistik

Karakter narsisme merupakan karakter yang dapat dikaitkan dengan

penilaian risiko kecurangan. Seseorang dengan narsisme melakukan perilaku

menyimpang karena karakternya yang mengharapkan tanggapan positif dari

orang lain (Paulhus, D. L. & Williams, 2002).

Ciri utama individu yang mengalami kecenderungan narsistik

menurut Millon, (2011) adalah memiliki harga diri yang tinggi ( membesar-

besarkan prestasi, bakat, menampilkan keyakinan diri yang sombong),


25

menggunakan orang lain untuk menuruti keinginan, mengharapkan bantuan

tanpa memikul tanggung jawab dan tidak dapat ditindas, serta melakukan

pengabaian terhadap hak-hak orang lain.

Berdasarkan penjelasan dapat disimpulkan bahwa dari karakteriktik

narsistik seseorang dapat dikatakan memiliki kecenderungan narsistik apabila

mereka lebih membesar-besarkan sesuatu yang ada pada diri sendiri dan

menyakini dengan kesombongan bahwa diri mereka spesial di antara yang lain

sehingga mereka pantas untuk mendapat pujian.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Narsistik

Menurut Apsari, (2012) kecenderungan narsistik merupakan varieties

yang amat luas, bukan hanya mengetahui gejalanya saja melainkan

penyebabnya juga. Penyebab perilaku narsistik dari beberapa faktor yaitu :

faktor biologis, psikologis, dan sosiokultural sebagai berikut ;

a. Faktor biologis.

Secara biologis gangguan narsistik cenderung banyak dialami oleh

individu yang orang tuanya mengalami penderita neurotik. Selain itu jenis

kelamin, usia, struktur-struktur fisik dan fungsi hormonal memiliki

hubungan dengan narsistik.

b. Faktor psikologis
26

Narsistik muncul akibat tingkat aspirasi pada diri seseorang yang tidak

realistis atau berkurangnya penerimaan terhadap diri sendiri.

c. Faktor sosiologis

Narsistik dialami oleh kalangan orang-orang yang berbagai lapisan dan

golongan terhadap perbedaan yang nyata antara kelompok sosial budaya

tertentu dan reaksi narsistik yang dialaminya.

Selain itu, menurut Sedikides, (2004) bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi narsistik, sebagai berikut:

a. Self- esteem (Harga Diri)

Bahwa seseorang yang memiliki kecenderungan narsistik memiliki

harga diri yang sangat tinggi dan cenderung tidak stabil, juga cenderung

terlalu bergantung pada interaksi sosialnya.

b. Depression (Depresi)

Depresi merupakan kondisi terganggunya mood dan emosional yang

melibatkan proses berfikir dengan pemikiran negatif tentang dirinya,

dalam berkecenderungan dan berperasaan yang pada umumnya

dikarenakan hilangnya harapan ataupun perasaan tidak berdaya.

c. Loneliness (Kesepian)

Kesepian merupakan suatu kondisi perasaan yang kurang


27

menyenangkan, yang biasanya disebabkan oleh kurang adanya

ketertarikan untuk memiliki hubungan dengan orang lain.

d. Subjective well being

Individu yang cenderung meyakini pandangan dalam penilaian dirinya

bahwa dirinya merasa seakan-akan menjadi seseorang yang sempurna.

Adapun faktor lain yang mempengaruhi narsistik dikemukan oleh

Widiyanti, Solehuddin, Saomah, (2017) mengatakan bahwa faktor-faktor

yang juga dapat mempengaruhi narsistik juga muncul dari pola asuh,

sosio-ekonomi, harga diri, serta lingkungan pergaulan.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa faktor psikologi

yang tertanam dalam struktur ego dan akhirnya muncul memicu

kecenderungan narsistik, faktor biologis, faktor sosiologis yang di alami oleh

lapisan yang terdapat adanya perbedaan yang nyata yang dapat juga

mempengaruhi sebuah tingkah laku individu, serta lingkungan sekitar juga

dapat memberikan kontribusi dalam menciptakan individu dengan

kecenderungan narsistik

4. Aspek –aspek Perilaku Narsistik

Menurut Raskin & Terry, (1988) terdapat tujuh aspek Perilaku narsistik,

yaitu:

a. Authority
28

Individu dengan kecenderungan narsistik akan lebih terlihat

mendominasi dapat terlihat sebagai perannya yang lebih senang memimpin

atau yang lebih sering mengambil keputusan sendiri dibandingkan dengan

orang lain.

b. Self sufficiency

Individu ini merasa dirinya memiliki kemampuan diri yang tinggi

untuk memenuhi kebutuhan dirinya. Aspek ini juga sejalan dengan

ketegasan, kemandirian, kepercayaan diri dan kebutuhan untuk berprestasi.

c. Superiority

Individu dengan kecenderungan narsistik akan lebih memiliki

perasaan bahwa dirinya yang paling baik, hebat dan sempurna.

d. Exhibitionism

Lebih sering memperlihatkan penampilan fisiknya supaya

mendapatkan pengakuan dari orang lain terhadap identitas dirinya.

Contohnya seperti seseorang kerap melakukan foto selfie supaya dapat

dilihat dan di sanjung oleh orang yang melihatnya.

e. Exploitativeness
29

Dirinya akan menggunakan orang lain sebagai sarana untuk

menaikkan harga dirinya, seperti merendahkan orang lain untuk

mendapatkan kekaguman dari orang lain.

f. Vanity

Individu dengan kecenderungan narsistik kurang dapat menerima

masukkan atau sudut pandang dari orang lain terhadapnya atau dapat

dikatakan bahwa dirinya memiliki sifat sombong, keras kepala atau

angkuh.

Selain itu dalam Pratiwi, (2020) memiliki 9 aspek lain yang dapat

mengungkap kecenderungan narsistik yaitu memiliki rasa kepentingan diri

yang besar, preokupasi dengan khayalan akan keberhasilan, kekuatan,

kecerdasan, keindahan, atau cinta ideal yang terbatas, yakin bahwa dirinya

unik dan khususnya dapat di mengerti oleh orang yang khusus atau

memiliki status tinggi, membutuhkan kebanggan yang berlebihan, memiliki

perasaan bernama besar yaitu harapan yang tidak beralasan akan

perlakukan khusus atau kepatuhan otomatis sesuai harapannya, eksploratif

secara interpersonal, iri pada orang lain dan percaya bahwa orang lain iri

padanya dan tidak memiliki empati.

Berdasarkan uraian dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek yang dapat

mempengaruhi kecenderungan perilaku narsistik yaitu seorang individu yang


30

merasa dirinya sosok yang istimewa, berlebihan, merasa lebih dari orang lain

dan pada kenyataannya berbeda dengan dirinya sendiri dan berdasarkan

aspek-aspek diatas bahwa dalam penyusunan skala, peneliti menggunaan

aspek –aspek dari (Raskin & Terry, 1988).

B. Intensitas Penggunaan Media Sosial Instagram

1. Definisi intensitas penggunaan media sosial

Intensitas dalam Bahasa Inggris adalah “intensity” yang berarti

kehebatan (Echols, 2007). Menurut kamus besar Bahasa Indonesia intensitas

adala keadaan tingkatan atau ukuran intensitasnya. Seseorang melakukan

suatu kegiatan dikarenakan adanya sebuah dorongan dari dalam dirinya, dan

kegiatan yang dilakukan secara terus menerus sering disebut intensif.

Intensitas juga berhubungan dengan frekuensi, yaitu seberapa sering

kegiatan tersebut dilakukan.

(Chaplin, 2008) mendefinisikan intensitas sebagai sifat kuantitatif dari

suatu penginderaan, yang berhubungan dengan intensitas perangsangnya,

intensitas dapat di artikan dengan kekuatan tingkah laku atau pengalaman.

Sedangkan menurut intensitas berasal dari kata “intensity” yang berarti besar

atau kekuatan tingkah laku, ukuran fisik dari energy atau data indera . jadi

intensitas dapat disimpulkan sebagai frekuensi atau seberapa sering suatu


31

kegiatan atau perilaku dilakukan (Chaplin, 2008). Menurut Horringan

terdapat dua hal mendasar yang harus diamati untuk mengetahui intensitas

penggunaan internet seseorang, yaikni frekuensi internet yang sering

digunakan dan lama menggunakan setiap kali penggunaan internet yang

dilakukan oleh pengguna internet. The grapic, visualization and usability

center, the Georgia institute of technology menggolongkan penggunaan

internet menjadi tiga kategori dengan berdasarkan intensitas internet yang

digunakan :

1) Heavy user ( lebih dari 40 jam perbulan )

2) Medium user ( antara 10-10 jam perbulan)

3) Light user ( kurang dari 10 jam perbulan )

2. Aspek-aspek Intensitas Penggunaan Media Sosial

Menurut Andarwati, (2016) mengemukaan aspek intensitas

penggunaan internet yaitu mencakup frekuensi dan dursi dalam menggunakan

internet.

1) Frekuensi

Frekuensi mencakup gambaran seberapa sering individu mengakses

onteret dengan berbagai tujuan. Frekuensi penggunaan dinyatakan dalam

satuan kurun waktu tertentu (misalnya perhari, perminggu, atau per

bulan)
32

2) Durasi

Durasi mencakup gambaran seberapa lama individu mengakses

internet dengan berbagai tujuan. Durasi penggunaan dinyatakan dalam

satuan kurun waktu tertentu ( misalnya permenit dan per jam).

Anggi, (2012) menyebutkan bahwa aspek yang membentuk intensitas

dan berkaitan dengan media sosial yaitu:

1) Perhatian

Perhatian adalah suatu aktivitas yang yang disenangi oleh

individu dalam mengakses media sosial dan akan menentukan

ketertarikan terhadap sesuatu yang berkaitan dengan media sosial.

Kemudia aktivitas tersebut membuatnya nyaman yang pada akhirnya

akan terus menjadi pusat perhatiannya yang dalam kurun waktu yang

lama.

2) Penghayatan

Penghayatan adalah adanya hal untuk memahami atau

menyerap informasi yang dapat dinikmati untuk dijadikan subuah

pengalaman bagi individu itu sendiri. Individu akan suka meniru,

mempraktikan bahkan terpengaruh hal-hal yang terdapat di media

sosial dalam kehidupan nyata.

3) Durasi

Durasi adalah lamanya rentang waktu atau selang waktu

sebuah keadaan yang berlangsung. Dalam mengakses media sosial


33

seringkali individu tersebut keasyikan mengakses sehingga tidak sadar

waktu karena terlalu menikmati dalam menggunakannya. Kategori

kriteria pengukuran durasi menurut sebagai berikut:

a. Tinggi : ≥ 3 jam/hari

b. Rendah : 1-3 jam/hari

4) Frekuensi

Frekuensi adalah suatu perilaku yang berulang-ulang baik

secara sengaja maupun tidak sengaja. Frekuensi tersebut menunjukkan

sesuatu yang dapat diukur dengan hitungan atau waktu. Ketika

seseorang menikmati media sosial, seringkali seseorang tidak dapat

lepas dari penggunanya sehingga bisa berulang-ulang kali membuka

situs media sosial yang digemari. Kategori kriteria pengukuran adalah

sebagai berikut:

a. Tinggi : ≥ 4 kali/hari

b. Rendah : 1-4 kali/hari

Selain itu menurut Normasari dalam Umami, (2021) menyatakan bahwa

aspek-aspek intensitas media sosial sebagai berikut:

a. Frekuensi

Frekuensi adalah banyaknya sutu pengulangan aktivitas dalam

mengakses media sosial. Seperti membuka instagram, whatsapp, twitter


34

dll bisa saja berlangsung dalam frekuensi yang berbeda-beda. Baik itu

dalam kurun waktu per hati, per minggu ataupun per bulan tergantung dari

individu masing-masing.

b. Waktu Pelaksanaan

Waktu dalam hal ini berkaitan dengan frekuensi, intensitas dan durasi

dalam mengakses suatu media sosial. Sehingga bisa dilihat bahwa

individu tersebut dapat mengakses media sosial dalam sehari bisa

membutuhkan durasi berapa lama dan jumlah pengulangan yang seberapa

sering.

c. Durasi

Durasi adalah suatu rentang waktu atau lamanya sesuatu berlangusng

yang di mana dinyatakan dalam suatu kurun waktu tertentu seperti menit

atau jam. Oleh karena itu, durasi penggunaan media sosial tersebut dapat

diukur melalui seberapa lama individu tersebut menghabiskan waktunya

dalam mengakses media sosial.

d. Materi

Materi dalam hal ini adalah sesuatu yang digunakan dalam mengakses

media sosial. Ketika mengakses media sosial tentu membutuhkan materi

seperti kuota ataupun wifi. Lamanya mengakses media sosial tentu akan

membutuhan materi yang lebih banyak begitupun sebaliknya semakin

sedikit durasi waktu mengkses media sosial maka akan lebih menghemat

materi yang dibutuhkan.


35

Berdasarkan aspek-aspek diatas bahwa dalam penyusunan skala, peneliti

menggunakan aspek dari Anggi, (2012)yaitu perhatian, penghayatan, durasi

dan frekuensi.

C. Remaja
1. Definisi Remaja

Masa remaja merupakan periode transisi perkembangan antara masa

kanak-kanak dengan masa dewasa, yang melibatkan perubahan biologis,

kognitif, dan sosioemosional, yang dimulai dari rentang usia 10 hingga 13

tahun dan berakhir pada usia sekitar 18 hingga 22 tahun (Santrock, 2007).

Perubahan biologis yang terjadi diantaranya adalah pertambahan tinggi tubuh

yang cepat, perubahan hormonal, dan kematangan alat reproduksi. Di samping

perkembangan secara fisik remaja juga tidak luput dari perkembangan

psikososial.

Menurut Erickson dalam Santrock (2007), kemajuan manusia dicapai

melalui delapan tahap perkembangan yang berlangsung seumur hidup. Tahap-

tahap tersebut terdapat tahap identitas versus kebingungan identitas yang

dialami pada masa remaja (10-20 tahun). Tahap ini merupakan tahap kelima

dari 8 tahap perkembangan menurut Erikson yang berlangsung di masa


36

remaja. Pada tahapan ini, individu dihadapkan pada tantangan untuk

menemukan siapakah mereka, bagaimana mereka dewasa nanti, dan arah

mana yang harus mereka tempuh dalam hidup. Hal ini membuat remaja mulai

mencari identitas dan karakteristik mereka tersendiri. Remaja mulai sibuk

dengan diri sendiri tidak hanya karena mulai mengembangkan rasa diri tetapi

juga karena mulai meneliti proses pemikiran dan keperibadian yang mereka

miliki.

Berdasarkan definisi remaja dari beberapa teori di atas, dapat di simpulkan

bahwa remaja adalah masa dimana seorang individu mengalami perubahan

dan perkembangan, baik dalam segi fisiologis, psikologis, dan kognitif serta

mulai meninggalkan ciri-ciri tahapan perkembangan pada masa kanak-kanak

dan mengalami perubahan yang baru untuk menghadapi perkembangan pada

masa dewasa.

2. Karakteristik Perkembangan Remaja

Wong, (2009) menyebutkan karakteristik perkembangan remaja dapat di

bedakan menjadi 3 sebagai berikut:

1) Perkembangan Psikososial

Teori perkembangan psikososial menurut Erikson dalam Wong,

(2009) menganggap bahwa krisis perkembangan pada masa remaja

menghasilkan terbentuknya identitas. Periode remaja awal dimulai


37

dengan awitan pubertas dan berkembangnya stabilitas emosional

dan fisik yang relatif pada saat atau ketika hampir lulus dari

sekolah menengah atas (SMA). Pada saat ini, remaja dihadapkan

pada krisis identitas kelompok versus pengasingan diri.

Pada periode selanjutnya, individu berharap untuk mencegah

otonomi dari keluarga dan mengembangkan identitas diri sebagai

lawan terhadap difusi peran. Identitas kelompok menjadi sangat

penting untuk permulaan pembentukan identitas pribadi. Remaja

pada tahap awal harus mampu memecahkan masalah tentang

hubungan dengan teman sebaya sebelum mereka mampu

menjawab pertanyaan tentang siapa diri mereka dalam kaitannya

dengan keluarga dan masyaraka.

2) Perkembangan Kognitif

Menurut Piaget, (2002) perkembangan kognitif ialah remaja tidak

lagi dibatasi dengan kenyataan dan actual, yang merupakan ciri

periode berpikir konkret, mereka juga memerhatikan terhadap

kemungkinan yang akan terjadi. Pada saat ini mereka lebih jauh ke

depan. Tanpa memusatkan perhatian pada situasi saat ini, mereka

dapat membayangkan suatu rangkaian peristiwa yang mungkin

terjadi, seperti kemungkinan kuliah dan bekerja; memikirkan


38

bagaimana segala sesuatu mungkin dapat berubah di masa depan,

seperti hubungan dengan orang tua, dan akibat dari tindakan

mereka, misalnya dikeluarkan dari sekolah. Remaja secara mental

mampu memanipulasi lebih dari dua kategori variabel pada waktu

yang bersamaan. Misalnya, mereka dapat mempertimbangkan

hubungan antara kecepatan, jarak dan waktu dalam membuat

rencana perjalanan wisata. Mereka dapat mendeteksi konsistensi

atau inkonsistensi logis dalam sekelompok pernyataan dan

mengevaluasi sistem, atau serangkaian nilai-nilai dalam perilaku

yang lebih dapat dianalisis.

3) Perkembangan Moral

Teori perkembangan moral menurut Kohlberg dalam Wong,

(2009), masa remaja akhir dicirikan denga suatu pertanyaan serius

mengenai nilai moral dan individu. mereka juga memerhatikan

terhadap kemungkinan yang akan terjadi. Pada saat ini mereka

lebih jauh ke depan. Tanpa memusatkan perhatian pada situasi saat

ini, mereka dapat membayangkan suatu rangkaian peristiwa yang

mungkin terjadi, seperti kemungkinan kuliah dan bekerja;

memikirkan bagaimana segala sesuatu mungkin dapat berubah di

masa depan, seperti hubungan dengan orang tua, dan akibat dari

tindakan mereka, misalnya dikeluarkan dari sekolah. Remaja


39

secara mental mampu memanipulasi lebih dari dua kategori

variabel pada waktu yang bersamaan. Misalnya, mereka dapat

mempertimbangkan hubungan antara kecepatan, jarak dan waktu

dalam membuat rencana perjalanan wisata. Mereka dapat

merasakan konsistensi atau inkonsistensi logis dalam sekelompok

pernyataan dan melihat kembali sistem, atau serangkaian nilai-nilai

dalam perilaku yang lebih dapat dianalisis.

3. Tahapan Perkembangan Remaja

Menurut Santrock, (2007) ada 3 tahapan perkembangan remaja dalam proses

penyesuaian diri menuju dewasa:

1) Remaja Awal (Early Adolescence)

Remaja pada tahap ini berusia 10-12 tahun masih terheran-

heran akan perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya

sendiri dan dorongan-dorongan yang menyertai perubahan-

perubahan itu. Mereka mengembangkan pikiran-pikiran baru,

cepat tertarik pada lawan jenis dan mudah terangsang secara erotis.

Dengan dipegang bahunya saja oleh lawan jenis, ia sudah

berfantasi erotik. Kepekaan yang berlebihlebihan ini ditambah

dengan berkurangnya kendali terhadap “ego”. Hal ini

menyebabkan para remaja awal sulit dimengerti orang dewasa.


40

2) Remaja Madya (Middle Adolescence)

Remaja pada tahap ini berusia 13-15 tahun. Pada tahap ini remaja

sangat membutuhkan kawankawan. Ia senag kalau banyak teman

yang menyukainya. Ada kecenderungan “narastic”, yaitu

mencintai diri sendiri, dengan menyukai teman-teman yang

mempunyai sifat-sifat yang sama dengan dirinya. Selain itu, ia

berada dalam kondisi kebingungan karena ia tidak tahu harus

memilih yang mana: peka atau tidak peduli, ramai-ramai atau

sendiri, optimis atau pesimis, idealis atau meterialis dan

sebagainya. Remaja pria harus membebaskan diri dari Oedipoes

Complex (perasaan cinta pada ibu sendiri pada masa kanak-kanak)

dengan mempererat hubungan dengan kawan-kawan dari lawan

jenis.

3) Remaja akhir ( Andolescence)

Remaja pada tahap ini (16-19 tahun) adalah masa konsolidasi

menuju periode dewasa dan ditandai dengan pencapaian lima hal

dibawah ini:

a. Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek.

b. Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-

orang lain dan dalam pengalaman-pengalaman baru.


41

c. Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi.

d. Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri)

diganti dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri

dengan orang lain.

e. Tumbuh “dinding” yang memisahkan diri pribadinya (private

self) dan masyarakat umum (the public).

D. Kerangka Berfikir

Masa remaja merupakan periode transisi perkembangan antara masa kanak-

kanak dengan masa dewasa, yang melibatkan perubahan biologis, kognitif, dan

sosioemosional, yang dimulai dari rentang usia 10 hingga 13 tahun dan berakhir

pada usia sekitar 18 hingga 22 tahun (Santrock, 2007). Remaja mulai sibuk

dengan diri sendiri tidak hanya karena mulai mengembangkan rasa diri tetapi

juga karena mulai meneliti proses pemikiran dan keperibadian yang mereka
42

miliki. Remaja pada generasi sebelumnya berbeda dengan remaja sekarang.

Remaja generasi sekarang atau yang biasa disebut dengan remaja generasi Z

adalah remaja yang lahir rentang tahun 1995-2010, generasi ini memiliki

kepentingan dan perhatian yang berbeda dengan generasi yang sebelumnya,

perbedaan ini berdasarkan tahun lahir dan peristiwa-peristiwa yang

mempengaruhi secara signifikan kehidupan pada generasi tersebut (Putra, 2016).

Pada masa ini, remaja cenderung lebih berani mengungkapkan pendapat serta

apa yang mereka rasakan baik secara langsung ataupun lewat media sosial.

Instagram merupakan salah satu media sosial yang menjadi sangat popular di

kalangan remaja saat ini. Keunggulan dari media sosial instagram ini adalah

fitur like dan followers yang mampu menampilkan sisi narsitik dari pengguna

media sosial tersebut (Putra, 2016). Intensitas penggunaan media sosial yang

terlalu tinggi dapat menyebabkan menurunnya tingkat produktivitas seseorang

dan dapat mempengaruhi kesehatan mental seseorang seperti merasa kesepian,

serta menurut Anggi (2012) intensitas penggunaan media sosial memiliki 4

aspek yaitu perhatian (isi), penghayatan (fitur), frekuensi, dan durasi. Dalam

laporan yang di kutip oleh Mutia(2022), semakin muda usia pengguna media

sosial maka semakin lama durasi penggunaan media sosial. Pengguna media

sosial dengan usia 16-25 tahun menghabiskan rata-rata 193 menit/hari untuk

menggunakan media sosial. Penelitian yang dilakukan di Swansea University dan

Milan University mengatakan mereka yang menggunakan media sosial secara


43

berlebihan dengan aktif menggungah foto, mengalami peningkatan ciri narsisme

sebanyak 25% dan hampir semua orang dalam penelitian tersebut rata-rata

bermain media sosial sekitar 3 jam/hari tidak termasuk penggunaan untuk

bekerja (Laras, 2018). Melalui tingginya penggunaan media sosial, para remaja

akan semakin berpotensi untuk lebih mengekspresikan dirinya di media sosial

dengan pengunggahan foto-foto maupun video pendek secara berlebihan

sehinggah dapat berkaitan dengan perilaku kecenderungan narsistik. Menurut

Raskin, R., Terry, (1988) terdapat enam aspek yang mempengaruhi

kecendrungan narsistik memiliki yaitu Authority, Self Sufficiency, Superiority,

Exhibitionist, Exploitativeness dan Vanity. Miller menjelaskan bahwa

kecenderungan narsistik adalah seseorang yang cenderung memiliki kepentingan

diri yang tidak masuk akal dan begitu sibuk dengan diri mereka sendiri sehingga

mereka tidak memiliki kepekaan dan empati yang kurang terhadap orang lain

(Durand, & Barlow, 2013).

Dengan demikian peneliti menyimpulkan kerangka berfikir melalui bagan

sebagai berikut;
44

Siswa/siswi SMAN 4 Kendari

Intensitas Pengguanaan Media Kecenderungan Perilaku Narsistik


Sosial Instagram

Aspek-aspek kecenderungan
Aspek-aspek Intensitas perilaku narsistik
pengunaan media sosial ( Raskin & Terry, 1988)
instagram (Anggi, 2012) Authority
Self Sufficiency
Perhatian ( isi ) Superiority
Penghayatan (fitur) Exhibitionism
Frekuensi Exploitativeness
Durasi Vanity
Entitlement

Ada hubungan antara Kecenderungan Perilaku Narsistik


dengan Intensitas Penggunaan Media Sosial Instagram

Gambar 2. 1. Kerangka Berpikir


45

E. Hipotesis .
Berdasarkan paparan, hipotesis pada penelitian ini yaitu ada hubungan

antara kecenderungan perilaku narsistik dengan intensitas penggunaan media

sosial instagram.
27

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Identifikasi dan Operasional Variabel

1. Identifikasi Variabel

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas dua variabel,

yaitu sebagai berikut :

Variabel Bebas ( X) : Intensitas Penggunaan Media Sosial Instagram

Variabel Terikat ( Y): Kecenderungan Perilaku Narsistik

2. Definisi Operasional

1) Kecenderungan Perilaku Narsistik

Kecenderungan perilaku narsistik merupakan keinginan

siswa/siswi kelas X dan XI SMAN 4 Kendari yang cenderunga suka

meminta pengaguman, pujian, dan pemujaan diri, kurang memiliki rasa

empati namun meminta perhatian lebih dari orang lain melalui media

sosial. Dalam penelitian ini untuk mengukur variabel kecenderungan

perilaku narsistik, peneliti menggunakan skala Narcissistic Personality

Inventory (NPI) yang dikembangkan oleh (Raskin,& Terry, 1988).

2) Intensitas Penggunaan Media Sosial Instagram


28

Intensitas penggunaan media sosial instagram merupakan sikap

siswa/siswi SMAN 4 Kendari untuk memanfaatkan fasilitas-fasilitas media

sosial instagram dengan memperhatikan durasi, frekuensi, fitur serta isi

dalam media sosial. Kondisi ini dapat di ungkap berdasarkan skor yang

diperoleh setelah pengisian skala intensitas penggunaan media sosial

(SIPMS) yang di kembangkan oleh (Sabekti, 2019).

B. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif, sebab

fenomena yang diangkat dari hasil observasi akan dikonversi dalam angka-angka

yang kemudian akan dianalisis menggunakan statistik. Penelitian ini

menggunakan desain korelasional dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya

hubungan antara kecenderungan perilaku narsistik dengan intensitas penggunaan

media sosial instagram pada Siswa/siswi SMAN 4 Kendari.

Berikut gambaran desain penelitian :

Intensitas Penggunaan Media Sosial Instagram


Kecenderungan Perilaku Narsistik

Gambar 3. 1 Desain Penelitian

C. Populasi dan Sampel

1) Populasi
29

Penentuan populasi pada penelitian ini adalah siswa siswi kelas X dan

XI di SMAN 4 Kendari yang telah di screening berjumlah 376 siswa/siswi.

2) Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi dalam penelitian ini penentuan

subjek penelitian dilakukan dengan cara melakukan screening menggunakan

angket pada siswa/siswi sejumlah 376 yang tersebar di kelas X dan XI dan

mendapatkan hasil sebanyak 194 siswa/siswi SMA Negeri 4 Kendari yang

memenuhi kriteria dalam teknik pengambilan data. Teknik pengambilan

sampel yang akan digunakan yaitu teknik purposive sampling.

Kriteria pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Siswa/Siswi SMA Negeri 4 Kendari

2. Intensitas penggunaan media sosial instagram 3 jam/hari

3. Pengguna Aktif media sosial instagram ( lebih aktif untuk terlibat dalam

interaksi secara online dengan menggunakan fitur media sosial seperti

misalnya membuat status ( story), member feedback, mengunggah

gambar/video/ konten, serta mengunduh.

4. Memiliki kecenderungan narsistik


30

Berdasarkan kriteria pengambilan jumlah sampel yang dilakukan

menggunakan angket dari 376 siswa/siswi dan didapat yang sesuai kriteria

dengan jumlah 83 orang.

D. Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti memilih lokasi di salah satu sekolah

menengah atas di Kota Kendari yaitu SMAN 4 Kendari sebagai lokasi

dilakukannya penelitian.

E. Tehnik Penelitian

Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data dalam

penelitian ini menggunakan dua jenis skala yaitu pertama skala Narcissistic

Personality Inventory (NPI) dan kedua yaitu menggunakan skala intensitas

penggunaan media sosial (SIPMS).

a. Skala Narcissistic Personality Inventory-16

Skala kepribadian narsistik digunakan untuk mengungkap sejauh mana

tingkat kepribadian narsistik yang dialami. Kepribadian narsistik diukur

dengan menggunakan skala NPI-16 yang disusun oleh Ames, Rose dan

Anderson, (2006). Peneliti menggunakan skala baku NPI 16 oleh Pratama,

(2017) dan sudah dilakukan uji validitas. Jumlah aitem dari skala ini terdiri

dari 16 aitem yang merupakan versi pendek dari narcissistic personality

inventory-40 atau NPI-40 (Raskin & Terry, 1988).


31

Pengukuran kepribadian narsistik pada penelitian ini adalah dengan

menggunakan skala force choice. Skala force choice menurut Mc Donald

merupakan skala dengan metode pengukuran yang mengharuskan subjek

memilih satu pernyataan dari beberapa pertanyaan yang disediakan. Intrumen

tipe force choice memiliki sebuah kelebihan terkait dengan respon subjek

yang cenderung terhindar dari social desirability dan faking. Skor yang

digunakan dalam penilaian yaitu skor 1 untuk pernyataan non-narcissistic

responses atau unfavorable dan skor 2 untuk pernyataan narcissistic respons

atau favorable.

Penelitian ini menggunakan skal baku NPI 16 yang telah di modifikasi

sesuai subjek penelitian dan telah dilakukan uji validitas. Skala kepribadian

narsistik dari 16 aitem yang diujikan meperoleh hasil 16 aitem memiliki

koefisien kolerasi bergerak dari angka 0,500 – 0,572. Hasil analisis pada uji

reliabititas Alpha sebesar 0,728 dan memiliki taraf konsistensi sebesar72,8%

Tabel 3. 1 Blue print skala narcissistic personality inventory

No Aspek Nomor Jumlah

1 Authority 4,12 2
.
2. Self Sufficiency 8,13,15 3
3. Superiority 1,3,16 3
4. Exhibitionism 2,7,11 3
5. Exploitattiveness 5,9,14 3
6. Entitlement 6,10 2
Total 16
32

b. Skala Intensitas Penggunaan Media Sosial

Pengukuran variabel intensitas penggunaan sosial media menggunakan

skala intensitas penggunaan media sosial (SIPMS). Skala ini berisikan

pertanyaan favorable dan unfavorable yang terdiri dari aspek-aspen dari

intensitas penggunaan sosial media, yaitu perhatian ( isi), penghayatan (fitur),

dan durasi, frekuensi. Skala ini memiliki 25 pertanyaan. Pada skala ini

terdapat dua kelompok yaitu item yang mendukung pernyataan atau favorable

dan item yang tidak mendukung pernyataan atau unfavorable. Dalam

mengukur responden penelitian, dalam skala ini terdapat 4 pilihan jawaban,

yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju

(SST). Tidak dimasukannya pilihan jawaban netral dengan maksud agar

menghindari kecenderungan responden untuk memilih jawaban yang netral.

Skala dalam penelitian ini menggunakan skala dari Sabekti, (2019) skala ini

disusun berdasarkan penelitian sebelumnya. Pada penelitian sebelumnya telah

diujikan dan di dapatkan rhitung 0,500 – 0,654 dan Cronbach’s Alpha 0,625

dari (Cronbach’s Alpha > 0,60)


33

Tabel 3. 2 Blue Print skala intensitas penggunaan media sosial

Indikator Descriptor Item Jumlah


Perhatian ( isi) Ketertarikan subjek dalam 6, 8, 14, 17, 23, 20 6
mengakses media sosial
mencakup waktu dan
tenaga yang tercurah
Penghayatan ( fitur) Subjek memahami dan 1, 3, 11, 18, 24 5
menyerap informasi yang
didapat dari media sosial
untk disimpan menjadi
pengetahuan baru bagi
subjek
Durasi Berapa lamnya waktu 4, 9, 12, 21 4
subjek untuk mengakses
media sosial
Frekuensi Seberapa sering subjek 2, 7, 13, 16, 22, 5, 10, 10
mengakses media sosial 15,19,25
dalam interval; hari,
minggu, bulan dan tahun
Jumlah 25

F. Teknik analisis data

Analisis data ialah langkah-langkah yang digunakan oleh peneliti untuk

menjawab rumusan masalah penelitian. Dalam menganalisis data penelitian ini

langkah yang digunakan yaitu pertama menganalisis data dengan cara menguji

persyaratan yaitu melalui uji normalitas dan lineritas dan yang kedua menguji

hipotesis dengan menggunakan korelasi sederhana dan pengkatagorisasian.


34

a. Uji Asumsi

1. Uji Normalitas

Uji Normalitas ialah uji yang dilakukan dengan tujuan untuk

mengetahui distribusi normal atau tidak data yang disebar pada subjek.

Apabila nilai signifikan >0,05 maka dapat dikatan bahwa distribusi datanya

normal, namun apabila nilai signifikan <0,05 maka dapat dikatan bahwa

distribusi datanya tidak normal. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan

teknik Kolomogorov-Smirnov Test.

2. Uji Linearitas

Uji Linearitas proses untuk membuktikan apakah kedua variabel

mempunyai hubungan yang linier satu sama lain. Apabila hasil uji

linearitas menunjukkan distribusi data bersifat linear maka data tersebut

dianalisis dengan metode Test of linearity. Jika hasil uji linearitas

menunjukkan hasil <0,05 maka dapat dinyatakan bahwa kedua variabel

tersebut bersifat linear, namun apabila hasil uji linearitas menunjukan hasil

>0,05 maka kedua variabel dapat dinyatakan bersifat tidak linear.

b. Uji Hipotesis

Uji hipotesis bertujuan untuk membuktikan hubungan antara kedua

variabel. Rumus yang digunakan untuk membuktikan hubungan kedua


35

variable ialah menggunakan uji Kendalls Tau. Uji statistic non parametris

korelasi kendalls tau dengan nilai sig < 0,05 maka hipotesis di terima jika

nilai sig > 0,05 maka hipotesis di tolak.


36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tengara.

Hasil ini di peroleh berdasarkan data dari 89 reponden yang dilakukan pada

siswa/siswi kelas X dan XI SMAN 4 Kendari. Penulis kemudian melakukan

pengolahan data hasil penyebaran skala Narcissistic Personality Inventory-16

dan skala intensitas penggunaan media sosial dengan menggunakan bantuan

program SPSS 26 for Windows. Adapun tahapan analisis data yang dilakukan

penulis sebagai berikut.

1. Hasil Deskriptif Penelitian


Berdasarkan data yang diperoleh dari pengumpulan data dengan

menggunnakan skala yang berjumlah 89 partisipan dapat dilihat gambaran

secara umum mengenai partisipan penelitian. Adapun tabel data partisipan

dalam penelitian ini sebagai berikut:

N Min Max Mean Std.Deviatio

Kecenderungan

p. narsistik
89 19 51 26.10 3.847

Intensitas

penggunaan 89 44 78 62.01 6.555


37

medsos

instagram

Tabel 4.1 Deskripsi data penelitian

Hasil analisis deskriptif menujukkan pada variabel kecenderungan

perilaku narsistik di peroleh nilai terendah 19, nilai tertinggi 51 dan nilai

rata-rata ( mean ) 26.10 dan memiliki standar deviation 3.847. pada

variabel intensitas penggunaan media sosial instagram nilai terendahnya

44, nilai tertinggi 78, nilai rata-rata ( mean ) 62.01 dan memiliki standar

deviation 6.555. Desripsi data yang di peroleh dijadikan sebagai dasar

pengkategorian sampel penelitian, sehingga diperoleh kategorisasi sebagi

berikut:

Kategori Jumlah Subjek Presetase % Skor

Rendah 7 7,9 % X < 22,1

Sedang 66 74,2 % 23 ≤ X < 29

Tinggi 16 18 % 29 ≤ X

Total 89 100 % -

Tabel 4.2 Kategorisasi kecenderungan perilaku narsistik

Dari data tabel diatas menjelaskan bahwa dari 89 responden, 7

responden memiliki kecenderungan perilaku narsistik yang rendah

dengan presentase 7,9%, sebanyak 66 responden memiliki kecenderungan


38

perilaku narsistik yang sedang dengan presentase 74,2%, dan 16

responden lainnya memiliki kecenderungan perilaku narsistik yang tinggi

dengan presentase 18%.

Kategori Jumlah Subjek Presentase % Skor

Rendah 11 12,4% X < 56

Sedang 67 75,3% 56 ≤ X < 68

Tinggi 11 12,4% 68 ≤ X

Total 89 100% -

Tabel 4.3 Kategorisasi Intensitas media sosial instagram

Dari data tabel diatas menjelaskan bahwa dari 89 responden, 11 responden

memiliki intensitas penggunaan media sosial instagram yang rendah dengan

presentase 12.4%, 67 responden memiliki intensitas penggunaan media sosial

instagram yang sedang dengan presentase 75,3% dan 11 responden lainnya

memiliki intensitas penggunaan media sosial instagram yang tinggi dengan

presentase 12,4%.
39

2. Uji Asumsi
Uji asumsi dalam penelitian ini mencakup uji normalitas dan uji

linearitas sebagai syarat untuk melakukan uji hipotesis.

a. Uji Normalitas

uji normalitas dilakukan dengan maksud untuk menguji apakah

data yang digunakan terditribusi secara normal atau tidak. Uji

normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Test

of Normality Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan program SPSS 26

for Windows. Data dapat dikatakan terdistribusi normal apabila nilai

P>0,05, dan sebaliknya data dikatakan tidak normal apabila nilai

P<0,05. Adapun hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel berikut.

Variabel P(Sig.) Keterangan

Intensitas

penggunaan media

sosial Instagram 0,200 Normal

Kecenderungan

narsistik

Tabel 4.1. Hasil Uji Normalitas


40

Hasil uji normalitas pada table di atas menjelaskan bahwa data kedua

variabel terdistribusi normal. Nilai signifikasi pada kedua variabel yaitu 0,200

atau lebih besar dari 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa sebaran data dari

intensitas penggunaan media sosial instagram dan kecenderungan narsistik

terdistribusi normal.

b. Uji Linearitas

Uji linearitas adalah salah satu prosedur analisis data yang bertujuan

untuk mengetahui apakah kedua variabel memiliki hubungan yang

linear atau tidak. Uji linearitas dalam penelitian ini menggunakan Test

for Linearity dengan bantuan program SPSS 26 for Windows. Hubungan

antar kedua variabel dapat dikatakan linear apabila nilai P dari Linearity

lebih kecil dari 0,05 (P<0,05) dan jika nilai P dari Deviation from

Lineary lebih kecil (P<0,05) maka dapat dikatakan linear pada kedua

variabel. Adapun hasil linearitas dapat dilihat pada table berikut.

Intensitas penggunaan Linearity 0,000

media sosial instagram

X Deviation from 0,007

Kecenderungan Narsistik Llinearity

Table 4.2. Hasil Uji Linearitas


41

Data pada tabel di atas menunjukkan nilai signifikansi pada Linearity

sebesar 0,000 (P<0,05) dan nilai signifikansi pada Deviation from Linearity

sebesar 0,007 (P>0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan

linear antara variabel intensitas penggunaan media sosial dan kecenderungan

narsistik.

3. Uji Hipotesis

Uji hipotesis adalah bagian dari prosedur analisi data yang digunakan

membuat keputusan menerima atau menolak hipotesis penelitian yang telah

ditetapkan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan Uji statistic

non parametris korelasi kendalls tau dengan bantuan program SPSS 26 for

Windows untuk mengetahui hubungan antara intensitas penggunaan media

sosial instagram dan kecenderungan narsistik. Adapun hasil uji hipotesis

dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut.

Korelasi koefisien ( r ) Sig /p keterangan

0,341xx 0,000 signifikan

Tabel 4.3. Hasil Uji Non Parametric Kendals Tau

Hasil uji hipotesis menggunakan uji Non Parametrik Kendals Tau antara

variabel intensitas penggunaan media sosial instagram kecenderungan

narsistik menunjukkan nilai ( r) sebesar 0,341 dan nilai signifikansi sebesar

0,000 dengan begitu hipoteis pada penelitian ini mengatakan bahwa terdapat

hubungan antara intensitas penggunaan media sosial instagram dengan


42

kecenderungan narsistik pada siswa/siswi SMAN 4 Kendari. Nilai

signifikansi 0,000 (<0,05) yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan

yang signifikan antara variabel intensitas penggunaan media sosial

instagram dan kecenderungan narsistik , serta nilai ( r) bernilai positif maka

kedua variabel memiliki hubungan yang searah. Hal ini berarti semakin

tinggi intensitas penggunaan media sosial instagram remaja SMAN 4

Kendari maka semakin tinggi pula kecenderungan narsistik nya.

B. Pembahasan
Hubungan antara intensitas penggunaan media sosial instagram

dengan kecenderungan perilaku narsistik di Kota Kendari di dalam penelitian

ini terdapat 89 responden di SMAN 4 Kendari dan yang menjadi responden

merupakan siswa/siswi kelas X dan XI. Uji hipotesis yang menggunakan

teknik uji Non Parametrik Kendal’s Tau dengan bantuan SPSS 26 for

Windows. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah

terdapat hubungan antara variabel intensitas penggunaan media sosial

instagram dengan variabel kecenderungan perilaku narsistik. Berdasarkan

hasil analisis yang diperoleh setelah melalukan uji korelasi Kendals Tau yakni

( r) yang di dapatkan nilai 0,341 dan nilai signifikasi sebesar 0,000. Nilai ( r)

yang positif serta nilai signifikasi yang lebih kecil dari 0,05 menunjukkan

bahwa terdapat hubungan yang searah antara intensitas penggunaan media

sosial instagram dengan kecenderungan perilaku narsistik. Berdasarkan hasil

tersebut, hipotesis dalam penelitian ini diterima, korelasi antara kedua variabel
43

tersebut yaitu positif, sehingga dapat dikatakan bahwa semakin tinggi

intensitas penggunaan media sosial instagram pada siswa/siswi SMAN 4

Kendari maka semakin tinggi kecenderungan perilaku narsistik pada

siswa/siswi SMAN 4 Kendari. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah

intensitas penggunaan media sosial instagram siswa/siswi SMAN 4 Kendari

maka semakin rendah pula kecenderungan perilaku narsistiknya.

Hasil penelitian ini menguatkan penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Liang, (2021) dengan hasil penelitian ada hubungan positif antara

kecenderungan perilaku narsistik dengan intensitas penggunaan media sosial

instagram pada mahasiswa perguruan tinggi di Surabaya. Kecenderungan

perilaku narsistik oleh Olive, (2015) mengatakan bahwa perilaku dengan

kecenderungan narsistik merupakan rasa cinta pada diri sendiri yang

berlebihan atau dapat juga diartikan sebagai perhatian yang sangat berlebihan

pada diri sendiri. Individu narsistik memanfaatkan hubungan interpersonal

hanya untuk mendapatkan perhatian, mencapai popularitas, serta melakukan

segala hal yang menyenangkan untuk dirinya sendiri. Individu memiliki

kepercayaan bahwa individu lain di media sosial tertarik dengan

kehidupannya, dan hal tersebut mendorong individu untuk menggunggah foto

yang mengarah pada kecenderungan perilaku narsistik (Bergman, S.M.,

2011). Menurut (Raskin & Terry, 1988) terdapat 7 aspek yang dapat

mempengaruhi kecenderungan perilaku narsistik yaitu Authority, Self

Sufficiency, Superiority,Exhibionism, Exploitativeness, dan Vanity.


44

Hasil uji deskriptif pada skala kecenderungan perilaku narsistik

menunjukkan kategori sedang dari 89 responden dengan presentase 74,2%

atau sebanyak 66 orang. Hasil uji deskripsi menunjukkan bahwa remaja

SMAN 4 Kendari berada pada kategori sedang. Sebagaian besar responden

cukup sering mengabadikan foto maupun video diri mereka sendiri yang

menurut mereka cantik/ganteng ke media sosial mereka khususnya pada

media sosial instagram seperti pada aspek Exhibionism.

Hasil penelitian yang dikemukan oleh Sabekti, (2019) bahwa

kecenderungan perilaku narsistik yang di alami responden di sebabkan oleh

perilaku yang responden yang memilki perilaku yang narsistik sehingga

responden mengekspresikan di media sosial yang kebanyakan digunakan yaitu

instagram. Hal tersebut menjadi sebab timbulnya penggunaan media sosial

instagram yang intens pada siswa/siswi SMAN 4 Kendari. Berdasarkan hasil

penelitian yang telah dijelaskan dari 89 responden sebesar 67 responden

berada dalam kategori sedang dengan presetase 75,3%. Pada kategori sedang

ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden cukup tettarik dan cukup

menunjukkan konsentrasinya terhadap aktivitas dalam mengakses media

sosial instagram. Menurut penelitian Sabekti, (2019) bahwa beberapa dari

respondennya menggunakan profil mereka yang berada di media sosial untuk

mencerminkan siapa mereka dengan memposting gambar maupun video dari


45

kegiatan mereka sehari-hari, berbagi kegiatan sehari-hari mereka dan

mengkomunikasikan selera mereka dalam music film dan hobi lainnya.

Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat

hubungan yang positif antara intensitas penggunaan media sosial instagram

dengan kecenderungan perilaku narsistik pada remaja di SMAN 4 Kendari.

Hal ini berarti semakin sering intensitas penggunaan media sosial instagram

maka semakin tinggi pula kecenderungan perilaku narsistik yang dimiliki dan

begitu pula sebaliknya.

C. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini ada keterbatasan yang dapat dijadikan bahan

pertimbangan bagi peneliti selanjutnya. Keterbatasan penelitian ini yaitu

responden sedang dalam masa ulangan semester sehingga sulit

mengumpulkan responden secara bersama dalam satu ruangan dan waktu

yang terbatas sehingga membuat responden kurang fokus dan memungkinkan

terjadi pengisian yang tidak jujur dan tidak sesuai dengan kondisi yang

sebenarnya.
46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data intensitas penggunaan media sosial

instagram dengan kecenderungan perilaku narsistik pada remaja di SMAN 4

Kendari, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara

intensitas penggunaan media sosial instagram dengan kecenderungan perilaku

narsistik pada remaja di SMAN 4 Kendari.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan diatas,

maka penelitian ingin memberikan beberapa saran diantaranya:

1. Bagi responden penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengetahuan bagi

remaja untuk lebih mengenal dirinya mengenai intensitasnya dalam

penggunaan media sosial instagram agar dapat dikontrol dan tidak

berlebihan dalam penggunaannya dan tidak mengarah pada

kecenderungan perilaku narsisti yang negatif.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Bagi penelti selanjutnya diharapkan dapat memilih partisipan dengan

memerhatikan faking (berpura-pura) dan terhindar dari kecenderungan


47

social desirability ( keinginan sosial ). Selain itu, diharapkan dalam

penentuan responden lebih luas lagi dalam berbagai beragam usia,

pekerjaan orang tua, penghasilan orang tua, merek handphone dan juga

biaya yang dikeluarkan perbulan untuk biaya internet. Selanjutnya

dpat mengembangkan lagi penelitian ini serta dapat menambahkan

variabel lain yang dapat berhubungan dengan kecenderungan narsistik.


48

DAFTAR PUSTAKA

Ames, D.R., Rose, P., & Anderson, C. P. (2006). The NPI-16 as a Short Measure of
Narcissism. Journal of Research in Personality, 40, 440–450.
Anggi, E. (2012). Hubungan antara Intensitas Menonton Sinetron Televisi terhadap
Perilaku Imitasi Gaya Hidup Artis pada Remaja. Universitas Islam Indonesia.
Apsari, F. (2012). Hubungan Antara Kecenderungan Narsisme Dengan Minat
Membeli Kosmetik Merek Asing Pada Pria Metroseksual. Talenta Psikologi, 1,
189–190.
Bergman, S.M. (2011). Millenials, Narcissism, and Social Networking : What
Narcissists Do On Social Networking Sites and Why. Personality and Individual
Differences, 50, 706–711.
Canady. (2019). Social Media Has Negative Impact on Mental Health. Mental Health
Weakly. APA Poll.
Durand, V. M., Barlow, D. H. (2013). Essentials of Abnormal Psychology. Cengage
Learning.
Furtner, M. R., Rauthmann, J. F. & Sachse, P. (2011). The Self-Loving Self-Leader:
An Examination of The Relationship Between Self-Leadership and The Dark
Triad. Social Behavior and Personality, 39(3), 369–380.
Gnambs, T., & Appel, M. (2017). Narcissism and Social Networking Behavior : A-
Meta Analysis. Journal of Personality.
Halgin, R.P & Whitbourne, S. . (2010). Psikologi Abnormal (Perspektif Klinis Pada
Gangguan Psikologis). Salemba Humanika.
Indra, R. (2017). Survei : Instagram Media Sosial Paling Narsis.
M.Cnnindonesia.Com.
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20170406084102-277-205330/
survei-instagram-media-sosial-paling-narsis
Kusuma, Annisa B, Setyanto, Arif T, Khasan, M. (2019). Kontrol Diri dan
Kecenderungan Narsistik Pada Pengguna Media Sosial Instagram. Jurnal
Psikologi Ilmiah, 11(1), 31–36. https://doi.org/10.15294/intuisi.v11i1.20114
La Barbera, D., L. P. (2009). Social Network and Addiction. Studies in Health
49

Technology and Informatics, 7, 33–36.


Laras w, G. (2018). Penelitian: Media Sosial dan Selfie Mengubah Seseorang
Menjadi Narsis. National Geographic.Co.Id.
https://nationalgeographic.grid.id/amp/13998644/penelitian-media-sosial-dan-
selfie-mengubah-seseorang-menjadi-narsis
Liang, S. (2021). Kecendrungan Perilaku Narsistik dengan Intensitas Penggunaan
Media Sosial Instagram. Jurnal Experentia, 9(1), 32–41.
Manning, J. (2014). Social Media, Definition and Classes of. In K. Harvey edition.
Encyclopedia of Social Media and Politics.
Millon, T. (2011). Disorders of Personality : Introducing a DSM/ICD Spectrum from
Normal to Abnormal 3rd. Jonh Wiley&Sons,inc.
Morf, C. C. & Rhodewalt, F. (2001). Unraveling the Paradoxes of Narcissism: A
Dynamic Self-Regulatory Processing Model. Psychological Inquiry, 12(4), 177–
196.
Mutia A, C. (2022). Berapa Lama Masyarakat Global Akses Medsos Setiap Hari?
Databoks.Katadata.Co.Id.
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/02/07/berapa-lama-masyarakat-
global-akses-medsos-setiap-hari
Nurdiana, R. Y. W. (2018). Hubungan Narsisme dan Perilaku Selfie (Self-Potrait
Sharing) Pada Mahasiswa. Universitas Muhammadiyah Malang, 1–61.
http://eprints.umm.ac.id/38263/1/SKRIPSI.pdf
Olive. (2015). Who Am I? Psychopedia Version. Penerbit PT Lintas Kata. Papalia.
Paramboukis, O., Skues, J., & Wise, L. (2016). An Explanatory Study of The
Relationships between Narcissism, Self-Esteem and Instagram Use. Social
Networking, 5, 82–92.
Paulhus, D. L. & Williams, K. M. (2002). The Dark Triad of personality: Narcissism,
Machiavellianism, and psychopathy. Journal of Research in Personality, 36(6),
556–563.
Piaget, J. (2002). Tingkat Perkembangan Kognitif. Gramedia.
Pratama, H. P. (2017). Hubungan Antara Kepribadian Narsistik dengan Mengemudi
Beresiko pada Remaja Di Kabupaten Sleman.
Pratiwi, G. . (2020). Hubungan Antara Self Esteem Dengan Kecenderungan Narsistik
pada Remaja Pengguna Instagram. In Jurnal Empati (Vol. 11).
50

Puspitasari, F.I., S. (2015). Kebutuhan Remaja Untuk Mengirim Foto Atau Video di
Instagram. Jurnal Psikologi Ulayat, 2(2), 461–472.
Putra, Y. S. (2016). “Theoritical Review : Teori Perbedaan Generasi.” Jurnal Among
Makarti, 9(18), 124–134.
Raskin, R., Terry, H. (1988). A PrincipalComponents Analysis of the Narcissistic
Personality Inventory and Further Evidence of Its Construct Validity. Journal of
Personality and Social Psychology, 54(5), 890–902.
Raskin, R., & Terry, H. (1988). A Principal-Components Analysis of the Narcissistic
Personality Inventory and Further Evidence of Its Construct Validity. Journal of
Personality and Social Psychology, 54(5), 890–902.
https://doi.org/10.1037/0022-3514.54.5.890
Sabekti, R. (2019). Hubungan Intensitas Penggunaan Media Sosial (Jejaring Sosial)
Dengan Kecenderungan Narsisme Dan Aktualisasi Diri Remaja Akhir. In
Skripsi.
Santrock. (2007). Remaja, edisi kesebelas (11th ed.). Penerbit Erlangga.
Sari, I. P., Ifdil, I., & Yendi, F. M. (2020). Konsep Nomophobia pada Remaja
Generasi Z. JRTI (Jurnal Riset Tindakan Indonesia), 5(1), 21–26.
https://doi.org/10.29210/3003414000
Sedikides, C. (2004). Are Normal Narcissist Psychologically Healthy?: Self-Esteem
Matters. Journal of Personality and Social Psychology, 87.
Stephanie, C. (2021). Riset Ungkap Lebih dari Separuh Penduduk Indonesia
“Melek” Media Sosial. Kompas.Com.
https://tekno.kompas.com/read/2021/02/24/08050027/riset-ungkap-lebih-dari-
separuh-penduduk-indonesia-melek-media-sosial
Umami, M. (2021). Hubungan Intensitas Penggunaan Media Sosial dan Self
Awareness pada Remaja Lombok Timur. 6.
Widiyanti, W., Solehuddin, M., Saomah, A. (2017). Profil Perilaku Narsisme Remaja
Serta Implikasinya Bagi Bimbingan Dan Konseling. Journal Of Educational
Counseling.
Winardi, Djatu Rijadh & Permana, Y. (2015). Pengaruh Skeptisme Profesional dan
Narsisme Klien Terhadap Penilaian Auditor Eksternal atas Risiko Kecurangan.
The Indonesian Journal of Accounting Research, Vol. 20(No. 1), 72–98.
Wong. (2009). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik edisi 6 (6th ed.). EGC.
51

LAMPIRAN

LAMPIRAN
52

LAMPIRAN 1
SKALA PENELITIAN
53

Skala Intensitas Penggunaan Media Sosial

Nama :

Umur :

Kelas :

Jenis kelamin :

BAGIAN A

Petunjuk Pengisian

Berikut ini ada beberapa pernyataan yang harus dibaca dan dipahami dengan
tepat. Anda diminta untuk mengisi sesuai dengan pendapat anda dengan memilih (√),
salah satu dari empat alternatif jawaban yaitu :

SS = Sangat Setuju TS = Tidak Setuju

S = Setuju STS = Sangat Tidak Setuju

No Pertanyaan SS S TS STS
Menurut saya, banyak manfaat yang
1. didapat saat bermain media sosial
instagram        
Saya senang berkomunikasi lewat
2.
media sosial instagram        
Saat bermain media sosial instagram
3.
mood saya menjadi lebih baik        
Kadang saya merasa bosan bermain
4.
media sosial instagram        
54

Berkomunikasi lewat media sosial


5. instagram sangat mudahdari pada
berkomunikasi secara langsung        
Saya merasa tidak tenang apabila
6. lebih dari empat jam tidak bermain
media sosial instragram        
saya sering update kegiatan dalam
7.
sehari ke media sosial instagram saya        
saya dapat menghabisakan waktu
8. berjam-jam untuk bermain media
sosial instagram        
saya mengakses media sosial
9.
instagram hanya saat butuh saja        
saya tidak suka update status di
10 .
media sosial instagram        
saya senang membagikan konten di
11 .
media sosial instagram saya        
saya bermain internet bukan hanya
12 .
untuk berkomunikasi        
dalam sehari saya bisa mengakses
13 . media sosial instagram lebih dari 15
kali        
saya tidak pernah bermain HP pada
14 .
saat jam pelajaran        
saya mengakses media sosial
15 .
instagram hanya diwaktu senggang        
16 . saya merasa da yang kurang apabila        
tidak mengakses media sosial
55

instragam
saya sering melupakan teman yang
17 . berda disamping saya saat bermain
media sosial instagram saya        
menurut saya, media sosial instagram
18 . adalah tidak lebih dari alat untuk
memudahkan berkomunikasi        
saya dapat tidak bermain HP dalam
19 .
sehari        
bercerita melalui media sosial
20 . instagram sering membuat banyak
kesalahpahaman        
semakin hari waktu saya tersita
21 . hanya untuk bermain media sosial
instagram        
saya sering berdiskusi melalui media
22 .
sosial instagram dengan teman-teman        
saya lebih nyaman bercerita lewat
23 . media sosial instagram di bandingkan
bercerita secara langsung        
karena terlalu sibuk mengakses
media sosial instagram, saya sering
24 .
lupa diri dan melalaikan kewajiban
saya        
saya lebih senang berdiskusi secara
25 .
tatap muka        

BAGIAN B
56

Skala Narcissistic Personality Inventory (NPI)

PETUNJUK PENGISIAN

Bacalah setiap pernyataan berikut dengan seksam. Berilah tanda silang (x)
atau tanda centang (√) pada salah satu jawaban yang sesuai dengan apa yang teman-
teman rasakan dan lakukan. Jika teman-teman ingin memperbaiki jawaban, dapat
memberikan tanda (=) pada jawaban yang Saudara/i anggap salah dan memberi tanda
silang (x) atau tanda centang (√) pada jawaban yang teman-teman anggap benar.

Contoh Soal : Jika pernyataan tersebut sesuai dengan anda, pilihlah jawaban
sebagai berikut:

No
. Pernyataan
1. A. Saya senang menjadi pusat perhatian
X
B. Saya lebih senang membaur dengan keramaian

No Pernyataan
A. Saya mengetahui bahwa saya mempunyai kemampuan yang bagus
karena orang lain mengatakan demikian pada saya
1
B. Ketika orang lain memberikan puian kepada saya, terkadang saya
merasa malu
A. Saya senang menjadi pusat perhatian
2
B. Saya lebih menyukai membaur dengan keramain
A. Saya pikir saya adalah orang yang special
3
B. Saya tidak lebih baik atau lebih buruk dari orang lain
4 A.  saya senang jika saya memiliki kekuasaan atas orang lain
57

B. saya tidak keberatan mengikuti perintah orang lain


A.  Saya mudah untuk mempermainkan orang lain
5 B. Saya tidak senang ketika saya menyadari bahwa sya
mempermainkan orang lain
A.  Saya selalu berkeinginan untuk mendapatkan rasa hormat dari orang
lain
6
B. Saya biasanya mendapatkan rasa hormat yang sepantasnya saya
dapatkan
A. Saya cenderung menonjolkan diri jika mendapatkan kesempatan
7
B. Saya mencoba untuk tidak menonjolkan diri
A.  Saya selalu mengetahui apa yang saya lakukan
8
B. Terkadang saya tidak yakin akan apa yang saya kerjakan
A.  Semua orang senang mendengarkan cerita saya
9
B. Terkadang saya dapat menceritakan suatu kisah yang bagus
A.  Saya berharap banyak dari orang lain
10
B. Saya senang melakukan suatu untuk orang lain
A. Saya benar-benar senang saat menjadi pusat perhatian
11
B. Menjadi pusat perhatian membuat saya tidak nyaman
A. Orang lain selalu mengakui otoritas saya terhadap orang lain
12
B. Kekuasaan bukan hal yang berarti
A. Saya akan menjadi orang hebat
13
B. Saya harap saya akan menjadi orang yang sukses
A. Saya dapat membuat orang lain percaya apa yang saya prcayai
14
B. Terkadang orang-orang percaya mengenai hal yang saya katakan
A. Saya merasa kemampuan saya lebih bagus dari orang lain
15
B. Bayak hal yang dapat saya pelajari dari orang lain
A. Saya adalah orang yang luar biasa
16
B. Secara umum saya sama seperti orang lain
58

LAMPIRAN 2
TABULASI DATA SKALA
KECENDERUNGAN PERILAKU NARSISTK
27

Responde X X X X X X X X X X1 X1 X1 X1 X1 X1 X1 Tot
n 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 al
1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17
2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 1 1 1 2 22
3 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 19
4 1 2 1 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 23
5 1 1 2 2 2 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 22
6 1 1 1 2 1 1 1 2 2 1 1 1 2 2 2 2 23
7 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 19
8 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 24
9 2 1 2 2 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 2 2 24
10 1 1 1 2 1 2 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 21
11 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 20
12 2 1 2 1 2 2 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 25
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 18
14 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 2 2 2 1 2 23
15 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 19
16 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 18
17 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 29
18 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 19
19 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 18
20 1 1 1 2 1 2 1 2 2 1 1 1 1 2 1 2 22
21 2 2 1 1 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 26
22 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 19
23 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 2 1 1 21
24 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 2 19
25 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 18
26 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 2 1 1 1 1 1 20
27 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 17
28 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 2 2 1 20
29 1 2 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 1 1 22
30 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 2 1 1 20
31 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17
32 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 17
33 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
34 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 17
35 2 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 20
36 2 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 2 1 1 1 1 24
37 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 1 1 1 2 21
38 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 19
28

39 2 1 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 21
40 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 20
41 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
42 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 19
43 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 2 1 22
44 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18
45 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 21
46 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 19
47 1 2 1 2 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 21
48 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 18
49 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 30
50 1 1 1 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 1 1 20
51 1 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 20
52 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 20
53 2 1 2 2 2 2 1 2 2 1 1 1 2 2 2 2 27
54 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 18
55 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17
56 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 20
57 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 19
58 1 2 2 1 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 1 2 26
59 2 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 21
60 2 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 2 1 1 1 2 22
61 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 19
62 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 19
63 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 18
64 2 1 1 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 1 25
65 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
66 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 29
67 2 1 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 25
68 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 1 27
69 2 1 2 2 2 1 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 27
70 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 17
71 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 28
72 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 29
73 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 2 1 1 20
74 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 28
75 1 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 1 2 27
76 2 1 2 2 2 1 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 27
77 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 1 2 1 1 26
29

78 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 27
79 2 2 1 1 1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 26
80 2 2 2 1 1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 27
81 2 2 1 2 1 1 2 2 2 1 2 2 1 1 2 1 25
82 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 27
83 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 29
84 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 24
85 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 2 1 2 2 1 1 22
86 1 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 28
87 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 28
88 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 29
89 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 28
30

LAMPIRAN 3

TABULASI DATA SKALA INTENSITAS


PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL
31

Resp Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y T
Y Y Y Y Y Y Y Y Y
onde 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 ot
1 2 3 4 5 6 7 8 9
n 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 al

1 3 4 4 1 4 2 3 4 2 2 4 2 2 2 3 4 4 2 4 3 4 3 3 2 1 72
2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 1 3 1 60
3 1 3 3 1 4 3 2 4 1 1 1 4 2 4 2 3 3 3 1 2 4 2 1 3 4 62
4 4 4 2 2 2 2 3 2 3 2 4 4 4 3 1 4 2 1 2 1 4 3 1 4 1 65
5 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 68
6 2 3 3 2 1 4 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 2 62
7 2 3 3 2 2 1 2 2 3 1 3 3 2 3 2 3 1 2 2 3 1 3 2 1 1 53
8 3 4 4 2 3 3 3 3 2 1 2 3 2 3 2 3 3 3 4 4 2 2 3 3 1 68
9 3 2 3 3 3 4 3 2 3 1 4 3 4 2 2 3 3 1 2 1 3 4 2 3 2 66
10 3 3 3 2 2 1 2 2 3 4 3 4 4 3 2 2 1 3 1 4 1 3 1 3 1 61
11 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 4 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 63
12 3 2 3 1 3 3 3 3 4 2 3 3 3 2 2 3 4 2 2 3 3 3 3 3 3 69
13 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 71
14 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 62
15 4 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 63
16 3 3 3 1 2 2 3 2 3 1 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 61
17 3 4 3 2 3 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 1 60
18 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 64
19 3 2 3 1 2 1 1 1 3 4 1 3 1 3 2 1 1 3 4 1 1 2 1 1 1 47
20 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 1 62
21 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 1 1 58
22 3 3 3 1 3 2 2 2 4 1 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2 1 60
23 3 2 2 2 3 2 2 1 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 1 3 3 1 2 56
24 3 4 3 2 3 1 3 4 4 2 3 3 4 2 1 4 2 3 2 2 4 4 3 4 1 71
25 4 4 4 4 1 1 4 3 4 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 3 2 4 2 70
26 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 1 2 3 2 2 2 58
27 3 4 3 2 1 2 3 3 2 3 2 3 3 2 2 2 1 3 2 1 3 2 1 2 1 56
28 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 1 3 2 2 2 3 4 2 2 2 1 1 2 57
29 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 1 3 2 1 1 3 3 2 3 3 2 1 1 57
30 3 3 3 2 2 2 2 2 3 1 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 60
31 3 2 2 2 1 1 2 1 4 3 1 4 1 3 2 2 1 3 3 2 2 2 2 2 2 53
32 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 60
33 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 61
34 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 58
35 3 3 4 3 4 2 2 4 3 2 4 4 3 1 3 1 2 1 2 2 2 3 2 3 1 64
36 4 3 3 1 2 4 2 2 4 2 3 4 2 1 1 2 2 2 4 1 4 3 2 4 1 63
37 3 3 3 2 4 2 1 1 3 3 3 4 4 4 2 2 2 2 1 2 2 3 2 2 2 62
32

38 3 3 3 1 2 2 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 2 4 3 2 2 1 68
39 4 3 3 2 2 1 1 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 61
40 4 4 4 2 2 1 2 3 2 3 3 4 2 3 3 2 1 3 2 2 3 3 2 1 1 62
41 3 3 4 2 3 2 3 4 3 2 3 4 4 2 1 3 2 1 3 2 3 3 2 2 1 65
42 4 4 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 61
43 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 4 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 2 3 2 67
44 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 59
45 3 3 3 2 3 2 3 3 4 3 3 3 3 2 2 1 3 2 3 2 3 3 2 3 2 66
46 3 3 3 3 2 2 2 3 4 2 2 3 2 2 1 4 1 1 3 2 2 3 2 1 1 57
47 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 56
48 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 4 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 2 2 1 60
49 3 3 2 2 4 2 4 4 2 3 3 4 4 3 3 3 2 1 1 3 3 3 2 3 1 68
50 3 3 3 2 3 2 1 2 3 4 1 3 2 4 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 1 60
51 3 3 2 3 2 2 2 3 1 4 1 4 3 4 1 4 3 2 4 4 3 3 1 3 2 67
52 2 3 2 2 3 1 1 2 3 2 2 3 2 3 2 3 1 4 4 1 1 2 3 1 1 54
53 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 4 3 2 2 3 4 2 3 4 3 4 3 2 3 71
54 3 2 3 1 2 1 1 1 4 1 1 4 1 3 4 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 44
55 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 2 2 63
56 3 2 3 2 1 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 1 3 2 2 2 3 1 2 1 56
57 4 3 2 2 1 3 2 2 4 3 3 3 1 4 2 3 3 4 1 3 3 2 1 4 1 64
58 3 3 2 2 3 2 2 3 3 4 1 4 1 4 2 3 3 3 2 4 2 3 2 2 1 64
59 3 4 3 1 3 1 2 1 4 2 3 3 1 3 3 2 1 1 1 1 1 3 1 1 1 50
60 3 4 3 1 3 1 2 1 4 2 3 3 1 3 3 2 3 2 3 4 4 2 3 1 1 62
61 3 2 2 1 2 1 2 1 4 2 2 3 2 2 2 1 2 2 2 1 3 1 1 2 1 47
62 3 3 3 2 3 2 1 3 3 2 3 3 1 3 2 3 2 2 2 1 2 1 1 1 2 54
63 3 3 3 3 2 1 3 1 3 3 3 2 1 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 1 1 57
64 3 3 3 2 2 4 2 2 4 1 2 4 1 2 2 2 3 4 1 2 4 3 4 1 2 63
65 3 3 3 2 2 1 1 1 3 4 1 4 1 1 2 1 1 3 3 2 1 1 2 1 1 48
66 4 4 3 3 2 3 3 4 2 3 3 3 3 3 2 3 3 1 2 3 3 3 2 3 1 69
67 3 3 4 3 4 3 2 4 2 2 2 4 3 4 4 3 2 2 2 2 3 2 3 4 2 72
68 4 4 4 4 3 3 4 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 1 3 4 4 3 4 3 78
69 4 4 4 1 2 2 3 4 1 4 3 4 4 4 1 2 1 3 4 2 4 3 2 3 2 71
70 3 2 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 1 1 2 2 3 2 2 2 2 59
71 3 3 2 2 2 1 1 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 1 54
72 4 4 4 3 4 2 3 3 3 3 2 2 2 4 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 1 68
73 3 2 3 2 1 2 2 2 3 2 1 2 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 1 1 1 48
74 4 3 4 3 4 2 4 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 4 3 2 1 69
75 4 4 1 3 2 1 4 1 2 3 3 4 2 4 1 3 2 3 2 1 2 4 2 1 2 61
76 4 3 2 2 1 1 3 2 3 4 4 4 3 3 3 4 1 4 1 1 1 3 1 1 1 60
33

77 4 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 1 2 2 3 2 2 2 67
78 4 3 4 3 2 2 4 2 3 3 4 3 3 4 4 3 1 4 1 4 1 4 1 1 1 69
79 4 4 4 2 3 2 2 2 3 3 3 4 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 67
80 4 4 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 3 2 3 2 1 2 61
81 3 3 3 1 3 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 4 3 2 2 1 3 3 2 2 3 61
82 3 4 4 2 4 1 2 4 2 3 1 4 2 2 3 3 1 1 3 2 2 3 1 2 1 60
83 3 4 4 2 4 2 3 4 2 3 2 4 2 3 3 4 2 1 2 2 2 4 1 1 2 66
84 3 3 4 2 3 2 3 2 3 2 3 4 2 2 2 3 3 2 2 1 4 3 3 3 2 66
85 3 2 1 1 2 3 3 2 4 3 3 4 3 2 2 1 2 2 3 2 3 2 1 2 1 57
86 4 4 4 3 3 4 4 3 2 3 3 4 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 1 74
87 4 4 4 3 2 4 4 2 2 3 3 4 3 3 2 3 3 2 2 3 3 4 2 3 1 73
88 2 3 3 2 3 3 4 2 4 2 3 3 4 1 2 3 2 4 3 2 2 1 3 4 4 69
89 2 3 4 3 2 3 4 1 3 2 3 1 3 2 2 3 3 3 2 1 1 3 4 4 1 63
34

LAMPIRAN 4

ANALISIS DATA PENELITIAN


35

A. Analisis deskriptif skala kecenderungan perilaku narsistik

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Skala_Nar 89 19 51 26.10 3.847
Valid N (listwise) 89

kategori
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid rendah 7 7.9 7.9 7.9
sedang 66 74.2 74.2 82.0
tinggi 16 18.0 18.0 100.0
Total 89 100.0 100.0

B. Analisis deskriptif skala intensitas penggunaan media sosial

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Skala_Med 89 44 68 60.82 5.365
Valid N (listwise) 89

kategori
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 11 12.4 12.4 12.4
2.00 67 75.3 75.3 87.6
3.00 11 12.4 12.4 100.0
Total 89 100.0 100.0
36

C. Uji normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Skala_Nar Skala_Med
N 89 89
Normal Parameters a,b
Mean 26.10 62.01
Std. Deviation 3.847 6.555
Most Extreme Differences Absolute .131 .099
Positive .131 .058
Negative -.131 -.099
Test Statistic .131 .099
Asymp. Sig. (2-tailed) .001 c
.033c
Exact Sig. (2-tailed) .084 .331
Point Probability .000 .000
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.

D. Uji linearitas

ANOVA Table
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Skala_Me Between Groups (Combined) 1547.528 14 110.538 3.662 .000
d* Linearity 567.876 1 567.876 18.815 .000
Skala_Nar Deviation from 979.651 13 75.358 2.497 .007
Linearity
Within Groups 2233.461 74 30.182
Total 3780.989 88
37

E. Uji hipotesis

Correlations
Skala_Nar Skala_Med
Kendall's tau_b Skala_Nar Correlation Coefficient 1.000 .341**
Sig. (2-tailed) . .000
N 89 89
Skala_Med Correlation Coefficient .341 **
1.000
Sig. (2-tailed) .000 .
N 89 89
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
38

LAMPIRAN 5
SURAT IZIN PENELITIAN

Anda mungkin juga menyukai