OLEH
KELOMPOK 2
WIDIARNI J1A119209
KENDARI
2021
i
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun proposal ini tepat pada
waktunya. Proposal penelitian ini membahas Gambaran Pengetahuan, Sikap, Perilaku, Dan Peran
Orang Tua Terhadap Kesehatan Reproduksi Remaja Di Kota Kendari.
Dalam penyusunan proposal ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan
tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan proposal ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan
Yang Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk
penyempurnaan proposal selanjutnya.
Akhir kata semoga proposal ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian
Desember 2021
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................... ii
BAB I .............................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 1
BAB III......................................................................................................................................... 12
KERANGKA KONSEP.............................................................................................................. 12
BAB IV ......................................................................................................................................... 16
A. Jenis Penelitian................................................................................................................... 16
iii
G. Teknik Analisis Data.......................................................................................................... 19
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Remaja (Adolescence) merupakan proses tumbuh ke arah kematangan fisik, tetapi
juga kematangan sosial dan psikologis (Hurlock,1994). Remaja adalah suatu fase tumbuh
kembang yang dinamis dalam kehidupan, merupakan periode transisi dari masa kanak-
kanak ke masa dewasa yang ditandai percepatan perkembangan fisik, mental, emosional
dan sosial (Budie,2009). Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa remaja
adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi dan psikis, Remaja
yaitu suatu tumbuh kembang yang mempunyai periode dari masa anak-anak ke masa
dewasa(Lestari, 2017).
Menurut Depkes Rl , masa remaja merupakan suatu proses tumbuh kembang yang
berkesinambungan, yang merupakan masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa muda.
Masa Remaja dibedakan dalam : Masa Remaja Awal (10-13 tahun), Masa Remaja
Tengah (14-16 tahun), Masa Remaja Akhir (17-19 tahun) . Masa remaja yakni antara usia
10-19 tahun adalah suatu periode masa pematangan organ reproduksi manusia dan sering
disebut masa pubertas (Lestari, 2017).
WHO mendefinisikan perilaku normal sebagai keadaan sejahtera fisik, mental, dan
sosial secara penuh. Sedangkan, Penelitian Widiawati, dkk menyatakan bahwa orang
yang sehat mental/normal adalah mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan, mampu
menahan diri, menunjukkan kecerdasan, berperilaku dengan menenggang perasaan orang
lain, dan sikap hidup yang bahagia (Lestari, 2017).
Fakta menunjukkan bahwa sebagian besar remaja tidak mengetahui dampak dari
perbuatan seksual yang mereka lakukan akan menimbulkan dampak seperti, hamil diluar
nikah, aborsi, penyakit kelamin dan lain lain. kurangnya pengetahuan remaja tentang
seksualitas menyebabkan terjadinya kenyataan-kenyataan pahit atau dengan kata lain,
dari beberapa kenyataan pahit yang sering terjadi pada remaja sebagian akibat
pemahaman yang keliru mengenai seksualitas (Lestari, 2017).
Berdasarkan hasil penelitian di dunia mengeluarkan persentase yang sangat tinggi
tentang banyaknya remaja yang mengakses pornografi, diantaranya yaitu 87% di USA,
1
84% Australia, 98% Swedia, 99% Italia. Menurut hasil data penelitian di Indonesia KPAI
pada tahun 2008 di 33 provinsi terdapat 97% remaja SMP dan SMA pernah menonton
film porno dan berdasarkan hasil monitoring dan pengaduan bidang ABH KPAI (anak
berhubungan dengan hukum komisi perlindungan anak Indonesia) tahun 2013 didapatkan
persentase 90% anak pelaku kekerasan seksual didahului karena mengakses situs
pornografi.Berdasarkan penelitian yang telah 2009dilakukan di empar kota (Jakarta,
Medan, Bandung dan Surabaya) sebanyak 35,9% remaja melakukan seks pranikah.
Tahun 2010 meningkat menjadi 56,9% remaja melakukan hubungan seks pranikah
dengan sampel 3.006 responden usia dari 17 sampai 24 tahun sebanyak 20,9% remaja
hamildan melahirkan sebelum menikah (Purnama, 2020).
Berdasarkan data indonesia Dari 634 responden remaja di Bandar Lampung,
sebanyak 13,1% pernah melakukan petting, 6,5% pernah berhubungan seks melalui oral,
4,6% pernah melakukan seks via vaginal, 3,5% pernah masturbasi bersama, dan 1,1%
pernah berhubungan seks via anal. Informasi tentang kebudayaan hubungan seksual telah
mempengaruhi kaum remaja Indonesia, sehingga telah terjadi suatu revolusi yang
menjurus makin bebasnya hubungan seksual pranikah(Lestari, 2017)
Kementrian Kesehatan pernah merilis perilaku seks bebas remaja dari penelitian di
empat kota yakni Jakarta Pusat, Medan, Bandung Dan Surabaya hasil yang didapat
sebanyak 35,9% remaja punya teman yang sudah pernah melakukan hubungan seksual
sebelum menikah. Bahkan, 6,9 % responden telah melakukan hubungan seksual pranikah.
Dilihat dari segi penduduk 20% penduduk di dunia adalah remaja. Indonesia menempati
urutan nomor lima di dunia dalam hal jumlah penduduk, dengan remaja sebagian dari
penduduk yang ada. Sekitar satu juta remaja pria (5%) dan 200 ribu remaja wanita (1%)
secara terbuka menyatakan bahwa mereka pernah melakukan hubungan seksual
(Kemenkes, 2017).
Berdasarkan data dari BKKBN Sultra 2017 ,remaja di Kota Kendari baik pria
maupun wanita, masing-masing 71% dan 70% mengaku pernah mempunyai pacar. Umur
pertama kali mulai pacaran rata-rata di usia15 tahun. Dari remaja yang pernah
mempunyai pacar, 74% pria dan 75% wanita saat ini mengaku masih punya pacar.
Perilaku yang sering dilakukan remaja dalam pacaran adalah pegangan tangan (88%),
cium bibir (32%) dan meraba/merangsang (11%). Perilaku tersebut merupakan faktor
2
pendorong untuk terjadinya seks bebas pada remaja. Ditinjau dari pengalaman seksual
remaja di Kota Kendari, ada 2% wanita dan 5% pria mengaku pernah melakukan
hubungan seksual. Secara keseluruhan dari 14.681 remaja pria dan wanita yang pernah
punya pacar, sebanyak 4% telah melakukan hubungan seksual (Sari, 2017).
Berdasarkan masalah diatas kami tertarik melakukan penelitian terkait Gambaran
Pengetahuan dan sikap tentang seks bebas pada remaja dikota kendari tahun 2021.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana Gambaran Pengetahuan dan sikap tentang seks bebas pada remaja dikota
kendari tahun 2021.
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan dan sikap tentang seks bebas pada remaja
dikota kendari tahun 2021.
D. Manfaat Penelitian
Agar mahasiswa/pembaca dapat mengetahui GambaranPengetahuan dan sikap
tentang seks bebas pada remaja dikota kendari tahun 2021.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
3) Remaja lanjut (17-20 atau 21 tahun)
Dirinya ingin menjadi pusat perhatian; ia ingin menonjolkan dirinya; caranya lain
dengan remaja awal. Ia idealis, mempunyai cita-cita tinggi, bersemangat dan
mempunyai energi yang besar. Ia berusaha memantapkan identitas diri, dan ingin
mencapai ketidaktergantungan emosional.
5
citra tubuh itu cukup kuat di masa remaja, secara khusus kecenderungan ini menjadi
akut di masa pubertas. Sekalipun demikian, mimik keraguan masih seringkali terlihat
pada raut mukanya, terutama ketika berbicara dengan orang-orang dewasa (Diananda,
2018).
3. Ciri-ciri remaja
Seperti halnya pada semua periode yang penting, sela rentang kehidupan masa
remaja mempunyai ciri-ciri tertentu yang membedakannya dengan periode
sebelumnya dan sesudahnya. Masa remaja ini, selalu merupakan masa-masa sulit bagi
remaja maupun orang tuanya (Putro, 2017). Ciri-ciri tersebut adalah:
1) Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada masa remaja awal yang
dikenal sebagai masa storm & stress. Peningkatan emosional ini merupakan
hasil dari perubahan fisik terutama hormon yang terjadi pada masa remaja.
Dari segi kondisi sosial, peningkatan emosi ini merupakan tanda bahwa
remaja berada dalam kondisi baru yang berbeda dari masa-masa yang
sebelumnya. Pada fase ini banyak tuntutan dan tekanan yang ditujukan kepada
remaja, misalnya mereka diharapkan untuk tidak lagi bertingkah laku seperti
anak-anak, mereka harus lebih mandiri, dan bertanggung jawab. Kemandirian
dan tanggung jawab ini akan terbentuk seiring berjalannya waktu, dan akan
tampak jelas pada remaja akhir yang duduk di awal-awal masa kuliah di
Perguruan Tinggi.
2) Perubahan yang cepat secara fisik juga disertai dengan kematangan seksual.
Terkadang perubahan ini membuat remaja merasa tidak yakin akan diri dan
kemampuan mereka sendiri. Perubahan fisik yang terjadi secara cepat, baik
perubahan internal seperti sistem sirkulasi, pencernaan, dan sistem respirasi
maupun perubahan eksternal seperti tinggi badan, berat badan, dan proporsi
tubuh sangat berpengaruh terhadap konsep diri remaja.
3) Perubahan dalam hal yang menarik bagi dirinya dan hubungannya dengan
orang lain. Selama masa remaja banyak hal-hal yang menarik bagi dirinya
dibawa dari masa kanak-kanak digantikan dengan hal menarik yang baru dan
lebih matang. Hal ini juga dikarenakan adanya tanggung jawab yang lebih
besar pada masa remaja, maka remaja diharapkan untuk dapat mengarahkan
6
ketertarikan mereka pada hal-hal yang lebih penting. Perubahan juga terjadi
dalam hubungannya dengan orang lain. Remaja tidak lagi berhubungan hanya
dengan individu dari jenis kelamin yang sama, tetapi juga dengan lawan jenis,
dan dengan orang dewasa.
4) Perubahan nilai, di mana apa yang mereka anggap penting pada masa kanak-
kanak menjadi kurang penting, karena telah mendekati dewasa.
5) Kebanyakan remaja bersikap ambivalen dalam menghadapi perubahan yang
terjadi. Di satu sisi mereka menginginkan kebebasan, tetapi di sisi lain mereka
takut akan tanggung jawab yang menyertai kebebasan itu, serta meragukan
kemampuan mereka sendiri untuk memikul tanggung jawab itu.
7
3) Mengembangkan ketrampilan komunikasi interpersonal dan bergaul dengan
teman sebaya, baik secara individual maupun kelompok.
4) Menemukan manusia model yang dijadikan identitas pribadinya.
5) Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap kemampuannya
sendiri.
6) Memperkuat self-control (kemampuan mengendalikan diri) atas dasar skala
nilai, prinsip-prinsip, atau falsafah hidup (weltanschauung).
7) Mampu meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri (sikap/perilaku) kekanak-
kanakan.
8
aktif bervariasi antara usia 14 – 23 tahun dan usia terbanyak adalah antara 17 – 18
tahun (Wati, 2017).
Perilaku seksual pada remaja dapat diwujudkan dalam tingkah laku yang bermacam-
macam, mulai dari perasaan tertarik, berkencan, berpegangan tangan, mencium pipi,
berpelukan, mencium bibir, memegang buah dada dibalik baju, memegang alat
kelamin diatas baju, dan melakukan senggamma (Wati, 2017).
9
(Hurlock, 2008). Dengan adanya kesempatan melakukan sentuhan fisik, bertemu
untuk bercumbu kadang remaja tersebut mencari kesempatan untuk melakukan
hubungan seksual (Alfiyah, 2018).
Faktor – faktor yang mempengaruhi seks pada remaja antara lain : pertama, faktor
perkembangan yang berasal dari keluarga dimana anak mulai tumbuh dan
berkembang. Kedua, faktor luar mencakup sekolah yang berperan dalam mencapai
kedewasaannya. Ketiga, masyarakat yang meliputi adat kebiasaan, pergaulan
perkembangan. Faktor – faktor lainnya berupa dorongan seksual, keadaan kesehatan
tubuh, psikis, pengalaman seksual, dan pengetahuan seksual. Faktor – faktor lain
yang mempengaruhi remaja dalam berperilaku seksual adalah perubahan hormonal,
penyebaran informasi melalui media masa penundaan usia perkawinan, tabu dan
larangan dalam pembahasan perilaku seksual, norma – norma di masyarakat, dan
pergaulan bebas remaja laki-laki dan perempuan (Alfiyah, 2018).
10
C. Tinjauan Tentang Pengetahuan dan Sikap
1. Defenisi pengetahuan
Menurut Notoatmodjo S , pengetahuan adalah hasil tahu kepada suatu obyek
yang diperoleh melalui penginderaan. Dengan sebuah pengetahuan memungkinkan
seseorang untuk memecahkan masalah yang dihadapi (Muhdar, 2018).
2. Definisi sikap
Sikap merupakan konsep yang sangat penting dalam komponen sosio-
psikologis, karena merupakan kecenderungan bertindak, dan berpersepsi. Sikap
merupakan kesiapan tatanan saraf (neural setting) sebelum memberikan respons
konkret. Beberapa karekateristik sikap menurut (Notoatmodjo, 2020).
1) Sikap merupakan kecenderungan berpikir, berpersepsi, dan bertindak.
2) Sikap mempunyai daya pendorong (motivasi).
3) Sikap relative lebih menetap, disbanding emosi dan pikiran.
4) Sikap mengandung aspek penilaian atau evaluatif terhadap objek, dan
mempunyai 3 komponen, yakni:
• Komponen kognitif
• Komponen afektif
• Komponen konatif
11
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Teori
Seks Bebas
Remaja
• Defenisi pengetahuan
• Definisi sikap
12
B. Kerangka konsep
Tindakan
Keterangan :
C. Variabel penelitian
1. Variabel bebas
Variabel bebas biasa juga disebut variabel yang mempengaruhi atau variabel
independent. Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel bebas adalah pengetahuan
tentang perilaku seks bebas (meliputi pengertian, cara pencegahan dan dampak) serta
sikap tentang perilaku seks bebas.
2. Variabel terikat
Variabel terikat biasa juga disebut variabel dependent. Dalam penelitian ini, yang
menjadi variabel terikat adalah perilaku seks bebas pada remaja.
13
D. Definisi oprasional
1. Remaja yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu siswa siswi SMA kota Kendari
yang berusia 15 sampai 18 tahun
2. Perilaku tentang seks bebas adalah aktivitas seseorang tentang seks bebas . Kriteria
objektif
a. Baik: jika responden mampu menjawab pernyataan pada kuesioner dengan
benar sebesar ≥ 55 % dari seluruh pernyataan dalam kuesioner.
b. Tidak baik : jika responden mampu menjawab pernyataan pada kuesioner
dengan benar sebesar < 55% dari seluruh pernyataan dalam kuesioner.
3. Pengetahuan tentang pengertian seks bebas pada remaja yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah segala sesuatu yang diketahui responden tentang pengertian seks
bebas, yang dinyatakan dengan kriteria objektif menggunakan pendekatan skala
Gutman dengan batas nilai minimal (0) bila menjawab benar pada pernyataan negatif
dan salah pada pernyataan positif, serta batas nilai maksimal (1) bila menjawab salah
pada pernyataan negatif dan benar pada pernyataan positif.
4. Pengetahuan tentang dampak seks bebas pada remaja yang dimaksud dalam penelitan
ini adalah segala sesuatu yang diketahui responden tentang dampak perilaku seks
bebas yang dinyatakan dengan kriteria objektif menggunakan pendekatan skala
Gutman dengan batas nilai minimal (0) bila menjawab benar pada pernyataan negatif
dan salah pada pernyataan positif, serta batas nilai maksimal (1) bila menjawab salah
pada pernyataan negatif dan benar pada pernyataan positif.
14
b. Cukup : jika responden mampu menjawab pernyataan pada kuesioner dengan
benar sebesar 56 – 74 % dari seluruh pernyataan dalam kuesioner.
5. Pengetahuan tentang cara mencegah seks bebas pada remaja yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah segala sesuatu yang diketahui responden tentang cara
pencegahan seks bebas, yang dinyatakan dengan kriteria objektif menggunakan
pendekatan skala Gutman dengan batas nilai minimal (0) bila menjawab benar pada
pernyataan negatif dan salah pada pernyataan positif, serta batas nilai maksimal (1)
bila menjawab salah pada pernyataan negatif dan benar pada pernyataan positif.
6. Sikap tentang perilaku seks bebas adalah sudut pandang, respond dan keyakinan
remaja terhadap perilaku seks bebas, yang dinyatakan dengan kriteria objektif
menggunakan pendekatan skala Gutman dengan batas nilai minimal (0) bila
menjawab setuju pada pernyataan negatif dan tidak setuju pada pernyataan positif,
serta batas nilai maksimal (1) bila menjawab tidak setuju pada pernyataan negatif dan
setuju pada pernyataan positif.
15
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif.
Pendekatan kualitatif adalah suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Dewi,
2020). Walaupun di dalam kuesioner terdapat pertanyaan terbuka yang perlu diisi secara
tertulis oleh responden, tetapi data yang dihasilkan dari butir kuesioner tersebut
merupakan data nominal, yang selanjutnya data ini akan dilihat frekuensinya (Christianto,
2020). Peneltian merupakan penelitian deskriptif karena data yang diperoleh dari suatu
identifikasi pengetahuan dan perilakutentang seks bebas remaja di kota Kendari.
16
d = Z x [√ (p x q) /n ] x [√ (N-n) / (N-1)]
Keterangan:
d = derajat ketepatan yang diinginkan (tingkat kesalahan), biasanya 0, 05 atau 0, 01.
Z = standar deviasi normal, biasanya 1, 96 pada derajat kemaknaan (Confidence
Level) = 95%.
p = proporsi untuk sifat tertentu yang diperkirakan terjadi pada populasi. Apabila tidak
diketahui proporsi atau sifat tertentu tersebut, maka p = 0, 05.
q = (1 – p)
N = besarnya populasi
n = besarnya sampel
d= Z x [√ (p x q) /n ] x [√ (N-n) / (N-1)]
0,001= 1,96 x [√ (0,05x(1-0,05)] x [√ (29.392-n) / (29.392-1)
0,001/1,96 = 3,94 x 0,25 / n x 29.392-n / 29.391
0,0001 x n 29.391 = 3,84 x 0,25 x ( 29.392 – n )
2,939 n = 0,96 ( 29,392 – n )
2,939n =28,1656 – 0,96 n
2,939+ 0,96n = 28,1656
n = 28,1656 / 3,8991
n = 223
Sehubungan dengan keterbatasan waktu, sehingga tidak mungkin mengambil sampel
dari semua populasi yang ada. Maka dari itu peneliti mengambil sampel yang
dianggap representative. Sehingga besar sampel yang diambil dalam penelitian ini
adalah sebanyak 223 orang dari 29.392 remaja dengan usia rentang 15-19 tahun yang
berada di kota Kendari.
17
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung pada subjek sebagai sumber
informasi yang ingin dicapai. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data primer
adalahremaja usia rentan 15-19 tahun yang berada atau bertempat tinggal di Kota
Kendari.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lainyakni tidak langsung
diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya, atau data sekunder adalah jenis data
yang diperoleh melalui hasil pengelolaan pihak kedua dari hasil penelitian. Sumber
data sekundernya adalah dokumen terkait, dan bahan-bahan pustaka yang relevan
dengan masalah penelitian. Peneliti mengambil data Sekunder Berdasarkan Hasil
Perapihan Umur dari Data Administratif dan SP2020 (September)/The Result of
Smoothing Single Year of Age from Administrative Data and the 2020 Population
Census (September)menunjukkan bahwa jumlah remaja laki-laki rentang usia 15-19
tahun sebanyak 15.095 jiwa dan perempuan berjumlah 14.297 Jiwa, sehingga
total keseluruhan remaja yang rentang usia 15-19 tahun adalah 29.392 Jiwa.
E. Instrumen Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian survei dilakukan secara daring berupa
pembagian kuesioner online menggunakan Google Form, dengan cara mengisi jawaban
pertanyaan yang sudah disediakan. Dengan tahapanan mengirimkan sebuah link atau
tautan melalui aplikasi Whatsapp Group, dimana tautan tersebut akan terarah menuju
Google Form sebagai aplikasi untuk pengisian kuesionernya. melalui instrumen yang
dibagikan secara online kepada setiap responden. Secara umum instrumen penelitian
pertanyaan terbuka tentang Pengetahuan dan sikap tentang seks bebas pada remaja
dikota kendari tahun 2021.
18
dilakukan untuk mematuhi protokol kesehatan pada masa pandemi Covid-19 agar
menghindari penularan dan penyebaran penyakit.
Pada kuesioner terdapat bagian persetujuan, sehingga hanya responden yang
menyetujui informed consent yang mengisi kuesioner. tautan kuesioner dikirimkan
melalui media sosial seperti WhatsApp. Responden juga didorong untuk membagikan
tautan ke orang lain sebanyak mungkin, dengan demikian, tautan disebarkan ke orang
lain dengan ketentuan yang diberikan penelitian secara meluas.
19
DAFTAR PUSTAKA
Alfiyah, N., Dkk. 2018. Gambaran Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Seksual
Pranikah Pada Remaja Di SMPN 1 Solokanjeruk Kabupaten Bandung. Jurnal Pendidikan
Keperawatan Indonesia. 4 (2), 131-139.
Purnama, L. C. (2020). Gambaran Perilaku Seksual Pada Remaja. Holistik Jurnal Kesehatan,
Vol. 14 No. 2.
Rahadi, D.S., Dan Sofwan, I. 2017. Perilaku Seks Bebas Pada Anggota Club Motor X Kota
Semarang Tahun 2017. Journal Of Health. 2 (2), 115-121.
20
APPROACH) (1st Ed.). Deepublish.
Sari, I. R. (2017). Gamabaran Perilaku Seksual Pranikah Pada Mahasiswa Kerawatan Jurusan
Kesehatan Politeknik Negri Nusa Utara. Journal Ilmiah Sesebanua, Vol. 1 No. 2.
Tazeh, & Arikunto, A. (2019). Metode Penelitian. 22–34.
Wati, Y.S. 2017. Faktor Perilaku Seks Bebas Pada Remaja. Jurmal Photon. 8 (1), 79-90.
Yarza, H.N., Dan Eka. K. 2019. Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja Dalam Mencegah
Penyimpangan Seksual. Sarwahita: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. 16 (1), 75-79.
KUISIONER PENELITIAN
21
GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG SEKS BEBAS PADA REMAJA
DI KOTA KENDARI TAHUN 2021
Nama :
Jenis kelamin :
Umur :
Tingkat pendidikan saat ini :
Alamat :
22
B. Pengetahuan Tentang Dampak Perilaku Seks Bebas
Jawaban
No Pertanyaan
Benar Salah
23
14 Teman sebaya adalah segalanya untuk
remaja sehingga tidak boleh menolak bila
mereka mengajaknya
15 Internet adalah media informasi yang paling
banyak oleh masyarakat pada saat ini. Salah
satunya mengandung pornografi.
24
yang sangat saya cintai
24 Remaja yang melakukan seks bebas berarti
merusak masa depannya sendiri
25 Menjaga keperjakaan/keperawanan sampai
saatnya menikah merupakan hal penting
bagi saya
25