Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN HASIL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

PENGABDIAN MASYARAKAT PENYULUHAN BAHAYA SEX BEBAS


PADA REMAJA DI SMK YADITAMA SIDOMULYO
LAMPUNG SELATAN

OLEH:

Ketua : Adhesty Novita Xanda, SST, M.Kes (NIDN: 0217019101)


1. Yuni Artika
2. Friski

AKADEMI KEBIDANAN NADIRA


BANDAR LAMPUNG
2016

i
ii
iii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh


Puji Syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkah, rahmat dan
lindungan-Nya, penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian dan pengabdian
masyarakat yang berjudul “Penyuluhan Bahaya Seks Pada Remaja di SMK Yaditama
Sidomulyo Lampung Selatan” bagi dosen Akademi Kebidanan Nadira Bandar Lampung
tanpa halangan suatu apapun.
Proposal ini dibuat sebagai salah satu bentuk pengabdian masyarakat oleh dosen
Kebidanan Nadira Bandar Lampung khusunya di bidang Penelitian. Proposal pengabdian
masyarakat ini sebagai bentuk integrasi nilai-nilai evidence based di bidang penelitian dan
pengabdian masyarakat sehingga dapat diterapkan dalam Asuhan kebidanan.
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Adhesty Novita Xanda, selaku Direktur Akademi Kebidanan Nadira Bandar Lampung.
2. Nesia Catur Hutami, SST, M.Kes., selaku ketua LPPM yang telah memberikan arahan
dan bimbingan dan arahan kepada kami untuk hingga terselesainya penelitian ini.
3. Seluruh staff dan mahasiswa Akademi Kebidanan Nadira Bandar Lampung yang telah
menyediakan tempat dan memfasilitasi jalannya penelitian.
4. Kapala sekolah SMK Yaditama yang telah memfasilitasi tempat dan sarana prasarana
selama kegiatan ini berlagsung.
5. Teman-teman dosen Akademi kebidanan Nadira Bandar Lampung yang senantiasa
mendukung dan memberi semangat sampai penelitian ini selesai.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan proposal penelitian
dan pengabdian ini, oleh karena itu masukan dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan untuk perbaikan laporan penelitian ini selanjutnya
Wassalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

Bandar Lampung, 14 Agustus 2016


Peneliti

Adhesty Novita Xanda, SST, M.Kes


(NIDN: 021701901 )

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .................................................................................. i


LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ ii
RINGKASAN KEGIATAN ........................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................. v

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 2
C. Tujuan Kegiatan..................................................................................... 3
D. Manfaat Kegiatan .................................................................................. 4
E. Sasaran .................................................................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Definisi Kesehatan Reproduksi ............................................................ 5
B. Ruang Lingkup Kesehatan Reproduksi ................................................ 6
C. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap Kesehatan Reproduksi ....... 7
D. Seks Bebas ............................................................................................ 8
E. Dampak Hubungan Seksual Pranikah Bagi Remaja............................. 9
F. Dampak Hubungan Seksual Pranikah Bagi Keluarga ......................... 9
G. Dampak Hubungan Seksual Pranikah Bagi Keluarga ......................... 9
H. Isu-isu yang berkaitan dengan remaja .................................................. 10
I. Dampak Perilaku Seksual Bagi Remaja ............................................... 10
J. Penyakit Menular Seksual Bagi Remaja ............................................... 12

BAB III METODE PENELITIAN


A. Kerangka Pemecahan Masalah ............................................................. 17
B. Metode Kegiatan .................................................................................. 17
C. Monitoring dan Evaluasi ....................................................................... 17
D. Jadwal Pelaksanaan .............................................................................. 17
E. Rencana Anggaran ................................................................................ 18

v
BAB IV HASIL DAN KEGIATAN
A. Hasil Identifikasi Masalah ..................................................................
B. Pembahasan ........................................................................................ 19
C. Pelaksanaan ........................................................................................ 19
D. Susunan Kegiatan ............................................................................... 21
E. Hasil Monitoring dan Evalusi ............................................................. 22
23
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ............................................................................................. 24
B. Saran ................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vi
RINGKASAN KEGIATAN
Masa remaja merupakan masa transisi yang merupakan proses perubahan dari anak-
anak menuju dewasa. Pada masa ini jiwa mereka masih penuh dengan gejolak sehingga tidak
jarang dari mereka yang melakukan perilaku menyimpang, bahkan menjurus ke seks bebas,
tindak kriminal dan penyalahgunaan obat-obatan (Prasetyono, 2013).

Menurut WHO (2011), jumlah remaja di dunia saat ini mencapai ± 1,2 milyar. Hasil
penelitian pada 1038 remaja berumur 13-17 tahun tentang hubungan seksual menunjukkan
16% remaja menyatakan setuju dengan hubungan seksual, 43% menyatakan tidak setuju
dengan hubungan seksual, dan 41% menyatakan boleh-boleh saja melakukan hubungan
seksual (Rusdianti, 2012).

Jones (2005), mengatakan dalam 20 tahun terakhir terdapat peningkatan jumlah


remaja putri yang berhubungan seks pranikah di Inggris, Amerika Serikat, Kanada dan
Australia. Sekitar 17% remaja putri berhubungan seks pranikah sebelum usia 16 tahun dan
ketika usia 19 tahun, tiga perempat remaja putri satu kali melakukan seks pranikah (Jones,
2005).

Perilaku seksual pranikah pada remaja usia 15-24 tahun terus meningkat setiap tahun.
Data SDKI 2012 menyebutkan terjadi peningkatan hubungan seks pra nikah pada remaja dari
tahun 2002 ke 2007. Survei SDKI 2012 tentang Kesehatan Reproduksi Remaja ini dilakukan
terhadap remaja perempuan dan laki-laki yang belum menikah didapatkan hasil 8,3 persen
remaja laki-laki dan 1 persen remaja perempuan melakukan hubungan seks pranikah.
Sebanyak 2,7% remaja melakukan hubungan seks pranikah di usia 15-19 tahun.

Peningkatan pengetahuan merupakan aspek yang mendasar untuk melakukan sikap


dan perilaku positif mengenai sesuatu hal. Menurut Notoadmodjo (2003). Pengetahuan
merupakan dasar pembentukan sikap dan perilaku atau tindakan seseorang. Kegiatan ini
rencana akan dilaksanakan pada tanggal 15 September 2016 bertempat di SMK Yaditama
dengan metode yang digunakan adalah penyuluhan dengan diskusi dan tanya jawab.

7
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Masa remaja merupakan masa transisi yang merupakan proses perubahan dari
anak-anak menuju dewasa. Pada masa ini jiwa mereka masih penuh dengan
gejolak sehingga tidak jarang dari mereka yang melakukan perilaku menyimpang,
bahkan menjurus ke seks bebas, tindak kriminal dan penyalahgunaan obat-obatan
(Prasetyono, 2013). Pinem (2009) mengatakan bahwa masa remaja merupakan
masa transisi yang unik ditandai dengan berbagai perubahan fisik, emosi, serta
psikis.
Menurut WHO (2011), jumlah remaja di dunia saat ini mencapai ± 1,2 milyar.
Hasil penelitian pada 1038 remaja berumur 13-17 tahun tentang hubungan seksual
menunjukkan 16% remaja menyatakan setuju dengan hubungan seksual, 43%
menyatakan tidak setuju dengan hubungan seksual, dan 41% menyatakan boleh-
boleh saja melakukan hubungan seksual (Rusdianti, 2012).
Jones (2005), mengatakan dalam 20 tahun terakhir terdapat peningkatan
jumlah remaja putri yang berhubungan seks pranikah di Inggris, Amerika Serikat,
Kanada dan Australia. Sekitar 17% remaja putri berhubungan seks pranikah
sebelum usia 16 tahun dan ketika usia 19 tahun, tiga perempat remaja putri satu
kali melakukan seks pranikah (Jones, 2005)
Perilaku seksual pranikah pada remaja usia 15-24 tahun terus meningkat setiap
tahun. Data SDKI 2012 menyebutkan terjadi peningkatan hubungan seks pra
nikah pada remaja dari tahun 2002 ke 2007. Survei SDKI 2012 tentang Kesehatan
Reproduksi Remaja ini dilakukan terhadap remaja perempuan dan laki-laki yang
belum menikah didapatkan hasil 8,3 persen remaja laki-laki dan 1 persen remaja
perempuan melakukan hubungan seks pranikah. Sebanyak 2,7% remaja
melakukan hubungan seks pranikah di usia 15-19 tahun, 80% yang lain
mengatakan pernah berpegangan tangan, 48,2 persen remaja laki-laki dan 29,4
persen remaja perempuan pernah berciuman, serta 29,5 persen remaja laki-laki
dan 6,2 persen remaja perempuan pernah saling merangsang. Perilaku berpacaran
sampai dengan tahap bersiuman berpotensi menyebabkan perilaku yang mengarah
pada seks pranikah (SDKI, 2012).

8
Sebuah survey yang dilakukan di empat provinsi (Jawa Barat, Jawa Tengah,
Jawa Timur, dan Lampung) didapatkan 46,2% remaja masih menganggap bahwa
perempuan tidak akan hamil hanya dengan sekali melakukan hubungan seks,
persepsi ini diyakini oleh sebagian remaja laki-laki (49,7%), dibandingkan remaja
putri (42,3%). Dari survey yang sama juga didapatkan bahwa hanya 19,2% remaja
menyadari peningkatan risiko untuk tertular PMS bila memiliki pasangan seksual
lebih dari satu, 51% mengira bahwa mereka akan berisiko tertular HIV hanya bila
berhubungan seks dengan pekerja seks komersial (Larasati, 2012).
Pengetahuan remaja umur 15-24 tahun tentang kesehatan reproduksi masih
rendah. Hal ini dibuktikan pada survey yang dilakukan oleh SDKI (2012) yang
menyatakan bahwa sebanyak 21% remaja perempuan tidak mengetahui sama
sekali perubahan yang terjadi pada remaja laki-laki saat pubertas, begitu pula
dengan perubahan masa subur yang dapat menyebabkan kehamilan, hanya 9%
wanita dan 32% pria yang memiliki jawaban benar saat diberikan kuesioner.
Kurangnya informasi dan sosialisasi pada remaja menyebabkan redahnya
pengetahuan remaja mengenai seks bebas yang berpotensi pada sikap dan perilaku
menyimpang pada pergaulan dan seks bebas. Berdasarkan data BKKBN (2012)
menunjukkan bahwa informasi mengenai seks bebas dan dampaknya diperoleh
mereka dari media informasi, tenaga kesehatan, media internet, dan lain-lain
sebanyak 12,9%, informasi mengenai penularan penyakit seksual sebesar 40,8%,
nformasi tentang kondom sebesar 29,6%, pencegahan kehamilan sebesar 23,4%,
dan Infeksi menular Seksual (IMS) sebesar 18,4%.
BKKBN (2010) di Provinsi Sulawesi Utara khususnya kota Manado, remaja
yang melaporkan hamil diluar nikah atau kehamilan yang tidak diinginkan (KTD)
tahun 2007 hanya sebanyak 55 orang. Setahun kemudian melonjak hingga 254
orang atau naik 36% dan tahun 2009 naik lagi menjadi 571 orang atau 78%. Hal
ini disebabkan karena meningkatnya rasa penasaran remaja tentang hubungan
seksual, pergaulan bebas, keluarga yang tidak harmonis, masalah ekonomi dan
peningkatan penjualan video porno maupun akses internet yang semakin meluas.
Sikap seksual pranikah remaja dapat dipengaruhi oleh banyak hal, selain dari
faktor pengetahuan juga dipengaruhi oleh faktor kebudayaan, media masa,
pengalaman pribadi, lembaga pendidikan, lembaga agama dan emosi dari dalam
diri individu (Azwar, 2009). Pernyataan yang sama juga dikemukakan oleh

9
Purnawan dalam Yuliadi (2010), ada beberapa faktor yang mendorong remaja
melakukan seks bebas yaitu darifaktor internal dan eksternal. Faktor internal
diantaranya adalah tingkat perkembangan seksual, pengetahuan mengenai
kesehatan reproduksidan motivasi. Sedangkan faktor eksternal adalah keluarga,
pergaulan dan media massa dan lingkungan.
Peningkatan pengetahuan merupakan aspek yang mendasar untuk melakukan
sikap dan perilaku positif mengenai sesuatu hal. Menurut Notoadmodjo (2003)
pengetahuan diperoleh seseorang dari penginderaan manusia yaitu penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan merupakan dasar
pembentukan sikap dan perilaku atau tindakan seseorang.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut sehingga rumusan masalah dalam kegiatan
pengabdian ini adalah rendahnya pengetahuan remaja mengenai bahaya seks
bebas di SMK Yaditama Sidomulyo Lampung Selatan.

C. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan remaja mengenai
bahaya seks bebas dan resikonya bagi remaja.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan remaja dapat :
a. Meningkatkan pengetahuan remaja mengenai kesehatan reproduksi remaja
b. Meningkatkan pengetahuan remaja mengenai dampak dan resiko
melakukan pergaulan bebas
c. Menumbuhkan sikap positif mengenai pendidikan kesehatan reproduksi
remaja

D. Manfaat Kegiatan
1. Meningkatnya pengetahuan remaja mengenai kesehatan reproduksi remaja
2. Meningkatnya pengetahuan remaja mengenai bahaya seks bebas, dampak
dan resiko.
3. Meningkatnya sikap positif remaja terhadap kesehatan reproduksi yang sehat.
10
E. Sasaran
Remaja usia sekolah yang berada di SMK Yaditama Sidomulyo Lampung Selatan.

11
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi Kesehatan Reroduksi


Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 memberikan batasan: kesehatan
adalah keadaan sejahtera badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang
hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Batasan yang diangkat dari batasan
kesehatan menurut Organisasi Kesahatan Dunia ( WHO ) yang paling baru ini,
memang lebih luas dan dinamis dibandingkan dengan batasan sebelumnya yang
mengatakan, bahwa kesehatan adalah keadaan sempurna, baik fisik, mental, maupun
sosial, dan tidak hanya bebas dari penyakit dan cacat. Pada batasan yang terdahulu,
kesehataan itu hanya mencakup tiga aspek, yakni : fisik, mental, dan sosial, tetapi
menurut Undang-Undang No. 23/1992, kesehatan itu mencakup 4 aspek yakni fisik
(badan), mental (jiwa), sosial, dan ekonomi. Hal ini berarti kesehatan seseorang tidak
hanya diukur dari aspek fisik, mental, dan sosial saja, tetapi juga diukur dari
produktivitasnya dalam arti mempunyai pekerjaan atau menghasilkan secara ekonomi.
B. Ruang Lingkup Kesehatan Reproduksi Remaja
Secara luas, ruang lingkup kesehatan produksi yang tercantun dalam Kebijakan
dan Strategi Nasional Kesehatan Reproduksi di Indonesia (2005) meliputi:
1. Kesehatan ibu dan bayi baru lahir
2. Keluarga berencana
3. Pencegahan dan penanggulangan Infeksi Saluran Reproduksi (ISR) termasuk
4. IMS-HIV/AIDS
5. Pencegahan dan penanggulangan komplikasi aborsi Kesehatan reproduksi
remaja
6. Pencegahan dan penanganan infertilitas
7. Penanggulangan masalah kesehatan reproduksi pada usia lanjut seperti
kanker,osteoporosis, dementia dan lain-lain.

C. Faktor-faktor yang berpengaruh buruk terhadap kesehatan reproduksi pada


Remaja
1. Masalah gizi meliputi antara lain:
a) Anemia dan kurang energy kronis (KEK)

12
b) Pertumbuhan yang terhambat pada remaja perempuan dapat mengakibatkan
panggul sempit dan risiko untuk melahirkan bayi berat lahir rendah kemudian
hari.
2. Masalah pendidikan meliputi antara lain:
a) Buta huruf, menyebabkan remaja tidak mempunyai akses terhadap informasi
yang dibutuhkannya dan kemungkinan tidak/kurang mampu mengambil
keputusan yang terbaik untuk kesehatan dirinya.
b) Pendidikan rendah sehingga remaja kurang mampu memenuhi kebutuhan fisik
dasar setelah berkeluarga. Akibatnya akan berpengaruh buruk terhadap
kesehatan dirinya sendiri dan keluarga.
3. Masalah lingkungan dan pekerjaan antara lain:
a) Lingkungan dan suasana kerja remaja yang buruk dapat mengganggu
kesehatan remaja
b) Lingkungan social yang kurang/tidak sehat dapat menghambat, bahkan
mengganggu kesehatan fisik, mental dan emosional remaja.
4. Masalah perkawinan dan kehamilan dini antara lain:
a) Ketidakmatangan secara fisik dan mental
b) Risiko komplikasi dan kematian ibu dan bayi lebih besar
c) Risiko untuk melakukan aborsi yang tidak aman
d) Kemungkinan kehilangan kesempatan kerja untuk pengembangan diri remaja
5. Masalah seks dan seksualitas antara lain:
a) Kehamilan remaja
b) Pengetahuan yang tidak lengkap dan tidak tepat tentang masalah seksualitas
c) Kurangnya bimbingan untuk bersikap positif dalam hal yang berkaitan dengan
seksualitas.
d) Penyalahgunaan seksual
e) Kehamilan diluar nikah
f) Penyalahgunaan dan ketergantungan napza, yang dapat menyebabkan penularan
HIV/AIDS melalui jarum suntik dan melalui hubungan seks bebas, (Pinem,
2009)

13
D. Seks Bebas
Seks Bebas adalah hubungan seksual yang dilakukan oleh laki –laki dan
wanita tanpa adanya ikatan pernikahan (Sundari, 2008). Menurut Wijayanto dalam
Alfiyatun (2005), fenomena pergaulan bebas, khususnya yang berkaitan dengan
istilah premarrietal intercouse (hubungan seks pranikah) pada lazimnya
merupakansesuatu yang sudah sangat lazim, terjadi ditengah-tengah konstruksi
masyarakat Indonesia.
Menurut Dian dalam Rauf (2008), di Jakarta dari tahun ke tahun data remaja
yang melakukan hubungan seks bebas semakin meningkat. Dari sekitar 5% pada
tahun 1980-an, menjadi 20% pada tahun 2000. Kisaran angka tersebut dikumpulkan
dari berbagai penelitian di beberapa kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Surabaya,
Palu dan Banjarmasin. Bahkan di pulau Palu, Sulawesi Tenggara, pada tahun 2000
lalu tercatat remaja yang pernah melakukan hubungan seks pranikah mencapai 29,9
%.

E. Dampak Hubungan Seksual Pra nikah bagi Remaja


1) Gangguan kesehatan reproduksi akibat infeksi penyakit menular seksual termasuk
HIV/AIDS
2) Meningkatkan risiko terhadap penyakit menular seksual (PMS) seperti gonoroe,
sifilis, herpes genital
3) Kehamilan yang tidak diinginkan
4) Aborsi (pengguguran) yang tidak aman, infeksi organ reproduksi akibat aborsi
yang tidak aman, kemandulan dan kematian akibat perdarahan dan keracunan
hamil
5) Trauma kejiwaan (rendah diri, depresi, rasa berdosa, hilang harapan masa depan,
remaja perempuan tidak perawan dan remaja laki-laki tidak perjaka).
6) Hilangnya kesempatan untuk melanjutkan pendidikan dan kesempatan kerja
terutama bagi remaja perempuan.
7) Melahirkan bayi yang kurang atau tidak sehat

F. Dampak Hubungan Seksual Pra nikah bagi Keluarga


1) Menimbulkan aib keluarga

14
2) Bertambahnya beban ekonomi keluarga karena harus memberi nafkah bayi yang
dikandung karena hubungan seks pra nikah.
3) Pengaruh buruk bagi kejiwaan anak yang dilahirkan (ejekan masyarkat
disekitarnya)

G. Dampak Hubungan Seksual Pra nikah bagi Keluarga


1) Menurunnya kualitas masyarakat akibat remaja putus sekolah
2) meningkatnya angka kematian ibu dan bayi
3) Rendahnya angka kesehatan reproduksi bagi remaja perempuan dan remaja laki-
laki
4) Meningkatnya beban ekonomi yang berdampak pada rendahnya kesejahteraan
masyarakat

H. Isu-isu yang berkaitan dengan Remaja


1) Membahas seksualitas merupakan hal yang tabu bagi masyarakat
2) Remaja lebih terbuka membahas perilaku seksual dengan teman sebaya
dibandingkan dengan keluarga atau orang tua
3) Meningkatnya IT atau media masa yang memberikan informasi negatif mengenai
perilau seks pranikah.
4) Informasi yang vulgar yang diterima dan tersedia pada media cetak, dan elektronik
yang bersifat tidak mendidik.

I. Informasi mengenai dampak perilaku seksual pranikah yang perlu diketahui oleh
remaja
1) (69,3%) wanita melakukan pernikahan di usia dini dibawah usia 18.
2) Perubahan emosi dan hormonal, pubertas, fisik remaja membawa konsekuensi
terhadap kesehatan reproduksi remaja. Perubahan fisik dan hormonal dapat
mendorong remaja rentan terhadap penyakit dan masalah kesehatan reproduksi
seperti kehamilan remaja dengan segala konsekuensinya seperti hubungan seks
pranikah yang berpeluang besar untuk terjadinya aborsi tidak aman, PMS,
HIV/AIDS dan penggunaan naskotika.
3) Hasil penelitian laboratorium Obstetri Ginekologi UGM menunjukkan bahwa
kehamilan remaja bersiko tinggi untuk terjadinya berat bayi lahir rendah (BBLR).

15
Ibu yang hamil pada masa remaja beresiko mengalami kejadian BBLR 4 kali lebih
besar dibandingkan dengan kehamilan pada usia reproduksi sehat.
4) Perilaku seksual yang mencemaskan, hasil survei kesehatan republik Indonesia
(SKRI) menunjukkan sebagian besar remaja lelaki menerima hubungan seksual di
luar pernikahan.
5) Pelayanan KB untuk remaja masih menjadi kendala sehingga remaja yang
melakukan hubungan seksual di luar pernikahan berpotensi untuk mengalami atau
tertular penyakit seksual seperti HIV/AIDS, Gonorea, sifilis, hepatitis dan infeksi
menular seksual lainnya. di Indonesia belum ada kebijakan pemerintah yang
mengatur akses pelayanan KB pada remaja.
6) Adanya remaja yang hamil karena perkosaan atau remaja yang mengalami
kekerasan seksual. Pada umumnya korban perkosaan akan mengalami dampak
jangka pendek dan jangka panjang. Dampak jangka pendek biasanya dialami sesaat
hingga beberapa hari setelah kejadian. Dari segi fisik dapat terjadi gangguan pada
organ reproduksi seperti infeksi, kerusakan selaput dara, serta luka pada bagian
tubuh yang lain akibat perlawanan atau penganiayaan.
7) Remaja rentan terhadap penyakit menular seksual dan HIV/AIDS: Infeksi menular
seksual (IMS)/infeksi saluran reproduksi (ISR) menjadi masalah kesehatan
masyarakat di dunia, termasuk di Indonesia. Terjadinya infeksi pada sistem
reproduksi sangat mempengaruhi kesehatan dan kesuburan perempuan dan hal ini
tentu sangat merugikan perempuan. Infeksi saluran reproduksi, dapat terjadi
melalui persalinan atau pengguguran yang tidak memenuhi syarat kesehatan, tetapi
dapat juga disebabkan oleh penyakit menular seksual (PMS) akibat seksual pra
nikah. Penyakit-penyakit PMS ini tidak membawa kematian tetapi risiko
penularan, bahaya bagi ibu hamil dan akibat penularannya pada bayi yang
dikandungnya, maka sebaiknya mulai diberikan perhatian untuk usaha penyebaran
tentang PMS, apalagi jika dikaitkan dengan masalah kesehatan reproduksi.
8) Perilaku hubungan seksual di luar pernikahan berpotensi terhadap penggunaan
NAPZA.
9) Penggunaaan NAPZA akan melumpuhkan kesehatan fisik dan non fisik terutama
kesehatan mental.

16
J. Penyakit Menular Akibat Perilaku Seksual di Luar Pranikah
1. Trikomoniasis
Penyebab : trichomoniasis
Penularan: melalui hubungan seksual
Gejala dan tanda:
1) Cairan vagina encer, berwarna kuning kehijauan, berbusa dan berbau busuk
2) Vulva agak bengkak, kemerahan, gatal, berbusa dan terasa tidak nyaman
Komplikasi yang mungkin terjadi
1) Kulit sekitar vulva lecet
2) Pada kehamilan mungkin berhubungan dengan kelahiran premature
3) Memudahkan penularan HIV/AIDS
2. Vaginosis bacterial (BV)
Penyebab: kumpulan gejala dari beberapa jenis bakteri vagina
Penularan: tidak selalu melalui hubungan seksual
Gejala dan tanda:
1) Cairan vagina berwarna keabu-abuan dan berbau amis
2) Kadang-kadang vulva gatal
Komplikasi yang mungkin terjadi:
1) Pada kehamilan mungkin berhubungan dengan kelahiran bayi premature
2) Meningkatkan kemungkinan infeksi tuba
3. Kandidiasis vulvovaginitis
Penyebab:candida albicans: sejenis jamur
Penularan: tidak selalu melalui hubungan seksual

Gejala dan tanda:


1) Cairan vagina kental berwarna putih seperti susu basi
2) Kemaluan gatal, vulva merah dan bengkak
3) Komplikasi yang mungkin terjadi
4) Kulit seputar vulva lecet
5) Memudahkan penularan infeksi HIV
4. Gonorrhoe
Penyebab: neisseria gonorrhoe

17
Penularan: melalui hubungan seksual
Gejala dan tanda
1) Cairan vagina kental dan berwarna kekuningan
2) Rasa nyeri di rongga panggul
Komplikasi yang mungkin terjadi
1) Penyakit radang panggul (PRP)
2) Kemungkinan menjadi mandul
3) Infeksi mata pada bayi baru lahir yang dapat menyebabkan kebutaan
4) Memudahkan penularan infeksi HIV/AIDS
5. Klamidia
Penyebab: chlamdya trachomatis, bakteri
Penularan: melalui hubungan seksual
Gejala dan tanda: kebanyakan tanpa gejala atau terdapat
1) Cairan vagina encer dan berwarna putih kekuningan
2) Rasa nyeri di rongga panggul
3) Perdarahan setelah hubungan seksual
Komplikasi yang mungkin terjadi
1) Penyakit radang panggul
2) Kemungkinan menjadi mandul
3) Kehamilan ektopik
4) Rasa sakit kronis di rongga panggul
5) Infeksi mata berat dan atau radang paru-paru pada bayi baru lahir
6) Memudahkan penularan infeksi HIV/AIDS
6. Sifillis
Penyebab: treponema palladium: spirochaeta
Penularan: melalui hubungan seksual
Gejala dan tanda: infeksi kronik dan sistemik dengan tiga tahap gejala, yaitu;
1) Primer: luka pada kemaluan tanpa rasa nyeri, biasanya tunggal
2) Sekunder: bintil/bercak merah ditubuh, masa laten tanpa gejala klinis yang jelas
3) Tersier: kelainan saraf, jantung, pembuluh darah dan kulit
Komplikasi yang mungkin terjadi
1) Jika tidak diobati dapat menyebabkan kerusakan berat pada otak dan jantung

18
2) Selama masa kehamilan dapat ditularkan pada janin dalam kandungan dan dapat
menyebabkan keguguran dan atau lahir cacat.
3) Memudahkan penularan HIV/AIDS
7. Ulkus mole/chancoroid
Penyebab: haemophilus ducreyl, bakteri
Penularan: melalui hubungan seksual
Gejala dan tanda:
1) Luka lebih dari satu minggu (multiple) yang sangat nyeri; tanda radang jelas
2) Benjolan di lipat paha sangat sakit dan mudah pecah
Komplikasi yang mungkin terjadi
3) Luka infeksi mengakibatkan jaringan disekitarnya mati
4) Jika terpapar, luka memudahkan penulara infeksi HIV/AIDS
8. Herpes genital
Penyebab:virus herpes simplex
Penularan: melalui hubungan seksual
Gejala dan tanda:
1) Bintil-bintil berair (berkelompok) yang sangat nyeri pada kemaluan
2) Kemudian pecah dan meninggalkan luka yang kering mengerak, lalu hilang
sendiri.
3) Infeksi tahap awal, bintil-bintil berair (berkelompok) yang sangat nyeri pada
kemaluan
4) Kemudian pecah dan meninggalkan luka yang kering mengerak, lalu hilang
sendiri.
5) Gejala kambuh lagi seperti di atas tetapi tidak senyeri pada tahap awal, bila ada
faktor pencetus (stress, haid, makanan/minuman beralkohol, hubungan seks
berlebihan).
Komplikasi jyang mungkin terjadi
1) Rasa nyeri berasal dari saraf
2) Dapat ditularkan ke pada bayi pada waktu lahir bila bintik-bintik berair masih
aktif
3) Dapat menimbulkan infeksi berat sistemik pada bayi dan menyebabkan
kematian (pada janin menyebabkan abortus)
4) Memudahkan penularan infeksi HIV

19
9. Genital Warts (HPV)/Kondiloma akuminata
Penyebab: human papiloma virus
Penularan : melalui hubungan seksual
Gejala dan tanda:
1) Satu atau beberapa tonjolan seperti kutil sekitar daerah kemaluan
Komplikasi yang mungkin terjadi
1) Lesi (kulit) dapat membesar dan tumbuh bersama.
2) Beberapa jenis HPV mungkin berhubungan dengan kanker mulut rahim
10. AIDS
Penyebab:Human Immunodeficiency virus
Penularan: melalui hubungan seksual juga melalui darah (transfuse jarum suntik
dsb) dan penularan kepada janin yang dikandung

Gejala dan tanda


1) Setelah infeksi dapat mengalami gejala flu selama 2 minggu, kemudian sembuh
dan tidak ada gejala selama 5-10 tahun, diikuti dengan gejala ringan seperti:
demam, keringat, diare berterusan, kelelahan, batuk kronis, penurunan berat badan
yang berkelanjutan menjadi: gabungan gejala/penyakit saraf, infeksi bakteri, virus,
jamur dan parasit.
2) Komplikasi yang mungkin terjadi
a) Bila hamil, HIV dapat menular kepada janin dalam kandungan
b) Tahap akhir infeksi HIV/AIDS menyebabkan sakit berat dan kematian.

20
BAB III
METODOLOGI PENYELESAIAN MASALAH

A. Kerangka Pemecahan Masalah

Meningkatnya
Rendahnya pengetahuan
pegetahuan siswa mengenai
remaja mengenai kesehatan
kesehatan Peningkatan reproduksi
reproduksi pengetahuan
remaja terhadap
kesehatan
reproduksi dan Meningkatnya
Kurangnya bahaya seks sikap positif
informasi dan bebas terhadap
pengetahuan
kesehatan
remaja mengenai
reproduksi
bahaya seks
bebas

B. Metode Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 15 September bertempat di SMK Yaditama
Sidomulyo Lampung Selatan.. Metode yang digunakan berupa penyuluhan, diskusi,
tanya jawab dan demonstrasi. Media yang digunakan berupa poster dan leaflet.

C. Monitoring dan Evaluasi


1. Monitoring dilakukan dengan observasi langsung pada saat penyuluhan dengan
melihat interaksi antara peserta dengan pemateri saat penyuluhan.
2. Evaluasi dilakukan dengan menilai peningkatan pengetahuan melalui evaluasi pre
test dan post test terkait materi

D. Jadwal Pelaksanaan
No Kegiatan Agustus September Oktober
M2 M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4
1 Persiapan
2 Pelaksanaan

21
3 Pelaporan

E. Rencana Anggaran
No Kegiatan Kebutuhan Anggaran
1 Pembukaan Konsumsi 40 x 10.000 Rp. 400.000
2 Pembuatan Leaflet, 40 x @Rp. 5.000 Rp. 200.000
Bannner dan poster
3 Pembuatan spanduk 1 x @100.000 Rp. 100.000
4. Fotocopy materi 40 x @ 5.000 Rp. 200.000
5. Penyewaan Audio, Rp. 50.000
proyektor, dll
6. ATK Rp. 100.000
7. Transport @ 100.000 Rp. 100.000
8. Pembuatan Laporan 2 x @ 50.000 Rp. 100.000
9. Souvenir @ 50.000 Rp. 50.000
Total Rp. 1.250.000

22
DOKUMENTASI

23

Anda mungkin juga menyukai