Kehidupan Berkeluarga
bagi Remaja
Ditinjau dari aspek 8 Fungsi Keluarga,
Kesehatan, Ekonomi, Psikologi,
Pendidikan, Agama & Sosial
Penyiapan Kehidupan
Berkeluarga bagi Remaja
Ditinjau dari aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi,
Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial
i
Penyiapan Kehidupan
Berkeluarga bagi Remaja
Editor :
Drs. M. Masri Muadz, MSc.
Drs. Syaefuddin, MBA
Tim Penulis :
Drs. M. Masri Muadz, MSc.
Drs. Syaefuddin, MBA
Drs. Indrawarman, M.Sc, MM
Drs. Edy Muin, M.Si
Alifah Nuranti, S.Psi, MPH
Farida Ekasari, S.IP, MKM
dr. Ratnasari Widyastuti
Witri Windrawati, SE
Dra. Budiarti Utomo
dr. Umi Salamah
ii
KATA PENGANTAR
i
Disadari bahwa Buku yang baru pertama kali ditulis dan diterbitkan
ini diarahkan dengan sasaran pembaca para remaja, juga orang
tua dan orang-orang yang berkepentingan, masih belum sempurna
seperti yang diharapkan. Untuk itu kami mengharapkan masukan,
kritik dan saran yang membangun bagi penyempurnaan Buku ini
selanjutnya, sehingga dapat disesuaikan dengan perkembangan
program dan dinamika kehidupan remaja saat ini dan yang akan
datang.
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB III ELEMEN-ELEMEN PENYIAPAN KEHIDUPAN
BERKELUARGA BAGI REMAJA ........................ 29
A. Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Dari Segi Delapan
Fungsi Keluarga............................................................. 29
B. Pendewasaan Usia Perkawinan dan Perencanaan
Keluarga…..................................................................... 47
C. Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Dari Segi
Kesehatan ……….......................................................... 73
D. Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Dari Segi Ekonomi 107
E. Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Dari Segi Psikologi 131
F. Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Dari Segi
Pendidikan ……............................................................. 169
G. Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Dari Segi Agama ... 175
H. Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Dari Segi Sosial .... 205
iv
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
BAB I
PENDAHULUAN
Pada tahun 2007 jumlah remaja umur 10-24 tahun sangat besar
terdapat sekitar 64 juta atau 28,6% dari jumlah Penduduk Indonesia
sebanyak 222 juta (Proyeksi Penduduk Indonesia tahun 2000-2025,
BPS, Bappenas, UNFPA, 2005). Disamping jumlahnya yang besar,
remaja juga mempunyai permasalahan yang sangat kompleks seiring
dengan masa transisi yang dialami remaja. Masalah yang menonjol
dikalangan remaja misalnya masalah seksualitas (kehamilan tak
diinginkan dan aborsi), terinfeksi Penyakit Menular Seksual (IMS),
HIV dan AIDS, penyalahgunaan Napza dan sebagainya. Salah satu
upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah remaja
1
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
2
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
3
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
Jika 90% remaja perempuan dan 85% remaja laki-laki yang saat
ini sudah menginginkan pelayanan alat kontrasepsi dikaitkan
dengan jumlah remaja umur 15-24 tahun yang jumlahnya sekitar
42 juta jiwa, berarti sekitar 37 juta jiwa remaja yang membutuhkan
pelayanan alat kontrasepsi tidak terpenuhi atau unmet need ber
KB untuk kelompok remaja. Unmet need ber KB untuk kelompok
remaja akan tetap menjadi unmet need, karena definisi Keluarga
Berencana menurut Undang-Undang No. 10 tahun 1992 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga
Sejahtera adalah untuk ”Pasangan Suami Istri sesuai dengan
pilihannya”. Dengan demikian pemberian pelayanan kontrasepsi
kepada remaja bertentangan dengan Undang-undang.
4
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
5
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
6
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
7
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
1. Para remaja dan kelompok sebaya yaitu remaja yang saat ini
berumur 10-24 tahun serta para mahasiswa yang masih duduk
di bangku Perguruan Tinggi.
2. Para orang tua (Ibu dan Bapak) yang saat ini masih memiliki
remaja.
8
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
3. Para guru dan pendidik mulai dari tingkat Sekolah Dasar sampai
dengan Perguruan Tinggi.
9
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
10
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
6. Triad KRR adalah tiga risiko yang dihadapi oleh remaja, yaitu
risiko-risiko yang berkaitan dengan Seksualitas, Napza, HIV
dan AIDS.
11
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
12
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
13
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
14
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
B A B II
KONSEP PENYIAPAN KEHIDUPAN
BERKELUARGA BAGI REMAJA: SEBAGAI
SOLUSI TERHADAP MASALAH REMAJA
15
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
16
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
17
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
18
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
20
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
21
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
22
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
23
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
24
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
25
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
26
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
27
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
28
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
BAB III
ELEMEN-ELEMEN PENYIAPAN
KEHIDUPAN BERKELUARGA
BAGI REMAJA
29
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
1.1.1. Iman
1.1.2. Taqwa
1.1.3. Kejujuran
30
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
Sikap tenggang rasa perlu dipupuk oleh remaja uang akan memasuki
kehidupan berumah tangga. Menyatukan dua orang yang berbeda
dari dua latar belakang dan lingkungan yang berbeda bukanlah hal
yang mudah. Untuk itu perlu kesiapan mental untuk dapat tenggang
rasa terhadap perbedaan yang ada. Kalau rasa tenggang rasa
ini sudah terpupuk dalam hati, perbedaan yang nampak setelah
memasuki kehidupan berkeluarga akan dihadapi dengan sikap
yang bijaksana dan tidak menjadi sumber perselisihan.
1.1.5. Rajin
1.1.6. Kesalehan
31
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
1.1.7. Ketaatan
1.1.9. Disiplin
1.1.11. Kesabaran
32
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
33
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
1.2.3. Kerukunan
1.2.4. Peduli
1.2.5. Kebersamaan
1.2.6. Toleransi
34
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
1.2.7. Kebangsaan
Dalam fungsi cinta dan kasih sayang, terdapat 8 (delapan) nilai dasar
yang mesti dipahami dan ditanamkan dalam keluarga. Kedelapan
nilai dasar tersebut diantaranya :
1.3.1. Empati
1.3.2. Akrab
35
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
1.3.3. Adil
1.3.4. Pemaaf
1.3.5. Setia
36
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
1.3.7. Pengorbanan
37
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
1.4.1. Aman
1.4.2. Pemaaf
1.4.3. Tanggap
1.4.4. Tabah
38
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
1.4.5. Peduli
39
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
1.5.2. Sehat
1.5.3. Teguh
40
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
1.6.2. Luwes
1.6.3. Bangga
1.6.4. Rajin
41
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
1.6.5. Kreatif
1.6.7. Kerjasama
42
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
1.7.1. Hemat
1.7.2. Teliti
1.7.3. Disiplin
1.7.4. Peduli
43
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
1.7.5. Ulet
44
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
1.8.1. Bersih
1.8.2. Disiplin
45
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
46
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
47
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
Hasil data SDKI tahun 2007 menunjukan median usia kawin pertama
berada pada usia 19,8 tahun, sementara hasil SDKI 2002-2003
menunjukan angka 19,2 tahun. Angka ini mengindikasikan bahwa
separuh dari pasangan usia subur di Indonesia menikah dibawah
usia 20 tahun. Lebih lanjut data SDKI 2007 menunjukkan bahwa
angka kehamilan dan kelahiran pada usia muda (< 20 tahun) masih
sekitar 8,5%. Angka tersebut turun dibandingkan kondisi pada SDKI
2002-2003 yaitu 10,2%.
Apabila dilihat dari pendapat remaja dalam SKRRI 2007 ini, bisa
dikatakan bahwa sebenarnya remaja kita sudah memiliki pandangan
48
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
yang baik tentang usia menikah yang ideal. Hanya saja kondisi ini
harus juga didukung oleh lingkungan keluarga dan masyarakat.
Pandangan terhadap usia ideal menikah ini juga harus diikuti dengan
pemahaman yang benar tentang perencanaan keluarga, kesiapan
ekonomi keluarga, serta kesiapan psikologi dalam berkeluarga.
20 th - 35 th
49
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
Sehat adalah suatu keadaan sejahtera secara fisik, mental dan sosial
yang utuh bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan, namun
juga sehat secara mental dan sosio kultural. Salah satu prasyarat
untuk menikah adalah kesiapan secara fisik, terutama yang sangat
menentukan adalah umur untuk melakukan pernikahan. Secara
biologis, fisik manusia tumbuh berangsur-angsur sesuai dengan
pertambahan usia. Elizabeth mengungkapkan (Elizabeth B. Hurlock,
1993, h. 189) bahwa pada laki-laki, organ-organ reproduksinya di
usia 14 tahun baru sekitar 10 persen dari ukuran matang. Setelah
dewasa, ukuran dan proporsi tubuh berkembang, juga organ-organ
reproduksi. Bagi laki-laki, kematangan organ reproduksi terjadi
pada usia 20 atau 21 tahun. Pada perempuan, organ reproduksi
tumbuh pesat pada usia 16 tahun. Pada masa tahun pertama
menstruasi dikenal dengan tahap kemandulan remaja, yang tidak
menghasilkan ovulasi atau pematangan dan pelepasan telur yang
matang dari folikel dalam indung telur. Organ reproduksi dianggap
sudah cukup matang di atas usia 18 tahun, pada usia ini rahim
(uterus) bertambah panjang dan indung telur bertambah berat .
50
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
ini remaja masih dalam proses tumbuh kembang baik secara fisik
maupun psikis. Proses pertumbuhan berakhir pada usia 20 tahun,
dengan alasan ini maka dianjurkan perempuan menikah pada usia
20 tahun. Apabila pasangan suami istri menikah pada usia tersebut,
maka dianjurkan untuk menunda kehamilan sampai usia isteri 20
tahun dengan menggunakan alat kontrasepsi.
51
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
• Kanker rahim, yaitu kanker yang terdapat dalam rahim, hal ini
erat kaitannya dengan belum sempurnanya perkembangan
dinding rahim.
• BBLR (berat bayi lahir rendah), yaitu bayi yang lahir dengan
berat dibawah 2.500 gram.
52
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
Pada masa ini usia isteri antara 20-35 tahun, merupakan periode
yang paling baik untuk hamil dan melahirkan karena mempunyai
resiko paling rendah bagi ibu dan anak. Jarak ideal untuk
menjarangkan kehamilan adalah 5 tahun, sehingga tidak terdapat
2 balita dalam 1 periode. Ciri kontrasepsi yang dianjurkan pada
masa ini adalah alat kontrasepsi yang mempunyai reversibilitas dan
efektifitas cukup tinggi, dan tidak menghambat air susu ibu (ASI).
Kontrasepsi yang dianjurkan adalah IUD, Suntikan, Pil, Implant
dan metode sederhana.
53
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
• Pantang berkala
54
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
Keuntungan :
• Kondom
Keuntungan:
55
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
56
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
• Pil KB
Keuntungan:
Efektifitas tinggi.
Murah dan mudah didapat.
Haid lebih teratur dan mengurangi perdarahan saat haid.
Kesuburan kembali segera setelah penggunaan pil dihentikan.
Dapat digunakan jangka panjang selama perempuan masih
ingin menggunakannya.
Dapat dipakai sebagai kontrasepsi darurat.
Keterbatasan :
57
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
Keuntungan :
Keuntungan:
Efektifitas tinggi.
Memberi perlindungan jangka panjang (3 tahun).
Tidak mengganggu produksi ASI.
Tidak memerlukan pemeriksaan dalam organ reproduksi.
Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah
pencabutan.
58
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
Keterbatasan:
Keuntungan:
Efektifitas tinggi.
Tidak menggangu produksi ASI.
Jarang ada efek samping.
Keterbatasan:
59
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
Keuntungan:
Efektifitas tinggi.
Aman, sederhana dan cepat.
Hanya memerlukan anestesi lokal dan biaya rendah.
Tidak ada efek samping jangka panjang.
Keterbatasan:
60
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
61
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
• Kebutuhan Primer
• Kebutuhan Sekunder
• Kebutuhan Tersier
62
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
Masa remaja adalah masa peralihan atau masa transisi dari masa
anak-anak menuju masa dewasa (Hurlock, 1993). Pada masa ini,
remaja mengalami beberapa perubahan yaitu dalam aspek jasmani,
rohani, emosional, sosial dan personal (WHO, 2002). Selain
perubahan fisik, remaja juga akan mengalami perubahan-perubahan
pikiran, perasaan, lingkungan pergaulan dan tanggung jawab yang
dihadapi. Akibat berbagai perubahan tersebut, remaja juga akan
mengalami perubahan tingkah laku yang dapat menimbulkan konflik
dengan orang disekitarnya, seperti konflik dengan orangtua atau
lingkungan masyarakat sekitarnya. Konflik tersebut terjadi akibat
adanya perbedaan sikap, pandangan hidup, maupun norma yang
berlaku di masyarakat (Willis, 2008).
63
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
Pra remaja ini merupakan masa yang sangat pendek yaitu kurang
lebih hanya satu tahun. Pada masa ini dikatakan juga sebagai fase
yang negatif. Hal tersebut dapat terlihat dari tingkah laku mereka
yang cenderung negatif, sehingga fase ini merupakan fase yang
sulit bagi anak maupun orang tuanya.
64
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
65
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
66
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
67
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
68
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
69
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
2.10.1. Pendahuluan
70
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
71
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
72
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
73
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
Kita harus memahami bahwa tubuh kita terdiri dari ratusan sel yang
bekerja seperti pabrik, dimana untuk menghasilkan produk yang
bagus dibutuhkan bahan baku yang berkualitas. Untuk itu agar sel
tubuh dapat bekerja dengan baik, maka komponen pendukungnya
seperti lemak dan protein sebagai bahan baku juga harus
diperhatikan, bila tidak diperhatikan maka sel tidak dapat bekerja
secara baik dan akan menjadi pemicu turunnya daya tahan tubuh
serta timbulnya berbagai penyakit.
74
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
Tubuh selalu memberi kita signal agar seluruh aktivitas kita sesuai
dengan yang tubuh inginkan, sebagai contoh:
75
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
Semua gejala itu adalah bagian dari signal positif tubuh dan cara
tubuh berkomunikasi dengan kita si pemilik tubuh. Cara tubuh
menyampaikan informasi bila sudah mulai ada kerusakan sekecil
apapun, sebelum dokter dengan peralatan canggihnya bisa
mendeteksi.
Pada dasarnya, sehat dimulai dari apa yang kita makan, karena
itu penting bagi kita untuk memperhatikan kebutuhan gizi tubuh.
Kebutuhan gizi pada remaja lebih tinggi daripada usia anak. Namun,
kebutuhan gizi pada remaja perempuan dan laki-laki akan jelas
berbeda. Hal ini disebabkan oleh adanya pertumbuhan yang pesat,
kematangan seksual, perubahan komposisi tubuh, mineralisasi
tulang, dan perubahan aktivitas fisik. Meskipun aktifitas fisik tidak
meningkat, tetapi total kebutuhan energi akan tetap meningkat
76
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
Berolah Raga
77
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
Tidur
Kita semua tahu bahwa Tuhan menciptakan siang untuk bekerja dan
malam untuk tidur (Istirahat). Banyak orang beranggapan bahwa
yang terpenting adalah jumlah tidurnya tidak kurang dari 8 jam/hari,
padahal kualitas tidur jauh lebih penting dari pada jumlah jam atau
lamanya tidur. Perlu disadari, bahwa perbaikan jaringan-jaringan sel
yang rusak dalam tubuh umumnya dilakukan dikala istirahat/tidur.
78
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
Maka apabila kita sering kurang tidur atau tidak memiliki kualitas
tidur baik, cepat atau lambat akan mengganggu stabilitas daya
tahan tubuh kita dan memicu timbulnya penyakit.
79
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
Hindari Stress
Orang yang sehat mental adalah orang yang relatif bebas dari keluhan
fisik dan mampu bersikap toleran terhadap ketidaknyamanan kondisi
fisik sesaat dengan cara yang baik (Sawitri Supardi, Psikolog).
80
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
81
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
82
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
Lingkungan Keluarga
Lingkungan Sekolah
83
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
Lingkungan Masyarakat
Akne (jerawat)
84
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
Akne paling sering terjadi pada masa remaja dan dimulai pada
awal pubertas. Insiden akne pada remaja bervariasi antara 30-60%
dengan insiden terbanyak pada usia 14-17 tahun pada perempuan
dan 16-19 tahun pada laki-laki.
Masalah Gizi
86
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
87
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
Kelainan ortopedik
88
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
• Berolahraga teratur.
Kecelakaan
89
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
Narkoba
• Hal ini sudah dianggap sebagai suatu gaya hidup masa ini
90
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
Salah satu bentuk perilaku risiko tinggi yang terjadi dan menjadi
masalah masa remaja adalah perilaku yang berkaitan dengan seks
pra nikah. Berdasarkan Survei dari Komnas Perlindungan Anak
(KPA) di 33 Provinsi tahun 2008 menyebutkan bahwa sebanyak 97%
remaja SMP dan SMA pernah menonton film porno; 93.7% remaja
SMP dan SMA pernah melakukan ciuman, oral seks dan genital
stimulation; 62.7 % Remaja SMP dan SMA sudah tidak perawan dan
21.2% remaja mengaku pernah aborsi. Faktor yang mempengaruhi
perilaku seksual pra nikah dikalangan remaja adalah :
Aborsi
91
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
Saat ini tiap hari ada 100 remaja yang melakukan aborsi karena
kehamilan di luar nikah. Jika dihitung per tahun, 36 ribu janin dibunuh
oleh remaja dari rahimnya. Ini menunjukkan pergaulan seks bebas di
kalangan remaja Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Survei
Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia menemukan
jumlah kasus aborsi di Indonesia setiap tahunnya mencapai 2,3 juta
dan 30% di antaranya dilakukan oleh remaja.
Kawin Muda
92
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
637 kasus (3.09%), dan umur 20-29 tahun sebanyak 10015 kasus
(48.70%).
Bingung Peran
93
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
Kesulitan Belajar
Kenakalan Remaja
94
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
• Faktor pola asuh orang tua yang tidak sesuai dengan kebutuhan
perkembangan anak misalnya permissif, otoriter dan acuh tak
acuh.
Adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik
dengan lawan jenis maupun sesama jenis. Bentuk-bentuk perilaku
ini dapat beraneka ragam mulai dari perasaan tertarik hingga tingkah
laku berkencan, bercumbu dan bersenggama. Objek seksual dapat
berupa orang (baik sejenis maupun lawan jenis), orang dalam
khayalan, atau diri sendiri. Perilaku ini tidak menimbulkan dampak
secara fisik bagi orang yang bersangkutan atau lingkungan sosial.
Namun memiliki dampak psikologis yang sangat serius, seperti
rasa bersalah, depresi, marah dan penyerangan. Contoh perilaku
seksual yang menyimpang antara lain masturbasi atau onani dan
berpacaran dengan berbagai perilaku seksual yang ringan seperti
sentuhan, pegangan tangan dan ciuman. Salah satu cara mengatasi
permasalahan seksual pada remaja adalah melalui pendidikan
seksual. Pendidikan seksual bermaksud untuk menerangkan segala
hal yang berhubungan denga seksualitas dalam bentuk wajar.
Pendidikan seksual seharusnya diberikan sejak dini, ketika anak
sudah mulai bertanya tentang perbedaan kelamin antara dirinya
dan orang lain.
95
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
Tidak menular.
Penyakit buta warna ada yang parsial (sebagian) dan ada yang
total. Pada buta warna parsial seseorang tidak dapat membedakan
warna tertentu, misalnya buta terhadap warna merah atau warna
hijau. Pada buta warna total seseorang hanya dapat melihat wana
96
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
Hemofilia
Albinisme (bulai)
Gangguan mental
97
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
Down Syndrome
98
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
Klinefelter Syndrome.
Turner Syndrome
99
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
Menabung
Cara yang paling efektif bagi keluarga atau kepala keluarga yang
tidak diasuransikan adalah dengan menabung dan menyisihkan
pendapatan dalam jumlah prosentase tertentu. Namun demikian,
tidak berarti bagi mereka yang sudah dijamin melalui program
asuransi dapat membelanjakan uangnya tanpa harus menabung
cadangan anggaran kesehatan. Jangan lupa salah satu investasi
kesehatan yang juga sangat berarti yakni memeriksakan kesehatan
keluarga secara berkala untuk mengetahui kondisi kesehatan
keluarga.
Asuransi kesehatan
100
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
101
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
Berikut ini adalah hal-hal penting terkait tes kesehatan bagi pasangan
yang akan menikah:
Penyakit keturunan
103
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
105
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
106
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
107
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
• Kebutuhan Primer.
• Kebutuhan Sekunder.
• Kebutuhan Tersier.
108
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
Apakah asset keluarga itu? Banyak yang berpikir bahwa asset atau
kekayaan adalah harta yang jumlahnya sangat banyak. Kekayaan
tidak ditentukan oleh berapa jumlahnya uang atau harta yang
dimiliki. Tapi kekayaan lebih dilihat berapa lama keluarga dapat
bertahan hidup ditaraf kehidupan yang sedang dijalani saat ini.
Harta adalah apa yang dimiliki dan mempunyai nilai jual. Urutan
harta didasarkan pada tingkat likuiditasnya atau seberapa cepat
sesuatu itu bisa dirubah menjadi uang tunai. Apabila dilihat dari
urutannya, maka tertinggi adalah uang dan tabungan. Daftar
harta yang bisa dimasukan dalam daftar keluarga antara lain
: uang tabungan di Bank, uang tunai pada asuransi jiwa, nilai
tukar tambah mungkin dari jual emas, mobil, motor, dan lain-lain
nilai taksir dari barang koleksi.
110
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
112
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
113
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
114
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
Tabungan otomatis.
Keberhasilan dalam menata pengeluaran dan membuat
surplus, saatnyalah untuk menabung otomatis. Menabung
otomatis adalah menabung menjadi langkah pertama sebelum
melakukan pengeluaran bulanan lainnya.
115
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
116
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
117
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
118
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
120
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
121
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
122
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
4.7. Solusi
123
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
124
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
125
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
126
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
4.9. Menabung
4.10. Investasi
• Tabungan di Bank
127
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
• Deposito di Bank
• Saham
• Properti
Investasi ini bisa dalam bentuk rumah atau tanah. Rumah bisa
dikontrakkan yang tentunya akan mendapatkan penghasilan,
bisa juga tanah yang dimiliki dijual kembali dengan harga yang
relatif tinggi.
• Emas
128
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
• Membuka usaha.
• Melakukan investasi.
130
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
5.1.1. Kepribadian
• Pengertian kepribadian
131
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
• Unsur-unsur kepribadian
• Tipe kepribadian
132
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
• Perkembangan Kepribadian
134
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
5.1.2. Persepsi
• Pengertian persepsi
135
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
136
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
5.1.3. Empati
• Pengertian empati
137
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
5.1.4. Emosi
• Pengertian emosi
Menurut James & Lange, bahwa emosi itu timbul karena pengaruh
perubahan jasmaniah atau kegiatan individu. Misalnya menangis
itu karena sedih, tertawa itu karena gembira. Sedangkan menurut
Lindsley bahwa emosi disebabkan oleh pekerjaan yang terlampau
keras dari susunan syaraf terutama otak, misalnya apabila
individu mengalami frustasi, susunan syaraf bekerja sangat keras
yang menimbulkan sekresi kelenjar-kelenjar tertentu yang dapat
mempertinggi pekerjaan otak, maka hal itu menimbulkan emosi.
• Perkembangan emosi
139
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
Emosi yang tak terkendali hanya akan merugikan diri sendiri. Selain
menyebabkan energi terkuras habis, seseorang akan dicap tidak
kuat mental dan tidak dewasa. Orang yang terlatih mengendalikan
emosi umumnya tidak pernah panik dalam menghadapi situasi
apapun. Hal ini tentu cukup mempengaruhi kualitas kerja seseorang.
Orang yang mampu mengendalikan emosi, umumnya bisa menjaga
kualitas kerjanya dengan baik. Sebaliknya, jika seseorang bekerja
dalam keadaan emosi yang tidak stabil, maka akan membuka
peluang besar untuk melakukan kesalahan fatal.
141
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
5.1.6. Adaptasi
• Pengertian adaptasi
142
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
143
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
Hubungan misionaris
Dalam hubungan misionaris salah satu pasangan mencoba
untuk mengubah iman atau keyakinan dari pasangannya.
Hubungan pernikahan yang dimulai dengan agenda (maksud)
tersembunyi, seringkali tidak berhasil dan bahkan dapat berakhir
dengan perpisahan. Intinya adalah bahwa ketika ada maksud
tersembunyi yang berkaitan dengan spiritual atau agama, maka
hubungan tersebut akan sulit dilanjutkan. Hubungan misionaris
tidak akan berhasil.
Hubungan pengorbanan
Jika hubungan dibangun semata-mata untuk pengorbanan
terhadap pasangannya, maka hubungan akan sulit untuk
dilanjutkan. Tujuan dari pernikahan adalah memperoleh
mitra yang sejajar dalam suatu hubungan. Bukan sebagai
psikolog, orangtua, misionaris atau perawat. Hubungan karena
pengorbanan tersebut mungkin tampak menarik dan menantang
pada awalnya, tetapi biasanya berakhir pada kekecewaan.
144
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
Hubungan memberontak
Ciri khas dari hubungan ini adalah jika seseorang berhubungan
dengan orang yang berbeda “kasta”. Dimana dalam mencari
pasangan, seseorang berlawanan dengan kriteria yang
ditentukan oleh keluarga. Sebagian besar, seseorang yang
berada pada kondisi ini akan marah terhadap orangtuanya atau
berusaha untuk menunjukkan kemandiriannya.
145
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
• Definisi KDRT
146
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
147
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
148
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
149
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
5.1.10. Kecemasan
• Pengertian kecemasan
• Tingkatan kecemasan
• Sebab-sebab kecemasan
151
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
5.1.11. Depresi
• Pengertian depresi
Puncak risiko depresi terjadi pada usia menengah dan fakta ini
merata di seluruh dunia untuk berbagai tipe masyarakat.
152
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
153
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
154
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
5.3.2. Maladaptasi
156
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
Salah satu penelitian yang dilakukan oleh Amalia dkk. pada tahun
2000 ditemukan bahwa kekerasan yang dilakukan oleh suami pada
istri dikarenakan adanya stereotype bahwa laki-laki itu maskulin dan
perempuan feminim, selain itu, suami juga merasa frustrasi dengan
penghasilan istri yang lebih tinggi. Di Indonesia sendiri, kasus
kekerasan terhadap istri lebih banyak yang tidak terungkap karena
adanya anggapan bahwa hal tersebut adalah masalah keluarga dan
tabu apabila terungkap. Sehingga hal ini secara tidak disadari turut
melanggengkan budaya kekerasan terhadap perempuan. Sungguh
sangat mengenaskan bukan (Susilowati, 2008).
5.3.4. Kecemasan
157
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
5.3.5. Depresi
• Definisi meditasi
158
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
• Bentuk meditasi
Meditasi tradisional
Meditasi tradisional adalah suatu bentuk meditasi yang mengikuti
praktek yoga, dimana meditasi tersebut berasal dari agama
hindu dan budha. Dua teknik meditasi tradisional yang umum
adalah opening meditation dan meditasi konsentrasi. Opening
meditation, dimana subjek membersihkan pikirannya untuk
menerima pengalaman baru. Sedangkan meditasi konsentrasi,
dimana manfaat meditasi diperoleh melalui memperhatikan
beberapa objek, kata atau gagasan secara aktif.
Meditasi relaksasi
Teknik ini mudah dipelajari dari seorang instruktur dengan cara
memberikan mantra (bunyi-bunyian khusus) kepada mediator
dan menginstruksikan untuk mengulanginya berkali-kali untuk
menghasilkan rileks kesadaran yang dalam.
• Tahapan meditasi
159
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
• Pengertian ESQ
160
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
161
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
162
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
• Tujuan konseling
163
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
• Konseling keluarga
164
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
5.6. Mediasi
165
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
166
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
167
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
168
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
169
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
3. Bimbingan
171
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
4. Diakui
5. Disiplin
172
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
173
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
174
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
175
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
“Wahai para pemuda, barang siapa diantara kamu yang telah mampu
memikul beban, maka hendaklah ia kawin, karena dengan menikah
dapat menundukkan pandangan dan menjaga kehormatan, dan
barang siapa yang belum mampu hendaklah ia berpuasa, karena
dengan puasa itu dapat menjadi perisai”.
176
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
177
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
178
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
179
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
• Persiapan konsepsional
• Persiapan fisik
180
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
• Persiapan materiil
• Persiapan sosial
7.5.1. Pendahuluan
181
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
182
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
183
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
• Persiapan Fisik
• Persiapan Material
185
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
• Persiapan Sosial
186
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
187
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
Kita bisa belajar dari fakta dan realita. Kaum isteri yang sudah
ternoda mata air sakinahnya berdampak pada anak-anak sebagai
penerus ummat Rasulullah saw. Siapa yang paling berdosa? Jelas
yang mengotori dan menodainya.
188
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
“Kaum lelaki adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah
telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang
lain (wanita)..”(An-Nisa’: 34)
189
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
“Laki-laki yang terbaik dari umatku adalah orang yang tidak menindas
keluarganya, menyayangi dan tidak berlaku zalim pada mereka.”
(Makarim Al-Akhlaq:216-217).
190
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
191
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
192
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
Apa yang menjadi kriteria anda saat memilih calon pasangan anda?
Apakah karena penampilan fisiknya, hartanya, kepribadiannya, atau
mungkin karena ibadahnya?
193
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
194
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
195
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
7.8.6. Mandiri
196
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
7.8.9. Adil
197
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
198
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
199
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
200
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
7.9.2. Cinta rahmah adalah jenis cinta yang penuh kasih sayang,
lembut, siap berkorban, dan siap melindungi. Orang yang
memiliki cinta jenis rahmah ini lebih memperhatikan orang
yang dicintainya disbanding terhadap diri sendiri. Baginya
yang penting adalah kebahagiaan sang kekasih meski untuk
itu ia harus menderita. Ia sangat memaklumi kekurangan
kekasihnya dan selalu memaafkan kesalahan kekasihnya.
Termasuk dalam cinta rahmah adalah cinta antar orang
yang bertalian darah, terutama cinta orang tua terhadap
anaknya, dan sebaliknya. Dari itu maka dalam al Qur’an
, kerabat disebut al arham, dzawi al arham , yakni orang-
orang yang memiliki hubungan kasih sayang secara fitri,
yang berasal dari garba kasih sayang ibu, disebut rahim
(dari kata rahmah). Sejak janin seorang anak sudah diliputi
oleh suasana psikologis kasih sayang dalam satu ruang
yang disebut rahim. Selanjutnya diantara orang-orang
yang memiliki hubungan darah dianjurkan untuk selalu
bersilaturrahim, atau silaturrahmi artinya menyambung tali
kasih sayang. Suami isteri yang diikat oleh cinta mawaddah
dan rahmah sekaligus biasanya saling setia lahir batin, dunia
akhirat.
201
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
7.9.3. Cinta mail, adalah jenis cinta yang untuk sementara sangat
membara, sehingga menyedot seluruh perhatian hingga
hal-hal lain cenderung kurang diperhatikan. Cinta jenis mail
ini dalam al Qur’an disebut dalam konteks orang poligami
dimana ketika sedang jatuh cinta kepada yang muda (an
tamilu kulla al mail), cenderung mengabaikan kepada yang
lama.
7.9.6. Cinta shobwah, yaitu cinta buta, cinta yang mendorong perilaku
penyimpang tanpa sanggup mengelak. Al Qur’an menyebut
term ini ketika mengkisahkan bagaimana Nabi Yusuf
berdoa agar dipisahkan dengan Zulaikha yang setiap
hari menggodanya (mohon dimasukkan penjara saja),
sebab jika tidak, lama kelamaan Yusuf tergelincir juga dalam
perbuatan bodoh, wa illa tashrif `anni kaidahunna ashbu
ilaihinna wa akun min al jahilin (Q/12:33)
202
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
7.9.7. Cinta syauq (rindu). Term ini bukan dari al Qur’an tetapi dari
hadis yang menafsirkan al Qur’an. Dalam surat al `Ankabut
ayat 5 dikatakan bahwa barangsiapa rindu berjumpa Allah
pasti waktunya akan tiba. Kalimat kerinduan ini kemudian
diungkapkan dalam doa ma’tsur dari hadis riwayat Ahmad;
wa as’aluka ladzzata an nadzori ila wajhika wa as syauqa ila
liqa’ika, aku mohon dapat merasakan nikmatnya memandang
wajah Mu dan nikmatnya kerinduan untuk berjumpa dengan
Mu. Menurut Ibn al Qayyim al Jauzi dalam kitab Raudlat al
Muhibbin wa Nuzhat al Musytaqin, Syauq (rindu) adalah
pengembaraan hati kepada sang kekasih (safar al qalb ila
al mahbub), dan kobaran cinta yang apinya berada di dalam
hati sang pecinta, hurqat al mahabbah wa il tihab naruha fi
qalb al muhibbi.
203
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
204
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
8.1.1. Keluarga
205
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
206
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
208
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
Pada masa lalu, dikalangan kelompok priyayi Jawa, suami bisa saja
menceraikan istrinya sesuka hatinya bila ia sudah tidak menyukainya
lagi. Dalam hal ini, istri tidak mempunyai hak bertanya apalagi
protes. Pada pola perkawinan ini, hukuman fisik sering dilakukan
oleh suami terhadap istri agar istri menurut padanya.
210
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
Dalam pola perkawianan ini secara sosial istri menjadi atribut sosial
suami yang penting. Istri harus mencerminkan posisi dan martabat
suaminya, baik dalam tingkah laku sosial maupun dalam penampilan
fisik material. Misalnya Dharma Wanita, seorang istri pejabat
harus juga menjadi panutan bagi para istri anak buah suaminya.
Dukungan istri dalam karier suami dalam bentuk memperhatikan
pakaian, mengundang relasi, mengajarkan anak anak akan nilai
yang pantas, dan terlibat dalam politics of status maintenance.
Pada pola perkawinan Senior junior partner, posisi istri tidak lebih
sebagai pelengkap suami, tetapi sudah menjadi teman. Perubahan
ini terjadi karena istri juga memberi sumbangan secara ekonomi
pencari nafkah utama tetap pada suami. Menurut teori pertukaran,
istri mendapat kekuasaan dan suami kehilangan kekuasaan. Tetapi
suami masih memiliki kekuasaan yang lebih besar dari istri karena
211
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
Pada pola perkawinan Equal partner, tidak ada posisi yang lebih
tinggi atau rendah antara suami dan istri. Istri mendapat hak dan
kewajiban yang sama untuk mengembangkan diri sepenuhnya
dan melakukan tugas tugas rumah tangga. Pekerjaan suami sama
pentingnya dengan pekerjaan istri. Dalam pola perkawinan ini norma
yang dianut adalah baik istri ataupun suami mempunyai kesempatan
yang sama untuk berkembang baik dibidang pekerjaan maupun
secara ekspresif. Dalam pola perkawinan seperi ini, perkembangan
individu sebagai pribadi sangat diperhatikan.
212
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
213
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
214
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
215
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
216
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
217
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
218
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
220
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
221
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
222
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
223
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
224
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
225
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
226
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
227
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
• Perceraian
• Poligami
228
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
8.5.1. Kemiskinan
229
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
8.5.2. Pengangguran
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak
bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari
dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha
mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya
disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja
tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang
mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah
230
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
231
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
232
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
233
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
234
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
235
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
236
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
237
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
239
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
• Model Satir
240
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
241
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
242
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
244
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
245
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
8.7.7. Pengadilan
247
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
248
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
BAB IV
CONTOH :
KEHIDUPAN BERKELUARGA
YANG IDEAL PARA TOKOH
Pak Habibie dan ibu Ainun adalah teman kecil. Mereka bertemu lagi
pada saat Pak Habibie pulang kampung ke Indonesia saat masih
kuliah di Jerman. Mereka menikah 12 Mei 1962. Setelah menikah,
Ibu Ainun langsung di boyong ke Jerman. Bukan hal yang mudah
bagi Pak Habibie untuk meyakinkan Ibu Ainun untuk ikut ke Jerman.
249
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
250
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
Ibu Ainun adalah contoh istri yang ideal, tidak menonjol tetapi menjadi
satu kesatuan dengan suaminya karena selalu mendukungnya dari
belakang. Misalnya, sewaktu Sidang MPR tahun 1999, kata-kata
kasar dari anggota DPR tetap diterima dengan anggun. Di rumah, Ibu
Ainun membantu Pak Habibie mengatasi kecaman-kecaman yang
diucapkan tidak pantas itu. Ibu Ainun senantiasa menyejukan hati
Pak Habibie dengan lantunan ayat suci Al-Quran yang mengiringi
perjuangan Pak Habibie. Dalam berbagai kesempatan, Pak Habibie
menyatakan di depan umum betapa Ibu Ainun menjadi penopang
251
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
252
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
Hingga ajal menjemput Ibu Ainun, pak Habibie tak pernah lelah
menunjukkan rasa cintanya. Selama jenazah ibu Ainun dibawa dari
rumah sakit ke sebuah Masjid di Muenchen, Pak Habibie meminta
agar dirinya selalu berada di samping peti jenazah. Bahkan saat
jenazah diterbangkan dari Muenchen ke tanah air menggunakan
pesawat Garuda dengan waktu tempuh 13 jam, Pak Habibie akan
terus duduk menunggui jasad Ibu Ainun. Ia meminta agar jenazah
Ibu Ainun ditempatkan di ruang penumpang bersama beliau. Pada
saat transit, pihak kedutaan Indonesia sudah memesan ruang VIP
untuk Habibie dan keluarga, namun tak sejenak pun beliau mau turun
dan transit. Pak Habibie tetap berada di dalam mobil jenazah.
253
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
254
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
255
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
Ikatan cinta yang begitu manis dan tampak tak terpisahkan, yang telah
menjadi simbol ideal buat masyarakat Indonesia selama 30 tahun
lebih, ternyata berakhir jua; dengan sebuah ciuman perpisahan dan
air mata yang tak henti mengalir. Banyak hati yang merasa terharu
menyaksikan momen itu, ketika Widyawati mencium pusara sang
suami. Widyawati tak menghiraukan lagi, pakaian dan kerudungnya
yang berwarna putih, menjadi belepotan noda tanah. Setelah itu, dia
kembali duduk tertegun memandangi persemayaman kekasihnya
itu selama beberapa lama. Sejak kabar meninggalnya sang suami
tercinta, perempuan yang masih terlihat jelita di usia 58 ini benar-
benar larut dalam kesedihan. Para wartawan pun merasa sungkan
untuk mewawancarai, karena Widyawati selalu dalam keadaan
menangis, dengan pandangan menerawang.
256
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
257
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
258
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
259
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
260
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
BAB V
PENUTUP
262
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
DAFTAR PUSTAKA
263
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
Markum, A.H., Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, jilid I, Bagian Ilmu
Kesehatan Anak, FKUI, Jakarta.
264
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
Surbakti, E.B., Drs. MA., Kenalilah Anak Remaja Anda, Pt. Gramedia,
Jakarta, 2009.
265
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
(Ditinjau dari Aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama & Sosial)
Yosep,Iyus.,Depresi, http://jiwajiwi.blogspot.com/2008/05/contoh-
kasus-somnia.html, 2009.
---------------ooo000ooo---------------
266
Penulisan buku ini telah mengambil
berbagai sumber referensi dari para ahli yang
dapat dipercaya. Seperti diketahui bahwa
fase remaja merupakan fase kehidupan yang
sangat kompleks, baik yang ditimbulkan berasal
dari dalam dirinya sendiri maupun dari luar
dirinya yaitu pengaruh lingkungan sosialnya,
seperti lingkungan peer group, keluarga,
sekolah, kelompok masyarakat dan media
massa. Berbagai faktor intern dan ekstern
yang mempengaruhi remaja, akan berdampak
kepada remaja untuk bersikap dan bertingkah
laku negatif serta kurang sehat, dilihat secara
fisik, mental, dan sosial (unhealthy behaviors).
Buku ini diharapkan sebagai bagian solusi masalah remaja untuk mencapai Tegar
Remaja dalam rangka Tegar Keluarga guna mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia
Sejahtera (KKBS).
Klik aja...
http://ceria.bkkbn.go.id (website)
ceria@bkkbn.go.id (email)
ISBN 978-602-8068-54-3