PROPOSAL
OLEH
JUSI PRAMITA
17.11.085
PROPOSAL
OLEH
JUSI PRAMITA
17.11.085
JUSI PRAMITA
NPM. 17.11.085
Oleh
Dosen Pembimbing
Diketahui,
Dekan Fakultas Keperawatan
NPP. 19621116.199304.2.001
LEMBAR PENGESAHAN
Program Studi Ilmu Keperawatan Program Sarjana dan disetujui untuk diajukan
Dosen Penguji I
(Ns. Meta Rosaulina, S.Kep., M.Kep) (Bd. Erlina Hayati, SST., M.Kes)
NPP. 19880426.201411.2.001 NPP. 19870822201605 2 001
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS
Agama : Islam
II. PENDIDIKAN
Puji dan syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas berkat dan
dan dukungan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Oleh karena
4. Ns. Meta Rosaulina, S.Kep., M.Kep Selaku Ketua Jurusan Program Studi
Deli Tua.
5. Ns. M.Dasril samura S.Kep., M.Kes selaku pembimbing saya yang telah
i
6. Ns. Meta Rosaulina, S.Kep., M.Kep selaku dosen penguji 2 dan Bd. Erlina
8. Seluruh staf dosen di Institut Kesehatan Deli Husada Deli Tua yang telah
9. Teristimewa untuk kedua orangtua saya yang saya cintai, Ayah dan Ibu
yang dengan segenap cinta dan kasih sayang nya memberi motivasi, doa
dan dukungan yang besar dan tulus untuk saya selama mengikuti
pendidikan.
10. Terimakasih kepada saudara dan saudari saya buat doa dan dukungannya
dan seluruh keluarga saya yang selalu mendukung dan mendoakan saya.
11. Terimakasih kepada seluruh teman-teman Angkatan XVII yang tidak bisa
ii
Penulis menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kata sempurna, baik
dari segi isi maupun teknik penulisan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan
hati penulis menerima kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan
proposal ini. Semoga Tuhan memberikan balasan atas semua kebaikan yang telah
diberikan.
ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi semua pembaca pada
umumnya, Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga Tuhan
memberkati kita.
Penulis,
JUSI PRAMITA
NPM : 17.11.085
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR ................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ....................................................................................... vii
DAFTAR SKEMA ...................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... ix
iv
2.3.4 Fungsi Keluarga............................................................................ 29
2.4 Konsep Peran Keluarga ........................................................................ 31
2.4.1 Pengertian Peran keluarga ............................................................. 31
2.4.2 Klasifikasi Peran ........................................................................... 32
2.5 Kerangka Teori .................................................................................... 33
2.6 Kerangka Konsep ................................................................................ 34
2.7 Hipotesis .............................................................................................. 34
v
3.12.1 Analisa Univariat ........................................................................ 43
3.12.2 Analisis Bivariat ........................................................................ 43
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 44
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
vii
DAFTAR SKEMA
Halaman
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia. Sering kali pasien gangguan jiwa digambarkan sebagai individu yang
terjadinya gangguan jiwa karena adanya tekanan psikologis baik dari luar individu
yang bermakna, dapat berupa sindrom pola perilaku dan pola psikologik,
berkaitan dengan adanya rasa tidak nyaman, tidak tentram, nyeri, tidak mampu
dan disabilitas. Penyakit jiwa atau penyakit yang multi kausal adalah suatu
yang selama ini dikenali meliputi penyebab pada area psikoedukatif dan area
al., 2015)
kronis atau bertahan dalam jangka waktu lama. Gangguan ini bisa muncul dari
akhir masa remaja atau dewasa muda. Skizofrenia dapat terjadi karena adanya
1
2
kelainan di dalam otak yang dapat berpengaruh pada proses persepsi, pikiran,
Menurut data dari World Health Organization (WHO) dalam Yosep (2013),
ada sekitar 450 juta orang yang mengalami gangguan jiwa skizofrenia. WHO
menyatakan setidaknya ada satu dari empat orang di dunia mengalami masalah
mental, dan masalah gangguan kesehatan jiwa yang ada diseluruh dunia sudah
adalah 0,3 sampai 1% dan biasanya timbul pada usia sekitar 18 sampai 45 tahun,
namun ada juga yang baru berusia 11 sampai 12 tahun sudah menderita
skizofrenia (Arif, 2006 dalam wulansih & Widodo, 2008). Prevalensi skizofrenia
di Indonesia sebanyak 6,7 per 1000 rumah tangga, artinya dari 1000 rumah tangga
terdapat 6,7 rumah tangga yang mempunyai anggota rumah tangga yang
Yogyakarta dengan masing-masing 11,1 dan 10,4 per 1000. Secara umum, hasil
riset riskesdes 2018 juga menyebutkan sebanyak 84,9% pasien skizofrenia telah
berobat. Tercatat sebanyak 48,9% pasien skizofrenia tidak minum obat secara
rutin dan 51,1% meminum obat secara rutin. Sebanyak 36,1% penderita yang
tidak minum obat dalam satu bulan terakhir dengan alasan sudah merasa sehat,
sebanyak 33,7% penderita tidak rutin minum obat, dan 23,6% tidak mampu
13.991 orang. Gejala yang ditimbulkan berupa gejala positif dan negatif yang
3
sering dialami oleh pasien skizofrenia adalah gejala positif seperti perilaku
skizofrenia dapat ditegakkan jika gejala berlangsung selama minimal enam bulan
dan setidaknya mencakup satu bulan dari gejala fase aktif. Skizofrenia terdiri dari
beberapa tipe, yaitu paranoid, hebefrenik, katatonik, residual, dan tidak terkategori
sulit dipulihkan, pasien akan memerlukan waktu yang sangat lama untuk sembuh
tetapi tidak bisa seperti semula lagi. Berbagai upaya telah dilakukan untuk
minum obat. Kepatuhan minum obat bagi keluarga adalah terjadinya beban
subjektif berupa beban emosional dan kecemasan, dan beban objektif yang
Kepatuhan minum obat pada pada pasien skizofrenia sangatlah penting, untuk
akan menjadi sering, pengobatan akan menjadi sulit dan akhirnya akan
4
menggunakan obat dengan dosis yang lebih tinggi serta perawatan dirumah sakit
akan menjadi lama. Pada akhirnya akan meningkatkan biaya dan beban ekonomi
pasien dalam minum obat secara teratur, benar tentang dosis, frekuensi, dan
berguna jika keluarga tidak ikut serta dalam tindakan keperawatan dirumah.
dengan memberikan dukungan dan motivasi kepada klien untuk bisa sembuh
rumah sakit adalah dukungan keluarga (Ambari, 2010). Keluarga memiliki peran
yang sangat besar sebagai garda terdepan dalam menjaga kesehatan jiwa
2019) Peran keluarga merujuk kepada beberapa set perilaku yang kurang lebih
bersifat homogeny dan normatif dari peran seseorang dalam situasi sosial tertentu
(Mubarak,dkk 2014)
Keluarga mempunyai fungsi dalam merawat anggotanya yang sakit, hal ini
menandakan bahwa keluarga memiliki peran yang besar dalam upaya pemberian
mengalami kondisi yang tidak baik atau mengalami keterbatasan (Effendy, 2009)
merawat klien dan memenuhi kebutuhan istirahat klien, serta mampu memberikan
penelitian bahwa angka kekambuhan pada pasien gangguan jiwa tanpa terapi
mendapatkan terapi keluarga adalah sebesar 5-10% (Adianta & Putra, 2018)
mengetahui jadwal dan jenis obat yang akan diminum sehingga keluarga harus
6
selalu membimbing dan mengarahkan agar pasien skizofrenia dapat minum obat
dengan benar dan teratur. Keluarga harus berperan penting dalam memberikan
dukungan pada pasien skizofrenia baik itu dukungan emosional yaitu dengan
Berdasarkan hasil survey awal yang dilakukan oleh peneliti di Puskesmas Deli
tua, didapatkan data pada tahun 2020 terdapat 8 pasien dengan diagnosa
orang dan yang tidak patuh minum obat sebanyak 5 orang. Beradasarkan Hasil
wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan salah satu keluarga pasien di
obat secara teratur dengan beralasan terlalu sibuk bekerja sehingga menyebabkan
tidak adanya pegawasan keluarga dalam minum obat pada pasien skizofrenia.
meningkat dari tahun ke tahun. Dengan banyaknya jumlah pasien skizofrenia yang
tidak patuh minum obat sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang “Hubungan peran keluarga dengan kepatuhan minum obat pada pasien
Adakah hubungan peran keluarga dengan kepatuhan minum obat pada pasien
minum obat pada pasien skizofrenia di puskesmas Deli tua tahun 2021.
Sebagai sumber informasi ilmiah dan bahan refleksi pada pasien dan keluarga
bahwa peran keluarga sangat penting untuk proses pengobatan pasien skizofrenia
2. Bagi puskesmas
Sebagai bahan masukan dan sumber informasi bahwa masih banyak pasien
yang tidak patuh minum obat akibat kurangnya dukungan serta peran dari
4. Bagi peneliti
tentang hubungan peran keluarga dengan kepatuhan minum obat pada pasien
Skizofrenia berasal dari bahasa yunani yaitu schizo (perpecahan) dan phren
dengan gangguan ini. Skizofrenia adalah salah satu gangguan jiwa berat yang
pemahaman terhadap realitas dan hilangnya daya titik diri (insight) (sadock et al,
2014).
menyebabkan timbulnya pikiran, persepsi, emosi, gerakan, dan perilaku yang aneh
yang berat dimana adanya gangguan perilaku atau psikologis yang kronik, sering
2016).
aneh, distorsi persepsi, emosi, dan tingkah laku yang dapat mengarah ke risiko
perilaku kekerasan yang dapat berbahaya dengan diri sendiri maupun orang lain
9
10
2.1.2 Epidemiologi
insiden (kasus baru) skizofrenia sebesar 1,5 per 10.000 individu (McGrath et al
2008). Riset kesehatan dasar pada tahun 2013 menyebutkan prevalensi skizofrenia
seperti akademik, pekerjaan dan fungsi sehari-hari yang lainnya dalam taraf berat.
dewasa muda. Usia pada pria berkisar antara usia 18-25 tahun, sedangkan wanita
2.1.3 Etiologi
dan perjalanan penyakit (fischer dan carpenter dalam D.Surya 2018). Interaksi
(D.Surya 2018).
Penyebab skizofrenia jarang berdiri sendiri, biasa terdiri dari penyebab fisik,
1. Pendekatan Biologis
kembar monozotik memiliki angka kesesuian yang tinggi (Kaplan dan sadock,
penyebab dan perjalan penyakit (Fischer dan Carpenter, 2009). Interaksi antara
b) Faktor Neurobiokimia
banyaknya penerimaan dopamine dalam otak. Selain teori dopamine, terdapat juga
mengalami beberapa bentuk kerusakan otak. Namun sampai saat ini belum
2. Pendekatan Psiologis
a) Faktor Individu
b) Faktor Keluarga
Beberapa pasien skizofrenia, berasal dari keluarga yang disfungsi. Selain itu,
c) Faktor Sosial
pasien skizofrenia ditemukan pada penduduk yang tinggal ditengah kota dan
Menurut Samsara, (2018), Gejala dari skizofrenia dapat dibagi menjadi tiga
kelompok besar:
13
1. Gejala positif
Merupakan perilaku yang tidak dapat terlihat pada orang yang sehat. Gejala
positif ini termasuk halusinasi, waham atau delusi, gangguan pikir, dan gangguan
2. Gejala negatif
Gejala ini ber kaitan dengan kurangnya kadar emosi dan perilaku jika
dibandingkan dengan orang yang sehat. Gejala ini lebih susah dikenali sebagai
Pada sejumlah pasien, gejala daya pikirnya sangatlah sukar untuk dikenali.
Sering kali, mereka terdeteksi hanya ketika uji spesifik berkenaan dengan hal
tersebut dilakukan. Gejala daya pikir ini seperti kurangnya kemampuan untuk
h. Skizofrenia lainnya
diintegrasikan secara cermat ke dalam regimen terapi obat dan harus mendukung
2010).
atau membunuh, dan perilaku yang sangat kacau atau tidak sesuai, termasuk
15
dan tempat berlindung. Tujuan utama perawatan di Rumah Sakit yang harus
ditegakkan adalah ikatan efektif antara pasien dan sistem pendukung masyarakat.
Perawatan di rumah sakit menurunkan stres pada pasien dan membantu mereka
pada keparahan penyakit pasien dan tersedianya fasilitas pengobatan rawat jalan.
sampai enam minggu) adalah sama efektifnya dengan perawatan jangka panjang
di rumah sakit dan bahwa rumah sakit dengan pendekatan perilaku yang aktif
adalah lebih efektif daripada institusi yang biasanya dan komunitas terapetik
homes, dan half-way house, pusat perawatan di siang hari (day care center) dan
kunjungan rumah kadang-kadang dapat membantu pasien tetap di luar rumah sakit
untuk periode waktu yang lama dan dapat memperbaiki kualitas kehidupan sehari-
hari pasien.
2. Farmakoterapi
sampai empat kali banyaknya pasien yang kambuh ketika diterapi dengan plasebo
dibandingkan dengan terapi dengan obat antipsikotik. Akan tetapi obat ini
16
b. Antipsikotik yang telah bekerja dengan baik sebelumnya pada pasien harus
enam minggu dengan dosis yang adekuat. Jika permulaan tidak berhasil,
obat antipsikotik yang berbeda, biasanya dari kelas yang berbeda, dapat
dicoba. Akan tetapi reaksi yang tidak menyenangkan dari pasien pada
d. Pada umumnya, penggunaan lebih dari satu obat antipsikotik pada saat
yang bersamaan jarang, jika pernah, atas indikasi. Akan tetapi, pada terapi
e. Pasien harus diberikan terapi rumatan dengan dosis minimal yang efektif.
berlangsung lama dan fase psikotiknya memiliki tiga fase yaitu fase akut,
a. Antipsikotik Konvensional
Chorphharmazin memiliki efek antipsikotik yang lemah dan efek sedatif yang
sehingga memiliki efek antipsikotik yang kuat dan efek sedatif yang lemah.
b. Antipsikotik Atipikal
digunakan untuk mengatasi skizofrenia negatif dan gangguan kognitif pada pasien
Ada beberapa jenis pendekatan psikososial untuk skizofrenia, antara lain Program
18
sosial:
kasus dan intervensi aktif oleh satu tim menggunakan pendekatan yang sangat
terintegrasi. Program ini dirancang khusus untuk pasien yang fungsi sosialnya
dan pekerjaan. Tim mendidik pasien dalam tugas kehidupan sehari-hari, seperti
layanan konsultasi untuk pasien, dan memastikan bahwa pasien tetap dalam
program perawatan.
2) Intervensi Keluarga
pasien harus dilibatkan dan terlibat dalam perlakuan proses kolaboratif sejauh
Asumsi terapi perilaku kognitif adalah bahwa proses psikologis normal dapat
Dalam terapi ini dilakukan koreksi atau modifikasi terhadap keyakinan (delusi),
19
fokus dalam hal ini terutama bertarget pada halusinasi kronis pendengaran, dan
normal. Pasien yang mendapat manfaat dari terapi ini umumnya adalah pasien
kronis yang menjalani rawat jalan dan resisten terhadap pengobatan, khususnya
dalam fungsi sosial pasien. Pelatihan ini merupakan pendekatan yang sangat
ECT juga belum dijumpai dan perlu menjadi pertimbangan tersendiri sebelum
program ECT untuk menentukan potensi manfaat dan risiko ECT bagi pasien
Kepatuhan adalah derajat dimana pasien mengikuti anjuran klinis dari dokter
dalam minum obat secara benar tentang dosis, frekuensi dan waktunya.
Kepatuhan pada pasien skizofrenia terdiri dari kepatuhan terhadap terapi setelah
akibat adanya interaksi antara tenaga kesehatan dan pasien sehingga pasien
2011).
perilaku seorang individu sepadan dengan tindakan yang dianjurkan atau nasehat
yang diusulkan oleh seorang praktisi kesehatan atau informasi yang diperoleh dari
suatu sumber informasi lainnya seperti nasehat yang diberikan dalam suatu brosur
promosi kesehatan melalui suatu kampanye media masa (Ian & Marcus, 2011).
minum obat meliputi ketepatan perilaku seorang individu dengan nasihat medis,
penggunaan obat sesuai dengan petunjuk serta mencakup penggunaan pada waktu
yang benar, Apabila pasien sampai telat atau tidak patuh minum obat, maka
diperoleh dari total skor keteraturan, waktu dan cara minum obat (Oktaviani,
2011)
1. Benar pasien
bahwa obat tersebut diberikan kepada pasien yang benar. Benar pasien pada
2. Benar obat
Obat pada saat pertama kali diprogramkan, perawat harus di cek ulang antara
3. Benar dosis
Sebelum memberikan obat terkait dengan dosis yang diberikan maka perawat
harus melakukan perhitungan, selain itu juga perawat harus berhati-hati dalam
membeca rencana obat. Benar dosis pada pasien skizofrenia adalah dosis yang
penyembuhan.
4. Benar cara/rute
Perawat hanya diperbolehkan untuk memberikan obat pada rute yang telah
seperti tingkat penyerapan, sehingga apabila rute yang diinstruksikan tidak sesuai
22
dengan cara yang direkomenda sikan, perawat dapat mengingatkan dokter, selain
itu apabila terdapat instruksi obat yang tidak menerangkan rute pemberian obat,
pasien skizofrenia adalah disesuaikan dengan obat yang telah diresepkan apakah
5. Benar waktu
Obat-obatan harus diberikan pada waktu yang tepat untuk memastikan level
kadar serum terapeutik. Pemberian pada waktu yang salah juga dapat
skizofrenia adalah saat dimana obat yang diresepkan harus diberikan pada waktu
Feuerstein (dalam Niven, 2012) ada beberapa faktor yang mendukung sikap
a. Pendidikan
b. Akomondasi
Sikap atau motivasi yang paling kuat adalah dalam diri individu sendiri.
b) Keyakinan
Penderita yang berpegang teguh terhadap keyakinannya akan memiliki jiwa yang
tabah dan tidak mudah putus asa serta dapat menerima keadaanya, demikian juga
cara berperilaku lebih baik. Kemauannya untuk melaksanakan minum obat secara
keyakinan yang kuat akan lebih tabah terhadap anjuran dan larangan kalau tahu
akibatnya.
24
2) Dukungan Keluarga
Dukungan keluarga merupakan bagian dari penderita yang paling dekat dan
tidak dapat dipisahkan. Penderita akan akan merasa senang dan tentram apabila
mengelola penyakitnya dengan lebih baik, serta penderita mau menuruti saran-
3) Dukungan Sosial
Dukungan sosial dalam bentuk dukungan emosional dari anggota keluarga lain
perilaku sehat yang baru tersebut merupakan hal penting. Begitu juga mereka
terhadap tindakan tertentu dari pasien yang telah mampu beradaptasi dengan
programnya.
Keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh
hubungan darah, perkawinan atau adopsi dan tiap-tiap anggota keluarga selalu
berinteraksi satu sama yang lain (Harmoko, 2012). Keluarga adalah sekumpulan
25
orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk
mental, emosional serta sosial dari tiap anggota keluarga (Friedman, 2013)
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyakat yang terdiri dari kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal dalam suatu tempat
pesannya, isi pesan jelas dan berkualitas, dapat menerima dan memberi
baik jika dapat menjadi pendengar yang baik, dan dapat memvalidasi
4. Nilai keluarga dan norma adalah system ide-ide, sikap dan keyakinan
tertentu.
Menurut Dion dan Betan (2013), menyatakan bahwa struktur keluarga yang
Keputusan merupakan peran yang harus dilakukan oleh suami dan istri
didasarkan pada peran ayah yang mengetuk, namun dalam menentukan keputusan
Tipe dan bentuk keluarga Tipe keluarga menurut Harmoko (2012) yaitu:
a) Nuclear Family, Keluarga inti yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak yang
tinggal dalam satu rumah di tetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu
sebagainya.
perkawinan kembali suami atau istri, tinggal dalam satu rumah dengan
anak-anaknya, baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari
d) Middle Age/ Aging Couple, Suami sebagai pencari uang. Istri di rumah
e) Dyadic Nuclear, Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai
f) Single Parent, Satu orang tua sebagai akibat perceraian atau kematian
g) Dual Carier, Suami istri atau keduanya berkarier dan tanpa anak.
h) Commuter Married, Suami istri atau keduanya orang karier dan tinggal
tertentu.
i) Single Adult, Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak
j) Three Generation, Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.
panti-panti.
l) Comunal, Satu rumah terdiri atas dua atau lebih pasangan yang monogami
di dalam satu kesatuan keluarga dan tiap individu adalah menikah dengan
o) Cohibing Couple
Dua orang atau satu pasangan yang tinggal bersama tanpa pernikahan
(Harmoko, 2012)
29
Dion & Betan (2013), menyatakan bahwa terdapat tiga fungsi pokok
1. Fungsi Afektif
fungsi ini, keluarga menjalankan tujuan psikososial yang utama yaitu kemampuan
stabilitas kepribadian dan tingkah laku, kemampuan menjalin hubungan akrab dan
harga diri. Untuk mencapai kepatuhan minum obat pada pasien skizofrenia, fungsi
2. Fungsi Sosialisasi
3. Fungsi reproduksi
4. Fungsi Ekonomi
papan.
bertanggung jawab merawat anggota keluarga dengan penuh kasih sayang serta
harus dilaksanakan. Menutur Friedman, (1998) ada lima tugas kesehatan keluarga
sebagai berikut;
1) Mengenal masalah setiap anggota. Pada fase ini pengetahuan yang harus
meliputi penyebab, tanda dan gejala, akibat dan upaya yang dapat
pengobatanya.
Peran keluarga adalah serangkaian pola sikap perilaku, nilai dan tujuan yang
didasari pada harapan, peran juga menjelaskan apa yang individu harus lakukan
dalam situasi tertentu agar dapat memenuhi harapan mereka sendiri maupun
yaitu :
yaitu:
a) Peran ayah, Ayah sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anaknya,
berperan dari pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman
sebagai kepala keluarga, anggota dari kelompok sosial serta dari anggota
b) Peran ibu, Ibu sebagai istri dan sebagai ibu bagi anak-anaknya pelindung
Peran ini diperlukan untuk memenuhi kebutuhan integrase dan adaptasi dari
kelompok keluarga.
dalam tingkatan:
Adapun lima peran dari keluarga menurut Mohr (2006) adalah: memberikan
stress dalam keluarga secara aktif, memenuhi tugas dengan distribusi yang merata
Pasien skizofrenia
Terapi
satu dengan konsep lainnya dari masalah yang diteliti sesuai dengan apa yang
2.7 Hipotesis
dua atau lebih variabel yang diharapkan bisa menjawab suatu pertanyaan dalam
penelitian. Setiap penelitian terdiri dari satu unit atau bagian dari suatu
Ha : Adanya hubungan antara peran keluarga dengan kepatuhan minum obat pada
digunakan adalah cross sectional yaitu jenis penelitian yang menekankan waktu
pengukuran/observasi hanya satu kali pada satu saat (Nursalam, 2016). Dalam
penelitian ini variabel peran keluarga dan kepatuhan minum obat pasien
Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Deli tua kabupaten Deli
3.3.1 Populasi
Populasi adalah suatu wilayah umum yang terdiri dari dari objek/subjek yang
mempunyai kuantitas dan karakter tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk
penelitian ini adalah seluruh pasien skizofrenia dan keluarga pasien yang datang
35
36
3.3.2 Sampel
digunakan dengan teknik sampling jenuh yaitu teknik pengambilan sampel sama
dengan populasi karena populasi yang digunakan relative lebih kecil (Sugiono,
2014)
Variabel dependen sering disebut dengan variabel terikat yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2016). Adapun
variabel dependen pada penelitian ini adalah kepatuhan minum obat pada pasien
skizofrenia.
(Pinton. 2020)
Skala ukur Peran keluarga menggunakan skala Likert “SL (selalu), S (sering),
2, “tidak pernah” = 1.
Kuesioner untuk kepatuhan minum obat terdiri dari pernyataan positif (no
item dengan masing-masing item pernyataan ada benar pasien (no 1,2), benar obat
(no 3,4,5), benar dosis (no 6,7), benar cara/rute (no 8,9), dan benar waktu (no
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh
dalam penelitian ini berupa kuesioner. Kuesioner adalah daftar pernyataan yang
antara data yang diberikan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya yang
terjadi pada objek penelitian. Untuk mengetahui apakah kuesioner yang disusun
mampu mengukur apa yang hendak ingin kita ukur, maka itu kita perlu uji
kolerasi antara skor tiap pertanyaan dengan skor total kuesioner. Uji validitas
digunakan untuk mengetahui kelayakan setiap butir dalam suatu daftar pertanyaan
Pada penelitian ini tidak dilakukan uji validitas dan reliabilitas, karena
menggunakan kuesioner yang telah teruji. Hasil uji validitas dan reliabilitas pada
kuesinoner:
dalam perawatan diri pasien skizofrenia” pada tahun 2018 oleh Agung Eko
Pasien Skizofrenia Di Poli Klinik Jiwa RSUD Prof. Dr. W.Z. Johannes
Kupang” pada tahun 2016 oleh Maya M. Malelak dari Stikes CHMK.
bangsa jiwa RSUD. Prof. DR. W.Z. Johannes Kupang dengan nilai r:
pertanyaan dengan lima kategori yaitu benar obat, benar pasien, benar
Data yang di kumpulkan dalam penelitian ini mencakup data primer dan data
sekunder.
1. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sasarannya (Sugiyono,
2016). Pada penelitian ini, data didapatkan langsung dari responden dengan
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain, tidak langsung
didapatkan dari Petugas puskesmas deli tua dengan metode wawancara. Peneliti
juga menggunakan studi kepustakaan yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari
41
buku – buku, kaya ilmiah, pendapat para ahli yang memiliki relevansi dengan
Penelitian ini berawal dari meminta surat pengantar dari Program Studi Ilmu
Kesehatan Deli Husada Deli Tua dan setelah didapatkan surat pengantar,
Saat melakukan penelitian kepada pasien atau responden yang akan diteliti
(Informed Consent) sebagai tanda bukti tertulis. Setelah pasien bersedia menjadi
responden. Setelah itu peneliti bisa memberikan lembar kuesioner peran keluarga
sebagai berikut :
42
1. Informed Consent
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan kepada pihak
1. Editing
2. Coding
3. Cleaning
Apabila semua data dari sikap sumber data atau responden selesai
disribusi frekuensi berbagai variabel yang diteliti baik variabel dependen maupun
atau berkolerasi. Untuk mengetahui hubungan antara dua variabel, penelitian ini
DAFTAR PUSTAKA
Kepada
Di Tempat
Dengan Hormat,
NPM: 17.11.085
Kerja Puskesmas Deli Tua Tahun 2021”. Penelitian ini bertujuan untuk
Pada Pasien Skizofrenia Di Wilayah Kerja Puskesmas Deli Tua Tahun 2021”.
persetujuan responden. Demikian surat ini saya perbuat, atas segala perhatian dan
Hormat saya
Jusi Pramita
LAMPIRAN 2
Nama :......................................................
Umur :.......................................................
Alamat :.......................................................
DELI HUSADA Delitua yang bernama Jusi Pramita dengan judul “Hubungan
Saya berharap jawaban yang saya berikan dapat bermanfaat untuk peneliti ini,
Responden Delitua,.............2021
Data Demografi
Petunjuk pengisian: Isilah data identitas dibawah ini pada jawaban yang
paling sesuai dengan keadaan yang anda alami dengan sebenar-benarnya sesuai
identitas.
1. Tanggal Pengisian :
2. Nama (Inisial) :
3. Umur :
4. Jenis kelamin : Laki-laki Perempuan
5. Pendidikan Terakhir
SD/Tidak sekolah SMP SMA Sarjana
6. Pekerjaan :
Petani/Pedagang Wiraswasta PNS Lainnya: …….
7. Agama :
Islam Katolik Protestan Budha Hindu
Petunjuk pengisian:
1. Bacalah pernyataan dibawah ini dengan baik dan seksama sebelum bapak/
ibu/ saudara/I menentukan jawaban.
2. Berilah tanda cheeklist ()
3. Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan sejujurnya dan
peneliti menjamin kerahasiaan atas jawaban yang bapak/ ibu/ saudara/I
berikan
4. Untuk item pernyataan, pilihan jawaban bapak/ ibu/ saudara/I adalah
“selalu, sering, kadang-kadang, tidak pernah”
No Pernyataan SL SR KD TP
1 Saya merawat dan mengasuh pasien seperti
makan, minum, mandi dan berpakaian setiap hari
2 Saya membantu pasien skizofrenia dirumah
untuk mandi dan berpakaian setiap hari
3 Saya berinteraksi dan berkomunikasi setiap hari
dengan pasien
4 Saya melaksanakan hal – hal yang disarankan
oleh petugas puskesmas
5 Saya mengajak kontrol pasien ke puskesmas
dengan rutin
6 Saya berusaha mencari informasi tentang cara
merawat tentang cara merawat pasien jiwa di
pelayanan kesehatan terdekat
7 Saya menerima masukan dari anggota keluarga,
orang lain dan petugas kesehatan berkaitan
dengan kesehatan pasien
8 Saya menjadi perantara saat berkomunikasi
dengan keluarga dan orang lain
9 Saya mendampingi pasien setiap kami minum
obat setiap hari
10 Saya mengajak berdialog setiap berinteraksi
dengan pasien
Sumber: Agung eko hartanto (2018)
KUESIONER KEPATUHAN MINUM OBAT
Petunjuk pengisian:
1) Bacalah pernyataan dibawah ini dengan baik dan seksama sebelum bapak/
ibu/ saudara/I sebelum menentukan jawaban.
2) Berilah tanda cheeklist ()
3) Jawaban pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan sejujurnya dan
peneliti menjamin kerahasiaan atas jawaban yang bapak/ ibu/ saudara/I
berikan
4) Untuk item pernyataan, pilihan jawaban bapak/ ibu/ saudara/I adalah “Ya
dan Tidak”
Ya : Jika bapak/ibu/saudara/I Setuju
Tidak : Jika bapak/ibu/saudara/I tidak setuju
No Pernyataan Ya Tidak
Benar Pasien
1. Keluarga selalu memastikan obat itu benar-benar
untuk pasien saat mendapatkan obat dari dokter
2. Keluarga selalu memperhatikan identitas pasien
pada obat yang diberikan oleh dokter
Benar Obat