Anda di halaman 1dari 14

JURNAL

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.F DENGAN


SCABIES DI PONDOK PESANTREN ANSOR
AL-SUNNAH DI WILAYAH KERJA
UPT BLUD PUSKESMAS
AIR TIRIS
TAHUN 2021

NAMA : WIRDATUL JANNAH


NIM : 1814401016

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN FAKULTAS


ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PAHLAWAN
TUANKU TAMBUSAI
2021
2

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN SCABIES DI PONDOK


PESANTREN ANSOR AL-SUNNAH DI WILAYAH PUSKESMAS AIRTIRIS
UPT BLUUD TAHUN 2021

Wirdatul Jannah 1, Yenny Safitri 2,


DIII Keperawatan Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

ABSTRAK

Scabies merupakan infeksi kulit bersifat pruritik yang disebabkan oleh infeksi Sarcoptes
scabei dengan salah satu gejala khas yaitu gatal yang memberat di malam hari. kondisi
gatal yang berkelanjutan dan digaruk terus menerus dapat menyebabkan kerusakan
fungsi barier. Tujuan peneliti adalah peneliti mampu menerapkan asuhan keperawatan
pada klien dengan scabies di wilayah kerja UPT BLUD Puskesmas Airtiris Tahun 2021.
Metode peneliti dengan pengumpulan data meliputi wawancara dan studi dokumentasi.
Hasil pengkajian dilakukan pada An. F yang menderita scabies sudah tiga bulan. saat ini
klien merasa gatal-gatal pada kulitnya dimalam hari dan pola tidurnya terganggu.
Diagnosa keperawatan yang didapatkan pada An. F dengan scabies terdapat 2 diagnosa
keperawatan yaitu gangguan integritas kulit b/d kerusakan jaringan kulit dan gangguan
pola tidur b/d nyeri. intervensi keperawatan yang diberikan selama dua kali kunjungan
pada klien. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan pada klien dengan scabies
dilakukan sesuai dengan rencana keperawatan yang telah dibuat. Setelah dua kali
kunjungan masalah penyakit klien dapat teratasi sebagian. Hasil evaluasi SOAP yang
dilakukan selama dua hari kunjungan dapat teratasi.

Kata Kunci : Asuhan Keperawatan, Scabies


BAB 1 penduduk, dan pertkembangan
PENDAHULUAN demografik serta ekologik.
A. Latar Belakang Dampak yang ditimbulkan akibat
Menurut World Healt scabies yang pertama adalah dampak
Organization (WHO) Scabies fisik, yaitu gangguan fisik yang
merupakan suatu penyakit signifikan terjadi karena adanya gangguan
bagi kesehatan masyarakat karena kesehatan yang diderita seseorang
merupakan kontributor yang karena tidak terpeliharanya
substansial bagi morbiditas global. kebersihan diri peronagan dengan
Prevelensi scabies di seluruh dunia baik. Kedua, dampak psikososial,
dilaporkan sekitar 300 juta kasus secara tidak langsung akan
pertahunya. (Nugraheni, 2016). mengganggu kelangsumgan hidup
Penyakit scabies adalah penyakit para santri terutama tersitanya waktu
yang tidak asing lagi bagi kita. untuk istirahat tidurnya, sehingga
Bahkan, penyakit ini disebut kegiatan yang akan dilakukan pada
penyakit masyarakat karena siang hari seperti dalam proses
banyaknya masyarakat kita yang belajar mengajar akan ikut
menderita penyakit ini. terganggu. (Tarwoto dan Wartona,
Scabies adalah penyakit kulit 2015 ).
yang disebabkan oleh infeksi kuman Faktor yang memengaruhi
atau kutu sarcoptes scabei kejadian scabies yaitu : (1) sanitasi
varhominis. Scabies disebabkan lingkungan, seperti ventilasi dan
infeksi kuman atau kutu sarcoptes kelembaban udara, dapur dan
scabei var.harminis. kuman ini fasilitas pengelolaan makanan,
merupakan tungau kecil, berbentuk pengelolaan sampah (2) kepadatan
oval, punggungnya cembung, penghuni menyebabkan tidak terjaga
perutnya rata, berwarna putih kotor, kebersihannya juga akan
dan tidak bermata. (scholastica fina berpengaruh terjadinya scabies di
ayu, 2018) pesantren dan tersedianya air bersih
Scabies adalah penyakit infeksi yang memenuhi syarat kesehatan di
kulit menular dengan manifestasi pesantren. (Notoadmodjo, 2010).
keluhan gatal pada lesi terutama pada Solusi untuk mengatasi penyakit
waktu malam hari yang disebabkan kulit (scabies) ini bisa dilakukan
Sarcoptes scabei var hominis ( Arif dengan tindakan pengobatan
Muttaqin, 2011). farmakologi dan non farmakologi.
Penyakit scabies disebabkan oleh Farmakologi dengan menggunakan
tungau sarcoptes scabiei akan obat-obatan seperti obat antibiotik,
berkembang pesat jika kondisi obat topikal salep, dalam bentuk
lingkungan buruk dan tidak didukung losion atau krim. Sedangkan dari non
dengan perilaku hidup besih dan farmakologi bisa menggunakan obat
sehat oleh santri. Sarcoptes scabiei tradisional.
menyebabkan rasa gatal pada bagian Berdasarkan data penderita
kulit seperti sela jari, siku, scabies Dinas kesehatan kabupaten
selangkangan. Scabies banyak kampar tentang jumlah data di
menyerang pada orang yang hidup wilayah Riau yang di kabupaten
dengan kondisi persoanal hygiene di kampar. Data puskesmas dengan 10
bawah standar atau buruk, sosial jumlah penderita scabies terbanyak
ekonomi rendah, kepadatan
di kabupaten kampar tahun 2020 . Dapat dilihat pada tabel beikut :
Tabel 1.1 : Jumlah Penderita Scabies di Dinas Kesehatan Tahun 2020
Nama Puskesmas Kasus Scabies Persentase
No
1. Kampar 243 32.1
2. Perhentian raja 42 5.5
3. Kampar kiri tengah 126 16.6
4. Kota kampar hulu 84 11.1
5. Siak Hulu I 35 4.6
6. Tapung hulu 63 8.3
7. Tapung II 86 11.3
8. XIII Koto Kampar 1 28 3.7
9. Kampar Utara 27 3.5
10. XIII Koto Kampar III 22 2.9

Total 756 100


Sumber : Dinas kesehatan kabupaten kampar tahun 2020
Berdasarkan tabel 1.1 di atas pondok pesantren merupakan pusat
dapat dilihat bahwa jumlah penderita penyebaran dan pengembangan misi
scabies menempati posisi ke 1 dari dan dakwah islamiah (Handri, 2012).
10 penyakit scabies berdasarkan data Pondok pesantren mempunyai
dinas kesehatan kabupaten kampar kegiatan yang sangat padat, formal
sebanyak 243 orang (32.1%) di atau non formal, maka dengan
kabupaten kampar, posisi ke 2 di adanya kegiatan yang padat sehingga
kabupaten Perhentian Raja sebanyak santri pondok pesantren kurang
42 orang (5.5%), posisi ke 3 di memperhatikan kebersihan diri dan
kabupaten Kampar Kiri Tengah kebersihan lingkungan, dan pada
sebanyak 126 orang (16.6%), posisi umumnya kurang mendapatkan
ke 4 di kabupaten Kota Kampar Hulu perhatian, ditambah lagi dengan
sebanyak 84 orang (11.1%), posisi ke pengetahuan yang kuarang baik
5 di kabupaten Siak Hulu I sebanyak mengenai kesehatan dan perilaku
35 orang (4.6%), posisi ke 6di yang tidak sehat seperti
kabupaten TapungHulu sebanyak 63 menggantung pakaian di kamar,
orang (11.3%), posisi ke 7 di saling bertukar pakaian, benda
kabupaten Tapung II sebanyak 86 pribadi seperti sisir, handuk,
orang (11.3%), posisi ke 8 di penggunaan alat mandi bersamaan,
kabupaten XIII Koto Kampar I serta hunian yang padat merupakan
sebanyak 28 orang (3.7%), posisi ke faktor terjadinya santri terkena
9 di kabupaten Kampar Utara penyakit scabies.
sebanyak 27 orang (3.5%), posisi ke Peneliti melakukan survey pada
10 di kabupaten XIII Koto Kampar hari Senen 19 April 2021 di tiga
III sebanyak 22 orang (2.9%). pondok pesantren yang berada di
Pondok pesantren merupakan kabupaten kampar yaitu As-Salam,
suatu lembaga pendidikan dan Al-Fatah dan Ansor Al-Sunnah, di
lembaga dakwah. Dalam prosesnya peroleh data bahwa dari ketiga
pendidikan dan pegajaran agama pondok pesantren tersebut diketahui
islam merupakan fungsi dasar yang yang tertinggi kasus scabies ada pada
paling utama dalam pondok pondok pesantren Ansor Al-Sunnah.
pesantren sebagai lembaga dakwah,
Berdasarkan wawancara yang pencegahan terjadinya penyakit
penulis lakukan dengan 1 santri yang scabies di pondok pesantren supaya
mengalami scabies di pondok tidak terus menular.
pesantren Ansor Al-sunnah. Di Karena semakin banyaknya kasus
dapatkan informasi bahwa sebanyak scabies maka penting bagi untuk
500 santri yang mondok terdapat 30 dapat memberikan asuhan
santri yang mengalami scabies. Yang keperawatan yang komprehensif.
mana 20 laki-laki dan 10 perempuan. Berdasarkan hal-hal yang
Menurut informasi yang didapat dikemukakan di atas penulis ingin
penulis dari santri. Ada beberapa menyusun .karya tulis yang berjudul
faktor penyebab terjadinya penyakit “ Asuhan Keparawatan Pada Klien
scabies salah satunya adalah dengan Scabies di Pondok Pesantren
perilaku hidup bersih dan sehat. Ansor Al-Sunnah Kelurahan Air
Menurut keterangan Mismar Tiris Wilayah Kerja Puskesmas
selaku tim kesehatan pondok Airtiris UPT BLUUD Tahun 2021”.
pesantren Ansor Al-sunnah banyak B. Batasan Masalah
santri yang terkena penyakit kulit, Masalah studi kasus ini dibatasi
yang tanda-tandanya mirip dengan pada asuhan keperawatan pada klien
penyakit scabies, yang berupa gatal- dengan scabies di Pondok Pesantren
gatal dikulit, di sela-sela jari tangan, Ansor Al-Sunnah kelurahan Air Tiris
kaki dan badan terutama pada malam wilayah kerja Puskesmas Airtiris
hari. Hal ini menyebabkan santri UPT BLUUD.
kurang fokus dalam belajar karna C. Rumusan Masalah
merasa gatal-gatal yang sangat Berdasarkan latar belakang di
mengganggu akibat atas, maka rumusan masalah
scabies.Diantaranya dengan tindakan penelitian ini adalah bagaimana
promotif yaitu peran perawat asuhan keperawatan pada klien
terhadap penyakit scabies sangatlah dengan scabies di Pondok Pesantren
penting khususnya terhadap anak Ansor Al-Sunnah kelurahan Air Tiris
anak, karena penyakit ini perlu wilayah kerja Puskesmas Airtiris
diperhatikan agar tidak menjalar UPT BLUUD.
kemana mana. Peran preventif yaitu D. Tujuan
pencegahan dengan cara menjaga 1. Tujuan Umum
kebersihan,mencuci tangan setelah Penelitian ini bertujuan untuk
melakukan aktivitas, kebiasaan mengetahui Asuhan Keperawatan
mencuci tangan sesudah BAB pada klien dengan Scabies di
dengan memakai sabun, untuk pondok pesantren Al-sunnah di
tindakan kuratif meminum obat bila wilayah kerja puskesmas Airtiris
menderita gatal-gatal. UPT BLUUD.
Berdasarkan keterangan tersebut, 2. Tujuan khusus
maka penulis tertarik untuk meneliti a) Melakukan pengkajian
tentang Asuhan Keperawatan pada keperawatan pada klien yang
klien dengan Scabies di Pondok mengalami scabies di Pondok
Pesantren Ansor Al-Sunnah Pesantren Ansor Al-Sunnah di
Kelurahan Air Tiris wilayah kerja wilayah kerja Puskesmas
Pusekesmas Airtiris UPT BLUUD . Airtiris UPT BLUUD.
Penelitian diharapkan dapat b) Menetapkan diagnosa
digunakan sebagai data dasar upaya keperawatan pada klien yang
mengalami scabies di Pondok pelayanan yang baik khususnya
Pesantren Ansor Al-Sunnah di pada klien scabies.
wilayah kerja Puskesmas c) Bagi Universitas Pahlawan
Airtiris UPT BLUUD. Tuanku Tambusai
c) Menyusun intervensi Hasil penelitian ini dapat
keperawatan pada klien yang digunakan sebagai tambahan
mengalami scabies di Pondok dan referensi untuk
Pesantren Ansor Al-Sunnah di meningkatkan kualitas
wilayah kerja Puskesmas pendidikan keperawatan pada
Airtiris UPT BLUUD. klien dengan scabies.
d) Melaksanakan implementasi d) Bagi Peneliti Selanjutnya
keperawatan pada klien yang Asuhan keperawatan ini
mengalami scabies di Pondok dapat dijadikan dasar
Pesantren Ansor Al- Sunnah di informasi dan pertimbangan
wilayah kerja peneliti selanjutnya untuk
PuskesmasAirtiris UPT menambah pengetahuan
BLUUD. tentang asuhan keperawatan
e) Melakukan evaluasi scabies.
keperawatan pada klien yang BAB III
mengalami scabies di Pondok METODE PENELITIAN
Pesantren Ansor Al-Sunnah di A. Desain penelitian
wilayah kerja Puskesmas Desain penelitian menggunakan
Airtiris UPT BLUUD. metode studi kasus. Studi kasus
E. Manfaat merupakan rancangan penelitian
1. Aspek Teoritis yang mencakup pengkajian satu unit
Dapat memberi manfaat untuk penelitian secara intensif. Sangat
meningkatkan pengetahuan dan penting untuk mengetahui variabel
memberi masukan informasi yang berhubungan dengan masalah
tentang Asuhan Keperawatan penelitian. Rancangan suatu studi
pada klien yang mengalami kasus bergantung pada keadaan
scabies. kasus namun tetap
2. Aspek Praktis mempertimbangkan faktor penelitian
a) Bagi Klien dan Keluarga waktu. Riwayat dan pola perilaku
Memberi tambahan sebelumnya biasanya dikaji secara
informasi bagi klien dan terperinci. Keuntungan yang paling
keluarga untuk memahami besar dari rancangan ini adalah
keadaan sehingga dapat pengkajian secara terperinci
mengambil keputusan sesuai meskipun jumlah respondennya
dengan masalah serta sedikit, sehingga akan didapatkan
memperhatikan dan melakukan gambaran satu unit subjek secara
tindakan yang diberi perawat. jelas (Nursalam,2015).
b) Bagi perawat B. Batasan istilah
Dapat dijadikan informasi Scabies adalah penyakit kulit
tambahan bagi perawat di yang disebabkan oleh infeksi kuman
rumah sakit dalam melakukan atau kutu sarcoptes scabei var
tindakan asuhan keperawatan hominis. Scabies disebabkan infeksi
untuk meningkatkan mutu kuman atau kutu sarcoptes scabei
var harminis. Kuman ini merupakan
tungau kecil, berbentuk oval, dari klien, keluarga perawat
punggungnya cembung, perutnya lainnya.
rata, berwarna putih kotor, dan tidak 2. Observasi dan pemeriksaan fisik
bermata. Pengamatan dapat dilakukan
C. Partisipan dengan seluruh alat indera, tidak
Subjek penelitian yang digunakan terbatas hanya apa yang dilihat.
dalam studi kasus ini adalah klien Observasi dapat dilakukan melalui
yang mengalami scabies di pondok penciuman, pendengaran, peraba
pesantren Ansor Al-Sunnah dan pengecap. Penelitian
kelurahan Kampar di wilayah kerja melakukan pengamatan atau
Puskesmas Airtiris. Jumlah subjek observasi langsung terhadap
penelitian adalah 1 klien masalah subjek penelitian
keperawatan dan diagnosa medis (Anggraini&Saryono,2012).
yang sama. Kriteria subjek kasus ini Observasi yang dilakukan dalam
adalah : studi kasus asuhan keperawatan
1. Klien mengalami scabies klien yang mengalami scabies
2. Klien yang bersedia dijadikan dengan melakukan pendekatan
subjek penelitian serta klien dan secara IPPA yaitu inspeksi,
keluarga yang kooperatif. palpasi, perkusi, dan auskultasi
D. Lokasi dan waktu penelitian pada sistem tubuh klien.
Lokasi dan waktu penelitian 3. Studi dokumentasi
asuhan keperawatan akan dilakukan Dokumentasi adalah mencari data
di pondok pesantren Ansor Al- mengenai hal-hal atau variabel
Sunnah Kelurahan Airtiris UPT berupa catatan, transkip, buku,
BLUUD di wilayah kerja Puskesmas surat kabar, majalah prasasti
Airtiris. Penelitian dilakukan pada notulen, rapat, legger dan agenda
tanggal 17 Juli 2021. (Anggraini&Saryono,2012). Dari
E. Pengumpulan Data studi kasus ini di dokumentasi
Pengumpulan data adalah suatu berupa hasil dari pemeriksaan
proses pendekatan pada subjek dan diagnostik data lain yang relevan.
proses pengumpulan karakteristik F. Uji keabsahan
subjek yang diperlukan dalam suatu Uji keabsahan data dimaksudkan
penelitian (Nursalam,2011). Metode untuk mengkaji kualitas data atau
pengumpulan data yang digunakan informasi yang diperoleh dalam
diantaranya : penelitian sehingga menghasilkan
1. Wawancara data dengan validitas tinggi. Uji
Wawancara adalah metode keabsahan dilakukan dengan :
pengumpulan data dilakukan a. Memperpanjang waktu
dengan tanya jawab (dialog) pengamatan data atau tindakan
langsung antara pewawancara memungkinkan peningkatan
dengan responden derajat kepercayaan data yang
(Anggraini&surya,2012). dikumpulkan, bisa mempelajari
Wawancara meliputi hasil kebudayaan dan dapat menguji
anamnesis berisi tentang identitas informasi dari responden dan
klien, keluhan utama, riwayat untuk membangun kepercayaan
penyakit sekarang, riwayat diri dari penelitian. Pengamatan
penyakit terdahulu, riwayat untuk menemukan ciri-ciri dan
penyakit keluarga, sumber data unsur-unsur dalam situasi yang
relevan dengan persoalan atau isu Pengumpulan data merupakan
yang sedang diteliti serta proses pendekatan kepada subjek
memusatkan hal-hal tersebut dan proses pengumpulan data
secara rinci tergantung dari desain da teknik
(Anggraini&Saryono,2013). instrumen yang digunakan
Memperpanjang waktu 3 hari (Nursalam,2011).Data
pengumpulan data belum lengkap dikumpulkan dari hasil WOD
dapat dilakukan penambahan (wawancara, observasi,
selama 1 hari. dokumentasi). Hasil dalam bentuk
b. Sumber informasi tambahan catatan lapangan, kemudian
menggunakan trigulasi. Trigulasi disalin dalam bentuk transkip
merupakan metode yang (catatan terstruktur).
dilakukan pada saat 2. Mereduksi data
mengumpulkan dan menganalisis Data hasil wawancara yang
data dengan pihak lain untuk terkumpul dalam bentuk catatan
memperjelas data atau informasi lapangan dijadikan satu dalam
yang telah diperoleh responden. bentuk transkip dan
Adapun pihak lain dalam studi dikelompokkan menjadi data
kasus ini yaitu keluarga klien subjektif dan objektif, dianalisis
yang pernah menderita penyakit berdasarkan hasil pemeriksaan
yang sama dengan klien dan diagnostik kemudian
perawat yang pernah mengatasi dibandingkan nilai normal.
masalah dengan klien. 3. Penyajian data
G. Analisa Data Penyajian data dapat dilakukan
Analisa data dilakukan sejak dengan tabel gambar, bagan
penelitian dilapangan, sewaktu maupun teks naratif. Kerahasiaan
pengumpulan data sampai dengan dari klien dijamin dengan jalan
semua data terkumpul. Analisa data menggambarkan identitas dari
yang dilakukan dengan cara klien.
mengemukakan fakta, selanjutnya 4. Kesimpulan
membandingkan dengan teori yang Dari data yang disajikan,
ada dan selanjutnya dituangkan kemudian data dibahas dan
dalam opini pembahasan. Teknik dibandingkan dengan hasil-hasil
analisis yang digunakan dengan cara penelitian terdahulu dan secara
memeriksa jawaban-jawaban yang teoritis dengan perilaku
diperoleh dari hasil interprestasi kesehatan. Penarikan dilakukan
wawancara mendalam yang dengan data pengkajian, diagnosa,
dilakukan untuk menjawab rumusan perencanaan, tindakan, evaluasi.
masalah. Teknik analisa digunakan H. Etika penelitian
dengan cara observasi oleh peneliti Dicantumkan etika yang
dan studi dokumentasi yang mendasari penyusunan studi kasus,
mengahasilkan data untuk terdiri dari:
selanjutnya di interprestasikan dan 1. Informed consent merupakan
dibandingkan teori yang ada sebagai bentuk persetujuan antar dengan
bahan untuk memberikan memberikan lembar persetujuan.
rekomendasi dalam intervensi Imformed consent diberikan
tersebut. Urutan dari analisis adalah : sebelum penelitian dilakukan
1. Pengumpulan data dengan memberikan lembar
persetujuan untuk responden. masih berstatus sebagai pelajar
Tujuan Imformed consent agar yang masih duduk di kelas 3,
subjekmengerti maksud tujuan agama islam, alamat Pondok
penelitian dan mengetahui Pesantren Ansor Al-Sunnah
dampaknya. dengan diagnosa scabies
2. Anonymity (tanpa nama): masalah b. Riwayat dan Tahap
etika penelitian merupakan Perkembangan
masalah yang memberikan Keluarga An. F merupakan
jaminan dalam penggunaan subjek tipe keluarga inti yaitu terdiri
penelitian dengan cara tidak dari ayah, ibu, anak. Adapun
memberikan atau menempatkan tugas perkembangan An. F
nama responden pada lembar yaitu belajar dengan giat dan
pengumpulan data atau hasil membantu orang tua dalam
penelitian yang akan disajikan. pekerjaan rumah. Suku
3. Confidentiality (kerahasiaan): keluarga An. F adalah melayu.
memberikan jaminan kerahasiaan Agama yang diyakini keluarga
hasil penelitian, baik informasi An. F adalah islam. Status
yang telah dikumpulkan dijamin ekonomi keluarga Tn. E
kerahasiaannya oleh peneliti, tergolong berkecupan.
hanya kelompok data tertentu Keluarga Tn. E masih memiliki
yang akan dilaporkan pada hasil tanggungan membiayai An. F
penelitian. dan anak yang lainnya.
BAB IV Aktifitas rekreasi keluarga An.
HASIL PENELITIAN F yang digunakan untuk
A. Hasil Penelitian mengisi kekosongan waktu
1. Gambaran lokasi penelitian yaitu makan bersama, atau
Pada bab ini akan diuraikan kumpul bersama menceritakan
asuhan keperawatan keluarga hal-hal yang menarik dengan
pada klien dengan scabies, temannya.
penelitian ini dilakukan di Pondok Tahap perkembangan
Pesantren Ansor Al-Sunnah. Yang keluarga An. F saat ini adalah
dilakukan pada tanggal 17-18 Juli keluarga dengan anak usia
2021. sekolah karena anak ke dua
Peneliti akan membahas yaitu An. F. Keluarga An. F
meliputi segi pengkajian tidak memiliki penyakit
keperawatan, diagnosa keturunan. Keluarga An. F
keperawatan, perencanaan tidak mempunyai penyakit
keperawatan, implementasi kulit sebelumnya.
keperawatan dan evaluasi c. Keadaan lingkungan
keperawatan. An. F yang ditempati
2. Pengkajian keperawatan sekarang adalah asrama
keluarga pondok pesantren. Luas asrama
a. Identifikasi Klien pondok lebarnya 3 meter,
Pengkajian ini dilakukan panjang 8 meter terdiri 2
pada tanggal 17 Juli 2021 di ruangan, kurang adanya
Pondok Pesantren Ansor Al- pencahayaan kurang masuk ke
Sunnah. Klien bernama An. F ruangan. Jendela pondok ada 4.
yang berumur 15 tahun, klien Di dalam ruangan tersebut ada
beberapa tempat tidur dan orang lainnya, kemampuan
lemari baju. An. F mengikuti menciptakan lingkungan yang
kegiatan yang ada di kondusif dengan selalu
lingkungan pondok. Hubungan menyelesaikan masalah dengan
bersama antar teman baik, teman temannya.
saling membantu dan Kemampuan penghuni
menghormati. Perkumpulan pondok kurang bisa
bermasyarakat An. F kurang menggunakan fasilitas atau
bersosialisasi dengan orang pelayanan kesehatan terdekat
lain. Sistempendukungyang (puskesmas, klinik dll). Tetapi
merawat An. F adalah ustad di penghuni pondok hanya
pondok, jarak kamar dengan melakukan pemeriksaan
UKS lebih kurang 100 meter. kesehatan di UKS yang ada di
d. Struktur keluarga pondok pesantren tersebut.
Keluarga An. F Komunikasi e. Stress dan koping keluarga
yang terjalin memiliki pola An. F khawatir mengenai
dalam berkomunikasi dengan keluhan penyakitnya saat ini.
teman temannya terbuka Stressor jangka panjang An. F
dimana dalam menyelesaikan yaitu takut mengalami
masalah An. F tersebut komplikasi seperti infeksi pada
berdiskusi untuk mendapatkan kulitnya. Untuk mengatasi
keputusan yang tepat. An. F kekurangan ekonomi, Tn. E
menyesuaikan dengan nilai selaku orang tua dari An. F .
agama yang dianut dan norma f. Harapan keluarga
yang ada, percaya bahwa Keluarga An. F berharap
penyakitnya bisa diobati dan bisa sembuh dari penyakitnya.
pengobatannya tidak ada An. F berharap pada petugas
hubungannya dengan guna- kesehatan pondok agar selalu
guna Tn. E berperan sebagai meningkatkan mutu pelayanan
kepala keluarga , An. F dan dan An. F berharap agar cepat
An. L berperan sebagai anak. sembuh dari penyakitnya.
An. F belum mampu
mengenal penyakit secara
keseluruhan . An. F B. Pembahasan
mengatakan sering mengeluh Setelah dilakukan Asuhan
gatal, mengeluh merah dan keperawatan keluarga pada klien
basah disertai nyeri karena dengan Scabies di Pondok Pesantren
penyakit kulit, dan An. F juga Ansor Al-Sunnah Wilayah Kerja
mengeluh pola tidur juga masih Puskesmas Airtiris UPT BLUD
belum normal karena sering Tahun 2021, maka pada bab
terbangun karena nyeri dan pembahasan peneliti akan
gatal kulit yang di deritanya menjabarkan adanya kesesuaian
biasanya gatal pada kulit sering maupun kesenjangan yang terdapat
terjadi pada malam hari, serta pada pasien antara teori dengan
dalam lingkungan pondok kasus. Tahapan pembahasan sesuai
pesantren ustad/ustazah masih dengan tahapan asuhan keperawatan
memberikan makanan yang yang dimulai dari pengkajian,
sama kepada An. F dengan diagnosa, rencana tindakan,
pelaksanaan tindakan dan evaluasi peningkatan rasa nyaman pada
keperawatan. pasien. Terutama setelah
1. Gangguan integritas kulit dilaksanakan penatalaksanaan
berhubugan dengan rasa nyaman nyeri dengan cara memberikan
nyeri obat salap (skabimes).
Hasil pengkajian pada klien Berdasarkan dari hasil studi
menujukkan adanya masalah nyeri kasus maka dapat di ambil asumsi
yang ditandai pada An. F peneliti bahwa dengan teknik obat
megatakan gatal pada kulitya dan salap dilakukan pengukuran
sering terjadi pada malam hari keberhasilan dari suatu tindakan
dengan frekuensi gatal hilang asuhan keperawatan yang telah
timbul. Nyeri adalah suatu dilakukan oleh peneliti selama
pengalaman sensoris dan dua hari. Adapun dalam kasus ini
emosional yang tidak penulis menggunakan SOAP :
menyenangkan yang terkait Subyektif, Obyektif, Analisa
dengan kerusakan jaringan aktual (untuk mengetahui apakah
atau potensial, atau masalah teratasi/teratasi
menggambarkan kondisi sebagian/timbul masalah baru)
terjadinya kerusakan. Nyeri dan planning tindak lanjut yang
merupakan gejala khas dari akan dilakukan. Evaluasi yang
penyakit scabies. Keluhan utama penulis lakukan secara selama dua
pada kasus Scabies adalah nyeri hari berturut-turut , adapun hasil
pada lukanya. Nyeri tersebut tersebut adalah integritas kulit.
timbul karena adanya Diagnosa ini dapat teratasi selama
pembengkakan dan berisi air pada dua hari, karena klien mengatakan
kulit hal ini dapat menyebabkan nyeri pada kulit sudah berkurang
mengalami nyeri jika tidak di dan peningkatan rasa nyaman
obati. dari nyeri yang dialami oleh terjadi secara bertahap.
klien peneliti melakukan Pemberian obat salap
intervensi untuk mengurangi merupakan salah satu bentuk obat
dengan cara memberikan obat yang diaplikasikan kepada pasian
(salap). yang mengalami nyeri ringan-
Hasil pengkajian yang sedang. Penanganan penderita
dilakukan peneliti, didapatkan scabies difokuskan pada cara
diagnosa prioritas pada kasus mengontrol rasa sakit,
scabies adalah gangguan aman mengurangi rasa gatal pada
dan nyaman : nyeri. Sesuai malam hari, rasa
dengan diagnosa priorotas pada perih,pembengkakan pada kulit
tinjauan teoritis. dan nyaman tidur di malam hari.
Berdasarkan hasil studi Berdasarkan dari hasil studi
mengenai nyeri yang didapatkan kasus maka dapat di ambil asumsi
dari penilaian lokasi, karakteristik, peneliti bahwa penerapan obat
durasi, frekuensi, kualitas dan salap ini teratasi dan cukup efektif
intensitas nyeri terhadap untuk membantu mengurangi
kemampuan pasien untuk nyeri yang di alami oleh klien
mengontrol nyeri pada klien di penderita scabies. Tetapi
atas. Dapat diketahuai , terjadi penerapan obat salap ini bukan
penurunan skala nyeri dan satu satunya yang mempengaruhi
penurunan skala nyeri salah tinjauan teoritis penatalaksanaan
satunya dengan cara perilaku non medis bisa dilakukan dengan
hidup bersih dan sehat. mencuci bersih pakaian,
2. Gangguan pola tidur berhubungan menghindari pakaian baju,
dengan nyeri handuk, sprei secara bersama-
Hasil pengkajian pada An. F sama, mandi dengan air hangat
menunjukkan adanya masalah, dan sabun. Pada An. F tidak
klien mengeluh tidur terganggu dilakukan penatalaksanaan non
apabila gatal-gatal pada malam medis sesuai tinjauan teoritis, An.
hari, klien juga memiliki F memakai handuk, sprei dan
kebiasaan tidur mulai dari jam pakaian bersama-sama dengan
22.00-04.30 WIB. Peneliti teman lainnya. Tidak mandi
merencanakan tujuan selama dua menggunakan air hangat
hari dan diharapkan pola tidur meskipun memakai sabun.
tidak terganggu. Berdasarkan dari hasil studi
Sesuai dengan rencana kasus maka dapat di ambil asumsi
tindakan keperawatan pada kasus peneliti bahwadilakukan
yang telah dibuat mengacu pada pengukuran keberhasilan dari
tinjauan teoritis yang ada, suatu tindakan asuhan
diagnosa yang telah ditegakkan keperawatan yang telah dilakukan
telah dibuat rencana tindakan. oleh peneliti selama dua hari.
Kriteria hasil, tujuan yang Adapun dalam kasus ini peneliti
dilakukan selama dua hari. menggunakan SOAP : Subyektif,
Pada tahap pelaksanaan ini, Obyektif, Analisa (untuk
peneliti melaksanakan tindakan mengetahui apakah masalah
sesuai rencana tindakan yang teratasi/teratasi sebagian/timbul
telah ditetapkan dan ditentukan. masalah baru) dan planning tindak
Pelaksanaan dilakukan dengan lanjut yang akan dilakukan.
memperhatikan keadaan atau Evaluasi yang peneliti lakukan
kondisi klien dan sarana yang secara selama dua hari berturut-
tersedia di asrama. Pelaksanaan turut , adapun hasil tersebut
keperawatan dilakukan selama adalah gangguan pola tidur.
dua hari oleh peneliti. Dalam Diagnosa ini dapat teratasi selama
pelaksanaan kegiatan ada faktor dua hari, karena klien mengatakan
mendukung dan menghambat. sudah jarang bangun malam hari,
Faktor yang mendukung antara karena gatal-gatal
lain, klien kooperatif saat berkurang,selalu berdoa sebelum
dilakukan tindakan keperawatan tidur.
oleh mahasiswa perawat dalam BAB V
mengatasi masalah sesuai PENUTUP
diagnosa yang ada. Pelaksanaan Setelah melakukan pengamatan dan
keperawatan pada An. F melaksanakan Asuhan keperawatan
dilakukan sesuai dengan rencana keluarga pada klien dengan Scabies di
tindakan keperawatan yang telah Pondok Pesantren Ansor Al-Sunnah di
dibuat. Dalam penatalaksanaan Wilayah Kerja Puskesmas Airtiris UPT
ada kesenjangan pada kasus An. BLUD Tahun 2021, maka peneliti dapat
F, dimana penatalaksanaan non menarik kesimpulan sekaligus saran
medis tidak sesuai dengan yang dapat bermanfaat dalam
meningkatkan mutu Asuhan perilaku tidak direncanakan
Keperawatan klien dengan Scabies. karena keterbatasan waktu. Dalam
A. Kesimpulan perencanaan penulis tidak
Dari hasil uraian yang telah menemukan hambatan, keluarga
diuraikan tentang asuhan sangat kooperatif dan mau bekerja
keperawatan pada pasien dengan sama.
Scabies, maka peneliti dapat 5. Pada tahap pelaksanaan tidak
mengambil kesimpulan sebagai ditemukan adanya hambatan baik
berikut : dari keluarga maupun perawat
1. Pada pengkajian secara teori dan seperti tercantum dalam teori.
kasus aspek yang dikaji sama, Pelaksanaan tindakan disesuaikan
data yang diperoleh berbeda dengan kondisi keluarga dan
karena pada kasus disesuaikan memperhatikan faktor
dengan kondisi keluarga, tidak penghambat dalam teori.
ada faktor penghambat dalam 6. Pada evaluasi untuk hasil berupa
melakukan pengkajian, sedangkan fungsi psikomotor dan perilaku
faktor pendukungnya yaitu belum tercapai karena
keluarga sangat kooperatif dan keterbatasan waktu pemberian
dapat bekerja sama dengan asuhan keperawatan keluarga.
perawat. Untuk mengevaluasi tersebut
2. Diagnosa keperawatan yang dibutuhkan asuhan yang
ditemukan pada kasus berkelanjutan, dari diagnosa
berdasarkan tipologi yaitu aktual, keperawatan tujuan tercapai
sedangkan diagnosa resiko dan sebagian tahapan perencanaan,
potensial tidak ditemukan implementasi, dan evaluasi karena
dikarenakan tidak ada data yang keluarga belum melaksanakan
menunjang. Pada tahap ini peneliti secara maksimal. Pada tahap ini
tidak mengalami hambatan karena peneliti tidak mengalami
keluarga sangat kooperatif. hambatan.
3. Penentuan masalah yang dibuat B. Saran
sesuai dengan kriteria pada teori, 1. Aspek Teoritis
sedangkan skor disesuaikan a. Untuk pencapaian hasil
dengan kondisi keluarga. Dalam keperawatan yang diharapkan,
memprioritaskan masalah diperlukan hubungan yang baik
keperawatan tidak ditemuakan dan keterlibatan pasien,
adanya hambatan karena keluarga keluarga dan tim kesehatan
sangat kooperatif. lainnya.
4. Pada perencanaan yang b. Dalam meningkatkan mutu
direncanakan adalah asuhan keperawatan yang
meningkatkan pengetahuan profesional alangkah baiknya
keluargasesuai dengan tindakan diadakan suatu seminar atau
fungsi, perawat hanya dapat pertemuan yang membahas
merencanakan untuk tentang masalah kesehatan
meningkatkan fungsi kognitif yang ada pada pasien.
dengan memberikan informasi 2. Aspek Praktis
kepada keluarga terkait masalah a. Perawat sebagai petugas
yang dihadapi keluarga. pelayanan kesehatan
Sedangkan untuk afektif dan hendaknya mempuyai
pengetahuan, keterampilan PPNI, (2016). Standar Diagnosis
yang cukup serta dapat Keperawatan Indonesia : Definisi
bekerjasama dengan tim dan Indikator Diagnostik, Edisi 1.
kesehatan lainnya dalam Jakarta : DPP PPNI.
memberikan asuhan PPNI, (2018). Standar Luaran
keperawatan pada pasien Keperawatan Indonesia : Definisi
dengan Scabies. dan Kriteria Hasil Keperawatan,
b. Pendidikan dan pengetahuan Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI.
perawat secara berkelanjutan PPNI, (2018). Standar Intervensi
perlu ditingkatkan baik secara Keperawatan Indonesia: Definisi
formal dan informal. dan Tindakan Keperawatan, Edisi
1. Jakarta : DPP PPNI.
Scholastica fina ayu, (2018), Asuhan
DAFTAR PUSTAKA keperawatan pada pasien dengan
gangguan sistem integumen,
Arif muttaqin, (2011), Asuhan Yogyakarta.
Keperawatan klien Gangguan Soedarto. (2012),Rencana Asuhan
Sistem Integumen,Jakarta. Keperawatan,Jakarta : EGC
Anggraini&Saryono, (2012). Buku Ajar SusantoClevere, (2013).Buku ajar
Diagnosis Penatalaksanaan ilmupenyakitkulitdankelamin.
Penyakit Kulit. Jakarta : EGC Jakarta
Darmawan, (2012), Dokumentasi Tarwoto&Wartona, (2015), Buku ajar
Keperawatan. jakarta fundamentalKeperawatan :konsep
Djuanda&Akmal, , proses, danpraktik. Jakarta: EGC
(2013).Asuhankeperawatanpada Wahidayat, (2012),Ilmu Penyakit Kulit,
scabies Jakarta: EGC
Handri, (2012). Manajemen Pendidikan
pondok pesantren, Jakarta
Http://eprints.poltekkesjogja.ac.id,2013.
Asuhankeperawatankliendengan
Scabiesdiaksespadatanggal 26
April 2021

Loetfia dwi rahariyani, (2016), Asuhan


keperawatan klien dengan
gangguan sisten integumen,
Jakarta : EGC.
Nugraheni, (2016), Keperawatan
Krisis,Jakarta : Arcan
Nugraheni,
(2016),Bukuajarasuhankeperawat
ankliendengangangguansystemint
egumen. Jakarta: EGC.
Nursalam, (2015),Konsep dan
Penerapan Metodologi Penelitian
Ilmu Keperawatan,
Jakarta :Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai