Anda di halaman 1dari 36

PROPOSAL PENELITIAN

HUBUNGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN

SEHAT (PHBS) DENGAN KEJADIAN PENYAKIT

KULIT PADA ANAK PANTI ASUHAN

MUHAMMADIYAH KUOK

TAHUN 2023

NAMA :BELLA MARSELA

NIM :1913201006

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MSYARAKAT

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI

RIAU

2023
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penyakit kulit merupakan penyakit yang dapat menyerang

permukaan tubuh yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit.

Penyakit kulit yang di sebabkan oleh adanya parasit, kuman, jamur dan

virus, bahkan lingkungan yang kotor juga dapat menimbulkan berbagai

penyakit kulit. Di mana faktor-faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya

penyakit kulit yaitu seperti sikap dan pengetahuan yang kurang terhadap

kebersihan diri sendiri (SEPTIANI & Putri, 2021). Gejala dari penyakit

kulit ini dapat menimbulkan seperti sesnsai gatal yang hebat di mana hal

ini membuat penderita sering menggaruk sehingga menimbulkan lecet di

sertai infeksi (Febrina et al., 2021).

Menurut WHO (Word Health Organization) menyatakan bahwa

angka pravelensi penyakit kulit di seluruh dunia di laporkan sekitar 300

juta kasus pertahunnya. Di mana prevalensi penyakit kulit di indonesia ini

sebesar 4,60% sampai 12,95%, menduduki pada urutan ke 10 penyakit

terbanyak. Berdasarkan hasil dari Dinas Kesehatan Provinsi Riau pada

tahun 2019 berjumlah 28,884 (2,6%) kasus penyakit kulit. Berdasarkan

data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar tahun 2022, di dapatkan

jumlah penyakit kulit berjumlah 4.061 kasus. Berdasarkan data yang di

peroleh dari Puskesmas Kuok tahun 2020 berjumlah 310 kasus, dan

mengalami penurunan tahun 2021 berjumlah 247 kasus dan mengalami

penaikan pada tahun 2022 berjumlah 451 kasus.

Penyakit kulit Di indonesia ini tergolong sangat tinggi sehingga


dapat di golongkan kedalam permasalahan yang cukup berat. Gejala pada

penyakit kulit ini seperti gatal-gatal yang di sebabkan oleh kurangnya

menjaga perilaku hidup bersih dan sehat dan kebersihan diri seperti

kebersihan kulit, rambut dan kuku. Penyakit kulit ini memiliki beragam

jenis di mana di antaranya seperti tinea pedis, dermatitis, scabies, panu

dan lain-lain (Riswandhani & Asyfiradayati, 2021). Faktor pendukung

yang mempengaruhi terjadinya penyakit kulit adalah keadaan lingkungan

berupa suhu,dan kelembapan, sosial ekonomi dan selain itu ada juga

kebiasaan yang menyangkut perilaku hidup bersih dan sehat yang sangat

berpengaruh pada kejadian penyakit kulit (Armansyah, 2020)

Berdasarkan informasi data dari pengasuh Panti Asuhan Muham-

madiyah di Kuok menunjukan bahwa jumlah dari anak panti sebanyak 55

orang dengan jumlah anak panti yang putra berjumlah 25 orang dan anak

panti yang putri berjumlah 30 orang. Penyakit yang paling sering di deritai

oleh anak-anak panti asuhan Muhammadiyah Kuok ini yaitu kasus

penyakit kulit, Salah satu penyebab penularan penyakit kulit di lingkungan

panti asuhan ini adalah kondisi lingkungan panti dan hygiene seseorang

yang kurang bersih dan sehat sehingga dapat mempengaruhi kesehatan dan

resiko penularan penyakit kulit di panti asuhan. Beberapa sikap kurang

baik dari anak-anak panti asuhan yang sering kali di lakukan yaitu tidur

yang selalu berdempetan, malas bersih-bersih tempat tidur, sering

bertukaran pakaian dengan teman, selalu memakai handuk bersamaan

dengan teman, tidak menjemur handuk ketika sudah di pakai, jarang

menjemur kasur dan bantal bahkan peralatan mandi juga di pakai secara

bersamaan. Hal ini sangat memungkinkan akan terjadinya penularan

penyakit seperti penyakit kulit karena kurangnya perilaku hidup bersih

dan sehat (Yulyani, 2019).


Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat ialah suatu rangkaian aktivitas

dalam bidang kesehatan. PHBS merupakan fasilitas yang bertujuan supaya

warga dapat jadi penggerak pergantian sehingga bisa tingkatkan perilaku

hidup bersih dan sehat (Ardinansyah et al., 2021). Perilaku Hidup Bersih

dan Sehat (PHBS) Merupakan sekumpulan perilaku di mana yang di

praktekan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajran yang dapat

menjadikan individu/kelompok sehinngga menolong dirinya sendiri dalam

bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan derajat kesehatan

masyarakat. Perilaku hidup bersih dan sehat mempunyai tujuan untuk

tingkatkan derajat Kesehatan seseorang dan lingkungannya dengan mem-

praktikkan sikap Kesehatan serta mempunyai khasiat dengan terciptanya

individu yang mempunyai kesadaran dalam menjalankan PHBS dengan

menambah pengetahuan (Anhusadar & Islamiyah, 2020).

Berdasarkan survey awal yang peneliti telah lakukan pada bulan

Maret 2023 di Panti Asuhan Muhammadiyah Kuok dengan jumlah anak

panti sebanyak 55 orang yang mengalami penyakit kulit sebanyak 15

orang. Peneliti melakukan wawancara kepada pengasuh Panti Asuhan

Muhammadiyah, pengasuh panti tersebut mengatakan bahwa terdapat 15

orang anak panti yang sedang mengalami penyakit kulit seperti gatal-gatal

pada lengan dan kaki, di mana mereka sering mengalami gatal pada malam

hari. Hal ini di karenakan bahwasannya pengasuh juga pernah menyuruh

mereka untuk melakukan hidup bersih dan sehat, tetapi ada sebagian dari

anak-anak panti tersebut tidak menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat

di panti tersebut. Bahkan mereka juga pernah bertukar pakainnya dengan

teman sekamar, terkadang mandi juga kadang bahkan ada yang mandi

sekali sehari karena kesibukan mereka, jarang menjemur handuk yang

sudah di pakai, tidak pernah menjemur kasur seminggu sekali di bawah


sinar matahari bahkan pakaian yang sudah di pakai dari kemaren juga

jarang di cuci. Jadi masalah di atas memberi gambaran bahwa penerapan

perilaku hidup bersih dan sehat di panti asuhan kurang baik.

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, maka

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Hubungan

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Dengan Kejadian Penyakit Kulit

Pada Anak Panti Asuhan Muhammadiyah Kuok Kabupaten Kampar

Tahun 2023”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah di paparkan di atas,

maka dapat di rumuskan masalah sebagai berikut, yaitu Apakah ada

hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Dengan Kejadian

Penyakit Kulit Pada Anak Panti Asuhan Muhammadiyah Kuok Kabupaten

Kampar Tahun 2023?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk Mengetahui Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS) Dengan Kejadian Penyakit Kulit Pada Anak Panti Asuhan

Muhammadiyah Kuok Kabupaten Kampar Tahun 2023.

1.3.2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui distribusi frekuensi perilaku hidup bersih

dan sehat (PHBS) pada anak panti asuhan muhammadiyah

kuok.

b. Untuk mengetahui distribusi frekunesi kejadian penyakit kulit

pada anak panti asuhan muhammadiyah kuok.

c. Untuk mengetahui hubungan perilaku hidup bersih dan sehat


(PHBS) pada anak panti asuhan muhammadiyah kuok.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dengan hasil penelitian ini berharap agar dapat menjadi

informasi dan bahan masukan untuk peneliti selanjutnya mengenai

hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Dengan

Kejadian Penyakit Kulit Pada anak Panti Asuhan Muhammadiyah

Kuok.

1.4.2. Bagi Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Sebagai bahan masukan bagi peneliti selanjutnya tentang

kejadian Penyakit kulit pada Anak Panti Asuhan Muhammadiyah

Kuok.

1.4.3. Bagi Panti Asuhan Muhammadiyah Kuok

Dengan hasil penelitian ini di harapkan dapat menambah

wawasan, ilmu pengetahuan, masukan / saran bagi Pengurus Panti

Asuhan Muhammadiyah untuk menerapkan Perilaku Hidup Bersih

dan Sehat (PHBS) Di Panti tersebut untuk mengurahgi resiko

terjadinya suatu Penyakit Kulit.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Teoritis

2.1.1. Konsep Kejadian Penyakit Kulit

a. Defenisi Penyakit Kulit

Penyakit kulit merupakan kelainan kulit yang di sebabkan

oleh adanya jamur, kuman, parasit, virus maupunn infeksi yang

bisa menyerang siapa saja. Penyakit kulit jika tidak di tangani

dengan serius, maka dapat menyerang seluruh atau sebagian tubuh

tertentu serta dapat membahayakan kondisi kesehatan sipenderita.

Faktor-faktor yang dapat menyebabkan gangguan pada kulit yang

paling sering di temui yaitu seperti faktor lingkungan, iklmi,

tempat tinggal, kebiasaan hidup yang kurang sehat, dll (Putri et al.,

2018).

b. Gejala Penyakit Kulit

Cara untuk mendiagnosis penyakit kulit dan penanganan

terapeutik, maka terlebih dahulu yang harus di lakukan yaitu

mengenali perubahan pada kulit yang di amati secara klinis seperti

eflorosen. Eflorosen ini dapat berubah pada waktu berlangsungnya

penyakit. Untuk dapat mempermudah mendiagnosis, ruam kulit

dapat di bagi menjadi beberapa kelompok seperti Efloresen primer

terdapat pada kulit normal dan Efloresen sekunder berkembang

pada kulit yang berubah (Ayu, 2015).

1) Efloresen Primer

a) Bercak (Marcula), perubahan pada warna kulit.

b) Urtica, bentol-bentol pada kulit yang warna merah


muda sampai putih yang di sebabkan oleh udem.

c) Papula, berbentuk sebesar kepala jarum pentul sampai

sebesar kacang hijau terjadi karena penebalan epidermis

secara lokal.

d) Tuber, mirip dengan papula, tetapi tuber ini jauh lebih

besar.

e) Vesikel, ukuran sebesar kepala jarum pentul sampai

sebesar biji kapri dan merupakan rongga beruang satu

atau banyak yang berisi cairan.

f) Bulla, mirip dengan vesikel hanya ukuran sedikit lebih

besar dan biasanya beruang satu.

g) Pustule, merupakan vesikel yang berisi nanah, biasanya

pada kulit yang berubah karena peradangan.

h) Urtika, merupakan penonjolan di atas kulit akibat

edema setempat dan dapat hilang secara perlahan-lahan.

i) Tumor, penonjolan di atas permukaan kulit berdasarkan

pertumbuhan sel.

j) Kista, penonjolan di atas permukaan kulit berupa

kantong yang berisi cairan serosa.

k) Plak, peninggian di atas permukaan kulit,

permukaannya yang rata atau berisi zat padat.

l) Abes, kumpulan nanah dalam jaringan.

2) Efloresen Sekunder

a) Ketombe (squama).

b) Crusta, berbentuk akibat mengeringnya eksudar, nanah,

darah.

c) Erosion, kerusakan kulit permukaan yang ada dalam


epidermis.

d) Ulcus, di sebabkan oleh hilangnya komponen kulit pada

bagian yang lebih dalam, epidermis, dan

kelengkapannya juga rusak.

e) Fisura, merupakan epidermis yang retak, hingga dermis

terlihat sehingga menimbulkan nyeri pada kulit.

f) Eksoriasi, kerusakan pada kulit sampai ujung stratum

papilaris sehingga kulit tempak merah di sertai bintik-

bintik perdarahan.

g) Luka panit (cicatrix), jaringan ikat yang menggantikan

epidermis dan dermis yang sudah hilang.

c. Jenis Penyakit Kulit

1) Dermatitis

Merupakan peradangan pada kulit epidermis dan

dermis yang di sebabkan oleh adanya faktor eksogen dan

endogen dengan pada klainan klinis berupa efloresensi

polimorfik seperti eritema, edema, papul, vesikel, skuama,

dan keluhan gatal pad kulit (Adhi, 2013).

2) Abses

Merupakan sebuah penimbunan nanah dalam suatu

rongga di daerah tubuh, dapat terjadi dalam jaringan

ataupun rongga. Gejala dari Abses berupa kemerahan,

nyeri hangat, bengkak ketika di tekan dan terdapat cairan

di dalam, penyebabnya berupak infeski bakteri di mana

bakteri yang paling umun di temukan yaitu

Staphylococcus aureus (Singer & Talan, 2014).


3) Scabies

Merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh

penularan tungau sarcoptes scabies varian hominis varian

(Savira, 2020). Gejala dari scabies ini berupa bintik

merah seperti jerawat kulit meradang, panas pada area

tersebut, perih dan keluar nanah.

4) Herpes

Penyakit yang di sebabkan oleh adanya virus dengan munculnya

lepuhan pada kulit berwarna kemerahan berisi cairan pada bagian

kulit tertentu. Gejala dari penyakit kulit ini berupa gatal,

demam,sensitive terhadap cahaya, nyeri kepala, kulit melepuh dan

muncul gelembung air. Penyakit herpes ini banyaknya di temukan

pada negara seperti endemis di indonesia.

5) Urtikaria

Penyakit dengan adanya edema kulit superfisial

setempat dengan ukuran bervariasi di kelilingi halo eritem

di sertai rasa gatal atau panas serta demam. Gejala yang

pada penyakit ini berupa gatal, demam, muncul ruam

merah, alergi, bengkak, dan panas pada area tertentu.

Ruam urtika ini akan hilang secara perlahan-lahan dalam

waktu 1-24 jam (Fitria, 2013).

6) Kudis

Gejala dari penyakit ini berupa rasa gatal yang lebih

parah pada malam hari, sering muncul di tempat lembab

pada tubuh seperti sela jari, ketiak, perut, bahkan di

pergelangan tangan. Bisa juga timbul seperti garis

berwarna abu-abu atau putih kebiruan pada kulit.


7) Kurap

Penyakit yang di sebabkan oleh jamur, gejala dari

penyakit ini berupa benjolan yang tampak memerah dan

membesar yang bersi nanah dan terasa panas di bagian

semua tubuh, namun biasanya tumbuh pada bagian tubuh

yang lembab seperti ketiak, leher, lipatan lengan, paha,

kulit kepala.

8) Panu

Penyakit yang di tandai dengan adanya bercak di

sertai rasa gatal pada saat berkeringat. Di mana bercak ini

berwarna putih, coklat atau merah tergantung jenis kulit

yang di alami oleh si penderita, penyakit panu ini dapat di

derita mulai dari anak-anak, remaja dan dewasa(Inayah

Hayati, 2014).

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Penyakit

Kulit

1) Lingkungan

Lingkungan ini terdiri dari 3 komponen yang meliputi

seperti lingkungan fisik, lingkungan biologi dan lingkungan

sosial. Dengan lingkungan dan sanitasinya tidak sehat dan

tidak terjaga maka akan menyebabkan timbulnya pada

kesehatan. Di mana lingkungan ini dapat menyebabkan

langsung, seperti faktor yang berpengaruh dalam

menunjang terjangkitnya suatu penyakit.

2) Perilaku

Dengan perilaku yang tidak sehat dalam hal nya membuang

sampah sembarangan, tidak mencuci tangan ketika sebelum


makan dan sesudah makan, buang air besar dan kecil di

sembarang tempat, mencuci atau mandi dengan air yang

tidak bersih ialah suatu perilaku yang akan menimbulnya

berbagai jenis penyakit.

3) Pelayanan Kesehatan

Pelayanan Kesehatan yang bersifat minim atau sulitnya di

jangkau akan membuat para penduduk yang sakit tidak bis

terobati dengan cepat sehingga menyebabkan penularan

penyakit kepada yang lain .

4) Genetik

Merupakan faktor keturunan yang mengarahkan sejumlah

sifat yang menurun dari generasi ke generasi yang lain.

Da;lam kesehatan masyarakat dapat di pengaruhi oleh

adanya faktor keturunan karena dari sebagian penyakit akan

di turunkan dari orang tuanya (Ayu, 2015).

e) Pencegahan Penyakit Kulit

1) Mandi dengan teratur menggunakan sabun.

2) Mencuci pakaian, sprei, sarung bantal dan selimut dengan teratur

minimal 2x seminggu.

3) Menjemur kasur dan bantal minimal 2 minggu sekali.

4) Hindari kontak langsung dengan orang – otang yang menderita

infeksi pada penyakit kulit.

5) Tidak boleh saling bertukar pakaian pada orang lain.

6) Menjaga kebersihan rumah dan ventilasi cukup.

7) Mandi 2x sehari.
2.1.2. Konsep Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)

a. Defenisi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Perilaku Hidup bersih dan sehat merupakan perilaku

kesehatan yang bertujuan untuk mengurangi dan mencegah

penyebaran penyakit yang di lakukan atas kesadaran diri baik

dari anggota keluarga maupun dari pribadi orang itu sendiri.

PHBS dapat di terapkan di semua kalangan usia baik dari balita

hingga dewasa bahkan lansia (Lukas et al., 2019).

b. Tatanan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat sangat penting untuk di

terapkan di setiap individu karena dengan adanya kesadaran

diri sendiri untuk meningkatkan kesehatannya sehingga dapat

berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan yang sehat.

Lima tatanan dalam program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

menurt (Andriansyah & Natalia Rahmantari, 2013) yaitu:

1) Tatanan dalam rumah tangga

Dalam penerapan perilaku hidup bersih dan sehat di

lingkungan keluarga ini merupakan suatu upaya dalam

mengajarkan dan menggerakan anggota keluarga agar

mereka tahu dan mampu melaksanakan perilaku hidup

bersih dan sehat sehingga berperan aktif dalam menjaga

kesehatan (Oktariani et al., 2021).

2) Tatanan di Sekolah

Dalam pemberian pendidikan PHBS di lingkunagan

sekolah merupakan salah satu hal yang menjadi tempat

untuk melaksanaa pendidikan kesehatan yang paling

efektif. Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di


llingkungan sekolah yaitu dengan cara mencuci tangan

dengan baik dan benar, membawa hansanitaizer,

mengomsusmsi jajanan sehat di sekolah, olahraga teratur,

menggunakan jamban yang bersih (Rastini et al., 2018).

3) Tatanan di Tempat Kerja

Dalam penerapan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

(PHBS) ini adalah upaya untuk memberdayakan pegawai

agar mereka mau dan mampu untuk mempraktikan PHBS

serta ikut berperan aktif dalam mewujudkan tempat kerja

yang sehat (Nursyam, S. & Fitriani, 2018).

4) Tatanan di Insitut Kesehatan

Dalam Penerapan PHBS di institut kesehatan ini meliputi

upaya untuk menciptakan lingkungan kerja yang bersih dan

sehat, menerapkan prinsip-prinsip kebersihan dan sanitasi

yang baik, sehingga memastikan seluruh sivitas akademika

terlibat dalam menjaga kebersihan dan kesehatan

lingkungan kerja. Maka dengan hal ini diharapkan dapat

mencegah penyebaran penyakit dan meningkatkan

produktivitas kerja.

5) Tatanan di Tempa-tempat Umum

Penerapan PHBS di tempat umum ini meliputi

upaya untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan

sehat, dengan menerapkan prinsip-prinsip kebersihan dan

sanitasi yang baik, serta memastikan seluruh masyarakat

terlibat dalam menjaga kebersihan dan kesehatan

lingkungan.
c. Indikator Perlaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

1) Mencuci tangan dengan air mengalir dengan menggunakan

sabun

2) Memelihara rambut agar bersih dan rapi

3) Memelihara kuku

4) Memelihara kebersihan rambut agar bersih dan rapi

5) Memakai pakaian yang bersih dan rapi

6) Memelihara kebersihan tempat tidur. (Anik, 2018)

d. Faktor yang mempengaruhi Pelaksanaan PHBS

1) Faktor Perilaku dan non fisik perilaku

2) Faktor geografi

3) Faktor teknis (segala fasilitas saranan dan prasarana)

4) Kurangnya dalam upaya promotif yang berhubungan dengan

kesehatan khusus mengenai tentang adanya PHBS dari Puskesmas

serta instansi kesehatan yang lainnya.(Anik, 2018)

2.1.3. Panti Asuhan

Menurut Despos RI (2004: 4), Panti Sosial Asuhan anak

merupakan suatu lembaga usaha kesejahteraan social yang

memiliki tanjung jawab untuk membagikan pelayanan

kesejahteraan social pada anak terlantar dengan melakukan

penyantunan serta pengentasan anak terlantar, membagikan

pelayanan pengganti orang tua/ wali anak dalam penuhi kebutuhan

raga, mentalserta social kepada anak panti asuhan sehingga

mendapatkan peluang yang lebih luas,tepat dan memadai untuk

pengembangan kepribadiannya cocok dengan yang di harapkan

elaku bagian dari generasi penerus cita-cita bangsa serta selaku

insan yang ikut dan aktif dalam bidang pembangunan nasional


(Zukmadini et al., 2020).

Jenis penyakit yang sering di alami pada anak panti asuhan

yaitu penyakit kulit . Salah satu penyebab penularan penyakit kulit

di lingkungan panti asuhan ini adalah kondisi lingkungan panti dan

hygien seseorang yang kurang bersih dan sehat sehingga dapat

mempengaruhi kesehatan dan resiko penularan penyakit kulit di

panti asuhan. Di mana hal ini di sebabkan oleh kurangnya

pengetahuan dan kesadaran tentang akan pentingnya perilaku

hidup bersih dan sehat (PHBS), serta kurangnya pengawasan dan

monitoring dari pengelola panti asuhan kepada anak anak.

Beberapa sikap kurang baik dari anak-anak panti asuhan yang

sering kali di lakukan yaitu :

a. Tidur yang selalu berdempetan,

b. malas bersih-bersih tempat tidur,

c. sering bertukaran pakaian dengan teman,

d. selalu memakai handuk bersamaan dengan teman,

e. tidak menjemur handuk ketika sudah di pakai,

f. jarang menjemur kasur dan bantal bahkan

g. peralatan mandi juga di pakai secara bersamaan.

3.1.4. Penelitian Terkait

a. Patmawati & Nurul Fitria Herman. (2021), “Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat Dengan Kejadian Penyakit Kulit”. Jenis

penelitian yaitu Penelitian Observasional dengan rancangan

cross sectional. Metode pengambilan sampel yaitu simple

random sampling. hasil menunjukan bahwa terdapat hubungan

perilaku hidup bersih dan sehat dengan kejadian penyakit kulit

pada santri di Pondok Pesantren Hasan Yamani terlihat dalam


subjek bahwa PHBS yang baik terserang penyakit kulit sebanyak

15 orang dan yang memiliki riwayat penyakit kulit sebanyak 59

orang. Subjek yang dalam kategori PHBS sangat baik yang

terserang penyakit kulit sebanyak 6 orang dan responden yang

memiliki riwayat penyakit kulit sebanyak 8 orang.

b. Atik setiyaningsih & Sutriyanti, (2018), “ Hubungan Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat Dengan Kejadian Penyakit Kulit”. Jenis

penelitian survey analitik dengan pendekatan cross sectional.

Metode pengambilan sampel total sampling. Hasil menunjukan

terdapat hubungan perilaku hidup bersih dan sehat dengan

kejadian penyakit kulit yang terlihat dari taraf signifikan p-value

0,0001< 0,05. Di mana perilaku hidup bersih dan sehat dalam

keadaan baik sebanyak 20 responden (48,8%) dan anak panti

asyiyah kab. Boyolali tidak mengalami penyakit kulit sebanyak

25 responden (61%).

c. Indri M. Dkk., (2022), “Analisi Hubungan Hygienen

Perseorangan Dan Sanitasi Terhadap Penyakit Kulit Pada Anak

Boarding school”. Jenis penelitian ini berupa kuantitatif dengan

desain cross sectional study, metode pengambilan sampel pada

penelitian ini berupa Stratified Random Sampling. Hasil

menunjukan bahwa nilai hygiene sesorang yang diperoleh 0,000

(p < 0,05) dengan nilai OR 4,706, nilai sanitasi 0,000 (p < 0,05)

dengan nilai OR 0,312 dan nilai ekonomi 0,000 (p , 0,05) dengan

nilai OR 6,953. Bahwa terdapat hubungan hygiene perseorangan,

sanitasi dan ekonomi terhadap penyakit kulit pada anak

Boarding School.
2.2. Kerangka Teori

Perilaku Hidup Bersih


Dan Sehat (PHBS) :

1. Mencuci tangan

dengan air mengalir

menggunakan sabun

2. Membuang

sampah pada

tempatnya

3. Memelihara kuku

4. Memakai
Kejadian Penyakit Kulit
pakaian bersih

dan rapi

5. Memelihara ram-

but agar bersih

dan rapi

6. Memelihara ke-

bersihan tempat

tidur
Sumber : modifikasi dari Wahyuni Romadoni 2021

Skema 2.2 Kerangka Teori


2.3. Kerangka Konsep

Merupakan cara yang digunakan untuk menjelaskan suatu

hubungan/ kaitanya antara variabel yang akan di teliti (Wibowo, 2014).

Variabel Independen Variabel Dependen

Perilaku Hidup Bersih Kejadian Penyakit Kulit


Dan Sehat (PHBS)

Skema 2.3 Kerangka konsep

2.4. Hippotesis

Hipotesis merupakan suatu jawaban atau dugaan yang bersifat

sementara tentang antara dua variabel yang akan di uji kebenarannya

melalui penelitian. (Sugiyono, 2015)

Ha : “Ada Hubungan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Dengan

Kejadian Penyakit Kulit Pada Anak Panti Asuhan Muhammadiyah

Kuok”.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan metode kunatitatif dengan

rancangan cross sectional di mana penelitian ini untuk mengetahui

hubungan variabel independen (Perilaku hidup bersih dan sehat) dengan

variabel dependen (Kejadian penyakit kulit) di Panti Asuhan

Muhammadiyah Kuok Kabupaten Kampar Tahun 2023.

3.1.1. Rancangan Penelitian

Penelitian Dimulai

Sampel (Anak
Panti Asuhan
Muhammadiyah)
Kuok

Perilaku Hidup
Bersih Dan
Sehat (PHBS)
Melakukan
Hasil
pengumpulan
pengamata
data secara
n dan
bersamaan
Kejadian penyakit pengukuran
kulit

Hasil analisis

Skema 3.1.1 Rancangan Penelitian


(Notoadmojo, 2018)
3.1.2. Alur Penelitian

Penelitian Di mulai

Penelitian Di Lokasi Panti Asuhan


Muhammadiyah Kuok

Sampel : seluruh anak panti asuhan

berjumlah 55 orang

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Kejadian Penyakit Kulit

Analisa data

univariat & Bivariat

Hasil Penelitian

Skema 3.1.2. Alur Penelitian

3.1.3. Prosedur penelitian

Dengan melakukan penelitian ini peneliti mengumpulkan data

dengan melalui prosedur sebagai berikut:

a. Mengajukan surat permohonan izin pengambilan data dari Universitas

Pahlawan Tuanku Tambusai untuk di serahkan kepada Dinas

kesehatan Kabupaten Kampar.

b. meminta izin kepada Pihak Pengasuh panti asuhan muhammadiyah

kuok untuk melakukan penelitian.

c. Setelah mendapat izin dari pihak pengasuh Panti Asuhan Muham-

madiyah Kuok, peneliti mendatangi responden dengan sesuai kriteria


penelitian untuk menjelaskan tujuan penelitian kepada calon

responden.

d. Bagi calon responen yang setuju untuk menjadi calon responden maka

di minta untuk menandatangani lembar persetujuan menjadi

responden.

e. Setelah responden menandatangani lembar persetujuan, peneliti

menyerahkan kuesioner sambil menjelaskan cara pengisian.

f. Setelah data terkumpul maka peneliti memeriksa Kembali kelengkapan

jawaban yang sesuai dengan data yang berhubungan.

g. Melakukan pengolahan dan tabulasi data

3.1.4. Variabel Penelitian

variabel merupakan suatu objek pengamatan penelitian, di mana sering

juga di sebut sebagai faktor yang berperan dalam penelitian atau gejala

yang di teliti

a. Variabel Independen

Variabel ini adalah Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS). Di

mana variabel independen ini adalah faktor yang menjadi pokok

permasalahannya yang ingin di teliti.

b. Variabel Dependen

Variabel ini adalah Kejadian Penyakit Kulit. Di mana variabel

dependen ini adalah variabel yang besarannya tergantung dari variabel

independen yang di berikan dan di ukur untuk menentukan ada

tidaknya pengaruh dari variabel independen. (Sugiyono, 2015)

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian di lakukan di Panti Asuhan Muhammadiyah Kuok

Kabupaten Kampar.
3.2.2. Penelitian yang akan di lakukan pada bulan Mei-juni 2023.

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi merupakan objek penelitian keseluruhan atau objek yang

di teliti (Notoadmojo, 2018). Populasi dari penelitian ini yaitu seluruh

Anak Panti Asuhan dengan berjumlah 55 orang.

3.3.2. Sampel

Sampel merupakan sebagian dari keseluruhan objek yang di ambil

yang akan di teliti dan di anggap mewakili seluruh populasi

(Notoadmojo, 2018) Sampel dalam penelitian ini yaitu berjumlah 55

orang.

a. Kriteria Sampel

1) Kriteria Inklusi

Merupakan karakteristik yang bersifat umum dalam subjek

penelitian dari suatu populasi target dan terjangkau yang akan

di teliti.

a) Anak Panti Asuhan Muhammadiyah Kuok Kabupaten

Kampar.

b) Bersedia untuk menjadi responden.

2) Kriteria Ekslusi

a) Anak Panti Asuhan Muhammadiyah Kuok Kabupaten

Kampar yang sedang sakit ketika saat di lakukan

penelitian.

b) Anak Panti Asuhan yang terdaftar pendidikan tetapi sudah

berhenti.

b. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik sampel yang di gunakan dalam penelitian ini adalah


dengan menggunakan teknik total Sampling, yaitu dengan

pengambilan sampel jika semua anggota populasi di gunakan se-

bagai sampel. Jadi seluruh jumlah sampel yang di gunakan pada

penelitian ini yaitu sebanyak 55 responden..(Notoadmojo, 2018)

3.4. Etika Penelitian

3.4.1. Informed Consent

Adalah lembar yang berupa persetujuan sebagai bentuk

kesepakatan antara si peneliti dengan responde. Lembar penelitian ini

berupa judul penelitian serta manfaat penelitian sehingga responden

mampu mengetahui maksud dan tujuan penelitian. Jika responden

menolak maka peneliti tidak boleh memaksanya dan harus

menghargai dari keputusan responden.

3.4.2. Tanpa Nama (Anonymity)

Yaitu menyembunyikan suatu identitas dalam penelitian, di mana

dalam proses penelitian ini hanya boleh memberikan inisial nama saja

bukan nama asli.

3.4.3. Confidentiality

Merupakan suatu kerahasian informasi yang di dapatkan dari

responden, di mana peneliti harus menjaga informasi maupun masalah

yang di daptakan dari responden dari orang lain.dan hanya kelompok

tertentu saja yang boleh di laporkan pada hasil riset. Hasil penelitian

hanya boleh melaporkan kepada pihak Universitas Pahlawan Tuanku

Tambusai dan Pihak Panti Asuhan Muhammadiyah Kuok. (Notoad-

mojo, 2018)

3.5. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data dalam penelitian ini yang di gunakan adalah

menggunakan data primer. Di mana data primer berupa lembar kuesioner yang
di bagikan langsung melalui responden yang di teliti untuk memperoleh data

yang di butuhkan. Lembar kuesioner yang di gunakan pada penelitian ini

yaitu :

3.5.1. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)

Dalam variabel PHBS ini dengan berupa kuesioner yang berbentuk

tabel cheklist dengan jumlah 6 pertanyaan yang berkaitan dengan

perilaku hidup bersih dan sehat dengan kejadian penyakit kulit. Data

di kumpul dengan melalui penyebaran kuesioner menggunakan skala

likert.

3.5.2. Kejadian Penyakit Kulit

Dalam variabel Kejadian penyakit kulit ini dengan menggunakan

berupa kuesioner yang berisi pertanyaan dengan jumlah 8 pertanyaan

kuesioner dengan pilihan kata pernah mengalami dan tidak pernah

menglami.

3.6. Uji Validitas Dan Reliabilitas

3.6.1. Uji Validitas

Validitas merupakan ukuran yang di tunjukan sah atau tidak suatu

instrumen. Instrumen yang valid berati suatu ukuran yang di gunakan

utuk memperoleh data yang valid. Dalam kata valid berarti suatu

instrumen yang dapat mengukur apa yang akan seharsnya di ukur.

Dalam mengukur validitas istrumen menggunakan rumus Korelasi

Product Moment.(Arikunto, 2013)

n (∑XY−∑X∑Y)
r =
V ¿¿
Keterangan :

r xy : Koefisien Korelasi

N : Jumlah responden uji coba

X : Skor tiap item

Y :Skor seluruh item responden uji coba

Jika r hitung lebih besar dari r table dengan tingkat signifikan

0,05 maka butir pertanyaan atau indikator di nyatakan valid,

begitu sebaliknya.

Dalam penelitian ini peneliti tidak melakukan uji validitas

pada kuesioner perilaku hidup bersih dan sehat peneliti

melakukan menggunakan kuesioner yang telah di lakukan oleh

Yeni Faridawati (2013) dengan judul hubungan

3.6.2. Uji Reliabilitas

Dengan menunjukan bahwa suatu instrumen yang cukup dapat di

percaya sehingga dapat di gunakan sebagai alat pengumpulan data

karena dalam instrumen itu di nyatakan sudah baik. Dalam

menghitung uji reliabilitas dengan menggunakan rumus alpha dari

cronbach : (Arikunto, 2013)

r
][ ]
2
∑ σb ¿
i=¿
[ k
(k−1)
1−
σt
2

Keterangan:

∑σb2 = jumlah varian butir

σt2 = varians total

r11 = reabilitas instrumen

k = banyaknya butiran pertanyaan

kriteria dalam pengujian yaitu jika r hitung > dari r tabel dengan taraf

signifikan α = 0,05 maka instrumen dinyatakan reliabel, sebaliknya


jika r hitung < dari r tabel maka instrumen tidak reliabel.

3.7. Prosedur Pengambilan Data

3.7.1. Coding

Merupakan pemberian kode numeric (angka) terhadap data dalam

beberapa kategori.

3.7.2. Editing

Merupakan upaya untuk pengecekan dan perbaikan data yang di

peroleh dari kuesioner, apakah dalam kuesioner tersebut sudah di isi

dengan lengkap apa belum.

3.7.3. Entry

Dalam kegiatan entry data ini yaitu berupa data dari responden yang

di masukan kedalam kolom atau kotak lembar kode sesuai dengan

variabel peneliti dengan program komputer.

3.7.4. Cleaning

Pengecekkan kembali data yang sudah di entry apakah sudah benar

apa belum pada saat pemasukan data.

3.7.5. Tabulating

Dalam pengelompokan data sesuai dengan tujuan penelitian setelah itu

masukan ke dalam tabel. Dalam setiap hasil data yang sudah di beri

nilai di masukkan ke dalam tabel. (Hidayat, 2017)

3.8. Analisa Data

3.8.1. Analisi Univariat

Merupakan analisi yang di coba buat menggambarkan sesuatu

informasi yang hendak di buat dengan menghitung distribusi

frekuensi serta proporsinya buat mengenali ciri responden

(Notoatmodjo, 2012). Dalam distribusi frekuensi dan presentase dari

variebl independen yaitu perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS),


sedangkan pada variabel dependenya berupa kejadian penyakit kulit

pada anak panti asuhan muhammadiyah Kuok kabupaten kampar.

3.8.2. Analisa Bivariat

Analisa ini di lakukan dalam dua variabel di lakukan secara

langsung dengan menghubungkan antara variabel independen

dengan variabel dependen dalm penelitian untuk mendapat suatu

jawaban. Dalam menguji hipotesis untuk mengambil keputusan

tentang apakah hipotesis yang di ajukan tersebut sudah yakin utnuk

di tolak atau di terima, dengan menggunakan uji statistik Chi-square

test dengan tingkat kepercayaan 95% pada kriteria, jika nilai

signifikan p value < α (0,5) maka Ho di tolak menunjukan variabel.

3.9. Defenisi Operasional

Tabel 3.7 Tabel Defenisi Operasional

Variabel Defenisi Alat Ukur Skala Hasil Ukur

Operasional Ukur
Independen
Kejadian Berupa rasa gatal Kuesioner 8 Nominal 0. Tidak
pertanyaan
Penyakit pada malam mengalami

kulit hari, mumcul penyakit

bintik-bintik kulit

merah serta 1. Mengalami

timbul ruam penyakit kulit

pada permukaan (Daap, 2020)

kulit.

Dependen
Perilaku Perilaku hidup Kuesioner 6 Ordinal 0. Buruk jika
pertanyaan
Hidup bersih adalah skor < mean.

Bersih sikap untuk 1. Baik jika

Dan Sehat menjaga skor > mean

(PHBS) kesehatan diri (Lase, 2019)

maupun

lingkungan

sekitarnya.
DAFTAR PUSTAKA

Adhi, D. (2013). ilmu penyakit kulit dan kelamin (6th ed.). fakultas ilmu kedokteran universitas

indonesia.

Andriansyah, Y., & Natalia Rahmantari, D. (2013). PENYULUHAN DAN PRAKTIK PHBS

(PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT) DALAM MEWUJUDKAN MASYARAKAT

DESA PEDULI SEHAT. Inovasi Dan Kewirausahaan, 2(1), 45–50.

Anhusadar, L., & Islamiyah, I. (2020). Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Anak Usia

Dini di Tengah Pandemi Covid 19. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(1),

463. https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i1.555

Anik, M. (2018). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). CV. Trans Info Medika.

Ardinansyah, A., Umniyati, H., & Surachmin, A. (2021). Implementasi Gerakan Hidup Bersih

Dan Sehat Di Sdn 2 Amansari Kabupaten Karawang. BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada

Masyarakat, 2(2), 635–640. https://doi.org/10.31949/jb.v2i2.661

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian : Suatu pendekatan Praktik. Rineka Cipta.

Armansyah, D. S. (2020). Gambaran personal hygiene dan kejadian penyakit kulit di pesantren

mathla’ul anwar dan pesantren walisongo. Kesehatan Masyarakat, 10–87.

http://repository.unmuhpnk.ac.id/1181/1/BAB I %26 V.pdf

Ayu, M. (2015). Penyakit Kulit ”Perawatan, Pencegahan, Pengobatan. Pustaka Baru Press.

Daap, M. (2020). Gambaran Kejadian Penyakit Kulit PadaMasyarakat Di KampungTabbeyan

Distrik Yapsi Kabupaten Jayapura. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jayapura.

Febrina, W., Harminarti, N., & Ali, H. (2021). Gambaran Kualitas Hidup Santriwati yang

Menderita Skabies di Pondok Pesantren Kecamatan Enam Lingkung, Kabupaten Padang

Pariaman. Jurnal Kesehatan Andalas, 9(4), 412. https://doi.org/10.25077/jka.v9i4.1504


Fitria. (2013). Aspek Etiologi dan Klinis Pada Urtikaria dan Angioedema. Jurnal Kedokteran

Syiah Kuala, 13, 96–103.

Hidayat, A. A. (2017). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Selemba

Medika.

Inayah Hayati, Z. P. H. (2014). identifikasi jamur malassezia furufur pada nelayan penderita

penyakit kulit di RT 09 Kelurahan Malabro kota bengkulu. Gradien, volume 10.

Lase, Y. R. (2019). Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Dengan Kesehatan

Lingkungan Di SDN NO. 065013Medan Selayang. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Santa

Elisabeth.

Lukas, A., Utami, N. W., & Putri, R. M. (2019). Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Perilaku

Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Anak Pra Sekolah di TK Dharma Wanita Persatuan

Tlogomas Malang. Nursing News, 4(1), 219–228.

Notoadmojo, S. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta.

Nursyam, S. & Fitriani, I. Y. (2018). Penerapan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Di Tempat

Kerja Untuk Meningkatkan Kesehatan Karyawan. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 9

(2).

Oktariani, L., Aulia, I. D., & Sari, R. S. (2021). Peningkatan Pengetahuan Perilaku Hidup Bersih

dan Sehat (PHBS) pada Ibu Rumah Tangga Di Wilayah Kota Tangerang. Syntax Idea, 3(4),

848. https://doi.org/10.36418/syntax-idea.v3i4.1150

Putri, D. D., Furqon, M. T., & Perdana, R. S. (2018). Klasifikasi Penyakit Kulit Pada Manusia

Menggunakan Metode Binary Decision Tree Support Vector Machine ( BDTSVM ). Jurnal

Pengembangan Teknologi Informasi Dan Ilmu Komputer, 2(5), 1912–1920.

Rastini, N. K., Marwati, N. M., & Patra, I. M. (2018). Perbedaan Penggunaan Metode Ceramah

Dengan Metode Ceramah Kombinasi Media Video Terhadap Pengetahuan dan Tindakan
Cuci Tangan Pakai Sabun Siswa Studi dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 1 Dawan Klod

Kecamatan Dawan Kabupaten Klungkung Tahun 2018. Poltekkes Denpasar, 7(2), 107–115.

Riswandhani, D. A. P., & Asyfiradayati, S. R. (2021). Gambaran Keluhan Subjektif Penyakit

Kulit Pada Petani Padi Penyemprot Pestisida Di Desa Bangsri Kecamatan Karangpandan

Kabupaten Karanganyar.

http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/95532%0Ahttp://eprints.ums.ac.id/95532/1/DIAS AYU

PUTRI R_J410170039_NASKAH PUBLIKASI.pdf

Savira, T. D. (2020). Hubungan Antara Faktor Pengetahuan Dan Perilaku Dengan Kualitas

Hidup Penderita Skabies Di Pondok Pesantren SE-Malang Raya. Jurnal Fakultas

Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim

Malang.

SEPTIANI, N. U. R., & Putri, D. A. (2021). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit

Kulit Pada Ibu Rumah Tangga Di Wilayah Kerja Puskesmas 4 Ulu Kota Palembang.

https://repository.unsri.ac.id/46450/%0Ahttps://repository.unsri.ac.id/46450/56/

RAMA_13201_10011181520257_8866630017_01_front_ref.pdf

Singer, A. J., & Talan, D. A. (2014). Management of Skin Abscesses in the Era of Methicillin-

Resistant Staphylococcus aureus . New England Journal of Medicine, 370(11), 1039–1047.

https://doi.org/10.1056/nejmra1212788

Sugiyono. (2015). Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta.

Yulyani, V. (2019). Perilaku hidup bersih dan sehat di panti asuhan Al-Husna Bandar Lampung.

Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat P-ISSN: 2615-0921 E-ISSN: 2622-

6030 VOLUME 2, NOMOR 1, 2(1), 1–118.

Zukmadini, A. Y., Karyadi, B., & Kasrina, K. (2020). Edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS) dalam Pencegahan COVID-19 Kepada Anak-Anak di Panti Asuhan. Jurnal

Pengabdian Magister Pendidikan IPA, 3(1). https://doi.org/10.29303/jpmpi.v3i1.440


Kuesioner Penelitian

Kuesioner Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Dengan Kejadian

Penyakit Kulit Pada Anak Panti Asuhan Muhammadiyah Kuok Tahun

2023

No. Responden :

Hari/Tanggal wawancara :

A. Identitas Responden

Nama Inisial :

Jenis Kelamin :

Alamat :

Pendidikan :

B. Kuesioner Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Keterangan :

1. SL : Selalu (skor 4)

2. S : Sering (skor 3)

3. KK : Kadang-kadang (skor 2)

4. TP : Tidak Pernah (skor 1)

Beri tanda (  ) pada kolom jawaban, jika jawabannya tepat.

No Pertanyaan SL S KK TP

1. Apakah anda ketika sebelum dan


sesudah beraktivitas mencuci

tangan dengan air mengalir

menggunakan sabun

2. Apakah anda mengganti pakaian

dalam 2x sehari danmencucinya

ketika kotor

3. Apakah anda membersihkan

rambut ketika mandi dan memakai

minyak rambut krtika sudah mandi

4. Apakah anda membuang sampah

pada tempatnya

5. Apakah anda memotong kuku 1x

Seminggu

6. Apakah anda mengganti pakaian

2x sehari
C. Kuesioner Kejadian Penyakit Kulit

No Pertanyaan Ya Tidak

1. Apakah anda pernah/sedang

mengalami penyakit kulit?

2. apakah anda pernah mengalami

rasa gatal dan kemerahan pada

kulit di malam hari dengan bintik-

bintik

kecil dalam 1 bulan terakhir


3. Apakah rasa gatal tersebut

berasal dari lesi atau luka yang

terdapat pada kulit bagian

lipatan-lipatn

tubuh?
4. Apakah kulit anda pernah muncul

gelembung berair?

5. Apakah anda pernah merasa gatal

pada sela-sela jari anda?

6. Apakah anda pernah merasa gatal

pada siku anda?

7. Apakah anda pernah merasa gatal

pada lipatan pada tangan anda?

8. Jika anda menggaruk kulit anda,

apakah akan mrnimbulkan luka dan

infeksi pada kulit anda seperti


bercak kemerahan/ruam di kulit,

kulit mengelupas/bercak?

Anda mungkin juga menyukai