Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN

SCABIES ( KUDIS)

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Praktik Klinik Keterampilan Dasar
Klinik Kebidanan Program Studi DIII Kebidanan Poltekkes Kemenkes Sorong

Oleh:

Nama: Netty T M Sawoy

NIM: 41540121021

Prodi: DIII Kebidanan

Semester II

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL TENAGA KESEHATAN

POLTEKKES KEMENKES SORONG

2022
BAB 1

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Skabies adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit Sarcoptes scabiei
varian hominis, yaitu parasit yang mampu menggali terowongan di kulit dan
menyebabkan rasa gatal. Penularan skabies dapat terjadi dengan kontak langsung, tetapi
dapat juga secara tidak langsung. Di beberapa daerah skabies disebut juga penyakit kudis,
the itch, sky-bees, gudik, budukan, gatal agago.

Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2010, skabies merupakan


salah satu penyakit kulit yang sering terjadi terutama pada negara berkembang. Di dunia,
skabies dapat menyerang 130 juta orang setiap saat dengan tingkat kejadian yang
bervariasi dari 0,3% sampai 46%. Skabies sering terjadi di negara dengan iklim tropis,
tingkat kepadatan penduduk yang tinggi dan sosial ekonomi yang rendah.

Di Indonesia angka kejadian skabies masih belum diketahui begitu jelas


laporannya, namun dapat disimpulkan prevalensi skabies di negara Indonesia termasuk
tinggi karena wilayah Indonesia merupakan salah satu negara dengan iklim tropis, tingkat
kepadatan penduduk yang tinggi dan sosial ekonomi yang rendah di beberapa wilayah,
dimana skabies sering terjadi pada kondisi seperti ini.2 Khusus di Provinsi Sumatera
Utara prevalensi skabies masih belum diketahui begitu jelas laporannya. Penelitian yang
dilakukan Rima pada Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara, ditemukan
prevalensi skabies 1,27% pada tahun 2015.

B.TUJUAN

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui karakteristik gambaran umum penyakit pasien Scabies

2.Tujuan khusu

Untuk mengetahui gambaran pengetahuan pada penderita scabies di RSUD


J.P.WANANE.

C.MANFAAT

1.Manfaat bagi institusi.

Mengikat kerja sama yang baik antara Institusi dan Rumah Sakit terkait

2. Manfaat Bagi Lahan Praktik

Dapat membagi ilmunya kepada mahasiswa

3. Manfaat bagi Mahasiswa

Melatih dan mengasah keterampilan mahasiswa dan menambah pengetahuan


BAB II

TINJAUAN TEORI

C.DEFINISI SCABIES

Penyakit skabies adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Sarcoptes scabiei
varian hominis. Skabies merupakan penyakit endemik pada banyak masyarakat. Penyakit
ini dapat mengenai semua ras dan golongan di seluruh dunia. Penyakit ini banyak
dijumpai pada anak dan orang dewasa muda, tetapi dapat mengenai semua umur. Insiden
untuk pria dan wanita sama.Penyakit skabies memiliki tanda utama atau tanda kardinal,
tanda tersebut antara lain adalah pruritus nokturna, menyerang sekelompok orang, terdapat
terowongan dan ditemukannya parasit.

D.PATOFISIOLOGI

Kelainan kulit yang terjadi pada skabies tidak hanya disebabkan oleh tungau skabies,
tapi dapat pula diakibatkan oleh penderita sendiri yang menggaruk kulit dengan hebat.
Infestasi skabies menyebabkan sensitisasi, baik akibat parasit itu sendiri, maupun akibat
produk hasil sekresi maupun ekskresi parasit. Sensitisasi terjadi dalam waktu sekitar 2-4
minggu, hingga akhirnya menimbulkan rasa gatal yang semakin hebat dalam suhu panas dan
lembap.
Efloresensi kulit yang ditemukan beragam, mulai dari papul, vesikel, hingga urtikaria.
Garukan yang dilakukan oleh penderita dapat menyebabkan erosi, ekskoriasi, krusta, bahkan
dapat menyebabkan timbulnya infeksi sekunder. 

E.MANIFESTASI KLINIS

Manifestasi klinis yang biasanya ditimbulkan yakni berupa gatal pada malam hari
dan adanya ruam primer pada kulit yakni vesikel, papula dan ruam sekunder berupa
pustula yang disebabkan oleh garukan akibat rasa gatal yang ditimbulkan.

Skabies merupakan penyakit kulit yang berhubungan dengan kebersihan diri.


Prevalensi skabies akan meningkat pada kelompok masyarakat yang hidup dengan
kondisi kebersihan dan lingkungan yang rendah.Hal ini biasanya berhubungan dengan
pengetahuan tentang skabies yang masih rendah. Masyarakat sering menganggap
penyakit kulit ini merupakan hal yang biasa saja, hal ini diakibatkan rendahnya
pengetahuan tentang faktor penyebab dan bahaya dari penyakit skabies. Selain itu
rendahnya pengetahuan tentang pencegahan skabies menyebabkan prevalensi skabies
masih cukup tinggi di kelompok masyarakat. Skabies dapat terjadi pada tempat yang
memiliki angka kepadatan penduduk yang tinggi, seperti daerah kumuh, penjara, panti
asuhan, panti jompo dan sekolah asrama.

E.PENYBARANCABIES

Skabies telah menyebar ke seluruh dunia, terutama pada daerah beriklim tropis dan
subtropis.Di Indonesia insiden penyakit ini belum ada angka yang pasti, namun berdasarkan
laporan Departemen Kesehatan, skabies tempat urutan ke-3 dari 10 urutan penyakit kulit
terbesar pada pelita IV, Budiastuti dkk pada tahun 1990-1992 melaporkan bahwa scabies
merupakan pengunjung kedua terbesar dari kunjoungan rawat jalan poliklinik Rumah Sakit
Dr.Sutomo Surabaya. frekuensi penyakit ini sama pada pria maupun wanita.

F.PENULARAN SCABIES

Cara penyalurannya melalui kontak langsung (kontak kulit dengan kulit) misalnya
berjabat tangan, tidur bersama dan hubungan seksual. Penularan juga dapat secara tidak
langsung (melalui benda) misalnya pakaian, handuk, seprei, bantal, dan lain-lain.
Penularannya biasanya oleh Sarcoptes scabiei perempuan yang sudah dibuahi atau kadang-
kadang-kadang oleh bentuk larva. Dikenal pula Sarcoptes scabiei var, animalis yang kadang-
kadang dapat menulari manusia, terutama pada mereka yang banyak memelihara binatang
peliharaan misalnya anjing.

G.PENCEGAHAN SCABIES

Pencegahan skabies dilakukan dengan cara melakukan edukasi pada pasien


tentang penyakit skabies, perjalanan penyakit, penularan, cara eradikasi tungau skabies,
menjaga higiene pribadi, dan tata cara penggunaan obat.

Selain itu, pencegahan skabies dilakukan dengan cara memutus transmisi


penularan dengan cara pengobatan yang dilakukan harus pada orang serumah dan orang
disekitar pasien yang berhubungan erat. Dan selama pengobatan harus dijelaskan
pemakaian obat pada pasien bahwa krim harus dioleskan ke seluruh tubuh dan dibiarkan
selama 12 jam.

Pencegahan skabies juga dapat dilakukan dengan cara membersihkan media yang
dapat menjadi transmisi tidak langsung seperti pakaian, seprai, handuk, dan lain-lain harus
dicuci menggunakan air panas diatas 50oC, kasur, bantal dan guling harus dijemur
paling sedikit 2 kali seminggu dan memperhatikan ventilasi rumah agar cahaya matahari
dapat masuk.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Skabies dalam perspektif paliative care ialah sebuah penyakit kulit yang disebabkan oleh
sebuah kemampuan kepasrahan karena seseorang sudah siap menerima segala resiko terkena
dampak dari bercampurnya banyak orang dalam satu komunitas. Sehingga dampak yang
ditimbulkan tidak lagi memandang karena tungau, jamur, bakteri dan kebersihan melainkan
sikap kepasrahan akan merasuknya ilmu dari pengajaran di pondok pesantren tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.readcube.com/articles/10.15562%2Fism.v5i1.

https://repository.uhn.ac.id/bitstream/handle/123456789/543/Abed%20Nego
%20Akthara.pdf?sequence=1&isAllowed=y

Anda mungkin juga menyukai