Oleh:
Luthfia Romadhoni
2118012238
Pembimbing:
dr. Syahrul Hamidi, S.Ked. M. Kes
dr. Joice Asa Causa, S. Ked
Oleh:
Luthfia Romadhoni
2118012238
Luthfia Romadhoni
2118012238
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
Abstrak
Latar Belakang: Skabies adalah infestasi parasit Sarcoptes scabiei var homini pada kulit
yang ditandai dengan keluhan gatal dan presentasi klinis yang beragam. Skabies seringkali
diabaikan dan penanganan yang kurang tepat menyebabkan keadaan kronis. Oleh karena
itu, penanganan yang tepat secara holistik menggunakan pendekatan kedokteran keluarga
diperlukan untuk mencapai keberhasilan terapi
Tujuan : Penerapan pelayanan dokter keluarga berbasis evidence based medicine dengan
mengidentifikasi faktor risiko, masalah klinis, serta penatalaksanaan pasien berdasarkan
kerangka penyelesaian masalah pasien dengan pendekatan patient centered dan family
approach.
Metode : Studi ini merupakan laporan kasus. Data primer melalui anamnesis, pemeriksaan
fisik dan kunjungan ke rumah. Penilaian berdasarkan diagnosis holistik secara kualitiatif
dan kuantitatif.
Hasil : Pasien An. R usia 16 tahun mengeluhkan gatal di kedua tangan, tungkai bawah dan
bokong terutama pada bagian sela jari dan bokong sejak ±2 minggu yang lalu. Gatal
dirasakan sepanjang hari dan memberat pada malam hari. Secara klinis pasien didiagnosis
dengan skabies dengan infeksi sekunder (ICD 10: B86, ICPC-2: S72). Resiko internal
berupa kurangnya hygiene personal, dan pengetahuan. Resiko eksternal meliputi keluhan
serupa di lingkungan rumah dan keluarga, pengetahuan keluarga yang kurang tepat,
hygiene rumah yang kurang baik dan tidak adanya ventilasi di rumah pasien. Pada evaluasi,
didapatkan peningkatan pemahaman mengenai penyakit berdasarkan pre test dan post test
dan perubahan perilaku.
Luthfia Romadhoni
2118012238
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
Abstract
Background: Scabies is an infestation of the parasite Sarcoptes scabiei var homini on the
skin which is characterized by itching complaints and various clinical presentations.
Scabies is often ignored and inappropriate treatment causing a chronic condition.
Therefore, holistically appropriate treatment using a family medicine approach is needed
to achieve therapeutic success.
Objectives: Family doctor practice are evidence based medicine by identifying risk factors,
clinical problems, and patient management based on patient problems with a patient
centered and family approach.
Method : This study is a case report. Primary data were obtained through history taking,
physical examination, labs exam and home visits to assess the physical environment.
Assessment based on a holistic diagnosis from the beginning to the end.
Results: Patient An. R, aged 16 years, complained of itching in both hands, both leg, andhis
gluteal especially between the fingers and gluteal since ±2 weeks ago. Itching is felt
throughout the day and worse at night. Clinically the patient was diagnosed with scabies
with secondary infection (ICD 10 B.86, ICPC:2 S72). Internal risk factors are lack of
personal hygiene, and inaccurate knowledge. External risk factors are similar complaints
in family environment, inappropriate family knowledge, poor hygiene in home and there
are no ventilation in his house. In evaluation, there was an increase in understanding of
the disease based on score in pre test dan post test and changes in behavior.
Conclusion : holistic management with family medicine approach is needed for patiens
with scabies to achieve successful theraphy and prevent transmission to the community.
: Meninggal : Skabies
Family Apgar Score
: Perokok : Katarak
Berikut merupakan Family APGAR Score pada
: Kanker : Pasien
keluarga An. R
Tabel 1. APGAR Keluarga
Gambar 2. Genogram
APGAR Skor
meminta pertolongan 2
kepada keluarga saya
ketika saya menghadapi
permasalahan
saya membahas 2
berbagai hal dengan
saya dan berbagi
masalah dengan saya
Saya merasa puas
karena keluarga saya
Growth menerima dan
mendukung keinginan- 2
keinginan saya untuk
memulai kegiatan atau
tujuan baru dalam hidup
saya
Total 10
Pasien tinggal di rumah ukuran 3,5x9 meter. berada di dekat dapur. Tempat sampah berada di
Jumlah anggota keluarga yang tinggal serumah luar rumah maupun di dapur. Lingkungan tempat
adalah empat orang. Rumah terdiri dari teras tinggal pasien tidak cukup padat. Fasilitas dapur
rumah, satu ruangan yang disekat menjadi dua menggunakan kompor gas, air minum diperoleh
kamar tidur, satu dapur, dan satu toilet dengan dari air galon, sumber air diperoleh dari air
WC jongkok berada di dalam rumah. Atap sumur dan saluran air dialirkan ke septik tank.
rumah terbuat dari asbes, dengan dinding papan Jarak sumur ke septik tank sekitar 6 m . Jarak
langsung berbatasan dengan rumah tetangga antara depan rumah dan jalan sekitar ± 6 m.
gatal-gatal, tetapi tidak ada yang sampai bagian ruang utama. Selain itu, tingkat kerapihan
bernanah seperti yang dialami anaknya. Lantai secara keseluruhan pada keadaan rumah tampak
rumah terbuat dari semen pada teras digunakan kurang rapi karena terdapat banyak barang yang
sebagai ruang tamu, bagian ruangan depan diletakkan di sisi sisi ruang, dimeja terutama
digunakan sebagai kamar tidur yang dipisahkan tumpukan pakaian pakaian yang kurang tertata
dengan lemari pakaian, dan toilet dan dapur. karena keterbatasan tempat.
maleat tablet 0,1 mg/kgBB/kali (4 mg→ 1 1. Eradikasi penyakit skabies dengan cara
tablet 4 mg) 3 kali sehari jika merasa gatal. edukasi mengenai penyebab, tanda dan
dosis = 266 mg – 533 mg →1 tab 500 mg) 2. Edukasi keluarga mengenai pentingnya
selama 5 hari untuk mengobati infeksi kebersihan diri dan lingkungan sekitar
sekunder. rumah.
Pasien
Kedudukan dalam Usia
No. Nama L/P Pendidikan Pekerjaan klinik Keterangan
keluarga (tahun)
(Y/T)
Tidak
1. Tn. RS Kepala keluarga L 41 SD Buruh Pabrik T
Skabies
SD (Tidak
2. Ny. S Ibu P 36 IRT T Skabies
Lulus)
Keterangan Gambar:
: hubungan erat
: hubungan sangat erat
Denah Rumah
Keluarga Keluarga
Lanjut Usia Pemula
Keluarga Keluarga
dengan Anak dengan Anak
Dewasa Pra-Sekolah
Keluarga
Keluarga
dengan
dengan Anak
Anak Usia
Remaja
Sekolah
Lampiran soal Pretest dan Postest
4. Apakah penyakit yang dialami saat ini dapat menular ke anggota keluarga lainnya?
a. Ya
b. Tidak
c. Tidak tahu
7. Apakah pengobatan hanya dilakukan kepada anggota keluarga yang sakit saja?
a. Ya, hanya kepada pasien yang berobat saja
b. Tidak, diberikan kepada seluruh anggota keluarga dengan gejala yang sama
c. Tidak tahu
O: Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum: Tampak sakit ringan
Kesadaran: Compos Mentis (E4V5E6)
BB:40 kg
TB: 145 cm
Status Gizi : IMT (Status gizi baik)
Status Generalis
Kesan dalam batas normal.
Status Dermatologis
- Pada regio plantar et interdigitalis manus
bilateral, regio cruris sinistra et dekstra,
regio gluteal sinistra et dekstra tampak
pustul diatas dasar eritem, multiple, ukuran
miliar hingga lentikular, bentuk bulat, batas
sirkumskripta, tersebar diskret disertai
krusta berwarna kuning pada pustul yang
sudah pecah.
A: Skabies dengan infeksi sekunder (ICD 10:
B86, ICPC-2: S72)
P: • Salep-24 10%
• CTM 3x 2,6 mg/hari
• Amoxicillin 3x250 mg/hari (untuk 5 hari)
2. 12 Agustus • Kunjungan - Pasien S: Keluhan gatal masih diraskan tapi sudah
2023 rumah pertama - Ibu sangat berkurang, nanah pada bintil-bintil di
• Pengisian berkas pasien sela jari. Tungkai bawah, dan bokong sudah
keluara (Family - Adik mulai mengering, rasa lengket dan bengkak
folder) perem pada tangan dan bokong sudah tidak ada,
• Menilai aspek puan pasien sudah bisa tidur dengan nyenyak dan
personal, aspek pasien sudah mulai dapat memegang pena dan duduk
tetapi tidak dalam waktu yang lama.
klinis, risiko O: Pemeriksaan Fisik
internal, risiko Keadaan Umum: Tampak sakit ringan
eksternal, Kesadaran: Compos Mentis (E4V5E6)
psikososial dan
derajat Status Generalis
fungsional Kesan dalam batas normal.
• Diberikan soal
pretest kepada Status Dermatologis
pasien dan Pada regio plantar et interdigitalis manus
ibunya bilateral, regio cruris sinistra et dekstra, regio
gluteal sinistra et dekstra tampak papul,
multiple, ukuran lentikular, bentuk bulat,
batas sirkumskripta, tersebar diskret disertai
krusta yang sudah tampak mengering.
A: Aspek 1. Aspek Personal
- Alasan kedatangan: terdapat bintil-
bintil yang gatal disertai nanah di
tangan, tungkai bawah, dan bokong
sejak 5 hari yang lalu.
- Kekhawatiran: ibu pasien khawatir
keluhan akan bertambah banyak dan
menyebar dan membuat pasien tidak
dapat duduk dan menulis.
- Persepsi: Ibu pasien merasa keluhan
ini timbul karena pasien jarang mandi,
hanya mandi sekali dalam sehari.
- Harapan: Keluhan yang dirasakan
dapat sembuh dan beraktivitas seperti
biasa.
2. Non farmakologi
Memberikan edukasi mengenai:
- Edukasi personal hygine, mencuci
tangan menggunakan sabun, rajin
memotong kuku, tidak menggaruk
bagian yang gatal, tidak
menggunakan handuk secara
bersamaan, seta menjaga kebersihan
tubuh dengan mandi minimal 2 kali
sehari.
- Pemutusan penularan dengan cara
menghindari kontak langsung
maupun tidak langsung dengan teman
atau orang lain di lingkungan rumah
dan pergaulan yang memilki keluhan
yang sama untuk menghindari infeksi
berulang.
Family Focused
Memberikan informasi dan edukasi kepada
keluarga dengan media poster mengenai:
- Eradikasi penyakit dengan cara
edukasi keluarga mengenai definisi,
faktor penyebab dan tatacara
penularan skabies menggunakan
media poster dan stiker.
- Edukasi keluarga mengenai
pentingnya kebersihan diri dan
lingkungan sekitar rumah.
- Menyarankan keluarga pasien agar
sebaiknya membuat jendela
tambahan pada setiap kamar yang
ada di rumahnya, dengan luas jendela
minimal 3600 cm2 (90 cm x 40 cm),
disertai ventilasi dengan luas
minimal 90 cm → Jika keluarga
belum bisa membuat jendela
tersebut, maka sarankan untuk
menjemur kasur 1-2 minggu sekali.
- Edukasi keluarga mengenai cara
penanganan linen infeksius, meliputi
mencuci alas tidur dan handuk lebih
sering (1-2 minggu sekali) dengan
cara yang benar yaitu merendam
dengan air panas dan dijemur
dibawah terik matahari; menjemur
kasur dan bantal di bawah sinar
matahari; menghindari penggunaan
barang pribadi bersamaan dengan
anggota keluarga lain; memisahkan
pencucian baju pasien dengan
keluarga yang lain.
- Edukasi keluarga mengenai perilaku
pengobatan, yaitu dengan berobat ke
puskesmas atau pelayanan kesehatan
lain ketika sakit, jika pasien sudah ke
pelayanan kesehatan dan keluhan
belum membaik segera kembali
untuk kontrol.
- Eradikasi lengkap kepada anggota
keluarga untuk segera memeriksakan
diri atau memakai pengobatan yang
sama dengan pasien apabila muncul
gejala klinis serupa.
- Mengenai modifikasi makanan yang
dapat memperberat penyakit.
- Menyarankan keluarga pasien untuk
ikut program Jaminan Kesehatan
Nasional dan pentingnya pola
pengobatan preventif.
Community Oriented
Memberikan edukasi dan informasi kepada
konunitas sekitar mengenai:
- Edukasi mengenai cara penularan
dan pencegahan penyakit skabies
yang dapat menular ke anggota
keluarga lainnya serta teman bermain
atau tetangga dengan media poster
dan stiker → Pemberian media
edukasi berupa poster kepada orang
sekitar dapat dilakukan melalui
aplikasi whatsapp dan meminta
pasien menyebarkan ke keluarga atau
tetangga lainnya.
- Eradikasi lengkap kepada teman
bermain atau tetangga untuk segera
memeriksakan diri ke fasilitas
pelayanan kesehatan terdekat apabila
muncul gejala klinis serupa.
Status Dermatologis
Pada regio plantar et interdigitalis manus
bilateral, regio cruris sinistra et dekstra, regio
gluteal sinistra et dekstra sudah tidak tampak
lesi.
A: 1. Aspek Personal
a. Alasan Kedatangan: Keluhan sudah
berkurang.
b. Kekhawatiran: Kekhawatiran ibu
pasien sudah berkurang dengan
peningkatan pengetahuan terhadap
penyakit dan nanah sudah mengering
sehingga pasien sudah kembali
nyaman ketika menulis.
c. Persepsi: Ibu pasien telah
mengetahui tentang penyakit
anaknya yaitu skabies penyebab
utamanya bukan karena jarang
mandi. Pasien dan keluarga juga
mengetahui apa saja yang perlu
dilakukan sebagai pencegahan
penyakit agar keluhan tidak
berulang.
d. Harapan: sebagian besar harapan
telah terpenuhi karena keluhan sudah
membaik.
2. Aspek Klinis
- Skabies dengan infeksi sekunder
(ICD 10: B86, ICPC-2: S72)
6. Derajat Fungsional
Satu, pasien dapat melakukan aktivitas
sehari-hari seperti keadaan sebelum sakit
(tidak ada kesulitan).
P: 1. Pasien dianjurkan untuk melakukan
pengobatan ke dokter jika keluhan
dirasakan muncul kembali.
2. Dianjurkan untuk tetap menjaga dan
memelihara higienitas personal dan
lingkungan.
3. Dianjurkan untuk kontrol kesehatan secara
rutin atau mengubah pola pengobatan
menjadi preventif.
4. Menganjurkan kepada keluarga untuk
melakukan pengobatan juga meski tidak
bergejala untuk memutus rantai penularan.
5. Keluarga pasien dianjurkan untuk tetap
memberikan dukungan serta motivasi
kepada pasien
Lampiran Rumah dan Dokumentasi Kegiatan
Pemeriksaan Fisik
Penampilan sesuai usia, keadaan umum tampak sakit ringan, kesadaran compos
mentis, berat badan 40 kg, tinggi badan 145 cm. Pengukuran status gizi dengan
IMT didapatkan kesan status gizi normal.
Status Dermatologis:
Pada regio plantar et interdigitalis manus bilateral, regio cruris sinistra et
dekstra, regio gluteal sinistra et dekstra tampak pustul diatas dasar eritem,
multiple, ukuran miliar hingga lentikular, bentuk bulat, batas sirkumskripta,
tersebar diskret disertai krusta berwarna kuning pada pustul yang sudah pecah.
Tatalaksana :
- Salep 2-4
- CTM 3x1 mg
- Amoxicillin 3x1 mg
- Edukasi terkait hygine dan pencegahan penularan skabies
c) Abstrak
Abstrak ditulis secara terstruktur dan lengkap dimulai dari background,
introduction, methods, results dan conclusions. Jumlah kata di dalam
abstrak jurnal 215 kata, hal ini sesuai dengan aturan penulisan abstrak
yaitu 250 kata.
d) Pendahuluan
Pendahuluan menjelaskan mengenai etiologi scabies, cara
penyebarannya, gejala dan patofisiologinya serta keamanan dan tingkat
cost effective pengobatan scabies dengan menggunakan salep sulfur dan
ivermectin.
e) Metode
Penelitian berupa single blind dan randomized trial pada pasien scabies,
laki-laki dan perempuan, berusia >2 tahun dengan disgnosis scabies yang
sesuai dengan kriterian inklusi dan eksklusi. Terdiri dari 480 pasien (60
pasien tidak kembali kontrol) sehingga tersisa 420 pasien (240 laki-laki
dan 180 perempuan) usia 4 sampai 72 tahun. Dibagi dalam dua kelompok
yaitu : grup pertama diberikan Ivermetrin oral 200 μg/kg dosis tunggal
dan grup kedua diberikan Salep Sulfur. Kedua kelompok tidak
diperbolehkan mengkonsumsi obat antipruritus ataupun obat topikal
lainnya. Seluruh pasien di follow up mulai dua hingga empat minggu.
f) Hasil
Pada minggu kedua follow up, pengobatan efektif pada 61,9% kelompok
ivemectin dan 45,3% pada kelompok salep sulfur 10% dengan tidak ada
perbedaan secara statistik diantara dua grup. Selanjutnya, pengobatan
diulangi pada 195 pasien yang masih memiliki gejala. Pada follow up
kedua setelah 4 minggu penelitian, hanya 45 dari 80 pasien grup
ivermektin yang sembuh, dibandingkan dengan 85 dari 114 pasien grup
salep sulfur. 130 pasien yang tersisa dan belum sembuh, diberikan
pengobatan open-label dengan permethrin krim.
g) Kesimpulan
Ivermectin leih efektif daripada pemberian salep sulfur 10%, selain itu
ivermectin juga lebih cost-efective dan dapat diberikan kepada orang-
orang dengan tingkat kepatuhan lebih baik tanpa pengawasan.
h) Daftar Pustaka
Daftar pustaka disusun sesuai dengan aturan jurnal yang baku. Semua
footnote pada naskah dijelaskan di daftar pustaka. Semua footnote
merujuk pada sumber yang jelas.
Importance :
Hasil penelitian bertujuan untuk mengetahui perbedaan efektifitas
pengobatan scabies antara ivermectin oral dan salep sulfur 10%. Hal ini
penting mengingat skabies merupakan penyakit menular yang masih banyak
diderita masyakarat dan dapat menyerang komunitas secara cepat, dan
mengganggu aktivitas pasien terutama dimalam hari sehingga diperlukan
tatalaksana yang tepat untuk dapat mengurangi keluhan tersebut. Hasil dari
studi ini dapat menjadi evidence based medicine untuk para klinisi baik
bidang dermatologi maupun dokter keluarga dalam menentukan pilihan
terapi scabies yang sudah ada.
Applicability :
Temuan di jurnal ini menjelaskan bahwa penggunaan Ivermectin menunjukan
efektifitas pengobatan yang sama pada minggu ke dua follow up dengan salep
sulfur, tetapi memiliki efek yang lebih baik pada minggu ke empat follow up..
Temuan ini dapat diterapkan pada setting Puskesmas ataupun rumah sakit
dalam menatalaksana pasien skabies yang datang berobat namun tetap dengan
menyesuaikan ketersediaan obat dan karakteristik pasien yang ditemui.
Apakah hasil penelitian ini dapat diterapkan pada pasien kasus ini?
Jawab: Ya, mengingat pada kasus ini pasien sudah diberikan salep 24 selama
3 hari berturut-turut dan didapatkan perbaikan pada manifestasi penyakit
pasien setelah dua minggu pemaiakaian. Namun obat ivermectin belum
tersedia di Puskesmas Campang Raya sehingga belum dapat diaplikasikan.
7. Apply Penerapan evidence ini dapat dilakukan oleh dermatologi dan dokter keluarga
sebagai referensi untuk menatalaksana pasien dengan skabies.
8. Assesment • Langkah 1 adalah Asking dengan metode PICO sehingga dapat
merumuskan answerable question.