Anda di halaman 1dari 6

Luh Gde Indrani Ayuning Merti, Hanna Mutiara, Jhons Fatriyadi Suwandi , dan Putu Ristyaning Ayu|Hubungan

Skabies dengan Prestasi Belajar pada Santri Pondok Pesantren di Bandar Lampung

Hubungan Skabies dengan Prestasi Belajar pada Santri Pondok Pesantren


di Bandar Lampung
Luh Gde Indrani Ayuning Merti 1, Hanna Mutiara2, Jhons Fatriyadi Suwandi2, Putu
Ristyaning Ayu 3
1 Mahasiswa, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
2 Bagian Parasitologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
3 Bagian Patologi Klinik, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Abstrak
Ska bies merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh parasit tungau Sarcoptes scabei. Ma nif es ta s i g a ta l h eb a t pa da
ma l am hari dapat menganggu konsentrasi dan mempengaruhi p resta s i b ela ja r s a ntri . Pe n eli ti a n d i l ak uka n u ntuk
mengetahui hubungan skabies dengan prestasi belajar s antri menggunakan metode cross sectional. Sa mpel peneli ti a n i ni
s ebanyak 35 ora ng. Penegakkan diagnosis penderita s kabis ditegakkan dengan menemukan 2 dari 4 ta nda kardinal, tingkat
kons entrasi dinilai menggunakan tes Merk Aufgaben, da n prestasi belajar dilihat dari nilai rerata ujian te nga h s em ester.
Ha s il penelitian menunjukkan prevalensi s kabies sebesar 60%. Berdasarkan analisis data d i da pa tka n h u bung a n a nta ra
s ka bies dengan tingkat konsentrasi dengan nilai-p 0,0001 dan didapatkan hubung a n s ka bi es d enga n p resta s i b ela ja r
dengan nilai-p 0,0001. Terdapat kesimpulan bahwa a danya hubungan ya ng bermakna a nta ra s ka bi es d eng a n ti ng ka t
kons entrasi dan terdapat hubungan yang bermakna a ntara skabies dengan prestasi belajar.

Kata kunci: Pres tasi Belajar, Skabies, Tingkat Konsentrasi.

Relationship Scabies with Learning Achievment on Santri Boarding School


at Bandar Lampung
Abstract
Sca bies is a skin disease caused by a parasitic mite Sarcoptes scabei. Ma ni festations of s evere i tching at night ca n d i s turb
concentration a nd affect the l earning achievement of s tudents. This studi determine the relationship between s cabies a nd
l earning achievement in s tudents used cross sectional method. Sample of this study are 35 people. Scabies determined b y
fi nding two of the four ca rdinal signs, the concentration levels were assessed using Merk Au f ga ben tes t, a nd l earn i ng
a chi evement s een from the a verage value of the midterm. Prevalence of scabies amounted to 60%. Based on data a nalysis,
obta ined the relationship between s cabies a nd concentration level with p -value 0,0001 a nd o bta i ned th e re l a ti o ns hi p
between s cabies a nd l earning achievement wi th p -value 0.0001. There is a significant correlati on b etw een s ca bi es a nd
concentration l evel a nd significant correlation between scabies and learning a chievement.

Keywords: Concentration Level, Learning Achievement, Scabies.

Korespondensi: Luh Gde Indrani, alamat Jl. Soemantri Brojonegoro No 1 Rajabasa Bandar Lampung,
HP: 081298321013, e-mail: luhde.indrani@gmail.com.

Pendahuluan yang tinggi 3. Skabies umumnya terjadi pada


Skabies (kudis) merupakan penyakit usia 12-14 tahun dan lebih sering menginfeksi
kulit yang disebabkan oleh parasit tungau anak laki-laki daripada perempuan. Hal ini
Sarcoptes scabei yang mampu membuat dikarenakan perempuan lebih memperhatikan
terowongan dibawah kulit dan ditularkan kebersihan diri 4.
melaui kontak manusia1. Parasit ini Skabies identik dengan penyakit pada
merupakan parasit obligat yang seluruh sikl us pondok pesantren. Pondok pesantren
hidupnya berlangsung pada manusia. Masa merupakan salah satu sarana pendidikan
inkubasi pajanan pertama terjadi tiga sampai dengan kepadatan hunian yang tinggi. Kondisi
enam minggu, sedangkan masa inkubasi pondok pesantren yang kurang terjaga,
pajanan selanjutnya dapat berlangsung lebih memiliki sanitasi buruk, dan ruangan terlalu
cepat, yaitu satu sampai tiga hari 2. lembab serta kurangnya paparan sinar
Faktor yang berpengaruh terhadap matahari secara langsung menyebabkan
prevalensi skabies diantaranya adalah usia, tingginya angka prevalensi skabies pada
jenis kelamin, higenitas pribadi yang buruk, pondok pesantren 5. Kebanyakan santri yang
pengetahuan yang rendah, kontak dengan terkena skabies adalah santri baru yang belum
penderita, kelembaban dan kepadatan hunian dapat beradaptasi dengan lingkungan,

Medula|Volume 8|Nomor 2|Februari 2019|76


Luh Gde Indrani Ayuning Merti, Hanna Mutiara, Jhons Fatriyadi Suwandi , dan Putu Ristyaning Ayu|Hubungan
Skabies dengan Prestasi Belajar pada Santri Pondok Pesantren di Bandar Lampung
sehingga santri tersebut masih sering mandi ini perlu mendapatkan perhatian karena
secara bersama-sama, saling bertukar gangguan tidur dapat mempengaruhi proses
pakaian, handuk, dan sebagainya yang dapat belajar, gangguan memori dan kesehatan
menyebabkan tertularnya skabies6. emosi 11 . Berdasarkan studi yang dilakukan di
Depkes RI melaporkan setidaknya Fakultas Kedokteran Universitas Andalas,
terdapat 14.798 pondok pesantren dengan terdapat 56 mahasiswa (57%) dari 177
prevalensi skabies cukup tinggi di Indonesia.7 mahasiswa yang mengalami kualitas tidur
Pada tahun 2008, jumlah penderita skabies yang buruk dan prestasi akademik yang
di salah satu Pesantren Magelang adalah kurang baik12. Studi lain yang dilakukan di
43%8. Pada tahun 2012, jumlah penderita SMA BINSUS Manado mengatakan bahwa
skabies di salah satu Pesantren Jakarta Timur kualitas tidur yang cukup (6-7 jam)
adalah 51,6%9 . menghasilkan prestasi yang memuaskan bagi
Manifestasi klinis dari skabies yang pelajar 13.
langsung dirasakan oleh penderita adalah
gatal. Gatal dapat berlangsung kronis dan Metode
melibatkan seluruh permukaan kulit atau Penelitian ini merupakan penelitian
hanya sebagian, seperti pada kulit kepala, analytic observational dengan pendekatan
lengan, punggung bagian atas maupun cross sectional. Populasi yang diteliti dalam
selangkangan8. Gatal yang diikuti oleh garukan penelitian ini adalah santri Madrasah
dapat menyebabkan komplikasi berupa infeksi Tsanawiyah (MTs) di Pondok Pesantren
bakteri sekunder seperti impetigo, abse s dan Madarijul Ulum. Berdasarkan perhitungan
selulitis yang dapat menyebabkan septikemia rumus didapatkan 35 sampel penelitian Pada
maupun kematian. 8 Gatal biasanya semakin penelitian ini digunakan beberapa instrument
hebat pada malam hari atau bila cuaca panas untuk melihat hubungan antar variabel
serta penderita berkeringat. Hal ini terjadi berupa kuesioner, tes Merk Aufgaben, lup dan
karena meningkatnya aktivitas tungau saat salinan nilai UTS genap santri kelas 7,8 dan 9
suhu tubuh meningkat. Gejala tersebut dapat pada tahun ajaran 2015/2016.
menyebabkan gangguan tidur sehingga pada
pagi harinya penderita tampak lelah dan Hasil
lesu10 . Pada analisis univariat terdapat tiga
Gangguan tidur tersebut dapat variabel yang terdistribusi yaitu: karakteri stik
menurunkan kualitas tidur penderita. subjek penelitian, distribusi skabies pada
Kurangnya kebutuhan tidur akan berdampak subjek penelitian, dan distribusi tingkat
pada menurunnya kemampuan untuk konsentrasi dan prestasi belajar yang dapat
berkonsentrasi, membuat keputusan dan dilihat pada tabel 1 gambar 1, dan tabel 2.
berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari. Hal

Tabel 1. Karakteristik Subjek Penelitian yang Menderita Skabies


No Variabel Frekuensi Presentase (%)
1 Jenis Kelamin
Laki-laki 17 48,5
Perempuan 4 11,4
2 Usia
11 1 2,8
12 10 28,5
13 6 17,1
14 1 2,8
15 3 8,5

Pada tabel 1 Jenis kelamin laki-laki subjek penelitian adalah 11-15 tahun dengan
(48,5%) merupakan jenis kelamin yang pal i ng usia 12 tahun (28,5%) merupakan usia
banyak menderita skabies. Rentang usia terbanyak yang menderita skabies.

Medula|Volume 8|Nomor 2|Februari 2019|77


Luh Gde Indrani Ayuning Merti, Hanna Mutiara, Jhons Fatriyadi Suwandi , dan Putu Ristyaning Ayu|Hubungan
Skabies dengan Prestasi Belajar pada Santri Pondok Pesantren di Bandar Lampung

Gambar 1. Distribusi Skabies pada Subjek Penelitian

Setelah dilakukan prosedur diagnosis, didapatkan subjek penelitian yang mende rita
didapatkan distribusi skabies yang tertera skabies (60%) lebih tinggi dibandingkan
pada gambar1. Berdasarkan gambar 1 dengan yang tidak menderita skabies (40%).

Tabel 2. Distribusi Tingkat Konsentrasi dan Prestasi Belajar


No Variabel Frekuensi Presentase (%)
1 Tingkat konsentrasi
Kuat 17 48,6
Lemah 18 51,4
2 Prestasi Belajar
Baik 13 37,1
Kurang Baik 22 62,9

Pada tabel 2 didapatkan hasil subjek dibandingkan prestasi belajar yang baik
penelitian lebih banyak memiliki tingkat (37,1%). Pada analisis bivariat didapatkan hasil
konsentrasi yang lemah (51,4%) dibandingkan antara hubungan skabies dengan tingkat
tingkat konsentrasi yang kuat (48,6%). Selain konsentrasi dan hubungan skabies dengan
itu, prestasi belajar subjek penelitian juga prestasi belajar yang dapat dilihat pada tabel
lebih banyak yang kurang baik (62,9%) 4 dan tabel 5.

Tabel 3. Hubungan Skabies dengan Tingkat Konsentrasi


Tingkat Konsentrasi Skabies Nilai-P
Positif Negatif
Kuat 14 (40%) 3 (8,6%) 0,0001
Lemah 18 (51,4%) 0 (0%)

Berdasarkan tabel 3, persentase tingkat berbanding 0%. Secara statistik, perbedaan


konsentrasi lemah lebih tinggi pada subjek tersebut bermakna dengan nilai-p sebesar
penelitian yang menderita skabies 0,0001. Hubungan skabies dengan prestasi
dibandingkan dengan subjek penelitian yang belajar dianalisis dan didapatkan hasil yang
tidak menderita skabies, yaitu 51,4% tertera pada tabel 4.

Tabel 4. Hubungan Skabies dengan Prestasi Belajar


Nilai UTS Skabies Nilai-p
Positif Negatif
Baik 1 (2,8%) 3 (8,6%) 0,0001
Kurang Baik 20 (57,1%) 2 (5,7%),

Berdasarkan tabel 4, persentase nilai tersebut bermakna dengan nilai-p sebesar


UTS yang kurang baik lebih tinggi pada subje k 0,0001.
penelitian yang menderita skabies
dibandingkan dengan subjek penelitian yang Pembahasan
tidak menderita skabies, yaitu 57,1% Tahapan diagnosis telah dilakukan
berbanding 5,7%. Secara statistik, hubungan terhadap 35 subjek penelitian dan didapatkan
prevalensi skabies sebesar 60%9. Insiden dan

Medula|Volume 8|Nomor 2|Februari 2019|78


Luh Gde Indrani Ayuning Merti, Hanna Mutiara, Jhons Fatriyadi Suwandi , dan Putu Ristyaning Ayu|Hubungan
Skabies dengan Prestasi Belajar pada Santri Pondok Pesantren di Bandar Lampung
prevalensi yang cukup tinggi ini juga Hasil yang didapatkan sesuai dengan teori dan
ditemukan pada penelitian yang dilakukan penelitian sebelumnya bahwa subjek
oleh Ratnasari bahwa prevalensi skabies pada penelitian yang berumur lebih muda lebih
pondok pesantren di Jakarta Timur adalah berisiko menderita skabies. Hal ini disebabkan
51,6%, senada dengan hasil penelitian Ma’rufi karena pada usia tersebut masih rendah
di Lamongan dengan prevalensi skabies di dalam pengalaman dan berdaptasi dengan
pondok pesantren adalah 64,2% 14. suatu penyakit19,6 .
Badri mengungkapkan bahwa skabies Tingkat konsentrasi santri diukur
merupakan penyakit yang lazim di pondok menggunakan tes ME yang menggambarkan
pesantren dan sejauh ini belum ada konsentrasi sesuai dengan usia santri. Hasil
kepedulian untuk menumbuhkembangkan pemeriksaan tingkat konsentrasi digolongkan
upaya higiene peseorangan dalam membuat menjadi dua kelompok yaitu kuat (>100) dan
pesan kesehatan untuk mencegah skabies 6. lemah (≤100). Berdasarkan hasil penelitian,
Kondisi ini sesuai dengan hasil penelitian didapatkan sebanyak 48,5% subjek penelitian
Sungkar, bahwa skabies di suatu pesantren memiliki tingkat konsentrasi kuat dan
yang padat penghuninya dan memiliki higine sebanyak 51,4% memiliki tingkat konsentrasi
yang buruk prevalensi skabiesnya mencapai yang lemah. Hasil analisis statistik bivariat,
78,7%, tetapi pada kelompok dengan higine didapatkan nilai-p sebesar 0,0001 yang berarti
yang baik prevalensi skabiesnya hanya terdapat hubungan antara skabies dengan
3,8%15. Prevalensi skabies juga lebih tinggi di tingkat konsentrasi.
daerah urban dibandingkan rural, dimana Berdasarkan tinjauan pustaka
daerah urban yang diteliti merupakan kota sebelumnya dijelaskan bahwa skabies dapat
yang kumuh dan padat penduduk 16. Sehi ngga mengganggu konsentrasi pada santri yang
pada dasarnya skabies sangat endemik pada sedang belajar dan mengganggu ketenangan
lingkungan yang tidak sehat. pada waktu istirahat terutama pada waktu
Tingkat prevalensi skabies lebih tinggi tidur malam hari (Sudarsono, 2012). Hal ini
ditemukan pada subjek penelitian dengan sesuai dengan studi literatur yang dilakukan
jenis kelamin laki-laki (48,5%). Hasil penelitian oleh Jackson di Brazil, ditemukan 72,4%
ini sesuai dengan penelitian yang telah penderita skabies memiliki gangguan tidur
dilakukan sebelumnya oleh Ratnasari di akibat gatal.19,21 Penelitian lain pada pondok
Jakarta, Fauziah di Bandung, dan Raharnie di pesantren di Temanggung juga didapatkan
Makasar bahwa laki-laki cenderung memiliki hubungan yang signifikan antara skabies
prevalensi yang lebih tinggi yaitu 57,4%. dengan kualitas tidur dengan nilai-p 0,02422.
Prevalensi ini diduga karena santri laki-laki Menurunnya kualitas tidur seseorang dapat
lebih cenderung kurang memperhatikan berdampak pada menurunnya kemampuan
kesehatan kulit dan higine perseorangan 9,17,18 . untuk berkonsentrasi, membuat keputusan
Kebersihan pada diri yang buruk bisa dinilai dan berpartisipasi dalam aktivitas sehari-
melalui frekuensi mandi, frekuensi ganti hari 11.
pakaian, frekuensi mencuci pakaian, Prestasi belajar santri dinilai
kebersihan mencuci pakaian, saling meminjam berdasarkan rerata nilai UTS santri.
pakaian, handuk dan perlengkapan lain yang Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan
dikenakan3. rerata nilai UTS semester genap tahun ajaran
Hasil penelitian juga menunjukkan usi a 2015-2016 responden sebesar 74,86 dan
subjek penelitian adalah 11-15 tahun dan usi a didapatkan 37,1% responden yang memiliki
12 tahun (28,5%) merupakan usia terbanyak nilai UTS baik serta didapatkan 62,9%
yang menderita skabies. Prevalensi skabies ini resoponden yang memiliki nilai UTS kurang
sesuai dengan hasil penelitian Fauziah bahwa baik. Berdasarkan analisis statistik bivariat,
penderita skabies banyak terdapat pada usia didapatkan nilai-P sebesar 0,0001 yang berarti
remaja yaitu usia 11-20 tahun (39,69%) dan terdapat hubungan skabies dengan prestasi
penelitian Sudarsono di Medan yaitu usia 12- belajar santri. Hal ini sesuai dengan penelitian
15 tahun (35%) 17,19 . Akmal juga melaporkan yang dilakukan Sudarsono di salah satu
bahwa santri pada Pondok Pesantren di pesantren di Kota Medan yang menggunakan
Padang yang mengalami skabies dengan analisis statistik dengan uji t-dependent,
prevalensi terbanyak adalah umur 12 tahun 2 0 . bahwa prestasi belajar santri lebih baik

Medula|Volume 8|Nomor 2|Februari 2019|79


Luh Gde Indrani Ayuning Merti, Hanna Mutiara, Jhons Fatriyadi Suwandi , dan Putu Ristyaning Ayu|Hubungan
Skabies dengan Prestasi Belajar pada Santri Pondok Pesantren di Bandar Lampung
sebelum menderita skabies dengan nilai-p Kecamatan Teluk Betung Barat Kota
0,000119. Bandar Lampung. Lampung: Universitas
Gangguan kondisi fisiologis santri yang Lampung; 2016.
menderita skabies berupa gatal terutama 4. Audhah N. Faktor risiko skabies pada
pada malam hari menyebabkan gangguan siswa pondok pesantren. Jurnal Penyakit
tidur sehingga pagi harinya santri merasa lelah Bersumber Binatang. 2012;4 (1):14-22.
dan lesu yang menyebabkan konsentrasi 5. Djuanda A. Ilmu Penyakit Kulit dan
belajar terganggu. Hal ini juga didukung Kelamin Jilid III. Jakarta: Fakultas
melalui hasil kuesioner persepsi santri yang Kedokteran Universitas Indonesia; 2010.
menyatakan bahwa sebanyak 54,3% 6. Badri M. Hygiene perseorangan santri
responden penelitian sangat setuju bahwa Pondok Pesantren Wali Songo Ngabar
rasa gatal di kulit mengganggu konsentrasi Ponorogo. Penelitian dan Pengembangan
belajar. Kesehatan. 2007;17:20-27.
Penurunan prestasi belajar santri tidak 7. Departemen Kesehatan RI. Pedoman
hanya dipengaruhi oleh faktor fisiologis penyelenggaraan dan pembinaan pos
namun juga dipengaruhi oleh faktor lainnya, kesehatan pesantren. Jakarta: Depkes RI
seperti faktor individu dan faktor eskternal. 2007.
Pada faktor individu, gaya belajar dan 8. Saad. Pengaruh faktor higiene
kemampuan verbal dapat menggambarkan perorangan terhadap kejadian skabies di
kemampuan akademik dimana siswa akan Pesantran An-Najach Magelang.
memiliki prestasi yang baik di sekolah jika Semarang: Universitas Diponegoro; 2007.
sebelumnya siswa belajar terlebih dahulu 9. Ratnasari AF & Sungkar S. Prevalensi
serta ada dorongan motivasi dari dalam diri Skabies dan Faktor-faktor yang
maupun orang tua 23. Berhubungan di Pesantren X , Jakarta
Pada faktor eksternal, lingkungan Timur. MJI. 2014;2(1):7-12.
belajar dan gaya/pendekatan yang digunakan 10. Patel T, Ishiuji Y, & Yosipovitch G.
siswa dalam belajar yang baik akan Nocturnal Itch : why do we itch at night
meningkatkan prestasi belajar siswa, begitu PMID. 2007;87(4):295-8.
pula sebaliknya. Selain itu, fasilitas belajar dan 11. Susanto H. Meningkatkan konsentrasi
profesionalisme pendidik yang sesuai dalam siswa melalui optimalisasi modalitas
menunjang proses pembelajaran dan belajar siswa. Jurnal Pendidikan Penabur.
pengajaran juga dapat mempengaruhi prestasi 2006;5(6):46-51.
belajar siswa19.23 . 12. Nilifda H, Nadjmir, & Hardisman.
Hubungan kualitas tidur dengan prestasi
Simpulan akademik mahasiswa program studi
Terdapat hubungan yang bermakna pendidikan dokter angkatan 2010 FK
pada skabies dengan prestasi belajar. Universitas Andalas. Jurnal Kesehatan
Andalas. 2016;4(1):243-9.
Daftar Pustaka 13. Manurung PP, Supit S, & Nancy J.
1. Thomas J, Peterson GM, Walton SF, Gambaran lama tidur terhadap prestasi
Carson CF, Naunton M, & Baby KE. belajar siswa. eBM. 2013;1(1):543-49.
Scabies: an ancient global disease with a 14. Ma'rufi I, Keman S, & Notobroto HB.
need for new therapies. BMC Infectious Faktor sanitasi lingkungan yang berperan
Diseases. 2015;15(1):250. terhadap prevalensi penyakit skabies
2. Engelman D, Kiang K, Chosidow O, studi pada santri di Pondok Pesantren
McCarthy J, Fuller C, Lammie P, dkk. Kabupaten Lamongan. Jurnal Kesehatan
Toward the global control of human Lingkungan. 2005;2:11-8.
scabies: introducing the international 15. Sungkar S. Skabies. Jakarta: Yayasan
alliance for the control of scabies. PLoS Penerbitan Ikatan Dokter Indonesia;
Neglected Tropical Diseases. 2013;7(8): 1- 1995.
4. 16. Heukelbach J. Scabies. PMID.
3. Imartha AG. Faktor-Faktor yang 2006;367:1767–74.
berhubungan dengan kejadian skabies di 17. Fauziah, Djajakusumah T S, Susanti Y.
Pondok Pesantren Jabal An-Nur Al-Isl ami Angka Kejadian dan Karakteristik Pasien

Medula|Volume 8|Nomor 2|Februari 2019|80


Luh Gde Indrani Ayuning Merti, Hanna Mutiara, Jhons Fatriyadi Suwandi , dan Putu Ristyaning Ayu|Hubungan
Skabies dengan Prestasi Belajar pada Santri Pondok Pesantren di Bandar Lampung
Skabies di Rumah Sakit Al-Islam Bandung. 21. Jackson A, Heukelbach J, Filho A, Junior E,
ISSN. 2013;1023-8. & Feldmeier H. Clinical features and
18. Raharnie AD, Amirudi MD & Adam AM. associated morbidity of scabies in a rural
Study of retrospective in scabies patient community in Alagoas, Brazil. Trop Med
in Jaury akademis hospital Makassar. In Health. 2007;12(4):493-502.
IJDV. 2011;1:1-6. 22. Syafni S. Hubungan personal hygiene
19. Sudarsono. Pengaruh skabies terhadap dengan kejadian skabies di pondok
prestasi belajar santri di sebuah pesantren as-salam surakarta. Surakarta:
pesantrendi Kota Medan. MDVI. Fakultas Kedokteran Universitas
2012;39(3):108-12. Muhammadiyah Surakarta; 2013.
20. Akmal S C, Semiarty R & Gayatri G. 23. Latipah E. Strategi self regulated learni ng
Hubungan personal hygiene dengan dan prestasi belajar. Psi. 2010;37(1):110-
kejadian skabies Pendidikan Islam Darul 7.
Ulum Palarik Air Pacah, kecamatanKoto
Tangah, Padang tahun 2013. Jurnal
Kesehatan Andalas. 2013;2(3):164-7.

Medula|Volume 8|Nomor 2|Februari 2019|81

Anda mungkin juga menyukai