Anda di halaman 1dari 16

SKRIPSI

GAMBARAN PENGETAHUAN KELUARGA DALAM PERAWATAN


ISPA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ANTANG
PERUMNAS KOTA MAKASSAR

Penguji : Sitti Rahmani,S.Kep., Ns., M.Kep

Pembimbing I : Kurniawan Amin, S.Kep., Ns., M.Kep

Pembimbing II : Tut Handayani, S.Kep., Ns.,M.Kes


SLIDESMANIA
Zadrak Teurupun
183145105003
S1 Ilmu Keperawatan
SLIDESMANIA
Latar Belakang

01 Penyakit ISPA adalah penyakit yang menyerang sistem paru dan menular pada
umumnya ditularkan melalui droplet, pada sebagian patogen ada juga
kemungkinan penularan melalui cara lain seperti melalui kontak karena tangan
atau permukaan yang terkontaminasi, pada wilayah kerja Puskesmas Antang
Perumnas Kota Makassar dengan jumlah penduduk sebanyak 22.175 pria 10.535
dan wanita 10.544 dengan jumlah total kepala keluarga sebanyak. 5.048, penyakit
ISPA yang tertinggi dengan jumlah penderita 114 penderita dalam tahun 2022 dan
menjadi penyakit tertinggi diantara 10 penyakit terbesar di Puskesmas Antang
Perumnas Kota Makassar (Puskesmas Antang Perumnas, 2022)
SLIDESMANIA
Rumusan Masalah Manfaat Penelitian
Bagaimana Gambaran Pengetahuan Keluarga
Dalam Perawatan ISPA Pada Balita Di ● Manfaat Ilmiah
Wilayah Kerja Puskesmas Antang Perumnas ● Manfaat Institusi
Kota Makassar ?
● Manfaat Praktis
● Manfaat Bagi Masyarakat
Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum

Diketahui gambaran pengetahuan keluarga


dalam perawatan ISPA pada balita di wilayah
kerja Puskesmas Antang Perumnas Kota
Makassar Sulawesi Selatan

2. Tujuan Khusus
SLIDESMANIA

Diketahui gambaran pengetahuan keluarga


dalam perawatan ISPA pada balita
Tinjauan Pustaka
1. Tinjauan Umum Tentang ISPA

2. Tinjauan Tentang Pengetahuan Keluarga


SLIDESMANIA
Metode Penelitian
 Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Deskriptif dengan pendekatan Observasional untuk
menggambarkan pengetahuan keluarga dalam perawatan ISPA
pada balita di wilayah kerja Puskesmas Antang Perumnas Kota
Makassar.

 Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Antang


Perumnas Kota Makassar, lokasi ini dipilih karena penyakit
ISPA yang tertinggi dengan jumlah penderita 114 dan menjadi
penyakit tertinggi diantara 10 penyakit terbesar di Puskesmas
Antang Perumnas Kota Makassar.

 Penelitian ini dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas


SLIDESMANIA

Antang Perumnas pada tanggal 18 Juli- 18 Agustus 2022


Metode Penelitian
Sampel
Populasi Sampel dalam penelitian ini sebanyak

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian 88 dengan menggunakan rumus slovin

atau objek yang diteliti tersebut, sasaran objek Kriteria Inklusi &
yang diteliti adalah keluarga balita yang
Kriteria Eksklusi
Kriteria Inklusi
menderita penyakit ISPA yang diambil pada
1) Ibu yang memiliki balita yang menderita ISPA
bulan April 2022 yaitu sebanyak 114 penderita. 2) Bersedia menjadi responden

3) Koperatif bisa diajak interaksi dan komunikasi

4) Ada pada saat penelitian berlangsung

Kriteria Eksklusi
SLIDESMANIA

5) Ibu yang tidak menjadi responden

6) Tidak ada pada saat penelitian berlangsung


Hasil Dan Pembahasan
SLIDESMANIA
1. Kriteria Umur Balita

Tabel 1 menunjukkan bahwa distribusi karakteristik umur


balita tertinggi umur < 5 Tahun dengan persentase sebanyak
79,5%, sedangkan untuk umur 5 Tahun terendah dengan
persentase sebanyak 20,5%. Distribusi jenis kelamin
menunjukkan bahwa jenis kelamin perempuan tertinggi
SLIDESMANIA

dengan persentase sebanyak 55,7% sedangkan untuk jenis


kelamin laki-laki terendah dengan persentase sebesar 44,3%.
2. Karakteristik Umum Responden

Tabel 2
Distribusi Karakteristik Responden Di Wilayah Kerja
Puskesmas Antang Perumnas Kota Makassar
Tahun 2022

Tabel 2 menunjukkan bahwa distribusi karakteristik umur responden tertinggi umur 21-30
tahun dengan persentase sebanyak 71,6%, sedangkan untuk umur 17-20 tahun terendah
dengan persentase sebanyak 9,1%. Distribusi jenis kelamin menunjukkan bahwa jenis
SLIDESMANIA

kelamin perempuan tertinggi dengan persentase sebanyak 70,5% sedangkan untuk jenis
kelamin laki-laki terendah dengan persentase sebesar 29%. Distribusi pendidikan terakhir
menunjukkan bahwa pendidikan terakhir SMP tertinggi dengan persentase sebanyak
40,9% sedangkan pendidikan terakhir tidak sekolah terendah dengan persentase sebanyak
3. Variabel Penelitian

Tabel 3 menunjukkan bahwa distribusi variabel penelitian di wilayah kerja


Puskesmas Antang Perumnas Kota Makassar menunjukkan bahwa responden
yang berpengetahuan cukup tentang perawatan ISPA Pada Balita tertinggi
SLIDESMANIA

dengan persentase sebanyak 60,2% sedangkan responden yang kurang


mengetahui perawatan ISPA pada balita terendah dengan persentase sebanyak
39,8%.
Pembahasan
 Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan
pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca
indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Sutomo,
2018).

 Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti menemukan bahwa mayoritas


responden memiliki pengetahuan yang cukup hal ini bisa dilihat pada Tabel 3 yang
menunjukkan bahwa distribusi variabel penelitian di wilayah kerja Puskesmas
Antang Perumnas Kota Makassar menunjukkan bahwa responden yang
berpengetahuan cukup tentang perawatan ISPA tertinggi dengan persentase
sebanyak 60,2% sedangkan responden yang kurang mengetahui perawatan ISPA
terendah dengan persentase sebanyak 39,8%.
SLIDESMANIA
Pembahasan
 Hasil observasi yang dilakukan peneliti menemukan bahwa ciri-ciri penyakit ISPA
yang diketahui keluarga adalah batuk yang tidak sembuh, nyeri tenggorokan, dan
membuat balita sesak napas, penyebab ISPA yang responden ketahui adalah karena
cuaca yang tidak teratur, anak sering mengkonsumsi makanan ringan/jajan dan sering
berdekatan dengan anggota keluarga yang merokok, responden yang memiliki
pengetahuan tentang perawatan ISPA melakukan perawatan ISPA secara mandiri,
pengobatan sendiri merupakan penanganan yang pertama kali dilakukan partisipan
bila ada balitanya yang tiba-tiba sakit dengan pengobatan tradisional, jika pengobatan
sendiri tidak membuahkan hasil barulah keluarga berobat ke RS atau puskesmas
terdekat, alasan responden melakukan tindakan pengobatan sendiri karena
pengalaman keluarga dan juga biaya yang dikeluarkan tidak terlalu banyak.

 Dari hasil pengamatan peneliti juga menemukan adanya kebiasaan merokok dari
anggota keluarga lainnya, seperti ayah dan keluarga lainnya yang biasa merokok
dekat dengan balita di dalam rumah, hal tersebut meningkatkan risiko terhadap
kejadian ISPA pada balita karena paparan yang terjadi secara terus menerus akan
SLIDESMANIA

menimbulkan gangguan pernapasan terutama memperberat timbulnya infeksi saluran


pernapasan akut dan gangguan paru-paru pada balita yang berpotensi untuk menjadi
penyakit ISPA pada balita.
Pembahasan
Pengetahuan orang tua tentang penyakit ISPA pada anak sudah baik namun perlu

dilakukan upaya peningkatan pengetahuan agar orang tua dapat melakukan upaya untuk

mendeteksi dini agar orang tua mengetahui tentang gejala dini yang dialami oleh anak saat

ISPA yang meliputi demam, batuk, pilek, sesak napas,kesulitan bernapas dan juga nyeri

tenggorokan, selain mendeteksi dini penyakit ISPA, pencegahan juga merupakan langkah

yang sangat penting dalam menangani penyebarluasan penyakit ISPA di masyarakat,

pencegahan ini juga tidak lepas dari peran orang tua yang sebenarnya harus mengetahui

cara-cara pencegahan ISPA (Suarnianti, 2019).


SLIDESMANIA
Kesimpulan Dan Saran

Kesimpulan Saran

● Responden yang berpengetahuan cukup


tentang perawatan ISPA tertinggi dengan ● Peneliti menyarankan kepada petugas kesehatan
persentase sebanyak 60,2% sedangkan
responden yang kurang mengetahui untuk selalu melakukan edukasi kepada masyarakat
perawatan ISPA terendah dengan
persentase sebanyak 39,8% terkhusus masyarakat yang memiliki riwayat

penyakit ISPA pada bayi karena kejadian serupa akan

terulang apabila pengetahuan masyarakat tidak

ditingkatkan dan menyebabkan tindakan yang tidak


SLIDESMANIA

sesuai dengan kebutuhan dilakukan oleh responden


Thank you !
SLIDESMANIA

Anda mungkin juga menyukai