Anda di halaman 1dari 10

Vol 4 No 1 Januari 2021

E-ISSN: 2614-5219

ARTIKEL PENELITIAN

Tingkat Pengetahuan Masyarakat Mengenai Epilepsi di


Lingkungan X Kelurahan Tegal Sari Mandala II
Medan
Yuni Valentri Lumban Tobing1, Nurcahaya Sinaga2
1
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara,
2
Departemen Anak Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera
Utara
E-mail: yunivalentritobing@gmail.com

Abstrak: Pendahuluan: Epilepsi adalah salah satu gangguan neurologis kronis


serius yang paling umum yang terjadi di seluruh dunia. Berdasarkan data World
Health Organization lebih dari 50 juta orang di seluruh dunia menderita epilepsi.
Pengetahuan yang rendah tentang penyakit ini menyebabkan penderita epilepsi
didiskriminasi dan distigmatisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat
pengetahuan masyarakat tentang epilepsi di Lingkungan X Kelurahan Tegal Sari
Mandala II Medan. Metode: Penelitian deskriptif ini menggunakan desain cross
sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota masyarakat di
Lingkungan X Kelurahan Tegal Sari Mandala II Medan dan diambil sampel
sebanyak 91 orang dengan teknik consecutive sampling. Hasil: Hasil penelitian
menunjukkan bahwa dari 91 responden, perempuan (70,3%) lebih banyak daripada
laki-laki (29,7%), usia responden mayoritas berkisar antara 26-45 tahun (56,0%).
Mayoritas responden bekerja sebagai wiraswasta (39,6%), dan 72,5% diantaranya
tamat SD atau SMP. Sebagian besar responden memiliki pengetahuan cukup
tentang epilepsi (46,2%). Kesimpulan: Tingkat pengetahuan masyarakat tentang
epilepsi di Kelurahan X Kelurahan Tegal Sari Mandala II Medan adalah sedang.

Kata kunci: epilepsi, pengetahuan, tingkat pengetahuan

Society Knowledge Level of Epilepsy in Lingkungan X Kelurahan


Tegal Sari Mandala II Medan
Abstract: Introduction: Epilepsy is one of the most common serious chronic
neurological disorder that is present all over the world. Based on the report of
World Health Organization, more than 50 million people worldwide have epilepsy.
Low-level knowledge of the disease causes people with epilepsy to be discriminated
and stigmatized. This research aims to assess society knowledge level of epilepsy
in Lingkungan X Kelurahan Tegal Sari Mandala II Medan. Method: This
descriptive research uses cross sectional design. The population of this research is
all community members in Lingkungan X Kelurahan Tegal Sari Mandala II Medan
and 91 samples were recruited through consecutive sampling technique. Result:
The results of the research showed that of all the 91 respondents, female
respondents (70,3%) are more than men (29,7%). The majority of respondents ages

Anatomica Medical Journal 43


Fakultas Kedokteran (FK)
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU)
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/AMJ
Vol 4 No 1 Januari 2021

E-ISSN: 2614-5219

ranged from 26-45 years (56,0%), The majority of respondents worked as a self-
employed (39,6%), and 72,5% of them finished elementary or junior high school.
Majority of respondents have sufficient knowledge about epilepsy (46,2%)
Conclusion: society knowledge level of epilepsy in Lingkungan X Kelurahan Tegal
Sari Mandala II Medan was moderate.
Keywords: epilepsy, knowledge, level of knowledge

PENDAHULUAN banyak ditemukan diskriminasi,


Epilepsi menempati urutan kedua kesalahpahaman, dan stigma sosial
penyakit saraf setelah penyakit yang negatif terhadap penderita
gangguan peredaran otak dan epilepsi. Di Tanzania, epilepsi
merupakan salah satu dari penyakit dikaitkan dengan ilmu hitam, sihir,
tertua di dunia. Berdasarkan data pengaruh dari roh-roh jahat, dan
World Health Organization (WHO) keracunan. Di Malawi, epilepsi
penderita epilepsi di seluruh dunia disebabkan karena di dalam perut
dijumpai sekitar 50 juta orang dan terdapat serangga yang bergerak-
80% ditemukan di negara gerak. Sedangkan masyarakat
berkembang. Pada beberapa area Indonesia mengenal epilepsi sebagai
yang berada di negara berkembang, “sawan” atau “ayan”. Masyarakat
80-90% penderita epilepsi tidak masih banyak yang memiliki
mendapatkan pengobatan yang sesuai pandangan yang salah terhadap
dan bahkan ada yang tidak epilepsi, mereka beranggapan bahwa
mendapatkan pengobatan sama epilepsi itu bukanlah suatu penyakit,
sekali. Jumlah penderita epilepsi di melainkan sebuah kutukan, masuknya
Indonesia belum mempunyai data roh jahat ke dalam tubuh atau
pasti, tetapi diperkirakan sekitar 1-2 kesurupan, dan guna-guna. Berbagai
juta orang yang menderita epilepsi di persepsi yang keliru ini dikarenakan
Indonesia.3 epilepsi sering terjadi secara tiba-tiba
Penelitian yang dilakukan dan terjadi di tempat umum sehingga
Maryanti mengungkapkan berbagai disaksikan oleh banyak orang.
persepsi masyarakat di beberapa Masyarakat juga beranggapan bahwa
negara mengenai epilepsi, ia epilepsi dapat menular melalui air liur
mengungkapkan bahwasanya masih sehingga mereka tidak bersedia

Anatomica Medical Journal 44


Fakultas Kedokteran (FK)
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU)
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/AMJ
Vol 4 No 1 Januari 2021

E-ISSN: 2614-5219
4
memberikan pertolongan. Tingkat koperatif dan tidak komunikatif dan
pengetahuan masyarakat yang rendah masyarakat yang menjawab bukan
ini akan menyebabkan penderita salah satu pilihan pertanyaan yang
epilepsi tidak terdeteksi secara dini terdapat di kuesioner. Sampel dipilih
dan tidak mendapatkan tatalaksana dengan cara mengundi nomor rumah,
yang cepat dan sesuai sehingga akan kemudian dilakukan teknik
menyebabkan prognosis penderita consecutive sampling.
epilepsi menjadi buruk.5 Oleh karena Variable dalam penelitian ini
itu, tujuan penelitian ini adalah untuk adalah tingkat pengetahuan
mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat terhadap epilepsi
masyarakat mengenai penyakit berdasarkan usia, pekerjaan, dan
epilepsi di Kelurahan Tegal Sari tingkat pendidikan dengan
Mandala II Medan. menggunakan instrumen berupa
kuesioner. Dimana kuesioner akan
METODE diisi oleh responden dengan
Penelitian deskriptif ini menggunakan teknik wawancara dan
menggunakan desain cross sectional responden telah menandatangani
yang dilakukan terhadap 91 orang di lembar informed consent. Kuesioner
Lingkungan X Kelurahan Tegal Sari berisi 30 petanyaan dimana untuk
Mandala II Medan yang dilakukan setiap jawaban yang benar akan diberi
pada bulan April 2018 s.d Februari bobot 1 dan jawaban salah akan diberi
2019. bobot 0. Total keseluruhan skor
Kriteria inklusi dalam adalah 33 karena terdapat 3
penelitian ini yaitu masyarakat yang pertanyaan di kuesioner memiliki 2
bersedia menjadi responden jawaban yang benar. Tingkat
dibuktikan dengan menandatangani pengetahuan responden dinyatakan
informed consent, masyarakat yang baik bila skor total yang diperoleh 25-
mengisi kuisioner dengan lengkap, 33, sedang bila skor total 19-24, dan
dan masyarakat yang berusia 18 tahun kurang bila skor total <19. Penelitian
keatas. Sedangkan kriteria eksklusi ini telah mendapatkan persetujuan
yaitu: masyarakat yang tidak oleh Komisi Etik Penelitian

Anatomica Medical Journal 45


Fakultas Kedokteran (FK)
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU)
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/AMJ
Vol 4 No 1 Januari 2021

E-ISSN: 2614-5219
Kedokteran Universitas didapat disajikan menggunakan tabel
Muhammadiyah Sumatera Utara distribusi frekuensi.
dengan nomor penelitian
170/KEPK/FKUMSU/ 2018 untuk HASIL
dilaksanakannya prosedur penelitian. Karakteristik responden dalam
Data yang diperoleh penelitian ini meliputi usia, jenis
kemudian diproses dengan editing, kelamin, pekerjaan, dan tingkat
coding, entry, cleaning, dan saving. pendidikan.
Selanjutnya data dianalisis. Data yang
Tabel 1. Distribusi frekuensi karakteristik responden
Karakteristik Frekuensi (n) Persentase (%)

Usia

18-25 9 9,9

26-45 51 56,0

46-65 27 29,7

>65 4 4,4

Jenis Kelamin

Laki-laki 27 29,7

Perempuan 64 70,3

Pekerjaan

Pegawai negeri/swasta 10 11,0

Buruh 6 6,6

Wiraswasta 36 39,6

Tidak bekerja 30 33,0

Lainnya 9 9,9

Tingkat Pendidikan

SD/sederajat 9 9,9

SMP/SMA 66 72,5

Perguruan tinggi 16 17,6

Anatomica Medical Journal 46


Fakultas Kedokteran (FK)
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU)
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/AMJ
Vol 4 No 1 Januari 2021

E-ISSN: 2614-5219
Tabel 2. Tingkat pengetahuan responden mengenai epilepsi
Tingkat Pengetahuan Frekuensi (n) Persentase (%)

Baik 16 17,6

Sedang 42 46,2

Kurang 33 36,3

Total 91 100

Tabel 3. Distribusi frekuensi hasil tingkat pengetahuan berdasarkan usia


Tingkat Pengetahuan
Usia
Baik Sedang Kurang Total
(tahun)
n % n % n % n %

18-25 1 11,1 5 55,6 3 33,3 9 100

26-45 10 19,6 22 43,1 19 37,3 51 100

46-65 5 18,5 14 51,9 8 29,6 27 100

>65 0 0 1 25 3 75,0 4 100

Total 16 17,6 42 46,2 56 36,3 91 100

Tabel 4. Distribusi frekuensi hasil tingkat pengetahuan berdasarkan pekerjaan


Tingkat Pengetahuan

Pekerjaan Baik Sedang Kurang Total

n % n % n % n %

Pegawai negeri/swasta 5 50,0 4 40,0 1 10,0 10 100

Buruh 0 0 3 50,0 3 50,0 6 100

Wiraswasta 5 13,9 19 52,8 12 33,3 36 100

Tidak bekerja 4 13,3 10 33,3 16 53,3 30 100

Lainnya 2 22,2 6 66,7 1 11,1 9 100

Total 16 17,6 42 46,2 33 36,3 91 100

Anatomica Medical Journal 47


Fakultas Kedokteran (FK)
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU)
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/AMJ
Vol 4 No 1 Januari 2021

E-ISSN: 2614-5219

Tabel 5. Ditribusi frekuensi hasil tingkat pengetahuan berdasarkan tingkat


pendidikan
Tingkat Pengetahuan
Tingkat
Baik Sedang Kurang Total
Pendidikan
n % n % n % n %

SD/sederajat 0 0 4 44,4 5 55,6 9 100

Sekolah menengah/ 8 12,1 33 50,0 25 37,9 66 100


sederajat

Perguruan Tinggi 8 50,0 5 31,2 3 18,8 16 100

Total 16 17,6 42 46,2 33 36,3 91 100

DISKUSI pengetahuan yang baik pada


Tabel 2 menunjukkan bahwa penelitian ini adalah kelompok usia
responden dalam penelitian ini dewasa muda yaitu 26-45 tahun
memiliki tingkat pengetahuan yang (19,6%). Rentang usia 26-45 tahun
sedang mengenai epilepsi yaitu adalah usia matang, dimana pada usia
46,6% dari seluruh responden. Ini tersebut seseorang akan memiliki
menandakan bahwa masyarakat pola pikir dan daya tangkap yang baik
masih belum memiliki pengetahuan sehingga akan sangat memengaruhi
yang mendalam mengenai penyakit sikap dan perilakunya terhadap
epilepsi. Padahal pengetahuan yang sesuatu karena pengetahuan yang
baik menjadi salah satu aspek yang dimiliki dianggap sudah cukup
memengaruhi persepsi dan perilaku banyak dan semakin membaik.7
individu dalam menyikapi penderita Penelitian ini juga menunjukkan
epilepsi sehingga akan sangat bahwa 75% tingkat pengetahuan yang
berpengaruh terhadap tatalaksana dan kurang mengenai epilepsi ada di
prognosis penderita.6 kelompok usia >60 tahun. Hal ini
tidak sejalan dengan teori yang
Berdasarkan Tabel 3,
dikemukakakan oleh Notoadmojo,
kelompok usia dengan tingkat

Anatomica Medical Journal 48


Fakultas Kedokteran (FK)
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU)
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/AMJ
Vol 4 No 1 Januari 2021

E-ISSN: 2614-5219

dimana ia berpendapat bahwa seiring seseorang akan berinteraksi dengan


bertambahnya usia seseorang maka banyak orang dan lingkungan yang
semakin meningkat pula tingkat berbeda sehingga dapat memperoleh
pengetahuan yang dimilikinya.8 Akan banyak informasi dan bertukar
tetapi, Verner dan Davison pengalaman sehingga dapat
mengatakan bahwa terdapat beberapa memengaruhi pengetahuan.
faktor fisik pada orang dewasa yang Sedangkan dampak tidak langsung
dapat menghambat proses dalam dari bekerja adalah pekerjaan akan
belajar, yaitu adanya gangguan memengaruhi penghasilan, semakin
pendengaran, penglihatan, serta baik perkerjaan yang dimiliki maka
penurunan daya ingat yang akan akan semakin besar pula
berpengaruh pada kekuatan berfikir penghasilannya, dimana seseorang
ataupun bekerja.9 Hal ini dengan penghasilan yang besar akan
menyebabkan individu pada tahapan lebih mudah menyediakan media
usia ini akan sulit menerima dan untuk mengakses berbagai informasi,
mencerna informasi, atau karena pada sehingga akan berpengaruh pada
daya ingat terjadi penurunan dalam tingkat pengetahuannya. Selain dapat
tingkat pengetahuannya. memengaruhi tingkat pengetahuan,
penghasilan juga merupakan faktor
Pada penelitian ini (Tabel 4)
sosial yang dapat memengaruhi sikap
didapatkan bahwa responden yang
dan perilaku seseorang.8
tidak bekerja cenderung memiliki
Berdasarkan Tabel 5,
tingkat pengetahuan yang kurang
responden dengan tingkat pendidikan
mengenai penyakit epilepsi (53,3%).
akhir perguruan tinggi memiliki
Hal ini sesuai dengan teori
pengetahuan yang baik mengenai
Notoadmojo yang mengemukakan
epiepsi (50%). Penelitian sebelumnya
bahwa bekerja akan memberikan
yang dilakukan di Medan tahun 2010
dampak kepada individu baik secara
juga mengemukakan bahwa tingkat
langsung maupun tidak langsung
pengetahuan orang tua kepada anak
terhadap pengetahuannya. Dampak
penderita epilepsi paling baik pada
langsungnya dengan bekerja maka
kelompok perguruan tinggi.10

Anatomica Medical Journal


Fakultas Kedokteran (FK)
49
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU)
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/AMJ
Vol 4 No 1 Januari 2021

E-ISSN: 2614-5219

Menurut Notoadmodjo, pendidikan KESIMPULAN


yang baik akan menghasilkan suatu Tingkat pengetahuan
perubahan daya fikir seseorang dan masyarakat di Lingkungan X
dapat meningkatkan pengetahuannya. Kelurahan Tegal Sari Mandala II
Secara umum, pendidikan akan Medan mengenai epilepsi adalah
mempertinggi taraf intelegensia dari sedang. Usia, pekerjaan, dan
suatu individu. Seseorang akan pendidikan memengaruhi tingkat
semakin mudah untuk menerima pengetahuan seseorang.
infomasi seiring dengan semakin
Diharapkan kepada puskemas
tingginya pendidikan yang
setempat untuk lebih aktif melakukan
dimilikinya.8,11 Fred mengatakan
berbagai kegiatan penyuluhan tentang
pendidikan yang rendah dan
penyakit epilepsi agar masyarakat
kurangnya akses informasi dapat
dapat mengenal dan mengetahui
menyebabkan pengetahuan mengenai
tentang epilepsi sehingga penderita
bahaya dari perilaku hidup yang tidak
epilepsi tidak lagi di pandang negatif
sehat menjadi sangat minim.12
oleh masyarakat. Peneliti berharap
Seseorang dengan tingkat pendidikan
ada penelitian lanjutan terkait dengan
tinggi cenderung memiliki kesadaran
faktor-faktor yang dapat
dan pengetahuan yang lebih baik
memengaruhi tingkat pengetahuan
mengenai masalah kesehatan. Begitu
masyarakat mengenai epilepsi,
pula sebaliknya.8
dengan begitu akan menghasilkan
Penelitian ini masih memiliki
penelitian yang lebih komprehensif
keterbatasan. Penelitian ini hanya
karena akan memberikan informasi
merupakan gambaran tingkat
yang lebih luas lagi dan dapat menilai
pengetahuan dan belum menjelaskan
tingkatan pengetahuan dari berbagai
hubungan epilepsi dengan faktor-
segi.
faktor lainnya dan juga area
penelitian masih terbatas hanya pada DAFTAR PUSTAKA
satu lingkungan saja sehingga belum 1. Chung K, Ivey SL, Guo W,
dapat menggeneralisasikan keadaan Chung K, Nguyen C.
sebenarnya. Knowledge, Attitudes, and

Anatomica Medical Journal


Fakultas Kedokteran (FK)
50
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU)
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/AMJ
Vol 4 No 1 Januari 2021

E-ISSN: 2614-5219

Practice towards Epilepsy Tentang Epilepsi di


(KAPE) Survey of Chinese Kelurahan Mahena
and Vietnamese College Kecamatan Tahuna
Students in the U. S. 2010. Kabupaten Sangihe. 2014.
Diakses dari https://pubmed. Diakses dari https://ejournal.
ncbi.nlm.nih.gov/20053588/ unsrat.ac.id/index.php/eclinic
2. Fisher RS, Cross JH, French /article/view/3856
JA, et al. Operational 6. Notoatmodjo S. Metodologi
classification of seizure types Penelitian Kesehatan. Jakarta:
by the International League Rhineka Cipta. 2010.
Against Epilepsy : Position 7. Nur Indah Wardani, Dwi
Paper of the ILAE Sarwani SR SM. Faktor-
Commission for faktor yang berhubungan
Classification and dengan tingkat pengetahuan.
Terminology. 2017. Diakses 2014. Diakses dari
dari https://pubmed. http://jos.unsoed.
ncbi.nlm.nih.gov/28276060/ ac.id/index.php/kesmasindo/a
3. Word Health Organitation rticle/view/78
(WHO). Epilepsi. 2018. 8. Notoatmodjo S. Promosi
Diakses dari http://www.who. Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
int/en/news-room/fact-sheets/ Jakarta: Rhineka Cipta. 2007.
detail/epilepsy. 9. Maulana H. Promosi
4. Catur N, Maryanti W. Kesehatan. Jakarta: EGC.
Epilepsi dan Budaya. 2016. 2007.
Diakses dari 10. Saing JH. Tingkat
https://jurnal.ugm.ac.id/ Pengetahuan, Perilaku, dan
buletinpsikologi/article/view/ Kepatuhan Berobat Orang tua
16358/pdf dari Pasien Epilepsi Anak di
5. Gunawan DP, Winifred K, S Medan. 2010. Diakses dari
JMP. Gambaran Tingkat https://saripediatri.org/index.
Pengetahuan Masyarakat

Anatomica Medical Journal


Fakultas Kedokteran (FK)
51
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU)
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/AMJ
Vol 4 No 1 Januari 2021

E-ISSN: 2614-5219

php/sari-pediatri/article/view/ 12. Fred CP, Patrick MK JT.


532 Socioeconomic disparities in
11. Notoatmodjo S. Kesehatan health behaviours. 2010.
Masyarakat Ilmu dan Seni. Diakses dari https://pubmed.
Jakarta: Rhineka Cipta. 2010. ncbi.nlm.nih.gov/21909182/

Anatomica Medical Journal


Fakultas Kedokteran (FK)
52
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU)
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/AMJ

Anda mungkin juga menyukai