Anda di halaman 1dari 23

DIAGNOSIS KOMUNITAS MENGENAI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO

VISUAL PADA SOSIALISASI TENTANG PENGETAHUAN DAN SIKAP


MENGENAI PJN DI KELURAHAN KUDU KOTA SEMARANG

Artikel Ilmiah
Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti
Ujian Kepaniteraan Klinik Stase Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang

Disusun oleh:
Naili Syafaatur Rohmah
H3A022063

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2023
DIAGNOSIS KOMUNITAS MENGENAI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO
VISUAL PADA SOSIALISASI TENTANG PENGETAHUAN DAN SIKAP
MENGENAI PJN DI KELURAHAN KUDU KOTA SEMARANG
Naili Syafa`atur Rohmah1, Nur Kukuh2, Toto Suyoto Ismail3
1
Mahasiswa Profesi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang
2
Staff Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang
3
Staff Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang
Email: nailisyafaaturrohmah@gmail.com

Abstrak

Latar belakang: DBD adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dengue yang masuk
ke dalam tubuh manusia dengan perantara nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopticus. DBD
adalah penyakit akut dengan manifestasi klinis perdarahan yang menimbulkan syok yang berujung
kematian.

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat
tentang pencegahan DBD dan menilai efektivitas penyuluhan dengan video edukasi.

Metode: Metode penelitian ini adalah quasi eksperimen. Populasi penelitian ini adalah seluruh
masyarakat di RT 04 Kelurahan Kudu. Teknik sampling menggunakan total sampling sebanyak 32
responden. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen kuesioner pengetahuan
dan sikap tentang pencegahan DBD serta pre-test dan post-test.

Hasil: responden terbanyak berusia 26-35 tahun (34,4%), mayoritas responden berjenis kelamin
perempuan (90,6%), sebagian besar responden memiliki pendidikan terakhir SMA (56,3%),
mayoritas responden tidak bekerja (75%), sebagian besar responden memiliki sikap cukup dalam
pencegahan DBD (62,5%), dan mayoritas responden memiliki pengetahuan baik (78,1%).

Kesimpulan: sikap masyarakat tentang pencegahan DBD mayoritas cukup, sedangkan hasil
pengetahuan masyarakat tentang pencegahan DBD mayoritas baik.

Kata kunci: Demam Berdarah Dengue, Pengetahuan, Sikap


COMMUNITY DIAGNOSIS REGARDING THE USE OF AUDIO VISUAL
MEDIA IN DISSEMINATION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE
REGARDING PJN IN KUDU KELURAHAN, SEMARANG CITY
Naili Syafa`atur Rohmah 1, Nur Kukuh 2, Toto Suyoto Ismail 3
1
Student of the Faculty of Medicine, University of Muhammadiyah Semarang
2
Lecturer Staff of the Faculty of Medicine, University of Muhammadiyah Semarang
3
Lecturer Staff of the Faculty of Medicine, University of Muhammadiyah Semarang
Email: nailisyafaaturrohmah@gmail.com

Abstract

Background: DHF is a disease caused by infection with the dengue virus which enters the human
body through the Aedes Aegypti and Aedes Albopticus mosquitoes. DHF is an acute disease with
clinical manifestations of bleeding that causes shock that ends in death.

Objectives: This study aims to determine the level of public knowledge and attitudes about DHF
prevention and assess the effectiveness of counseling with educational videos.

Method: This research method is quasi-experimental. The population of this study is the entire
community in RT 04, Kudu Village. The sampling technique used a total sampling of 32 respondents.
Data collection was carried out using a questionnaire instrument of knowledge and attitudes about
DHF prevention as well as pre-test and post-test.

Results: most respondents were aged 26-35 years (34.4%), the majority of respondents were female
(90.6%). most of the respondents had high school education (56.3%), the majority of respondents
did not work (75%), most of the respondents had sufficient attitude in preventing DHF (62.5%), and
the majority of respondents had good knowledge (78.1%).

Conclusion: the majority of people's attitudes about DHF prevention are sufficient, while the
majority of people's knowledge about DHF prevention is good.

Keywords: Dengue Hemorrhagic Fever, Knowledge, Attitude


PENDAHULUAN
Deman Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh
infeksi virus dengue melalui gigitan nyamuk Aedes terutama Aedes aegypti.
Demam dengue merupakan penyakit akibat nyamuk yang berkembang paling pesat
di dunia. Menurut Word Health Organization (WHO) hingga tahun 2007 DBD telah
terjadi di 65 negara dengan laporan rata-rata kasus 925.896 per tahun. Negara
beriklim tropis dan subtropis beresiko tinggi terhadap penularan virus tersebut. Hal
ini dikaitkan dengan kenaikan temperatur yang tinggi dan perubahan musim hujan
dan kemarau disinyalir menjadi faktor resiko penularan virus dengue.1,2
Angka kejadian DBD yang terus meningkat ditambah dengan siklus hidup
Aedes sebagai vektor DBD yang cepat adalah alasan pentingnya melakukan
tindakan pengendalian vektor. Tindakan tersebut dimaksudkan untuk menciptakan
kondisi yang tidak sesuai bagi perkembangan vektor. Hal ini dikarenakan vektor
berperan sebagai media transmisi penyakit DBD yang menghantarkan virus dengue
ke tubuh manusia sebagai host sehingga terjadinya penyakit DBD. Apabila jumlah
Aedes sebagai vektor DBD ditekan, maka jumlah media transmisi DBD menjadi
minimal. Hasil akhir yang diharapkan adalah penurunan jumlah kejadian DBD.3,4
Peningkatan jumlah kejadian DBD diduga kuat berhubungan dengan faktor
perilaku masyarakat dalam melakukan tindakan pemberantasan jentik nyamuk
(PJN) yang masih buruk. Hal ini dapat terlihat dengan angka bebas jentik di
Indonesia hingga tahun 2015 sebesar 52,54% yang jauh dari target pemerintah yaitu
≥95%. Kondisi ini diperburuk dengan fakta bahwa belum ada obat dan vaksin yang
dinilai efektif untuk penyakit DBD, sehingga perilaku PJN dinilai penting
dilakukan untuk mencegah penularan DBD.5
Pemerintah Indonesia melalui Dinas Kesehatan telah mensosialisasikan
kepada masyarakat tentang upaya pengendalian vektor DBD yang dapat dilakukan
secara mandiri oleh masyarakat di rumah. Program tersebut dikenal dengan sebutan
Pemberantasan Sarang Nyamuk dengan Menutup, Menguras dan Mendaur Ulang
Plus (PSN 3M Plus). PSN 3M Plus memberikan penjelasan tentang perilaku
menghilangkan sarang nyamuk vektor DBD dan langkah untuk mengurangi kontak
atau gigitan nyamuk Aedes. Mengingat bahwa sarang nyamuk Aedes banyak
terdapat di dalam rumah sehingga tindakan ini dinilai perlu dilakukan oleh
masyarakat untuk menekan angka kejadian DBD.6
Kasus DBD di wilayah kerja Puskesmas Bangetayu masih cukup tinggi.
Data dari dashboard kesehatan Kota Semarang menunjukkan terdapat 245 kasus
DBD dari bulan januari 2022 sampai Januari 2023.
Berdasarkan teori dasar yang dikembangkan oleh Lawrence Green,
kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor pokok yaitu
factor perilaku (behavior causes) dan faktor diluar perilaku (non-behavior causes).
Sementara factor perilaku (behavior causes) dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu:
faktor predisposisi (Predisposing Factors) yang meliputi umur, pekerjaan,
pendidikan, pengetahuan dan sikap, faktor pemungkin (Enabling Factors) yang
terwujud dalam lingkungan fisik dan jarak ke fasilitas kesehatan, dan faktor penguat
(Reinforcing Factors) yang terwujud dalam dukungan yang diberikan oleh keluarga
maupun tokoh masyarakat.7 Dari uraian tersebut, maka perlu dilakukan penelitian
untuk menilai tingkat pengetahuan dan sikap mengenai pencegahan DBD dan juga
mengetahui efektifitas dari sosialisasi melalui video edukasi tentang pencegahan
DBD di wilayah kerja Puskesmas Bangetayu Kota Semarang.

METODE
Metode penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen yang
mengobservasi dan memberi pretest pada objek penelitian, kemudian memberi
perlakuan atau intervensi kepada objek, selanjutnya objek akan diobservasi kembali
dengan instrumen yang sama. Penelitian ini dilakukan pada 4-6 Februari 2023 di
RT 04 Kelurahan Kudu, Kecamatan Genuk, Kota Semarang. Populasi dan sampel
dalam penelitian ini adalah semua masyarakat di wilayah RT 04 Kelurahan Kudu.
Adapun teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling
dimana semua anggota populasi digunakan sebagai sampel, dengan sampel yang
berjumlah 32 orang. Dalam penelitian ini pengambilan data dilakukan dengan
menggunakan instrumen kuesioner yang dibagikan kepada subjek. Analisis data
dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu: (1) Mengidentifikasi masalah dari
analisis instrumen penelitian yang diisi oleh responden, (2) Menentukan prioritas
masalah, (3) Menentukan penyebab masalah berdasarkan teori Lawrence Green, (4)
Menyusun alternatif pemecahan masalah dan pengambilan keputusan pemecahan
masalah yang terpilih dengan cara matriks cost benefit (5) Menyusun rencana
pelaksana kegiatan yang terpilih dengan PoA (Plan of Action).

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Karakteristik Sampel dan Data
Tabel 1. Karakteristik Sampel dan Data
Variabel Frekuensi (n) Presentase (%)
Usia
Remaja akhir 4 12,5%
Dewasa awal 11 34,4%
Dewasa akhir 9 28,1%
Lansia awal 6 18,8%
Lansia akhir 2 6,3%
Jenis kelamin
Perempuan 29 90,6%
Laki-laki 3 9,4%
Pendidikan terakhir
SD 7 21,9%
SMP 4 12,5%
SMA 18 56,3%
Sarjana 3 9,4%
Pekerjaan
Bekerja 8 25%
Tidak bekerja 24 75%
Sikap
Baik 10 31,3%
Cukup 20 62,5%
Kurang 2 6,3%
Pengetahuan
Baik 25 78,1%
Cukup 6 18,8%
Rendah 1 3,1%
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa responden terbanyak
diambil dari usia masa dewasa awal (26-35 tahun) yaitu sebanyak 11 orang
(34,4%), berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa mayoritas
responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 29 orang (90,6%).
Responden sebagian besar memiliki pendidikan terakhir SMA yaitu
sebanyak 18 orang (56,3%) dan mayoritas responden tidak bekerja yaitu
sebanyak 24 orang (75%).
Berdasarkan wawancara dengan kuesioner sikap tentang
pencegahan DBD sebagian besar responden memiliki sikap cukup dalam
pencegahan DBD yaitu sebanyak 20 orang (62,5%). Berdasarkan
wawancara dengan kuesioner tingkat pengetahuan tentang pencegahan
DBD, mayoritas responden memiliki pengetahuan baik yaitu sebanyak 25
orang (78,1%).

2. Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan


Identifikasi masalah
Berdasarkan hasil survei terhadap responden dengan menggunakan
instrument kuesioner untuk menilai faktor perilaku masyarakat
(pengetahuan dan sikap) didapatkan hasil bahwa sikap responden tentang
pencegahan DBD cukup (62,5%), sikap responden tentang pencegahan
DBD kurang (6,3%), pengetahuan responden tentang pencegahan DBD
cukup (18,8%), dan pengetahuan responden tentang pencegahan DBD
rendah (3,1%).
Sikap adalah prediktor utama bagi perilaku (Tindakan) sehari-hari,
sikap terdiri atas tiga komponen yaitu komponen kognitif, komponen
afektif, dan komponen konatif. Komponen kognitif berupa keyakinan
seseorang (behavior belief dan group belief), komponen afektif menyangkut
aspek emosional, dan komponen konatif merupakan aspek kecenderungan
bertindak sesuai dengan sikapnya. Komponen afektif atau aspek emosional
biasanya berakar paling dalam sebagai komponen sikap, yang paling
bertahan terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin mengubah sikap.8
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang terjadi setelah
seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaan dapat terjadi melalui indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan merupakan domain yang sangat
penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior). Salah satu
faktor yang dapat memudahkan individu dalam memperoleh pengetahuan
yaitu dengan cara mengakses berbagai sumber informasi yang ada di
berbagai media masa maupun dari penyuluhan yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan. Perkembangan teknologi yang terjadi saat ini, semakin
memudahkan seseorang untuk bisa mengakses hampir semua informasi
yang dibutuhkan. Seseorang yang mempunyai sumber informasi yang lebih
banyak akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas.9
Sikap dan pengetahuan merupakan factor yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang yang jika didasarkan dengan pemahaman
yang tepat dapat menumbuhkan perilaku yang baik tentang suatu hal, sikap
dan pengetahuan merupakan faktor risiko yang dapat mempengaruhi
rendahnya monitoring dan evaluasi kegiatan pemberantasan jentik nyamuk
karena dengan kurangnya pengetahuan dan sikap masyarakat banyak yang
tidak melakukan pemberantasan jentik nyamuk secara mandiri sehingga
menyebabkan capaian puskesmas tidak memenuhi target.

3. Analisis Penyebab Masalah


Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, akar masalah akan
diidentifikasi menggunakan teori Lawrence Green yang menjelaskan ada
tiga faktor utama yang mempengaruhi perilaku masyarakat yaitu factor
predisposing, factor enabling, factor reinforcing. Salah satu cara untuk
mengubah perilaku masyarakat adalah dengan melakukan intervensi berupa
pemberian informasi tentang permasalahan Kesehatan. Pemberian
informasi dari tenaga kesehatan kepada masyarakat diharapkan dapat
meningkatkan pengetahuan dan sikap sehingga dapat merubah perilaku
masyarakat terutama dalam hal pencegahan DBD.
a. Pengetahuan
Berdasarkan dari teori Lawrence Green bahwa dengan memberikan
pengetahuan mengenai pencegahan DBD khususnya melakukan
pemberantasan jentik nyamuk diharapkan dapat meningkatkan
kesadarannya terkait pentingnya pemberantasan jentik nyamuk.
b. Sikap
Diharapkan dengan bertambahnya pengetahuan akan membuat sikap
masyarakat untuk melakukan pemberantasan jentik nyamuk sehingga
dapat menurunkan terjadinya kasus dan kematian akibat DBD.

4. Alternatif Pemecahan Masalah


Edukasi kesehatan tentang bahaya dan pencegahan DBD merupakan
kegiatan memberikan pendidikan kesehatan yang dilakukan dengan
menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat sadar,
tahu, mengerti, mau dan bisa melakukan sesuatu anjuran yang ada
hubungannya dengan pencegahan DBD. Adapun alternatif media edukasi
tersebut adalah video yang digunakan untuk memberikan edukasi kepada
masyarakat sehingga dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat
mengenai DBD dan macam-macam cara pencegahan DBD.

5. Penyusunan Rencana Kegiatan


Plan of action (PoA) adalah sebuah rencana atau langkah-langkah
yang disusun dengan sebaik-baiknya untuk mencapai tujuan tertentu. PoA
disusun dengan judul “Penggunaan media audio visual dalam sosialisasi
mengenai Pencegahan DBD di RT 04 Kelurahan Kudu”. Dengan
penggunaan media audio visual diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuan masyarakat tentang pentingnya program pemberantasan jentik
nyamuk sebagai salah satu kegiatan untuk pencegahan DBD.
Tabel 2. Rencana Kegiatan POA “Penggunaan media audio visual dalam
sosialisasi mengenai Pencegahan DBD di RT 04 Kelurahan Kudu”
Uraian kegiatan Waktu Tempat Sasaran Pelaksana Biaya
I. Persiapan
1. Rangkuman materi 1-3 Kampus FK Dokter muda Dokter Rp. 0,-
edukasi perilaku Februari Unimus, dan Petugas muda
masyarakat. 2023 Puskesmas yang terlibat unimus
2. Membuat kuesioner Bangetayu dalam
Mengenai pembuatan
pengetahuan dan media
sikap tentang edukasi
pencegahan DBD
II. Pelaksanaan
1. Menyebarkan 4-6 Door to Masyarakat Dokter Rp.
kuesioner sikap, Februari Door di RT RT 04 muda 20.000,-
pengetahuan, dan 2023 04 Kelurahan unimus
pretest mengenai Kelurahan Kudu
pencegahan DBD Kudu
2. Menayangkan video
edukasi
3. Menyebar kuesioner
post-test mengenai
pencegahan DBD
III. Penilaian
Membandingkan dan 4-6 Door to Masyarakat Dokter Rp. 0,-
menilai kuesioner Februari Door di RT RT 04 muda
sebelum dan sesudah 2023 04 Kelurahan unimus
penayangan video Kelurahan Kudu
edukasi tentang Kudu
pencegahan DBD
JUMLAH Rp. 20.000,-

6. Pelaksanaan Intervensi Kegiatan


Kegiatan yang dilakukan dalam intervensi kepada masyarakat
adalah penayangan media edukasi berupa video yang berisi tentang
pengertian DBD, penyebab DBD, cara penularan DBD, gejala DBD, dan
pencegahan DBD secara door to door. Kegiatan ini dilakukan di RT 04
Kelurahan Kudu, Kota Semarang. Kegiatan ini dilakukan selama 2 hari, hari
pertama pada 18 rumah dan hari kedua pada 14 rumah. Sebelum melakukan
intervensi kegiatan dilakukan pretest terlebih dahulu kemudian dievaluasi
menggunakan post-test.

7. Hasil Intervensi Kegiatan


Hasil intervensi kepada masyarakat di RT 04 Kelurahan Kudu
diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan mengenai
pencegahan DBD sehingga masyarakat dapat melakukan perubahan sikap.
Pemutaran video edukasi diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan,
kesadaran serta sikap masyarakat dalam melakukan pencegahan DBD
khusunya melakukan pemberantasan jentik nyamuk secara mandiri.
Mean N
Pretest 13,09 32
Post-test 17,31 32

KESIMPULAN DAN SARAN


KESIMPULAN
Berdasarkan hasil survei terhadap responden didapatkan hasil sikap
masyarakat di RT 04 Kelurahan Kudu tentang pencegahan DBD mayoritas cukup,
sedangkan hasil pengetahuan masyarakat di RT 04 Kelurahan Kudu tentang
pencegahan DBD mayoritas baik. Intervensi yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah dengan melakukan pemutaran media edukasi berupa video dan dilakukan
penilaian keefektifannya melalui pretest dan post-test dengan hasil menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan hasil pretest dan post-test yang menunjukkan rata-rata
post-test lebih tinggi.
SARAN
1. Membangun kerja sama yang baik antara pemerintah, tokoh masyarakat,
dan tenaga medis untuk bersama-sama melakukan edukasi ke masyarakat
mengenai upaya pencegahan DBD.
2. Diharapkan bagi tenaga kesehatan puskesmas agar dapat meningkatkan
kualitas informasi dan melakukan penyuluhan mengenai pentingnya
pencegahan DBD.
3. Diharapkan masyarakat lebih meningkatkan kesadaran untuk melakukan
pencegahan DBD khusunya pemberantasan jentik nyamuk secara mandiri.
DAFTAR PUSTAKA
1. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Modul pengendalian demam
berdarah dengue. 2011.hlm. 18-21.
2. World Health Organization (WHO). Dengue Guideline For Diagnosis,
Treathment, Prevention and Control. 2009.hlm.3-4:14-6:25-8:33-41.
3. Widoyono. Penyakit tropis epidemiologi, penularan, pencegahan dan
pemberantasannya. Edisi Ke-2. Semarang: Erlangga Medical Series; 2011.hlm.
72-4.
4. Masrizal. Analisis epidemiologi penyakit demam berdarah dengue melalui
pendekatan spasial temporal dan hubungannya dengan faktor iklim Kota
Padang tahun 2008-2010. Portal Garuda; 2011.
5. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia
2015.hlm.187-90.
6. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Petunjuk teknis implementasi PSN
3M Plus dengan gerakan 1 rumah 1 jumantik. 2016.hlm.41- 6, 49-51.
7. L Green
8. Darmiyati Zuchdi. Pembentukan Sikap. Cakrawala pendidikan Nomor 3,
Tahun XlV, November 1995.
9. Darsini, Fahrurrozi, Eko Agus Cahyono3. Pengetahuan ; Artikel Review.
Jurnal Keperawatan, Vol 12, No 1, Januari 2019.
LAMPIRAN
1. Lampiran 1. Kuesioner Responden Penelitian
LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN PENELITIAN
Dengan hormat,
Perkenalkan nama saya Naili Syafaatur Rohmah, dokter muda
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang, saat ini
sedang melaksanakan penelitian di masyarakat dalam rangka
menyelesaikan tugas untuk memenuhi syarat mengikuti ujian kepaniteraan
klinik stase ilmu kesehatan masyarakat. Saya sedang melakukan penelitian
yang berjudul “Diagnosis Komunitas Mengenai Penggunaan Media Audio
Visual pada Sosialisasi Tentang Pengetahuan dan Sikap Mengenai PJN di
Kelurahan Kudu Kota Semarang”. Partisipasi anda sangat penting dalam
pengisian kuesioner. Kuesioner ini bersifat sukarela dan akan dijaga
kerahasiannya. Namun partisipasi anda akan memberikan sumbangan
terhadap dunia kesehatan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat.
Terimakasih atas perhatian dan waktu yang Anda berikan.

Hormat saya,

Naili Syafaatur Rohmah


Identitas Responden:
1. Nama:
2. Alamat:
3. Umur:
4. Pekerjaan:
5. Pendidikan Terakhir:

Kuesioner sikap terhadap pencegahan DBD


Jawablah pertanyaan berikut dengan memberi tanda (✓) untuk pilihan jawaban
yang anda anggap benar!
No Pernyataan Iy Tida
. a k
1. Menutup bak penampungan air
2. Memberikan bubuk abate pada bak air yg tidak dapat dikuras
dengan baik dua bulan sekali
3. Menguras bak penampungan air minimal satu minggu sekali
4. Memantau semua wadah air atau yang dapat menampung air
seminggu sekali
5. Memasang kawat kasa pada ventilasi udara
6. Tidak membiarkan pakaian kotor bergantungan di belakang p
intu
7. Memelihara ikan pemakan jentik
8. Menyemprotkan insektisida atau memasang obat nyamuk
bakar atau menggunakan kelambu saat tidur atau
menggunakan baju lengan
panjang atau lotion antinyamuk secara rutin
9. Menelungkupkan barang bekas seperti ember bekas dan
kaleng bekas
10. Tidak membuang sampah plastik, keramik, kaleng dll yang
berpotensi menampung air bekas sembarangan
a. Sikap baik : jika total skor 7-10
b. Sikap cukup : jika total skor 4-6
c. Sikap kurang : jika total skor 0-3
Kuesioner tingkat pengetahuan mengenai pencegahan DBD
Jawablah pertanyaan berikut dengan memberi tanda (✓) untuk pilihan jawaban
yang anda anggap benar!
No. Pernyataan Benar Salah
1. Penyebab DBD (Demam Berdarah Dengue) adalah virus
2. Gigitan nyamuk merupakan sumber penularan DBD
3. Jenis nyamuk yang menularkan DBD adalah Anopheles
4. Ciri nyamuk DBD adalah sayap dan badannya belang-
belang atau bergaris-garis putih
5. Nyamuk DBD berkembang biak di air yang kotor
6. Tanda atau gejala awal penderita DBD ialah demam tinggi
dan bintik-bintik merah
7. Tindakan pertolongan pertama pada pasien DBD dirumah
adalah dengan minum yang banyak
8. DBD tidak dapat dicegah
9. Fogging merupakan upaya untuk membasmi jentik nyamuk
10. Program 3M merupakan upaya pencegahan DBD
11. Menguras tempat penampungan air merupakan bagian dari
program 3M
12. Program 3M meliputi meyikat, mengubur, dan menutup
13. Program 4M meliputi program 3M ditambah dengan
memantau
14. Abatisasi (pemberian bubuk abate) merupakan upaya
pemberantasan jentik nyamuk
15. Upaya untuk memutus rantai penularan DBD ialah dengan
memberantas sarang nyamuk
16. Penerapan program 4M dan abatisasi dapat menurunkan
angka kesakitan DBD
Tingkat pengetahuan baik: 12-16
Tingkat pengetahuan cukup: 7-11
Tingkat pengetahuan rendah: 1-6
2. Lampiran 2. Pretest dan Post-test saat sosialisasi
Pretest dan Posttest
Beri tanda silang (x) pada salah satu jawaban yang anda anggap benar!
1. Apa singkatan dari DBD?
a. Demam Berdarah Dengue
b. Demam Berdarah pada Dewasa
c. Demam Berdarah dan Diare
2. Apa yang menyebabkan penyakit DBD?
a. Jamur
b. Virus
c. Bakteri
3. DBD adalah penyakit?
a. menular
b. tidak menular
c. terjadi tanpa penyebab yang jelas
4. Bagaiman cara penularan penyakit DBD?
a. melalui gigitan nyamuk
b. melalui kencing tikus
c. melalui percikan cairan dari saluran pernafasan
5. Ciri-ciri nyamuk DBD adalah?
a. sayap dan badannya belang-belang atau bergaris putih
b. seluruh badan berwarna hitam pekat
c. seluruh badan berwarna putih
6. Apakah gejala penyakit DBD?
a. demam tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas dan berlangsung
terusmenerus selama 4-7 hari
b. demam, diare, mual dan muntah
c. demam, diare, pusing, dan nyeri ulu hati
7. Yang menjadi tempat berkembang biak nyamuk DBD adalah
a. bak mandi, tempayan, dan drum
b. barang- barang yang menampung air seperti kaleng, ban bekas, pot
tanaman, serta tempat minum burung
c. semua benar
8. Bagaimana cara mencegah perkembangan nyamuk?
a. 3M Plus
b. 5M Plus
c. 6M Plus
9. Apa singkatan dari PJN?
a. Pemberantasan Jentik Nyamuk
b. Pembagian Jentik Nyamuk
c. Penyatuan Jentik Nyamuk
10. Kegiatan 3M yaitu
a. Menutup, Menguras dan Mengubur
b. Menutup, Menguras dan Menambah
c. Menutup, Membuang dan Mengubur
11. Apa yang dimaksud dengan jumantik?
a. Orang yang melakukan pemeriksaan, pemantauan, dan pemberantasan
jentik nyamuk
b. Orang yang mengayomi masyarakat untuk melakukan kerja bakti
c. Orang yang mengawasi kebersihan rumah orang-orang
12. Apa kegunaan dari bubuk abate?
a. menghilangkan warna pada air
b. membunuh jentik-jentik nyamuk
c. menghilangkan bau pada air
13. apakah pertolongan pertama bagi penderita DBD?
a. beri air minum sebanyak-banyaknya
b. kompres pasien dengan air hangat
c. semua benar
14. jika terdapat gejala seperti demam 2-7 hari, sakit kepala, nyeri ulu hati, apa
yang seharusnya dilakukan?
a. segera ke puskesmas atau rumah sakit
b. diberikan obat warung kemudian istirahat
c. dikompres dan diberikan makanan bergizi
15. manakah pernyataan yang salah?
a. DBD dapat mengenai siapa saja
b. DBD hanya terjadi pada golongan ekonomi rendah
c. DBD dapat menyebabkan kematian bila tidak cepat ditangani dengan
benar
16. Salah satu pernyataan dibawah ini mengenai cara (PLUS) dari 3M, kecuali
a. menggunakan obat anti nyamuk untuk mencegah gigitan nyamuk
b. tidur menggunakan kelambu
c. mencuci tangan dengan sabun
17. Ikan pemakan jentik nyamuk yaitu
a. Ikan cupang
b. Ikan kakap
c. Ikan bandeng
18. Tanaman yang dapat digunakan untuk mengusir nyamuk?
a. Sereh
b. Anggrek
c. Daun pepaya
19. Minimal berapa kali menguras bak mandi dalam seminggu?
a. 1 kali
b. 2 kali
c. 3 kali
20. Salah satu cara untuk memberantas nyamuk dewasa yaitu?
a. fogging
b. menggunakan abate
c. menggunakan lotion anti nyamuk
3. Lampiran 3. Plan of Action
4. Lampiran 4. Dokumentasi Kegiatan
5. lampiran 5. Output SPSS
kategori umur

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid remaja akhir 4 12.5 12.5 12.5

dewasa awal 11 34.4 34.4 46.9

dewasa akhir 9 28.1 28.1 75.0

lansia awal 6 18.8 18.8 93.8

lansia akhir 2 6.3 6.3 100.0

Total 32 100.0 100.0

jenis kelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid P 29 90.6 90.6 90.6

L 3 9.4 9.4 100.0

Total 32 100.0 100.0

pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid SD 7 21.9 21.9 21.9

SMP 4 12.5 12.5 34.4

SMA 18 56.3 56.3 90.6

Sarjana 3 9.4 9.4 100.0

Total 32 100.0 100.0

pekerjaan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid tidak bekerja 24 75.0 75.0 75.0

bekerja 8 25.0 25.0 100.0

Total 32 100.0 100.0


kategori sikap

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid baik 10 31.3 31.3 31.3

cukup 20 62.5 62.5 93.8

kurang 2 6.3 6.3 100.0

Total 32 100.0 100.0

kategori pengetahuan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid baik 25 78.1 78.1 78.1

cukup 6 18.8 18.8 96.9

rendah 1 3.1 3.1 100.0

Total 32 100.0 100.0

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

pretest 32 1 20 13.09 4.215


Post-test 32 5 20 17.31 3.711
Valid N (listwise) 32

Anda mungkin juga menyukai