Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH EMOTIONAL FREEDOM TECHNIQUE (EFT) TERHADAP TINGKAT

KELELAHAN EMOSIONAL PADA ORANGTUA ANAK PENDERTITA THALASEMIA β

MAYOR

Meidy Angelin Natunggelie1) Happy Indri Hapsari2) Gatot Suparmanto3)


1)
Mahasiswa Program Studi Sarjana Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
meidyangelin@gmail.com
2)
Dosen Program Studi Sarjana Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
hapsari.happy@gmail.com
3)
Dosen Program Studi Sarjana Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

ABSTRAK

Indonesia termasuk dalam wilayah sabuk thalasemia dunia ataudaerah dengan prevalensi
thalasemia yang tinggi. Hampir 3000 bayi thalasemia lahir setiap tahunnya. Karena sifat dari penyakit ini,
pasien membutuhkan pengobatan seumur hidupnya seperti transfusi darah, terapi kelasi besi, konsumsi
obat-obatan seperti asam folat, kalsium, dan vitamin K. Orangtua sebagai family caregiver memiliki
resiko besar mengalami kelelahan emosional. Hal ini dikarenakan orangtua merawat anak dalam periode
yang cukup lama. Tujuandari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh Emotional Freedom
Technique (EFT) terhadap tingkat kelelahan emosional orangtua anak penderita thalasemia β mayor di
Rumah Sakit Dr.Moewardi Surakarta.

Penelitian ini menggunakan rancangan Quasy Eksperiment dengan menggunakan Pre TestAnd
Post Test Non equivalent with Control Group. Responden penelitian ini sebanyak 42 orang. Teknik
pengambilan sampel menggunakan non probability sampling dengan accidental sampling. Analisa data
menggunakan uji independent t test.

Hasil penelitian menunjukkan p value 0,000 sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh
pemberian terapi EFT terhadap tingkat kelelahan emosional pada orangtua anak penderita thalasemia β
mayor. EFT menggunakan teknik mengetuk (tapping) inilah yang membuat sistem saraf pusat
menghasilkan hormon endorfin yang membuat orang menjadi rileks sehingga kelelahan emosional dapat
teratasi.

Kata Kunci : Thalasemia β mayor, tingkat kelelahan emosional, Emotional Freedom Technique
(EFT)
Daftar Pustaka : 19 (2001-2017)
EFFECT OF FREEDOM TECHNIQUE (EFT) ON EMOTIONAL FATIGUE LEVEL OF PARENTS

WITH β THALASSEMIA MAJOR CHILDREN

Meidy Angelin Natunggelie1) Happy Indri Hapsari2) Gatot Suparmanto3)


1)
Student of Bachelor’s Degree Program in Nursing of Kusuma Husada College of Health Sciences of
Surakarta
meidyangelin@gmail.com
2)
Lecturers of Bachelor’s Degree Program in Nursing of Kusuma Husada College of Health Sciences of
Surakarta
hapsari.happy@gmail.com
3)
Lecturers of Bachelor’s Degree Program in Nursing of Kusuma Husada College of Health Sciences of
Surakarta

ABSTRACT

Indonesia is included in the global thalassemia belt region with a high thalassemia prevalence.
Nearly 3000 thalassemia infants are born every year. Due to the nature of the disease, patients require
lifetime health treatments or medications namely: blood transfusion, iron chelating agent therapy,and
consumption of such drugs as folate acid, calcium, and Vitamin K.Parents as family caregivers are at
high risk to emotional fatigue due to the adequately prolonged period of treatment. The objective of this
research was to analyze the effect ofemotional freedom technique (EFT) on emotional fatigue level of
parents with β thalassemia major children at Dr.Moewardi Hospital of Surakarta.

This research used the quasi experimental research method with pretest and posttest non-
equivalent with control group design. Non-probability sampling with accidental sampling was used o
determine its samples. The samples consisted of 42 respondents. The data of the research were analyzed
by using the independent t test.

The independent t-test shows that the p-value was 0.000 meaning that the administration of the
EFT therapy had an effect on the emotional fatigue level of the parents with β thalassemia major
children. The EFT with its tapping technique made the nervous system produce endorphin hormones
which caused them to get relaxed so that their emotional fatigue level could be overcome.

Keywords:β-thalassemia major, emotional fatigue level, emotional freedom technique (EFT)


References: 19 (2001-2017)

PENDAHULUAN individu (Permono, 2010). Manifestasi


klinis beragam, mulai dari tidak adanya
Thalasemia adalah sekelompok
gejala sampai anemia berat dan berakibat
penyakit atau kelainan hemoglobin yang
fatal jika tidak diobati sejak dini. Pasien
heterogen akibat pengurangan produksi satu
dengan β thalasemia mayor memerlukan
atau lebih rantai hemoglobin dalam diri
terapi transfusi darah sepanjang hidupnya
agar bisa bertahan hidup, yang dikarenakan orangtua merawat anak dalam
menyebabkan masalah lain yaitu transfusi periode yang cukup lama (Day, 2013).
yang tidak adekuat, infeksi terkait transfusi, Emotional Freedom Technique
memungkinkan sensitisasi, gangguan (EFT) merupakan bentuk energi psikologi
jantung, endokrin dan gangguan hati terkait yang memanfaatkan teknik psikologis,
zat besi dan toksisitas chelators dengan menggunakan meridian energi yang
besi(Sandhya et al., 2013; Samira et al., sama digunakan dalam akupunktur
2013). tradisional untuk mengobati penyakit fisik
Orangtua dapat memberikan asuhan dan emosional selama lebih dari 5.000
yang efektif selama hospitalisasi anaknya. tahun, tanpa menggunakan prosedur invasif
Telah terbukti dalam beberapa penelitian seperti jarum suntik(Church, Yount and
bahwa anak akan merasa aman apabila Brooks, 2012).EFT menggunakan tapping
berada disamping orangtuanya. Terlebih (ketukan ringan) dengan jari di 14 titik
lagi pada saat menghadapi situasi meredian tubuh untuk mengatasi hampir
menakutkan seperti dilakukan prosedur semua hambatan emosi dan fisik. Ketika
invasif. Orang tua dan anak adalah mitra seseorang mengalami hambatan emosional
bagi perawat untuk menentukan pemenuhan seperti marah, kecewa, sedih, cemas, stress,
kebutuhan anak dalam bentuk asuhan trauma dsb, aliran energi di dalam tubuh
keperawatan anak yang berpusat pada yang melalui titik meridian tubuh akan
keluarga (family centered care) (Supartini, terganggu(Iskandar, 2010).
2004). Penelitian ini bertujuan untuk
Dukungan psikologis sangat mengetahui pengaruh Emotional Freedom
penting untuk mengurangi beban emosional Technique (EFT) terhadap tingkat
pada keluarga dan anak penderita kelelahan emosional pada orangtua anak
thalasemia. Kualitas hidup yang termasuk penderita thalasemia β mayor di Rumah
dalam konteks sistem budaya dan nilai di Sakit Dr. Moewardi Surakarta.
mana mereka tinggal, yang berkaitan
dengan tujuan, harapan, standar, dan METODOLOGI PENELITIAN
keprihatinan mereka sering dibatasi oleh Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit
penyakit kronis (Mazzone, Battaglia, Dr. Moewardi Surakarta pada 28 April 2018-19
Andreozzi, et al., 2009). Orangtua sebagai Mei 2018. Jenis penelitian ini adalah Quasy
family caregiver memiliki resiko besar Eksperiment dengan menggunakan Pre TestAnd
mengalami kelelahan emosional. Hal ini Post Test Nonequivalent Control Group. Teknik
pengambilan sampel pada penelitian ini
menggunakan non probability sampling dengan yaitu sebanyak 15 responden (35.7%) dengan
accidental sampling dengan jumlah sampel 42 total 42 responden. Sejalan dengan penelitian
responden dari total 111 populasi. Cara yang dilakukan oleh Suharti & Daulima (2013)
mengukur kelelahan emosional menggunakan bahwa orang dengan usia muda lebih
Burnout Questionnaire dari Michelle Post dan berisikomengalami burnout daripada
dikembangkan oleh peneliti. Terapi ini yangberusia lebih tua. Para pekerja
dilakukan dengan durasi ± 15-30 menit. Peneliti mudabiasanya memiliki idealisme lebih
melakukan terapi 2x dalam sehari yaitu pagi dan tinggisehingga terkadang harapannya
sore hari selama 3 minggu. Pengambilan data kurangrealistis. Seiring bertambahnya
pre pada kelompok perlakuan dilakukan pada usia,individu akan lebih stabil dan lebihmatang,
pagi hari dan pengambilan data post kelompok sehingga harapannya akanlebih realistis.
intervensi dilakukan pada sore hari. Sedangkan
pengambilan data pada kelompok kontrol Tabel 4.2
dilakukan setelah kelompok intervensi Tingkat Frekuensi Persentase (%)
terpenuhi. Terapi EFT ini dilakukan per individu Pendidikan (Orang)
sesuai dengan karakteristik responden peneliti. SMP 5 11.9
SMA 19 45.2
HASIL DAN PEMBAHASAN SMK 10 23.8
Tabel 4.1 D3 5 11.9
Usia Frekuensi Persentase (%) S1 3 7.1
(Orang) Total 42 100
35 – 38 13 31.0
Tahun
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat
39 – 42 15 35.7
digambarkan bahwa karakteristik responden
Tahun
menurut tingkat pendidikan paling besar adalah
43 – 46 8 19.1
SMA yaitu sebanyak 19 responden (45.2%).
Tahun
Beban kerja yang berlebih memicu terjadinya
47 – 68 6 14.4
burnout pada pekerja (Akhsani, 2017). Selain
Tahun
itu, tingkat pendidikan juga turut berperan dalam
Total 42 100
sindrom burnout. Hal ini didasari oleh kenyataan
bahwa stres yang terkait dengan masalah
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat
pekerjaan seringkali dialami oleh pekerja dengan
digambarkan bahwa karakteristik responden
pendidikan yang rendah (Nurjayadi, 2004).
menurut usia paling besar berusia 39 – 42 tahun
Tabel 4.3
Tabel 4.4
Jenis Frekuensi Persentase (%)
Pekerjaan (Orang) M Std.
Me
Ibu Rumah 13 31.0 VariabelKelompok Fase Min Maks edi Devi
an
Tangga an asi

Buruh 8 19.0 Tingkat Kontrol Pre 39 76 60. 63. 12.2

Petani 1 2.4 Kelelaha Test 14 00 81


n Perlakuan Pre 51 79 66. 66. 5.61
Wiraswasta 8 19.0
Emosion Test 33 00 5
Karyawan 12 28.6
al
Swasta
Total 42 100
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat
digambarkan bahwa rerata tingkat kelelahan
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat
emosional sebelum diberikan terapi EFT pada
digambarkan bahwa karakteristik responden
kelompok perlakuan adalah 66.33 dan rerata
menurut jenis pekerjaan paling besar yaitu ibu
tingkat kelelahan emosional sebelum diberikan
rumah tangga sebanyak 13 responden (31.0%).
relaksasi nafas dalam pada kelompok kontrol
Burnout dapat disebabkan oleh faktor individu,
adalah 60.14. Kelelahan emosional terjadi ketika
lingkungan, dan budaya. Termasuk dalam faktor
individu merasa terkuras secara emosional
lingkungan adalah konflik peran. Pekerjaan yang
karena banyaknya tuntutan pekerjaan. Dimensi
tidak sesuai dengan bidang keahlian juga dapat
ini, akan muncul perasaan frustasi, putus asa,
memicu terjadinya burnout (Spector, 2008).
sedih, tidak berdaya, tertekan, apatis terhadap
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
pekerjaan dan merasa terbelenggu oleh tugas-
Nink (2015) bahwa peran dan tanggungjawab
tugas dalam pekerjaan sehingga seseorang
dalam pekerjaan seringkali memberikan stressor
merasa tidak mampu memberikan pelayanan
bagi pekerja. Stressor yang berlebihan dalam
secara psikologis. Selain itu mereka mudah
waktu yang berkepanjangan dapat menimbulkan
tersinggung dan mudah marah tanpa alasan yang
stres. Stres kerja tersebut memberikan dampak
jelas (Sutjipto, 2001). Sejalan dengan penelitian
tidak hanya pada tempat kerja tetapi juga
yang dilakukan oleh Tijdink, et al (2014) bahwa
kehidupan pribadi pekerja, seperti memburuknya
faktor yang mempengaruhi kelelahan emosional
kondisi dalam keluarga dan hubungan
yaitu usia muda, karir atau pekerjaan.
pertemanan.
Hasil uji normalitas dengan
menggunakan Shapiro Wilk terhadap tingkat
kelelahan emosional pada kelompok perlakuan
M M Std.
Varia Kelo Fa M Me diperoleh nilai p pretest (0.087) > 0.05 dan
ak ea Dev
bel mpok se in dian
s n iasi posttest (0.276) > 0.05 sehingga terdapat data
Kontr P 3 63 47. 43. 9.9
ol os 5 43 00 83 yang berdistribusi normal sehingga digunakan
t uji statistik Paired T- Test. Hasil uji Paired T-
Tingk T
at es Test diperoleh nilai signifikan 0,000 < 0,05
Kelel t sehingga terdapat perbedaan tingkat kelelahan
ahan Perla P 2 58 38. 38. 11.
Emos kuan os 1 48 00 673 emosional sebelum dan sesudah diberikan terapi
ional t EFT pada kelompok perlakuan. Pengaruh EFT
T
es terhadap tingkat kelelahan emosional dapat
t dilihat dari hasil uji Paired T- Test diperoleh
Tabel 4.5
nilai signifikan 0.000 < 0.05, maka Ha diterima
dan H0 ditolak yang artinya bahwa terdapat
perbedaan tingkat kelelahan emosional sebelum
Berdasarkan Tabel 4.5 dapat
dan sesudah diberikan terapi EFT pada
digambarkan bahwa rerata tingkat kelelahan
kelompok perlakuan. Menurut Feinsten dan
emosional sesudah diberikan terapi EFT pada
Ashland (2012) bahwa ketika seseorang
kelompok perlakuan adalah 38.48 dan rerata
dilakukan tapping maka terjadi penurunan
tingkat kelelahan emosional sesudah diberikan
aktivitas gelombang otak, hal tersebut membuat
relaksasi nafas dalam pada kelompok kontrol
respon fight or flight pada partisipan terhenti.
adalah 47.43. Hasil penelitian dari Anggraieni
Sehingga muncul efek relaksasi yang akan
dan Subandi (2014) menunjukkan bahwa stres
menetralisir segala ketegangan emosi yang
mampu dihilangkan dengan terapi.
dialami. Energy psychology merupakan
seperangkat prinsip dan teknik memanfaatkan
Tabel 4.6
sistem energi tubuh untuk memperbaiki kondisi
Variabel Fase Mean Std. Nilai
pikiran, emosi dan perilaku (Zainuddin, 2015).
Deviasi Signifikan
Sejalan dengan penelitian kualitatif yang
Pre 66.33 5.615 dilakukan oleh Wulandari dan Dwidiyanti
Tingkat
Test (2016) bahwa terapi EFT dapat membantu
Kelelahan 0.000
menurunkan stres dan membantu
Post 38.48 11.673
Emosional
menghilangkan emosi negatif didalam tubuh.
Test
dapat turun setelah diberikan relaksasi nafas
dalam.

Tabel 4.7 Tabel 4.8


Variabel Fase Mean Std. Nilai
Deviasi Signifikan Variab Kelom Fa Me Std. Nilai

Pre 60.14 12.281 el pok se an Devi Signifi


Tingkat asi kan
Test
Kelelahan 0.000 Kontrol Po 47. 9.983
Post 47.43 9.983
Emosional Tingk st 43
Test
at Te
Kelela st
Hasil uji normalitas dengan 0.012
han Perlaku Po 38. 11.67
menggunakan Saphiro Wilk terhadap tingkat
Emosi an st 48 3
kelelahan emosional pada kelompok kontrol
diperoleh nilai signifikan pretest (0.028) < 0,05 onal Te

dan tingkat kelelahan emosional pada kelompok st

kontrol diperoleh nilai signifikan posttest


(0.006) < 0,05 sehingga terdapat data yang Hasil uji normalitas dengan

berdistribusi tidak normal sehingga digunakan menggunakan Shapiro Wilk terhadap tingkat

uji statistik Wilcoxon. Hasil uji Wilcoxon kelelahan emosional pada kelompok perlakuan

diperoleh nilai signifikan 0,000 < 0,05 sehingga dan kelompok kontrol diperoleh nilai signifikan

terdapat perbedaan tingkat kelelahan emosional pretest (0.006) < 0,05 dan tingkat kelelahan

sesudah diberikan relaksasi nafas dalam emosional pada kelompok kontrol diperoleh

kelompok kontrol. Teknik relaksasi nafas dalam nilai signifikan posttest (0.276) > 0,05 sehingga

mampu menekan saraf simpatis yaitu dengan terdapat data yang berdistribusi tidak normal

menekan rasa tegang yang dialami seseorang, sehingga digunakan uji statistik Mann Whitney.

secara timbal balik melalui peregangan Hasil uji Mann Whitney diperoleh nilai

kardiopulmonal akan meningkatkan baroreseptor signifikan 0,012 < 0,05 sehingga terdapat

sehingga merangsang saraf parasimpatis untuk perbedaan tingkat kelelahan emosional sesudah

menurunkan ketegangan, kecemasan, serta diberikan terapi EFT pada kelompok perlakuan

mengendalikan fungsi denyut jantung sehingga dan kelompok kontrol. Tingkat kelelahan

membuat tubuh rileks (Muttaqin, 2009). emosional pada kelompok perlakuan dan

Didukung penelitian yang dilakukan oleh kelompok kontrol menunjukkan perbedaan,

Puspita, dkk (2014) bahwa tingkat kecemasan karena pada kelompok perlakuan diberikan
terapi EFT, dimana terapi EFT merupakan terapi paling banyak adalah ibu rumah tangga
kognitif mampu mengatasi kondisi stress karena yaitu 13 responden (31.0%).
kecemasan pada saat mempunyai hambatan 2. Tingkat kelelahan emosional pada
komunikasi dengan orang lain (Gunawan, 2008). kelompok perlakuan sebelum diberikan
EFT memiliki 3 langkah prosedur yang intervensi memiliki rerata 66.33 dan tingkat
harus dilakukan. Yang pertama fungsi dari Set kelelahan emosional pada kelompok
Up dan Tune In yaitu akan membuat otak dapat kontrol memiliki rerata 60.14.
merespon dan menyimpan memori dari kalimat 3. Tingkat kelelahan emosional pada
positif yang telah disugestikan. Selanjutnya kelompok kontrol sebelum diberikan
dengan langkah Tapping ini akan menstimulus intervensi sebesar 60.14 dan setelah
titik-titik meridian dalam tubuh sehingga dapat diberikan intervensi sebesar 47.43.
menetralisir gangguan dari sistem tubuh. Ketika 4. Tingkat kelelahan emosional pada
seseorang melakukan tapping yang diimbangi kelompok perlakuan sebelum diberikan
dengan melakukan tune in, membuat intervensi sebesar 66.33 dan setelah
hipotalamus akan mengeluarkan hormon diberikan intervensi sebesar 38.48.
endorfin sebagai bentuk relaksasi tubuh 5. Tingkat kelelahan emosional pada
(Zainuddin, 2015). Apabila seseorang mampu kelompok kontrol sebelum diberikan
berelaksasi dengan baik, maka gangguan psikis intervensi sebesar 60.14 dan setelah
seperti kelelahan emosional akan teratasi. diberikan intervensi sebesar 47.43
Berdasarkan hasil penelitian yang telah 6. Pengaruh pada kelompok perlakuan
dilakukan dapat disimpulkan bahwa terdapat didapatkan hasil p value 0,000 sehingga
penurunan tingkat kelelahan emosional di kedua dapat disimpulkan terdapat pengaruh
kelompok. Namun, penurunan kelelahan pemberian terapi EFT terhadap tingkat
emosional yang cukup signifikan terdapat pada kelelahan emosional pada orangtua anak
kelompok perlakuan setelah diberikan terapi penderita thalasemia β mayor pada
EFT. kelompok perlakuan.

KESIMPULAN SARAN
1. Karakteristik responden pada distribusi usia Saran yang dapat diberikan terkait
responden menunjukkan bahwa rerata usia dengan hasil penelitian ini antara lain sebagai
responden antara 39 sampai 42 tahun berikut :
(35.7%), mayoritas tingkat pendidikan 1. Bagi Rumah Sakit
adalah SMA sebesar 19 responden (45.2%) Hasil penelitian ini dapat
dan responden dengan jenis pekerjaan memberikan masukan bagi rumah sakit
dalam memberikan asuhan keperawatan Techniques on Stress Biochemistry A
Randomized Controlled Trial. The
holistik yang juga terfokus pada
Journal of Nervous and Mental
orangtua anak penderita thalasemia β Disease & Volume 200, Number 10,
October 2012.
mayor.
2. Bagi Institusi Pendidikan Day, Jennifer Rebecca. (2013). Compassion
Hasil penelitian ini diharapkan Fatigue in Adult Daughter Caregiver
for Older Adult with Dementia.
dapat menambah khasanah pustaka dan Retrieved from Duke University,
pengembangan ilmu pengetahuan, Program Nursing in the Graduate
School.
khususnya tentang terapi EFT untuk
menurunkan tingkat kelelahan Feinstein, D. (2012). Acupoint stimulation in
treating psychological disorders:
emosional orangtua anak penderita Evidence of efficacy. Review of
thalasemia β mayor. General Psychology, 16, 364-380.
doi:10.1037/a0028602
3. Bagi Peneliti Lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat Gunawan, Adi W.(2008). The Sekret of
Mindset. Jakarta: Penerbit PT
menambah pengetahuan dan wawasan serta Gramedia Pustaka Utama.
dikembangkannya tentang manfaat
Iskandar, E. (2010). The miracle of touch.
pemberian terapi EFT terhadap tingkat Jakarta: Mizan media utama.
kelelahan emosional orangtua anak
Mazzone L, Battaglia, Andreozzi F, et al.
penderita thalasemia β mayor.
(2009). Emotional impact in B
thalassemia major children following
cognitive-behavioural family therapy
DAFTAR PUSTAKA
and quality of life of caregiving
mothers. Clinical practice and
epidemiology in mental helath : CP &
Akhsani, U. (2017). Faktor-faktor yang EMH. 5:5.
berhubungan dengan burnout pada
perawat ICU di RSUD wilayah
Nink, M. (2015). The German Work Force Has
Kabupaten Banyumas. Skripsi.
a Burnout Problem. Bussiness Journal.
Purwokerto: Universitas Jenderal
Soedirman.
Nurjayadi, D.R. (2004). Burnout pada
karyawan. Pronesis, 6(11), 40-54.
Anggraieni, Widuri Nur dan Subandi. (2014).
Pengaruh Terapi Relaksasi Zikir
Untuk Menurunkan Stres Pada Permono, Bambang. (2010). Buku Ajar
Penderita Hipertensi Esensial.Jurnal Hematologi – Onkologi Anak. Jakarta:
Intervensi Psikologi, Vol 6 No. 1, Juni Badan Penerbit IDAI.
2014.
Samira, ZS., Basma, AA., Amr, SA.,.(2013).
The early cardiac involvement in
Church, Dawson, PhD., Yount Garret, PhD.,
patients with β–thalassemia major. The
Brooks Audrey J., PhD.,. (2012). The
Egyptian Heart Journal, 1-7.
Effect of Emotional Freedom
Sandhya Rani P., Vijayakumar S., Vijay Kumar
G., Chandana N.,.(2013). β-thalassemia
mini review; International Journal of
Pharmacology Research, 3:2;71-79

Supartini, Y. (2004). Konsep Dasar


Keperawatan Anak. Jakarta: EGC

Sutjipto. (2001). Burnout, Studi Mengungkap


Psikologis Dunia Kerja. Semarang: GI
Gema Insani offset.

Tijdink, Joeri K., Vergouwen, Anton CM,. and


Smulders, Yvo M.,. (2014). Emotional
exhaustion and burnout among
medical professors; a nationwide
survey. Tijdink et al. BMC Medical
Education 2014, 14:183.

Wulandari, Barkah dan Dwidiyanti, Meidiana.


(2016). Terapi Kognitif dengan Metode
EFT (Emotional Freedom Technique)
pada Penyesuaian Ibu dengan Anak
Autis. Jurnal Keperawatan Notokusumo
Vol. Iv, No. 1, Agustus 2016;ISSN
2338-4514.

Spector, P. E. (2008). Industrial and


organizational psychology. USA: John
Wiley and Sons Inc.

Zainuddin, Ahmad Faiz. (2015). Spiritual


Emotional Freedom Technique (SEFT)
for Healing, Success, Happiness,
Greatness. Jakarta: Afzan Publishing.

Anda mungkin juga menyukai