1
Mahasiswa Prodi D3 Keperawatan Universitas Kusuma Husada Surakarta
2
Dosen Keperawatan Universitas Kusuma Husada Surakarta
Abstrak
Penyakit jantung bawaan (PJB) atau penyakit jantung kongenital merupakan abnormalitas dari
struktur dan fungsi sirkulasi jantung pada semasa kelahiran, penyakit jantung bawaan adalah
penyakit bawaan yang tersering pada anak yang disebabkan adanya kelainan pada jantung berupa
lubang atau kerusakan pada sekat ruangan jantung dan sumbatan katub maupun pembuluh
darah.Penyakit ini mengharuskan anak mendapatkan perawatan yang lebih dirrumah sakit hal
tersebut yang mengakibatakan munculnya kecemasan atau hospitalisasi pada anak.Kecemasan
adalah salah satu gangguan psikis yang dapat terjadi pada anak yang menjalani perawatan
dirumah sakit.Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah pemberian terapi bermain
puzzle. Tujuan studi kasus ini adalah untuk mengetahui pengaruh terapi bermain puzzle terhadap
tingkat kecemasan pada anak dengan PJB. Subjek studi kasus ini adalah satu orang pasien anak
usia 5 tahun dengan diagnose medis PJB di bangsal melati 2 RSUD Dr Moewardi Surakarta.
Hasil studi menunjukkan bahwa pengelolaan asuhan keperwatan pada pasien penyakit jantung
bawaan (PJB) dengan kecemasan yang dikelola selama 3 hari menunjukkan hasil terdapat
penurunan kecemasan dari skor 5 menjadi 1 diukur dengan Face image scale.
Congenital heart disease is an abnormality in the structure and function of the circulatory
heart during birth. Congenital heart disease is a disease that often occurs in children,
caused by heart defects in the form of a hole or damage to the heart chamber and
blockage of valves and blood vessels. This disease requires children to get more care in
the hospital. It raises anxiety or hospitalization in children. Anxiety is a psychological
disorder in children who are undergoing treatment at the hospital. One of the
interventions was the provision of puzzle playing therapy. The purpose of this case study
was to determine the effect of playing puzzle therapy on anxiety levels in children with
CHD. The subject was a child patient aged five years with a medical diagnosis of CHD in
the Melati 2 ward at Dr. Moewardi Hospital of Surakarta. The result of nursing care
management in patients with congenital heart disease (CHD) with anxiety that was
managed for three days obtained a reduction in anxiety from a score of 5 to 1 measured
by a Face image scale.
pasien belum pernah dirawat inap. medis. Selama hospitalisasi anak usia
Data obyektif antara lain pasien prasekolah paling takut dengan
tampak cemas, rewel, dan selalu lingkungan asing, perasaan
menangis setiap dilakukan tindakan ditinggalkan, nyeri dan keterbatasan
keperawatan. pada diri sendiri terutama anak takut
Berdasarkan kasus An.E sesuai kepada tenaga kesehatan khususnya
dengan teori (Manalu, dkk 2018) perawat yang memberikan tindakan
bahwa kecemasan pada anak usia keperawatan kepada mereka dirumah
prasekolah yang sedang menjalani sakit, selain itu anak usia prasekolah
perawatan dirumah sakit secara kadang merasa terkukung selama di
objektif biasanya anak tampak rawat inap hal ini disebabkan karena
ketakutan, menangis dan selalu adanya keterbatasan dan kekurangan
meminta agar perawat yang datang dari kegiatan anak sehingga merasa
menghampirinya untuk tidak tidak ada kekuatan dari dirinya reaksi
mendekati mereka. hal ini yang diberikan anak lebih agresif,
disebabkan karena anak harus marah bahkan berontak (Bernad &
menghadapi lingkungan rumah sakit Wilson, 2010)
baik lingkungan fisik maupun Pada pengambilan kasus
lingkungan sosial yang penuh dengan dengan PJB (Penyakit jantung
stressor. bawaan) didapatkan diagnosa yang
Berdasarkan kasus diatas dapat muncul salah satunya yaitu ansietas
disimpulkan bahwa kecemasan pada berhubungan dengan hospitalisasi
An.E merupakan hasil hospitalisasi ditandai dengan tampak rewel dan
diri yang dialaminya dan harus gelisah (D.0054) sebagai fokus
diatasi supaya kecemasan pada anak diagnosa.
tersebut teratasi sesuai dengan teori Dari data yang ibu klien
(Manalu, dkk 2018) bahwa pada berikan klien tampak kebingungan
anak usia prasekolah yang belum tidak nyaman di rumah sakit rewel
pernah dirawat dirumah sakit dan selalu menangis dan selalu ingin
mengalami hospitalisasi dini mengajak pulang karena sebelumnya
dikarenakan anak takut oleh tindakan klien belum pernah dirawat dirumah
6
permainan ini mudah dan tidak terapi bermain anak diukur dulu
memerlukan energi yang besar, kecemasannya dengan alat ukur FIS,
sehingga lambat laun mental anak lalu contohkan dan mengajak anak
juga terbiasa untuk bersikap tenang, bermain 15 menit, 1 menit setelah
tekun dan sabar dalam terapi bermain diberi injeksi
menyelesaikan sesuatu. intravena lalu ukur lagi kecemasan
Implementasi yang dilakukan anak. Seperti yang di kemukakan
oleh penulis pada diagnosa ansietas oleh Suriadi & Rita (2010) bahwa
pada hari pertama Senin, 25 Februari prinsip bermain dirumah sakit yaitu
2020 penulis menjelaskan tujuan tidak banyak mengeluarkan energi
terapi bermain kepada orang tua, diberikan secara singkat,
menjelaskan prosedur bermain mempertimbangkan keamanan dan
kepada orang tua dan anak, permainan tidak bertentangan dengan
memonitor respon pasien terhadap pengobatan.Hal ini dilakukan karena
terapi bermain, mengidentifikasi dengan pemberian terapi bermain
perasaan anak saat terapi bermain. dapat meningkatkan stimulus pada
Pada hari kedua Selasa, 26 Februari otak anak yang dapat membuat anak
2020 memonitor respon anak lebih rilek, fokus dan terarah,
terhadap terapi bermain, permainan terapi bermain ini
mengidentifikasi perasaan anak saat dilakukan satu kali dalam satu hari.
terapi bermain.Pada hari ketiga Peneliti menyimpulkan bahwa
Rabu, 27 Februari 2020 memonitor dengan diberikannya terapi bermain
respon anak terhadap terapi bermain selama 3 hari dalam waktu 15 menit
dan mengidentifikasi perasaan anak disetiap permainannya dapat
saat terapi bermain. mengatasi masalah kecemasan anak
Pada penelitian Manalu, dkk usia prasekolah selama hospitalisasi
(2018) terapi bermain ini efektif dimana terjadi perubahan respon
diberikan selama 3 hari selama 15 sebelum dan sesudah diberikan terapi
menit dan dilakukan sebelum dan bermainnya, anak lebih mengontrol
sesudah anak diberi tindakan medis emosi, ketenangan ketika diberikan
injeksi intravena. 1 menit sebelum tindakan keperawatan seperti
8
Keperawatan bayi
dananak. Jakarta :
Salemba Medika.