Anda di halaman 1dari 13

Program Studi D3 Keperawatan

Fakultas Ilmu Kesehatan


Universitas Kusuma Husada Surakarta
2020

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN PENYAKIT


JANTUNG BAWAAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN
PSIKOLOGIS

Rita Anggrahini¹, Titis Sensussiana²

1
Mahasiswa Prodi D3 Keperawatan Universitas Kusuma Husada Surakarta
2
Dosen Keperawatan Universitas Kusuma Husada Surakarta

*Email penulis: aaaarita269@gmail.com

Abstrak

Penyakit jantung bawaan (PJB) atau penyakit jantung kongenital merupakan abnormalitas dari
struktur dan fungsi sirkulasi jantung pada semasa kelahiran, penyakit jantung bawaan adalah
penyakit bawaan yang tersering pada anak yang disebabkan adanya kelainan pada jantung berupa
lubang atau kerusakan pada sekat ruangan jantung dan sumbatan katub maupun pembuluh
darah.Penyakit ini mengharuskan anak mendapatkan perawatan yang lebih dirrumah sakit hal
tersebut yang mengakibatakan munculnya kecemasan atau hospitalisasi pada anak.Kecemasan
adalah salah satu gangguan psikis yang dapat terjadi pada anak yang menjalani perawatan
dirumah sakit.Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah pemberian terapi bermain
puzzle. Tujuan studi kasus ini adalah untuk mengetahui pengaruh terapi bermain puzzle terhadap
tingkat kecemasan pada anak dengan PJB. Subjek studi kasus ini adalah satu orang pasien anak
usia 5 tahun dengan diagnose medis PJB di bangsal melati 2 RSUD Dr Moewardi Surakarta.
Hasil studi menunjukkan bahwa pengelolaan asuhan keperwatan pada pasien penyakit jantung
bawaan (PJB) dengan kecemasan yang dikelola selama 3 hari menunjukkan hasil terdapat
penurunan kecemasan dari skor 5 menjadi 1 diukur dengan Face image scale.

Kata kunci :Kecemasan, Penyakit jantung bawaan(PJB),Terapi bermain puzzl


Abstract

Congenital heart disease is an abnormality in the structure and function of the circulatory
heart during birth. Congenital heart disease is a disease that often occurs in children,
caused by heart defects in the form of a hole or damage to the heart chamber and
blockage of valves and blood vessels. This disease requires children to get more care in
the hospital. It raises anxiety or hospitalization in children. Anxiety is a psychological
disorder in children who are undergoing treatment at the hospital. One of the
interventions was the provision of puzzle playing therapy. The purpose of this case study
was to determine the effect of playing puzzle therapy on anxiety levels in children with
CHD. The subject was a child patient aged five years with a medical diagnosis of CHD in
the Melati 2 ward at Dr. Moewardi Hospital of Surakarta. The result of nursing care
management in patients with congenital heart disease (CHD) with anxiety that was
managed for three days obtained a reduction in anxiety from a score of 5 to 1 measured
by a Face image scale.

Keywords: Anxiety, Congenital Heart Disease (CHD), Playing Puzzle Therapy.


Menurut Mulyadi dkk(2010)
PENDAHULUAN
Pada sebagian besar kasus, penyebab
Penyakit jantung bawaan (PJB) PJB tidak diketahui, berbagai jenis
atau penyakit jantung kongenital obat, penyakit ibu, paparan terhadap
merupakan abnormalitas dari struktur sinar rontgen, diduga merupakan
dan fungsi sirkulasi jantung pada penyebab eksogen penyakit jantung
semasa kelahiran (Novatriyanto, dkk. bawaan. Penyakit rubela yang
2018). Penyakit jantung bawaan diderita ibu pada awal kehamilan
(PJB) adalah penyakit bawaan yang dapat menyebabkan PJB pada bayi.
tersering pada anak yang disebabkan Menurut Kasron (2015) pada
adanya kelainan pada jantung berupa pasien dengan penyakit jantung
lubang atau kerusakan pada sekat bawaan biasanya mengalami susah
ruangan jantung dan sumbatan katub bernapas atau bernapas cepat, bibir
maupun pembuluh darah (Dewi, dkk. dan kuku berwarna kebiruan
2019). (sianosis), berkeringat secara
Menurut WHO, terdapat kurang berlebihan terutama ketika makan,
lebih 3.000.000 anak lahir dengan nafsu makan berkurang atau susah
kelainan kongenital, bayi yang tidak makan, denyut nadi melemah,
bertahan 70% nya meninggal pada mengalami kecemasan (rewel,
bulan pertama kehidupan, Di menangis dan tidak bisa tidur).
presentase cacat jantung bawaan Menurut Manalu dkk(2018)
berkisar antara 0,8% sampai 1% dari salah satu akibat yang dialami oleh
jumlah kelahiran per tahun. anak ketika mendapat perawatan di
Diperkirakan, bahwa ada 40.000 rumah sakit adalah kecemasan.
sampai 50.000 bayi lahir dengan Bermain terapeutik diyakini
cacat jantung bawaan setiap memiliki efek bealing atau
tahunnya (Dewi, dkk. 2019), penyembuhan dengan sifat katarsis
Sedangkan prevalensi penyakit atau pelepasan kecemasan sehingga
jantung pada penduduk provinsi jawa menjadikan bermain berkembang
tengah sebesar 1.6% untuk semua menjadi sebuah metode terapi pada
umur (RISKESDAS, 2018). anak, bermain puzzle sering
2

digunakan untuk menurunkan METODE


kecemasan pada anak saat mendapat Rancangan studi kasus adalah
tindakan invasif seperti injeksi obat rancangan penelitian yang mencakup
melalui intravena karena sebagai pengkajian satu unit penelitian secara
pengalihan dari rasa kecemasan, intensif, misalnya satu klien,
karena permainan puzzle keluarga, kelompok atau instansi
menggunakan kemampuan motorik (Nursalam, 2009). Karya tulis ilmiah
atau skill play. Selain itu bermain ini adalah studi kasus untuk
puzzle juga mengurangi dampak mengeksplorasi masalah asuhan
hospitalisasi akibat prosedur keperawatan anak dengan penyakit
keperawatan (Libet, dkk 2018). jantung bawaan dalam pemenuhan
Keefektifan terapi bermain kebutuhan psikologis.
puzzle dari terapi bermain yang lain Subjek penelitian adalah subjek
permainan puzzle lebih mudah, dan atau sasaran yang dituju untuk diteliti
tidak memerlukan energi yang besar, oleh peneliti yang menjadi pusat
sehingga lambat laun mental anak perhatian atau sasaran penelitian.
juga terbiasa untuk bersikap tenang, Pada studi kasus ini, subjek
tekun dan sabar dalam penelitian yang diteliti sebanyak 1
menyelesaikan permasalahan. subjek dengan kriteria pasien dengan
Terapi bermain puzzle ini diagnosa medis PJB (Penyakit
dilakukan selama15 menit dan Jantung Bawaan).
selama 3 hari (I Made, 2019). Alasan Fokus studi identik dengan
memilih bermain puzzle karena variable penelitian yaitu perilaku
permainan ini lebih efektif, mudah atau karakteristik yang memberikan
dan tidak memerlukan energi yang nilai beda terhadap sesuatu
besar juga dapat mengurangi (Nursalam, 2011). Subjek studi kasus
kecemasan pada anak. Puzzle adalah ini adalah pasien anak dengan PJB
permainan yang menggunakan dalam pemenuhan kebutuhan
kesabaran dan ketekunan dalam Psikologis.
merangkainya(Libet, dkk 2018). Tempat dan Waktu, Tempat
pengambilan studi kasus ini
3

dilakuakan di RSUD dr. Moewardi oksigen 2 liter/menit infus D1/2 ns


Surakarta, dengan waktu 40ml/jam, didapatkan tanda-tanda
pengambilan pada tangga 20 vita HR: 105x/menit, RR: 35x/menit,
Februari 2020. T: 37,9ºC , SPO2 : 96%.
Pengumpulan data merupakan Pada pengkajian emosi
suatu proses pendekatan kepada hospitalisasi ibu pasien mengatakan
subjek dan proses pengumpulan anaknya tidak nyaman di rumah sakit
karakteristik subjek yang dan selalu mengajak untuk kembali
diberlakukan dalam suatu penelitian pulang kerumah, dikarnakan
(Nursalam, 2013). Menurut Hidayat sebelumnya pasien belum pernah
(2010), metode pengumpulan data menjalani rawat inap, pada
yang digunakan dibagi menjadi dua pengkajian alergi ibu pasien
metode wawancara, observasi mengatakan bawah anaknya tidak
pemeriksaan fisik dan studi memiliki alergi obat, makanan,
dokuementasi. maupun minuman, pada pengkajian
HASIL imunisasi pasien sudah mendapatkan
Hasil pengkajian yang imunisasi sejak umur 0 tahun sampai
dilakukan penulis didapatkan An. E usia 2 tahun.
umur 5 tahun dengan diagnose medis Berdasarkan hasil studi dapat
PJBAsianotik (penyakit jantung diketahui bahwa saat pengkajian
bawaan) didapatkan keluhan utama awal tentang pskiolososial pasien
ibu pasien mengatakan ankanya mengalami kecemasan berat dengan
mengalami sesak, dengan riwayat sekore 5 menggunakan FIS (Face
penyakit sekarang Ibu klien Image Scale).
mengatakan anaknya mengalami Diagnosa keperawatan menurut
sesak, demam dan batuk lalu data pengkajian dan observasi pada
diperiksa ke IGD Dr. Moewardi dan 25 Februari 2020. Berdasarkan hasil
sesampainya di IGD klien dilakukan analisa data dari pengkajian yang
pemeriksaan terdapat suara tambahan didapatkan maka penulis menaik
ronchi dan terdapat sekret yang kesimpulan untuk menetapkan
tertahan lalu pasien diberikan terapi diagnose ansietas berhubungan
4

dengan hospitalisasi ditandai tampak Berdasarkan intervensi yang


rewel dan gelisah sebagai fokus telah direncanakan, penulis
diagnosa. melakukan implementasi pada
Setelah perumusan diagnosa diagnosa ansietas berhubungan
keperawatan, maka hal selanjutnya dengan hospitalisasi ditandai dengan
yang dapat dilakukan untuk tampak rewel dan gelisah pada
menyusun rencana tindakan tanggal 25 Februari 2020 pukul
keperawatan (intervensi 10.00 WIB menjelaskan tujuan terapi
keperawatan).Ansietas berhubungan bermain kepada orang tua dan anak
dengan hospitasisasi ditandai dengan dengan respon subjektif ibu klien
tampak rewel dan gelisah dengan mengatakan paham dengan data
diberikannya tindakan keperawatan objektif klien tampak gelisah dan
selama 3x24 jam diharapkan rewel.
kecemasan dapat menurun dengan PEMBAHASAN
kriteria hasil : prilaku gelisah Berdasarkan tahapan proses
menurun, frekuensi nadi menurun, keperawatan, maka langkah pertama
konsentrasi membaik, pola tidur yang harus dilakukan pada pasien
membaik. Dengan dilakukannya adalah pengkajian. Hasil pengkajian
terapi bermain (I.10346) Obsevasi: yang dilakukan penulis didapatkan
identifikasi perasaan anak yang keluhan utama pasien ibu pasien
diungkapkan selama bermain, mengatakan anaknya rewel, setiap
monitor respon anak terhadap terapi kali mau diberi tindakan medis,
bermain, monitor tingka kecemasan, cemas dan ingin cepat
Terapeutik: bantu meciptakan suasa pulang.Berdasarkan hasil pengkajian
lingkungan yang aman dan nyaman, yang dilakukan penulis didapatkan
menyediakan sediakan peralatan data subyektif dan obyektif. Data
yang dapat merangsang subyektif antara lain ibu pasien
perkembangan anak, Edukasi: mengatakan anaknya rewel, selalu
jelaskan tujuan terapi bermain bagi menangis setiap kai ingin diberi
orang tua, jelaskan prosedur bermain tindakan medis dan ingin cepat
kepada orang tua dan anak. pulang dikarenakan sebelumnya
5

pasien belum pernah dirawat inap. medis. Selama hospitalisasi anak usia
Data obyektif antara lain pasien prasekolah paling takut dengan
tampak cemas, rewel, dan selalu lingkungan asing, perasaan
menangis setiap dilakukan tindakan ditinggalkan, nyeri dan keterbatasan
keperawatan. pada diri sendiri terutama anak takut
Berdasarkan kasus An.E sesuai kepada tenaga kesehatan khususnya
dengan teori (Manalu, dkk 2018) perawat yang memberikan tindakan
bahwa kecemasan pada anak usia keperawatan kepada mereka dirumah
prasekolah yang sedang menjalani sakit, selain itu anak usia prasekolah
perawatan dirumah sakit secara kadang merasa terkukung selama di
objektif biasanya anak tampak rawat inap hal ini disebabkan karena
ketakutan, menangis dan selalu adanya keterbatasan dan kekurangan
meminta agar perawat yang datang dari kegiatan anak sehingga merasa
menghampirinya untuk tidak tidak ada kekuatan dari dirinya reaksi
mendekati mereka. hal ini yang diberikan anak lebih agresif,
disebabkan karena anak harus marah bahkan berontak (Bernad &
menghadapi lingkungan rumah sakit Wilson, 2010)
baik lingkungan fisik maupun Pada pengambilan kasus
lingkungan sosial yang penuh dengan dengan PJB (Penyakit jantung
stressor. bawaan) didapatkan diagnosa yang
Berdasarkan kasus diatas dapat muncul salah satunya yaitu ansietas
disimpulkan bahwa kecemasan pada berhubungan dengan hospitalisasi
An.E merupakan hasil hospitalisasi ditandai dengan tampak rewel dan
diri yang dialaminya dan harus gelisah (D.0054) sebagai fokus
diatasi supaya kecemasan pada anak diagnosa.
tersebut teratasi sesuai dengan teori Dari data yang ibu klien
(Manalu, dkk 2018) bahwa pada berikan klien tampak kebingungan
anak usia prasekolah yang belum tidak nyaman di rumah sakit rewel
pernah dirawat dirumah sakit dan selalu menangis dan selalu ingin
mengalami hospitalisasi dini mengajak pulang karena sebelumnya
dikarenakan anak takut oleh tindakan klien belum pernah dirawat dirumah
6

sakit atau menjalani rawat inap tindakan keperawatan selama 3x24


dirumah sakit, sehingga ibu klien jam diharapkan masalah ansietas
mengatakan sangat kawatir dengan dapat teratasi denfan kriteria hasil
kondisi klien saat ini, maka dari itu prilaku gelisah menurun, frekuensi
,mucul diagnosa kecemasan dan nadi menurun, konsentrasi membaik,
apabila kecemasan tidak segera dan pola tidur membaik dengan
diatasi akan mengakibatkan diberikannya intervensi terapi
psikologis anak terganggu sulit bermain (I.10346) identifikasi
kooperatif dan dapat menghambat perasaan anak yang diungkapkan
pengobatan maka dari itu kecemasan selama bermain, monitor tingkat
harus segera diatasi . kecemasan anak pada saat bermain,
Kecemasan adalah suatu ciptakan lingkungan yang aman dan
keadaan perasaan yang gelisah, nyaman, sediakan peralatan yang
ketidaktentuan terhadap ancaman aman yang dapat merangsang
sumber aktual yang tidak diketahui perkembangan anak, jelaskan tujuan
atau dikenal dan juga kecemasan bermain terapi puzzle, dan jelaskan
merupakan suatu perlawanan prosedur terapi puzzle kepada orang
terhadap kejadian yang penuh tua dan anak.
dengan tekanan.Pada subyek studi Hal ini sesuai dengan teori
kasus pasien mengalami kecemasan Manalu, dkk (2018) terapi bermain
sebagai bentuk perlawanan terhadap salah satunya untuk anak prasekolah
ketakutan yang disebabkan yaitu Puzzle adalah permainan yang
kepanikan anak yang takut akan menggunakan kesabaran dan
tindakan medis maupun ketekunan dalam merangkainya.
keperawatan. Hal ini menyebabkan Oleh karena itu, metode bermain
tingkat kecemasan pada anak puzzle dipilih sebagai media bermain
mengalami peningkatan. terapeutik selama anak usia
Setelah dilakukan pengkajian prasekolah menjalani perawatan di
dan merumuskan diagnosa rumah sakit yang bertujuan untuk
keperawatan maka selanjutnya yaitu mengurangi dampak hospitalisasi
menyusun intervensi dengan akibat prosedur keperawatan karena
7

permainan ini mudah dan tidak terapi bermain anak diukur dulu
memerlukan energi yang besar, kecemasannya dengan alat ukur FIS,
sehingga lambat laun mental anak lalu contohkan dan mengajak anak
juga terbiasa untuk bersikap tenang, bermain 15 menit, 1 menit setelah
tekun dan sabar dalam terapi bermain diberi injeksi
menyelesaikan sesuatu. intravena lalu ukur lagi kecemasan
Implementasi yang dilakukan anak. Seperti yang di kemukakan
oleh penulis pada diagnosa ansietas oleh Suriadi & Rita (2010) bahwa
pada hari pertama Senin, 25 Februari prinsip bermain dirumah sakit yaitu
2020 penulis menjelaskan tujuan tidak banyak mengeluarkan energi
terapi bermain kepada orang tua, diberikan secara singkat,
menjelaskan prosedur bermain mempertimbangkan keamanan dan
kepada orang tua dan anak, permainan tidak bertentangan dengan
memonitor respon pasien terhadap pengobatan.Hal ini dilakukan karena
terapi bermain, mengidentifikasi dengan pemberian terapi bermain
perasaan anak saat terapi bermain. dapat meningkatkan stimulus pada
Pada hari kedua Selasa, 26 Februari otak anak yang dapat membuat anak
2020 memonitor respon anak lebih rilek, fokus dan terarah,
terhadap terapi bermain, permainan terapi bermain ini
mengidentifikasi perasaan anak saat dilakukan satu kali dalam satu hari.
terapi bermain.Pada hari ketiga Peneliti menyimpulkan bahwa
Rabu, 27 Februari 2020 memonitor dengan diberikannya terapi bermain
respon anak terhadap terapi bermain selama 3 hari dalam waktu 15 menit
dan mengidentifikasi perasaan anak disetiap permainannya dapat
saat terapi bermain. mengatasi masalah kecemasan anak
Pada penelitian Manalu, dkk usia prasekolah selama hospitalisasi
(2018) terapi bermain ini efektif dimana terjadi perubahan respon
diberikan selama 3 hari selama 15 sebelum dan sesudah diberikan terapi
menit dan dilakukan sebelum dan bermainnya, anak lebih mengontrol
sesudah anak diberi tindakan medis emosi, ketenangan ketika diberikan
injeksi intravena. 1 menit sebelum tindakan keperawatan seperti
8

pemberian injkesi, merasa lebih merupakan salah satu tindakan non


nyaman, dan senang. Hal ini yang farmakologis pada anak yang
dapat mempengaruhi stimulus pada digunakan untuk memusatkan
otak anak. perhatian anak agar menghiraukan
Evaluasi keperawatan pada tindakan yang dapat membuat anak
tanggal 27 Februari 2020 pukul merasakan sakit serta melibatkan
20.00 WIB, didapatkan hasil S: ibu ketertarikan anak dalam berbagai
klien mengatakan anaknya lebih kegiatan untuk membantu anak
tenang, kooperatif dan tidak rewel, berfokus pada sesuatu selain rasa
O: klien tampak lebih tenang saat sakit dan ketakutan pada tindakan
diberikan tindakan keperawatan keperawatan yang diberikan, salah
seperti pemberian injeksi, prilaku satunya bermain terapeutik puzzle
gelisah menurun, frekuensi nadi yang dapat diberikan yaitu bermain
menurun dari 135x/menit menjadi terapeutik puzlle dengan
100x/menit, konsentrasi membaiki, menggunakan puzzle sesuai dengan
pola tidur membaikA: masalah tingkat perkembangan anak usia
ansietas teratasi, P: hentikan prasekolah.
intervensi. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil studi dapat Hal ini sesuai dengan hasil
diketahui bahwa setelah dilakukan penelitian yang dilakukan oleh
tindakan terapi bermain pasien peneliti, bahwa dengan dilakukan
menunjukkan keefektifan dengan bermain terapeutik sebelum
penurunan skore kecemasan.Karna pemberian obat melalui intravena
pada dasarnya terapi bermain sendiri Bolus dapat mengurangi kecemasan,
ini dapat mendistraksi fikiran anak ketakutan, meminimalkan stresor dan
agar lebih tenang, dan menjadikan anak lebih kooperatif.
menghilangkan kecemasan. Jadi pemberian terapi bermain puzzle
Tanpa adanya kesengajakan dapat mempengaruhi tingkat
Hal ini sejalan dengan penelitian kecemasan anak pada saat pemberian
Manulu, dkk (2018) dengan terapi obat intravena di rumah sakit.
pemberian metode bermain
9

DAFTAR PUSTAKA Keperawatan Standar


Luaran Indonesia
Aspianai, Reny Yuli. (2015). Buku
(SLKI), Jakarta : PPNI
ajar keperawatan klien
gangguankardiovaskuler.
RISKESDAS, 2018 Laporan
Jakarta : EGC.
National RISKESDAS
2018 Kementrian
Adriana, Dian. (2013).
Kesehatan Badan
TumbuhKembang dan
Penetilian dan
Terapi Bermain pada
Pengembangan
anak. Jakarta. Salemba
Kesehatan, Jakarta :
Medika
KEMENKES
Ardiansyah. (2015). Perubahan
Santoso, Y.O, Sukiatmodjo, A.,
Tingkat Kecemasan Anak
Setiady, d.a.,
pada PerawatanGigidan
Wahyuningrum, S,E., &
mulut Melalui Terapi
Setianto, YB.D. (2018).
Bermain. Skripsi.
Buku saku Berbasis
Diakses melalui
mobile bagi orang tua
http://eprints.ums.ac.idpa
dengan anak PJB.
da 6 juli 2018.
Journal prosiding, B159-
B168.
Dewi, M,R., Windi P,R.R., &
Imanto, M. (2019).
Setiawan. (2014). Keperawatan Anak
Karakteristik
& Tumbuh
Bronkopneumonia pada
Kembang(Pengkajian
Anak balita dengan
danPengukuran).
Penyakit jantung bawaan
Yogyakarta : Nuha
Asianotik di bangsal
Medika
Alamanda Rumah sakit
Abdul Moeloek Bandar
Siswanto, Bambang Budi, Nani
lampung. 102-107
Hersunarti, Erwinanto,
Manalu, L.R., Somantri, B., &
dkk. 2015. Pedoman
Barokah, R.R. (2018).
tatalaksana gagal
Bermain teraupeutik
jantung edisi pertama.
puzzle mempengaruhi
Perhimpunan Dokter
tingkat kecemasan pada
Spesialis Kardiovaskuler
anak usia prasekolah (3-
Indonesia.
6 tahun)
sebelumpemberian obat
Sugiyono, 2013, Metodelogi
intravena (Bolus). Jurnal
Penelitian Kuantitatif,
ilmiah ilmu kesehatan
Kualitatif, dan R&D,
vol.6, NO 3, 2018, hal
Bandung : ALFABETA
239-252.
Susilaningrum, R, Nursalam, &
Persatuan Perawat Nasional
Utami, S. (2013). Asuhan
Indonesia (PPNI), 2016.
10

Keperawatan bayi
dananak. Jakarta :
Salemba Medika.

Supartini. (2012). Konsep dasar


keperawatan anak.
Jakarta : EGC

Sholehati, T & Kosasih, C.E. (2015).


Konsep dan aplikasi
relaksasi
dalamkeperawatan
maternitas. Bandung :
Refika Aditama.

Syafuddin, 2011. Anatomi Fisiologi


KurikulumBerbasis
Kompetensi, Jakarta :
EGC

Won, Donna L. (2010). Buku Ajar


Keperawatan Pediatrik
Wong. Edisi 6. Jakarta :
EGC

WHO. 2016. Pneumonia fact sheet.


Dapat dilihat pada :
http//www.who.int/en/ne
ws-Room/Fact-
sheet/detail/Pneumonia
(Diakses pada 5 April
2018)
11

Anda mungkin juga menyukai