Usia Sekolah Pada Saat Menjalani Hospitalisasi Di Ruang Rawat Inap RSUD
Dr. Rasidin Padang
ABSTRACT
Background: children experience anxiety during hospitalization and it
occurs 2/3 of children treated in various hospitals in Indonesia. During the
hospitalization process the child will experience anxiety. To reduce the anxiety felt
by the child can be given classical music therapy mozart. Objective: to know the
effect of classical mozart music therapy on the anxiety level of school-aged
children at the time of hospitalization. Method: This study was pre experiment
with pretest-posttest design. This measurement uses questionnaires. Result:
child's anxiety level before being given music therapy with an average of 43,20
and after giving music therapy got an average of 31,20. The results showed that
children experienced anxiety and p = 0,000 (p0,05), where ho was rejected and
ha accepted so that there was an observer of mozart classical music therapy on
decreasing anxiety in Rsud dr. Rasidin padang. Conclusion: there is a reminder of
classical mozart music therapy on the level of anxiety of school age children at
the time of hospitalization in the inpatient room of rsud dr. Rasidin padang.
ABSTRAK
Latarbelakang: anak mengalami kecemasan selama hospitalisasi dan itu
tejadi 2/3 dari anak yang dirawat diberbagai rumah sakit yang ada di Indonesia.
Selama proses hospitalisasi anak akan mengalami cemas. Untuk mengurangi
kecemasan yang dirasakan oleh anak dapat diberikan terapi musik klasik mozart.
Tujuan: mengetahui pengaruh terapi musik klasik mozart terhadap tingkat
kecemasan anak usia sekolah pada saat menjalani hospitalisasi. Metode:
penelitian ini merupakan pra eksperiment dengan rancangan pretest-posttest.
Pengukuran ini menggunakan kuisoner. Hasil: tingkat kecemasan anak sebelum
diberikan terapi musik dengan rata-rata 43,20 dan setelah diberikan terapi musik
didapatkan rata-rata 31,20. Hasil penelitian menunjukkan anak mengalami
penuunan kecemasan dan p value = 0,000 (p0,05), dimana ho ditolak dan ha
diterima sehingga menunjukkan ada pengauh terapi musik klasik mozart terhadap
penurunan kecemasan di Rsud dr. Rasidin padang. Kesimpulan: terdapat pengauh
terapi musik klasik mozart terhadap tingkat kecemasan anak usia sekolah pada
saat menjalani hospitalisasi di ruang rawat inap anak rsud dr. Rasidin padang.
Kata kunci : Terapi musik klasik mozart, tingkat kecemasan, anak sekolah,
hospitalisasi
PENDAHULUAN laki-laki dan 104 ribu berjenis
Anak adalah makhluk unik kelamin perempuan.
yang memiliki kebutuhan berbeda Anak yang sakit dan
disetiap tahap tumbuh kembangnya. mendapat perawatan dirumah sakit
Anak bukanlah orang dewasa yang dapat menimbulkan perasaan tidak
kecil. Oleh karena itu orang tua perlu nyaman pada anak yang disebabkan
memahami pentingnya menyediakan anak tidak memahami mengapa
fasilitas untuk mendukung menuju harus dirawat, lingkungan yang
pertumbuhan dan perkembangan asing, prosedur tindakan yang
anak. Mencapai tumbuh kembang menyakitkan serta terpisah dari
anak secara sehat maka anak wajib keluarga. Anak mengalami masa
dibesarkan dan diasuh dengan penuh yang sulit karena tidak terpenuhi
tanggung jawab. Orang tua, keluarga kebutuhannya seperti halnya
dan tenaga kesehatan mempunyai dirumah. Hal ini dapat berdampak
kewajiban untuk memberikan negatif bagi perkembangan anak,
pengasuhan dan pelayanan yang misalnya anak menjadi menarik diri,
optimal sehingga dapat terpenuhi regresi. Anak seringkali merasa takut
segala kebutuhan sesuai dengan bila menghadapi sesuatu yang dapat
tahap pertumbuhan dan mengancam integritas dan tubuhnya.
perkembangannya (Cahyaningrum, Perasaan cemas merupakan
2011). dampak dari hospitalisasi yang
Prevalensi hospitalisasi pada dialami oleh anak karena
anak di Amerika, menurut menghadapi stressor yang ada
Notionwide Inpatient Sample (2014) dilingkungan rumah sakit. Pada
menyatakan bahwa jumlah anak usia umumnya reaksi anak terhadap sakit
dibawah 17 tahun sebanyak 6,4 juta adalah kecemasan karena perpisahan,
atau sekitar 17% dari keseluruhan kehilangan, perlukaan tubuh, dan
jumlah pasien yang dilakukan rasa nyeri. Dampak hospitalisasi
perawatan dirumah sakit dengan rata- pada masa prasekolah yaitu sering
rata tiga sampai empat hari menolak makan, sering bertanya,
perawatan. Berdasarkan Profil menangis perlahan, tidak kooperatif
Kesehatan Indonesia (2014) jumlah terhadap petugas kesehatan, anak
anak usia sekolah di Indonesia sering merasa cemas, ketakutan,
berjumlah 9,6 juta jiwa. Jumlah tidak yakin, kurang percaya diri, atau
terbanyak anak usia sekolah berada merasa tidak cukup terlindungi dan
di provinsi jawa barat dengan jumlah merasa tidak aman (Hockenberry dan
anak usia sekolah sebanyak 1, 7 juta Wilson, 2007).
jiwa dengan jumlah laki-laki Data di Indonesia menurut
sebanyak 924 ribu jiwa dan Badan Pusat Statatistik (BPS)
perempuan sebanyak 872 ribu jiwa. Indonesia bahwa 60 dari 585 anak
Jumlah anak usia sekolah yang yang dirawat di rumah sakit
berjenis kelamin laki-laki 4,9 juta sepanjang tahun 2013 mengalami
jiwa sedangkan perempuan kecemasan selama hospitalisasi.
berjumlah 4,6 juta jiwa. Di provinsi Anak mengalami kecemasan selama
Sumatera barat jumlah anak usia hospitalisasi dan itu terjadi 2/3 dari
sekolah sebanyak 200 ribu jiwa yang anak yang dirawat di berbagai rumah
terdiri dari 112 ribu berjenis kelamin sakit yang ada sepanjang tahun 2013.
Berdasarkan data yang didapatkan di
BPS Propinsi Sumatera Barat tahun Anak yang dirawat di RSUD
2012 terdapat jumlah anak yang sakit dr. Rasidin Padang dirawat karena
sebanyak 3.119 orang dan hampir berbagai penyakit, seperti DBD,
seluruhnya (98%) mengalami demam thipoid, dan diare. Dari
kecemasan akibat hospitalisasi (BPS jumlah anak yang dirawat
Sumbar, 2012). dikelompokkan berdasarkan usia
Untuk mengurangi terdiri dari usia bayi (0-1 tahun),
kecemasan yang dirasakan oleh anak toddler (1-3 tahun), usia prasekolah
dapat diberikan teknik distraksi atau (3-6 tahun), usia sekolah (7-14
teknik pengalihan. Beberapa tahun). Hasil wawancara peneliti
penelitian menunjukkan bahwa dengan perawat menyatakan banyak
aktivitas seperti terapi bermain, anak yang menangis terutama saat
latihan aktivitas fisik, mendengarkan dilakukan tindakan perawatan. Selain
musik dan terapi seni dapat menangis, pasien anak juga tidak
mengurangi kecemasan anak selama mau berpisah dengan
hospitalisasi. Salah satu teknik orangtua/walinya dan menghindar
distraksi yaitu dengan memberikan ketika akan dilakukan tindakan
terapi musik(Musbikin, 2009). perawatan.
Terapi musik dapat diterapkan Berdasarkan uraian diatas,
sebagai salah satu terapi yang peneliti tertarik untuk melakukan
digunakan pada anak yang menjalani penelitian mengenai pengaruh terapi
hospitalisasi. Ketika menjalani music klasik terhadap anak usia
proses keperawatan dirumah sakit , sekolah saat menjalani hospitalisasi
anak akan mengalami berbagai di ruang rawat inap anak RSUD dr.
perasaan tidak menyenangkan seperti Rasidin Padang.
marah, takut, cemas, sedih dan nyeri.
Terapi musik akan melepaskan anak METODE PENELITIAN
dari ketegangan dan stress yang Rancangan penelitian yang
dialaminya (Djohan,2009). digunakan oleh peneliti adalah pre
Salah satu terapi musik yang eksperimental dengan menggunakan
dapat digunakan terapi pada anak- desain penelitian One group Pretest-
anak adalah terapi musik klasik. Pada Posttest Design. Penelitian ini
anak terapi musik klasik dapat bertujuan untuk mengetahui
berfungsi memperluas fungsi otak pengaruh terapi musik klasik mozart
pada anak. Selain itu terapi musik terhadap tingkat kecemasan anak
klasik mempunyai tujuan untuk pada saat menjalani hospitalisasi
membantu mengekspresikan diruang rawat inap anak RSUD dr.
perasaan, membantu rehabilitasi Rasidin Padang
fisik, memberi pengaruh positif Populasi dalam penelitian ini
terhadap kondisi suasana hati dan adalah seluruh pasien anak usia
emosi, meningkatkan memori, serta sekolah yang dirawat diruang rawat
menyediakan kesempatan yang unik inap anak RSUD dr. Rasidin Padang.
untuk berinteraksi dan membangun Sample pada penelitian sebanyak 10
kedekatan emosional. Terapi musik orang dan sesuai dengan kriteria
juga diharapkan dapat membantu inklusi, dengan teknik pengambilan
mengatasi stress, mencegah penyakit sample Consecuntive Sampling.
dan meringankan rasa sakit atau Pada penelitian ini, instrumen
nyeri (Djohan, 2009). yang digunakana adalah kuisoner
tingkat kecemasan. Jenis Tabel 2
pengumpulan data yang digunakan Rerata Kecemasan Anak Usia
adalah jenis data primer. Data primer Sekolah Pada Saat Menjalani
adalah data yang diperoleh secara Hospitalisasi Sebelum Diberikan
langsung oleh peneliti terhadap Terapi Musik Klasik Mozart Di
sasarannya. Sebelum dilakukan Ruang Rawat Inap Anak Rsud Dr.
intervensi , terlebih dahulu dilakukan Rasidin Padang
tahap pretest pada responden dengan
membagikan kuisoner kepada Variabel Mean SD Min Max
orangtua responden, setelah itu
peneliti melakukan tahap intervensi
dengan cara memberikan terapi
musik klasik selama 15 menit posttest 31,20 3,259 24 36
sebanyak 2 kali, dan kemudian untuk
tahap posttest dilakukan setelah
responden selesai mendapat Berdasarkan tabel 2 diatas
perawatan dirumah sakit. Tahap menunjukkan bahwa rata-rata
posttest sama dengan pretest yaitu kecemasan anak usia sekolah pada
dengan cara membagikan kuisoner saat hospitalisasi sesudah diberikan
kembali kepada orangtua responden. terapi musik klasik adalah 31,20
HASIL PENELITIAN dengan standart deviasi 3,259.
A. Analisa univariat
A. Analisa bivariat
Tabel 1
Rerata Kecemasan Anak Usia Tabel 3 Perbedaan Rata-Rata
Sekolah Pada Saat Menjalani Kecemasan Anak Usia Sekolah
Hospitalisasi Sebelum Diberikan Pada Saat Hospitalisasi Sebelum
Terapi Musik Klasik Mozart Di Dan Sesudah Pemberian Terapi
Ruang Rawat Inap Anak Rsud Dr. Musik Klasik
Rasidin Padang
Tingkat Mean Std P Value
variabel Mean SD Min Max kecemasan Deviasion
Pretest 43.20 4.211
Postest 0.000
Selisih 31.20 3.259
Pretest 43,20 4,211 34 49
12.00 0.952