Anda di halaman 1dari 10

Pengaruh Terapi Musik Klasik Mozart Terhadap Tingkat Kecemasan Anak

Usia Sekolah Pada Saat Menjalani Hospitalisasi Di Ruang Rawat Inap RSUD
Dr. Rasidin Padang

Ns. Guslinda, M.Kep, Sp.Kep.J1), Ns. Vivi Syofia Savardi, S.Kep2),


Sri rahmawati, S.Kep3)
Stikes mercubaktijaya padang
Ar086592@gmail.com

ABSTRACT
Background: children experience anxiety during hospitalization and it
occurs 2/3 of children treated in various hospitals in Indonesia. During the
hospitalization process the child will experience anxiety. To reduce the anxiety felt
by the child can be given classical music therapy mozart. Objective: to know the
effect of classical mozart music therapy on the anxiety level of school-aged
children at the time of hospitalization. Method: This study was pre experiment
with pretest-posttest design. This measurement uses questionnaires. Result:
child's anxiety level before being given music therapy with an average of 43,20
and after giving music therapy got an average of 31,20. The results showed that
children experienced anxiety and p = 0,000 (p0,05), where ho was rejected and
ha accepted so that there was an observer of mozart classical music therapy on
decreasing anxiety in Rsud dr. Rasidin padang. Conclusion: there is a reminder of
classical mozart music therapy on the level of anxiety of school age children at
the time of hospitalization in the inpatient room of rsud dr. Rasidin padang.

Keywords: Mozart classical music therapy, anxiety level, school children,


hospitalization

ABSTRAK
Latarbelakang: anak mengalami kecemasan selama hospitalisasi dan itu
tejadi 2/3 dari anak yang dirawat diberbagai rumah sakit yang ada di Indonesia.
Selama proses hospitalisasi anak akan mengalami cemas. Untuk mengurangi
kecemasan yang dirasakan oleh anak dapat diberikan terapi musik klasik mozart.
Tujuan: mengetahui pengaruh terapi musik klasik mozart terhadap tingkat
kecemasan anak usia sekolah pada saat menjalani hospitalisasi. Metode:
penelitian ini merupakan pra eksperiment dengan rancangan pretest-posttest.
Pengukuran ini menggunakan kuisoner. Hasil: tingkat kecemasan anak sebelum
diberikan terapi musik dengan rata-rata 43,20 dan setelah diberikan terapi musik
didapatkan rata-rata 31,20. Hasil penelitian menunjukkan anak mengalami
penuunan kecemasan dan p value = 0,000 (p0,05), dimana ho ditolak dan ha
diterima sehingga menunjukkan ada pengauh terapi musik klasik mozart terhadap
penurunan kecemasan di Rsud dr. Rasidin padang. Kesimpulan: terdapat pengauh
terapi musik klasik mozart terhadap tingkat kecemasan anak usia sekolah pada
saat menjalani hospitalisasi di ruang rawat inap anak rsud dr. Rasidin padang.

Kata kunci : Terapi musik klasik mozart, tingkat kecemasan, anak sekolah,
hospitalisasi
PENDAHULUAN laki-laki dan 104 ribu berjenis
Anak adalah makhluk unik kelamin perempuan.
yang memiliki kebutuhan berbeda Anak yang sakit dan
disetiap tahap tumbuh kembangnya. mendapat perawatan dirumah sakit
Anak bukanlah orang dewasa yang dapat menimbulkan perasaan tidak
kecil. Oleh karena itu orang tua perlu nyaman pada anak yang disebabkan
memahami pentingnya menyediakan anak tidak memahami mengapa
fasilitas untuk mendukung menuju harus dirawat, lingkungan yang
pertumbuhan dan perkembangan asing, prosedur tindakan yang
anak. Mencapai tumbuh kembang menyakitkan serta terpisah dari
anak secara sehat maka anak wajib keluarga. Anak mengalami masa
dibesarkan dan diasuh dengan penuh yang sulit karena tidak terpenuhi
tanggung jawab. Orang tua, keluarga kebutuhannya seperti halnya
dan tenaga kesehatan mempunyai dirumah. Hal ini dapat berdampak
kewajiban untuk memberikan negatif bagi perkembangan anak,
pengasuhan dan pelayanan yang misalnya anak menjadi menarik diri,
optimal sehingga dapat terpenuhi regresi. Anak seringkali merasa takut
segala kebutuhan sesuai dengan bila menghadapi sesuatu yang dapat
tahap pertumbuhan dan mengancam integritas dan tubuhnya.
perkembangannya (Cahyaningrum, Perasaan cemas merupakan
2011). dampak dari hospitalisasi yang
Prevalensi hospitalisasi pada dialami oleh anak karena
anak di Amerika, menurut menghadapi stressor yang ada
Notionwide Inpatient Sample (2014) dilingkungan rumah sakit. Pada
menyatakan bahwa jumlah anak usia umumnya reaksi anak terhadap sakit
dibawah 17 tahun sebanyak 6,4 juta adalah kecemasan karena perpisahan,
atau sekitar 17% dari keseluruhan kehilangan, perlukaan tubuh, dan
jumlah pasien yang dilakukan rasa nyeri. Dampak hospitalisasi
perawatan dirumah sakit dengan rata- pada masa prasekolah yaitu sering
rata tiga sampai empat hari menolak makan, sering bertanya,
perawatan. Berdasarkan Profil menangis perlahan, tidak kooperatif
Kesehatan Indonesia (2014) jumlah terhadap petugas kesehatan, anak
anak usia sekolah di Indonesia sering merasa cemas, ketakutan,
berjumlah 9,6 juta jiwa. Jumlah tidak yakin, kurang percaya diri, atau
terbanyak anak usia sekolah berada merasa tidak cukup terlindungi dan
di provinsi jawa barat dengan jumlah merasa tidak aman (Hockenberry dan
anak usia sekolah sebanyak 1, 7 juta Wilson, 2007).
jiwa dengan jumlah laki-laki Data di Indonesia menurut
sebanyak 924 ribu jiwa dan Badan Pusat Statatistik (BPS)
perempuan sebanyak 872 ribu jiwa. Indonesia bahwa 60 dari 585 anak
Jumlah anak usia sekolah yang yang dirawat di rumah sakit
berjenis kelamin laki-laki 4,9 juta sepanjang tahun 2013 mengalami
jiwa sedangkan perempuan kecemasan selama hospitalisasi.
berjumlah 4,6 juta jiwa. Di provinsi Anak mengalami kecemasan selama
Sumatera barat jumlah anak usia hospitalisasi dan itu terjadi 2/3 dari
sekolah sebanyak 200 ribu jiwa yang anak yang dirawat di berbagai rumah
terdiri dari 112 ribu berjenis kelamin sakit yang ada sepanjang tahun 2013.
Berdasarkan data yang didapatkan di
BPS Propinsi Sumatera Barat tahun Anak yang dirawat di RSUD
2012 terdapat jumlah anak yang sakit dr. Rasidin Padang dirawat karena
sebanyak 3.119 orang dan hampir berbagai penyakit, seperti DBD,
seluruhnya (98%) mengalami demam thipoid, dan diare. Dari
kecemasan akibat hospitalisasi (BPS jumlah anak yang dirawat
Sumbar, 2012). dikelompokkan berdasarkan usia
Untuk mengurangi terdiri dari usia bayi (0-1 tahun),
kecemasan yang dirasakan oleh anak toddler (1-3 tahun), usia prasekolah
dapat diberikan teknik distraksi atau (3-6 tahun), usia sekolah (7-14
teknik pengalihan. Beberapa tahun). Hasil wawancara peneliti
penelitian menunjukkan bahwa dengan perawat menyatakan banyak
aktivitas seperti terapi bermain, anak yang menangis terutama saat
latihan aktivitas fisik, mendengarkan dilakukan tindakan perawatan. Selain
musik dan terapi seni dapat menangis, pasien anak juga tidak
mengurangi kecemasan anak selama mau berpisah dengan
hospitalisasi. Salah satu teknik orangtua/walinya dan menghindar
distraksi yaitu dengan memberikan ketika akan dilakukan tindakan
terapi musik(Musbikin, 2009). perawatan.
Terapi musik dapat diterapkan Berdasarkan uraian diatas,
sebagai salah satu terapi yang peneliti tertarik untuk melakukan
digunakan pada anak yang menjalani penelitian mengenai pengaruh terapi
hospitalisasi. Ketika menjalani music klasik terhadap anak usia
proses keperawatan dirumah sakit , sekolah saat menjalani hospitalisasi
anak akan mengalami berbagai di ruang rawat inap anak RSUD dr.
perasaan tidak menyenangkan seperti Rasidin Padang.
marah, takut, cemas, sedih dan nyeri.
Terapi musik akan melepaskan anak METODE PENELITIAN
dari ketegangan dan stress yang Rancangan penelitian yang
dialaminya (Djohan,2009). digunakan oleh peneliti adalah pre
Salah satu terapi musik yang eksperimental dengan menggunakan
dapat digunakan terapi pada anak- desain penelitian One group Pretest-
anak adalah terapi musik klasik. Pada Posttest Design. Penelitian ini
anak terapi musik klasik dapat bertujuan untuk mengetahui
berfungsi memperluas fungsi otak pengaruh terapi musik klasik mozart
pada anak. Selain itu terapi musik terhadap tingkat kecemasan anak
klasik mempunyai tujuan untuk pada saat menjalani hospitalisasi
membantu mengekspresikan diruang rawat inap anak RSUD dr.
perasaan, membantu rehabilitasi Rasidin Padang
fisik, memberi pengaruh positif Populasi dalam penelitian ini
terhadap kondisi suasana hati dan adalah seluruh pasien anak usia
emosi, meningkatkan memori, serta sekolah yang dirawat diruang rawat
menyediakan kesempatan yang unik inap anak RSUD dr. Rasidin Padang.
untuk berinteraksi dan membangun Sample pada penelitian sebanyak 10
kedekatan emosional. Terapi musik orang dan sesuai dengan kriteria
juga diharapkan dapat membantu inklusi, dengan teknik pengambilan
mengatasi stress, mencegah penyakit sample Consecuntive Sampling.
dan meringankan rasa sakit atau Pada penelitian ini, instrumen
nyeri (Djohan, 2009). yang digunakana adalah kuisoner
tingkat kecemasan. Jenis Tabel 2
pengumpulan data yang digunakan Rerata Kecemasan Anak Usia
adalah jenis data primer. Data primer Sekolah Pada Saat Menjalani
adalah data yang diperoleh secara Hospitalisasi Sebelum Diberikan
langsung oleh peneliti terhadap Terapi Musik Klasik Mozart Di
sasarannya. Sebelum dilakukan Ruang Rawat Inap Anak Rsud Dr.
intervensi , terlebih dahulu dilakukan Rasidin Padang
tahap pretest pada responden dengan
membagikan kuisoner kepada Variabel Mean SD Min Max
orangtua responden, setelah itu
peneliti melakukan tahap intervensi
dengan cara memberikan terapi
musik klasik selama 15 menit posttest 31,20 3,259 24 36
sebanyak 2 kali, dan kemudian untuk
tahap posttest dilakukan setelah
responden selesai mendapat Berdasarkan tabel 2 diatas
perawatan dirumah sakit. Tahap menunjukkan bahwa rata-rata
posttest sama dengan pretest yaitu kecemasan anak usia sekolah pada
dengan cara membagikan kuisoner saat hospitalisasi sesudah diberikan
kembali kepada orangtua responden. terapi musik klasik adalah 31,20
HASIL PENELITIAN dengan standart deviasi 3,259.
A. Analisa univariat
A. Analisa bivariat
Tabel 1
Rerata Kecemasan Anak Usia Tabel 3 Perbedaan Rata-Rata
Sekolah Pada Saat Menjalani Kecemasan Anak Usia Sekolah
Hospitalisasi Sebelum Diberikan Pada Saat Hospitalisasi Sebelum
Terapi Musik Klasik Mozart Di Dan Sesudah Pemberian Terapi
Ruang Rawat Inap Anak Rsud Dr. Musik Klasik
Rasidin Padang
Tingkat Mean Std P Value
variabel Mean SD Min Max kecemasan Deviasion
Pretest 43.20 4.211
Postest 0.000
Selisih 31.20 3.259
Pretest 43,20 4,211 34 49
12.00 0.952

Berdasarkan tabel 1 diatas Berdasarkan tabel 3 diatas


menunjukkan bahwa rata-rata menunjukkan bahwa rata-rata tingkat
kecemasan anak usia sekolah kecemasan anak usia sekolah
sebelum diberikan terapi musik sebelum diberikan terapi musik
klasik adalah 43,20 dengan standart klasik adalah 43,20, dengan standart
deviasi 4,211. deviasi 4,211 dan rata-rata tingkat
kecemasan anak usia sekolah
sesudah diberikan terapi musik klasik
adalah 31,20 dengan standart deviasi
3,259. Selisih rata-rata yang didapat musiknya sendiri berbeda karena
dari sebelum dan sesudah dilakukan ririn menggunakan musik
pemberian terapi musik klasik adalah instumental sedangkan peneliti
12,00. Hasil ini menunjukkan tejadi menggunakan musik klasik mozart.
penurunan tingkat kecemasan pada Menurut hasil penelitian yang
anak usia sekolah. Hasil uji statistik dilakukan oleh Rahayu Setyaningsih
(uji t-test dependent) dari tabel diatas dkk (2014), sebelum diberikan terapi
didapatkan nilai p value =0,000 (p musik tingkat kecemasan anak yang
0,05) maka dapat disimpulkan ada dirawat di rumah sakit Oen Surakarta
pengaruh terapi musik klasik terbanyak berada pada level berat
terhadap penurunan tingkat yaitu 26 anak dengan rata-rata yang
kecemasan anak usia sekolah pada diperoleh 32,3 dan tingkat
saat menjalani hosptalisasi di ruang kecemasan paling sedikit berada
rawat inap anak RSUD Dr. Rasidin pada level kecemasan sedang yaitu 4
Padang. anak dengan presentase 28,8. Pada
penelitian rahayu kuisoner yang
PEMBAHASAN digunakan dengan peneliti, sample
Berdasarkan hasil penelitian yang digunakan berjumlah 30 orang.
didapatkan bahwa tingkat kecemasan Menurut Hildayani dkk (2011)
anak usia sekolah pada saat kecemasan sangat biasa dialami dan
menjalani hospitalisasi sebelum merupakan keadaan emosi yang
diberikan terapi musik klasik adalah normal. Namun pada beberapa orang
43,20 dengan standart deviasi 4,211. termasuk anak mengalami
Artinya tingkat kecemasan anak usia kecemasan dan kekhawatiran yang
sebelum diberikan terapi musik berlebihan dapat menyebabkan
klasik cenderung mengalami tingkat mereka sulit untuk mengontrol
kecemasan berat. pikiran dan perasaaannya. Anak
Menurut hasil penelitian menjadi semakin stress dan hal ini
yang dilakukan oleh Ririn Halimatus berpengaruh terhadap proses
Sadiah (2014), pengaruh terapi penyembuhannya, yaitu menurunnya
musik terhadap tingkat kecemasan respon imun.
anak usia prasekolah dan sekolah Kecemasan merupakan
dengan hospitalisasi di ruang Aster respon individu terhadap suatu
RSD Dr. Soebandi Jember, dari keadaan yang tidak menyenangkan
penelitian tersebut didapatkan hasil dan dialami oleh semua makhluk
nilai rata-rata tingkat kecemasan hidup dalam kehidupan sehari-hari
pretest 41,45. Hasil yang didapatkan (Suliswati, dkk, 2005). Kecemasan
pada penelitian yang dilakukan oleh dan stress yang dialami anak saat
peneliti dan ririn adalah anak hospitalisasi dipengaruhi oleh
mengalami kecemasan. Rata-rata beberapa faktor antara lain faktor
yang didapatkan pada penelitian ririn dari petugas kesehatan (perawat,
dan peneliti tidak berbeda jauh, hal dokter dan tenaga kesehatan
ini disebabkan karena peneliti dan lainnya), lingkungan baru dan
Ririn memakai jenis kuisoner yang keluarga yang mendampingi selama
sama. Perbedaan dari peneliti dengan perawatan (Nursalam, dkk, 2008).
Ririn yaitu Ririn menggunakan Kecemasan yang dialami anak
sample dengan jumlah 20 orang, selama hospitalisasi dapat
tempat penelitian, dan untuk menimbulkan dampak diantaranya
proses penyembuhan anak dapat dengan standart deviasi 1,67 ,yang
terhambat, menurunnya semangat terdiri 15 responden berada pada
untuk sembuh dan tidak tingkat kecemasan sedang 14
kooperatifnya anak terhadap responden berada pada tingkat
tindakan perawatan (Supartini, kecemasan ringan dengan p=0,03
2010). (p0,05). Hasil rata-rata yang
Hospitalisasi pada pasien didapatkan berbeda dengan peneliti
anak dapat menimbulkan kecemasan hal ini disebakan karena penggunaan
dan stress pada semua tingkatan usia kuisoner yang berbeda sehingga rata-
(Ambarwati, 2012). Bagi anak usia rata yang didapatkan juga berbeda.
pra sekolah dan sekolah, mereka Kesamaan yang dimiliki oleh peneliti
memandang hospitalisasi sebagai dengan jurnal ini adalah penggunaan
sebuah pengalaman yang terapi musik klasik dan usia
menakutkan (Samiasih, 2007). Anak responden yaitu anak usia sekolah,
akan menunjukkan berbagai perilaku namun hasil penelitian memberikan
sebagai reaksi tehadap pengalaman gambaran bahwa dengan dilakukan
hospitalisasi. Reaksi anak terhadap terapi musik terjadi penurunan
hospitalisasi bersifat individual, dan tingkat kecemasan anak pada saat
sangat bergantung pada tahapan usia menjalani hospitalisasi.
perkembangan anak, pengalaman Jenis musik yang dapat
sebelumnya terhadap sakit, sistem digunakan dalam terapi musik adalah
pendukung yang tersedia, dan musik yang memiliki ketukan 60-80
kemampuan koping yang dimilikinya kali per menit yang sesuai dengan
(Supartini, 2004). irama fisiologis tubuh seperti irama
Hasil penelitian didapatkan jantung , sehingga efek terapi musik
bahwa tingkat kecemasan anak usia dapat memberikan efek teraupetik
sekolah setelah diberikan terapi yang sangat baik untuk kesehatan
musik klasik dari 10 responden (Indriya Dani & Indri Guli, 2010).
didapatkan rata-rata 31,20 dengan Menurut djohan (2006) terapi
standart deviasi 3,259. Artinya musik dapat membantu
tingkat kecemasan anak usia sekolah mengekspresikan perasaan,
setelah diberikan terapi musik klasik membantu rehabilitasi fisik, memberi
cenderung mengalami penurunan. pengaruh positif terhadap kondisi
Berdasarkan hasil penelitian suasana hati, dan emosi,
pengaruh terapi musik mozart meningkatkan memori, serta
terhadap penurunan tingkat menyediakan kesempatan yang unik
kecemasan pada anak usia 6-12 untuk beinteraksi dan membangun
tahun yang mengalami hospitalisasi kedekatan emosional. Musik dapat
di RSI Sultan Agung Semarang, berfungsi sebagai alat terapi
sebelum diberikan terapi musik kesehatan. Ketika seseroang
klasik mozart didapatkan dari 29 mendengarkan musik, gelombang
responden didapatkan rata-vata 23,67 listrik yang ada diotak dapat
dengan standart deviasi 2,58 , yang diperlambat atau dipercepat dan pada
terdiri dari 17 responden mengalami saat yang sama kinerja sistem tubuh
kecemasan berat dan 12 responden pun mengalami perubahan. Musik
mengalami kecemasan sedang , mampu mengatur hormon-hormon
setelah diberikan terapi musik klasik yang mempengaruhi psikologi.
mozart didapatkan rata-rata 22,55 Mendengarkan musik membantu
tubuh menjadi santai secara fisik dan meningkatkan denyut nadi, tekanan
mental (Rasyid, 2010). darah, laju pernafasan dan
Terapi musik yang dilakukan meningkatkan stress.
di College Of Note Dame, Belmont Hal ini sesuai dengan hasil
California mengunakan musik klasik penelitian Maharani (2013), tentang
untuk mngetahui dampak musik Durasi Pemberian Terapi Musik
terhadap kondisi psikologis seperti Klasik Mozart Terhadap Tingkat
kondisi stress, cemas dan rileks yang Kecemasan Pada Anak Di RSUD
dialami seseroang. Terapi musik Banyumas, dimana penelitian ini
berdampak positif untuk mengatasi memberikan durasi pemberian 15
kondisi psikologis. Terapi musik menit terapi musik klasik selama
dapat mempengaruhi kondisi masa perawatan responden. pada
ketegangan dan rileks pada diri kelompok intevensi sebelum
seseroang, karena dapat merangsang diberikan terapi musik rata-rata
pengeluaran endorphine dan sebesar 51,45, dan setelah diberikan
seotonin, yaitu sejenis morfin alami teapi musik rata-rata yang didapatkan
tubuh dan metanonim sehingga tubuh adalah 37,85. Berarti terjadi
seseroang merasa lebih rileks. penurunan tingkat kecemasan pada
Melalui musik klasik individu anak dengan selisih rata-rata yang
dapat berusaha untuk menemukan didapatkan adalah 13,6. Hasil
harmoni internal (inner harmony). analisis yang didapatkan p value =
jadi, musik adalah alat yang 0,025, nilai p value (0,025
bermanfaat bagi individu untuk 0,05). Artinya ada pengaruh durasi
menemukan harmoni didalam pemberian terapi musik klasik musik
dirinya. Hal ini dirasa perlu, karena mozart terhadap tingkat kecemasan
dengan adanya harmoni di dalam diri pada anak di RSUD Banyumas.
seseroang, ia akan lebih mudah Musik klasik mozart dapat
mengatasi kecemasan, ketegangan, mempengaruhi bagian fisiologis
rasa sakit, dan berbagai gangguan tubuh yang juga berpengaruh
atau gejolak emosi negatif yang langsung terhadap penurunan
dialamimya. Selain itu musik kecemasan. Musik klasik yang
mempunyai manfaat seperti berirama lembut dan lambat akan
menstimulasi kerja otak, musik membuat detak jantung dan laju
meningkatkan kecerdasan, pernafasan menjadi lambat, bersifat
mengaktifkan motorik kasar dan ritmis atau teratur, dan pernafasan
halus (Djohan, 2006). menjadi dalam. Detak jantung dan
Menurut Nilsson (2009), laju pernafasan seperti ini dapat
karakteristik musik yang bersifat menciptakan ketenangan, kendali
terapi adalah musik yang memiliki emosi, pemikiran yang dalam dan
nada yang lembut, harmonis, dan metabolisme yang lebih baik. Selain
tidak berlirik. musik bersifat itu Pemberian musik dengan
sebaliknya adalah musik yang memperlambat tempo musik atau
menimbulkan ketegangan, tempo dengan mendengarkan musik yang
yang cepat, irama yang keras, ritme bunyinya lebih panjang dan lebih
yang irreguler, tidak harmonis, atau lambat, mampu memperdalam dan
dibunyikan dengan volume keras memperlambat pernafasan sehingga
tidak akan menimbulkan efek terapi. memungkinkan pikiran menjadi
Efek yang timbul adalah tenang (Campbell, 2006).
Terapi musik klasik mozart Rasidin Padang, berdasakan
juga dapat menimbulkan reaksi rata-rata tingkat kecemasan
psikologis yang dapat mengubah adalah 43,20.
suasana hati dan kondisi emosi, 2. Rata-rata tingkat kecemasan
sehingga musik bermanfaat sebagai anak usia sekolah pada saat
relaksasi yang dapat menghilangkan menjalani hospitalisasi
stres, mengatasi kecemasan, sesudah diberikan terapi
memperbaiki mood, dan musik klasik mozart di ruang
menumbuhkan kesadaran spiritual rawat inap anak RSUD Dr.
karena musik ternyata bersifat Rasidin Padang, berdasakan
terapeutik dan dapat menyembuhkan. rata-rata tingkat kecemasan
Faktor lain yang dapat adalah 31,20.
mempengaruhi adanya penurunan 3. Hasil selisih rata-rata
tingkat kecemasan pada anak yang penurunan tingkat kecemasan
dirawat di rumah sakit antara lain adalah 12,00, sehingga
karena keluarga selalu menemani pengaruh pemberian terapi
responden selama dirawat di rumah musik klasik mozart terhadap
sakit sehingga responden tidak tingkat kecemasan anak usia
merasa sendirian dan menjadi lebih sekolah pada saat menjalani
tenang, anak sudah pernah beberapa hospitalisasi di ruang rawat
kali dirawat di rumah sakit atau inap anak RSUD Dr. Rasidin
sudah beberapa hari dirawat di padang.
rumah sakit sudah dapat beradaptasi
dengan lingkungan rumah sakit dan SARAN
dengan para tenaga medis (Rasyid, 1. Bagi RSUD Dr. Rasidin Padang
2010). Bagi RSUD Dr. Rasidin Padang
Hal ini sesuai menurut Dian untuk bisa memberikan penkes
(2013) , ketika terapi musik mengenai terapi musikyang
diberikan jalur-jalur spesifik didalam dapat dijadikan sebagai salah
beberapa area otak menjadi aktif, satu alternatif yang dapat
seperti sistem limbik yang menurunkan kecemasan pada
berhubungan dengan perilaku anak saat menjalani hospitalisasi
emosional. Dengan mendengarkan atau perawatan.
musik, sistem limbik ini teraktivasi 2. Bagi STIKes
dan individu tersebut menjadi rileks. MERCUBAKTIJAYA Padang
Saat keadaan rileks cemas menjadi Diharapkan dapat digunakan
menurun. Jadi tidak hanya obat sebagai tambahan referensi
pozac (antidepresi) saja yang dapat bacaan untuk perpustakaan dan
bekerja di sistem limbik, namun juga mahasiswa di sekolah tinggi
terapi musik. ilmu kesehatan mercubaktijaya
padang terkait dengan pengaruh
KESIMPULAN terapi musik klasik mozart
1. Rata-rata tingkat kecemasan terhadap tingkat kecemasan anak
anak usia sekolah pada saat usia sekolah pada saat menjalani
menjalani hospitalisasi hospitalisasi.
sebelum diberikan terapi 3. Bagi responden
musik klasik mozart di ruang Diharapkan kepada orang tua
rawat inap anak RSUD Dr. anak dapat menerapkan terapi
musik pada saat anak menjalani pada saat hospitalisasi di
perawatan atau hospitalisasi RSU Pandan Arang Boyolali.
sebagai alternatif untuk Diunduh dari
mengurangi kecemasan anak http://jounalnewsinnursing.ke
selama perawatan cemasan-
4. Bagi peneliti selanjutnya hospitalisasi.boyolali.pdf.
Bagi peneliti selanjutnya dapat Diakses tanggal 31 juli 2017.
menjadikan penelitian ini Ariestia, D. B. (2010). Psikologi
sebagai bahan untuk melakukan musik : Terapi kesehatan.
penelitian selanjutnya yang juga Jakarta : Golden Terayon
meneliti tentang terapi musik Press
klasik dengan jenis musik yang Cahyaningrum, D.S. (2011).
lainnya, dan juga berharap agar Pertumbuhan perkembangan
peneliti selanjutnya bisa lebih anak dan remaja. Jakarta :
mengembangkan lagi tentang CV. Trans Info Medika.
terapi musik klasik sebagai Campbell, D. (2006). Efek mozart,
alternatif yang dapat mengurangi memanfaatkan kekuatan
kecemasan pada anak saat musik untuk mempertajam
menjalani hospitalisasi. pikiran, meningkatkan
kreativitas, dan menyehatkan
UCAPAN TERIMAKASIH tubuh. Jakarta : Gramedia
Terimakasih kepada Bapak Pustaka Utama
selaku Direktur Rumah Sakit Umum Dian, N. (2012). Pengaruh terapi
Daerah dr. Rasidin Padang yang musik klasik terhadap nyeri
telah memberikan penulis izin untuk post operasi open reduction
penelitian, terimaksih kepada inuk and internal fixation (ORIF)
Kepala Ruangan anak yang telah di RSUD dr. H. Abdul
memberikan izin kepada peneliti Moeloek. Diunduh dari
untuk meneliti di ruang anak, Bapak http://20328120-T30673-
Jasmarizal, S.Kp. MARS selaku pengaruhterapimusikklasikter
Ketua Yayasan STIKes hadapnyeripostoperasireducti
MERCUBAKTIJAYA Padang, dan onandinternalfixation.pdf.
Bapak Ns. Zulham Effendi, M. Kep Diakses tanggal 14 januari
selaku Ketua Prodi S1 Keperawatan 2017
STIKes MERCUBAKTIJAYA Djohan. (2009). Terapi musik teori
Padang dan aplikasi. Yogyakarta :
galang press
DAFTAR PUSTAKA Indriya. R. Dani & Indri Guli.
Andrzej, W., M. (2010). Simulasi (2010). Terapi musik bidang
metode terapi musik: diskusi kepeawatan. Jakarta : Mitra
pendek terhadap aspekbio- Wacana Media.
chybernetic. Journal of Kementrian Kesehatan Republik
medical informatics and Indonesia (2015). Profil
Technologi. Diakses tanggal kesehatan indonesia 2014.
14 januari 2017 Diakses dari
Ambarwati. (2012). Hubungan http://www.depkes.go.id/dow
tingkat kecemasan dengan nloads/PROFIL
mekanisme koping pada anak KESEHATAN INDONESIA
2014.pdf. diunduh tanggal 17 Rasyid. (2010). Cerdaskan anakmu
januari 2017 dengan musik. Yogyakarta :
Mahanani. (2013). Durasi pemberian Divapress
terapi musik klasik mozart Ririn Halimatu Sadiah, Ratna Sari &
terhadap tingkat kecemasan Rodhianto. (2014). Pengaruh
pada anak usia sekolah di terapi musik terhadap tingkat
rsud banyumas. Diunduh kecemasan anak usia
http://keperawatan- prasekolah dan sekolah
anak.univesitasjembe.ac.id.12 dengan hospitalisasi di ruang
=1324.pdf. Diakses tanggal aster rsb dr. Soebandi
25 juli 2017. jember. Diakses dari
Musbikin, I. (2009). Kehebatan http;//keperawatan.unjer.ac.id
musik untuk mengasah /sites/default/files/jouernal_p
kecerdasan anak. Yogyakarta 72-p103.pdf. diakses tanggal
: power books (IHDINA) 23 juli 2017.
Notoadmodjo, S. (2012). Metodologi Samiasih. (2007) perkembangan
penelitian kesehatan. Jakarta psikologi. Bandung : PT
: PT. Rineka Cipta Refika Aditama
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Suliswati, Suciati, & Sartika. (2005).
penelitian kesehatan. Jakarta Buku ajar keperawatan jiwa.
: PT. Rineka Cipta Jakarta : EGC
Rahayu setyaningsih, si aminingsih Supartini. (2012). Buku Ajar Konsep
& linda yuni. (2014). Dasar Keperawatan Anak.
Pengaruh terapi musik Jakarta : EGC
terhadap kecemasan anak Survei kesehatan nasional
yang dirawat di rumah sakit (SUSENAS) Tahun 2010.
dr. Oen surakarta. Diakses dari
http;//lontar.ui.ac.id/detail.jsp http://surveikesehatanindones
?id=03122014=lokal.pdf. ia.wordpress.com/susenas/tah
diakses tanggal 23 juli 2017 un2010/. Diunduh tanggal 12
januari 2017.

Anda mungkin juga menyukai