Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak-anak muda adalah usia yang akan datang dari negara yang status

kesejahteraannya harus diperhatikan. Anak-anak sama sekali tidak berdaya terhadap infeksi

yang disebabkan oleh faktor ekologi, kebersihan, dan akses kesehatan yang buruk, sehingga

mereka pasti akan mengalami efek buruk dari penyakit. Anak yang mengalami memerlukan

pengobatan dan harus dirawat inap (rawat inap) untuk sistem perbaikannya (Wong, 2012).

Berdasarkan informasi dari National Association of Children's Hospitals di Amerika,

pada tahun 2014 sebanyak 6,5 juta anak/tahun yang menjalani perawatan di klinik gawat

darurat berusia 5-14 tahun (Utami, 2014). Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar

(Riskesdas, 2018) tingkat rawat inap di Indonesia adalah 2,3% dari seluruh penduduk

Indonesia. Anak dewasa 5-14 tahun yang dirawat inap karena penyakit ISPA sebanyak

15,4%, infeksi TB paru 0,3%, hepatitis 0,2%, BAB 5,1%, demam hutan 0,3%, Asma 3,9%,

dan Kanker 0,1 %.

Anak-anak yang harus mendapatkan perawatan di klinik secara teratur mendapatkan

wawasan dari berbagai metode menonjol yang harus diselesaikan.

Teknik campuran merupakan strategi intrusif yang rutin dilakukan saat merawat anak

di klinik gawat darurat, kegiatan ini diakhiri dengan menusukkan jarum ke pembuluh darah

anak yang dapat menyebabkan siksaan (Hockenberry dan Wilson, 2012).

Penanaman implantasi merupakan penyebab siksaan kedua yang paling dirasakan

anak-anak setelah penyakitnya (Indriyani, 2013). The American Heart Association (AHA)

1
pada tahun 2012, menyatakan bahwa efek yang ditimbulkan oleh strategi intrusif akan

menyebabkan siksaan sehingga anak-anak akan mengalami ketegangan dan stres. Siksaan

yang tidak diobati secara besar-besaran dapat mempengaruhi kehidupan anak-anak.

Penderitaan dapat menghambat latihan anak-anak sehingga sulit bagi anak-anak untuk

berhubungan dengan orang lain karena anak-anak terpusat pada kejengkelan yang mereka

rasakan. Efek yang tampak adalah seperti kesulitan tidur, berkurangnya aktivitas untuk

menyelesaikan latihan, dan kecenderungan anak-anak lain.

Ketidakberdayaan untuk mengurangi siksaan dapat memicu kerentanan dan kesedihan

(Wong, 2012). Upaya untuk mengurangi siksaan harus dimungkinkan melalui pengobatan

farmakologis, khususnya dengan menggunakan obat-obatan dan pengobatan non-

farmakologis tanpa menggunakan obat-obatan, termasuk unwinding, memikat, simbolisme

terarah, menggosok, pengobatan musik, kompres hangat dan kompres es (Dochter, 2013). Ice

pack merupakan pengobatan nonfarmakologis yang tepat diberikan sebelum pencampuran.

Dingin akan menyebabkan kematian sebelum siksaan terjadi. Kompres es dapat

menyebabkan dampak sedatif terdekat pada penusukan karena campuran (Potter dan Perry,

2013).

Kompres es menggunakan es memperlambat konduksi saraf tepi dan mengurangi

hubungan provokatif dan nosiseptor, menyebabkan efek sedatif kulit yang umumnya cepat

(Waterhouse, 2013). Ice Pack dipilih sebagai syafaat untuk mengurangi siksaan karena ilham

dalam penelitian ini mengingat konsekuensi dari penyelidikan masa lalu yang menunjukkan

bahwa ICE PACK lebih layak daripada paket hangat, dan mengingat hipotesis Kozier (2012)

yang menyatakan bahwa dalam Ice Packs , kesan siksaan lebih dominan. jenis kualitas luar

biasa yang telah dicapai sehingga pasien merasa lebih baik, sedangkan paket hangat tidak

2
memiliki dampak yang sama seperti Paket Es. Bungkus hangat juga tidak menyebabkan efek

sedatif lokal yang dapat mengurangi rasa sakit di lingkungan.

B. Rumusan Masalah

Adakah Efek Kompres Es Untuk Mengurangi Rasa Sakit Saat Infus Pada Anak?

C. Tujuan Penelitian :

1. Tujuan Umum

Penyusunan Karya Tulis Ilmiah Akhir untuk Perawat (KIAN) sebagai audit penulisan

bertujuan untuk memutuskan dampak dari Ice Packs untuk mengurangi siksaan selama

campuran pada anak-anak.

D. Manfaat Penelitian

1. Rumah Sakit

Eksplorasi ini digunakan sebagai kontribusi untuk membuat strategi untuk terus

mendukung pelaksanaan pemberian perawatan yang luas dan dapat dipikirkan untuk

membuat kompres dingin sebagai pengobatan untuk mengatasi masalah siksaan selama

pemasangan infus pada anak-anak.

2. Bagi Profesi Keperawatan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada tenaga medis tentang

pentingnya Ice Packs sebagai salah satu kegiatan yang dilakukan dalam mengelola

siksaan, dan diandalkan untuk memiliki pilihan untuk memperkuat pekerjaan mereka

sebagai wali dan instruktur untuk pasien dengan pertimbangan lengkap membuat bekerja.

pada kualitas.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

3
Sebagai sumber perspektif atau kontribusi untuk memimpin pemeriksaan lain yang

berhubungan dengan Ice Pack dan dampaknya terhadap siksaan

Anda mungkin juga menyukai