Anda di halaman 1dari 7

ISSN 2302-4283 (print)

ISSN 2580-9571 (online)


Online di https://jurnal.poltekkes-soepraoen.ac.id
DOI: 10.47794/jkhws

STORYTELLING DAN TERAPI MUSIK CERIA MENURUNKAN KECEMASAN


HOSPITALISASI PADA TODDLER

Siti Lestari1, Sri Hartini Mardi Asih2, Mudyaningsih3


1,2
Prodi S1 Keperawatan STIKES Telogorejo, Semarang, 50144, Indonesia
3
SMC RS Telogorejo, Semarang, 50134, Indonesia
(Korespondensi: sitilestari@stikestelogorejo.ac.id)

ABSTRAK
Pendahuluan: Kecemasan hospitalisasi merupakan suatu keadaan krisis pada anak sakit yang harus
menjalani rawat inap karena proses adaptasi terhadap stressor lingkungan baru, orang asing, ketakutan
dan prosedur keperawatan yang menyakitkan. Sebesar 80% toddler yang dirawat di SMC RS Telogorejo
Semarang menunjukkan kecemasan akibat hospitalisasi berupa ketakutan saat melihat perawat,
menangis, menendang, memberontak, serta memukul saat dilakukan tindakan keperawatan, sehingga
menyebabkan terhambatnya proses pengobatan dan pemberian asuhan keperawatan. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis pengaruh terapi bermain story telling dan terapi musik CERIA terhadap
tingkat kecemasan toddler yang mengalami hospitalisasi. Metode: Penelitian ini menggunakan
pendekatan quasi experiment dengan two group pretest-posttest design. Populasi penelitian ini adalah
toddler yang dirawat di ruang rawat inap SMC RS Telogorejo Semarang berjumlah 110 anak. Sebesar
86 responden diperoleh berdasarkan teknik purposive sampling dan besaran sample telah dihitung
menggunakan rumus slovin dengan toleransi eror 5%. Data kecemasan dikumpulkan menggunakan
kuesioner DASS 42. Group pertama mendapatkan intervensi storry telling dan group kedua
mendapatkan terapi musik ceria. Data dianalisis menggunakan paired t-test untuk mengetahui pengaruh
masing-masing varibel dan independent T-test untuk mengalisis perbedaan efektifitas kedua intervensi.
Hasil: Analisis independent T-test memperoleh hasil p-value 0.0001dengan penurunan rerata tingkat
kecemasan setelah responden diberikan story telling sebesar 7.4, dan penurunan rerata tingkat
kecemasan setelah repsonden diberikan musik ceria sebesar 10.33, sehingga terapi musik ceria lebih
efektif menurunkan kecemasan hospitalisasi pada toddler. Kesimpulan: terapi musik ceria lebih efektif
menurunkan kecemasan hospitalisasi pada toddler dibandingkan dengan storry telling.

Kata kunci: toddler, hospitalisasi, terapi musik ceria, kecemasan, storry-telling

STORYTELLING AND CHEERFUL MUSIC THERAPY REDUCE HOSPITALIZATION


ANXIETY IN TODDLERS

ABSTRACT
Introduction: Hospitalization anxiety is a crisis condition in sick children who have to be hospitalized
because of the adaptation process to new environmental stressors, strangers, fear, and painful surgical
procedures. As many as 80% of toddlers in inpatient rooms at SMC Telogorejo Hospital showed anxiety
due to hospitalization in the form of fear when seeing nurses, crying, kicking, rebelling, and hitting
when nursing actions are carried out, causing delays in the treatment process and providing nursing
care. This study aims to analyze the effect of storytelling therapy and cheerful music therapy on the

106 | Jurnal Kesehatan Hesti Wira Sakti; Volume 10 Nomor 02, Oktober 2022
anxiety level of hospitalized children under five. Methods: This study used a quasi-experimental
approach with a two-group pretest-posttest design. The population of this study was 110 toddler who
was treated at SMC Telogorejo Hospital, Semarang. A total of 86 respondents were obtained based on
the purposive sampling technique and the sample size was calculated using the Slovin formula with an
error tolerance of 5%. The data was collected using the DASS 42 questionnaire. The first group
received the storytelling intervention and the second group received cheerful music therapy. Data
analysis used paired t-test to determine the effect of each variable and an independent t-test to analyze
differences in the effectiveness of the two interventions. Results: Independent T-test analysis obtained
a p-value of 0.0001 with a decrease in the average level of anxiety after storytelling respondents by 7.4,
and a decrease in the average level of anxiety after the respondents were given cheerful music by 10.33,
so cheerful music is more effective in reducing anxiety in children under five. Conclusion: cheerful
music is more effective in reducing hospitalization in children under five compared to storytelling.
Keywords: toddler, hospitalization, cheerful music, anxiety, storytelling.
INFO ARTIKEL
Riwayat Artikel: Alamat Korespondensi:
Diterima: 31 Agustus 2022 Nama: Siti Lestari
Disetujui: 11 Oktober 2022 Afiliasi: Prodi S1 Keperawatan STIKES Telogorejo
Tersedia secara online: Oktober 2022 Alamat: Puri Anjasmoro/Arteri Yos Sudarso, Semarang, 50144,
Indonesia
Email: sitilestari@stikestelogorejo.ac.id

PENDAHULUAN hospitalisasi berupa ketakutan saat melihat


Anak dapat menunjukkan kecemasan perawat, menangis, menendang,
dan stres karena hospitalisasi yang ditandai memberontak, serta memukul saat
dengan rasa perpisahan orang terdekat, dilakukan tindakan keperawatan. Faktor
kehilangan kontrol, rasa sakit dan ketakutan penyebab kecemasan hospitalisasi ini
akan cedera pada tubuh (Hockenberry, diantaranya lingkungan rumah sakit yang
2013). Pengalaman hospitalisasi pada asing bagi anak, nyeri atau rasa sakit, serta
periode sebelumnya dan tahap tumbuh keterbatasan gerak dan minimnya akses ke
kembang merupakan faktor penting yang ruang bermain karena situasi pandemi
mempengaruhi level kecemasan anak. covid-19 pada saat penelitian ini
Stress hospitalisasi ditandai dengan berlangsung. Dampak kecemasan
peningkatan level kecemasan, perubahan hospitalisasi menyebabkan distress psikis,
tanda vital, tangisan, nausea, vomitus, dan distress fisik, dan terhambatnya proses
sikap menjauhi perawat dan tenaga pengobatan serta pemberian asuhan
kesehatan lainnya sehingga menurunkan keperawatan pada toddler.
perilaku kooperatif selama proses Penatalaksanaan kecemasan
perawatan (Hockenberry, 2013). Sebesar hospitalisasi dapat dilakukan dengan
80% toddler yang dirawat di SMC RS intervensi keperawatan seperti storrytelling
Telogorejo menunjukkan kecemasan akibat dan terapi musik ceria yang menggunakan

107 | Jurnal Kesehatan Hesti Wira Sakti; Volume 10 Nomor 02, Oktober 2022
audiovisual. Chow et al (2015) Seluruh oangtua responden telah
menunjukkan efektivitas intervensi mengisi informed consent, orangtua
audiovisual dalam mengurangi kecemasan diberikan kebebasan memilih salah satu
hospitalisasi pada anak-anak yang tindakan yang akan diberikan yaitu
menjalani operasi elektif. Storrytelling storytelling atau terapi musik CERIA sesui
efektif mengurangi kecemasan pada anak minat anak. Peneliti telah memperoleh
yang menjalani perawatan di rumah sakit Ethical Clearance dengan
(Hakim, Shafiey, Nedjad, Haghighizadeh, No.6517A/TU.710/KEPK/K/2020 dari
2018). Penelitian ini bertujuan untuk Komite Etik Penelitian Kesehatan SMC RS
menganalisis pengaruh terapi bermain Telogorejo Semarang.
storytelling dan terapi musik CERIA
terhadap tingkat kecemasan toddler yang HASIL PENELITIAN
mengalami hospitalisasi. Hasil penelitian telah dirangkum
dalam tabel berikut ini:
METODE PENELITIAN Tabel 1. Distribusi Frekuensi Usia, Jenis
Kelamin, Diagnosis Medis (n : 86)
Penelitian ini menggunakan Storry- Musik
Usia
telling Ceria
pendekatan quasi experiment dengan two 1-2 tahun 16 (37%) 18 (41%)
Usia
2-3 tahun 27 (63%) 25 (58%)
group pretest-posttest design. Populasi
Laki-laki 19 (44%) 15 (35%)
Gender
penelitian ini adalah toddler yang dirawat Perempuan 24 (66%) 28 (65%)
Penyakit
28 (65%) 25 (58%)
di SMC RS Telogorejo Semarang Diagnosis Infeksi
medis Non
berjumlah 110 anak. Sebesar 86 responden 15 (35%) 18 (41%)
infeksi
berusia 1-3 tahun diperoleh berdasarkan
Responden mayoritas berusia 2-3
teknik purposive sampling dan besaran
tahun baik pada kelompok storytelling
sample telah dihitung menggunakan rumus
maupun kelompok musik ceria, jumlah
slovin dengan toleransi eror 5%. Data level
responden perempuan lebih banyak
kecemasan dikumpulkan menggunakan
daripada laki-laki di semua kelompok, dan
kuesioner DASS 42. kelompok pertama
diagnosis medis penyakit infeksi lebih
mendapatkan intervensi storrytelling dan
banyak dibandingkan dengan non infeksi.
kelompok kedua mendapatkan terapi musik
CERIA. Data dianalisis menggunakan
paired t-test untuk mengetahui pengaruh
masing-masing varibel dan independent t-
test untuk mengalisis perbedaan efektifitas
kedua intervensi.
108 | Jurnal Kesehatan Hesti Wira Sakti; Volume 10 Nomor 02, Oktober 2022
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Tingkat nilai p-value sesudah 0.470.
Kecemasan Sebelum Intervensi (n : 86)
Storry- Uji paired t-test digunakan dalam
Musik Ceria
telling
Normal 0 (0%) 2 (4,7%) penelitian ini untuk melihat pengaruh
Ringan 7 (16,3%) 11 (25,3%)
18 (41,9%) 20 (46,5%)
intervensi terhadap tingkat kecemasan.
Sedang
Berat 14 (32,5%) 6 (14,3%) Baik pada kelompok storrytelling maupun
Sangat berat 4 (9,2%) 4 (9,2%)
Total 43 (100%) 43 (100%) musik CERIA memiliki p-value = 0.000,
sehingga dapat disimpulkan bahwa baik
Ditribusi frekuensi tingkat
storrytelling maupun musik CERIA
kecemasan responden sebelum intervensi
efektif untuk menurunkan tingkat
pada kelompok storytelling mayoritas
kecemasan hospitalisasi pada anak
memiliki kecemasan derajat sedang dan
toddler.
berat, sedangkan pada kelompok musik
Selanjutnya, uji independent t-tes
CERIA mayoritas memiliki kecemasan
digunakan untuk melihat perbedaan
derajat sedang dan ringan.
efektifitas pada kedua kelompok.
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Tingkat Berdasarkan hasil uji Independent T Test
Kecemasan Sesudah Intervensi (n : 86)
Storry-
didapatkan nilai p value = 0.013. Nilai p
Musik Ceria
telling value < nilai α = 0.05, sehingga H0 ditolak
Normal 3 (6.91%) 25 (58,15%)
Ringan 18 (41,86%) 6 (13,96%) dan Ha diterima yang artinya, terdapat
Sedang 12 (27,90%) 7 (16,27%)
Berat 9 (20,93%) 5 (11,62%) perbedaan yang signifikan tingkat
Sangat berat 1 (2,4%) 0 (0%)
Total 43 (100%) 43 (100%) kecemasan pada toddler antara sebelum
dan sesudah terapi bermain storytelling
Sesudah dilakukan intervensi,
dan terapi musik CERIA. Rata-rata
mayoritas responden pada kelompok
penurunan nilai tingkat kecemasan
storrytelling memiliki tingkat kecemasan
sesudah terapi bermain storytelling
ringan, kelompok begitu juga musik
sebesar 7.40, angka ini lebih kecil
CERIA memiliki kecemasan derajat
dibandingkan tingkat kecemasan anak
ringan.
setelah dilakukan terapi musik sebesar
Uji normalitas data menggunakan
10.33, sehingga dapat di-intepretasikan
shapiro-wilk dengan hasil kedua data
bahwa terapi musik CERIA lebih efektif
berdistribusi normal dibuktikan dengan p-
menurunkan tingkat kecemasan anak yang
value tingkat kecemasan sebelum storry-
mengalami efek hospitalisasi.
telling yaitu 0.077 dan nilai p-value
sesudah 0.819 dan tingkat kecemasan PEMBAHASAN
sebelum musik CERIA yaitu 0.387 dan Mendengarkan musik dapat

109 | Jurnal Kesehatan Hesti Wira Sakti; Volume 10 Nomor 02, Oktober 2022
mengalihkan anak dari kondisi yang di Hz, volume 50 dB, diberikan selama 30
rasa tidak nyaman/ aman, hal ini menit dalam satu sesi, selama 2 hari
dipengaruhi adanya stimulus berturut-turut.Musik dengan frekuensi 40-
pendengaran. Stimulus pendengaran yang 60 Hz terbukti menurunkan kecemasan,
diberikan, akan dapat mengalihkan menurunkan ketegangan otot, mengurangi
perhatian anak. Ketika anak fokus dengan nyeri, dan menimbulkan efek tenang,
apa yang didengarnya, akan timbul rasa sedangkan volume yang bisa
senang dan terhibur. Perasaan senang, menimbulkan efek terapeutik adalah 40-
dapat menstimulus produksi enkefalin 60 dB (American, Music Theraphy
dalam sistem kontrol desenden, sehingga Association, 2011, hlm. 35).
persepsi tidak menyenangkan dapat Durasi yang seringkali diberikan
dihambat, dan respon penerimaan baik pada saat melakukan terapi musik adalah
dapat ditingkatkan (Agustina, 2016). selama 20-30 menit, tetapi untuk masalah
Musik dapat mengurangi atau kesehatan yang lebih spesifik, terapi
menghilangkan ketegangan – ketegangan musik diberikan dengan durasi 30-45
penderita pada aspek fisik-motorik, sosial- menit, diberikan tiga hari berturut-turut
emosional, dan mental- intelegensi. Musik (Suryana, 2018). Kelebihan terapi musik
juga dapat menimbulkan reaksi CERIA adalah meningkatkan produksi
psikologis, dapat mengubah suasana hati endorphin dan dopamine yang akan
dan kondisi emosi, sehingga musik menstimulasi sistem limbic yang
bermanfaat sebagai relaksasi yang dapat merupakan pusat pengaturan emosi, untuk
menghilangkan stress, mengatasi menghasilkan emosi yang positif yaitu
kecemasan, memperbaiki mood, dan bahagia dan rileks (Dong, 2011).
menumbuhkan kesadaran spiritual, karena Storytelling mempunyai banyak
musik bersifat terapeutik dan dapat kelemahan, sehingga kurang diminati
menyembuhkan (Aizid, 2011). anak-anak. Asfandiar (2013)
Aditia (2012) menyebutkan bahwa menyebutkan bahwa dalam memberikan
jenis musik yang dapat digunakan untuk terapi Storytelling, seringkali kesulitan
terapi diantaranya: musik klasik, dalam menyusun CERIA, kesulitan dalam
instrumental, jazz, dangdut, pop anak- penggunaan media, dapat membuat anak
anak, rock, dan keroncong. Musik CERIA pasif, apabila alat peraga tidak menarik,
seperti baby shark merupakan jenis musik anak kurang aktif dan belum tentu anak
pop anak-anak, terapi musik yang bisa mengutarakan kembali cerita yang
diberikan menggunakan frekuensi 40-60 disampaikan.
110 | Jurnal Kesehatan Hesti Wira Sakti; Volume 10 Nomor 02, Oktober 2022
Berdasarkan hasil penelitian ini DAFTAR PUSTAKA
menunjukan bahwa terapi musik CERIA Aditia. (2012). Manfaat musik
lebih efektif menurunkan tingkat instrumental. Dibuat 16 April 2012.
http.//aditiarahardian.com/?p=52.
kecemasan pada toddler, meskipun Diakses 30 Januari 2015.
demikian pada beberapa penelian Agustina, H. (2016). Pengaruh distraksi
storrytelling menggunakan gambar dan audiovisual terhadap respons
penerimaan ineksi intravena
boneka atau alat peraga lain efektif
melalui saluran infus pada anak
menurunkan kecemasan pada anak yang prasekolah di Ruangan Anak RSD
menjalani perawatan di rumah sakit. Kalisat Jember. Universitas
Muhammadiah Jember.
Aizid, Rizem. (2011). Sehat dan cerdas
KESIMPULAN
dengan terapi musik. Yogyakarta:
Terdapat perbedaan yang signifikan Laksana.
tingkat kecemasan toddler antara sebelum American music therapy association.
dan sesudah terapi bermain story-telling (2011). Music therapy mental
health- evidence-based practice
dan terapi musik ceria. Rata-rata
support.
penurunan tingkat kecemasan sesudah http://www.music_therapy.org/b.b.
terapi bermain story-telling sebesar 7.40, psychopathology.pdf , diperoleh
tanggal 24 Januari 2017.
angka ini lebih kecil dibandingkan tingkat
Asfandiar. (2013). Langkah – kelebihan –
kecemasan anak setelah dilakukan terapi
kelemahan story telling
musik sebesar 10.33, sehingga dapat .https://addienbk.wordpress.com/20
diintepretasikan bahwa terapi musik ceria 13/02/07/story-telling/ Diakses 21
Juni 2020.
lebih efektif menurunkan tingkat
Chow CH, Van Lieshout RJ, Schmidt LA,
kecemasan anak yang mengalami efek
Dobson KG, Buckley N. (2015).
hospitalisasi. Systematic review: audiovisual
Terapi musik ceria lebih diminati interventions for reducing
preoperative anxiety in children
oleh anak usia toddler dibandingkan undergoing elective surgery. J
dengan storytelling, musik CERIA Pediatr Psychol 41(2):182–203.
doi: 10.1093/jpepsy/jsv094.
memberikan efek relaksasi dan
menenangkan karena mempengaruhi Hakim, A., Shafiey, S.M., Nedjad, S.B.,
Haghighizadeh, M. (2018). Impact
sistem limbic, meningkatkan produksi of Storytelling on Anxiety in 4-7-
endorphin dan dopamine yang Year-Old Children in Hospital: A
Randomized Clinical Trial Study.
menciptakan rasa bahagia dan rileks.
Avicenna Journal of Nursing and
Midwifery Care. 26(3)

111 | Jurnal Kesehatan Hesti Wira Sakti; Volume 10 Nomor 02, Oktober 2022
Hockenberry M.J., & Wilson, D. (2011) Suryana, D. (2018). Terapi Musik:
Wong’s essentials of pediatric Populasi Klien Terapi Musik. Dayat
nursing (ninth ed.). Missouri: Suryana Independet. Tersedia
Elsevier Mosby. online pada google.co.id/books

112 | Jurnal Kesehatan Hesti Wira Sakti; Volume 10 Nomor 02, Oktober 2022

Anda mungkin juga menyukai