Oleh :
Veronica Mandias
18011104012
Publikasi: Bima Nursing Journal. Vol. 1 No. 1 Nov. 2019, Poltekkes Kemenkes
Mataram, Indonesia.
Kecemasan adalah keadaan emosi yang dialami secara obyektif tanpa obyek yang
spesifik. Cemas merupakan salah satu distres psikologis yang dialami anak selama perawatan
di rumah sakit, Lingkungan fisik rumah sakit, tenaga kesehatan baik dari sikap maupun
pakaian putih, alat-alat yang digunakan, dan lingkungan social antara sesama pasien
merupakan penyebab cemas yang dialami anak (Yupi Supartini, 2004).
Para perawat professional dapat menyediakan perawatan yang tepat bagi anak hanya
jika mereka mengenal tahap-tahap perkembangan normal yang dialami oleh anak-anak untuk
mencapai potensi fisik dan intelektualnya (Stuart & Corbet, 2000).
3. Metode Penelitian
Penelitian ini bersifat Quasi eksperimen dengan rancangan one group pre test-post test
desaign yaitu dengan cara peneliti melakukan pre tes terlebih dahulu sebelum diberikan
komunikasi terapeutik kemudian setelah diberikan komunikasi terapeutik lalu dilakukan post
test, dengan jumlah sampel sebanyak 15 responden yang diambil dengan teknik purposive
sampling. Data dianalis adengan menggunakan uji statistik “T.test Sampel Berpasangan”
Sedangkan dari tabulasi data tingkat kecemasan anak setelah diberikan komunikasi
terapeutik menunjukan menunjukan tingkat kecemasan yaitu 9 ( 60 % ) mengalami
kecemasan ringan, 3 ( 20 % ) mengalami cemas sedang, tidak cemas 3 ( 20 % ) responden
sementara cemas berat tidak ada lagi setelah diberikan komunikasi terapeutik. Jadi benar
adanya pendapat Wong (2000) yang mengatakan bahwa penggunaan pendekatan melalui
komunikasi akan meningkatkan hubungan pengasuhan diantara anak dan profesional
kesehatan dimana anak tidak saja diberi kesempatan untuk menyatakan kebutuhannya tapi
juga mendapat pemenuhan terhadap kebutuhan tersebut.
Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji statistik T.test Sampel Berpasangan
yang didistribusikan dengan SPSS versi 10.0 p < 0,05 diperoleh 0,006 dengan demikian
artinya komunikasi terapeutik mempunyai pengaruh ang signifikan terhadap penurunan
tingkat kecemasan pada anak usia sekolah yang mengalami hospitalisasi di Zaal Anak RSUD
Bima.
Hart dan Bossert (1994) dimana dikatakan bahwa suatu keprihatinan yang besar dari
anak usia sekolah yang dirawat di rumah sakit adalah ketakutannya untuk mengatakan apa
yang bermasalah dengan dirinya. Dalam hal ini diperlukan suatu observasi yang jeli saat
berhadapan dengan anak untuk mendeteksi perasaan yang ditekan oleh anak. Melalui
komunikasi yang baik dengan memperhatikan katepatan situasi, kesesuaian waktu,
penyampaian kata-kata yang jelas serta tekhnik yang cocok maka anak akan menyadari
bahwa kehadiran perawat adalah untuk mendengarkan dan mengatasi segala kesukarannya,
didukung pula oleh keterlibatan aktif orang tua. Hal ini sekaligus menghapus anggapan buruk
terhadap perawat sebagai orang yang hanya bisa mendatangkan rasa sakit dengan jarum
suntiknya dan merebut kebebasan mereka tanpa memperdulikan perasaan mereka.
Selain faktor diatas juga tidak dapat dipungkiri bahwa adanya pengaruh faktor dari
luar seperti kecemasan keluarga terhadap kondisi anak dan masalah sosial ekonomi yang
dapat mempengaruhi kecemasan anak, permasalah sekolah dan lingkungan habitual anak.
Berarti bahwa pelaksanaan komunikasi terapeutik mempunyai pengaruh positif dan efektif
menurunkan respon kecemasan anak yang dirawat di rumah sakit secara signifikan.
5. Rekomendasi
Menurut saya penelitian ini sudah cukup baik dan saran saya penelitian ini perlu
disempurnakan dengan menggunakan referensi yang lebih uptodate dari yang digunakan oleh
peneliti guna memberikan perkembangan informasi dari topik terkait yang teruji dan terbaru
dari sebelumnya.
REVIEW
A. INTRODUCTION
1) Objective dari riset yang dilakukan
Objektif dari penelitian ini adalah Komukasi Terapeutik, Penurunan Respon
Kecemasan, Hospitalisasi. Untuk subjek penelitian adalah anak usia sekolah yang mengalami
hospitalisasi di zaal anak RSUD Bima
B. BAGIAN DISKUSI
1) Solusi apakah yang dipakai oleh author.
Penelitian ini bersifat Quasi eksperimen dengan rancangan one group pre test-post test
desaign yaitu dengan cara peneliti melakukan pre tes terlebih dahulu sebelum diberikan
komunikasi terapeutik kemudian setelah diberikan komunikasi terapeutik lalu dilakukan post
test, dengan jumlah sampel sebanyak 15 responden yang diambil dengan teknik purposive
sampling.
2) Bagaimana author mendesain eksperimen untuk menguji sistem yang dibuat
Hal pertama yang dilakukan adalah mengdentifikasi tingkat kecemasan sebelum
diberi komunikasi terapeutik, hal ini bisa saja terjadi karena anak tidak mengerti mengapa
mereka dirawat atau terluka, merasa kuatir akan perpisahan dengan orang tuanya dan teman
sepermainannya, adanya pembatasan aktifitas dan perasaan nyeri yang dialami serta
lingkungan asing dan kebiasaan-kebiasaan yang berbeda yang menyebabkan perasaan
kehilangan control, stress dan kecemasan. Kedua, mengidentifikasi tingkat kecemasan
setelah diberi komunikasi terapeutik, seperti pendapat Wong (2000) yang mengatakan bahwa
penggunaan pendekatan melalui komunikasi akan meningkatkan hubungan pengasuhan
diantara anak dan profesional kesehatan.
C. BAGIAN CONCLUSION
1) Apakah kesimpulan itu menjawab semua pertanyaan yang diajukan pada bagian
introduction
Pada kesimpulan dari penelitian yang dilakukan sudah dapat menjawab semua
pertanyaan yang ada pada bagian introduction.
F. Bagian referensi
1) Apakah referensi yang dipakai uptodate
Referensi atau buku yang dipakai oleh peneliti kurang uptodate dengan rentang waktu
sekitar tahun 1996 hingga 2003, padahal masih ada banyak referensi terkait jurnal yang lebih
uptodate daripada yang dipakai oleh peneliti.
2) Sekiranya anda tertarik untuk mengerjakan riset pada tema yang berdekatan, catatlah
paper atau buku penting yang tercantum pada bagian referensi paper tsb.
Alimun A. 2002, Pengantar Pendidikan Keperawatan, CV Sagung seto, Jakarta
Effendy N, 1998Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat, Penerbit Buku
Kedokteran, EGC, Jakarta
Notoatmodjo, 2002, Metodelogi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta