Anda di halaman 1dari 3

ANALISIS EFEKTIVITAS PENGGUNAAN KLORAMFENIKOL DAN

SEFTRIAKSON DALAM PENGOBATAN DEMAM TIFOID ANAK DI RSUD Dr. H.


ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2012-2014
Hetti Rusmini
ABSTRAK
Demam tifoid merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi
terutama menyerang bagian pencernaan. Kloramfenikol merupakan obat pilihan utama untuk
pengobatan demam tifoid. Seftriakson merupakan obat yang efektif untuk pengobatan
demam tifoid dalam jangka pendek. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas
penggunaan kloramfenikol dan seftriakson pada pengobatan demam tifoid anak.
Rancangan penelitian ini menggunakan cross-sectional dengan sampel adalah pasien
demam tifoid anak yang di rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul
Moeloek menggunakan data rekam medik periode tahun 2012-2014. Sebanyak 29 pasien
diberi pengobatan kloramfenikol dan 29 pasien diberi pengobatan seftriakson. Analisa
statistik menggunakan Mann Whitney Test.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh lama perawatan pasien yang menggunakan
kloramfenikol adalah 4,18 ± 1,25 hari sedangkan pasien yang menggunakan
seftriakson adalah 2,38 ± 0,49 hari. Hilangnya demam pada pasien yang menggunakan
kloramfenikol adalah pada hari ke 2,41 ± 0,68 dan pasien yang menggunakan seftriakson
adalah pada hari ke 1,98 ± 0,28.
Analisis efektivitas pengobatan demam tifoid anak menunjukkan bahwa
seftriakson mempunyai efektivitas pengobatan yang lebih baik dibandingkan dengan
pengobatan demam tifoid anak menggunakan kloramfenikol.
Kata Kunci : Seftriakson, Kloramfenikol, Demam Tifoid.

Pendahuluan suhu akan kembali normal dalam waktu 3-


Demam tifoid adalah penyakit 6 hari, dengan lama pengobatan antara 7-
infeksi akut yang biasanya terdapat pada 14 hari.4 Obat ini adalah antibiotik
saluran pencernaan dengan gejala demam spektrum luas yang bersifat bakteriostatik
yang lebih dari satu minggu, gangguan dan aktif terhadap organisme gram positif
pada saluran pencernaan dan dan negatif aerob dan anaerob.
1
gangguan kesadaran. Berdasarkan Kloramfenikol merupakan inhibitor kuat
RISKESDAS Tahun 2007 di dalam sintesis protein mikroba karena obat ini
Laporan Nasional, provinsi Lampung yang berikatan secara reversibel dengan subunit
terdiagnosis demam tifoid 0,40% dan yang 50S ribosom bakteri dan menghambat
terdiagnosis dengan gejala 0,67%. 5
pembentukan peptida. Perkembangan
Prevalensi tifoid klinis banyak ditemukan MDR Salmonella typhii begitu cepat di
pada kelompok umur sekolah (5-14 beberapa negara sehingga mengakibatkan
tahun) yaitu 1,9% terendah pada bayi mortalitas kasus demam tifoid pada anak
(0,8%), dan relatif lebih tinggi di wilayah meningkat, maka para ahli mencari
pedesaan dibandingkan perkotaan.2 alternatif pengobatan lain untuk demam
Obat-obat lini pertama dalam tifoid agar demam cepat turun, masa
pengobatan demam tifoid adalah perawakan pendek dan relaps berkurang.6
kloramfenikol, tiamfenikol atau Seftriakson dianggap sebagai obat
ampisilin/amoksisilin. Kloramfenikol yang poten dan efektif untuk pengobatan
masih merupakan pilihan utama untuk demam tifoid dalam jangka pendek. Sifat
pengobatan demam tifoid3 karena efektif, yang menguntungkan dengan obat ini
murah, mudah didapat, dan dapat diberikan adalah secara selektif dapat merusak
secara oral. Umumnya perbaikan klinis struktur kuman dan tidak menganggu sel
sudah tampak dalam waktu 72 jam dan tubuh manusia, mempunyai spektrum luas,
Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan Volume 2 Nomor 4, Oktober 2015 536
534
penetrasi jaringan cukup baik, resistensi demam yang diolah dengam metode uji
kuman masih terbatas.7 Dengan Mann Whitney Test menggunakan SPSS.
ditemukannya MDR Salmonella typhii, Hasil dan Pembahasan
maka pemilihan antibiotika alternatif Berdasarkan pengamatan dari
menjadi faktor utama yang harus Bagian Rekam Medik RSUD Dr. H. Abdul
diperhatikan. Oleh karena itu penelitian ini Moeloek Bandar Lampung periode tahun
bertujuan untuk menganalisis efektivitas 2012 - 2014 diperoleh pasien demam
penggunaan kloramfenikol dan seftriakson tifoid anak yang memenuhi kriteria inklusi
dalam pengobatan demam tifoid anak di dan eksklusi sebanyak 58 pasien dengan
RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi perincian 29 pasien yang menggunakan
Lampung tahun 2012-2014. kloramfenikol dan 29 pasien menggunakan
Metode seftriakson. Usia pasien berkisar antara 5-
Rancangan penelitian ini 15 tahun.
menggunakan metode deskriptif analitik Efektivitas Pengobatan
dengan design cross sectional. Pada penelitian ini efektivitas
Pengambilan sampel menggunakan data pengobatan dinilai berdasarkan
rekam medik pasien demam tifoid anak di perbandingan lama perawatan antara
RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi pasien yang menggunakan kloramfenikol
Lampung . Penelitian ini di lakukan pada dengan pasien yang menggunakan
Juni 2015. seftriakson dilihat dari jumlah pemakaian
Analisis Efektivitas penggunaan obat dan hilangnya gejala klinis demam.
kloramfenikol dan seftriakson dalam
pengobatan demam tifoid anak di RSUD
Dr. H. Abdul Moeloek dinilai dari lama
perawatan dan hilangnya gejala klinis

Tabel 1. Perbandingan lama perawatan pada pasien demam tifoid anak yang menggunakan
kloramfenikol dan seftriakson di bagian rawat inap anak RSUD Dr. H. Abdul Moeloek
Jenis Antibiotik N Median X ± Sd Statistik Uji Nilai p
Z (Sig.)
Seftriakson 29 2 2,38 ± 0,49
2,495 0,000
Kloramfenikol 29 4 4,18 ± 1,25
Tabel 1 menunjukan bahwa lama bermakna (p= 0,000). Ini menunjukkan
perawatan pasien yang menggunakan bahwa lama perawatan pasien yang
kloramfenikol adalah 4,18 ± 1,25 hari menggunakan seftriakson lebih singkat
sedangkan pasien yang dibandingkan dengan pasien yang
menggunakan seftriakson adalah menggunakan kloramfenikol.
2,38 ± 0,49 hari dan terdapat perbedaan
Tabel 2. Perbandingan hilangnya gejala klinis demam pada pasien demam tifoid anak yang
menggunakan kloramfenikol dan seftriakson di bagian rawat inap anak RSUD Dr. H. Abdul
Moeloek
Jenis Antibiotik N Median X ± Sd Statistik Uji Nilai p
Z (Sig.)
Seftriakson 29 2 1,98 ± 0,28
3,616 0,000
Kloramfenikol 29 2 2,41 ± 0,68

Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat, ke 1,98 ± 0,28 dan terdapat perbedaan


hilangnya demam pada pasien yang bermakna. Ini menunjukkan bahwa
menggunakan kloramfenikol adalah pada hilangnya demam pada pasien yang
hari ke 2,41 ± 0,68 dan pasien yang menggunakan seftriakson lebih cepat
menggunakan seftriakson adalah pada hari
535 Jurnal Kedokteran
Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan VolumeDan Kesehatan
2 Nomor Volume
4, Oktober 2 Nomor 4, Oktober 2015
2015 536
dibandingkan dengan pasien yang pengobatan demam tifoid anak
menggunakan kloramfenikol. menggunakan kloramfenikol.
Bila dilihat dari lama Daftar Pustaka
perawatan dan hilangnya gejala klinis 1. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan
demam antara pasien demam tifoid yang Anak FK UI. Ilmu Kesehatan
menggunakan kloramfenikol dan Anak Jilid 2. Jakarta. Infomedika,
seftriakson, nampak bahwa pasien yang 2007; 593-97
menggunakan seftriakson lebih cepat 2. Soendoro T. Riset Kesehatan
proses pengobatannya dibandingkan Dasar (RISKESDAS) 2007.
dengan pasien yang menggunakan Laporan Nasional 2007. Jakarta:
kloramfenikol.8 Hal ini sesuai dengan Badan Penelitian dan
penelitian Nuraini dkk yang Pengembangan Kesehatan
mengungkapkan bahwa pemberian Departemen Kesehatan Republik
seftriakson sebagai terapi pada pasien Indonesia Desember, 2008; 108
demam tifoid anak dapat menurunkan 3. Katzung BG, Susan BM, Anthony
demam lebih cepat dibandingkan JT. Farmakologi Dasar dan
penggunaan kloramfenikol. Begitu juga Klinik. Edisi 12. Jakarta: EGC,
penelitian oleh Sidabutar dan Hatari yang 2012; 903-24
mengungkapkan bahwa penggunaan 4. Novie HR. Antibiotik
seftriakson sebagai terapi empirispada Terapi Demam Tifoid Tanpa
pasien demam tifoid anak secara bermakna Komplikasi Pada Anak.Sari
dapat mengurangi lama pengobatan Pediatri Vol.14. No. 5 Tahun
dibandingkan dengan pemberian jangka 2013; 271-76. Diunduh pada
panjang kloramfenikol. Kloramfenikol, Januari 24, 2015 dari:
kotrimoksazol, ampisilin merupakan saripediatri.idai.or.id/pdfile/14-5-
antibiotik lini pertama yang telah dipakai 1.pdf
pada pengobatan demam tifoid selama 5. Mycek JM, Richard AH, Pamela
puluhan tahun sampai akhirnya CC. Farmakologi Ulasan
menimbulkan multidrug resistant Bergambar. Edisi 2. Jakarta:
7
Salmonella typhi (MDRST). Widya Medika, 2001; 309-24
Beberapa penelitian menunjukkan 6. Musnelina L, dkk. Analisis
keunggulan seftriakson sebagai antibiotik Efektifitas Biaya Pengobatan
terpilih. Seftriakson merupakan Demam Tifoid Anak
sefalosporin generasi ke-3 yang merupakan Menggunakan Kloramfenikol dan
golongan beta laktam. Mekanisme kerja Seftriakson Di Rumah Sakit
seftriakson adalah mengikat penicilin Fatmawati Jakarta tahun 2001-
bindings protein (PBPs) yang menghambat 2002. Jakarta: Fakultas
final transpetidation sistesin peptidoglikan KesehatanMasyarakat Universitas
pada reaksi pembentukan dinding sel Indonesia,2004; 59-64
bakteri dan menghambat biosintesis 7. Sidabutar S, Satari HI. Pilihan
dinding sel bakteri sehingga menyebabkan terapi Empiris demam tifoid pada
kematian bakteri. Elain itu seftriakson juga anak: Seftriakson atau
termasuk kedalam antibiotik spektrum luas, Kloramfenikol. Sari Pediatri. 2010
yaitu memiliki aktivitas terhadap bakteri April; (16):434-9.
gram negatif maupun positif.7 8. Nuraini FA, Herry G, Titik R.
Kesimpulan Perbandingan Kloramfenikol
Berdasarkan hasil penelitian dan dengan Seftriakson terhadap Lama
pembahasan diperoleh bahwa seftriakson Hari turun Demam pada Anank
mempunyai efektivitas pengobatan yang Demam Tifoid. Prosiding
lebih baik dibandingkan dengan Pendidikan dokter.
Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan Volume 2 Nomor 4, Oktober 2015 536

Anda mungkin juga menyukai