Anda di halaman 1dari 12

Methisoprinol for Children with early

phase dengue infection: a pilot study


(MELISSA G. OMPICO)

OLEH:
TIARA RIZQI INDRIAN
2013730112
PEMBIMBING:
DR. OMMY ARIANSIH, SP A
LATAR BELAKANG

Demam berdarah tetap merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius di


daerah tropis dan terus merenggut banyak nyawa dari tahun ke tahun.
Kematian yang di akibatkan oleh Demam berdarah 872 dari 178.644 kasus yang
dilaporkan. Dan 40% berasal dari usia 1- 10 tahun.
Methisoprinol adalah kompleks sintetis inosin dan dimethylaminoisopropanol (seperti p-
acetamidobenzoate). Ini termasuk kelas antiviral yang digunakan
Sebagai antivirus langsung untuk pengobatan sistemik infeksi virus dan sebagai
imunostimulan / imunomodulator.
TUJUAN

Untuk mengetahui efek pengobatan methisoprinol oral berdasarkan klinis pada fase
awal infeksi dengue pada pasien anak-anak dan secara khusus, untuk
Menetapkan efek methisoprinol pada pemeriksaan demam berdarah dengue
(FCT)
Lamanya Rawat inap di Rumah sakit
Batas leukopenia (sel darah putih / Jumlah WBC)
Batas trombositopenia (jumlah trombosit nadir),
Hemokonsentrasi maksimum, durasi kurungan
Pencegahan komplikasi demam berdarah.
METODOLOGI
PENELITIAN

Desain Pilot Study


Penelitian
Saint Louis Hospital, University of the
Lokasi dan Sacred Heart (SLU HSH), Baguio city,
Waktu Philippines
Juni- September 2012
Teknik random sampling, subjeknya
Populasi dan merupakan anak-anak dengan gejala demam
berdarah, yang di definisikan oleh WHO
Sampel Dengue Guidelines 2009, dan konfrimasi
laboratorium untuk infeksi dini akut.
Data rekam medik, anamnesis,
Sumber Data pemeriksaan laboratorium, lalu di follow
up Juni- September 2012
METODOLOGI PENELITIAN

Kriteria Inklusi : Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah pasien rawat inap
yang rentang usia 2 tahun 18 tahun 11 bulan, dengan gejala demam berdarah,
yang di definisikan oleh WHO Dengue Guidelines 2009, dan konfrimasi
laboratorium untuk infeksi dini akut. Pemeriksaan NS1 (+)

Kriteria Eksklusi : Pemeriksaan NS1 (-), Dinilai memiliki infeksi dengue yang
parah, kritis atau dalam tahap pemulihan demam berdarah, yang sebelumnya
diagnosis dengan perdarahan diatesis, gangguan trombosit atau gangguan
immunodeficiency, sebelumnya mengkonsumsi aspirin, ibuprofen atau obat
antitrombotik lainnya dalam waktu 48 jam. Tidak dapat menelan obat oral.
METODOLOGI PENELITIAN
Analisis Statistik
Analisis statistik dilakukan dengan SPSS Versi 2.0. Nilai P
dua sisi 0.05
HASIL
HASIL
HASIL
DISKUSI

Pada penelitian ini penurunan WBC di grup methisoprinol adalah 56%


lebih rendah penurunan WBC di grup placebo.

Oleh karena itu, jika efek teoritis methisoprinol benar, peran mungkin
telah menghasilkan peningkatan jumlah WBC secara keseluruhan, dan
secara efektif menahan atau mengurangi leukopenia dan tingkat
keparahan infeksi dengue.
DISKUSI

Penelitian ini terbatas terhadap efek methisoprinol pada infeksi dengue awal
saja, dan efek luas pada fase lanjutan pada kasus DBD yang lebih parah tidak
dinilai.

Disarankan agar penelitian lebih lanjut dilakukan di rumah sakit dengan


penerimaan pasien yang lebih banyak.
KESIMPULAN

Kesimpulannya, methisoprinol oral pada 100 mg / kg / hari, yang dibagi menjadi


empat dosis, selama 72 jam,
Tidak mengurangi waktu penurunan demam atau lama rawat inap di rumah
sakit,
Juga tidak mengurangi atau mencegah terjadinya hemokonsentrasi atau
perkembangan komplikasi pada anak-anak dengan Infeksi dengue primer akut
yang tidak rumit.
Namun, methisoprinol diamati dapat untuk mengurangi leukopenia sebesar 1,5 x
109 / L (56%) dan trombositopenia sebesar 12 x 109/ L (24%) dibandingkan kontrol.

Anda mungkin juga menyukai