Anda di halaman 1dari 28

JOURNAL READING STRUCTURE

Clinical Course and Management of Dengue in


Children Admitted to Hospital
ARTIKEL JURNAL
Judul Jurnal : Clinical Course and Management of Dengue in Children Admitted to Hospital

Peneliti : Mulya Rahma Karyanti, MD, MSc,*† Cuno S.P.M. Uiterwaal, MD, PhD,† Sri
Rezeki Hadinegoro, MD, PhD,* Maria A.C. Jansen, MD, PhD,† J.A.P. Hans
Heesterbeek, PhD,‡ Arno W. Hoes, MD, PhD,† and Patricia Bruijning-
Verhagen, MD, PhD.
Publikasi : The Pediatric Infectious Disease Journal • Volume 38, Number 12, December
2019
Institusi : Jurusan Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta,
Indonesia; †Julius Pusat Ilmu Kesehatan dan Perawatan Primer, Pusat Medis Universitas
Utrecht, Utrecht, Belanda; dan ‡Epidemiologi teoretis, Fakultas Kedokteran Hewan,
Universitas Utrecht, Utrecht, Belanda
ABSTRAK
• Latar Belakang : Angka kejadian demam berdarah meningkat secara global diperkirakan 100 juta per tahun, sedangkan di
Indonesia diperkirakan 7,5 juta per tahun. Perjalanan klinis demam berdarah bervariasi dari demam berdarah ringan (DF)
hingga demam berdarah dengue (DHF) atau sindrom syok dengue (DSS). Pasien, dokter, dan fasilitas perawatan akan
mendapat manfaat jika alat prediktor yang dapat diandalkan dapat menentukan pada saat masuk rumah sakit, kasus mana
yang diduga secara klinis akan berkembang menjadi DBD atau DSS.

• Metode: :Dari tahun 2009 hingga 2013, kelompok yang terdiri dari 494 anak yang dirawat dengan dugaan klinis demam
berdarah di rumah sakit perawatan tersier di Jakarta, Indonesia, dipantau hingga keluar dari rumah sakit. Kami mengevaluasi
perjalanan klinis dan hasil penyakit pasien yang dirawat di rumah sakit dan memperkirakan beban kasus demam berdarah
yang dirawat di rumah sakit dari waktu ke waktu

• Hasil: Dari 494 anak, 185 (37%) diklasifikasikan sebagai DF, 158 (32%) sebagai DBD dan 151 (31%) sebagai DSS. Dari
pasien DF, 52 (28%) berkembang menjadi DBD atau DSS, 10 (5%) menderita penyakit virus lain. Dari pasien DBD, 9 (6%)
berkembang menjadi DSS. Dari 33 parameter yang dikumpulkan secara rutin saat masuk, durasi demam≤4 hari adalah satu-
satunya prediktor signifikan perkembangan penyakit (P= 0,01). Lima kasus (3%) yang dirawat dengan DSS meninggal.
Antara tahun 2009 dan 2013, jumlah penderita demam berdarah tahunan menurun, sementara distribusi tingkat keparahan
penyakit tetap stabil

• Kesimpulan: Kesimpulan:Hampir sepertiga anak-anak yang dirawat di layanan tersier dengan dugaan klinis DF berkembang
menjadi DBD atau DSS. Di antara parameter yang dikumpulkan secara rutin saat masuk rumah sakit, hanya durasi demam
yang secara signifikan dikaitkan dengan perkembangan klinis, menekankan ketidakpastian perjalanan penyakit demam
berdarah dari parameter yang saat ini dikumpulkan secara rutin
PENDAHULUAN
Demam Berdarah sebuah penyakit yang dan dapat berkembang menjadi kondisi yang
disebabkan oleh infeksi parah seperti demam berdarah berat atau
virus dengue. sindrom syok dengue.

Angka kejadian demam berdarah meningkat secara global


diperkirakan 100 juta per tahun, sedangkan di Indonesia
diperkirakan 7,5 juta per tahun
Studi ini bertujuan untuk mengevaluasi perjalanan penyakit demam berdarah pada
anak-anak selama 5 tahun, dengan fokus pada prediksi perkembangan penyakit yang
lebih parah dan faktor-faktor yang berhubungan dengan perkembangan penyakit.

Penelitian ini juga menyoroti perubahan musiman dalam tingkat infeksi demam berdarah dan
ketidakpastian dalam memprediksi perkembangan penyakit berdasarkan parameter yang
dikumpulkan saat pasien masuk rumah sakit.
TUJUAN PENELITIAN

untuk mengevaluasi perjalanan penyakit demam berdarah pada anak-anak


selama 5 tahun, dengan fokus pada prediksi perkembangan penyakit yang
lebih parah dan faktor-faktor yang berhubungan dengan perkembangan
penyakit. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menyoroti perubahan
musiman dalam tingkat infeksi demam berdarah dan ketidak pastian dalam
memprediksi perkembangan penyakit berdasarkan parameter yang
dikumpulkan saat pasien masuk rumah sakit.
METODE DAN MATERIAL

Lokasi Penelitian
Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta

Metode Penelitian
Analisis Statistik

Alat Diagnosis
tes imunokromatografi cepat (Panbio Dengue Duo Cassette) untuk menilai keberadaan
dengue IgM dan IgG dalam serum fase akut. Serologi dengue rutin dilakukan pada
sampel darah saat pasien masuk rumah sakit dan, jika acak, selama periode
pemulihan. Pasien dengan hasil negatif IgM saat masuk rumah sakit diuji ulang setelah
24-48 jam. Kemajuan penyakit dinilai setiap hari selama rawat inap berdasarkan
klasifikasi Dengue WHO 1997 dan tingkat keparahannya.
METODE DAN MATERIAL
Sampel
• anak-anak berusia antara 1 bulan hingga 18 tahun dengan kecurigaan klinis demam berdarah,
yang dirawat di rumah sakit dari Januari 2009 hingga Desember 2013. Data demografi, riwayat
kesehatan, tanda dan gejala klinis, serta hasil tes diagnostik dicatat setiap hari selama masa
perawatan di rumah sakit. Seluruh data dianalisis menggunakan SPSS versi 22.

Eksklusi
anak-anak di luar rentang usia 1 bulan hingga 18 tahun, serta pasien dengan kecurigaan
klinis demam berdarah yang tidak dirawat di rumah sakit antara Januari 2009 hingga
Desember 2013. Selain itu, pasien dengan diagnosis akhir yang disebabkan oleh virus lain
tidak dimasukkan dalam analisis .
METODE DAN MATERIAL
Perekaman Data
dalam penelitian ini melibatkan penggunaan statistik deskriptif untuk demografi pasien dan
tingkat keparahan penyakit saat masuk rumah sakit . Pasien diklasifikasikan berdasarkan
perkembangan penyakit, dan analisis univariat dilakukan untuk mengevaluasi penanda
prognostik potensial untuk perkembangan penyakit . Pengobatan selama perjalanan penyakit
dan rawat inap dievaluasi untuk setiap pasien dan dirangkum berdasarkan tingkat keparahan
penyakit akhir saat pulang . Hasil serologi dibandingkan antara tingkat keparahan penyakit yang
berbeda dan diuji menggunakan ANOVA . Tren musiman dan jumlah kasus demam berdarah
selama periode lima tahun dianalisis . Studi juga mengevaluasi pemanfaatan sumber daya
layanan kesehatan dan dampaknya terhadap fasilitas . Seluruh analisis data dilakukan
menggunakan SPSS versi 22.

Izin Penelitian
Persetujuan komite etik kelembagaan telah diperoleh untuk penelitian ini.
Populasi Studi

Pasien dinilai berdasarkan protokol setempat, di mana mereka dipantau untuk tanda dan
gejala fisik, serta hasil hematologi hingga normalisasi dan penurunan suhu tubuh. Selain
itu, serologi dengue dievaluasi menggunakan tes imunokromatografi cepat. Pasien yang
didiagnosis dengan demam berdarah klinis dirawat di unit perawatan intensif, sementara
pasien dengan dugaan demam berdarah dipantau selama 24 jam sebelum dipindahkan
ke unit perawatan intensif jika diperlukan
ANALISIS STATISTIK
● Hasil serologi dibandingkan antara
tingkat penyakit akhir yang berbeda dan
Menggunakan aplikasi SPSS 22 diuji menggunakan ANOVA. Selain itu,
tren musiman dan jumlah kasus demam
berdarah selama periode lima tahun
dianalisis. Pemanfaatan sumber daya
• Analisis statistik dalam penelitian ini melibatkan layanan kesehatan dan dampaknya
penggunaan statistik deskriptif untuk menganalisis terhadap fasilitas juga dievaluasi.
demografi pasien dan tingkat penyakit saat masuk
rumah sakit. Selain itu, pasien diklasifikasikan
berdasarkan status perkembangan penyakit, dan
univariat digunakan untuk mengevaluasi penanda
prognostik potensial untuk perkembangan penyakit.
Pengobatan selama perjalanan penyakit dan rawat
inap di rumah sakit dievaluasi untuk setiap pasien dan
dirangkum berdasarkan tingkat penyakit akhir saat
pulang.
HASIL

Hasil penelitian ini mencakup beberapa temuan yang signifikan terkait dengan demam berdarah
pada anak-anak. Pertama, penelitian menunjukkan bahwa sebagian pasien dengan demam
berdarah berkembang menjadi demam berdarah berat atau syok, dan pengobatan cairan
intravena sesuai dengan protokol standar. Selain itu, durasi demam kurang dari 4 hari terbukti
menjadi prediktor signifikan untuk perkembangan penyakit. Temuan lainnya adalah bahwa infeksi
dengue sekunder dikaitkan dengan demam berdarah yang lebih parah. Meskipun demam
berdarah menurun antara tahun 2009 dan 2011, proporsi rawat inap di rumah sakit karena demam
berdarah meningkat pada tahun 2013. Studi ini juga menyoroti ketidakpastian dalam memprediksi
perkembangan penyakit demam berdarah berdasarkan parameter yang dikumpulkan saat pasien
masuk rumah sakit. Selain itu, penelitian ini memberikan wawasan yang penting untuk memahami
perjalanan penyakit demam berdarah pada anak-anak, termasuk perubahan musiman dalam
tingkat infeksi demam berdarah. Temuan-temuan ini memberikan kontribusi penting dalam
pemahaman dan penanganan demam berdarah pada anak-anak..
Populasi Pasien
Antara Januari 2009 dan Desember 2013, 494 pasien
memenuhi definisi kasus klinis demam berdarah. Usia
rata-rata adalah 9,0 (4,4) tahun; kelas usia yang paling
sering diterima adalah 10–14 tahun (35,8%). Durasi
rata-rata demam adalah 4 hari (IQR 1). Enam puluh
tiga persen memiliki tanda-tanda peningkatan
permeabilitas pembuluh darah saat masuk rumah
sakit (diklasifikasikan sebagai DBD atau DSS), 37%
diklasifikasikan sebagai DF (Tabel 1).

Tabel 2 menunjukkan bahwa 52 dari 185 pasien


(28,1%) dengan DF awal berkembang menjadi DBD
atau DSS dan 9 dari 158 pasien dengan DBD awal
(5,7%) berkembang menjadi DSS. Lima kasus yang
didiagnosis dengan DSS saat masuk rumah sakit
meninggal karena syok refrakter (3,3%). Usia ratarata
anak-anak ini adalah 5 tahun (IQR 4).
- Tabel 3 menunjukkan tanda dan
gejala saat masuk rumah sakit
berdasarkan status perkembangan
di rumah sakit pada 185 pasien DF
saat masuk rumah sakit. Hanya
durasi demam
Tabel 4 (Karyanti dkk, 2019) menunjukkan
perjalanan penyakit dan pengobatan
berdasarkan diagnosis akhir. Terdapat 123
kasus dengan diagnosis akhir demam
berdarah ringan (DF), 193 kasus dengan
diagnosis demam berdarah dengue (DBD),
dan 163 kasus dengan diagnosis demam
berdarah dengan syok (DSS). Lima kasus
kematian terjadi, dengan lama rawat inap
rata-rata bervariasi berdasarkan tingkat
keparahan penyakit. Terapi yang diberikan
termasuk perawatan cairan suportif, terapi
intravena, dan resusitasi cairan.

Tabel 5 (Karyanti dkk, 2019) memperlihatkan


hasil serologi berdasarkan stadium akhir
penyakit demam berdarah. Terdapat 118
kasus DF, 190 kasus DBD, dan 162 kasus
DSS. Hasil serologi dibandingkan antara
ketiga tingkat penyakit akhir ini.
DISKUSI penelitian ini menunjukkan bahwa prediksi
perkembangan demam berdarah menjadi lebih
parah berdasarkan karakteristik saat masuk
rumah sakit memiliki keterbatasan, terutama
Penelitian ini menunjukkan di antara 494 anak dalam mengidentifikasi kasus positif palsu.
yang menderita demam berdarah klinis, 52 Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut tentang
dari 185 (28%) pasien yang dirawat dengan DF prediktor klinis dinamis selama rawat inap
berkembang menjadi DBD atau DSS. akan diperlukan untuk meningkatkan triase,
pengobatan, dan efisiensi keluar dari rumah
sakit
Demam berdarah
Selain itu, penelitian ini menemukan bahwa pasien
demam berdarah yang berkembang menjadi lebih
parah selama dirawat di rumah sakit pulih dengan
Infeksi Demam berdarah terapi cairan yang memadai, terutama
Dengue dengue menggunakan rejimen pengobatan lini pertama
standar dengan kristaloid. Penatalaksanaan cairan
(WHO 1997) pada kasus demam berdarah dengan syok (DSS)
Dengue shock disesuaikan dengan kondisi klinis saat masuk,
dengan koloid tambahan diperlukan pada kurang
syndrome dari separuh kasus DSS dan produk darah hanya
diberikan sesekali
DISKUSI

penelitian ini menyoroti pentingnya studi prognostik yang lebih rinci untuk membedakan antara pasien demam
berdarah yang dapat dipulangkan atau dirujuk ke layanan kesehatan yang lebih rendah, dan pasien demam berdarah
yang cenderung berkembang ke stadium parah dan memerlukan pemantauan ketat di rumah sakit. Hal ini menunjukkan
perlunya pendekatan yang lebih dinamis dalam memprediksi perkembangan penyakit demam berdarah
KESIMPULAN

Prediksi perkembangan demam berdarah yang lebih parah memerlukan pengukuran klinis yang dinamis
selama rawat inap. Studi ini juga menyoroti perubahan musiman dalam tingkat infeksi demam berdarah,
serta menunjukkan bahwa infeksi dengue sekunder dikaitkan dengan demam berdarah yang lebih parah.
Meskipun demam berdarah menurun antara tahun 2009 dan 2011, proporsi rawat inap di rumah sakit karena
demam berdarah meningkat pada tahun 2013. Penelitian ini juga menyoroti ketidakpastian dalam
memprediksi perkembangan penyakit demam berdarah berdasarkan parameter yang dikumpulkan saat
pasien masuk rumah sakit. Hasil studi ini memberikan wawasan yang penting untuk memahami perjalanan
penyakit demam berdarah pada anak-anak, termasuk perubahan musiman dalam tingkat infeksi demam
berdarah.
CRITICAL APPRAISAL
PICO

P Population
pasien anak yang didiagnosis dengan demam berdarah dan dirawat di RS Cipto
Mangukusumo antara tahun 2009 dan 2013.

Kriteria eksklusi :
mereka yang memenuhi definisi kasus demam berdarah klinis saat masuk rumah sakit,
termasuk diagnosis dengue fever (DF), dengue hemorrhagic fever (DHF), dan dengue
shock syndrome (DSS).
PICO

I Intervention
pengukuran klinis yang dinamis selama rawat inap, penatalaksanaan cairan dengan terapi
cairan yang memadai, dan penggunaan rejimen pengobatan lini pertama standar dengan
kristaloid
PICO

C
Comparison
• Perbandingan antara pasien demam berdarah yang dipulangkan atau dirujuk ke layanan
kesehatan yang lebih rendah dengan pasien demam berdarah yang memerlukan
pemantauan ketat di rumah sakit.
PICO

O
Outcome
• penelitian ini mencakup pemahaman yang lebih baik tentang perjalanan penyakit demam
berdarah pada anak-anak, termasuk faktor-faktor yang berhubungan dengan perkembangan
penyakit. Studi ini juga menyoroti perubahan musiman dalam tingkat infeksi demam berdarah.
Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa prediksi perkembangan demam berdarah
yang lebih parah memerlukan pengukuran klinis yang dinamis selama rawat inap. Temuan ini
memberikan wawasan yang penting untuk memahami perjalanan penyakit demam berdarah
pada anak-anak, termasuk prediktor signifikan untuk perkembangan penyakit, seperti durasi
demam kurang dari 4 hari. Namun, penelitian ini juga menyoroti ketidakpastian dalam
memprediksi perkembangan penyakit demam berdarah berdasarkan parameter yang
dikumpulkan saat pasien masuk rumah sakit.
VIA Validity

1. Apakah fokus penelitian ini sesuai dengan tujuan penelitian?

• Ya, fokus penelitian ini sesuai dengan tujuan penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk memahami perjalanan penyakit demam berdarah
pada anak-anak, termasuk faktor-faktor yang berhubungan dengan perkembangan penyakit, serta menyoroti perubahan musiman dalam
tingkat infeksi demam berdarah. Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa prediksi perkembangan demam berdarah yang lebih
parah memerlukan pengukuran klinis yang dinamis selama rawat inap, yang sesuai dengan tujuan penelitian untuk mengevaluasi
karakteristik saat masuk rumah sakit dalam memprediksi perkembangan demam berdarah yang lebih parah.

• Apakah subjek penelitian ini diambil dengan cara yang tepat?

• Subjek penelitian diambil dari rumah sakit di Jakarta, Indonesia, yang merupakan pusat rujukan nasional untuk layanan spesialis
kedokteran. Penelitian ini melibatkan anak-anak yang dirawat dengan demam berdarah selama 5 tahun. Dengan demikian, subjek
penelitian diambil dari populasi yang relevan dan sesuai dengan tujuan penelitian untuk memahami perjalanan penyakit demam
berdarah pada anak-anak.

• Apakah data yang dikumpulkan sesuai dengan tujuan penelitian?

• Data yang dikumpulkan sesuai dengan tujuan penelitian. Studi ini mencakup klasifikasi demam berdarah menurut WHO 1997,
diagnosis infeksi dengue berdasarkan serologi, standar pengelolaan cairan demam berdarah, analisis statistik terkait perkembangan
penyakit, hasil serologi, dan pengobatan selama perjalanan penyakit. Selain itu, penelitian juga menyoroti perubahan musiman dalam
tingkat infeksi demam berdarah dan faktor-faktor yang berhubungan dengan perkembangan penyakit. Dengan demikian, data yang
dikumpulkan sesuai dengan tujuan penelitian untuk memahami perjalanan penyakit demam berdarah pada anak-anak.
VIA

Validity
4. Apakah penelitian ini memiliki subjek penelitian yang cukup untuk meminimalisir
kebetulan?
• Penelitian ini dilakukan selama 5 tahun di rumah sakit di Jakarta, Indonesia,
dan melibatkan anak-anak yang dirawat dengan demam berdarah. Dengan
melibatkan subjek penelitian selama periode waktu yang cukup lama, penelitian
ini memiliki subjek penelitian yang cukup untuk meminimalisir kebetulan dan
memberikan gambaran yang lebih akurat tentang perjalanan penyakit demam
berdarah pada anak-anak.
5
VIA

Validity
5. Apakah analisis data dilakukan dengan cukup baik?
Analisis data dilakukan dengan baik. Penelitian ini menggunakan statistik
deskriptif untuk menganalisis demografi pasien dan tingkat penyakit saat
masuk, serta analisis univariat untuk mengevaluasi kemungkinan penanda
prognostik untuk perkembangan menjadi demam berdarah yang lebih parah.
Selain itu, penelitian ini juga melakukan analisis ANOVA untuk
membandingkan hasil serologi antara tingkat penyakit akhir yang berbeda.
Analisis statistik yang komprehensif ini membantu dalam memahami
perjalanan penyakit demam berdarah pada anak-anak dan faktor-faktor yang
berhubungan dengan perkembangan penyakit
VIA

Important
Memberikan wawasan yang penting untuk memahami perjalanan penyakit demam berdarah pada
anak-anak, termasuk faktor-faktor yang berhubungan dengan perkembangan penyakit. Studi ini juga
menyoroti perubahan musiman dalam tingkat infeksi demam berdarah dan menunjukkan bahwa prediksi
perkembangan demam berdarah yang lebih parah memerlukan pengukuran klinis yang dinamis selama rawat
inap. Selain itu, penelitian ini juga menyoroti ketidakpastian dalam memprediksi perkembangan penyakit
demam berdarah berdasarkan parameter yang dikumpulkan saat pasien masuk rumah sakit. Dengan demikian,
penelitian ini memberikan kontribusi penting dalam pemahaman dan penanganan demam berdarah pada anak-
anak.
VIA
Applicable

Studi ini memiliki aplikabilitas yang tinggi karena memberikan wawasan penting untuk memahami perjalanan
penyakit demam berdarah pada anak-anak, termasuk faktor-faktor yang berhubungan dengan perkembangan
penyakit. Selain itu, penelitian ini juga menyoroti perubahan musiman dalam tingkat infeksi demam berdarah dan
menunjukkan bahwa prediksi perkembangan demam berdarah yang lebih parah memerlukan pengukuran klinis
yang dinamis selama rawat inap. Temuan ini memberikan wawasan yang penting untuk pemahaman dan
penanganan demam berdarah pada anak-anak.
Mohon Arahan dan Bimbingan Dokter

Terima Kasih Dokter

Anda mungkin juga menyukai