Anda di halaman 1dari 6

Baridi AS, Khairun N, dan Merry IS | Perbedaan Hasil Uji WIdal dan Uji Tubex pada Anak dengan

Demam Tifoid di RSUD Dr. A.


Dadi Tjokrodipo Kota Bandar Lampung

Perbedaan Hasil Uji Widal dan Uji Tubex pada Anak dengan Demam Tifoid di
RSUD Dr. A. Dadi Tjokrodipo Kota Bandar Lampung
Baridi Adlan Saputra1, Khairun Nisa2, Merry Indah Sari3
1
Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
2
Departemen Fisiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
3
Departemen Pendidikan Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Abstrak
Demam tifoid merupakan penyakit akibat infeks Salmonella typhi, yang prevalensinya terus meningkat terutama di negara
beriklim tropis. Penegakan diagnosis demam tifoid dilakukan dengan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
Pemeriksaan penunjang yang umum dilakukan adalah uji Widal dan uji Tubex. Uji Widal dan Tubex memiliki perbedaan nilai
sensitivitas dan spesifisitas yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
perbedaan hasil uji Widal dan uji Tubex dalam penegakan diagnosis demam tifoid pada pasien anak di RSUD Dr. A. Dadi
Tjokrodipo Kota Bandar Lampung. Penelitian ini menggunakan metode obervasional analitik dengan pendekatan cross sectional.
Sampel penelitian sebanyak 62 rekam medis yang diperoleh dengan teknik consecutive sampling. Data yang digunakan adalah
data sekunder yaitu rekam medis pada periode Juni 2019 – Juni 2020. Penelitian dilakukan pada periode Januari-Februari 2021.
Uji Widal menunjukkan hasil positif pada 26 rekam medis (41,9%) dan hasil negatif pada 36 rekam medis (58,1%), sementara uji
Tubex menunjukkan hasil positif pada 48 rekam medis (77,4%) dan hasil negatif pada 14 rekam medis (22,6%). Uji chi-square
menunjukkan terdapat perbedaan bermakna antara hasil uji Widal dan uji Tubex (p-value=0,003). Terdapat perbedaan
bermakna antara hasil uji Widal dan uji Tubex pada pasien tifoid anak di RSUD Dr. A. Dadi Tjokrodipo Kota Bandar Lampung.

Kata Kunci : Demam, tifoid, tubex, widal

Difference of The Results Between Widal Test and Tubex Test on Children with
Typhoid Fever at Dr. A. Dadi Tjokrodipo Hospital Bandar Lampung

Abstract
Typhoid fever is a disease caused by Salmonella typhi infection, whose prevalence continues to increase, especially in tropical
countries. Diagnosis of typhoid fever is carried out by taking anamnesis, physical examination and supporting examinations.
Common supporting examinations are the Widal test and the Tubex test. The Widal and Tubex tests have different sensitivity
and specificity values that can affect the results of the examination. The purpose of this study was to determine the differences
in the results of the Widal test and the Tubex test in diagnosing typhoid fever in pediatric patients at Dr. A. Dadi Tjokrodipo
Hospital Bandar Lampung. This research used an observational analytic method with a cross sectional approach. The sample was
62 medical records obtained by consecutive sampling technique. The data was taken from secondary data of medical records in
period of June 2019 – June 2020. The study was conducted from January to February 2021. The Widal test shows positive results
in 26 medical records (41.9%) and negative results in 36 medical records (58.1%), while the Tubex test shows positive results in
48 medical records (77.4%) and negative results in 14 medical records (22.6%). Chi-square test showed that there was a
significant difference between the results of the Widal test and the Tubex test ( p-value = 0.003). There is a significant difference
of the results between Widal test and Tubex test on typhoid fever children at Dr. A. Dadi Tjokrodipo Hospital, Bandar Lampung.

Keyword : Fever, typhoid, tubex, widal

Korespondensi: Baridi Adlan Saputra, alamat: Jl. Pulau Bawean No 6A Sukarame Bandar Lampung, HP:
082179499680, email: baridiadlansaputra@gmail.com

Pendahuluan seperti konstipasi atau diare.1 Penyebaran


Demam tifoid adalah penyakit infeksi akut demam tifoid berkaitan erat dengan urbanisasi,
yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. kepadatan penduduk, kesehatan lingkungan,
Salmonella typhi merupakan bakteri batang gram sumber air, dan sanitasi yang buruk serta standar
negatif, tidak memiliki spora, dan bersifat industri pengolahan makanan yang masih
anaerob fakultatif. Demam tifoid paling sering rendah.2
memunculkan manifestasi pada sistem digestif,

1
Baridi AS, Khairun N, dan Merry IS | Perbedaan Hasil Uji WIdal dan Uji Tubex pada Anak dengan Demam Tifoid di RSUD Dr. A.
Dadi Tjokrodipo Kota Bandar Lampung

Prevalensi demam tifoid di dunia terus A. Dadi Tjokrodipo Kota Bandar Lampung periode
meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2019 Juni 2019 - Juni 2020. Sementara sampel
terjadi peningkatan dimana jumlah kasusnya penelitian ini adalah rekam medis pasien rawat
meningkat menjadi 26,9 juta kasus (55,9% terjadi inap dengan diagnosis tifoid anak di RSUD Dr. A.
pada anak usia 5-15 tahun) di dunia dengan Dadi Tjokrodipo Kota Bandar Lampung periode
angka mortalitas global sebanyak 215.000 jiwa. 3,4 Juni 2019 - Juni 2020 dan memenuhi kriteria
Incidence rate tifoid Indonesia pada tahun 2016 inklusi. Teknik pengambilan yang digunakan
sebesar 358 - 810 kasus per 100.000 penduduk, dalam penelitian ini adalah teknik consecutive
dimana 64% penderitanya merupakan anak usia sampling. Penghitungan sampel dengan rumus
3 – 18 tahun dan mortalitasnya sebesar 3,1 – besar sampel proporsi tunggal didapatkan bahwa
10,4% (5 hingga 19 kematian per harinya). penelitian ini dibutuhkan sampel minimal
Adapun onset rata-rata terjadi pada usia 10,2 sebanyak 62 sampel.
tahun.5 Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah
Diagnosis demam tifoid ditegakkan rekam medis pasien rawat inap yang berusia 5 -
berdasarkan manifestasi klinis dan laboratorium. 18 tahun, rekam medis pasien rawat inap
Manifestasi klinis demam tifoid bervariasi dan diagnosis demam tifoid dengan hasil uji Widal
tidak spesifik sehingga membuat penegakkan dan uji Tubex tercantum pada rekam medik
diagnosis menjadi sulit. Secara laboratorium ada periode Juni 2019-Juni 2020. Sedangkan kriteria
beberapa pemeriksaan untuk mendeteksi eksklusinya adalah rekam medis pasien rawat
Salmonella typhi yaitu uji serologi untuk inap dengan uji Widal dan uji Tubex tercantum
mendeteksi antibodi terhadap antigen pada rekam medik dengan hasil 3 (borderline),
Salmonella typhi.6 dan rekam medis pasien rawat inap yang hanya
Uji Widal merupakan salah satu modalitas memiliki hasil uji Widal saja atau uji Tubex saja.
uji diagnosis yang relatif murah, mudah Variabel independen penelitian ini adalah uji
dikerjakan dan memberikan hasil yang cepat. Widal, dan variabel dependen penelitian ini
Pada uji Widal dilakukan pemeriksaan reaksi adalah uji Tubex.
antigen bakteri Salmonella typhi dengan antibodi Prosedur penelitian ini diawali dengan
aglutinin.6 Adapun pemeriksaan serologis lain melakukan koordinasi dan pengajuan surat izin
adalah uji Tubex yang mendeteksi imunoglobulin ke bagian rekam medik RSUD Dr. A. Dadi
M dalam melawan antigen spesifik O9 Tjokrodipo Kota Bandar Lampung. Setelah itu,
Salmonella typhi. Uji ini menggunakan metode dilakukan pencarian rekam medik sesuai kriteria
aglutinasi kompetitif semi kuantitatif dengan sampel. Rekam medik dievaluasi sesuai kriteria
partikel berwarna sebagai tolak ukur penegakan inklusi dan selanjutnya data dari rekam medik
diagnosis.1 diolah untuk mendapatkan hasil uji Widal dan uji
Uji Widal memiliki nilai sensitivitas sebesar Tubex. Setelah data diperoleh, dilakukan input
64% dan spesifisitas sebesar 76%. Sedangkan uji data ke dalam program statistik dan analisis data,
Tubex memiliki nilai sensitivitas sebesar 78% dan dengan langkah-langkah editing, coding,
spesifisitas sebesar 89%.1 Perbedaan nilai tabulating, dan clearing.
sensitivitas dan spesifisitas antar uji dapat Data yang diperoleh selanjutnya dilakukan
mempengaruhi hasil pemeriksaan. analisis univariat dan bivariat. Analisis univariat
menjelaskan karakteristik penderita meliputi
Metode usia, jenis kelamin, dan durasi demam, serta uji
Penelitian ini merupakan penelitian widal dan tubex. Analisis bivariat menggunakan
observasional analitik dengan desain penelitian uji chi–square dengan batas kemaknaan α=0,05.
cross sectional. Penelitian ini dilakukan di bagian Bila nilai signifikan kurang dari alpha (p value <
rekam medis RSUD Dr. A. Dadi Tjokrodipo Kota α), maka terdapat hubungan yang signifikan.
Bandar Lampung selama periode Januari - Penelitian ini telah lolos kaji etik dengan surat
Februari 2021. keterangan nomor
Populasi penelitian ini adalah semua 532/UN26.18/PP.05.02.00/2021.
rekam medis pasien anak rawat inap di RSUD Dr.
2
Baridi AS, Khairun N, dan Merry IS | Perbedaan Hasil Uji WIdal dan Uji Tubex pada Anak dengan Demam Tifoid di RSUD Dr. A.
Dadi Tjokrodipo Kota Bandar Lampung

Hasil adalah sebanyak 48 pasien (77,4%), sedangkan


Data penelitian ini terdapat pada Tabel 1 usia 13-15 tahun adalah sebanyak 8 pasien (13%)
sebagai berikut. dan usia 16-18 tahun adalah sebanyak 6 pasien
Tabel 1. Data Penelitian (9,6%). Semua pasien memiliki keluhan utama
Frekuensi Persentase demam. Jumlah pasien dengan durasi demam <7
No. Karakteristik
(n) (%) hari adalah sebanyak 60 pasien (96,8%),
1. Jenis Kelamin sedangkan pasien dengan durasi demam ≥7 hari
Laki-laki 40 64,5
yaitu sebanyak 2 pasien (3,2%).
Perempuan 22 35,5
Jumlah pasien yang memiliki hasil uji Widal
2. Usia positif sebanyak 26 pasien (41,9%). Sedangkan
5-12 tahun 48 77,4 pasien dengan hasil uji Widal negatif didapatkan
13-15 tahun 8 13 lebih banyak dibandingkan hasil uji Widal positif,
16-18 tahun 6 9,6 yaitu sebanyak 36 pasien (58,1%). Hasil uji Tubex
menunjukkan hasil positif sebanyak 48 pasien
3. Durasi Demam (77,4%). Jumlah tersebut lebih banyak
<7 hari 60 96,8 dibandingkan dengan hasil uji negatif, yaitu
≥7 hari 2 3,2 sebanyak 14 pasien (22,6%).
Analisis bivariat dilakukan untuk menguji
4. Uji Widal
hubungan antara variabel independen dan
Positif 26 41,9
Negatif 36 58,1 variabel dependen dengan menggunakan uji chi-
square. Pada Tabel 2, didapatkan Hasil dari
5 Uji Tubex pengolahan data statistik adalah p-value sebesar
Positif 48 77,4 0,003. Nilai tersebut lebih kecil dari nilai alpha
Negatif 14 22,6 (α=0,05), sehingga p<α. Hal ini menunjukan
terdapat hubungan bermakna antara hasil uji
Berdasarkan Tabel 1, pasien terdiri dari 40 Widal dan uji Tubex.
pasien laki-laki (64,5%) dan 22 pasien
perempuan (35,5%). Usia pasien 5-12 tahun
Tabel 2. Hasil Analisis Bivariat
Uji Tubex
Total p-value
Variabel Independen Positif Negatif
N % N % N %
Uji Widal 0,003
Positif 25 96,2 1 3,8 26 100
Negatif 23 63,9 13 36,1 36 100

Pembahasan laki yang lebih banyak melakukan aktivitas di luar


Berdasarkan karakteristik pasien sampel rumah, sehingga memiliki risiko lebih tinggi
penelitian didapatkan hasil jenis kelamin pasien untuk terinfeksi Salmonella typhi akibat
terbanyak yakni pasien laki-laki sebanyak 40 mengonsumsi makanan dan minuman yang
pasien (64,5%). Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya telah terkontaminasi oleh
sebelumnya dimana didapatkan bahwa angka Salmonella typhi.8
kejadian demam tifoid lebih banyak terjadi pada Terdapat teori yang menyebutkan bahwa
laki-laki yaitu sebanyak 91 orang (57.6%) hormon seks turut berperan dalam
dibandingkan dengan perempuan dengan jumlah mempengaruhi imunitas humoral dan respon
67 orang (42.4%) dari total 158 pasien subjek imun dimana perempuan memiliki hormon
yang diteliti.7 bakteri Salmonella typhi masuk ke estrogen yang lebih banyak dibandingkan
dalam tubuh manusia melalui makanan yang dengan laki-laki. Estrogen merupakan hormon
telah terkontaminasi Salmonella typhi. yang dapat meningkatkan sitokin yang
Umumnya kelompok dengan jenis kelamin laki- dilepaskan oleh sel imun, terutama limfosit T

3
Baridi AS, Khairun N, dan Merry IS | Perbedaan Hasil Uji WIdal dan Uji Tubex pada Anak dengan Demam Tifoid di RSUD Dr. A.
Dadi Tjokrodipo Kota Bandar Lampung

helper (Th), sehingga imunitas yang dimiliki oleh yang mempengaruhi, yaitu antara lain stadium
perempuan lebih baik dibandingkan dengan laki- penyakit, pemberian antibiotika, teknik
laki.8 laboratorium, endemisitas penyakit tifoid,
Pada penelitian ini juga diketahui bahwa gambaran imunologis masyarakat setempat dan
penderita demam tifoid pada anak dan remaja riwayat imunisasi demam tifoid.11
yang dirawat di RSUD Dr. A. Dadi Tjokrodipo Kota Berdasarkan hasil analisis bivariat yang
Bandar Lampung periode Juni 2019 - Juni 2020 dilakukan dalam penelitian ini, terdapat
dengan kelompok usia terbanyak pada 5-12 hubungan yang bermakna antara uji Widal dan
tahun yang ditemui pada 48 sampel (77,4%). Hal uji Tubex. Penelitian ini menunjukkan bahwa
ini sesuai dengan pedoman Ikatan Dokter Anak terdapat hasil uji Widal dan Tubex dalam
Indonesia (IDAI) dimana 91% kasus demam tifoid menegakkan diagnosis tifoid dimana Tubex
terjadi pada usia 3-19 tahun, dengan kejadian mendapatkan nilai positif lebih tinggi dari Widal.
meningkat setelah umur 5 tahun. Hal ini Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan di
dikarenakan pada usia tersebut orang-orang India, salah satu negara endemis demam tifoid,
cenderung memiliki aktivitas fisik yang lebih uji Tubex memiliki sensitivitas (76%) dan
banyak, sehingga kurang memperhatikan pola spesifisitas (96-99%) yang lebih tinggi
makannya. Bakteri Salmonella thypi dapat dibandingkan dengan uji Widal.12 Berdasarkan
menginfeksi manusia melalui konsumsi makanan hasil penelitian sebelumnya, hasil sensitivitas uji
yang kurang terjaga higienitasnya. Pada usia Tubex adalah 79% dan spesifisitas 89-97%. 13
anak sekolah, mereka cenderung kurang Penelitian yang dilakukan sebelumnya
memperhatikan kebersihan atau hygiene menunjukkan bahwa uji Tubex berguna untuk
perseorangannya.9 diagnosis cepat infeksi Salmonella enterica
Semua pasien dalam penelitian ini serovar Typhi pada fase akut dengan hasil
memiliki keluhan utama demam dengan durasi sensitivitas 100% dan spesifisitas 94.12%.14
demam <7 hari menjadi gejala klinis tersering Sedangkan uji Widal lebih direkomendasikan
yang ditemui pada 60 pasien (96,8%), sedangkan untuk pemeriksaan screening dan surveilans
pasien dengan durasi demam ≥7 hari yaitu dalam anggaran biaya yang rendah.12
sebanyak 2 pasien (3,2%). Hasil serupa juga Tubex adalah uji cepat diagnostik in vitro
ditemui pada penelitian lain dengan durasi semikuantitatif untuk mendeteksi Salmonella
demam terbanyak terjadi pada kurun ≤1 minggu typhi akut. Uji Tubex didasarkan pada deteksi
dengan jumlah 244 pasien (77%) dari 317 total antibodi Salmonella typhi IgM anti-O9 dalam
sampel penelitian.9 serum pasien. Kelebihan uji Tubex adalah
Berdasarkan hasil analisis univariat yang selektivitasnya untuk antibodi Salmonella typhi
dilakukan dalam penelitian ini, terdapat IgM. Kelebihan lain adalah sederhana dan mudah
perbedaan hasil pada uji Widal dan uji Tubex. digunakan dengan peralatan yang minimal. 15 Uji
Penelitian menunjukkan bahwa uji Tubex Tubex membutuhkan waktu yang lebih singkat
menunjukkan hasil positif pada 48 pasien dibandingkan uji Widal, yaitu kurang dari 20
(77,4%), sedangkan hasil negatif terdapat pada menit.13 Selain itu, uji Tubex tidak perlu
14 pasien (22,6%). Uji Tubex atau IgM menetapkan cut off titer lokal seperti pada uji
Salmonella typhi merupakan pemeriksaan yang Widal.12
dipercaya lebih akurat dibandingkan dengan uji Keterbatasan uji Tubex yang menggunakan
Widal. Uji Tubex dapat mendeteksi secara dini reaksi kolorimetri adalah potensi kesulitan dalam
infeksi akut akibat Salmonella Typhi, karena menginterpretasikan hasil secara akurat dan
munculnya antibodi IgM pada hari ke 3-4 membandingkan warna larutan uji dengan skala
terjadinya demam (sensitivitas lebih dari 95%). 10 warna.15 Selain itu, harga uji Tubex lebih mahal
Pemeriksaan dengan menggunakan uji dibandingkan uji Widal. Uji Widal adalah
Widal pada penelitian ini didapatkan hasil positif alternatif yang memungkinkan yang dapat
pada 26 pasien (41,9%), sedangkan hasil negatif memberikan kinerja serupa seperti Tubex
terdapat pada 36 pasien (58,1%). Interpretasi dengan biaya lebih rendah meskipun
hasil uji Widal harus cermat karena banyak faktor membutuhkan waktu pemeriksaan yang lebih
4
Baridi AS, Khairun N, dan Merry IS | Perbedaan Hasil Uji WIdal dan Uji Tubex pada Anak dengan Demam Tifoid di RSUD Dr. A.
Dadi Tjokrodipo Kota Bandar Lampung

lama dan dapat digunakan untuk tujuan


screening dan surveilans, serta dalam Daftar Pustaka
pengaturan dengan sumber daya keuangan dan 1. Cita YP. Bakteri salmonella typhi dan
teknis yang terbatas.13 demam tifoid. Andalas Journal of Public
Uji Widal adalah reaksi aglutinasi seluruh Health. 2011;6(1): 42-5.
sel yang dilakukan pada sampel serum untuk 2. Sjahriani T. Faktor-faktor yang berhubungan
mengukur level antibodi yang mengaglutinasi dengan kejadian demam tifoid pada anak di
antigen O, yang muncul pada hari ke 6-8 dan rsud dr. h. abdul moeloek provinsi lampung
bertahan selama 6 bulan, dan antigen H, yang tahun 2015. Jurnal Medika Malahayati.
muncul pada hari ke 10-12 dan bertahan selama 2015;2(1): 1-7.
12 bulan. Sehingga pengambilan serum untuk uji 3. Global Burden of Disease. The global burden
widal lebih baik dilakukan pada >7 hari setelah of typhoid and paratyphoid fevers: a
onset gejela.16 Kelebihan uji Widal dibandingkan systematic analysis for the global burden of
uji Tubex adalah harganya yang lebih terjangkau, disease study 2017. Lancet Infect Dis.
sehingga dapat digunakan untuk tujuan 2019;19(1): 369-81.
screening dan surveilans.13 4. CDC. Typhoid fever [internet]. USA: Center
Keterbatasan uji Widal adalah sulit untuk for Disease Control and Prevention; 2020
diinterpretasikan kecuali jika sensitivitas dan [disitasi tanggal 3 November 2020]. Tersedia
spesifisitas untuk laboratorium tertentu dan dari: https://wwwnc.cdc.gov/travel/disease
populasi pasien diketahui. Selain itu, nilai uji s/typhoid.
Widal tergantung pada standarisasi dan 5. Sandra A, Bakker MI, Hatta M, Scheelbeek
pemeliharaan antigen untuk menghasilkan hasil PFD, Dwiyanti R, Usman R, et al. Risk factors
yang konsisten. Ji ka melakukan uji Widal di of typhoid infection in the Indonesian
daerah endemik tifoid mungkin terdapat hasil archipelago. PLos One. 2016;11(6): 1-14.
yang bermasalah karena pasien berulang kali 6. Pratama IGKY, Lestari AAW. Efektivitas
terpapar Salmonella typhi.15 tubex sebagai metode diagnosis cepat
Pada penelitian didapatkan hasil positif demam tifoid. ISM. 2015;2(1): 70-3.
dari uji Tubex sebanyak 48 pasien (77,4%), 7. Rachman YN. Karakteristik penderita
sedangkan hasil positif pada uji Widal didapatkan demam tifoid rawat inap anak di RSUD
26 pasien (41,9%). Dan terdapat hasil negatif Abdul Wahab Sjahranie Samarinda [skripsi].
palsu pada uji Widal sebanyak 23 kasus (37,1%). Surakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Hasil negatif palsu pada uji Widal dapat terjadi Muhammadiyah Surakarta; 2017.
jika sampel diambil terlalu dini atau terlambat 8. Bulawan SAA, Fadraersada J, Rijai L.
pada fase akut penyakit. Jika sampel diambil Karakteristik dan penggunaan antibiotik
terlalu cepat, yaitu <7 hari setelah onset, maka pada pasien demam tifoid di beberapa
belum ada antibodi yang terbentuk untuk rumah sakit di Samarinda periode 2015.
antigen H dan O, sehingga dapat menyebabkan Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-
hasil negatif palsu. Dalam pendekatan lain, 3; 2016 Apr 20-21; Samarinda. Kalimantan
pemberian awal antibiotik adalah salah satu Timur: Fakultas Farmasi Universitas
alasan penting yang dapat menyebabkan uji Mulawarman.
widal negatif palsu.17 9. Mustofa FL, Rafie R, Salsabilla G.
Simpulan Karakteristik pasien demam tifoid pada anak
Uji Widal yang dilakukan pada 62 sampel dan remaja. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi
menunjukkan hasil positif pada 26 pasien (41,9%) dan Husada. 2020;12(2):625-33.
hasil negatif pada 36 pasien (58,1%), sedangkan uji 10. Widyasari A. Pengaruh tirah baring terhadap
Tubex menunjukkan hasil positif pada 48 pasien nilai anti IgM Salmonella typhi pada pasien
(77,4%) dan hasil negatif pada 14 pasien (22,6%). tipoid di Rumah Sakit Haji Jakarta [skripsi].
Terdapat perbedaan bermakna antara hasil uji Widal
Jakarta: Universitas Muhammadiyah
dan uji Tubex pada pasien tifoid anak di RSUD Dr. A.
Dadi Tjokrodipo Kota Bandar Lampung. Jakarta; 2015.

5
Baridi AS, Khairun N, dan Merry IS | Perbedaan Hasil Uji WIdal dan Uji Tubex pada Anak dengan Demam Tifoid di RSUD Dr. A.
Dadi Tjokrodipo Kota Bandar Lampung

11. Karyanti MR. Pitfalls of laboratory 15. Bundalian R, Valenzuela M, Tiongco RE.
interpretation for infection. Dalam: IDAI, Achieving accurate laboratory diagnosis of
editor. Pitfalls in pediatric practices. Jakarta: typhoid fever: a review and meta-analysis of
Ikatan Dokter Anak Indonesia Cabang DKI TUBEX® TF clinical performance. Pathogens
Jakarta. hlm.1-12. and Global Health. 2019;113(7):297–308.
12. Khanna A, Khanna M, Gill KS. Comparative 16. Jamil KF. The comparison of the clinical
evaluation of tubex TF (inhibition magnetic symptoms of thypoid fever in adult patients
binding immunoassay) for typhoid fever in (tubex vs widal) in Banda Aceh, Aceh
endemic area. J Clin Diagn Res. 2015;9(11): Province, Indonesia. TMJ. 2017;4(1): 34-42.
14-7. 17. Hosoglu S, Bosnak V, Akalin S, Geyik MF,
13. Ley B, Thriemer K, Ame SM, Mtove GM, Ayaz C. Ealuation of false negativity of the
Seidlein LV, Amos ben, et al. Assessment widal test among culture proven typhoid
and comparative analysis of a rapid fever cases. J Infect Developing Countries.
diagnostic test (Tubex®) for the diagnosis of 2008;2(6):475-8.
typhoid fever among hospitalized children in
rural Tanzania. BMC Infectious Diseases.
2011;11:1-6.
14. Tarupiwa A, Tapera S, Zinyowera SM,
Gumbo P, Ruhanya V, Mugabe MG, et al.
Evaluation of TUBEX-TF and OnSite Typhoid
IgG/IgM Combo rapid tests to detect
Salmonella enterica serovar Typhi infection
during a typhoid outbreak in Harare,
Zimbabwe. BMC Research notes.
2015;8(50):1-4.

Anda mungkin juga menyukai