Anda di halaman 1dari 29

Journal Reading: Divisi PAS

Penyaji : Hajrin Pajri Asra


Pembimbing : Prof. dr. H. Munar Lubis, Sp.A(K)
Supervisor : Prof. dr. Chairul Yoel, Sp.A(K)
Prof. dr. H. Munar Lubis, Sp.A(K)
DR. dr. Rina A. C. Saragih, M.Ked(Ped), Sp.A(K)
DR. dr. Gema Nazri Yanni, M.Ked(Ped), Sp.A(K)
dr. Yunnie Trisnawati, M.Ked(Ped), Sp.A(K)
dr. Aridamuriany D. Lubis, M.Ked(Ped), Sp.A(K)
dr. Badai Buana Nasution, M.Ked(Ped), Sp.A(K)
dr. Indah Nur Lestari, M.Ked(Ped), Sp.A
DR. dr. Ririe Fachrina Malisie, Sp.A(K)
Latar Belakang Lebih dari 9 juta kasus
penyakit demam dan 110.000
kematian/tahun terkait tifoid

resistensi anti mikroba,


penyebab tingginya angka
penyakit tifoid

Kebersihan sanitasi dan akses


air bersih merupakan faktor
resiko dari tingginya angka
Mencegah Menghemat
demam tifoid
resistensi anggaran

Vaksin
Mengurangi
Mengurangi
angka
kematian
kesakitan
Vaksin Tifoid

Vaksin Polisakarida Vi Vi-rEPA, vaksin konjugat


Vaksin Ty21 Oral
parenteral tifoid (TCV)

Vaksin kurang - Vaksin tidak


immunogenik pada anak dilesensikan pada - Lebih baik pada anak,
kecil anak kecil (<6 tahun) namun tidak mendapat
- Anak sulit menelan izin di pasaran.
obat.
- Oktober (2017):
merekomndasikan TCV untuk
pengendalian demam tifoid
endemik dan epidemik.
-Desember (2017):
Tybar-TCV telah memenuhi
kualifikasi WHO
Metode Penelitian
Rendomisasi dan pengacakan

1:1

Di ambil 1000 Uji komponen Di ambil 500


sampel immunogenesitas sampel
Prosedur
Pengambilan Sampel Darah

Setelah Vaksin

Sempat tertunda
(pandemi)
Outcome:
Diskusi
Diskusi
Diskusi
Diskusi
Diskusi
Diskusi
Diskusi
Kesimpulan:

Hasil akhir dari uji coba terkontrol secara acak ini sesuai dengan hasil

publikasi analisis sementara. Tidak ada bukti berkurangnya perlindungan

selama periode 2 tahun. Temuan ini menambah dukungan lebih lanjut untuk

rekomendasi WHO tentang pengendalian demam enterik.


Kedokteran Berbasis Bukti (Evidence-Based Practice)
Pertanyaan klinis
apakah vaksin tifoid dibutuhkan pada daerah endemi tifoid
Component of foreground question (PICO)
Patient : pasien anak usia 9 bulan sampai 16 tahun
Intervention : vaksin TCV
Comparison : anak dengan tanpa TCV
Outcome : imunitas pasien
Metode penelusuran
Kami melakukan penelusuran dengan kata kunci “Efikasi Vaksin Tifoid”, “pada anak ”,
“Imunitas anak” pada mesin pencari pubmed. Kami memilih satu jurnal yang dapat
menjawab pertanyaan PICO tersebut dengan judul “Efficacy of typhoid conjugate
vaccine in Nepal: final results of a phase 3, randomised, controlled trial”

23
KAJIAN KRITIS KEDOKTERAN BERBASIS BUKTI ASPEK
DESKRIPTIF
• Apakah metode penelitian ini valid?
• Apakah pertanyaan penelitian dipaparkan dengan jelas? Apakah tujuan
penelitian dijelaskan secara adekuat?
Ya. Pertanyaan dan tujuan penelitian ini untuk menggambarkan karakteristik
klinis, lama rawatan, tingkat efikasi vaksin pada anak.
• Apakah desain penelitian ini? Bagaimanakah pengumpulan data dilakukan?
Apakah keterbatasan pengumpulan data?
Penelitian ini adalah studi Rendomize Control Trial dimana pengumpulan data
secara acak dengan double blind, namun lamanya waktu dan massa pandemi
penelitian menjadi mundur beberapa bulan.
 

24
• Bagaimanakah pemilihan sampel dilakukan? Apakah sampel dapat mewakili populasi?
Pemilihan sampel dilakukan dengan double-blind, acak secara individual, uji coba
terkontrol . Sampel dapat mewakili populasi karena sampel cukup besar.

• Apakah variabel yang diteliti dalam penelitian ini? Apakah terdapat hubungan antara
variabel yang diteliti? Apakah terdapat variabel perancu?
Variabel yang diteliti adalah usia, klinis tifoid, efikasi vaksin, lama rawatan, kultur darah,
jenis kelamin, Tidak dijumpai hubungan antara variabel bebas dan terikat. Tidak terdapat
variabel perancu .

• Apakah sampel cukup untuk memberikan hasil yang signifikan? Apakah dilakukan
analisis statistik?
Sampel pada penelitian ini sudah cukup besar, yaitu 20.019 sampel. Dan di analisis
dengan uji Poisson model regresi dan metode Kaplan-Meier.

25
• Apakah terdapat bias yang potensial?
Tidak. Tidak terdapat bias dalam pengumpulan data. Pengumpulan data
dilakukan dengan menggunakan pemeriksaan laboratorium (kultur darah)
klinis dan riwayat kultur darah poisiti tifoid (rekam medi)
 
• Apakah instrumen penilaian sesuai untuk menilai variabel yang diteliti?
Ya. Instrumen penilaian yang digunakan adalah data laboratorium dan rekam
medis

26
Apakah hasil penelitian ini penting?

1. Apakah hasil penelitian ini?


Hasil penelitian ini menunjukkan persentase dari setiap komponen yang
dinilai berdasarkan data demografi dan mengambarkan hasil klinis, pemeriksaan
intervensi selama penelitian, efikasi vaksin.

2. Apakah dijumpai signifikansi klinis atau statistik?


Secara klinis, hasil penelitian menunjukkan Ada perbedaan yang signifikan
dalam peningkatan Titer anti-Vi IgG dan IgA dari awal hingga hari ke-28 juga
mulai dari awal hingga 18 bulan pasca-vaksinasi di seluruh kelompok usia,
dengan peningkatan terendah pada kelompok usia termuda kelompok usia dan
Data penelitian ini dari 2 tahun masa tindak lanjut menunjukkan bahwa dijumpai
meningkatnya angka insiden demam tifoid pada populasi (342 kasus per 100.000
orang-tahun dalam kelompok MenA).

27
Apakah hasil penelitian ini dapat diaplikasikan dalam praktik sehari
hari?
• Ya. Hasil penelitian ini sesuai dengan kondisi praktik sehari-hari dari
segi usia, jenis kelamin, gejala klinis, pemeriksaan penunjung,
manajemen, serta status endemi tifoid di negara kita.

Kesimpulan
• Hasil penelitian ini valid, penting, dan dapat diaplikasikan dalam
praktik sehari-hari.

28

Anda mungkin juga menyukai